You are on page 1of 44

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Blok nefro-urologi dan genitalia adalah blok ke empat belas pada semester 5 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario D yang memaparkan kasus mengenai Alviani yang mengalami gejala seperti : nyeri pinggang kana sejak 2 minggu yang lalu terus menerus. Alviani juga merasa demam, menggigil, mual, muntah, dan badan terasa lemas. BAK terasa nyeri dan sering buang air kecil dimalam hari. Alviani juga sulit menahan buang air kecil dan BAB biasa. 6 bulan yang lalu alviani pernah mengalami nyeri saat buang air kecil tanpa disertai nyeri pinggang. Keluhan berkurang setelah alviani minum obat dari dokter tapi tidak teratur. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Muhammadiyah Palembang. 2. 3. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial. Kedokteran Universitas

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Data Praktikum TUTORIAL SKENARIO B Tutor Moderator : dr. Nia : Erza milano

Sekretaris meja : Rizki Bastari Sekretaris Papan : Alvin Putra Perwira Waktu Rule tutorial : Selasa, 19 oktober 2010 Kamis, 21 oktober 2010 : 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam 2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman 3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat 4. Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan

2.2

Skenario kasus D Alviani, perempuan, berusia 60 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pinggang kana sejak 2 minggu yang lalu terus menerus. Alviani juga merasa demam, menggigil, mual, muntah, dan badan terasa lemas. BAK terasa nyeri dan sering buang air kecil dimalam hari. Alviani juga sulit menahan buang air kecil dan BAB biasa. 6 bulan yang lalu alviani pernah mengalami nyeri saat buang air kecil tanpa disertai nyeri pinggang. Keluhan berkurang setelah alviani minum obat dari dokter tapi tidak teratur.

Pemeriksaan fisik :

Keadaan umum : sadar dan kooperatif Vital sign : nadi: 110x/menit, RR: 25x/menit, suhu: 390C, TD: 100/90 mmHg Pemeriksaan khusus : Kepala : konjungtiva normal Mulut : tenggorokan nomal Thorax : Jantung normal, paru-paru normal Abdomen : hepar dan lien tidak teraba, nyeri ketok di kostovertebrae kanan (+) Extrimitas : normal

Pemariksaan laboratorium : Darah rutin : Hb 12,2 g/dl; leukosit 15000 /mm3; Kimia darah : total protein 4 g/dl, albumin serum 3,5 g/dl & kolerterol 150 mg/dl. Ureum 24 & kreatinin 1,2 Urinalysis Makroskopis : keruh Mikroskopis : leukosit penuh (lebih dari 100 / LPB), granuler silinder (+), protein +1, (RBC 10-15/LPB).

2.3 Paparan

2.3.1 Klasifikasi Istilah 1. Poliklinik : rumah sakit dan sekolah tempat segala

penyakit dan cedera dipelajari dan diobati. 2. Nyeri pinggang kanan kanan. 3. Menggigil demam. 4. Kooperatif : mampu merespon dengan baik. : tubuh bergetas secara involunter seperti : perasaan tidak nyaman pada daerah pinggang

5. Nyeri saat buang air kecil : (disuria) berkemih yang nyeri. 6. Demam 7. Mual untuk muntah. 8. Muntah 9. Badan lemas rangsangan. 10. Nyeri ketok Costo vertebrae : sensasi/persaan nyeri yang timbul pada saat perkusi di daerah sudut yang terbentuk pada kedua sisi kolumna vertebralis antara iga terakhir dan vertebra lumbalis. 11. Kreatinin ginjal dan masa otot. 12. Sulit menahan buang air kencing (urinary incontinent) : kedidak mampuan untuk mengatur pengeluaran urine. : hasil akhir metabolisme fosfokreatin ; : pengeluaran isi lambung melalui mulut. :kehilangan tenaga atau kemampuan menjawab : peningkatan suhu tubuh diatas normal : sensasi tidak menyenangkan yang secara

samar mengacu pada epigastrium dan abdomen dengan kecenderungan

pengukuran laju exkresi urine dipakai sebagai indicator diagnostic fungsi

13. Total protein

: total penjumlahan protein albumin dan

globulin yang berada di darah. 14. Albumin serum 15. Kolesterol disintesa oleh hati. 16. Ureum 17. Granuler silinder : sisa metabolisme protein yang disintesa di hati. : partikel kecil/butir yang terbuat dari sukrosa ; total protein yang berada di plasma. ; hasil akhir dari metabolisme lipoprotein yang

berbenruk silinder ditemukan pada pemeriksaan urine.

2.3.2

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Alviani, perempuan, berusia 60 tahun dating ke poliklinikn dengan keluhan nyeri pinggang kana sejak 2 minggu yang lalu terus menerus. Alviani juga merasa demam, menggigil, mual, muntah, dan badan terasa lemas. 2. BAK terasa nyeri dan sering buang air kecil dimalam hari. Alviani juga sulit menahan buang air kecil. 3. 6 bulan yang lalu alviani pernah mengalami nyeri saat buang air kecil tanpa disertai nyeri pinggang. Keluhan berkurang setelah alviani minum obat dari dokter tapi tidak teratur. 4. Hasil dari Pemeriksaan fisik : 5. Hasil darin Pemariksaan laboratorium : Kerangka konsep

Hipotersis alviani perempuan 60 tahun mengalami nyeri pinggang kanan yang disebabkan pielonefritis akut

2.3.3 ANALISIS MASALAH 1. a. organ apa saja yang terlibat pada nyeri pinggang kanan ? jawab: nyeri pinggang kanan dapat disebabkan oleh adanya kelainan seperti inflamas pada organ yang ada pada pinggang kanan seperti : colon

apendinx vesika urinaria, dan ginjal penyakit tulang belakang seperti arthritis, lupus ( low back pain) pada kasus ini kemungkinan terbesar dari penyebab nyeri pinggang adalah kelainan pada ginjal. Berikut anatomi ginjal : REN (GINJAL) Ginjal terletak retroperitoneal di bagian posterior dinding abdomen. Ia berada disisi-sisi columna vertebra, di belakang peritoneum dan di bawah diafragma. Ginjal kanan terletak 12 mm lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hepar. Ukuran panjang ginjal sekitar 11 cm, lebar 6 cm dan tebalnya 4 cm. Hubungan Posterior : diafragma (memisahkannya dari pleura), m. quadratus

lumborum, m. psoas, m. transversus abdominis, costa XII dan 3 nervus subcostalis, Vertebrae thoracalis XII, n. iliohypogastricus dan n. ilioinguinalis (LI) Anterior : ginjal kanan berbatasan dengan hepar, bagian kedua duodenum (dapat dilihat pada tindakan nephrektomi kanan) dan colon ascendens. Di anterior ginjal kiri terdapat gaster, pankreas beserta pembuluh darahnya, lien dan colon descendens. Kelenjar suprarenalis terletak di atas masing-masing ren pada polus superior.

Di dalam ginjal, ureter terbagi menjadi dua atau tiga calyx major yang masing-masing terbagi lagi menjadi beberapa calyx minor. Setiap

calyx minor kemudian menekuk satu jaringan papilla renalis dan disinilah mulainya tubulus collectivus melepaskan urine ke dalam ureter. Ginjal terletak dalam suatu bantalan lemak peri renal yang berada dalam fascia renalis. Di bagian atas, fascia renalis bercampur dengan fascia yang menyelubungi diafragma, dan meninggalkan suatu ruangan untuk glandula suprarenalis (pada nephrectomy glandula suprarenalis mudah dipisahkan dari ginjal). Di bagian medial, fascia renalis bergabung dengan selubung aorta dan vena cava inferior. Di lateral, fascia renalis berlanjut dengan fascia transversalis. Hanya di bagian inferior fascia renalis relatif terbuka sebagai jalur ureter menuju pelvis. Ginjal secara faktual memiliki 3 kapsula: 1. 2. 3. fascia (fascia renalis) jaringan lemak peri renal kapsula yang sebenarnya capsula fibrosa yang mudah dikuliti pada ginjal normal tetapi melekat kuat pada suatu organ yang mengalami inflamasi.

Perdarahan Arteri renalis dipercabangkan langsung dari aorta. Vena renalis mengalirkan darah langsung ke dalam vena cava inferior. Vena renalis kiri melewati bagian anterior aorta kira-kira di bawah tempat asalnya a. mesenterica superior. Sedangkan arteri renalis kanan melewati bagian posterior vena cava inferior. Aliran Limfatik Aliran limfe langsung menuju nodi lymphatici preaortae. Fungsi utama ginjal: 1. Mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh 2. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian ion cairan ekstraseluler, termasuk ion sodium, klorida, pottasium, karbonat, kalsium, magnesium, sulfat, fosfat, dan hidrogen. 3. Memelihara volume plasma yang sesuai, sehingga sangat berperan dalam pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri dengan mengatur keseimbangan air dan garam. 4. Membantu memelihara keseimbangan asam-basa tubuh dengan menyesuaikan pengeluaran ion hidrogen dan karbonat melalui urin.
10

5. Memelihara osmolaritas (konsentrasi zat terlarut) berbagai cairan tubuh, terutama melalui pengaturan keseimbangan air. 6. Mengeksresikan (eliminasi) produk-produk sisa (buangan) dari metabolisme tubuh, misalnya urea, asam urat, kreatinin. 7. Mengeksresikan banyak senyawa asing, misalnya obat, zat penambah pada makanan, pestisida, dan bahan-bahan eksogen non-nutrisi lainnya yang berhasil masuk ke dalam tubuh. 8. Menghasilkan dan mengeluarkan erythropoietin yaitu hormon yang mengendalikan kecepatan pembentukan sel darah merah. 9. Menghasilkan dan mengeluarkan renin yaitu suatu hormon enzimatik yang memicu reaksi berantai yang penting dalam mengatur tekanan darah. 10. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya. 1. b. penyebab nyeri pinggang kanan ? jawab : Bisa disebabkan oleh nyeri kolik akibat : a. Adanya batu (urolitiasis) b. Adanya bekuan darah c. Adanya benda asing lainnya. Bisa disebabkan nyeri ginjal : a. Akibat pielonefritis akut b. Pielonefritis kronik c. Tumor ginjal

11

1. c. bagaimana mekanisme nyeri pinggang kanan ? jawab : Mikro organisme ascending fimbriae menempel pada reseptor urotelium infeksi saluran kemih MO naik ke ginjal melalui ureter menginfeksi pielum dan parenkim ginjal stimulasi nyeri melalui nervus prenikus nyeri pinggang.

1. d. adakah hubungan usia alviani 60 tahun dengan keluhan nyeri pinggang kanan ? jawab : hubungan antara Usia Alviani dengan keluhan nyeri pinggang kanan, tidak secara langsung mempengaruhi hanya usia merupakan factor resiko untuk penyekit yang diderita Alviani hingga timbul gejala nyeri pinggang.

12

usia tua estrogen dan imun menurun perubahan pada daerah genital (lebih kering dan mukosa lebih tipis) lebih mudah terkena infeksi infeksi keginjal nyeri pinggang.

1. e. bagaimana hubungan demam, menggigil, mual, muntah, badan terasa lemas dengan nyeri pinggang kanan ? jawab :

infeksi mikroorganisme di saluran kemih bagian bawah yang kemudian terjadiInfeksi ascending infeksi dan mengenai ginjal. Pada saat MO didistal
system urinaria infeksi mencapai ginjal, maka akan terjadi kolonisasi kuman di ginjal

tersebut dan akan direspon oleh system imun tubuh dengan mengeluarkan makrofag dan leukosit PMN. makrofag dan leukosit Ginjal PMN ini akan melepaskan sitokin diantaranya IL-1, IL-6, TNF dan IFN yang akan mengaktifasi jalus as. Arakidonat sehingga terjadi pelepasan PGE2. PGE2 akan menaikkan set point di hipotalamus. Responini imun Untuk mencapai tinggkat suhu yang dinaikan oleh hipotalamus, tubuh
Pelepasanakan sitokin Infeksi di Ginjal Acsenden ke

meningkatkan untuk menghasilkan panas, jika Aktivasimetabolisme makrofag dan


leukosit PMN

Aktivasi IL-1, IL-6, TNF dan IFNinfolunter

belum cukup maka tubuh akan menggerakkan otot-otot secara (menggigil) untuk menghasilkan pans yang lebih banyak. Reseptor saraf ginjal mengirimkan
sinyal ke medula spinalis

Pengahasilan panas yang banyak ini akan membuat seseorang menjadi


Aktivasi jalur as. arakhidonat

demam.

Pelepasan PGE 2 Set point akan di hipotalamus

Infeksi pada ginjal juga akan mangaktifkan reseptor saraf prenikus untuk menyampaikan pesan ke sistem saraf spinalis lalu ke otak yang
Talamus dan otak

Lewat traktus spinotalamikus anteri lateralis

dikembalikan dengan nyeri, mualdan muntah.


nyeri

Tubuh menghasilkan panas (menggigil)

13

Panas ( demam)

2. a.

bagaimana

mekanisme

pembentukan

urine

normal

?dan

kandungannya? Jawab : 1. Penyaringan ( Filtrasi )


14

Filtrasi darah terjadi di glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan struktur spesifik dibuat untuk menahan komonen selular dan mediummolekular-protein besar kedalam vascular system, menekan cairan yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan komposisi air. Cairan ini disebut filtrate glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun dari jaringan kapiler. Di mamalia, arteri renal terkirim dari arteriol afferent dan melanjut sebagai arteriol eferen yang meninggalkan glomrerulus. Tumpukan glomerulus dibungkus didalam lapisan sel epithelium yang disebut kapsula bowman. Area antara glomerulus dan kapsula bowman disebut bowman space dan merupakan bagian yang mengumpulkan filtrate glomerular, yang menyalurkan ke segmen pertama dari tubulus proksimal. Struktur kapiler glomerular terdiri atas 3 lapisan yaitu : endothelium capiler, membrane dasar, epiutelium visceral. Endothelium kapiler terdiri satu lapisan sel yang perpanjangan sitoplasmik yang ditembus oleh jendela atau fenestrate. Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air dan solute menyebrangi kapiler glomerular. Tekanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan oncotik dari cairan di dalam bowman space merupakan kekuatn untuk proses filtrasi. Normalnya tekanan oncotik di bowman space tidak ada karena molekul protein yang medium-besar tidak tersaring. Rintangan untuk filtrasi ( filtration barrier ) bersifat selektiv permeable. Normalnya komponen seluler dan protein plasmatetap didalam darah, sedangkan air dan larutan akan bebas tersaring. Pada umunya molekul dengan raidus 4nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknya molekul 2 nm atau kurang akan tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga mempengaruhi kemampuan dari komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listirk (electric charged ) dari sretiap molekul juga mempengaruhi filtrasi.

15

Kation ( positive ) lebih mudah tersaring dari pada anionBahan-bahan kecil yang dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. 2. Penyerapan ( Absorsorbsi) Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian terbesar dari filtered solute. Kecepatan dan kemampuan reabsorbsi dan sekresi dari tubulus renal tiak sama. Pada umumnya pada tubulus proksimal bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultrafiltrate lebih luas dari tubulus yang lain. Paling tidak 60% kandungan yang tersaring di reabsorbsi sebelum cairan meninggalkan tubulus proksimal. Tubulus proksimal tersusun dan mempunyai hubungan dengan kapiler peritubular yang memfasilitasi pergherakan dari komponen cairan tubulus melalui 2 jalur : jalur transeluler dan jalur paraseluler. Jalur transeluler, kandungan ( substance ) dibawa oleh sel dari cairn tubulus melewati epical membrane plasma dan dilepaskan ke cairan interstisial dibagian darah dari sel, melewati basolateral membrane plasma. Jalur paraseluler, kandungan yang tereabsorbsi melewati jalur paraseluler bergerakdari vcairan tubulus menuju zonula ocludens yang merupakan struktur permeable yang mendempet sel tubulus proksimal satu daln lainnya. Paraselluler transport terjadi dari difusi pasif. Di tubulus proksimal terjadi transport Na melalui Na, K pump. Di kondisi optimal, Na, K, ATPase pump manekan tiga ion Na kedalam cairan interstisial dan mengeluarkan 2 ion K ke sel, sehingga konsentrasi Na di sel berkurang dan konsentrasi K di sel bertambah. Selanjutnya disebelah luar difusi K melalui canal K membuat sel polar. Jadi

16

interior sel bersifat negative . pergerakan Na melewati sel apical difasilitasi spesifik transporters yang berada di membrane. Pergerakan Na melewati transporter ini berpasangan dengan larutan lainnya dalam satu pimpinan sebagai Na ( contransport ) atau berlawanan pimpinan ( countertransport ) (Sherwood, 2001). Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme ini ( secondary active transport ) termasuk gluukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan organic anion. Pengambilan active substansi ini menambah konsentrasi intraseluler dan membuat substansi melewati membrane plasma basolateral dan kedarah melalui pasif atau difusi terfasilitasi. Reabsorbsi dari bikarbonat oleh tubulus proksimal juga di pengaruhi gradient Na. 3. Penyerapan Kembali ( Reabsorbsi ) Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini

17

melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. 4. Augmentasi Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat. Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut . Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin.Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama

18

dengan

amonia)

dan

mempunyai

daya

racun

lebih

rendah

dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine adalah : Hormon ADH Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.

Aldosteron Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin.

Prostaglandin Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.

Gukokortikoid
19

Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.

Renin Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus jukstaglomerularis pada : 1. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal ) 2. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal ) 3. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra ) 4. Innervasi ginjal dihilangkan 5. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal ) Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain diubah menjadi angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah. Zat - zat diuretic Banyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik ini maka akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah. Suhu internal atau eksternal Jika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi volume urin.

20

Konsentrasi Darah Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah.Reabsorpsi air di ginjal mengingkat, volume urin menurun. Emosi Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin. Kandungan Urin Normal Urin mengandung sekitar 95% air. Komposisi lain dalam urin normal adalah bagian padaat yang terkandung didalam air. Ini dapat dibedakan beradasarkan ukuran ataupun kelektrolitanya, diantaranya adalah : Molekul Organik : Memiliki sifat non elektrolit dimana memiliki ukaran yang reativ besar, didalam urin terkandung : Urea CON2H4 atau (NH2)2CO, Kreatin, Asam Urat C5H4N4O3, Dan subtansi lainya seperti hormone. Ion : Sodium (Na+), Potassium (K+), Chloride (Cl-), Magnesium (Mg2+, Calcium (Ca2+). Dalam Jumlah Kecil : Ammonium (NH4+), Sulphates (SO42-), Phosphates (H2PO4-, HPO42-, PO43-), (Guyton, 1996)

Warna : Normal urine berwarna kekuning-kuningan. Obat-obatan dapat mengubah warna urine seperti orange gelap. Warna urine merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya penyakit.

21

Bau : Normal urine berbau aromatik yang memusingkan. Bau yang merupakan indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu.

Berat jenis : Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu volume yang sama dari yang lain seperti air yang disuling sebagai standar. Berat jenis air suling adalah 1, 009 ml. Normal berat jenis : 1010 1025.

Kejernihan : Normal urine terang dan transparan. Urine dapat menjadi keruh karena ada mukus atau pus.

pH : Normal pH urine sedikit asam (4,5 - 7,5). Urine yang telah melewati temperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri. Vegetarian urinennya sedikit alkali.

2. b. bagaimana mekanisme miksi ? jawab : Mekanisme Miksturisi

Mekanisme proses Miksi ( Mikturisi ) Miksi ( proses berkemih ) ialah proses di mana kandung kencing akan mengosongkan dirinya waktu sudah penuh dgn urine. Mikturisi ialah proses pengeluaran urine sebagai gerak refleks yang dapat dikendalikan (dirangsang/dihambat)

22

oleh sistim persarafan dimana gerakannya dilakukan oleh kontraksi otot perut yg menambah tekanan intra abdominalis, dan organ organ lain yang menekan kandung kencing sehigga membantu mengosongkan urine. Pada dasarnya, proses miksi/mikturisi merupakan suatu refleks spinal yg dikendalikan oleh suatu pusat di otak dan korteks cerebri. Proses miksturisi dapat digambarkan dalam skema di bwah ini : Pertambahan vol urine tek intra vesicalis keregangan dinding vesicalis (m.detrusor) sinyal-sinyal miksi ke pusat saraf lebih tinggi (pusat kencing) untuk diteruskan kembali ke saraf saraf spinal timbul refleks spinal melalui n. Pelvicus timbul perasaan tegang pada vesica urinaria shg akibatnya menimbulkan permulaan perasaan ingin berkemih.

2. c. berapa frekuensi dan volume urine normal / hari ? jawab : frekuensi : 5-6 x perhari tergantung jumlah intake cairan, suhu, aktivitas volume : 1-2 liter per hari. 2.d. apa penyebab dysuria ? jawab : Dysuria : nyeri pada saat miksi. Jika nyeri di awal miksi gangguan pada uretra Jika nyeri di akhir miksi gangguan pada Vesica Urinaria. Penyebab Dysuria : - Infeksi saluran kemih oleh bakteri gram (-),.dalam hal ini E.Coli

23

- Hiperplasi prostat dan karsinoma - Prostatitis - Setelah pemasangan kateter menetap - Benda asing dalam V.U atau uretra - Pengobatan dengan B-Blocker 2. e. bagaimana mekanisme dysuria ? jawab : Infeksi akut/kronik vesika urinaria (sistitis) akibat infeksi yang berulang mengakibatkan perubahan pada dinding vesika dan dapat mengakibatkan inkompetensi dari katup vesiko ureter. Akibat rusaknya katup ini, urin dapat naik kembali ke ureter terutama pada waktu berkemih (waktu kontraksi kandung kemih), hal ini disebut refluks. Akibat refluks ini ureter dapat melebar atau urin sampai ke ginjal dan mengakibatkan kerusakan pielum dan parenkim ginjal (pielonefritis). Stasis urin di ureter yang lama menimbulkan mudahnya terjadi infeksi dan dilatasi ureter. Infeksi saluran kemih oleh bakteri gram (-),.dalam hal ini E.Coli

24

2. f. apa penyebab nocturia ? jawab : Ada hyperplasia prostat Obat diuretic Kronik / recurrent urinary tract infection Gagal ginjal kronik CHF Ekskrei zat terlarut Kapasitas vesica urinaria yang rendah
25

Sistitis DM Terlalu banyak minum sebelum tidur Banyak minum kopi dan alcohol Kalsium dalam darah meningkat Gangguan tidur (-) konsentrasi osmotic ginjal

2. g. bagaimana mekanisme nocturia ? jawab : infeksi pada vesica urinaria dimana mukosa merah sembab, permukaannya ditutupi mukosa purulen, kadang-kadang ada ulkus superficial, dilatasi pembuluh darah kapiler dan terdapat infiltrasi sel-sel radang PMN di otot vesika urinaria menyebabkan vesika urinaria menegang dan volume lumennya berkurang. Sehingga menjadi lebih sensitive Akibatnya terisi sedikit saja urine akan menyebabkan keinginan untuk BAK timbul lebih kuat dari keadaan normal. Selain itu suhu juga mempengaruhi laju produksi urine.Saat suhu rendah, seperti pada malam hari kapiler darah akan menyempit (vasoconstriksi) dan difokuskan didaerah visceral atau didalam tubuh sehingga kita akan lebih sering berkemih dimusim dingin daripada saat cuaca panas. Pada kasus alviani juga telah berusia 60 tahun sehingga fungsi otot spincternya dan dasar panggul tidak kuat lagi karena telah menurun sehingga ia akan langsung BAK jika ada ransangan untuk kencing timbul. 2. h. apa penyebab urinaria incontinent ?

26

jawab : Factor distrees Factor neurologi Penggunaan obat-obatan Factor mekanis Factor fungsional factor usia pada kasus (60 tahun) secara anatomi dan fisiologi fungsi dari spincter externa dan otot dasar panggul pasti telah menurun sehingga fungsi menahan kencing menurun yang menhyebabkam sulit menahan BAK.

2. i. bagaimana mekanisme urinaria incontinent ? jawab : pada orang normal keinginan untuk BAK dapat ditahan karena terdapat otot spincter externa yang dapat berkontraksi secara volunteer atau atas perintah SSP sadar. Akan tetapi pada orang tua seperti Alviani fungsi saraf volunteer tidak berfungsi dengan baik, sehingga tidak dapat mengatur diri kapan dan dimana BAK dengan benar. 2. j. bagaimana hubungan dysuria, nocturia dan urinaria incontinent ? Jawab : Infeksi cystitis menyebabkan mukosa merah sembab, permukaannya ditutupi mukosa purulen, kadang-kadang ada ulkus superficial, dilatasi pembuluh darah kapiler dan terdapat infiltrasi sel-sel radang PMN di otot

27

vesika urinaria menyebabkan vesika urinaria menegang dan volume lumennya berkurang. Sehingga menjadi lebih sensitive Akibatnya terisi sedikit saja urine akan menyebabkan keinginan untuk BAK timbul lebih kuat dari keadaan normal. Akibat vesika urinaria yang menegang akibatnya pada saat berkemih, m. detrusor berkontraksi dan mengirimkan sinyal dan terjadilah nyeri saat berkemih (dysuria). Selain itu suhu juga mempengaruhi laju produksi urine.Saat suhu rendah, seperti pada malam hari kapiler darah akan menyempit (vasoconstriksi) dan difokuskan didaerah visceral atau didalam tubuh sehingga kita akan lebih sering berkemih dimalam hari (nocturia). Pada kasus alviani juga telah berusia 60 tahun sehingga fungsi otot spincternya dan dasar panggul tidak kuat lagi karena telah menurun sehingga ia akan langsung BAK jika ada ransangan untuk kencing timbul karena tidak bisa menahan lagi (urinary incontinent). 3. a. bagaimana hubungan gejala yang dialami alviani 6 bulan yang lalu dengan keluhannya sekarang? Jawab : Pada saat 6 bulan yang lalu Alviani baru mengalami cystitis tetapi karena Alviani tidak meminum obat secara teratur menyebabkan infeksi tidak tuntas dan berulang, akibatnya infeksi cystitis yang berulang menyebabkan perubahan pada dinding vesika dan dapat mengakibatkan inkompetensi dari katup vesiko ureter. Akibat rusaknya katup ini, urin dapat naik kembali ke ureter terutama pada waktu berkemih (waktu kontraksi kandung kemih), hal ini disebut refluks. Akibat refluks ini ureter dapat melebar atau urin dan bakteri sampai ke ginjal dan mengakibatkan kerusakan pielum dan parenkim ginjal (pielonefritis). Jadi pada saat ini nyeri pinggang akibat pielonefritis akut.

28

3. b. obat apa yang mungkin diberikan dokter 6 bulan yang lalu ? jawab : kemungkinan pada kasus ini doter 6 bulan yang lalu memberikan obat antibiotic contohnya : trimetropin sulfametoxazol Cotrimoxazole

3. c. apa dampak minum obat tidak teratur pada kasus ? jawab : minum obat khususnya antibiotic yang tidak teratur menyebabkan tidak semua bakteri mati, dan bakteri yang masih hidup akan menjadi kebal terhadap obat tersebut. Beberapa mekanisme yang membuat bakteri kebal atau resisten adalah : 1. 2. 3. 4. 5. Mikroorganisme menghasilkan enzim yang menghancurkan obat aktif Mikroorganisme mengubah permeabilitasnya terhadap obat Mikroorganisme menyebabkan perubahan target struktural untuk obat Mikroorganisme meyebabkan perubahan jalur metabolik yang melintasi reaksi yang dihambat oleh obat Perubahan enzim yang masih dapat melakukan fungsi metaboliknya tapi kurang dipengaruhi oleh obat

4. bagaimana interpretasi dan mekanisme dari hasil pemeriksaan fisik ? Jawab : Keadaan umum : sadar dan kooperatif normal

29

Vital sign : Vital sign interpretasi 1. Nadi 110x/menit Cepat (N: 60-100) 2. RR 25x/pemit Cepat (N: 16-24) 3. Suhu 390c Hipertermi (N: 36,8-37,40c) 4. TD 100/90 mmHg Hipotensi (N: 120/80 mmHg) Mekanisme hasil pemeriksaan abnormal : Nadi : cepat karena merupakan kompensasi dari Cardiak output yang turun akibat volume darah yang turun setelah sering kencing dan muntah. RR : cepat terjadi karena kebutuhan oksigen meningkat untuk kebutuhan metabolisme yang meningkat karena infeksi dan sering menggigil. Hipertermi : terjadi karena adanya infeksi yang dilawan oleh antibody yang antibodi tersebut akan melepaskan IL-1 dan IL6 yang akan membuat hipotalamus set point suhu tubuh. TD 100/90 mmHg hipotensi terjadi karena penurunan volume darah dan menyebabkan CO juga menurun. Pemeriksaan khusus Kepala : konjungtiva normal Mulut : tenggorokan nomal Thorax : Jantung normal, paru-paru normal Abdomen : hepar dan lien tidak teraba, nyeri ketok di kostovertebrae kanan (+) abnormal Extrimitas : normal

Mekanisme hasil pemeriksaan yang abnormal :

30

Nyeri kostovertebrae terjadi karena peradangan pada ginjal dalam kasus ini pielonefritis akut. Secara anatomi ginjal terletak disudut costofertebae sehingga saat diketok ginjal terguncang dan timbulah nyeri. Cara pemeriksaannya : letakkan telapak tangan kiri di CVA (sudut yang dibentuk oleh costa XII dengan columna vertebralis). Kemudian pukul dengan permukaan ulnar kepalan tangan kanan. Tenaga yang digunakan harus cukup kuat, tapi tidak menimbulkan sakit pada orang normal. Fist percussion CVA yang positif yaitu bila pasien merasa kesakitan. Hal ini mengesankan adanya infeksi ginjal (pielonefritis), abses ginjal atau abses pararenal. Tetapi fist percission yang positif bisa disebabkan oleh kelainan musculoskeletal.

5. bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan laboratorium ? jawab : Darah rutin : Hb 12, 2 g/dl normal (12-16 g/dl) Leukosit 15000 /mm3 interpretasi leukositosi normal 4000-10000 Kimia darah : Total protein 4 g/dl turun normalnya (6,0-8,3 gr/dl) akibat albumin yang turun. Albumin serum 3,5 g/dl interpretasinya turun normalnya 3,8-5,1 g/dl akibat keluar melalui urine dalam jumlah yang tidak terlalu banyak sehingga turunnya juga sedikit.

31

Kolesterol 150 mg/dl normal (<200 mg/dl) Ureum 24 normal ( 15-40) Kreatinin 1,2 normal (0,5-1,3) Urinalysis Makroskopis : abnormal normalnya jernih. Urine keruh dapat terjadi akibat terlarutnya zat-zat yang seharusnya tidak terlarut dalam urin dalam jumlah banyak. Seperti : leukosit, eritrosit dan protein. Mikroskopis : Leukosit penuh (lebih dari 100 / LPB) interpretasinya : abnormal. Karena tejadi infeksi di traktus urinarius. Granuler silinder (+) interpretasinya : abnormal menunjukkan adannya infeksi pada ginjal. Akibat infeksi ini, banyak leukosit PMN ditubulus dan di interstitial disekitar tubulus akibatnya banyak segmen-segmen tubulus yang hancur dan leukosit dikeluarkan dalam urine dalam bentuk dilinder. Protein +1 interpretasinya : abnormal normalnya tidak ada. RBC 10-15 /LPB interpretasinya : abnormal anemia mikroskopik terjadi karena peradangan pada mucosa vesika urinaria, menyebabkan ada darah pada urine. 6. bagaimana DD ? jawab : ISK Gejala Demam Nyeri saat berkemih (bagian bawah) -/+ + Acute + + Chronic + +

pyelonephritis pyelonephritis

32

Sering berkemih Nyeri di costovetebral Bakteri E.coli Nyeri pada perut Hipertensi

+ sudut + + -

+ + + + -

+ +

7. bagaimana PD ? jawab : anamnesis : o ada nyeri pinggang o ada demam o ada menggigil o ada mual, muntah o badan lemas o nocturia o dysuria o incontinent urine pemeriksaan fisik - suhu 390c - ada nyeri ketok kostovertebrae Pemeriksaan penunjang

33

o ada leukositosis (15000 /LPB) o pemeriksaan mikroskopis urine terdapat leukosit penuh (lebih dari 100/LPB) o pemeriksaan mikroskopis urine terdapat granuler silinder (+) o pemeriksaan mikroskopis urine terdapat (protein +1) o pemeriksaan mikroskopis urine terdapat RBC 10-15/LPB

8. bagaimana DK ? Jawab : Pielonefritis akut 9. bagaimana epidemiologinya ? Jawab :


KELOMPOK USIA NEONATUS USIA PRASEKOLAH USIA SEKOLAH USIA REPRODUKSI USIA 65-70 USIA > 80 USIA LANJUT ( 65) PREVALENSI (%) 1 2-3 1-2 2.5 20 30 30 L : P 1,5 : 1 1 : 10 1 : 30 1 : 50 1 : 10 1:2 1:1

34

DIRAWAT DI R.S.

11. bagaimana etiologinya ? jawab : Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus besar) merupakan penyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah sakit dan penyebab dari 50% infeksi ginjal di rumah sakit. Infeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang naik ke kandung kemih. Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di tempat masuknya ke kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam ureter, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi ginjal. Infeksi juga bisa dibawa ke ginjal dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah. Keadaan lainnya yang meningkatkan resiko terjadinya infeksi ginjal adalah: - kehamilan - kencing manis - keadaan-keadaan yang menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi. Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram negatif tersebut, ternyata Escherichia coli menduduki tempat teratas kemudian diikuti oleh - Proteus sp

35

- Klebsiella - Enterobacter - Pseudomonas Bermacam-macam mikro organisme dapat menyebabkan ISK, antara lain dapat dilihat pada tabel berikut

Persentase biakan mikroorganisme penyebab ISK Faktor Risiko Kelainan fungsi atau kelainan anatomi saluran kemih Gangguan pengosongan kandung kemih (incomplete bladder emptying) Konstipasi Operasi saluran kemih Kekebalan tubuh yang rendah Enterobacteriaceae yang Menyebabkan Infeksi Saluran Kemih 1. Esherichia Coli Morfologi Kuman ini berbentuk batang pendek, gemuk, berukuran 2,4 u x 0,4 sampai 0,7 u gram-negatif, tak bersimpai, bergerak aktif dan tidak berspora.

36

Patogenitas Infeksi saluran kemih : E.coli adalah penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain sering kencing, disuria, hematuria, dan puria. Nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas. Tak satupun dari gejala atau tanda-tanda ini bersifat khusus untuk bakteri E. coli. Infeksi saluran kemih dapat mengakibatkan bakterimia dengan tanda-tanda khusus sepsis. E.coli Yang nefropatogenik secara khas menghasilkan hemolisin. Kebanyakan infeksi disebabkan oleh E.coli dengan sejumlah kecil tipe antigen O. Antigen K tampaknya penting dalam patogenesis infeksi saluran atas. Pieloneftritis berhubungan dengan jenis philus khusus, philus P yang mengikat zat golongan darah P. Infeksi saluran kemih misalnya sistitis, pielitis dan pielonefritis. Infeksi dapat terjadi akibat sumbatan saluran kemih karena adanya pembesaran prostat, baru dan kehamilan. E.coli yang biasa menyebabkan infeksi saluran kemih ialah jenis 01, 2, 4, 6, dan 7. Jenis-jenis pembawa antigen K dapat menyebabkan timbulnya piolonefritis. 2. Klebsiella Klebsiella pnewnoniae kadang-kadang menyebabkan infeksi saluran kemih dan bakteremia dengan lesi fokal pada pasien yang lemah. Ditemukan pada selaput lendir saluran napas bagian atas, usus dan saluran kemih dan alat kelamin. Tidak bergerak, bersimpai, tumbuh pada perbenihan biasa dengan membuat koloni berlendir yang besar yang daya lekatnya berlain lainan.

37

3. Enterobacter aerogenes Organisme ini mempunyai simpai yang kecil , dapat hidup bebas seperti dalam saluran usus, serta menyebabkan saluran kemih dan sepsis. Infeksi saluran kemih terjadi melalui infeksi nosokomial. 4. Proteus Kuman ini adalah kuman patogen oportunis. Dapat menyebabkan infeksi saluran kemih atau kelainan bemanah seperti abses, infeksi luka, infeksi telinga atau saluran napas. Spesies proteus dapat menyebabkan infeksi pada manusia hanya bila bakteri itu meninggalkan saluran usus. Spesies ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan menyebabkan bakterimia, pnewnonia dan lesi fokal pada penderita yang lemah atau pada penderita yang menerima infus intravena. P.mirabilis menyebabkan infeksi saluran kemih dan kadang-kadang infeksi lainnya. Karena itu, pada infeksi saluran kemih oleh Proteus, urine bersifat basa, sehingga memudahkan pembentukan batu dan praktis tidak mungkin mengasamkannya. Pergerakan cepat oleh Proteus mungkin ikut berperan dalam invasinya terhadap saluran kemih. Spesies Proteus menghasilkan urease mengakibatkan hidrolisis urea yang cepat dengan pembebasan amonia. 5. Providensia Spesies Providensia (Providensia rettgeri, Providencia alcalifaciens dan Providensia stuartii) antimikroba. 6. Citrobacter Citrobacter dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan sepsis. adalah anggota flora usus normal. Semuanya menyebabkan infeksi saluran kemih dan sering resisten terhadap pengobatan

38

12. bagaiaman factor resikonya ? jawab : Berikut faktor risiko yang membuat seseorang bisa terkena ISK: o Salah cebok. Kurang menjaga kebersihan dan kesehatan daerah seputar saluran kencing, bisa memicu ISK. Apalagi dengan cara cebok yang salah, yaitu dari belakang ke depan. Cara cebok seperti ini sama saja menarik kotoran ke daerah vagina atau saluran kencing. o Kebiasaan menahan kencing. Pada perempuan, jika menahan kencing, uretra jadi semakin pendek dan memungkinkan kuman masuk ke dalam saluran kencing. Sedangkan pada pria, meski dia menahan kencing, uretranya tetap panjang. - Faktor virulensi bakteri - Faktor kepekaan ekstrinsik - Pada wanita - Introitus - Urethra pendek - 2.2. Pada pria Prostat mensekresi zat anti bakteri bila / (-) Bacterial prostatitis - 3. Faktor kepekaan intrinsik - Neurogenic bladder, rest urine, batu memudahkan infeksi. - Surface mucin, GAG, urinary antibody, PH urine. - Faktor ureter & ginjal

39

- Adanya Vesicoureteral reflux, kualitas pristaltik ureter & kepekaan medula ginjal terhadap infeksi - Obstructive uropathy, renal blood flow & adanya benda asing me (+) kepekaan terhadap infeksi.

13. bagaiaman patogenesisnya ? jawab :


Infeksi uropatogen

Mbentuk kolonisasi di perineal dan urethra anterior Urethritis Orifisium urethra eksterna kererahmerahan Penjalaran infeksi secara ascending dari urethra ke VU Melekatnya pili 1 uropatogen pada sel uroepitel VU Membentuk koloni pada uroepitelium / mukosa VU Me virulensi bakteri Respon imun Pelepasan sitokin Aktivasi IL-1, IL-6, TNF dan IFN Aktivasi jalur as. arakhidonat Pelepasan PGE 2 Set point di hipotalamus Demam BMR Perfusi jaringan HR Aktivasi makrofag dan leukosit PMN Sistisis berulang Leukositosis

PMN dapat melewati barrier epitelial dan ekstravasasi ke dalam urine Piuri / leukosituria

Terjadi iritasi dan hipersensitivitas mukosa VU kapasitas VU Sedikit VU terisi urine akan mudah terangsang untuk miksi Pollakisuria

Kontraksi otot destrusor terganggu / spasme Stimulasi nyeri oleh saraf simpatis efferent Disuria

Mukosa VU meradang dan bengkak Obstruksi VU Suprapubic bulging Suprapubic tenderness Abdominal pain Stagnasi / retensi urin Urin dalam VU jika > dari 4 jam, uropatogen yang memiliki enzim reduktase akan mereduksi nitrat nitrit Nitrit (+)

40

14. bagiamana penatalaksanaan pada kasus ini ? jawab : - Segera buat kultur urin dan darah - Antibiotik : - Aminoglikosid + Ampisilin IV selama 1 minggu disambung AB sesuai kultur. - Bed rest - Analgenik / Antipiretik. 14. bagaimana prognosis dan komplikasinya ? Jawab : Komplikasi : dapat mengakibatkan abses ginjal atau perineal serta gagal ginjal. - septikemi Prognosis : prognosis pielonefritis baik (penyembuhan 100%) bila memperlihatkan antibiotika. Bila factor-faktor predisposisi tidak diketahui atau berat dan sulit dikoreksi, kira-kira 40% dari pasien menjadi kronik, pielonefritis kronik. penyembuhan klinik maupun bakteriologi terhadap

41

15. bagaimana preventif pada kasus ini ? Jawab : Preventif : Minum banyak air membuat bakteri penyebab infeksi akan keluar dengan lebih mudah. Perhatikan kebersihan organ genitalia, dan bersihkan dari bagian depan ke belakang untuk menghindari masuknya bakteri ke saluran kemih setelah buang air kecil. Bilas dengan air hangat tanpa sabun karena dapat menyebabkan iritasi dapat mengurangi rasa sakit selama mengalami UTI dan akan membantu proses penyembuhan. Jaga kebersihan Sering ganti celana dalam Tidak sering menahan kencing Setia pada satu pasangan dalam melakukan hubungan

16. KDU ? Jawab : Kompetensi 4 Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.
42

17. bagaimana pandangan islam ? Jawab : Kebersihan itu sebagian dari iman. Dari hadits riwayat Bukhari, bahwa Rasulullah bersabda,

Allah tidak akan menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia menurunkan juga obat untuk penyakit itu , (Hr Bhukari ,10/134 no.5678). Apabila ditimpa penyakit, maka seorang hamba yang mempunyai pemahaman akan hadits diatas ,maka hatinya menjadi lembut dan akan merasa kuat disamping rasa harap dan optimis dalam menantikan pertolongan Allah Subhanahu wa Taala. Dan jangan merasa enggan untuk berobat dan selalu berupaya untuk mencari sebab-sebab kesembuhan, seperti mencari dokter,pengobatan Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ,Setiap penyakit ada obatnya, bila diberi obat , maka akan sembuh dengan izin Allah . (Hr Imam Muslim,4/1729 no.2204). Saudaraku,setiap hamba harus memahami dua hal tentang ujian sakit, yaitu : 1. bahwa obat adalah hanya sebab kesembuhan, sedangkan penyembuh yang sebenarnya hanyalah Allah semata. Oleh karena itu kesembuhan dari Allah melalui melalui obat yang dikonsumsi, dan bisa jadi Allah subhanahu wa taala memberikan kesembuhan walaupun tanpa obat. Sebagaimana firman Allah ketika menceritakan kisah Nabi Ibrahim, " Dan apabila aku sakit.Dialah Yang menyembukhkan aku, (Qs. AsSyuara : 80). 2. Bahwa jangan berobat dengan sesuatu yang diharamkan, karena Allah Subhanahu wa Taala mengharamkan untuk berobat dengan benda-benda haram dan Allah tidakmenjadikan benda-benda penyembuh dari bendabenda yang diharamkan-Nya. Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya , Sesungguhnya Allah Subahanhu wa Taala menciptakan penyakit dan obat,maka berobatlah , akan tetapi janganlah kalian berobat dengan yang haram , (Hr AdDaulabi). Sebagaimana hadit, riwayat Abu Yala bahawa dari Ummu Salamah ra,
43

bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya , Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Taala tidak menjadikan penyembuh kalian dengan benda-benda haram , (Hr. abu Yala). Dari Ibn Masud diriwayatkan sebuah hadits mauquf, baha Rasulullah bersabda, yang artinya , Sesungguhnya Allah Subahanhu wa Taala tidak menjadikan kesembuhan kamu dengan benda-benda yang diharamkan bagi kamu , (Hr Bukhari). Saudaraku, menanti kesembuhan dengan sikap optimis , akan dapat meringankan beban rasa sakit danmembantu seorang hamba untukbersikap sabar. Ibn Qoyyim , dalam bukunya menjelaskan tentang pengaruh sikap optimismenantikan kesembuhan dalammeringankan cobaan (musibah), bahwa menantikan keringanan atau kesembuhan terhadap cobaan yang menimpa dengan ketenangan dan keikhlasan,maka sesungguhnya penantian dan perenungan seperti itu akan meringankan beban yang berat. Selanjutnya dengan diiringi motivasi dan harapan yang kuat akan adanya pertolongan, maka sikap ini akan menggantikan cobaan yang sedang menimpa dengan semangat akan adanya pertolongan,ketenangan dan keikhlasan. Hal ini merupakan rahasia darikelembutan dan pertolongan Allah Taala yang akan segera tiba. Habibbin Ubaid, dalam Asy Syukr berkata bahwa tidaklah Allah Subahanu wa Taala memberikan suatu cobaan kepada seorang hamba, kecuali Allah Subhanahu wa Taala juga memberikan nikmat kepadanya dalam cobaan itu,yaitu Allah Subhanahu wa Taala tidak menjadikan musibah itu lebih besar dari musibah yang menimpamu Saudaraku, ingatlah selalu firman Allah yang artinya , Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkan selain Dia sendiri.Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiapsesuatu , (Qs. AlAnaam : 17).

44

You might also like