You are on page 1of 1

Benson Ralph C, Pernoll Martin L. Buku saku obsetri dan ginekologi edisi 9. Tahun Penerbit buku kedokteran EGC.

2009. Hlm 16-7. Agenesis Agenesis vagina, yang juga dikenal sebagai Rokitansky sequence, diyakini terjadi akibat kegagalan duktus Mulleri bersatu dengan bagian posterior sinus urogenital dan seringkali disertai dengan tidak adanya uterus dan tuba uterina. Defek pada saluran kemih (45%) dan tulang belakang (10%) sering terjadi, disamping terdapat gangguan pendengaran. Pada pemeriksaan, terlihat cekungan tempat seharusnya terdapat pembukaan himen, dan genitalia eksterna lainnya tampak normal. USG biasanya menegaskan ketiadaan atau ketidaksempurnaan genitalia interna dengan ovarium normal. Hampir semua pasien mempunyai kariotipe 46,XX, tetapi pseudohermafrodit pada laki-laki harus disingkirkan dengan pencatatan kariotipik. Terapi agenesis vagina adalah dengan membuat vagina ketika pasien menginginkan aktivitas seksual. Tindakan ini dapat dilakukan tanpa pembedahan dengan meminta pasien menggunakan serangkaian alat pelebar (dilator) dengan ukuran yang bertambah besar secara progesif untuk menghasilkan tekanan konstan pada cekungan, tempat seharusnya terdapat himen, selama 20-30 menit setiap hari selama beberapa bulan. Jika tindakan ini tidak berhasil, vagina dapat dibuat dengan pembedahan. Agenesis vagina parsial, yang biasanya hanya pada sepertiga bagian bawah, diyakini terjadi akibat kegagalan epitel sinus urogenital menembus vagina pada kehamilan 4-5 bulan. Vagina bagian atas, uterus, dan tuba normal. Pemeriksaan rektum dapat menunjukkan vagina bagian atas yang membesar (terutama pada pasca menarke), dan dapat dijumpai kelainan ginjal. Terapi agenesis vagina parsial mengharuskan adanya drainase vagina bagian atas yang terobstruksi, biasanya dengan membuat vagina bagian bawah.

You might also like