You are on page 1of 35

BY

V.M.Endang Sri Purwadmi Rahayu

PENGERTIAN
Keamanan adalah keadaan bebas dari

cedera fisik dan psikologis atau keadaan aman dan tenteram Keselamatan adalah keadaaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya / kecelakaan. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat diduga dan tidak diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian.

Tugas seorang perawat adalah


Meningkatkan kesehatan dan mencegah

terjadinya sakit Mengurangi risiko terjadinya kecelakaan yang mungkin terjadi di RS Lingkungan adalah semua faktor baik fisik maupun psikososial yang mempengaruhi hidup dan keadaan klien

Lingkungan klien adalah tempat terjadinya interaksi

antara perawat dan klien, seperti : rumah, pusat komunitas, klinik, rumah sakit, dan tempat perawatan lainnya. Keamanan dalam lingkungan yang dimaksud adalah mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera, memperpendek hospitalisasi, meningkatkan atau mempertahankan status fungsi klien, dan meningkatkan kesejahteraan klien.
Lingkungan yang aman akan berdampak terhadap : Berkurangnya bahaya fisik Berkurangnya penyebaran organisme patogen Sanitasi dapat dipertahankan Polusi dapat dikontrol

KEBUTUHAN DASAR YANG DAPAT MENGANCAM KESELAMATAN KLIEN


1. Oksigen

Bahaya umum yang ditemukan di rumah adalah sistem pemanasan. Pembakaran yang tidak mempunyai pembuangan yang tepat akan menyebabkan penumpukan karbon monoksida (CO) di dalam ruangan. CO berikatan kuat dengan oksigen sehingga mencegah terbentuknya oksihemoglobin, dan akhirnya menyebabkan berkurangnya oksigen ke seluruh jaringan tubuh.

2. Kelembaban Kelembaban relatif adalah jumlah uap air di udara dibandingkan dengan uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara pada suhu yang sama. Jika kelembaban relatifnya tinggi, maka kelembaban kulit terevaporasi lambat, begitu pula sebaliknya. Orang tidak akan nyaman bila berada pada cuaca panas dan lembab. Orang akan merasa dingin dan nyaman bila berada pada suhu 322 0 C dengan kelembaban 30%. Peningkatan kelembaban lingkungan memberikan keuntungan bagi anak-anak dan orang dewasa yang menderita infeksi saluran pernafasan bagian atas. Bila alat tersebut diletakkan dalam kamar, kelembaban relatif yang dihirup dapat membantu mengencerkan sekret.

3. Nutrisi Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat dan aman memerlukan kontrol lingkungan dan pengetahuan. Kulkas, air bersih dan pembuangan sampah diperlukan pengetahuan yang benar, sehingga pemenuhan kebutuhan nutrisi menjadi aman. Makanan yang tidak dikelola dengan baik akan meningkatkan terjadinya risiko infeksi dan keracunan makanan. Infeksi bakteri melalui makanan disebabkan karena adanya kontaminasi makanan dengan bakteri seperti salmonela, shigela, dan listeriosa. Keracunan makanan seringkali disebabkan oleh ingesti toksin bakteri seperti stafilokokus dan klostridium yang dihasilkan dalam makanan. Walaupun sebagian besar penyakit akibat makanan disebabkan oleh bakteri, tetapi penyakit hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A yang disebarkan melalui kontaminasi feses terhadap makanan, air, atau susu.

4. Suhu Suhu lingkungan yang nyaman bervariasi untuk setiap individu. Suhu yang nyaman berada pada rentang 183 0 239 0 C.
Terpapar suhu udara yang sangat dingin dalam waktu yang lama

menyebabkan radang dingin (frostbite) dan hipotermia. Hipotermi terjadi saat suhu tubuh = atau < 35 0 C, denyut jantung lemah dan tidak teratur, pernafasan dangkal dan lambat, muka pucat, menggigil. Dapat terjadi kematian. Pemaparan panas yang ekstrem dapat menyebabkan heatstroke (sengatan terik matahari) atau heat exhaustion (udara yang panas). Heat exhaustion menyebabkan diaforesis yang berlebihan, hipotensi, perubahan status mental, kejang otot, dan mual. Heatstroke adalah salah satu kondisi yang mengancam kehidupan dengan ditandai oleh perubahan status mental yang berat, koma, hiperpireksia dengan kulit kering yang panas, dan suhu rectal > 405 0 C.

Klien yang menderita sakit kronik, lansia dan bayi mempunyai

risiko terbesar mengalami cedera akibat panas yang ekstrem.

5. Polusi Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bebas polusi. Polutan adalah zat kimia atau sampah meterial yang berbahaya yang dibuang ke dalam air, tanah, udara. Polusi udara adalah kontaminasi terhadap atmosfir, seperti di perkotaan sampah industri dan zat buangan kendaraan bermotor. Sedangkan di rumah, sekolah atau tempat kerja : asap rokok menjadi penyebab utama polusi udara. Pemaparan yang lama akan menyebabkan terjadinya penyakit paru-paru. Polusi tanah dapat disebabkan oleh pembuangan radioaktif dan pembuangan sampah bioaktif yang tidak tepat, misalnya seperti dioksin.

Polusi air adalah kontaminasi terhadap danau, sungai dan aliran air, yang biasanya disebabkan oleh polutan yang dihasilkan oleh industri. Banjir juga dapat menyebabkan kerusakan tempat penyediaan air bersih.
Polusi suara terjadi bila tingkat bunyi pada lingkungan menyebabkan ketidaknyamanan bagi penghuninya. Tingkat bunyi diukur dengan desibel. Toleransi terhadap tingkat bunyi bervariasi pada individu yang satu dengan lainnya dan dipengaruhi

oleh status kesehatan.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAMANAN DAN KESELAMATAN KLIEN :


1.

2.
3. 4.

5.
6.

Usia Tingkat kesadaran Emosi Status mobilisasi Gangguan persepsi sensori Informasi/komunikasi

7. Penggunaan antibiotika yang tidak rasional

(antibiotika dapat menimbulkan resistensi dan anafilaktik syok) 8. Keadaan imunitas (gangguan imunitas akan menimbulkan daya tahan tubuh menurun sehingga mudah terserang penyakit) 9. Ketidakmampuan tubuh memproduksi sel darah putih (SDP) yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap suatu penyakit 10. Status nutrisi 11. Tingkat pengetahuan

Usia Pada bayi, todler, dan prasekolah, cedera merupakan penyebab terbesar kematian dan kecacatan anak-anak yang berusia di atas 1 tahun daripada akibat penyakit lain. Seperti : keracunan (ingesti kepingan cat yang mengandung logam) karena meningkatnya aktivitas oral dan mengeksplorasi lingkungan

Anak usia sekolah. Pada saat seorang anak masuk sekolah, lingkungannya meluas sampai ke

lingkungan sekolah, perjalanan pergi dan pulang sekolah, teman-teman sekolah, dan aktivitas setelah pulang sekolah. Cedera akibat bersepeda merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama pada anak sekolah. Setiap tahun > 600 kematian dan ribuan anak dibawa ke UGD (Child Health Alert, 1993) dalam Potter dan Perry (2006). Remaja. Ketika anak memasuki usia remaja, mereka mempunyai kemandirian yang lebih besar dan mulai mengembangkan identitas dan nilai yang mereka miliki. Risiko kecelakaan/kesehatan yang terjadi dapat karena obat-obatan, alkohol, tenggelam, kendaraan bermotor,dll.

Orang dewasa. Ancaman keamanan pada

orang dewasa biasanya berkaitan dengan gaya hidup, seperti alkohol, perokok. Kendaraan bermotor, dan tingkat stress yang tinggi. Lansia. Perubahan fisiologis akibat proses penuaan meningkatkan risiko jatuh, kecelakaan mobil, luka bakar, dll.

Status mobilisasi Perubahan mobilisasi akibat kelemahan, kelumpuhan, koordinasi dan keseimbangan yang buruk merupakan faktor utama yang menyebabkan klien jatuh. Imobilisasi menyebabkan bertambahnya bahaya fisiologis dan emosional klien, akan menyebabkan pembatasan mobilisasi dan kemandirian klien.

Gangguan Persepsi Sensorik Klien yang mengalami gangguan visual, pendengaran atau komunikasi, seperti afasia dan hambatan bahasa, lebih berisiko cedera di komunitas. Tingkat Pengetahuan Beberapa orang tidak menyadari seperti menyimpan obat jauh dari jangkauan anakanak, atau membaca tanggal kadaluarsa pada makanan, dll.

MACAM-MACAM BAHAYA DAN KECELAKAAN


1.

Di Rumah : tersedak, jatuh, tertelan alat-alat rumah tangga, tersiram air panas, jatuh dari jendela, terpotong, luka tusuk / gores, luka bakar, tenggelam, terkena pecahan kaca, terkunci dalam kamar, jatuh dari sepeda, dan keracunan. 2. Di RS : mikroorganisme, cahaya, kebisingan, temperatur, kelembaban, cedera / jatuh, kesalahan prosedur, peralatan medik, radiasi, keracunan inhalasi, elektrik syok, asfiksia dan kebakaran.

PENCEGAHAN KECELAKAAN DI RUMAH SAKIT


1. Mengkaji tingkat kemampuan klien untuk

melindungi diri 2. Menjaga keselamatan klien selama berada di tempat pasang pagar tempat tidur, ambularm. 3. Menjaga keselamatan klien dengan kursi roda

yang gelisah tidur, seperti restrain atau

yang dibawa

4. Menghindari kecelakaan :

Mengunci roda kereta dorong saat berhenti


Tempat tidur dalam keadaan rendah dan

ada penghalang pada klien yang gelisah Bel berada pada tempat yang mudah dijangkau Meja yang mudah dijangkau Kereta dorong ada penghalangnya 5. Mencegah kecelakaan pada klien yang menggunakan alat listrik, misalnya suction, kipas angin, dan lain-lain

6.Mencegah

kecelakaan pada klien yang menggunakan alat yang mudah meledak, seperti tabung oksigen, dan termos 7.Memasang lebel pada obat, botol, obat obatan yang mudah terbakar 8.Melindungi semaksimal mungkin klien dari infeksi nosokomial, seperti penempatan klien terpisah antara infeksi dan non infeksi, mempertahankan teknik aseptik, menggunakan alat kesehatan sesuai dengan tujuan, dan mencuci tangan secara teknik aseptik, pemberian imunisasi, menggunakan suntikan / jarum tidak secara bersama-sama 9.Mempertahankan ventilasi dan cahaya yang adekuat

10.Mencegah

terjadinya kebakaran akibat pemasangan alat bantu penerangan 11. Mempertahankan kebersihan ruangan, lantai, dan kamar mandi, seperti : keset yang ada di tangga dan lantai dan noda basah di lantai. 12.Mengontrol bahaya yang ada di kamar mandi, kecelakaan seperti jatuh, kebakaran dan keracunan, seringkali terjadi di kamar mandi 13.Menyiapkan alat pemadam kebakaran dalam keadaan siap pakai dan mampu menggunakannya 14.Mencegah kesalahan prosedur : identitas klien harus jelas. Mencegah kecelakaan pada klien yang menggunakan.

PENGKAJIAN
Faktor faktor yang berhubungan dengan sistem sensori komunikasi klien seperti adanya perubahan perilaku klien karena perubahan sensori komunikasi : halusinasi, gangguan proses pikir, kelesuan, ilusi, kebosanan dan tidak bergairah, perasaan terasing, kurangnya konsentrasi, kurangnya koordinasi dan keseimbangan. 2. Faktor risiko yang berhubungan dengan keadaan klien : kesadaran menurun, kelemahan fisik, immobilisasi, penggunaan alat bantu.
1.

3. Bayi

todler, prasekolah Bahaya keracunan krn meningkatnya aktivitas oral, dan kemampuan mengeksplorasi lingkungan Risiko jatuh 4. Anak sekolah Lebih berisiko cedera oleh orang karena anak Usia sekolah lebih berpartisipasi dalam berbagai aktivitas di luar rumah dan lingkungan sekitar rumahnya.

5. Remaja Penggunaan obat-obatan dan alkohol yang bisa menyebabkan pembunuhan dan bunuh diri Kecelakaan kendaraan bermotor 6. Orang dewasa Penggunaan alkohol Perokok 7. Lansia Risiko jatuh Luka bakar, kecelakaan mobil

NURSING DIAGNOSIS
1. Risiko

injuri b.d kurangnya informasi tentang keamanan; kelemahan; gangguan kesadaran; kurangnya koordinasi otot; epilepsi; episode kejang; vertigo; gangguan persepsi; perubahan mobilisasi; penataan lingkungan fisik di rumah sakit / rumah 2. Perubahan proteksi b.d defisit imunologi; malnutrisi; kemoterapi / efek pengobatan; penglihatan yang kurang; kurang informasi tentang keselamatan.

3. Risiko

tinggi terjadi infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan primer; kerusakan jaringan; terpaparnya lingkungan yang terkontaminasi penyakit; prosedur invasif; malnutrisi; penyakit kronis. 4. Risiko keracunan b.d kontaminasi zat kimia pada makanan dan air, penyimpanan obat-obatan yang mudah dijangkau oleh anak-anak

INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI


1.

Risiko injuri Kondisi dimana klien berisiko mengalami injuri akibat hubungannya dengan kondisi lingkungan, adaptasi, dan sumber-sumber yang mengancam. Kemungkinan sehubungan dengan : kurangnya informasi tentang keamanan; kelemahan; gangguan kesadaran; kurangnya koordinasi otot; epilepsi; episode kejang; vertigo; gangguan persepsi. Kemungkinan data yang ditemukan : perlukaan dan injuri. Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : AIDs, dimensia, pengobatan (barbiturat, halosinogen, dan benzo diazepin), epilepsi, penyakit perdarahan. Tujuan yang diharapkan : injuri tidak terjadi.

No 1.

Intervensi Cek keadaan klien tiap jam dan berikan penghalang pada tempat tidurnya

Rasional Pencegahan primer

2.

Cek vital sign setiap 4 jam dan kepatenan saluran pernafasan

Monitor faktor risiko

3.

Jangan tinggalkan obat yang dekat dengan tempat tidurnya

Mencegah terjadinya kecelaka an Dibutuhkan emergensi Mempertahankan keamanan Mencegah aspirasi Mencegah jatuh Mencegah kecelakaan akibat gangguan sensori Mencegah kecelakaan Mencegah injuri komplikasi akibat pada saat

4.

Siagakan alat-alat emergensi seperti suction dan intubasi pada tempatnya

5. 6. 7. 8.

Kunci roda tempat tidurnya Posisi kepala lebih tinggi Berikan penerangan yang cukup pada malam hari Kolaborasi dengan dokter dalam masalah gangguan persepsi klien

9. 10.

Bantu klien dalam aktivitas ke toilet Lakukan kajian keadaan kulit klien dan gunakan tempat tidur khusus untuk mencegah dekubitus

2. Perubahan proteksi Kondisi dimana klien mengalami penurunan kemampuan untuk melindungi dirinya dari penyakit, baik dari luar maupun dari dalam tubuhnya. Kemungkinan sehubungan dengan defisit imunologi; malnutrisi; kemoterapi / efek pengobatan; penglihatan yang kurang; kurang informasi tentang keselamatan. Kemungkinan data yang ditemukan : riwayat kecelakaan; lingkungan yang berisiko. Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : usia (kematangan, sangat tua); nutrisi kurang; gangguan darah; pembedahan; radiasi / kemoterapi; penyakit imun; AIDs.
Tujuan yang diharapkan : klien tidak mengalami infeksi

nosokomial.

No 1.

Intervensi Luangkan waktu untuk menjelaskan proteksi / metode

Rasional Mengurangi risiko penularan

isolasi
2. 3. 4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian pengobatan Jaga klien dari injuri dan infeksi Monitor vital sign, integritas kulit; efek obat, dan

penyakit
Mengatasi faktor penyebab Mengurangi risiko infeksi Data dasar untuk adanya

perdarahan dari bengkas suntikan

membandingkan gangguan proteksi

5. 6.

Tekan tempat menyuntik setelah disuntik Berikan diet adekuat

Menghindari perdarahan Meningkatkan tubuh daya tahan

7. a. b. c.

Berikan pendidikan kesehatan tentang : Pemberian pengobatan Mempertahankan keamanan Teknik isolasi, Penggunssn alat proteksi

Memberikan dasar tentang

pengetahuan menjaga

keamanan diri.

3. Risiko tinggi terjadi infeksi

Kondisi dimana pasien mempunyai risiko yang tinggi

terhadap masuknya virus penyakit. Sehubungan dengan : tidak adekuatnya pertahanan primer; kerusakan jaringan; terpaparnya lingkungan yang terkontaminasi penyakit; prosedur invasif; malnutrisi; penyakit kronis. Kemungkinan data yang ditemukan : kondisi kulit, nilai laboratorium; pemakaian alat-alat invasif. Kondisi klinis kemungkinan terjadi : AIDs, infeksi bakteri dan virus; kondisi setelah operasi.
Tujuan yang diharapkan :

pasien dapat menunjukkan penurunan infeksi; tidak ada tanda-tanda infeksi, seperti panas, nyeri, bengkak, kemerahan dan gangguan fungsi (calor, dolor, tumor, dan fungsio laesa)

No 1.

Intervensi Monitor tanda vital setiap 4 jam

Rasional Dasar-dasar untuk mengetahui

keadaan normal
2. 3. Gunakan metode pengontrol adanya infeksi Pertahankan diet adekuat, Vit C dan tablet Fe Melindungi pasien dari infeksi Meningkatkan tubuh 4. 5. 6. 7. 8. a. b. c. Catat hasil laboratorium, seperti sel darah putih (SDP) Monitor pemberian antibiotika dan kaji efek sampingnya Informasikan tentang efek pengobatan Lakukan teknik sterilisasi Lakukan pendidikan kesehatan tentang : Pencegahan dan penularan penyakit Tanda dan gejala infeksi Hidup sehat Mengidentifikasi adanya infeksi Mencegah komplikasi Mencegah infeksi silang Mencegah terjadinya infeksi Memberikan dasar pengetahuan cara daya tahan

bagaimana

memproteksi diri

EVALUASI
Tidak terjadi injuri, seperti perlukaan 2. Tidak terjadi infeksi nosokomial 3. Pasien dapat menunjukkan penurunan infeksi; tidak ada tanda-tanda infeksi, seperti panas, nyeri, bengkak, kemerahan dan gangguan fungsi (calor, dolor, tumor, dan fungsio laesa)
1.

You might also like