You are on page 1of 13

MAKALAH SEJARAH

KERAJAAN SRIWIJAYA

DISUSUN OLEH: DEBI KHANIA DEWI SEPTIANI GITA PUTRI A. INDAH AYU K. NIVARI D.F RIZKA PUTRI A.

SMA NEGRI 3 DEPOK TAHUN AJARAN 2013/2014

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja & puji yukur atas rahmat & ridho Allah SWT, karena tanpa Rahmat & RidhoNya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Maesaroh selaku guru sejarah yang membimbing kami dalam pengajaran tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang tipe-tipe budaya politik. Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun guru pengajar deemi tercapainya makalah yang sempurna.

Depok, 7 September 2013

Penyusun

Kerajaan Sriwijaya

Page 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI .. 3 BAB I PENDAHULUAN .. 4 1.1 Latar Belakang ... 4 1.2 Tujuan . 4 BAB II PEMBAHASAN . 4 2.1 Sejarah .... 5 2.2 Wilayah Kekuasaan 8 2.3 Sistem Politik & Pemerintahan .. 8 2.4 Sistem Ekonomi . 10 2.5 Sosial & Budaya 10 2.6 Kemunduran Kerajaan Sriwijaya .. 11 BAB III PENUTUP 12 Kesimpulan . 12 Daftar Pustaka . 13

Kerajaan Sriwijaya

Page 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Sriwijaya merupakan kerajaan besar pada masanya, dengan wilayah dan relasi dagang yang luas sampai ke Madagaskar. Sejumlah bukti lain berupa arca, stupika, maupun prasasti lainnya semakin menegaskan bahwa, pada masanya Sriwijaya adalah kerajaan yang mempunyai komunikasi yang baik dengan para saudagar dan pendeta di Cina, India dan Arab. Hal ini hanya mungkin bisa dilakukan oleh sebuah kerajaan yang besar, berpengaruh, dan diperhitungkan di kawasannya. Pada abad ke-11 M, Sriwijaya mulai mengalami kemunduran. Pada tahun 1006 M, Sriwijaya diserang oleh Dharmawangsa dari Jawa Timur. Serangan ini berhasil dipukul mundur, bahkan Sriwijaya mampu melakukan serangan balasan dan berhasil menghancurkan kerajaan Dharmawangsa. Pada tahun 1025 M, Sriwijaya mendapat serangan yang melumpuhkan dari kerajaan Cola, India. Walaupun demikian, serangan tersebut belum mampu melenyapkan Sriwijaya dari muka bumi. Hingga awal abad ke-13 M, Sriwijaya masih tetap berdiri, walaupun kekuatan dan pengaruhnya sudah sangat jauh berkurang.

1.2 TUJUAN Adapun tujuan dari makalah ini adalah: 1. Mengetahui sejarah kerajaan Zaman Hindu-Budha di Indonesia, khususnya Kerajaan Sriwijaya. 2. Mendalami materi mengenai sejarah Kerajaan Sriwijaya. 3. Menambah wawasan dan pemahaman mengenai Kerajaan Sriwijaya.

Kerajaan Sriwijaya

Page 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH Dalam bahasa Sanskerta kata Sriwijaya mengandung dua suku kata Sri berati cahaya dan Wijaya berarti kemenangan. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Buddha yang berdiri di Sumatera pada abad ke-7. Pendirinya adalah Dapunta Hyang. Kerajaan ini pernah menjadi kerajaan terbesar di Nusantara, bahkan mendapat sebutan Kerajaan Nasional sebab pengaruh kekuasaannya mencakup hampir seluruh Nusantara dan negara-negara di sekitarnya.

Letaknya sangat strategis. Wilayahnya meliputi tepian Sungai Musi di Sumatera Selatan sampai ke Selat Malaka (merupakan jalur perdagangan India Cina pada saat itu), Selat Sunda, Selat Bangka, Jambi, dan Semenanjung Malaka. Adapun sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya adalah: 1. Berita China Berdasarkan berita dari China yang di buat pada masa Dinasti Tang disebutkan bahwa di pantai timur Sumatra selatan telah berdiri sebuah kerajaan yang disebut Sheli-fo-she. Nama kerajan tersebut diidentikkan dengan Sriwijaya. Pendeta Buddha dari China, I-Tsing juga pernah singgah di Sriwijaya pada tahun 685 M untuk menerjemahkan kitab suci agama Buddha selama 4 tahun di bawah bimbingan Sakyakirti. 2. Berita Arab Berita dari Arab menyebutkan adanya negara Zabag (disamakan dengan Sriwijaya) seperti dikatakan oleh Ibh Hordadbeh bahwa raja Zabag banyak menghasilkan emas setiap tahunnya seberat 206 kg emas. Begitu juga berita dari Alberuni mengatakan Zabag lebih dekat dengan China daripada India yang dikenal Swarnadipa (pulau emas) karena banyak menghasilkan emas.

3. Berita India

Dari Berita India, dapat diketahui bahwa raja dari Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan raja-raja dari kerajaan yang ada di India seperti dengan

Kerajaan Sriwijaya

Page 5

Kerajaan Nalanda, dan Kerajaan Chola. Dengan Kerajaan Nalanda disebutkan bahwa Raja Sriwijaya mendirikan sebuah prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Nalanda. Namun hubungan dengan Kerajaan Chola (Cholamandala) menjadi retak setelah raja Chola, yaitu Raja Rajendra Chola, ingin menguasai Selat Malaka. 4. Berita Dalam Negri Sumber berita dalam negri yaitu yang ditemukan di Indonesia (ditulis dengan huruf palawa dan bahasa Melayu Kuno). Adapun prasasti yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Prasasti Kedukan Bukit, Palembang 683M, berisi perjalanan suci (Siddhayatra) Dapunta Hyang yang berhasil menaklukan Jambi.

2. Prasasti Talang Tuo 684 Masehi, berisi tentang doa dan harapan yang bersifat Buddha.

3. Prasasti Telaga Batu, di kota Palembang pada abad IX atau X Masehi. Berisi kutukan terhadap pelaku kejahatan.

Kerajaan Sriwijaya

Page 6

4. Prasasti Kota Kapur, di Pulau Bangka, berisi tentang penaklukan pulau Jawa.

5. Prasasti Karang Brahi, Merangin Jambi 686 Masehi, berisi tentang kekuasaan Sriwijaya.

6. Prasasti Ligor 775 M, yang berisi tentang ibu kota Ligor yang mengawasi perdagangan.

Kerajaan Sriwijaya

Page 7

2.2 WILAYAH KEKUASAAN Dalam sejarahnya, kerajaan Sriwijaya menguasai bagian barat Nusantara. Salah satu faktor yang menyebabkan Sriwijaya bisa menguasai seluruh bagian Barat Nusantara adalah runtuhnya kerajaan Fu-nan di Indocina. Sebelumnya, Funan adalah satu-satunya pemegang kendali di wilayah perairan Selat Malaka. Faktor lainnya adalah kekuatan armada laut Sriwijaya yang mampu menguasai jalur lalu lintas perdagangan antara India dan Cina. Dengan kekuatan armada yang besar, Sriwijaya kemudian melakukan ekspansi wilayah hingga ke pulau Jawa. Dalam sumber lain dikatakan bahwa, kekuasaan Sriwijaya sampai ke Brunei di pulau Borneo. Dari prasasti Kota Kapur yang ditemukan JK Van der Meulen di Pulau Bangka pada bulan Desember 1892 M, diperoleh petunjuk mengenai Kerajaan Sriwijaya yang sedang berusaha menaklukkan Bumi Jawa. Meskipun tidak dijelaskan wilayah mana yang dimaksud dengan Bhumi Jawa dalam prasasti itu, beberapa arkeolog meyakini, yang dimaksud Bhumi Jawa itu adalah Kerajaan Tarumanegara di Pantai Utara Jawa Barat.

Selain dari isi prasasti, wilayah kekuasaan Sriwijaya juga bisa diketahui dari persebaran lokasi prasasti-prasasti peninggalan Sriwjaya tersebut. Di daerah Lampung ditemukan prasasti Palas Pasemah, di Jambi ada Karang Berahi, di Bangka ada Kota kapur, di Riau ada Muara Takus. Semua ini menunjukkan bahwa, daerah-daerah tersebut pernah dikuasai Sriwijaya. Sumber lain ada yang mengatakan bahwa, kekuasaan Sriwijaya sebenarnya mencapai Philipina. Ini merupakan bukti bahwa, Sriwijaya pernah menguasai sebagian besar wilayah Nusantara. 2.3 SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN Kekuasaan tertinggi di Kerajaan Sriwijaya dipegang oleh raja. Untuk menjadi raja, ada tiga persyaratan yaitu:

Kerajaan Sriwijaya

Page 8

1. Samraj, artinya berdaulat atas rakyatnya. 2. Indratvam, artinya memerintah seperti Dewa Indra yang selalu memberikan kesejahteraan pada rakyatnya. 3. Ekachattra. Eka berarti satu dan chattra berarti payung. Kata ini bermakna mampu memayungi (melindungi) seluruh rakyatnya. Penyamaan raja dengan Dewa Indra menunjukkan raja di Sriwijaya memiliki kekuasaan yang bersifat transenden. Belum diketahui secara jelas bagaimana struktur pemerintahan di bawah raja. Salah satu pembantunya yang disebut secara jelas hanya senapati yang bertugas sebagai panglima perang. Berikut ini daftar silsilah para raja Sriwijaya: 1. Dapunta Hyang Sri Yayanaga (Prasasti Kedukan Bukit 683 M, Prasasti Talangtuo 684 M) 2. Cri Indrawarman (berita Cina, 724 M) 3. Rudrawikrama (berita Cina, 728 M) 4. Wishnu (Prasasti Ligor, 775 M) 5. Maharaja (berita Arab, 851 M) 6. Balaputradewa (Prasasti Nalanda, 860 M) 7. Cri Udayadityawarman (berita Cina, 960 M. 8. Cri Udayaditya (Berita Cina, 962 M) 9. Cri Cudamaniwarmadewa (Berita Cina, 1003. Prasasti Leiden, 1044 M) 10. Maraviyatunggawarman (Prasasti Leiden, 1044 M) 11. Cri Sanggrama Wijayatunggawarman (Prasasti Chola, 1004 M) Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan besar dan masyhur. Selain mendapat julukan sebagai Kerajaan Nasional, Sriwijaya juga mendapat julukan Kerajaan Maritim disebabkan armada lautnya yang kuat. Ada 2 raja yang berperan penting bagi Kerajaan Sriwijaya, diantaranya: a) Raja Dapunta Hyang Sri Yayanaga. Pada masa pemerintahannya ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan Sriwijaya sampai ke Jambi tepatnya di wilayah Minangtamwan. Pada saat itu Jambi memiliki arti yang penting dalam bidang perekonomian karena dekat dengan jalur perhubungan dan pelayaran perdagangan di Selat Malaka. Dapunta Hyang bercita-cita untuk menjadikan Sriwijaya sebagai Negara Maritim. Karena itulah Sriwijaya mengembangkan sistem dan tradisi Diplomasi, hal ini tentunya menjadikan Sriwijaya sebagai suatu kerajaan yang metropolitan. b) Raja Balaputradewa Sriwijaya mengalami kejayaan pada masa Raja Balaputradewa. Balaputradewa adalah keturunan dari wangsa Syaleindra yang naik tahta karena diangkat oleh Raja Dharma Setru yang tidak memiliki keturunan. Balaputradewa adalah pemimpin yang cakap dan tangguh. Ia meningkatkan kegiatan pelayaran dan perdagangan dengan kerajaan yang berada di luar wilayah Indonesia. Kerajaan Sriwijaya melaksanakan hubungan luar negeri yang bersifat aktif, Pada masa itu Kerajaan Sriwijaya menjadi besar. Banyak para pemuda Sriwijaya yang belajar keluar Negeri, terutama ke Benggala ( India). Selain menjadi pusat perdagangan Balaputradewa juga telah membuat Sriwijaya menjadi pusat penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara.

Kerajaan Sriwijaya

Page 9

Dibanding dengan kerajaan besar lainnya Kerajaan Sriwijaya memiliki kekhasan tersendiri. Hal ini bisa terlihat dari sejumlah prasasti peninggalan yang menunjukan sejumlah birokrasi yang berisi aturan untuk menjamin kekuatan dan ketenangan dalam negeri. c) Raja Sanggrama Wijayattunggawarman Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Sriwijaya mendapat ancaman dari Kerajaan Chola. Di bawah pemerintahan Raja Rajendra Chola, Kerajaan Chola melakukan serangan dan berhasil merebut Kerajaan Sriwijaya. Raja Sriwijaya yang bernama Sanggrama Wijayattunggawarman berhasil ditawan. Namun pada masa pemerintahan Raja Kulotungga I di Kerajaan Cho, Raja Sanggrama Wijayattunggawarman dibebaskan kembali. 2.4 SISTEM EKONOMI Dilihat dari letak geografis, daerah Kerajaan Sriwijaya mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu di tengah-tengah jalur pelayaran perdagangan antara India dan Cina. Di samping itu, letak Kerajaan Sriwijaya dekat dengan Selat Malak yang merupakan urat nadi perhubungan bagi daerah-daerah di Asia Tenggara.Kerajaan Sriwijaya mempunyai hubungan perdagangan yang sangat baik dengan saudagar dari Cina, India, Arab dan Madagaskar. Hasil bumi Kerajaan Sriwijaya merupakan modal utama bagi masyarakatnya untuk terjun dalam aktifitas pelayaran dan perdagangan. Hasil bumi dari Kerajaan Sriwijaya diantaranya; cengkeh, kapulaga, pala, lada, pinang, kayu gaharu, kayu cendana, kapur barus, gading, timah, emas, perak, kayu hitam, kayu sapan, rempah-rempah dan penyu. Barang-barang tersebut dijual atau dibarter dengan kain katun, sutera dan porselen melalui relasi dagangnya dengan Cina, India, Arab dan Madagaskar. Kekayaan Kerajaan Sriwijaya pun juga diperoleh dari: 1. Bea masuk dan keluar bandar-bandar Sriwijaya 2. Bea cukai semua kapal yang melalui perairan Asia Tenggara. 3. Upeti persembahan dari raja-raja negara vasal. 4. Hasil keuntungan perdagangan. 2.5 SOSIAL DAN BUDAYA Sriwijaya merupakan kerajaan Budha terbesar. Hal itu membuat It-tsing, seorang pendeta dari Cina pernah menetap selama 6 tahun di Sriwijaya untuk memperdalam agama Buddha. Salah satu karya yang dihasilkannya, yaitu Ta Tiang si-yuku-fa-kao-seng-chuan yang selesai ditulis pada tahun 692 M. Selain itu Peninggalan Kerajaan Sriwijaya banyak ditemukan di daerah Palembang, Jambi, Riau, Malaysia, dan Thailand. Hal ini disebabkan karena Sriwijaya merupakan Kerajaan Maritim yang selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam kurun waktu yang lama. Prasasti dan situs yang ditemukan disekitar Palembang, yaitu Prasasti Boom Baru (abad ke7 M), Prasasti Kedukan Bukit (682 M), Prasasti Talangtuo (684 M), Prasasti Telaga Batu ( abad ke-7 M), Situs Candi Angsoka, Situs Kolam Pinishi, dan Situs Tanjung Rawa. Sedangkan peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya lainnya ditemukan di Jambi,

Kerajaan Sriwijaya

Page 10

Sumatera Selatan dan Bengkulu, yaitu Candi Kotamahligai, Candi Kedaton, Candi Gedong I, Candi Gedong II, Candi Gumpung, Candi Tinggi, Candi Kembar batu, Candi Astono dan Kolam Telagorajo, Situs Muarojambi. Selain itu Peninggalan Sejarah Kerajaan Sriwijaya di Lampung terdapat Prasasti Palas Pasemah dan Prasasti Bungkuk (Jabung). di Riau, Candi Muara Takus yang berbentuk stupa Budha. 2.6 KEMUDURAN KERAJAAN SRIWIJAYA Pada akhir abad ke-13, Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran yang disebabkan oleh faktor-faktor berikut: 1. Faktor geologis, yaitu adanya pelumpuran Sungai Musi sehingga para pedagang tidak singgah lagi di Sriwijaya. 2. Faktor politis, yaitu jatuhnya Tanah Genting Kra ke tangan Siam membuat pertahanan Sriwijaya di sisi utara melemah dan perdagangan mengalami kemunduran. 3. Di sisi timur, kerajaan ini terdesak oleh Kerajaan Singasari yang dipimpin Kertanegara. Akibat dari serangan ini, Melayu, Kalimantan, dan Pahang lepas dari tangan Sriwijaya. Desakan lain datang dari Kerajaan Colamandala dan Sriwijaya akhirnya benar-benar hancur karena diserang Majapahit. 4. Faktor ekonomi, yaitu menurunnya pendapatan Sriwijaya akibat lepasnya daerahdaerah strategis untuk perdagangan ke tangan kerajaan-kerajaan lain.

Kerajaan Sriwijaya

Page 11

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN Sriwijaya merupakan kerajaan besar pada masanya, dengan wilayah dan relasi dagang yang luas sampai ke Madagaskar. Sejumlah bukti lain berupa arca, stupika, maupun prasasti lainnya semakin menegaskan bahwa, pada masanya Sriwijaya adalah kerajaan yang mempunyai komunikasi yang baik dengan para saudagar dan pendeta di Cina, India dan Arab. Hal ini hanya mungkin bisa dilakukan oleh sebuah kerajaan yang besar, berpengaruh, dan diperhitungkan di kawasannya. Kerajaan Sriwijaya berkuasa dari abad ke-7 hingga awal abad ke-13 M, dan mencapai zaman keemasan di era pemerintahan Balaputra Dewa (833-856 M). Kemunduran kerajaan ini berkaitan dengan masuk dan berkembangnya agama Islam di Sumatera, dan munculnya kekuatan Singosari dan Majapahit di Pulau Jawa. Kerajaan Sriwijaya menguasai bagian barat Nusantara. Salah satu faktor yang menyebabkan Sriwijaya bisa menguasai seluruh bagian barat Nusantara adalah runtuhnya kerajaan Fu-nan di Indocina. Sebelumnya, Fu-nan adalah satusatunya pemegang kendali di wilayah perairan Selat Malaka. Sebagai kerajaan besar yang menganut agama Budha, di Sriwijaya telah berkembang iklim yang kondusif untuk mengembangkan agama Budha tersebut.

Kerajaan Sriwijaya

Page 12

DAFTAR PUSTAKA

http://tulastulispratama.blogspot.com/2012/08/makalah-kerajaan-sriwijaya.html http://merlinasuid.blogspot.com/2010/08/sejarah-kerajaan-sriwijaya.html http://khalish-hafidz.blogspot.com/2013/01/awal-mula-berdiri-danberkembangnya.html http://tempuranraharjo.blogspot.com/2012/01/makalah-kerajaan-sriwijaya.html http://www.sibarasok.com/2013/07/sejarah-kerajaan-sriwijaya.html

Kerajaan Sriwijaya

Page 13

You might also like