You are on page 1of 17

VI.

MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

6.1

Target 5 MDGs:

Menurunkan angka kematian balita sebesar dua per tiganya, antara 1990-2015
6.2 Indikator Global/Nasional untuk Memantau Pencapaian Target 5

Untuk memantau menurunnya angka kematian balita, MDGs menetapkan 3 indikator global yaitu angka kematian balita, angka kematian bayi dan proporsi imunisasi campak pada anak yang berusia 1 tahun. Dengan keterbatasan data yang tersedia di tingkat wilayah kecil tidak semua dari tiga indikator ini dapat dihitung; hanya indikator tentang imunisasi campak yang mungkin diperoleh. Agar pemantauan terhadap pencapaian target MDGs untuk tingkat lokal kabupaten/kota dan kecamatan dapat dilakukan dibuat indikator proksi. 6.2.1 Angka Kematian Balita (Akaba) Akaba adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup. Nilai normatif Akaba >140 berarti sangat tinggi, antara 71140 sedang, dan < 20 rendah. Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan tempat tinggal anakanak termasuk pemeliharaan kesehatannya. Akaba kerap dipakai untuk mengidentifikasi kesulitan ekonomi penduduk. Mengingat kegiatan registrasi penduduk di Indonesia belum sempurna sumber data ini belum dapat dipakai untuk menghitung Akaba. Sebagai gantinya Akaba dihitung berdasarkan estimasi tidak langsung dari berbagai survei. 135

Definisi Kematian Balita adalah kematian yang terjadi pada balita sebelum usia lima tahun. AKABA dihitung menggunakan rumus berikut:
Angka Kematian Balita per-1.000 = Kelahiran Hidup Jumlah anak berumur < 5 tahun yang meninggal di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun Jumlah kelahiran hidup di wilayah pada kurun waktu yang sama

x 1000

6.2.2 Angka Kematian Bayi (AKB) AKB adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun AKB per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Nilai normatif AKB kurang dari 40 sangat sulit diupayakan penurunannya (hard rock), antara 40-70 tergolong sedang namun sulit untuk diturunkan, dan lebih besar dari 70 tergolong mudah untuk diturunkan. Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan bertempat tinggal anak-anak termasuk pemeliharaan kesehatannya. AKB cenderung lebih menggambarkan kesehatan reproduksi dari pada Akaba. Meskipun target program terkait khusus dengan kematian balita, AKB relevan dipakai untuk memantau pencapaian target program karena mewakili komponen penting pada kematian balita. Definisi

Lahir mati:

Kelahiran bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Kematian Bayi: Kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun. AKB dihitung menggunakan rumus berikut:
Angka Kematian Bayi per- 1.000 = Jumlah bayi lahir hidup yang meninggal di wilayah tertentu x 1000

136

Kelahiran Hidup

Jumlah bayi lahir hidup di wilayah tersebut

6.2.3

Proporsi Imunisasi Campak (PIC) pada Anak yang Berusia 1 Tahun

PIC adalah rasio antara banyaknya anak berumur 1 tahun yang telah menerima paling sedikit satu kali imunisasi campak dengan jumlah anak berumur 1 tahun, dinyatakan dalam persentase. Indikator ini merupakan suatu ukuran cakupan dan kualitas sistem pemeliharaan kesehatan anak di suatu wilayah. Imunisasi adalah unsur penting untuk mengurangi kematian Balita. Rumus:
Persentase anak usia 1 tahun yang = diimunisasi campak Jumlah anak usia 1 tahun yang mendapat imunisasi campak di suatu wilayah selama 1 tahun Jumlah anak usia 1 tahun pada wilayah dan tahun yang sama

x 100%

Sumber data: Catatan Program Imunisasi di Puskesmas atau Formulir LB3.

Program Imunisasi dinas kesehatan kabupaten/kota. 6.3 Indikator Lokal untuk Memantau Kemajuan Kabupaten dan Kecamatan

Angka kematian anak dan angka kematian bayi untuk tingkat kecamatan tidak tepat jika diperoleh dari survey yang berskala nasional, karena rancangan sampel diperuntukkan untuk menggambarkan angka kematian anak dan bayi tingkat kabupaten dan atau tingkat propinsi Karena itu angka kematian anak dan angka kematian bayi didekati dengan indikator program yang dilaksanakan dalam upaya menurunkan angka kematian balita dan angka kematian bayi, antara lain persentase BBLR, cakupan kunjungan bayi, persentase pemberian vitamin A, cakupan 137

pemberian ASI eklusif, dan pemantauan pertumbuhan menggunakan data SKDN. Berikut ini adalah definisi operasional, rumus dan sumber data indikatorindikator tersebut. 6.3.1 Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan BBLR, adalah bayi yang lahir dengan berat badan (BB) < 2500 gram pada saat lahir atau hari ke-7 setelah lahir. Rumus: Persentasi Bayi dengan = BBLR Catatan: BBLR merupakan masalah kesehatan masyarakat apabila prevalensinya 5 %.
Sumber data: Catatan Program Gizi di Puskesmas (PWS Gizi, & LB3 KIA) Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (PWS Gizi, SIRS/RB)

Jumlah bayi yang ditimbang dengan berat kurang dari 2500 gram Jumlah bayi lahir hidup

x 100%

6.3.2 Presentase Balita dengan BGM (Bawah Garis Merah) Definisi Balita dengan BGM adalah Balita dengan berat badan menurut umur (BB/U) berada pada dan di bawah garis merah pada KMS. Rumus: Persentase Balita dengan = BGM Jumlah balita BGM Jumlah seluruh balita yang ditimbang x 100%

138

Sumber data: Catatan Program Gizi di Puskesmas (LB3 Gizi).

Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (LB3 Gizi, PWS Gizi). 6.3.3 Pemantauan Pertumbuhan Menggunakan Data SKDN S K D N adalah Seluruh balita yang ada di wilayah kerja. adalah jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS atau buku KIA. adalah jumlah seluruh balita yang Ditimbang. adalah balita yang Naik berat badannya sesuai dengan garis pertumbuhan.
Jumlah balita yang datang ditimbang (D) Jumlah sasaran balita yang ada di wilayah kerja Jumlah balita yang terdaftar dan mempunyai KMS (K) Jumlah sasaran balita yang ada di wilayah kerja Jumlah balita yang yang naik berat badannya (N) Jumlah balita yang ditimbang

Rumus:
Presentase D/S = x 100%

Presentase K/S =

x 100%

Presentase N/D =

x 100%

Catatan: Presentase N/D merupakan indikator keberhasilan program.


Sumber data: Catatan Program Gizi di Puskesmas (LB3 Gizi). Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (LB3 Gizi/ PWS Gizi).

6.3.4 Cakupan Kunjungan Bayi Definisi Kunjungan bayi adalah kunjungan bayi (umur 1-12 bulan) termasuk neonatus (umur 1-28 hari) untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, atau perawat yang memiliki kompetensi 139

klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali (bayi), 2 kali (neonatus) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Kunjungan neonatus adalah kunjungan neonatus (umur 1-28 hari) untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, atau perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 2 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Rumus:
Cakupan kunjungan = bayi Jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar, paling sedikit 4 kali (bayi), 2 kali (neonatus) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

x 100%

Cakupan kunjungan = neonatus

Jumlah Neonatus yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar paling 2 kali (neonatus) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

x 100%

Sumber data: Catatan Program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas atau Form LB3. Program Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

6.3.5 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita Definisi Balita mendapat kapsul vit. A, 2 kali/tahun, adalah bayi umur 6-11 bulan yang mendapat kapsul vitamin A satu kali dan anak umur 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi dua kali per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Rumus:
Cakupan Balita mendapat kapsul vit. A = 2 kali per tahun Jumlah balita mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah balita yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

x 100%

140

Sumber data: Catatan Program Gizi di Puskesmas atau Form LB3. Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

6.3.6 Persentase Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Definisi Pemberian ASI ekslusif adalah pemberian hanya air susu ibu saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa makanan atau minuman lain, kecuali obat, vitamin dan mineral.
Jumlah bayi umur 0-6 bulan yang diberi hanya ASI saja Jumlah bayi umur 0-6 bulan di suatu wilayah

Persentase ASI Ekslusif =

x 100%

Catatan: Target cakupan pemberian ASI ekslusif 0-6 bulan tahun 2010 adalah 80 %.
Sumber data: Catatan Program Gizi di Puskesmas (LB3 Gizi, LB3 KIA, Kohort ASI). Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (LB3 Gizi, LB3 KIA).

6.3.7

Desa/kelurahan Universal Child Imunization

Definisi

141

Desa/kelurahan

Universal

Child

Immunization

(UCI)

adalah

desa/kelurahan di mana 80% dari jumlah bayi yang ada sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu tertentu Imunisasi dasar lengkap adalah imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 4 dosis hepatitis B, 1 dosis DPT dan atau DPT/HB*, 1 dosis campak. Pada ibu hamil dan wanita usia subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak dan 2 dosis TT. *) dilaksanakan di seluruh Indonesia mulai tahun 2007. Rumus:
Desa/kelurahan Universal Child = Immunization (UCI) Jumlah desa/kelurahan UCI di satu wilayah pada kurun waktu tertentu Jumlah desa/kelurahan UCI di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu

x 100%

Sumber data: Catatan Program Imunisasi di Puskesmas atau Form LB3.

Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Lampiran 7.1

142

REGISTER KEGIATAN POSYANDU Bulan : Tahun : KIA Jml Kader Aktif S K D N KEP S K D N KEP 1 14 24 25 26 27 2 K1 K4 Diukur cm BCG I 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Feb Agust Yodium kolos trum 15 16 17 18 19 ASI Eksklusif DDTK I IV 20 21 22 Jml DDTK 23 Btl Btl Kapsul Jml dpt Jml dapat Jml 1-4 tahun LILA <23,5 II III I II III IV I II III Bayi DPT Balita Sirup Fe Balita Vit A Bayi 0-11 bulan Anak Balita Ibu hamil WUS GIZI WUS Imunisasi Polio Hepatitis

Puskesmas : Kecamatan :

No

Nama

Posyandu

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Lampiran 7.1 (Lanjutan)

143

144
REGISTER KEGIATAN POSYANDU Bulan : Tahun : DIARE Jml Nama Aktif Jml Diobati Kader Campak ISPA DESA 2 3 39 40 41 42 43

Puskesmas : Kecamatan :

No

Posyandu

Lampiran 7.2

LB1 Halaman 1 Yang lapor : Bulan : Tahun :

Kode Puskesmas : Puskesmas : Kecamatan : Puskesmas Pembantu yang ada : Kabupaten/Kota : Propinsi : LAPORAN BULANAN DATA KESAKITAN JENIS PENYAKIT 0-7 hr 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 8-28 hr 1-<1 th 1-4 th 5-9 th 2 JUMLAH PENDERITA 10-14 th 15-19 th 20-44 th 45-54 th 55-59 th 60-69 th 13 >'70 th 14 TOTAL 15

N0

01

PENYAKIT INFEKSI PADA USUS

0101 Kolera

0102 Diare (termasuk tersangka kolera)

0103 Disentri

0104 Infeksi penyakit usus yg lain

02

PENYAKIT TUBERKULOSA

0201 TB Paru

0202 TB Selain Paru

03

PENYAKIT BAKTERI

0301 Kusta I/T (MB)

0302 Kusta B/L (PB)

dst

dst

.. dst.

Mengetahui Pimpinan Puskesmas

Pelapor

Lampiran 7.3
)

145

( NIP

( NIP

Kode Puskesmas: Puskesmas: Kecamatan: Puskesmas Pembantu yang ada: Kabupaten/Kota: Propinsi:

LB3 Halaman 1 dan 2 Yang lapor: Bulan: Tahun:

LAPORAN BULANAN KIA, GIZI IMUNISASI, PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR

N0 1 I GIZI

KEGIATAN 2 1 Jumlah anak balita dapat vit A dosis tinggi (200.000 IU) 2 Jumlah ibu nifas dapat vit A dosis tinggi 3 Jumlah ibu hamil dapat tabel tambah darah (Fe) 30 tablet (Fe1) 4 Jumlah ibu hamil dapat tabel tambah darah (Fe) 90 tablet (Fe3) 5 Jumlah balita dapat sirup tambah darah (Fe) botol I 150 cc (FeBal I) 6 Jumlah balita dapat sirup tambah darah (Fe) botol II 300 cc (FeBal 2) 7 Jumlah bayi <1th ditimbang 8 Jumlah anak balita 1-4 th ditimbang 9 Jumlah bayi dan anak balita dengan Berat Badan di Bawah Garis Merah

JUMLAH 15

10 Jumlah bunil mendapat kapsul yodium 11 Jumlah penduduk lainnya mendapat kapsul yodium 12 Jumlah WUS (Wanita Usia Subur) baru yang diukur LILA (Lingkar Lengan Atas) 13 Jumlah WUS baru yang diukur < 23,5 cm II KIA 1 Jumlah kunjungan K1 ibu hamil 2 Jumlah kunjungan K4 ibu hamil 3 . Dst III 1 2 3 4 IV A IMUNISASI Jumlah bayi 9-11 bulan divaksinasi campak Jumlah bayi 2-11 bulan divaksinasi DPT1 Jumlah bayi 0-11 bulan divaksinasi Hepatitis B1 . Dst

PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR ACUTE FLACCID PARALYSIS (AFP) 1 Jumlah kasus AFP baru (0-15 tahun) ditemukan 2 Jumlah kasus AFP 0-15 tahun dilacak B TETANUS NEONATORUM C MALARIA D DBD (Demam Berdarah Dengue) E RABIES

Mengetahui Pimpinan Puskesmas

Penagggung Jawab KIA-GIZI, IMUNISASI, P2M

( NIP

( NIP

Lampiran 7.4 146

DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT

NAMA RS :

Formulir RL2a Halaman No. Kode RS


GOLONGAN SEBAB-SEBAB SAKIT 4 Kolera Demam tifoid dan paratifoid Sigellosis dst dst .. dst. PASIEN KELUAR (HIDUP DAN MATI) MENURUT GOLONGAN UMUR 0-28 hr 29 hr- 1 th 1-4 th 5-14 th 15-24 th 25-44 th 45-64 th 65+ th 5 6 7 8 9 10 11 12 PASIEN KEL (H+M) MEN SEX JML PASIEN Lk Pr KELUAR (H+M) 13 14 15 JML PASIEN KEL MATI 16

Nomor Nomor No Daftar Urut DTD Terperinci 1 2 3 A00 A01 A02

01

001

02

002

03

003

Lampiran 7.5

147

148
DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT Formulir RL2b Halaman No. Kode RS
GOLONGAN SEBAB-SEBAB SAKIT 4 Kolera Demam tifoid dan paratifoid Sigellosis dst dst .. dst. PASIEN KELUAR (HIDUP DAN MATI) MENURUT GOLONGAN UMUR 0-28 hr 29 hr- 1 th 1-4 th 5-14 th 15-24 th 25-44 th 45-64 th 65+ th 5 6 7 8 9 10 11 12 PASIEN KEL (H+M) MEN SEX JML PASIEN JML PASIEN Lk Pr KELUAR (H+M) KEL MATI 13 14 15 16 A00 A01 A02

NAMA RS :

Nomor Nomor No Daftar Urut DTD Terperinci 1 2 3

01

001

02

002

03

003

Lampiran 7.6

DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT INAP SURVEILANS TERPADU RUMAH SAKIT

NAMA RS :

Formulir RL2a1 Halaman No. Kode RS


GOLONGAN SEBAB-SEBAB SAKIT N0 URUT 17

Nomor Nomor No Daftar Urut DTD Terperinci 1 2 3 4


Kolera Demam tifoid dan paratifoid Sigellosis

KASUS BARU MENURUT GOLONGAN UMUR 0-28 hr 29 hr- 1 th 1-4 th 5-14 th 15-24 th 25-44 th 45-64 th 5 6 7 8 9 10 11 65+ th 12

KASUS BARU MEN SEX JML KASUS JML Lk Pr BARU KUNJUNGAN 13 14 15 16

01

001

A00

02 dst dst .. dst.

002

A01

03

003

A02

Lampiran 7.7

149

150
DATA KEADAAN MORBIDITAS PASIEN RAWAT JALAN SURVEILANS TERPADU RUMAH SAKIT Formulir RL2b1 Halaman No. Kode RS
GOLONGAN SEBAB-SEBAB SAKIT

NAMA RS :

Nomor Nomor No Daftar Urut DTD Terperinci 1 2 3 4


Kolera Demam tifoid dan paratifoid Sigellosis

KASUS BARU MENURUT GOLONGAN UMUR 0-28 hr 29 hr- 1 th 1-4 th 5-14 th 15-24 th 25-44 th 45-64 th 5 6 7 8 9 10 11 65+ th 12

KASUS BARU MEN SEX JML KASUS JML N0 Lk Pr BARU KUNJUNGAN URUT 13 14 15 16 17

01

001

A00

02 dst dst .. dst.

002

A01

03

003

A02

Lampiran 7.8

Nama RS : Umur/Sex L 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 P TBC Dipteri Pertusis Tetanus Campak Neonatorum Paru Polio 0 3 TK Hidup 1 2 Tetanus PENYEBAB SAKIT STATUS IMUNISASI**)
KEADAAN PASIEN

Formulir RL2c No. Kode RS :

No. 2

Nomor Rekam Medis Pasien

Mati 18

151

You might also like