Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Petunjuk Praktikum Laboratorium Teknik Lingkungan Alaert G. dan Santika SS, 1987, Metode Penelitian Air, Usaha Nasional Surabaya
Tchobanoglous, G. Theisen, H., Vigil, S. 1993. Integrated Solid Waste Management. McGraw-Hill, Inc
Pendahuluan
Peralatan Volumetris
Peralatan Gelas Volumetris dengan ketelitian tinggi : Pipet : untuk mengukur dan memindahkan volum tertentu Buret : untuk titrasi , interval 0,1 ml 1 tetes kira-kira 0,03 ml. Mikro buret : untuk titrasi dengan ketelitian yang lebih tinggi, interval 0,01 ml Buret Pellet : untuk analisa yang memerlukan titrasi berulang kali misal analisa kesadahan, COD dsb) Labu takar : untuk mengukur volum cairan tertentu, untuk membuat larutan dan keperluan pengenceran larutan dengan kadar yang tepat.
Pendahuluan
Pendahuluan
Peralatan Gelas Volumetris dengan ketelitian sedang : Gelas Ukur, Dispenser Peralatan Gelas Volumetris dengan ketelitian rendah : Gelas erlenmeyer : untuk mendidihkan larutan, tempat titrasi Beker Glass : sebagai tempat larutan sampel, tempat mengadakan reaksi, pengukuran pH dll Labu Kjeldahl : sebagai tempat terjadinya proses pencernaan (peleburan, digestion) pada analisa Nitrogen Kjeldahl. Labu pemanas: untuk memanaskan larutan Kerucut Imhoff : untuk mengukur volume lumpur yang mengendap dalam waktu tertentu. Dll.
Pendahuluan
Peralatan Pendukung : Corong Filter : corong untuk tempat filter dan tempat menuang sampel Cawan Buechner : berupa beker dengan volum 500 ml untuk menyaring dan mengumpulkan endapan. Desikator : berupa panci dan penutup terbuat dari kaca tebal, rak terbuat dari porcelain dengan bahan pengering silica gel atau CaCl2, untuk mengeringkan zat-zat kimia, zat padat dan cawannya, karena kelembaban udara dalam desikator diserap oleh bahan pengering. Gelas arloji : untuk menimbang zat-zat kimia Cawan Porcelain : untuk menimbang zat-zat zat-zat kimia yang ringan, untuk mengeringkan larutan hingga mengkristal. Botol timbangan : untuk menimbang zat-zat kimia yang bersifat higroskopis Dll.
Peralatan Instrument
Timbangan /neraca Pengaduk : dapat berupa pengaduk biasa, pengaduk dengan sebuah motor dengan poros yang dilengkapi baling-baling, dapat juga berupa magnetik stirrer. Pemanas : dapat berupa pemanas listrik atau pemanas gas suhu yang dicapai tidak lebih dari 400C. Pemanas gas disebut juga Pembakar Bunsen biasanya memerlukan statif untuk menempatkan bejana yang akan dipanaskan. Oven : umumnya digunakan untuk mengeringkan peralatan, skala suhu 50 - 180C. Yang sering digunakan adalah 105C. Furnace : merupakan oven dengan suhu tinggi biasanya 800-1200C. Yang sering digunakan adalah 550-600C. Digunakan untuk pembakaran zat-zat organis. Furnace tampak besar dari luar tetapi sempit di dalam karena memerlukan lapisan batu isolasi yang tebal. Inkubator : sejenis oven yang dapat menyediakan suhu antara 30-70C secara tetap dan teratur, biasanya digunakan untuk menumbuhkan koloni bakteri dan jamur pada analisaanalisa mikrobiologi. Inkubator BOD : inkubator yang khusus digunakan untuk analisa BOD, suhu yang disediakan 20C dengan penyimpangan 1C.
Reagen
Reagen Dapat berupa zat padat ( bubuk, kristal) atau zat cair. Merek yang sering digunakan Merck (Germany), Baker Chemical (USA), Fluka (Swiss), dll
Larutan
Larutan dalam Laboratorium dapat dibedakan menjadi: Larutan standard primer : larutan yang sangat teliti dan biasanya harus dibeli dari suplier khusus, spt Merck, Fluka dsb, digunakan untuk membuat larutan standard atau untuk menstandartkan larutan-larutan di laboratorium. Larutan standart : merupakan pengenceran dari larutan standard primer. Larutan kerja : larutan yang dibuat di Lab, dan kalau mungkin distandartkan dengan larutan standart primer, terutama jika larutan tersebut dapat menua.
Gangguan-gangguan Sample
Gas seperti O2,CO2 dapat diserap air sampel, atau dapat menguap dari sampel Zat tersuspensi dan koloidal dapat membentuk flok-flok sendiridan mengendap sehingga terdapat sampel yang berbeda dari sebelumnya. Beberapa zat terlarut dapat dioksidasikan oleh oksigen terlarut hingga senyawanya berubah misal, Mn2+ + O2 MnO2 Beberapa zat terlarut dapat bereaksi misal Ca2+ dan CO32- dapat membentuk CaCO3 yang mengendap, hal tersebut biasanya terjadi karena pH yang tidak stabil,misal karena kadar CO2 yang tidak sama dengan kondisi awal. Lumut, ganggang, dan jamur dapat tumbuh pada sampel yang tidak disimpan pada tempat yang gelap dan dingin, atau bila pH rendah (spt BOD, COD) akan terus dicerna oleh bakteri yang aktif. Populasi bakteri dapat berubah dalam waktu beberapa jam saja dan mengganggu analisa mikrobiologi.
MATERI LABLINGK
1. Parameter Fisik Air
5. Analisa Sampah
6. Analisa Phospat 7. UJIAN TENGAH SEMESTER 8. Metode Sampling 9. Analisa Zat Padat 10. BOD, COD, DO 11. Analisa Pasir 12. Analisa Chlor dan Break Point Chlorination 13. Jar Test
WiOktiawan Wiharyanto Wiharyanto Oktiawan
Analisa Phospat
Dampak kehadiran phospat dalam konsentrasi yang tinggi dalam badan air Oligotrofikasi dan Eutrofikasi 4 prinsip analisa phosphat(Penyaringan pendahuluan, Hidrolisa Pendahuluan: analisa polifosfat, peleburan (digesti) pendahuluan:analisa fosfat total dananalisa ortofosfat:dengan metoda asam asorbik). Pemilihan senyawa fosfat yang akan dianalisa tergantung dari keperluan pemeriksaan dan keadaan badan air. Untuk sampel air alam yang masih bersih untuk keperluan air minum hanya diperlukan pemeriksaan fosfat total terlarut dan ortofosfat terlarut, untuk badan air yang telah tercemari limbah industri, penduduk atau pertanian perlu analisa fosfat lebih lanjut.
Analisa Sampah
Komposisi sampah Kadar air sampah C-organik sampah Kadar volatil sampah Perhitungan analisa-analisa sampah