You are on page 1of 21

Herpes Zoster

Putri Maya. S. Joneri, S.Ked

Definisi
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.

Epidemiologi
Herpes zoster dapat muncul disepanjang tahun karena tidak dipengaruhi oleh musim dan tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada perbedaan angka kesakitan antara laki-laki dan perempuan, angka kesakitan meningkat dengan peningkatan usia. Herpes zoster terjadi pada orang yang pernah menderita varisela sebelumnya karena varisela dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama yaitu virus varisela zoster.

Etiologi
Herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster (VVZ) dan tergolong virus berinti DNA, virus ini berukuran 140-200 nm, yang termasuk subfamili alfa herpes viridae. Selanjutnya setelah infeksi primer,virus herpes biasanya menetap dalam bentuk laten didalam neuron dari ganglion.

Patofisiologi
VZV Nasofaring Replikasi Darah Reticulo Endothelial System (RES) Antibodi turun Replikasi 2 Menjalar melalui seratserat sensoris ke satu atau lebih ganglion sensoris HERPES ZOSTER Viremia Permulaan: Terbatas dan asimptomatik

Viremia nya lebih luas dan simptomatik dengan penyebaran virus ke kulit dan mukosa

Laten didalam neuron

Reaktivasi virus

Gambaran Klinis
Didahului gejala prodromal baik sistemik (demam, pusing, malaise) ataupun gejala prodromal lokal (nyeri otot, tulang, pegal). Setelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan yang jernih, kemudian menjadi keruh dan dapat menjadi pustule dan krusta. Kadangkadang vesikel mengandung darah dan dapat disebut herpes zoster hemoragik. Dapat pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan berupa sikatriks.

Masa inkubasi 7-12 hari. Dapat pula dijumpai pembesaran KGB regional. Gambaran yang paling khas pada herpes zoster adalah erupsi yang lokalisata dan unilateral. Jarang erupsi tersebut melewati garis tengah tubuh. Umumnya lesi terbatas pada daerah kulit yang dipersarafi oleh salah satu ganglion saraf sensorik. Hiperestesi pada daerah yang terkena memberikan gejala yang khas.

Jenis herpes zoster menurut lokasinya


Herpes zoster oftalmikus : disebabkan oleh infeksi cabang pertama nervus trigeminus, sehingga menimbulkan kelainan pada mata.

Herpes zoster fasialis Herpes zoster fasialis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai bagian ganglion gasseri yang menerima serabut saraf fasialis (N.VII), ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.

Herpes zoster brakialis Herpes zoster brakialis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai pleksus brakialis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.

Herpes zoster lumbalis Herpes zoster lumbalis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai pleksus lumbalis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.

Herpes zoster sakralis Herpes zoster sakralis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai pleksus sakralis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.

Diagnosa
Anamnesis
Neuralgia beberapa hari sebelum atau bersamasama dengan timbulnya kelainan kulit. Adakalanya didahului gejala prodromal seperti demam, pusing dan malaise.

Pemeriksaan fisik
Kelainan kulit tersebut mula-mula berupa eritema kemudian berkembang menjadi papula dan vesikula yang dengan cepat membesar dan menyatu sehingga terbentuk bula. Isi vesikel mula-mula jernih, setelah beberapa hari menjadi keruh dan dapat pula bercampur darah. Jika absorbsi terjadi, vesikel dan bula dapat menjadi krusta.

Laboratorium Pemeriksaan sediaan apus tes Tzanck membantu menegakkan diagnosis dengan menemukan sel datia berinti banyak.

Diagnosis Banding
Stase Prodormal / Nyeri lokal Dapat didiagnosa banding dengan migraine, enyakit jantung atau pleural dan abdomen akut atau penyakit vertebra Erupsi dermatomal Infeksi Zosteriform HSV , Fitoalergik (Poison ivy), dermatitis kontak, erysipelas, impetigo bulosa, nekrosis fasciitis.

Tatalaksana
Pengobatan Umum
Dianjurkan tidak keluar rumah, karena dapat menularkan kepada orang lain. Usahakan agar vesikel tidak pecah Untuk mencegah infeksi sekunder jaga kebersihan badan

Pengobatan Khusus Sistemik


1. Obat Antivirus
Asiklovir. Sebaiknya pada 3 hari pertama sejak lesi muncul. Dosis asiklovir peroral 5800 mg/hari selama 7 hari, sedangkan melalui intravena biasanya hanya digunakan pada pasien yang imunokompromise atau penderita yang tidak bisa minum obat. Valasiklovir 31000 mg/hari selama 7 hari, Famsiklovir diberikan 3200 mg/hari selama 7 hari.

2. Analgetik
Diberikan untuk mengurangi neuralgia, asam mefenamat 1500 mg/hari diberikan sebanyak 3 kali.

3. Kortikosteroid
Indikasi pemberian untuk Sindrom Ramsay Hunt. Harus sedini mungkin untuk mencegah terjadinya paralisis. Prednison 320 mg/hari, setelah seminggu dosis diturunkan secara bertahap.

Pengobatan topikal Pengobatan topikal bergantung pada stadiumnya. Jika masih stadium vesikel diberikan bedak dengan tujuan protektif untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder. Bila erosif diberikan kompres terbuka. Kalau terjadi ulserasi dapat diberikan salap antibiotik.

Komplikasi
Neuralgia paska herpetik Infeksi sekunder Kelainan pada mata Sindrom Ramsay Hunt Paralisis motorik

Prognosis
Umumnya baik, pada herpes zoster optalmikus prognosis bergantung pada tindakan perawatan secara dini.

You might also like