You are on page 1of 4

Nama Peserta Nama Wahana Topik Tanggal (kasus) Nama Pasien

: dr. Rudi Haris Munandar : RSUD Indrasari Rengat-Indragiri Hulu : Tuberkulosis Paru : 12 September 2013 : Tn. S No. RM : 09-73-62

Tanggal Presentasi : 17 September 2013 Tempat Presentasi

Nama Pendamping : dr.Moh Rauben B

: RSUD Indrasari Rengat-Indragiri Hulu

Obyektif Presentasi : Keilmuan Diagnostik Neonatus Deskripsi Bayi Keterampilan Manajemen Anak Penyegaran Masalah Remaja Dewasa Tinjauan Pustaka Istimewa Lansia Bumil

: Dewasa, 28 Tahun, Sesak nafas yang semakin berat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS)

Tujuan Bahan Bahasan Cara Pembahasan Data Pasien Nama Klinik

: Mendiagnosa dan rencana penatalaksanaan : : : Tinjauan Pustaka Diskusi Nama : Tn. S Riset Kasus Email Audit Pos : 09-73-62

Presentasi dan Diskusi

Nomor Registrasi

: RSUD Indrasari Rengat Telp : -

Terdaftar Sejak: 12 September 2013

Data utama untuk bahan diskusi : 1. Diagnosis / Gambaran Klinis : Tuberkulosis Paru, Sesak nafas yang semakin memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Dua tahun SMRS pasien didiagnosa terkena penyakit paru dan diharuskan meminum obat secara rutin selama 6 bulan. Pada bulan ke 2 pengobatan dihentikan oleh pasien dengan alasan tidak kuat minum obat. Sejak 1 bulan SMRS pasien kembali mengeluhkan batuk berdahak, dahak berwarna kekuningan dan semakin lama dirasakan semakin kental dan berdarah. Keluhan dirasakan semakin lama semakin berat, dahak dirasakan semakin kental, batuk dirasakan semakin sering, riwayat batuk berdarah (+). Selain itu, pasien juga sering berkeringat malam. Pasien juga mengeluhkan badannya terasa lemas, mudah capek dan adanya penurun berat badan (BB sebelum didiagnosa sakit paru 54 kg, BB sekarang 40 kg). Dari riwayat penyakit keluarga tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan batuk yang lama atu sedang menjalani pengobatan rutin selama 6 bulan. Pada riwayat sosial didapatkan pasien tinggal di lingkungan rumah yang lembab dan

kurang ventilasi untuk masuknya sinar matahari. Pasien tinggal dengan 3 anggota keluarga lainnya. Pasien belum menikah dan tidak ada anggota keluarga yang berusia di bawah 5 tahun. Riwayat Pengobatan :

Riwayat minum obat anti tuberculosis selama 2 bulan dan tidak tuntas. 2. Riwayat Kesehatan/Penyakit : Riwayat alergi obat, (-) Riwayat Hepatitis, (-) Riwayat Hipertensi, (-) Riwayat DM (-), Riwayat penyakit jantung bawaan (+). 3. Riwayat Keluarga :

Riwayat keluhan yang sama pada keluarga disangkal. 4. Riwayat Pekerjaan Pasien sudah tidak bekerja. 5. Lain-lain : :

Pengetahuan tentang tuberkulosis paru masih sangat rendah

Daftar Pustaka

1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia. Jakarta. 2011

Hasil Pembelajaran

Keluhan utama pada pasien ini adalah sesak nafas yang semakin memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Dua tahun SMRS pasien didiagnosa terkena penyakit paru dan diharuskan meminum obat secara rutin selama 6 bulan. Pada bulan ke 2 pengobatan dihentikan oleh pasien dengan alasan tidak kuat minum obat. Sejak 1 bulan SMRS pasien kembali mengeluhkan batuk berdahak, dahak berwarna kekuningan dan semakin lama dirasakan semakin kental dan berdarah. Keluhan dirasakan semakin lama semakin berat, dahak dirasakan semakin kental, batuk dirasakan semakin sering, riwayat batuk berdarah (+). Selain itu, pasien juga sering berkeringat malam. Pasien juga mengeluhkan badannya terasa lemas, mudah capek dan adanya penurun berat badan (BB sebelum didiagnosa sakit paru 54 kg, BB sekarang 40 kg). Dari riwayat penyakit keluarga tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan batuk yang lama atu sedang menjalani pengobatan rutin selama 6 bulan. Pada riwayat sosial didapatkan pasien tinggal di lingkungan rumah yang lembab dan kurang ventilasi untuk masuknya sinar matahari. Pasien tinggal dengan 3 anggota keluarga lainnya. Pasien belum menikah dan tidak ada anggota keluarga yang berusia di bawah 5

tahun. Pada keadaan umum ditemukan kesadaran komposmentis, keadaan umum tampak sakit sedang, tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernapafsan 38 kali/menit. Pemeriksaan fisik ditemukan: pada mata konjungtiva anemis, pada leher tidak ditemukan adanya pembesaran dari kelenjar getah bening. Pada pemeriksaan thoraks (paru) : dari inspeksi ditemukan gerakan dada simetris kiri dengan kanan, dari palpasi ditemukan fremitus yang melemah pada apeks paru sinistra, dari perkusi ditemukan redup pada apeks paru sinistra, dari auskultasi ditemukan ronkhi basah pada apeks sinistra, wheezing pada apeks sinistra dan dextra. Pada pemeriksaan thoraks (jantung) : dari inspeksi terlihat adanya ictus cordis pada linea parastenalis sinistra ruang subkosta V, dari palpasi ictus cordis teraba linea parastenalis sinistra ruang subkosta V, dari perkusi kontur jantung dalam batas normal, dari auskultasi bunyi jantung normal, bising jantuk tidak temukan. Pada pemeriksaan abdomen tidak ditemukan adanya kelainan. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan leukositosis (11.300/uL), LED yang meningkat (LED 30 mm/jam) dan pemeriksaan sputum BTA (+) . Pada pemeriksaan foto thoraks posteroanterior (PA) ditemukan cavitas pada apeks paru sinistra, perselubungan homogen pada basal paru sinistra, hilus kasar pada paru dextra : perselubungan homogen pada apeks dan segmen bawah lobus superior. Pada pasien ini tidak ditemukan anemia (Hb: 26,4 gr/dl). Hal ini disebabkan oleh adanya penyakit jantung bawaan yang ada pada pasien. Peningkatan kadar Hemoglobin ini sebanding dengan jumlah eritrosit pasien yang juga meningkat untuk mengikat O2 sebanyak mungkin. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dapat ditegakkan diagnosa Tuberkulosis (TB) paru kasus baru lesi luas. Penatalaksanaan pada pasien dengan riwayat pengobatan TB lini pertama, dengan dapat diberikan panduan obat 2HRZE/4H3R3

Rangkuman hasil pembelajaran Portofolio 1. Subyektif :

Keluhan utama pada pasien ini adalah sesak nafas yang semakin memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis. Pada riwayat penyakit sekarang ditemukan sesak nafas yang semakin memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Dua tahun SMRS pasien didiagnosa terkena penyakit paru dan diharuskan meminum obat secara rutin selama 6 bulan. Pada bulan ke 2 pengobatan dihentikan oleh pasien dengan alasan tidak kuat minum obat. Sejak 1 bulan SMRS pasien kembali mengeluhkan batuk berdahak, dahak berwarna kekuningan dan semakin lama dirasakan semakin kental dan berdarah. Keluhan dirasakan semakin lama semakin berat, dahak dirasakan semakin kental, batuk dirasakan semakin sering, riwayat batuk berdarah (+). Selain itu, pasien juga sering berkeringat malam. Pasien juga mengeluhkan badannya terasa lemas, mudah capek dan adanya penurun berat badan

(BB sebelum didiagnosa sakit paru 54 kg, BB sekarang 40 kg). Dari riwayat penyakit keluarga tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan batuk yang lama atu sedang menjalani pengobatan rutin selama 6 bulan. Pada riwayat sosial didapatkan pasien tinggal di lingkungan rumah yang lembab dan kurang ventilasi untuk masuknya sinar matahari. Pasien tinggal dengan 3 anggota keluarga lainnya. Pasien belum menikah dan tidak ada anggota keluarga yang berusia di bawah 5 tahun.

2. Objektif

Pada keadaan umum ditemukan kesadaran komposmentis, keadaan umum tampak sakit sedang, tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernapafsan 38 kali/menit. Pemeriksaan fisik ditemukan: pada mata konjungtiva anemis, pada leher tidak ditemukan adanya pembesaran dari kelenjar getah bening. Pada pemeriksaan thoraks (paru) : dari inspeksi ditemukan gerakan dada simetris kiri dengan kanan, dari palpasi ditemukan fremitus yang melemah pada apeks paru sinistra, dari perkusi ditemukan redup pada apeks paru sinistra, dari auskultasi ditemukan ronkhi basah pada apeks sinistra, wheezing pada apeks sinistra dan dextra. Pada pemeriksaan thoraks (jantung) : dari inspeksi terlihat adanya ictus cordis pada linea parastenalis sinistra ruang subkosta V, dari palpasi ictus cordis teraba linea parastenalis sinistra ruang subkosta V, dari perkusi kontur jantung dalam batas normal, dari auskultasi bunyi jantung normal, bising jantuk tidak temukan. Pada pemeriksaan abdomen tidak ditemukan adanya kelainan. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan leukositosis (11.300/uL), LED yang meningkat (LED 30 mm/jam) dan pemeriksaan sputum BTA (+) . Pada pemeriksaan foto thoraks posteroanterior (PA) ditemukan cavitas pada apeks paru sinistra, perselubungan homogen pada basal paru sinistra, hilus kasar pada paru dextra : perselubungan homogen pada apeks dan segmen bawah lobus superior.

3. Assesment

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dapat ditegakkan diagnosa Tuberkulosis (TB) paru kasus baru lesi luas. 4. Plan :

Pada kasus ini adalah merupakan suatu kasus TB paru kasus baru dengan lesi yang luas. Dimana penatalaksaan pada pasien TB paru yang baru sesuai dengan panduan OAT adalah 2HRZE/4H3R3.

You might also like