You are on page 1of 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hidrokarbon Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri

dari unsur atom karbon (C) dan atom hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik. Sebagai contoh, metana adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2n+2). Hidrokarbon dapat berbentuk gas (contohnya metana dan propana), cairan (contohnya heksana dan benzena), lilin atau padatan dengan titik didih rendah (contohnya paraffin wax dan naftalena) atau polimer polipropilena dan polistirena) (Feldwina, 2010). (contohnya polietilena,

2.2 Sumber Hidrokarbon Batuan induk hidrokarbon adalah suatu batuan yang mengandung unsur-unsur atau sisa-sisa jasad renik binatang laut atau air tawar maupun tumbuh-tumbuhan. Pada mulanya batuan diendapkan di laut dianggap sebgai satu-satunya batuan induk hidrokarbon. Namun saat ini, kenyataan telah membuktikan bahwa batuan yang mengandung unsur tumbuhan atau binatang air yang berasal dari darat dapat menghasilkan minyak bumi dalam jumlah yang besar. Pada umumnya minyak bumi yang berasal dari sisa tumbuhan dapat mempunyai kandungan lilin yang cukup besar dimana telah diyakinkan bahwa kandungan lilin tersebut berasal dari unsur-unsur organik atau tumbuhan yang mempunyai kandungan maceral eksinite. Maceral dari grup liptinite merupakan unsur yang penting dalam pembentukan hidrokarbon dan minyak bumi (Rahmawati, 2009).

2.3 Kereaktifan Hidrokarbon terhadap Uji NaOH, Asam Sulfat dan Bayer Pada reaksi dengan asam sulfat pekat, hidrokarbon tak jenuh mengalami reaksi adisi dengan H2SO4 pekat dingin. Produk yang dihasilkan adalah asam alkil sulfonat yang larut dalam H2SO4. Hidrokarbon tak jenuh dengan H2SO4 pekat tidak bereaksi, sedangkan alkuna dan senyawa aromatik bereaksi lambat. Pada reaksi dengan KMnO4 (uji Bayer), larutan KMnO4 mengoksidasi senyawa tak jenuh. Alkana dan senyawa aromatik umumnya tidak reaktif dengan KMnO4. Terjadinya reaksi ini ditandai dengan hilangnya warna ungu dari KMnO4 dan terbentuknya endapan coklat MnO4. Produk yang dihasilkan suatu glikol atau 1,2diol. Uji NaOH untuk hidrokarbon alkana yang merupakan hidrokarbon tak jenuh yang berasal dari aldehid dapat direaksikan dengan asetaldehid. Alkana dan hidrokarbon lainnya sukar larut dalam pelarut polar, tetapi lebih mudah untuk larut dalam pelarut non polar (Litiaz,dkk., 2009).

2.4 Teori Sampel 2.4.1 Benzena (C6H6) Benzena adalah zat yang volatil, tidak berwarna, merupakan cairan dari hidrokarbon yang mudah terbakar dan bau yang khas. Benzena digunakan dalam proses perindustrian senyawa seperti stirena (polistirena dan karet sintetis), fenol, sikloheksana (nilon), anilin, alkilbenzen (deterjen) dan klorobenzena. Dulunya benzena telah digunakan pada industri sepatu dan garmen sebagai pelarut karet alami. Benzena juga digunakan sebagai obat untuk pengobatan kelainan darah dan penyakit getah bening dan dalam kedokteran hewan sebagai disinfektan (Kirk-Othmer, 1998).

2.4.2 Heptana (C7H16) Heptana adalah cairan yang tidak berwarna, berbau seperti gasoline. Heptana digunakan sebagai pelarut dan dalam proses pemurnian petroleum. Heptana dapat mengganggu pernafasan yang mungkin juga terserap lewat kulit. Heptana dapat mengiritasi mata, hidung, tenggorokan, menyebabkan sakit

kepala, pusing, kehilangan kesadaran. Heptana juga mempengaruhi sistem saraf (New Jersey Department, 2004).

2.4.3 Pentana (C5H12) Pentana berwarna jernih, merupakan senyawa yang stabil. Pentana mempunyai titik beku pada suhu -130 oC dan titik didih 37 oC. Pentanan bertekanan uap 8,28 psi pada suhu 20 oC, bersifat tidak larut dalam air. Pentana mempunyai densitas sebesar 0,626 gr/ml (Andhostora, 2008).

You might also like