Professional Documents
Culture Documents
Sedangkan secara syari , para fukaha mendefinisikan hijrah sebagai: keluar dari darul kufur ke Darul Islam. (An-Nabhani, Asy-Syakhsiyyah al-Islmiyyah , II/276). Darul Islam dalam definisi di atas adalah suatu wilayah (negara) yang menerapkan syariat Islam secara total dalam segala aspek kehidupan dan yang keamanannya berada di tangan kaum Muslim. Sebaliknya, darul kufur adalah wilayah (negara) yang tidak menerapkan syariat Islam atau keamanannya bukan di tangan kaum Muslim, sekalipun majoriti penduduknya beragama Islam. Definisi hijrah semacam ini diambil dari fakta Hijrah Nabi s.a.w. sendiri dari Makkah (yang saat itu merupakan darul kufur) ke Madinah (yang kemudian menjadi Darul Islam). Walhasil, hijrah adalah momentum perjalanan menuju Daulah Islamiyah yang membentuk tatanan masyarakat yang baru, yakni masyarakat Islam. Hijrah telah mengubah kaum Muslim yang pada awalnya merupakan kelompok dakwah di bawah pimpinan Nabi Muhammad s.a.w. menjelma menjadi suatu umat yang memiliki kemuliaan, kedudukan, dan kekuasaan. Rasulullah s.a.w. pun akhirnya menjadi seorang penguasa (hakim) yang menjalankan pemerintahan dan kekuasaan berdasarkan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepadanya. Hijrah telah mengubah masyarakat Madinah yang terpecah-pecah dalam sejumlah kabilah menjadi satu umat dan satu negara di bawah kepemimpinan risalah yang dibawa oleh Rasulullah s.a.w. Hijrahlah yang menandai perubahan masyarakat Jahiliah menjadi masyarakat Islam yang memiliki peradaban yang luhur karena diliputi oleh nilai-nilai dan hukum-hukum Allah. Dengan demikian, dengan Hijrah, kekufuran lenyap digantikan oleh keimanan; kejahilan musnah tertutup cahaya Islam; darul kufur terkubur oleh Darul Islam; dan masyarakat Jahiliah pun berubah menjadi masyarakat Islam. Walhasil, melihat fakta hijrah Rasulullah s.a.w. di atas, sejatinya kita dapat menangkap makna hakiki dari peristiwa tersebut. Makna hakiki hijrah Rasulullah s.a.w. tidak lain adalah berpindah dari sistem Jahiliah ke sistem Islam. Hijrah semacam inilah yang juga sejatinya harus dilakukan kembali oleh kaum Muslim saat ini, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah s.a.w. dan kaum Muslim pada masa lalu. Itu tidak lain harus dilakukan dengan cara mengubah negeri-negeri Muslim saat ini yang berada dalam kongkongan sistem kufur, yakni sistem kapitalis-sekular, lalu membentuk satu negara, yakni Daulah Islamiyah atau Khilafah Islamiyah. Hijrah: Momentum Kebangkitan Islam Hijrah Rasulullah s.a.w. ke Madinah boleh dikatakan merupakan momentum kebangkitan Islam yang selama 13 tahun diperjuangkan oleh beliau di Makkah. Tidak dipungkiri, pasca Hijrahlahyang segera diikuti dengan pembentukan Daulah Islamiyah di MadinahIslam mengalami perkembangan luar biasa. Bahkan, hanya dalam kurun waktu 10 tahun kepemimpinan Rasulullah s.a.w. di Madinah, Islam telah tersebar di seluruh Jazirah Arab; seluruh Jazirah Arab sekali gus berada dalam kekuasaan pemerintahan
Islam pimpinan Rasulullah s.a.w. Inilah yang diabadikan oleh Allah SWT dalam al-Quran: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Kamu melihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. (QS an-Nashr : 55).