You are on page 1of 26

Kasus Skenario 1

Welcome and goodbye Mr.X

Mr X adalah seorang penumpang pesawat yang baru datang dari


Negara China di bandara Ngurah Rai. Pada saat itu WHO telah mengumumkan bahwa sudah terjadi wabah Avian Influenza di China sesuai dengan laporan kejadian kasus oleh pemerintah China ke WHO. Untuk mengantisipasi kondisi ini maka para petugas bandara wajib melakukan pemeriksaan bagi penumpang yg datang dari luar negeri sesuai dengan regulasi kesehatan Internasional. Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemantauan suhu tubuh penumpang dengan menggunakan thermal scanner yg dipasang di ruang kedatangan luar negeri dan pemberian Health Alert Card (HAC) kepada seluruh penumpang kemudian terhadap kemudian terhadap pesawatnya

dilakukan desinfeksi

Dari screening suhu tubuh, didapati suhu Mr X lebih dari 38 derajat celcius dimana satu minggu sebelumnya berkunjung ke daerah terjangkit. Mr.X dibawa petugas bandara ke ruang karantina untuk dilakukan anamnesa dan pemeriksaan lebih lanjut oleh petugas yang menggunakan APD lengkap. Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa Mr X harus dirujuk ke RS Sanglah sebagai suspek. Di RS Sanglah dilakukan pemeriksaan darah dan dinyatakan positif dan dilakukan isolasi, karena kondisi penyakitnya memburuk maka Mr X tidak tertolong jiwanya. Oleh petugas RS kemudian dilakukan pemulasaraan jenazah sesuai penanganan pasien penyakit flu burung. Selain itu petugas RS juga melaporkan kondisi kepada Dinas Kesehatan Provinsi untuk dilakukan surveilance epidemiologi dan penanganan pencegahan penularan melalui unggas. Selanjutnya Dinkes melakukan pelaporan dan diseminasi informasi.

TERMINOLOGI
1. Wabah : Berjangkitnya suatu penyakit menular dalam

masyarakat, meningkat secara nyata melebihi keadaan yang lazim pada waktu
dan daerah tertentu yang menimbulkan malapetaka. 2. Thermal Scanner dari luar negeri. : Alat pendeteksi suhu tubuh penumpang yang datang

3.

Health Allert Card

(HAC) : Kartu yang

diberikan kepada tersangka

penyakit karantina dan atau mempunyai riwayat kontak penderita dengan maksud bila orang tersebut menderita atau menunjukkan gejala atau tanda penyakit karantina agar mudah dilakukan tindakan kekarantinaan. 4. APD : Alat-alat perlindungan diri yaitu alat-alat yang mampu melindungi penggunanya dari bahaya saat melakukan pekerjaan serta melindungi dari penularan penyakit.

5. Desinfeksi

: Tindakan membunuh mikroorganisme patogen (bentuk

vegetatif, tidak termasuk endospora bakteri) dengan menggunakan desinfektan pada benda mati. 6. Karantina inkubasi. 7. Surveilance Epidemiologi : Kegiatan analisis secara sistematis dan : Pembatasan dan pemisahan orang sehat yang dicurigai

terpajan kasus penyakit menular untuk mencegah penyebaran selama masa

terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan


kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan atau penularanpenyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.

8. Diseminasi Informasi

: Penyebarluasan informasi surveilance

kepada pihak yang berkepentingan agar dapat dilakukan aksi secara cepat dan tepat. 9. IHR untuk : Suatu peraturan internasional yang ditetapkan WHO mencegah dan menanggulangi penyebaran penyakit

antarnegara.
10. Suspek : Orang yang dicurigai atau dianggap telah mengalami

kemungkinan tertularnya suatu penyakit karantina dan dapat

menularkan penyakit ke orang lain.

11. Isolasi

: pemisahan orang sakit, bagasi, kontainer, alat angkut

atau barang bawaan lainnya yg terkontaminasi dengan maksud untuk mencegah penularan atau penyebaran penyakit atau

kontaminasi.
12.Daerah Terjangkit : Lokasi tertentu dimana direkomendasikan berbagai tindakan sesuai dengan IHR.

13.Screening adalah cara untuk mengidentifikasipenyakit yang belum


tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin

menderita penyakit dengan orang mungkin tidak menderita


penyakit.

1. WHO mengumumkan wabah Avian Influenza di China, apa yang harusnya dilakukan pihak bandara Internasional Ngurah Rai dan

kenapa hal tersebut perlu dilakukan?


Pelaporan ke KKP KKP menyiapkan alat thermal scanner dan HAC serta mencari tahu jadwal rencana kedatangan pesawat dari luar negeri

Petugas karantina kesehatan naik ke pesawat dengan APD untuk membagikan HAC
dan melakukan thermal scanner Mengidentifikasi tiap-tiap penumpang Dilakukan tindakan desinfeksi pesaw Tujuan tindakan tsb adalah untuk mencegah masuknya penyakit menular.

2. Kapan dilakukan pemeriksaan thermal scanner ? Dilakukan pada saat terjadinya suatu wabah penyakit menular potensial wabah di luar negeri yang telah diumumkan secara resmi oleh WHO. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencegah masuknya penyakit menular tersebut ke dalam negeri melalui penumpang yang telah terinfeksi beserta kontaminannya. 3. Mengapa perlu diberikan HAC pada seluruh penumpang &

mengapa dilakukan tindakan desinfeksi pada pesawat ?

HAC diberikan pada seluruh penumpang dengan tujuan jika penumpang tersebut menderita atau menunjukkan gejala ataupun tanda penyakit karantina (H5N1) agar mudah dilakukan tindakan kekarantinaan. Desinfeksi pada pesawat bertujuan untuk membunuh

mikroorganisme patogen di pesawat agar tidak mengontaminasi para penumpang maupun barang-barang di dalamnya.

4. Bagaimana pengawasan dan pemeriksaan kekarantinaan pesawat ?

tahap pelaksanaan kedatangan dari negara terjangkit :


- petugas karantina kesehatan mendapat informasi kedatangan pesawat dari petugas airlines atau ATC - petugas karantina kesehatan naik ke pesawat melakukan pemeriksaan status kesehatan : bagi penumpang atau crew yg

diduga sakit dilakukan karantina sedangkan penumpang lainnya


yg sehat diberikan HAC dan dipersilahkan turun - sebelum penumpang turun untuk mencegah masuknya serangga penular penyakit dari negara lain dilakukan desinseksi sesuai standar termasuk cargo.

Pada saat pada keadaan kosong sebelum berangkat dilakukan


desinseksi sesuai standar. Penumpang keluar dari pesawat selanjutnya diharuskan

melewati thermal scanner


Penumpang yg diketahui terjaring thermal scanner dipersilahkan masuk ke ruangan karantina untuk dilakukan

pemeriksaan konfirmasi
Penumpang yg dicurigai menderita penyakit karantina atau penyakit menular potensial wabah diisolasi untuk selanjutnya

dikirim ke RS rujukan dengan menggunakan mobil evakuasi.

5. Bagaimana cara pemulasaraan jenazah pada kasus ?


Penatalaksanaan terhadap jenazah pasien flu burung dilakukan secara khusus sesuai dengan UU Undang Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular : a. Memperhatikan norma agama atau kepercayaan dan perundangan yang

berlaku.
b. Pemeriksaan terhadap jenazah dilakukan oleh petugas kesehatan. c. Perlakuan terhadap jenazah dan penghapus-hamaan bahan dan alat yang digunakan dalam penatalaksanaan jenazah dilakukan oleh petugas kesehatan.

Kamar Jenazah :
Seluruh petugas pemulasaraan jenazah telah mempersiapkan kewaspadaan umum (universal precaution). Sebelumnya mencuci tangan dengan sabun, serta sebelum dan

sesudah sarung tangan dilepas.


Perlakuan terhadap jenazah : luruskan tubuh, tutup mata, telinga,

dan mulut dengan kapas / plester kedap air, lepaskan alat kesehatan
yang terpasang, setiap luka harus diplester dengan rapat.

Jika diperlukan untuk memandikan jenazah (air pencuci dibubuhi


bahan desinfektan) atau perlakuan khusus terhadap jenazah maka hanya dapat dilakukan oleh petugas khusus dengan tetap memperhatikan universal precaution. Jenazah pasien flu burung ditutup dengan kain kafan / bahan dari

plastik (tidak dapat tembus air).


Dapat juga jenazah ditutup dengan bahan kayu atau bahan lain yang tidak mudah tercemar.

Jenazah tidak boleh dibalsem, atau disuntik pengawet.

Jika akan diautopsi hanya dapat dilakukan oleh petugas khusus,


autopsi dapat dilakukan jika sudah ada izin dari pihak keluarga dan direktur rumah sakit.

Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.


Jenazah sebaiknya hanya diantar / diangkut dengan mobil jenazah. Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 4 jam disemayamkan di dalam pemulasaraan jenazah. 2. Tempat Pemakaman Umum : Setelah semua prosedur jenazah dilaksanakan dengan baik, pihak keluarga dapat turut dalam penguburan jenazah tersebut. Penguburan dapat dilaksanakan di tempat pemakaman umum.

6. Bagaimana prosedur pelaporan apabila ditemukan kasus di daerah perbatasan ?

7. Mr X dinyatakan positif avian influenza dan tidak tertolong jiwanya, apa yang harus dilakukan dinas kesehatan provinsi?

Upaya

penanggulangan

wabah

meliputi

penyelidikan

epidemiologis, pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita termasuk tindakan karantina, pencegahan dan

pengebalan, pemusnahan penyebab penyakit, penanganan jenazah


akibat wabah, penyuluhan kepada masyarakat dan upaya penanggulangan lainnya.

SISTEMATIKA MASALAH
WABAH Pencegahan di Port d Entry Observasi Suspek Terjangkit Karantina Pemeriksaan lbh lanjut Screening Normal

Beri HAC

(-)
Beri HAC

(+)

Isolasi

Pemulasaraan jenazah

Pelaporan

SE

Diskusi
Kelompok 3: apakah prosedur penggunaan thermal scenner itu memang dibatasi? Kenapa tidak selalu di pasang saja? Apa alasannya? Biasanya memang hanya di aktifkan ketika ada wabah. Termal scenner: alat yg digunakan untuk mengukur suhu tubuh pada penyakit dg gajala demam( peningkatan suhu) Kelompok 3: bagaimana sistematika pemulangan pasien meninggal yg terdeteksi PHEIC?

Klarifikasi dosen pakar


Kelompok 3: apakah prosedur penggunaan thermal scenner itu memang dibatasi? Kenapa tidak selalu di pasang saja? Apa alasannya? Termal scanner: hanya deteksi suhu, dipakai setiap saat. WHO merekomendasikan hanya klw ada wabah. Tdk mengganggu perjalanan, terdeteksi tangkap rontgen kirim ke RS di jakarta soekarno-hatta dipakai terus. Termal scanner direkam dikirim ke jakarta kirim ke who.

Klarifikasi dosen pakar


Kelompok 3: bagaimana sistematika pemulangan pasien meninggal yg terdeteksi PHEIC? Tidak bs pulang begitu saja RS daerah rujuk ke rumah sakit infeksi di jakarta KKP lapor ke vocal point. Biaya di tanggung oleh WHO, pengganti tdk kerja itu tdk ditanggung. Di fasilitasi oleh WHO juga ( di indonesia jamkesmas atau dana operasional)

Pertanyaan
Dalam kondisi perang ada wabah tidak ada hubungan perang dengan proses Sampai kapan berlakunya HAC sampai dinyatakan bebas oleh WHO. Di indonesia setelah dinyatakan mentri boleh dilepas. 2 kali masa inkubasi. Jika timbul gejala pergi ke puskesmas bw kartu HAC Kkp berhak menahan berdasarkan uu 36KKP dalam pelaksanaannya dilindungi siapa saja tanpa tekecuali boleh di tahan jika memang dideteksi.

You might also like