You are on page 1of 16

PENGEMBANGAN SOFTSKILL MELALUI PROGRAM KEMAHASISWAAN ( Suatu Upaya Peningkatan Mutu Mahasiswa ) Oleh Triman Juniarso dan Suroso

A. PENDAHULUAN Mahasiswa sebagai bagian sejarah Indonesia telah terukir kiprahnya dalam banyak kancah kehidupan bangsa. Berbagai peristiwa penting membuktikan bahwa mahasiswa memegang peran yang berpengaruh kuat terhadap perubahan tatanan kehidupan bangsa dan negara. Mengapa mahasiswa perlu dikembangkan? Mahasiswa merupakan bagian generasi muda yang memiliki kedudukan dan peranan yang strategis, secara intelektual sudah teruji (melalui seleksi), dan memiliki peluang terbesar sebagai pemimpin bangsa. Mahasiswa selalu berperan dalam perkembangan politik. Beberapa catatan penting sejarah telah membuktikan itu. Inilah beberapa catatannya. 1. Sejarah perjuangan bangsa RI: Th. 1908 : Soetomo(Budi Oetomo) Th. 1928 : M. Yamin (Sumpah Pemuda) Th. 1945 : Sukarni, Chairul Saleh (Proklamasi oleh Soekarno-Hatta) Th. 1966 : Tri Tura (Cosmas Batubara dkk.) Th. 1974 : Malari (Hariman Siregar Cs.) Th. 1998 : Era Reformasi (menumbangkan Orde Baru) Pembinaan mahasiswa juga mengalami perubahan seiring dengan perkembangan tuntutan jaman. Sejak sekitar tahun 1950 sampai dengan tahun 1977 organisasi mahasiswa mengidentifikasikan dirinya sebagai the pressure force dalam bentuk Dewan Mahasiswa dan sejenisnya. Saat itu mahasiswa dianggap telah melampui tugas dan kewajibannya karena telah memasuki ranah politik praktis yang dianggap tidak menguntungkan. Anggapan itu bahkan sampai pada kesimpulan kehidupan kampus tidak

normal. Muncullah konsep Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) pada tahun 1979 yang dikoordinasikan oleh Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK). Pada tahun itu pula dimulainya konsep SKS dengan segenap implementasinya pada program penyelenggaraan perguruan tinggi. Konsep NKK-BKK dikritik banyak kalangan karena dianggap membelenggu kreatifitas dan kebebasan mahasiswa. Tahun 1982 sampai sekitar tahun 1990 muncul konsep yang dikenal sebagai Wawasan Almamater. Dalam pandangan banyak pihak konsep pembinaan kemahasiswaan sampai dengan era tahun 90-an tetap dianggap sebagai konsep yang kurang memberi ruang gerak bagi aktivitas mahasiswa. Sekalipun saat itu secara kelembagaan organisasi mahasiswa telah mengarah pada akumulasi kekuatan dalam bentuk Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), namun aktivitasnya dianggap masih dikendalikan oleh kebijakan pimpinan PT. Seiring bergulirnya reformasi pembinaan kemahasiswaan juga mengalami perubahan yang lebih mengarah pada pemberdayaan mahasiswa melalui prinsip dari oleh dan untuk mahasiswa ( SK Mendiknas No. 151 Tahun 1999). Munculnya organisasi kemahasiswaan seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah bentuk nyata respon terhadap perubahan tersebut. Sejarah Ormawa: 1950-1977: Student Goverment (DM, MPM, BPM) 1977-1982: NKK-BKK 1982-1987: Wawasan Almamater 1988-1990: SMPT 1998/Sejak Reformasi: BEM, Forum Kota (Forkot) Jarkot, KAMMI

B. ARAH DAN KEBIJAKAN PROGRAM PEMBINAAN KEMAHASISWAAN Pembinaan kemahasiswaan diarahkan untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional, khususnya pendidikan tinggi. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang N0. 20 Tahun 2003 menyatakan : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Berahlak mulia Sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri Menjadi warga negara yang demokratis Bertanggung jawab Tujuan pendidikan tinggi dalam PP 60/1990: 1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki

kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat teknologi dan/atau kesenian.

menerapkan,

mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan,

2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau nasional Pembinaan kemahasiswaan mengacu pada SK Mendikbud No. 151/U/1998 tgl. 30 Juni 1998 tentang Pedoman Umum Organisasi kemahasiswaan di PT. mengatakan bahwa dengan memberikan : Pasal 2 SK Mendikbud No.151/1998 di atas Organisasi mahasiswa di perguruan tinggi dan keleluasaan lebih besar kepada kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan

diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa peranan mahasiswa. Derajat kebebasan dan mekanisme tanggung jawab organisasi mahasiswa intra perguruan tinggi terhadap perguruan tinggi ditetapkan melalui kesepakatan antara mahasiswa dengan pimpinan perguruan tinggi dengan tetap berpedoman bahwa pimpinan perguran tinggi merupakan penanggung jawab segala kegiatan di perguruan tinggi dan atau yang mengatasnamakan perguruan tinggi.

Paradigma pembinaan akademik dan kemahasiswaan berdasar HELTS 2003-2010

PROGRAM TAHUNAN

EVALUASI KEMAMPUAN PRIORITAS RA KE R PR1 2,3

DAYA SAING BANGSA

SASARAN BERTAHAP & BERJENJANG

KUALITATIF KUANTITATIF

OTONOMI

TUJUAN PEMBINAAN

KESEHATAN ORGANISASI PARADIGMA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI


OTONOMI MUTU PENDIDIKAN AKUNTABILITAS EVALUASI DIRI AKREDITASI

Kebijakan Kopertis Wilayah VII Jawa Timur dalam bidang kemahasiswaan adalah mendorong pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan di PT. Selain itu juga mengkoordinasikan tata laksana administrasi yang terkait dengan kemahasiswaan (melalui EPSBED, dan beasiswa). Adapun kegiatan aplikasi program yang dilakukan Kopertis, seperti LKMM Tingkat Dasar (TD) dan Tingkat Menengah (TM), tujuannya selain memberikan pelatihan ketrampilan manajemen kepada mahasiswa juga membantu PT untuk secara bertahap menyelenggarakan kegiatan seperti tersebut di atas. Beberapa PT, seperti Unipa Surabaya dan Unmer Malang yang secara rutin menyelenggarakan kegiatan LKMM dibantu biaya penyelenggaraannya oleh Kopertis. Bantuan ini bersifat stimulatif saja karena digunakan untuk membantu mahasiswa lain (di luar PT-nya) untuk mengikuti pelatihan. Pada saatnya diharapkan setiap PT mampu menyelenggarakan kegiatan-kegiatan semacam itu secara mandiri.

Jenis Kegiatan Mahasiswa: 1. Intrakurikuler (Akademik): Kegiatan akademik yang terstruktur seperti kuliah, praktikum dsb. 2. Ko-Kurikuler: Kegiatan non-akademik yang langsung menunjang kegiatan akademik. 3. Ekstrakurikuler: Kegiatan yang tidak langsung menunjang kegiatan akademik. Faktor yang mempengaruhi program kemahasiswaan: 1. Tenaga pembimbing 2. Mahasiswa 3. Dana 4. Sarana dan prasarana 5. Kebijakan Kebutuhan Pokok Mahasiswa: 1. Penalaran-keilmuan 2. Minat dan kegemaran 3. Peningkatan kesejahteraan 4. Bhakti sosial mahasiswa 5. Organisasi mahasiswa Pada sebagian besar PT program kemahasiswaan umumnya mengacu pada tiga kebutuhan pokok mahasiswa yaitu penalaran, bakat dan kegemaran, dan kesejahteraan. Organisasi Mahasiswa Fungsi : Wahana dan sarana pengembangan diri serta aspirasi mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian Dasar : 1. PP No. 60/1999 tentang Pendidikan Tinggi

2. SK Mendikbud No. 151/U/1998 tgl. 30 Juni 1998 ttg. Pedoman Umum Organisasi kemahasiswaan di PT 3. Beberapa peraturan lainnya yang terkait. Beberapa Peraturan tentang Organisasi Kemahasiswaan : SK Mendikbud No. 028/U/1974 ttg. Petunjuk-petunjuk Kebijaksanaan dalam Rangka Pembinaan Kehidupan Kampus PT Keputusan Pangkopkamtib No. 02/1978 tentang Pembekuan Dema SK Mendikbud No.0156/U/78 ttg. Normalisasi Kehidupan Kampus Instruksi Dirjen Dikti No. 002 ttg. Pokok-pokok Pelaksanaan Penataan Kembali Lembaga-lembaga Kemahasiswaan PT SK Mendikbud No. 037/U/79 ttg. Bentuk Susunan Organisasi Kemahasiswaan di Lingkungan PT Depdikbud SK Mendikbud No. 0230/U/80 ttg. Pedoman Umum Organaisasi dan keanggotaan BKK Universitas/Institut SK Mendikbud No. 0457/U/1990 tgl. 28 Juli 1990 ttg. Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di PT SK Mendikbud No. 151/U/1998 tgl. 30 Juni 1998 ttg. Pedoman Umum Organisasi kemahasiswaan di PT PROGRAM KEMAHASISWAAN I. Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) a. LKTM Reguler 1). Bidang Lomba : IPA, IPS, Pendidikan dan Seni 2). Peserta LKTM Kopertis yang semula 2 (dua) Tim tiap Kopertis ditambah menjadi 3 (tiga) Tim b. LKTM Lingkungan Hidup (LH) 1). Tetap diselenggarakan tiap tahun 2). Pedoman mengacu pada pedoman LKTM 3). Sistem seleksi langsung ke Tk. Nasional c. LKTM Indonesia Timur

Bagi Mahasiswa dan pertanian)

perguruan tinggi Indonesia Timur (bidang pendidikan

II. Pemilihan Mahasiswa Berprestasi 1. Tingkat Kopertis diselenggarakan tiap tahun 2. Syarat : lihat pedoman Mapres 3. Juara Kopertis dikirim ke tingkat Nasional untuk seleksi nasional III. Pengenalan Kampus bagi Mahasiswa Baru 1. Sudah ada Panduan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru 2. Selain berisi pengenalan kampus juga berisi LKMM Pradasar IV. Panduan Pembimbingan Mahasiswa V. Pelatihan Pembimbing Penalaran Ilmiah Mahasiswa Untuk meningkatkan Dosen Pembimbing Penalaran dalam mendorong Mahasiswa dalam LKTM Akan diselenggarakan TOT Pembimbing Penalaran Diharapkan PT untuk mengirim dosen pembimbing dalam kegiatan tersebut VI. Presentasi Pemikiran Kritis Mahasiswa Untuk mengkritisi kebijakan publik Bidang : Polkam, Ekonomi, dan Kesra Program Kemahasiswaan yang umum diselenggarakan PT : 1. Penalaran dan keilmuan : - Forum akademik Lomba Imiah 2. Minat dan Kegemaran : Olahraga

Kesenian Pramuka Mahasiswa Resimen Mahasiswa Mhs. Pencinta Alam Pers Mahasiswa Dsb.

3. Peningkatan Kesejahteraan: - Bea Siswa - Koperasi Mahasiswa - Asrama Mahasiswa - Bursa Buku - MTQ, Masjid Kampus - Bimbingan dan Konseling 4. Bhakti Sosial Mahasiswa - KSR PMI - Kemah Bhakti Mahasiswa - Kemah kerja Mahasiswa - Mapala - Dsb. 5. Organisasi Mahasiswa - SMPT, BEM. Presiden Mahasiswa dsb. 6. Kepemimpinan Mahasiswa - LKMM - SUSKAPIN 7. Lain-lain (Kegiatan pendukung) : - OPPEK - Pelatihan Penalaran - Sarasehan PR III - dsb.

LKTM REGULER (IPA, IPS, PENDIDIKAN, SENI) INDONEISA TIMUR (PERTANIAN , PENDIDIKA N) LINGKUNGA N HIDUP

LKT M

MAHASISWA BERPRESTASI

PRESENTASI PEMIKIRAN KRITIS MAHASISWA

C. INFORMASI DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

Data Bappenas tahun 2005 tentang pengangguran, angkatan kerja, dan lapangan kerja baru : No. 1. 2. Kategori JUMLAH PENGANGGURAN TOTAL (TERMASUK SETENGAH PENGANGGURAN) JUMLAH PENGANGGURAN TERBUKA (BENAR-BENAR MENGANGGUR) 3. 4. ANGKATAN KERJA BARU LAPANGAN KERJA BARU BILA PERTUMBUHAN EKONOMI MENCAPAI 5,5% 5. PENGANGGURAN BARU 1 JUTA / TH 2,5 JUTA/TH 1,5 JUTA/TH Jumlah 40 JUTA 11,3 JUTA

PENGANGGGURAN Penduduk Usia Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Di Propinsi Jawa Timur Sumber : Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur, 2005 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kelompok Umur Tidak/belum sekolah Tidak tamat SD SD SLTP SLTA SLTA Kejuruan D1/D2 D3 D4/S1 S2/S3 Jumlah Laki-Laki (Orang) 947.181 1.815.444 4.149.326 1.809.953 1.414.224 722.993 93.793 76.734 462.126 75.749 11.567.523 Perempuan (Orang) 1.285.719 1.205.578 2.,215.060 886.320 608.211 201.008 136.099 58.763 245.125 14.103 6.854.990 Jumlah (Orang) 2.232.900 3.020.022 6.364.386 2.696.273 2.022.435 924.001 229.892 135.501 707.251 89.852 18.422.513

PERBANDINGAN PESERTA LKTM PTN DAN PTS TH 2004 16%

PTN PTS

84%

13 PERGURUAN TINGGI YANG PALING RESPONSIF DALAM MENGIKUTIKEGIATAN PENALARAN MAHASISWA (Th 2004)
13 UNS; 15 12 ITS; 15 11 UNTAN; 17 10 UNES; 19 9 IKIP SINGARAJA; 21 8 UNESA; 22 7 UNP; 23 6 UNM; 23 5 UNAIR; 33 4 ITB; 34 3 IPB; 34 2 UGM; 39 1 UNIBRAW; 75

20

40

60

80

Tahun 2005 2006 beberapa PTS Jatim mulai meramaikan bursa kegiatan dan lomba bidang penalaran tingkat wilayah C dan nasional. MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PEMBINAAN KEMAHASISWAAN SECARA UMUM : 1. Meningkatnya angka pengangguran dari kelompok lulusan pendidikan tinggi 2. Rendahnya kemampuan kewirausahaan mahasiswa/lulusan 3. Rendahnya angka partisipasi PT dalam pengiriman peserta pada kegiatan lomba karya tulis ilmiah mahasiswa, program kreatifitas, PIMNAS, dan pemilihan mahasiswa berprestasi 4. Kurangnya aktivitas kegiatan kemahasiswaan di internal PT 5. Kurang berkembangnya organisasi kemahasiswaan di PT 6. Terbatasnya dispensasi dan dukungan dari sebagian besar dosen

untuk kegiatan lain (penggunaan fasilitas laboratorium, ruangan, sarana fisik, waktu dan dana) 7. Penghargaan kepada pembimbing masih belum memadai, bahkan di sebagain PT belum ada penghargaan tersebut 8. Pembimbing: dosen yang bersedia, mau dan punya waktu

9. Sumberdaya keuangan dan sarana : (1) Alokasi dana kemahasiswaan dalam APB PT kecil (2) Dukungan untuk kegiatan berupa dana, fasilitas laboratorium, akses perpustakaan dan akses luar kampus masih rendah, dan (3) Reward untuk mahasiswa dan dosen yang berprestasi 10. Lemahnya atmosfir akademik di lingkungan PT

D. STRATEGI PENGEMBANGAN Pembinaan kemahasiswaan diarahkan pada aspek : 1. Keorganisasian 2. Jenis dan muatan program berdasar prioritas dan kemampuan PT Kedua aspek tersebut sangat membantu capaian tujuan pembinaan

mahasiswa dalam kerangka mencapai tujuan pendidikannya. Organisasi kemahasiswaan, program dan aktivitas kemahasiswaan yang tertata akan banyak membantu peningkatan mutu mahasiswa dan mendorong stabilitas serta kemajuan (citra) PT. Muatan program kemahasiswaan diarahkan dalam rangka pengembangan diri mahasiswa. Oleh karenanya program kemahasiswan harus diupayakan dalam kerangka pengembangan softskills. Kecenderungan pengembangan softskills menjadi sangat penting karena adanya fenomena banyaknya lulusan yang sulit memperoleh pekerjaan (tidak lulus seleksi), konflik-konflik diri lulusan PT saat di lingkungan kerja, dan ketidakpuasan kalangan industri dan jasa terhadap aspek non-akademik lulusan PT yang bekerja di lingkungannya. Soft skills didefinisikan sebagai : "Personal and interpersonal behaviors that develop and maximize human performance (e.g. coaching, team building, decision making, initiative). Soft skills do not include technical skills, such as financial, computer or assembly skills" (Berthal). Pengembangan softskills melalui program kemahasiswaan akan memberikan keuntungan yaitu memperkuat kurikulum yang juga diharapkan memiliki muatan softskills sehingga mutu lulusan semakin meningkat.

Strategi pengembangan softskills dalam program kemahasiswaan diawali dari perencanaan program termasuk keputusan-keputusannya (oleh pimpinan bidang kemahasiswaan, diupayakan juga melibatkan mahasiswa), penataan keberadaan organisasi mahasiswa, sosialiasi program, pelaksanaan program dengan pelibatan mahasiswa dan pembimbing secara aktif, serta monitoring dan evaluasi program. Beberapa PT yang telah menetapkan syarat lulus mahasiswa dengan point minimal kemahasiswaan, selain lulus syarat IPK dan total SKS, terbukti mampu mendorong mahasiswanya secara aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang ditetapkan dan memiliki softskills yang diharapkan. Komponen softskills yang dibekalkan kepada mahasiswa melalui programprogram kemahasiswan setidaknya memuat komponen-komponen berikut : 1. Inisiatif 2. Etika/integritas 3. Berfikir kritis 4. Kemauan belajar 5. Komitmen 6. Motivasi 7. Bersemangat 8. Dapat diandalkan 9. Komunikasi lisan 10. Kreatif 11. Kemampuan analitis 12. Dapat mengatasi stres 13. Manajemen diri 14. Menyelesaikan persoalan 15. Dapat meringkas 16. Berkoperasi 17. Fleksibel 18. Kerja dalam tim 19. Mandiri 20. Mendengarkan 21. Tangguh 22. Berargumentasi logis 23. Manajemen waktu

Berkaitan dengan harapan dan kebijakan Presiden Republik Indonesia tentang revitalisasi gerakan Pramuka maka sangat diharapkan PT menghidupkan Gugus Depan di lingkungannya masing-masing. Kegiatan Pramuka banyak sekali muatan softskillnya. Dalam waktu dekat Kopertis Wilayah VII juga akan merespon harapan itu dengan menyelenggarakan sarasehan Pramuka di lingkungan Kopertis Wilayah VII Jawa Timur.

Dalam kerangka mendorong pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan Kopertis Wilayah VII Jawa Timur telah dan akan menyelenggarakan program-program kemahasiswaan : 1. Penalaran seperti LKTM dan Pelatihan penulisan Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa, 2. program pelatihan ketrampilan manajemen mahasiswa seperti LKMM Tingkat Dasar dan Tingkat Menengah, 3. Program pelatihan kewirausahaan, 4. Program pemilihan mahasiswa berprestasi, 5. Program Promosi Kemahasiswaan melalui televisi (Debat Mahasiswa di TVRI Jawa Timur) 6. Program kesejahteraan melalui beasiswa BBM dan sejenisnya E. PENUTUP Keyakinan bahwa mahasiswa merupakan unsur strategis masa depan bangsa diharapkan diikuti dengan usaha nyata PT dalam melaksanakan program-program kemahasiswaan. Didasari komitmen yang kuat antara pimpinan PT dan mahasiswa diharapkan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan di PT makin marak yang pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan mutu lulusan PT. Semoga !

BIDANG KEMAHASISWAAN

PENGEMBANGAN SOFTSKILL MELALUI PROGRAM KEMAHASISWAAN


( Suatu Upaya Peningkatan Mutu Mahasiswa )

Materi Rapat Kerja Pimpinan Perguruan Tinggi di Lingkungan Kopertis Wilayah VII Jawa Timur Di Hotel Orchid Batu Tanggal 7-8 Maret 2007

TIM PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VII JAWA TIMUR
Jl. Kertajaya Indah Timur No. 55 Telp (031) 5925418, 5925419 Surabaya

You might also like