You are on page 1of 16

ISSN 0215 - 8250

57

PENGEMBANGAN MODEL SIMULASI KOMPUTER BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME SEBAGAI INOVASI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PENGUBAH MISKONSEPSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMU oleh IBP. Mardana Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2002/2003 di SMUN 4 Singaraja. Tujuan penelitian adalah untuk (1) mengembangkan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme sebagai inovasi teknologi pembelajaran pengubah miskonsepsi pada pembelajaran fisika di SMU, khususnya pada pokok bahasan sinar katoda dan atom hidrogen, dan (2) menguji keunggulan komparatif model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme sebagai teknologi pembelajaran penggubah miskonsepsi dengan model pembelajaran konvensional dalam hal menurunkan miskonsepsi dan meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Penelitian quasi eksperimen ini menggunakan rancangan non equivalent pre-test pos test control group design. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas II SMUN 4 Singaraja. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah (1) test diagnostic, (2) tes hasil belajar, dan (3) lembaran observasi. Data penelitian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pengembangan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme dikarakterisasi oleh pengakomodasian model belajar siklis ke dalam program pembelajaran berbantuan komputer sebagai strategy of conceptual change, (2) model pembelajaran berbantuan simulasi komputer lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional (p=0,05) dalam hal menurunkan miskonsepsi dan meningkatkan hasil belajar siswa Kata kunci : simulasi komputer, konstruktivisme, miskonsepsi, hasil belajar.

_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250 ABSTRACT

58

This study was conducted in academic year 2002/2003 at SMUN 4 Singaraja. The aims of the study were (1) developing computer simulation model with constructivism oriented as innovation of teaching technology of misconception change for enhancing physic achievement of SMU students specifically in subject matter of cathode ray and hydrogen atom, and (2) verifying the comparative advantage of computer simulation model with constructivism oriented as teaching technology of conceptual change with conventional teaching model in terms of decreasing students misconception and improving students achievement in Physics. This quasi experiment research used non-equivalent pretest post-test control group design. The population was all of the second year students of SMUN 4 Singaraja. The sample determined through cluster random sampling technique. The instrument used were diagnostic test, achievement test, and observation sheet. The data were analyzed quantitatively and qualitatively. The result of study showed that (1) innovation of computer simulation model with constructivist oriented was characterized by accommodating cycling learning model into teaching programmed with computer aided as strategy of conceptual change, (2) teaching model with computer simulation was significantly better than conventional teaching model (p=0.05) in terms of decreasing misconception and improving students achievement. Key words: computer simulation, constructivism, misconception, achievement.

1. Pendahuluan Sampai saat ini, pembelajaran fisika di tingkat SMU belum memberikan hasil yang optimal karena masih rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor yang ditengarai menjadi penyebab rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa adalah masalah miskonsepsi (Sadia, 1996; Riche, 2000). Miskonsepsi merupakan konsep/gagasan awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah (Berg, 1991). Pembelajaran konsep yang tidak memperhatikan konsep awal siswa akan membuat miskonsepsi siswa semakin kompleks dan cendrung bertahan sehingga dapat mengontaminasi hasil belajar yang dicapai siswa.
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

59

Berbagai pendekatan pembelajaran fisika telah dikembangkan sebagai strategi pengubah konsep fisika siswa untuk mengarahkan konsepsi awal siswa menjadi konsep ilmiah melalui discovery learning lewat kegiatan laboratorium. Namun demikian, tidak semua konsep-konsep fisika dapat diajarkan dengan kegiatan eksperimen di laboratorium karena keterbatasan alat. Komputer sebagai salah satu produk teknologi dapat dimanfatkan sebagai sarana laboratorium dalam merancang kegiatan pembelajaran fisika dengan model simulasi komputer (Nachmias, 1990, Redish, 2000, Soeprapto, 1993). Namun, hasil observasi awal terhadap pembelajaran yang berhubungan dengan pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran di SMU menunjukkan bahwa guru fisika dan pihak sekolah merasa kesulitan menemukan program komputer yang dapat digunakan guru sebagai perangkat ajar fisika berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika di SMU (Mardana, 1996). Guru fisika kesulitan dalam mengembangkan software pembelajaran fisika berbantuan komputer yang interaktif, user friendly, dan efektif digunakan sebagai strategy of conceptual change untuk menghilangkan miskonsepsi siswa. Atas dasar ini, perlu diadakan suatu penelitian untuk mengembangkan software model simulasi komputer konstruktivis sebagai teknologi pembelajaran pengubah miskonsepsi, sekaligus menguji keunggulan komparatifnya dalam menurunkan miskonsepsi dan meningkatkan hasil belajar. Masalah yang akan ditelusuri jawabannya dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. (1) Bagaimanakah karakteristik model simulai komputer berorientasi konstruktivisme sebagai teknologi pembelajaran pengubah miskonsepsi?. (2) Apakah penerapan model simulasi komputer yang berorientasi konstruktivisme sebagai teknologi pembelajaran pengubah miskonsepsi memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan model pembelajaran biasa dalam menurunkan miskonsepsi siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa? Hasil penelitian diharapkan memberi kontribusi kepada para praktisi dan teoretisi pendidikan fisika dalam rangka pengembangan pembelajaran fisika yang lebih dinamis. Dasar pijakan penelitian ini adalah filosofi konstruktivisme yang mengatakan bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran pebelajar. Belajar
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

60

bermakna akan terjadi melalui proses refleksi dan resolusi konflik. Hal ini akan menuntut adanya pergeseran yang tajam dalam persepektif bagi individu yang berdiri di muka kelas sebagai guru dari seorang yang mengajar menjadi seorang fasilitator atau menjadi mediator yang kreatif dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian terdahulu (Stead, 1980; Anderso, 1981, Osborne, 1993, dalam Sadia, 1996) menyatakan bahwa pebelajar ternyata sudah mempunyai gagasan awal tentang peristiwa alamiah sebelum mereka mendapat pelajaran fisika, yang sebagian besar masih berlabel miskonsepsi. Gagasan-gagasan awal ini pada umumnya bersifat bertahan (resistant) dan memberi pengaruh yang sangat kuat dalam proses konstruksi pengetahuan pada diri pebelajar (Berg, 1991; Kearney, 2001). Implikasi pengetahuan awal dalam pembelajaran adalah bahwa pengajar hendaknya memperhatikan pengetahuan awal pebelajar. Mengajar merupakan proses untuk mengubah pengetahuan awal pebelajar yang masih berlabel miskonsepsi menuju pengonstruksian konsep ilmiah. Berbagai pendekatan pembelajaran telah dikembangkan sebagai strategi pengubah konsep fisika siswa (strategy conceptual change). Namun, setiap strategi pembelajaran yang dikembangkan sifatnya selalu situasional dan konstekstual. Mengingat tidak semua materi ajar fisika SMU dapat dibuat realita fisis melalui kegiatan eksperimen di laboratorium, maka perlu diupayakan suatu bentuk perangkat ajar fisika alternatif sebagai sarana untuk memvisualisasikan konsep yang masih abstrak dalam pikiran siswa melalui model simulasi komputer (Soeprapto, 1993; Redish, 1993). Model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme yang dikembangkan dalam penelitian ini merupakan perwujudan model simulasi komputer yang bertolak dari kerangka acuan kognitif konstruktivisme. Karakteristik model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme adalah (1) mengandung entity berupa proses, peralatan, dan sistem fisis yang diformalisasi ke dalam suatu model kemudian diimplementasikan kedalam program komputer. (2) mengandung tujuan pembelajaran yang mencakup pengetahuan konseptual dan operasional, (3) mengakomodasi gagasan-gagasan awal (prior knowledge) dalam komputer, (4) mengelisitasi proses belajar spesific,
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

61

seperti berhipotesis dan menguji hipotesis, dan meng-counter miskonsepsi dengan bantuan simulasi komputer, (5) menyediakan aktivitas belajar, seperti memanipulasi model, dan (6) memberi perluasan dalam belajar (extension), seperti latihan problem solving guna memantapkan konstruksi konsep pada diri siswa (Gatto, 1993; Eylon, 1996). Implementasi model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme sebagai strategi pengubah miskonsepsi dapat dilakukan melalui tiga tahapan pembelajaran, yakni tahapan exsploration, tahapan invention, dan tahapan extention (Dwyer, 1997). Model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme sebagai teknologi pembelajaran pengubah miskonsepsi yang diterapkan dalam pembelajaran fisika akan menjembatani gagasan awal siswa yang sebagian besar masih berlabel miskonsepsi menuju pembentukan konsep yang ilmiah. Simulasi komputer cukup menjanjikan digunakan sebagai alat untuk meremidi miskonsepsi pada diri siswa (Riche, 2000). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Carisen and Andre (1992), Bernhard (2000), Nachmias et. al. (1990), dan Zeitsman dan Hewson (1986) menunjukkan bahwa penerapan simulasi komputer dalam pembelajaran fisika dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih baik terhadap konsep-konsep fisika. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian bahwa model pembelajaran dengan simulasi komputer yang berorientasi konstruktivisme sebagai teknologi pembelajaran pengubah miskonsepsi lebih baik dalam hal (1) menurunkan miskonsepsi dan (2) meningkatkan hasil belajar fisika siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. 2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment yang menggunakan non-equivalen pre-test post-test control group design (Tuckman,1999). Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas II SMU Negeri 4 Singaraja. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian meliputi (1) prior knowledge dan miskonsepsi dikumpulkan dengan tes
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

62

diagnostik, (2) running program model simulasi komputer dikumpulkan dengan pedoman observasi, dan (3) hasil belajar dikumpulkan dengan tes hasil belajar. Analisis data dilakukan secara statistik dan nonstatistik. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Hasil Pengembangan Model Simulasi Komputer Desain simulasi komputer yang dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman Delphi ver 6.0 berisikan beberapa tampilan, yakni (1) tampilan muka, (2) tampilan menu, dan (3) tampilan substansi program pembelajaran materi fisika. Tampilan muka merupakan program awal, yaitu user akan memulai (run), membatalkan (cancel), dan mengakhiri (exit) program simulasi komputer. Bila icon run di -enter atau di- click, maka secara otomatis akan ditayangkan tampilan program pembelajaran materi fisika. Ada tiga aspek tampilan yang dikemas pada bagian ini, yakni (1) tampilan tes penguasaan konsep/miskonsepsi. (2) tampilan program pembelajaran, dan (3) tampilan tes hasil belajar. Tampilan tes penguasaan konsep/miskonsepsi dimaksudkan untuk menjaring variasi konsepsi awal siswa. Tampilan program pembelajaran merupakan tampilan interaksi, berisikan content materi fisika. Pada bagian akhir dari tampilan substansi materi ajar fisika adalah tampilan tes hasil belajar fisika. Untuk mengoptimalkan pembelajaran dengan model simulasi komputer dalam membantu siswa merekonstruksi konsep sainsnya, tampilan substansi materi fisika dirancang menurut siklus tertentu, seperti pada Gambar 1. Mula-mula siswa memasuki simulasi program pembelajaran mulai dari tampilan penguasaan konsep. Siswa disilahkan untuk memberikan respon pada semua permasalahan konseptual fisis yang diajukan, sesuai dengan konsep awalnya. Selanjutnya, siswa diperkenankan untuk masuk ke tampilan simulasi program pembelajaran secara langsung. Selama berada pada tampilan program pembelajaran, siswa dibimbing untuk mengeksplorasi sistem dengan bantuan LKS sehingga siswa dapat membangun konsep sainsnya secara aktif. Bila dalam proses negoisasi/diskusi, siswa memutuskan untuk keluar dari tampilan pembelajaran, maka program
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

63

komputer secara otomatis masuk ke tampilan penguasaan konsep untuk menguji kembali tingkat penguasaan konsep siswa. Siswa diperkenankan masuk ke tampilan tes hasil belajar bila jawaban benar yang diberikan sebesar 55-100%, namun bila lebih kecil dari 55%, program akan kembali ke tampilan program pembelajaran. Siswa yang berhasil masuk ke tampilan tes hasil belajar dipandang sudah memiliki pemahaman konsep yang cukup memadai. Kemampuan siswa dalam menerapkan konsep untuk memecahkan persoalan fisika yang terdapat pada tampilan tes hasil belajar, akan menentukan apakah siswa dapat keluar ( exit) dari program pembelajaran atau tidak. Bila nilai akumulasi yang diperoleh sebesar 055%, program secara otomatis kembali ke tampilan penguasaan konsep. Hal ini terjadi karena pemahaman siswa dianggap masih lemah secara konseptual (miskonsepsi) sehingga perlu untuk ditingkatkan lagi. Tetapi bila nilai yang diperoleh sebesar 55-85%, siswa akan dibawa ke tampilan program pembelajaran dengan maksud untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan penerapan konsep pada persoalan fisika. Siswa yang sudah mencapai nilai >85% diperkenankan untuk keluar dari program, kembali ke tampilan menu. Hal ini berarti bahwa siswa dipandang sudah mengalami proses belajar secara bermakna. Tes Penguasaan konsep/Miskonsepsi 55-100% ? <55%

Simulasi Program Pembelajaran Test Hasil Belajar 0 55% ?


_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004

55 %- 85%

ISSN 0215 - 8250 >85% Belajar Bermakna Gambar 1. Siklus Aliran Simulasi Program Pembelajaran

64

3.2 Hasil Uji Komparasi Model Pembelajaran Dalam penelitian ini diimplementasikan dua model pembelajaran, yakni: (1) model pembelajaran dengan simulasi komputer berorientasi konstruktivisme pada kelas eksperimen, dan (2) model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Sebelum pembelajaran pokok bahasan sinar katoda dan atom hidrogen, siswa kelas II pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sudah memiliki gagasan-gagasan awal yang berlabel miskonsepsi berkaitan dengan materi fisika sinar katoda dan atom hidrogen. Misalnya, sebagian besar siswa mengonsepsi bahwa perpendaran hijau yang timbul di anoda adalah sinar katoda itu sendiri. Pedahal,sinar hijau itu merupakan efek interaksi antara sinar katoda danbung kaca. Demikian juga dalam pembelajaran atom hidrogren dan inti atom. Beberapa siswa mengonsepsi model atom Bohr, bahwa elektron dalam atom bergerak dalam bentuk lingkaran dengan lintasan yang dapat berpindah-pindah secara bebas. Namun, setelah pembelajaran, terjadi penurunan proporsi jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi, baik di kelompok eksperimen maupun di kelompok kontrol. Hasil analisis deskriptif terhadap data penurunan siswa yang mengalami miskonsepsi dirangkum pada Tabel 1. Tabel 1. Rerata Persentase Penurunan Proporsi Siswa yang Mengalami Miskonsepsi Pokok bahasan Sinar katoda, sinar X dan Laser Atom Hidrogen dan Inti Atom Eksperimen 51,50 % 52,80 % Kontrol 34,20 % 36,25 %

_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

65

Di pihak lain, analisis deskriptif terhadap skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tes hasil belajar dirangkum pada Tabel 2.

_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250 Tabel 2. Rangkuman Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa Pokok bahasan Sinar Katoda Atom H Eksperimen Pre 46,7 64,5 Pos 65,7(cukup) 81,0 (baik) Gain score 19,0 16,5 Pre 44,2 60,9 Kontrol Pos 56,8(cukup) 73,0(baik) Gain score 12,6 12,1

66

Untuk melihat keunggulan komparatif model pembelajaran dengan simulasi komputer berorientasi konstruktivisme dalam menurunkan miskonsepsi, dilakukan uji hipotesis-1. Pengujian hipotesis-1 dilakukan dengan uji-Z, mengingat datanya bersifat proporsional. Uji prasyarat normalitas data kedua sampel memberikan hasil hitung < tabel. Artinya, data berdistribusi normal. Rangkuman uji-Z terhadap rata-rata penurunan persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi ada pada Tabel 3. Tabel 3. Uji Z Data Persentase Penurunan Miskonsepsi Pokok bahasan Sinar Katoda Atom Hidrogen Z hitung 1,66 1,69 Z tabel (0,45) 1,64 1,64 Keterangan Z hitung > Z tabel Z hitung > Z tabel

Dari Tabel 3 tampak bahwa nilai Z hitung > Z tabel. Artinya, model pembelajaran dengan simulasi komputer yang berorientasi konstruktivisme sebagai teknologi pembelajaran pengubah miskonsepsi lebih baik secara signifikan (p=0,05) dalam menurunkan miskonsepsi siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Untuk menguji keunggulan komparatif model pembelajaran dengan simulasi komputer berorientasi konstruktivisme dalam meningkatkan hasil belajar siswa, dilakukan uji statistik terhadap gain score hasil belajar siswa. Pengujian prasyarat normalitas dan homogenitas data kedua sampel memberikan hasil h < t dan Fh < Ft. Artinya, data berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, uji
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

67

hipotesis dilakukan dengan uji t satu ekor. Rangkuman hasil analisis uji-t gain score hasil belajar yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti tampak pada Tabel 4. Tabel 4. Rangkuman Analisis Uji-t Gain Score Hasil Belajar Pokok bahasan Sinar katoda Atom Hidrogen t hitung 2,32 1,88 t tabel 1,66 1,66 Keterangan P=0,05 p=0.05

Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika t hitung > t tabel . Bertolak dari hasil analisis uji-t gain score hasil belajar pada Tabel 4, diperoleh bahwa harga t hitung > t tabel (p=0,05). Hal ini berarti bahwa model pembelajaran dengan simulasi komputer yang berorientasi konstruktivisme sebagai teknologi pembelajaran pengubah miskonsepsi lebih baik secara signifikan (p=0.05) dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. 3.3 Pembahasan Dalam penelitian ini, telah berhasil dikembangkan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme sebagai inovasi teknologi pembelajaran pengubah miskonsepsi. Karakteristik model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme dicirikan oleh pengakomodasian model belajar siklis ke dalam program pembelajaran berbantuan komputer sebagai strategy of conceptual change, sehingga dapat (1) mengeksplorasi gagasan awal sisa, (2) membantu mengkonstruksi dan merekonstruksi konsep siswa, dan (3) memperluas penguasaan konsep siswa. Penerapan pembelajaran dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme di kelas eksperimen yang dirancang berdasarkan konsepsi awal siswa telah terbukti mampu menurunkan persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada pokok bahasan sinar katoda dan atom hidrogen. Demikian juga pembelajaran di kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional juga
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

68

cukup mampu menurunkan persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi. Proporsi penurunan miskonsepsi di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan di kelas kontrol. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme relatif lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional. Hasil uji hipotesis-1 secara statistik, memberikan Zhitung > Z tabel. Hal ini berarti bahwa, pada taraf signifikansi 5%, model pembelajaran dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional dalam menurunkan proporsi jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada pokok bahasan sinar katoda dan atom hidrogen di kelas II SMUN 4 Singaraja. Signifikansi perbedaan penurunan miskonsepsi siswa ini diakibatkan oleh siswa dapat mengabstraksi fenomena fisis yang sulit diamati secara konkret. Penggunaan simulasi komputer berorientasi konstruktivisme menyebabkan pembelajaran tidak terjadi seperti penuangan air ke dalam gelas karena siswa didorong untuk mengonstruksi sendiri pengetahuan sainnya melalui negoisasi interaktif yang disediakan komputer. Temuan ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Nachmias (1990) dan Mardana (1996) bahwa pembelajaran dengan simulasi komputer cukup efektif untuk menurunkan tingkat miskonsepsi siswa. Tampilan yang interaktif dan dapat diulang akan sangat membantu siswa dalam membangun konsep sainsnya karena siswa dapat melakukan pengamatan secara berulang-ulang terhadap konsep yang sama. Tentu hal ini akan membantu siswa memahami konsep secara mendalam. Meskipun kedua model pembelajaran ini dapat menurunkan jumlah siswa yang miskonsepsi, namun dalam penelitian ini juga teridentifikasi beberapa miskonsepsi yang sangat resistant. Misalnya, setelah pembelajaran, masih ada siswa yang mengemukakan konsep terjadinya laser dengan menstabilkan atom yang tidak stabil sehingga dipancarkan gelombang elektromagnetik. Setelah penerapan model pembelajaran dengan simulasi komputer di kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional di kelas kontrol, teramati adanya peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa. Rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa di kelas eksperimen pada pokok bahasan sinar katoda dan atom
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

69

hidrogen sebesar 65,7 dan 81,0, sedangkan di kelompok kontrol sebesar 56,8 dan 73,0. Daya serap dan ketuntasan belajar yang dicapai siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol masih lebih rendah dibandingkan tuntutan kurikulum. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa di kelompok eksperimen belum optimal karena ketuntasan belajar yang dicapai siswa relatif masih lebih rendah dibandingkan tuntutan kurikulum (85%). Tidak optimalnya hasil belajar yang diperoleh siswa sebagian disebabkan oleh relatif rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan fisis yang membutuhkan perhitungan matematik akibat terbatasnya waktu yang tersedia untuk latihan soal-soal. Bila dilihat peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol, ternyata ada perbedaan gain score antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Besarnya gain score yang dicapai siswa di kelas eksperimen relatif lebih tinggi dibandingkan dengan di kelas kontrol. Melalui pengujian secara statistik terhadap perbedaan gain score di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan analisis uji-t satu ekor, ternyata diperoleh hasil thitung > ttabel. Ini berarti, model pembelajaran menggunakan simulasi komputer berorientasi konstruktivisme lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sinar katoda dan atom hidrogen di kelas II SMUN 4 Singaraja. Peningkatan hasil belajar siswa yang tinggi dengan model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme pada pokok bahasan sinar katoda dan atom hidrogen tidak terlepas dari hasil sebelumnya, yaitu adanya penurunan proporsi jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi. Penurunan miskonsepsi siswa mengindikasikan bahwa konsep-konsep fisis telah terkonstruksi dengan baik di kepala siswa, sehingga memudahkan siswa dalam memecahkan persoalanpersoalan fisika secara matematis. Di samping itu, dengan simulasi komputer, siswa dapat melihat realitas fisis suatu kejadian yang susah diamati dengan percobaan sederhana di laboratorium. Fasilitas latihan soal fisika yang bersifat interaktif pada komputer mendorong minat dan motivasi siswa secara intrinsik untuk mendalami konsep-konsep fisika yang sedang dibahas. Temuan yang
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

70

diperoleh dalam penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yasa (1995), Mardana (1996), Gatto (1993), Kearney (2001), dan Richie (1997) yang menunjukkan bahwa strategi pembelajaran dengan model simulasi komputer dapat meningkatkan hasil belajar fisika secara signifikan. 4. Penutup Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan. (1) Karakteristik model simulasi komputer berorientasi konstruktivisme diwarnai oleh pengejawantahan model belajar siklis kedalam program pembelajaran berbantuan komputer sebagai strategy of conceptual change; (2) Model pembelajaran dengan simulasi komputer yang berorientasi konstruktivisme sebagai teknologi pembelajaran pengubah miskonsepsi lebih baik dalam hal menurunkan miskonsepsi dan meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, disarankan agar guru-guru fisika dapat memanfaatkan software konstruktivis yang telah dirancang dalam penelitian ini sebagai media pembelajaran yang interaktif dalam meng-counter miskonsepsi siswa.

DAFTAR PUSTAKA Bernhard. 2000. Using Microcomputer Based Laboratory to Promote Conceptual Change in Mechanics among Preservice Teachers and Engineering Studens. Unpublish Research. Linkopings University Sweden. Berg. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga: Univ. Satya Lencana. Carisen & Andre.1992. Use of A Microcomputer Simulations and Conceptual Change Text to Overcome Students Preconceptions About Electric Circuit . Journal of Computer-Based Instruction, 19, 105-109. Dwyer. 1997. Simulations in the Learning Cycle: A Case Study Involving Exploring the Nardoo. University of Alabama

_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

71

Eylon, et.al. 1996. Computer Simulation as Tool for Teaching and Learning. Using a Simulation Environment in Optics. Journal of Science Education anf Technology. Gatto. 1993. The Use of Interactive Computer Simulations in Training . Australian Journal of Educational Tecnology, 9(2) 144-156. Henriques. 1997. Constructivist Teaching and Learning. California State University. Joolingan. 1994. Using Computer Simulations for Learning. Faculty of Eduacational Science and Technology. University of Twente. Kearney. 2001. Constructivism as a Reference in The Design and Development of A Computer Program Using Interactive Digital Video to Enhance Learning in Physics. Australian Journal of Educational Technolgy,17(1), 64-79. Mardana.1996. Inovasi Pendekatan Keterampilan Proses dengan Bantuan Simulasi Komputer Dalam Pembelajaran Fisika Modern di Sekolah Menengah Umum Negeri Singaraja. Laporan Penelitian, STKIP Singaraja Nachmias et.al. 1990. A Microcomputer-Based Diagnostic System for Identifying Students Conception of Heat and Temperature. International Journal Redish. 1993. What can a Physics Teacher Do With a Computer . Robert Resnick Symposium RPL, Troy NY, May, 1993. Richie et. 1997. Using Computer Based Labs and Simulations in High School Science. Australian Journal of Educational Technology, 9(2) 144-156. ------------.2000. Strategies for Assisting Students Overcome Their Misconception in High School Physics. University of Newfoundland Education 63-90. Sadia, I Wayan. 1996. Pengembangan Model Belajar Konstruktivism dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama. Disertasi. PPS IKIP Bandung. Squires, D. 1993. Educational Software for Constructivist Learning Environment. Educational Technology, 39(3) 4854 Soeprapto. 1993. Fisika Komputasi. ITB. Bandung. Tuckman, B. W. 1999. Conducting Educational Research. Fifth edition. New York Harcourt Brace College Publisher.
_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004

ISSN 0215 - 8250

72

Yasa. 1995. Strategi Pembelajaran Konsep Dinamika Partikel Melalui Pendekatan Pemodelan Simulasi Komputer Di SMA Laboratorium Singaraja. STKIP Singaraja. Zeitzman, A.l., & Hewson, P.W.1986. Effect of Instruction Using Microcomputers Simulations and Conceptual Change Strategies on Science Learning . Journal of Research and Science Teaching.

_____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVII Oktober 2004

You might also like