You are on page 1of 25

Karya Tulis Ilmiah, Karya Tulis Semi Populer, dan Karya Tulis Populer Disusun untuk memenuhi tugas

mata kuliah: Bahasa Indonesia Dosen pengampu: Ninik Mardiana, S.S., M.Pd

Disusun Oleh: Susilowati Muhamad Johar Ardany Eko Ribut Wahono (115061100111002) (115061100111014) (115061107111004)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang yang berjudul Karya Tulis Ilmiah, Karya Tulis Populer, dan Karya Tulis Ilmiah Populer. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir khususnya kepada Ibu Nanik Mardiana selaku dosen bahasa Indonesia yang telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah tentang etika dan estetika berbahasa indonesia dalam forum ilmiah. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Malang, 18 Maret 2013 Penyusun

DAFTAR ISI

ii

BAB I: PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4 1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 4 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 4 1.3 Tujuan ....................................................................................................................................... 5 1.4Manfaat ...................................................................................................................................... 5 BAB II:PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6 2.1 Pengertian Etika ............................................................................Error! Bookmark not defined. 2.2 Pengertian Estetika...................................................................Error! Bookmark not defined. 2.3 Pengertian Forum Ilmiah .........................................................Error! Bookmark not defined. 2.4Jenis -Jenis Forum Ilmiah .........................................................Error! Bookmark not defined. 2.5 Etika dan Estetika Berbahasa dalam Forum Ilmiah .................Error! Bookmark not defined. 2.6 Etika Peran dalam Forum Ilmiah .............................................Error! Bookmark not defined. 2.7 Etika Berbahasa dalam Forum Ilmiah......................................Error! Bookmark not defined. BAB III: PENUTUP .................................................. ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED. 3.1 Kesimpulan ..............................................................................Error! Bookmark not defined. 3.2 Saran ........................................................................................Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ................................................ ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Sebagai sebuah proses transfer ilmu dan informasi, semakin hari aktivitas menulis semakin banyak ditekuni. Saat ini kumpulan karya tulis dapat dinikmati dengan mudah, mulai dari koran, majalah, jurnal ilmiah, bukubuku fiksi, hingga internet yang secara cuma-cuma menyajikan informasi dan ilmu. Perkembangan dunia tulis menulis semakin pesat, yang diindikasikan dengan maraknya karya tulis yang semakin beragam. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Karya Tulis Ilmiah, Karya Tulis Populer, dan Karya Tulis Ilmiah Populer. Karya tulis ilmiah dapat didefinisikan sebagai laporan tertulis tentang (hasil) suatu kegiatan ilmiah. Definisi yang lebih kompleks dapat dikemukakan bahwa pengertian karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka yang didasarkan pada pemikiran (metode) ilmiah yang logis dan empiris. Karya tulis ilmiah populer adalah karya tulis yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi ditampilkan dengan bahasa umum yang mudah dipahami oleh masyarakat awam dan layout yang menarik sehingga masyarakat lebih tertarik untuk membacanya.

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini antara lain: 1. Apa ciri- ciri karya tulis ilmiah? 2. Bagaimana cara penulisan karya tulis ilmiah? 3. Apa ciri- ciri karya tulis popular? 4. Bagaimana cara penulisan karya tulis populer? 5. Apa ciri- ciri karya tulis ilmiah popular? 6. Bagaimana cara penulisan karya tulis ilmiah populer? 7. Apa perbedaan antara karya tulis ilmiah, karya tulis popular, dan karya tulis ilmiah popular?
4

1.3 Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain: 1. Mengetahui ciri- ciri karya tulis ilmiah. 2. Mengetahui cara penulisan karya tulis ilmiah. 3. Mengetahui ciri- ciri karya tulis popular. 4. Mengetahui cara penulisan karya tulis popular. 5. Mengetahui ciri- ciri karya tulis ilmiah popular. 6. Mengetahui cara penulisan karya tulis ilmiah popular. 7. Mengetahui perbedaan antara karya tulis ilmiah, karya tulis popular, dan karya tulis ilmiah popular.

1.4 Manfaat Berikut ini adalah beberapa manfaat dari penulisan makalah ini: 1. Bidang akademik: Makalah ini memberikan pengetahuan mengenai cirri-ciri dan perbedaan antara karya tulis ilmiah, karya tulis popular, dan karya tulis ilmiah popular. 2. Bidang praktis: Makalah ini dapat diaplikasikan sebagai pedoman dalam penulisan karya tulis ilmiah, karya tulis popular, dan karya tulis ilmiah popular dengan baik dan benar.

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Karya Tulis Ilmiah 2.1.1.Pengertian Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan

yangmenyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karyailmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan,

peninjauan,penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematikapenulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat

dipertanggungjawabkankebenarannya/keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).

2.1.2.Konsep Dasar Karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar .

2.1.3.Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah


Menyajikan fakta obyektif secara sistematis Penulisannya cermat, tepat, dan benar serta tulus. Tidak mengejar keuntungan pribadi, yaitu tidak berambisi agar pembaca berpihak kepadanya

Sistematis, terkendali, konseptual, dan prosedural Tidak emotif (tidak menonjolkan perasaan) Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung (kecuali hipotesis kerja) Memuat kebenaran-kebenaran Tidak argumentatif
6

Tidak persuasif Tidak melebih-lebihkan sesuatu.

2.1.4. JENIS KARYA TULIS ILMIAH

Abstrak Ringkasan Ikhtisar Tinjauan buku Kritik Makalah pemikiran Laporan analisis Makalah pendirian Makalah opini

Laporan eksekutif Tanggapan Kertas kerja Makalah proyek Laporan Kegiatan Laporan status Laporan Kepustakaan Rekaman Fakta Makalah Ilmiah

Risalah Kolokium Studi Kasus Laporan Penelitian Skripsi Tesis Disertasi

Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam hal ini yang membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut. Secara garis besar, karya ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian. 1. Karya Ilmiah Pendidikan Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri dari:
o o o o o

Paper (Karya Tulis). Pra Skripsi Skripsi Thesis Disertasi

2. Karya ilmiah Penelitian.


7

Makalah seminar. 1. Naskah Seminar Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar. 2. Naskah Bersambung Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.

o o

Laporan hasil penelitian Jurnal penelitian

2.1.5. Prinsip Karya Tulis Ilmiah


Spesifik Kesinambungan Bernas (bahasa) Koherens Memiliki daya tarik Jujur

2.1.6. Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah 1. Bagian pengantar


o o

Halaman judul, Lembar pengesahan,


8

o o o o o o

Pengantar, Daftar isi, Daftar tabel, Daftar gambar, Daftar lampiran, Abstrak

2. Isi Karya tulis ilmiah


o

Bab I. Pendahuluan (latarbelakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi dan hipotesis).

o o

Bab II. Kajian Teoretis Bab III. Metodologi Penelitian/prosedur penelitian (tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, Teknik pengambilan contoh/sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian (Deskripsi variabel penelitian, pengujian persyaratan analisis, pengujian hipotesis, penafsiran, kesimpulan pengujian hipotesis.

Bab V. Kesimpulan, Implikasi, dan saran

3. BAGIAN PELENGKAP
o o o

Daftar pustaka Lampiran-lampiran Riwayat hidup peneliti

2.2. KARYA TULIS SEMI POPULER 2.2.1. Pengertian Karya semi populer adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai halhal kehidupan seharihari. Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel semi popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan semi populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisannya tidak begitu ketat. Artikel semi popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa dibungkus dengan opini penulis. Intinya adalah pengetahuan ilmiah yang disajikan dengan menggunakan bahasa yang lebih menarik dan mudah dipahami. Jika ingin membuat karya semi popular idenya itu bisa datang dari mana saja. Seperti dari Koran atau membaca buku, pengamatan terhadap fakta, fenomena social masyarakat. Mengingat sasaran baca karya semi populer adalah masyarakat umum, hampir tidak ada bentuk penyusunan karya semi populer ini yang baku. Kebiasaan yang dimilikinya selalu dimanfaatkan para penulis untuk membentuk teknis penulisan sendiri sendiri. Sarana untuk mempublikasikan karya ini hampir tidak ada yang berdiri sendiri secara utuh. Biasanya dalam suatu media massa, karya ini dipadukan dengan karya tulis nonilmiah.

2.2.2. Karakteristik 1) Apabila pembaca artikel jurnal adalah profesional atau spesialis dalam suatu disiplin ilmu, maka pembaca karangan semi populer adalah masyarakat umum, awam atau profesional dalam bidang lain. 2) Apabila penulis artikel jurnal selain memberikan nama, lembaga akademik tempat ia bekerja serta kualifikasi akademiknya, maka penulis karangan semi populer menuliskan nama tanpa informasi lain, kecuali dia adalah repoter.

10

3)

Apabila artikel jurnal ditulis dengan gaya tulis faktual dan dingin (tak-emosional) demi objektifitas, maka karangan semi populer ditulis dengan gaya informal, anekdot, personal, serta menghibur.

4)

Apabila artikel jurnal ditulis dengan kalimat yang lebih kompleks dan relatif panjang serta penuh dengan istilah teknis, maka karangan semi populer ditulis dengan kalimat-kalimat singkat dan sederhana serta mudah dibaca.

5)

Apabila artikel jurnal menyertakan kutipan, catatan kaki (footnotes) dan daftar pustaka agar materi yang ditulis dapat divalidasi, maka karangan semi populer umumnya tidak meyertakan informasi-informasi tersebut.

6)

Apabila artikel jurnal lebih dipenuhi tulisan verbal dan sedikit tabel, maka karangan semi populer seringkali dilengkapi dengan berbagai ilustrasi, gambar, foto, dll.

7)

Apabila kebenaran isi artikel jurnal dievaluasi melalui reviu oleh sejawat atau dewan pakar sebagai referee, maka pertanggungjawaban isi karangan semi populer cukup diberikan oleh editor majalah.

2.2.3. Syarat penulisan 1) Mulai karangan dengan pendahuluan yang kreatif, yang mampu merangkul atau mencuri perhatian pembaca, serta mendorong pembaca untuk membaca bagian-bagian berikutnya. Lebih kreatif bagian pendahuluan, lebih besar peluang suatu karangan semi populer dibaca tuntas pembacanya. Salah satu kekuatan karangan terletak pada bagian pendahuluan tersebut. Sementara itu bagian-bagian berikutnya perlu memuat kalimat-kalimat utama yang menjadi point of interest bagi pembaca. Kalimat-kalimat perlu dirangkai sehingga di samping memberikan kejelasan maknanya dan bekontribusi pada tema atikel, juga menyebabkan pembaca tertarik untuk membaca artikel sampai tuntas. 2) Agar mudah dicerna pembaca secara lebih luas, karangan semi populer hendaknya ditulis dengan panjang kalimat dan panjang paragraf yang sesuai pembaca dari berbagai lapisan masyarakat. Sebaiknya kalimat pada artikel semi populer terdiri atas paling banyak 20 kata untuk meningkatkan keterbacaan untuk pembaca pada umumnya. 3) Sekalipun penulis artikel semi populer seorang iptekwan, tetapi hendaknya hindari penggunaan terlalu banyak istilah-istilah teknis. Pembaca majalah atau surat kabar tidak mempunyai tingkat pendidikan seperti penulis, hingga jangan menggunakan kata-kata yang tidak akan dimengerti.
11

Bila suatu istilah tidak tergantikan oleh kata yang kurang teknis, hendaknya definisi perlu diberikan bersama istilah tersebut. Pemahaman terhadap isi artikel akan menyebabkan pembaca menyenangi apa yang dibacanya dan merasa nyaman dengan majalah atau surat kabar pemuatnya secara keseluruhan. 4) Gunakan bahasa yang kolokial (informal) untuk mengembangkan hubungan yang dekat antara penulis dan pembaca. Buat pula agar pembaca merasa sedang berdialog secara sejajar dengan penulisnya, bukan sedang diajari oleh seorang pakar. Oleh karenanya dianjurkan untuk menggunakan lebih banyak kalimat aktif untuk menciptakan hubungan informal. Tidak ada salahnya juga menyapa pembaca dengan Anda dan menyebut penulis dengan Saya agar hubungan antara penulis dan pembaca lebih dekat. 5) Tingkatkan dimensi human interest dari artikel semi populer yang ditulis, dengan cara memasukkan unsur ceritera, anekdot, dan humor pada artikel. Pada dasarnya manusia lebih tertarik tertarik pada ceritera tentang orang lain daripada obyek lainnya. Oleh karenanya memberikan sentuhan-sentuhan kemanusiaan pada karangan semi populer dapat meningkatkan daya tarik artikel tersebut. 6) Gunakan analogi dan metafora untuk memberikan penjelasan tentang sesuatu proses yang kompleks. Sertakan ilustrasi-ilustrasi bergambar (pictorial) untuk memperjelas, selingan, dan juga hiasan, seperti halnya foto (berwarna lebih menguntungkan), diagram, tabel, gambar, atau karikatur. Foto membantu memberikan paparan detail melalui gambar, sedangkan gambar umumnya atraktif bagi pembaca. Berikan deskripsi singkat tentang foto menyertai foto tersebut. 7) Tiap paragraf harus terstruktur dengan cara yang sama. Paragraf harus mulai dengan kalimat topik, dan lalu diikuti oleh informasi yang berhubungan dengan topik dalam kalimat topik. Struktur kalimat perlu diperhatikan dalam menulis artikel 8) Sistematika penulisan dapat berbagai macam, bergantung pada sifat materi yang dipaparkan. Dapat berupa urutan khronologis peristiwa-peristiwa, atau dapat pula menyajikan permasalahan yang diikuti dengan solusi-solusinya. Apapun pola pengembangan paparan yang dipilih, harus menunjukkan kelogisan paparan, sehingga mereka merasa nyaman ketika membaca artikel tersebut, serta mengerti apa yang dibacanya itu. 9) Tutup artikel dengan sebuah rangkuman yang menjadi simpulan dari semua paparan. Penutup merupaan bagian akhir yang dibaca pembaca, yang akan membetuk impresi pembaca terhadap

12

penjelasan atau persoalan yang diketengahkan. Penutup merupakan juga titik kekuatan artikel, sehingga perlu ditulis secara hati-hati. 2.2.4. Ciri cirri 1) Bahan 2) Penyajian : Menyajikan fakta objektif : Menggunakan bahasa yang cermat,tidak terlalu formal tapi tetap taat

asas, disusun secara sistematis; tidak memuat hipotesis. 3) Sikap Penulis : Tidak memancing pertanyaan pertanyaan yang meragukan, mengimbau perasaan pembaca agar seolah olah mereka menghindari sendiri. 4) Penyimpulan :Memberikan fakta bebicara sendiri sekalipun didahului dengan

membimbing dan mendorong pembacanya untuk berpikir tentang aplikasi.

2.2.5. Contoh Karya Tulis Semi Populer 1) Esai Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya. Bagian esai Sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

Pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai oleh si penulis tersebut.

Kedua, tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek. Ketiga, adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis. 2) Tajuk Rencana Tajuk rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat kabar itu diterbitkan. Dalam tajuk rencana biasanya diungkapkan adanya informasi atau masalah

13

aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca. Pernyataan fakta dan opini ini biasanya diutarakan secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dengan tujuan untuk mempengaruhi pendapat/ menerjemahkan berita yang menonjol agar pembaca menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut. Fungsi tajuk rencana biasanya menjelaskan berita, artinya, dan akibatnya pada masyarakat. Tajuk rencana juga mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh. Dalam tajuk rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi, serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut. Ciri-ciri:

Berisi opini redaksi tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan Berisi ulasan tentang suatu masalah yang dimuat Biasanya berskala nasional, berita internasional dapat menjadi tajuk rencana, apabila berita tersebut memberi dampak kepada nasional

Tertuang pikiran subjektif redaksi 3) Opini Opini adalah pendapat, ide atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau

preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku pada masa depan dan kebenaran atau kesalahannya serta tidak dapat langsung ditentukan misalnya menurut pembuktian melalui induksi Opini bukanlah merupakan sebuah fakta, akan tetapi jika di kemudian hari dapat dibuktikan atau diverifikasi, maka opini akan berubah menjadi sebuah kenyataan atau fakta.

14

4) Resensi Resensi ialah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Tujuan resensi adalah: Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (mendalam) tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. 2.3. KARYA TULIS POPULER Karya tulis popular meliputi karya sastra, yang dapat berupa puisi, prosa, dan drama. 2.3.1. Karya Sastra Bentuk Prosa Prosa ialah karangan bebas, tidak terikat oleh banyaknya baris, banyaknya suku kata dalam setiap baris dan rima. Karangan prosa ialah karangan yang bersifat menerangjelaskan secara terurai mengenai suatu masalah atau hal atau peristiwa dan lain-lain. Pada dasarnya karya bentuk prosa ada dua macam, yakni karya sastra yang bersifat sastra dan karya sastra yang bersifat bukan sastra. Yang bersifat sastra merupakan karya sastra yang kreatif imajinatif, sedangkan karya sastra yang bukan astra ialah karya sastra yang nonimajinatif (Sugihastuti, 1999).

2.3.1.1.Macam Karya Sastra Bentuk Prosa Dalam khasanah sastra Indonesia dikenal dua macam kelompok karya sastra menurut temanya, yakni karya sastra lama dan karya sastra baru. Hal itu juga berlaku bagi karya sastra bentuk prosa. Jadi, ada karya sastra prosa lama dan karya sastra prosa baru. Perbedaan prosa lama dan prosa baru menurut Dr. J. S. Badudu adalah: a. Prosa lama:

15

1. Cenderung bersifat stastis, sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan secara lambat. 2. Istanasentris ( ceritanya sekitar kerajaan, istana, keluarga raja, bersifat feodal). 3. Hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo atau dongeng. Pembaca dibawa ke dalam khayal dan fantasi. 4. Dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu dan Arab. 5. Ceritanya sering bersifat anonim (tanpa nama) 6. Milik bersama

b. Prosa Baru: 1. Prosa baru bersifat dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat) 2. Masyarakatnya sentris ( cerita mengambil bahan dari kehidupan masyarakat seharihari) 3. Bentuknya roman, cerpen, novel, kisah, drama. Berjejak di dunia yang nyata, berdasarkan kebenaran dan kenyataan 4. Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan Barat 5. Dipengaruhi siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas 6. Tertulis

A. Prosa lama Prosa lama adalah karya sastra daerah yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Dalam hubungannya dengan kesusastraan Indonesia maka objek pembicaraan sastra lama ialah sastra prosa daerah Melayu yang mendapat pengaruh barat. Hal ini disebabkan oleh hubungannya yang sangat erat dengan sastra Indonesia. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan. Disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Dikenal bentuk tulisan setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Melayu mengenal tulisan. Sejak itulah sastra
16

tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sejarah sastra Indonesia mulai ada. Bentuk-bentuk sastra prosa lama adalah: a. Mite adalah dongeng yang banyak mengandung unsur-unsur ajaib dan ditokohi oleh dewa, roh halus, atau peri. Contoh Nyi Roro Kidul b. Legenda adalah dongeng yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat. Contoh: Sangkuriang, SI Malin Kundang c. Fabel adalah dongeng yang pelaku utamanya adalah binatang. Contoh: Kancil d. Hikayat adalah suatu bentuk prosa lama yang ceritanya berisi kehidupan raja-raja dan sekitarnya serta kehidupan para dewa. Contoh: Hikayat Hang Tuah. e. Dongeng adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Contoh: Cerita Pak Belalang. f. Cerita berbingkai adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam

B. Prosa Baru Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Prosa baru timbul sejak pengaruh Pers masuk ke Indonesia yakni sekitar permulaan abad ke-20. Contoh: Nyai Dasima karangan G. Fransis, Siti mariah karangan H. Moekti. Berdasarkan isi atau sifatnya prosa baru dapat digolongkan menjadi: 1. Roman adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengungkap adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Contoh: karangan Sutan Takdir Alisjahbana: Kalah dan Manang, Grota Azzura, Layar Terkembang, dan Dian yang Tak Kunjung Padam 2. Riwayat adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa atau Prof. Dr. B.I Habibie atau Ki hajar Dewantara. 3. Otobiografi adalah karya yang berisi daftar riwayat diri sendiri.
17

4. Antologi adalah buku yang berisi kumpulan karya terplih beberapa orang. Contoh Laut Biru Langit Biru karya Ayip Rosyidi 5. Kisah adalah riwayat perjalanan seseorang yang berarti cerita rentetan kejadian kemudian mendapat perluasan makna sehingga dapat juga berarti cerita. Contoh: Melawat ke Jabar Adinegoro, Catatan di Sumatera M. Rajab. 6. Cerpen adalah suatu karangan prosa yang berisi sebuah peristiwa kehidupan manusia, pelaku, tokoh dalam cerita tersebut. Contoh: Tamasya dengan Perahu Bugis karangan Usman. Corat-coret di Bawah Tanah karangan Idrus. 7. Novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dan kehidupan orang-orang. Contoh: Roromendut karangan YB. Mangunwijaya. 8. Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yangs ifatnya objektif dan menghakimi. 9. Resensi adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati. 10. Esei adalah ulasan/kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.

2.3.2. Puisi Puisi adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat (Sumardjo, 1988). Unsur-unsur intrinsik puisi adalah a. b. c. d. Tema adalah tentang apa puisi itu berbicara amanat adalah apa yang dinasihatkan kepada pembaca rima adalah persamaan-persamaan bunyi ritma adalah perhentian-perhentian/tekanan-tekanan yang teratur

18

e.

metrum/irama adalah turun naik lagu secara beraturan yang dibentuk oleh persamaan jumlah kata/suku tiap baris

f.

majas/gaya bahasa adalah permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi ekspresi

g.

kesan adalah perasaan yang diungkapkan lewat puisi (sedih, haru, mencekam, berapiapi, dll.)

h. i.

diksi adalah pilihan kata/ungkapan tipografi adalah perwajahan/bentuk puisi Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.

a. Puisi lama Ciri puisi lama: 1. merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya 2. disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan 3. sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima. Yang termausk puisi lama adalah 1. 2. mantra adalah ucapan-ucapan yangd ianggap memiliki kekuatan gaib pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka 3. 4. 5. karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek seloka adalah pantun berkait gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat 6. syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak aa-a-a, berisi nasihat atau cerita 7. talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris (Efendi, 2010). b. Puisi baru

19

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.Menurut isinya, puisi dibedakan atas 1. balada adalah puisi berisi kisah/cerita 2. himne adAlah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan 3. ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang ebrjasa 4. epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup 5. romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih 6. elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan 7. satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik

2.3.2.1.Membaca Puisi Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam membaca puisi antara lain (Gunawan: 2013): 1. 2. jenis acara: pertunjukkan, pembuka acara resmi, performance-art, dll., pencarian jenis puisi yang cocok dengan tema: perenungan, perjuangan, pemberontakan, perdamaian, ketuhanan, percintaan, kasih sayang, dendam, keadilan, kemanusiaan, dll., 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. pemahaman puisi yang utuh, pemilihan bentuk dan gaya baca puisi, meliputi poetry reading, deklamasi, dan teaterikal tempat acara: indoor atau outdoor, audien, kualitas komunikasi, totalitas performansi: penghayatan, ekspresi( gerak dan mimik) kualitas vokal, meliputi volume suara, irama (tekanan dinamik, tekanan nada, tekanan tempo) 10. kesesuaian gerak, 11. jika menggunakan bentuk dan gaya teaterikal, maka harus memperhatikan: a) pemilihan kostum yang tepat, b) penggunaan properti yang efektif dan efisien, c) setting yang sesuai dan mendukung tema puisi, d) musik yang sebagai musik pengiring puisi atau sebagai musikalisasi puisi

20

2.3.3.

Drama/Film Drama atau film merupakan karya yang terdiri atas aspek sastra dan asepk

pementasan. Aspek sastra drama berupa naskah drama, dan aspek sastra film berupa skenario. Unsur instrinsik keduanya terdiri dari tema, amanat/pesan, plot/alur,

perwatakan/karakterisasi, konflik, dialog, tata artistik (make up, lighting, busana, properti, tata panggung, aktor, sutradara, busana, tata suara, penonton), casting (penentuan peran), dan akting (peragaan gerak para pemain) (Gunawan, 2013). Karya sastra drama memiliki unsur intrinsik serta unsur ekstrinsik yang diperlukan untuk membangun ceritanya. Adapun unsur intrinsik drama terdiri atas sebagai berikut (Suyoto, 2011): 1) Tema, yaitu ide pokok/gagasan utama/pengalaman yang terdapat dalam drama, merupakan sasaran tujuan. Tema dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Tema Mayor, yaitu tema utama yang terdapat dalam drama. b. Tema Minor, yaitu tema sampingan selain tema utama, merupakan subtema yang berfungsi untuk memperkuat tema mayor. 2) Alur (plot), yaitu rangkaiaan kejadian dalam sebuah cerita yang dibentuk oleh tahapantahapan yakni dimulai dari eksposisi (perkenalan) sampai tahap resolusi (penyelesaian). 3) Tokoh, yaitu pelaku dalam drama. Tokoh dapat dibedakan menjadi beberapa tahapan, yaitu: a. The Foil, yaitu tokoh yang kontras dengan tokoh lain, yang berfungsi sebagai pembantu tokoh lain (figuran). b. The Type Character, yaitu tokoh yang mampu memerankan berbagai peran (karakter) dengan baik. c. The Static Character, yaitu tokoh yang tidak mengalami perubahan (tetap). Selain tokoh di atas, juga ada tokoh-tokoh lainnya yaitu: a. tokoh protagonis, yaitu tokoh utama dalam drama yang dimunculkan untuk mengatasi persoalan dalam cerita. b. tokoh antagonis, yaitu tokoh yang melawan atau menentang tokoh protagonis (tokoh jahat). c. 4) 5) tokoh tritagonis, yaitu tokoh penengah (pelerai) yang sifatnya netral.

Penokohan (perwatakan), yaitu watak atau karakter dari para tokoh di dalam cerita. Dialog, yaitu percakapan yang dilakukan oleh dua orang tokoh atau lebih dalam drama. Selain itu, ada juga beberapa istilah tentang percakapan yaitu:
21

a.

monolog, yaitu percakapan yang dilakukan seorang diri.

b. prolog, yaitu kata-kata pendahuluan dalam drama. c. epilog, yaitu kata-kata penutup dalam drama. 6) 7) 8) Latar, yaitu tempat dan waktu terjadinya peristiwa atau insiden dalam drama. Lakuan, yaitu gerak-gerik dalam sebuah drama sesuai dengan peran tokoh Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan kepada audience (pembaca ataupun penonton).

Unsur Ekstrinsik Karya Sastra Drama Adapun unsur ekstrinsik dalam drama, yaitu sound system, lighting, tata panggung, tata rias, dan tata busana.

2.3.4.

Periodisasi Sastra Indonesia Periodisasi sastra adalah pembabakan waktu terhadap perkembangan sastra yang

ditandai dengan ciri-ciri tertentu. Maksudnya tiap babak waktu (periode) memiliki ciri tertentu yang berbeda dengan periode yang lain. 1. Zaman Sastra Melayu Lama Zaman ini melahirkan karya sastra berupa mantra, syair, pantun, hikayat, dongeng, dan bentuk yang lain. 2. Zaman Peralihan Zaman ini dikenal tokoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap bercorak baru karena tidak lagi berisi tentang istana danraja-raja, tetapi tentang kehidupan manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah (otobiografi), Syair Perihal Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah. Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan bahasa Melayu yang kearab-araban. 3. Zaman Sastra Indonesia a. Angkatan Balai Pustaka (Angkatan 20-an) Ciri umum angkatan ini adalah tema berkisari tentang konflik adat antara kaum tua dengan kaum muda, kasih tak sampai, dan kawin paksa, bahan ceritanya dari Minangkabau, bahasa yang dipakai adalah bahasa Melayu, bercorak aliran romantik sentimental.
22

Tokohnya adalah Marah Rusli (roman Siti Nurbaya), Merari Siregar (roman Azab dan Sengsara), Nur Sutan Iskandar (novel Apa dayaku Karena Aku Seorang Perempuan), Hamka (roman Di Bawah Lindungan Kabah), Tulis Sutan Sati (novel Sengsara Membawa Nikmat), Hamidah (novel Kehilangan Mestika), Abdul Muis (roman Salah Asuhan), M Kasim (kumpulan cerpen Teman Duduk)

b.

Angkatan Pujangga Baru (Angkatan 30-an) Cirinya adalah 1) bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern, 2) temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa, tetapi mencakup masalah yang kompleks, seperti emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek, dan sebagainya, 3) bentuk puisinya adalah puisi bebas, mementingkan keindahan bahasa, dan mulai digemari bentuk baru yang disebut soneta, yaitu puisi dari Italia yang terdiri dari 14 baris, 4) pengaruh barat terasa sekali, terutama dari Angkatan 80 Belanda, 5)aliran yang dianut adalah romantik idealisme, dan 6) setting yang menonjol adalah masyarakat penjajahan. Tokohnya adalah STA Syhabana (novel Layar Terkembang, roman Dian Tak Kunjung Padam), Amir Hamzah (kumpulan puisi Nyanyi Sunyi, Buah Rindu, Setanggi Timur), Armin Pane (novel Belenggu), Sanusi Pane (drama Manusia Baru), M. Yamin (drama Ken Arok dan Ken Dedes), Rustam Efendi (drama Bebasari), Y.E. Tatengkeng (kumpulan puisi Rindu Dendam), Hamka (roman Tenggelamnya Kapa nVan Der Wijck). Angkatan 45 Ciri umumnya adalah bentuk prosa maupun puisinya lebih bebas, prosanya bercorak realisme, puisinya bercorak ekspresionisme, tema dan setting yang menonjol adalah revolusi, lebih mementingkan isi daripada keindahan bahasa, dan jarang menghasilkan roman seperti angkatan sebelumnya.

c.

23

Tokohnya Chairil Anwar (kumpulan puisi Deru Capur Debu, kumpulan puisi bersama Rivai Apin dan Asrul Sani Tiga Menguak Takdir), Achdiat Kartamiharja (novel Atheis), Idrus (novel Surabaya, Aki), Mochtar Lubis (kumpulan drama Sedih dan Gembira), Pramduya Ananta Toer (novel Keluarga Gerilya), Utuy Tatang Sontani (novel sejarah Tambera) Angkatan 66 Ciri umumnya adalah tema yang menonjol adalah protes sosial dan politik, menggunakan kalimat-kalimat panjang mendekati bentuk prosa. Tokohnya adalah W.S. Rendra (kumpulan puisi Blues untuk Bnie, kumpulan puisi Ballada Orang-Orang Tercinta), Taufiq Ismail (kumpulan puisi Tirani, kumpulan puisi Benteng), N.H. Dini (novel Pada Sebuah Kapal), A.A. Navis (novel Kemarau), Toha Mohtar (novel Pulang), Mangunwijaya (novel Burung-burung Manyar), Iwan Simatupang (novel Ziarah), Mochtar Lubis (novel Harimau-Harimau), Mariannge Katoppo (novel Raumannen). 2.3.5. Identifikasi Moral, Estetika, Sosial, Budaya Karya Sastra 1. Identifikasi Moral Sebuah karya umumnya membawa pesan moral. Pesan moral dapat disampaikan oleh pengarang secara langsung maupun tidak langsung. Dalam karya satra, pesan moral dapat diketahui dari perilaku tokoh- tokohnya atau komentar langsung pengarangnya lewat karya itu. 2. Identifikasi Estetika atau Nilai Keindahan Sebuah karya sastra mempunyai aspek-aspek keindahan yang melekat pada karya sastra itu. Sebuah puisi, misalnya: dapat diamati aspek persamaan bunyi, pilihan kata, dan lain-lain. Dalam cerpen dapat diamati pilihan gaya bahasanya. 3. Identifikasi Sosial Budaya Suatu karya sastra akan mencerminkan aspek sosial budaya suatu daerah tertentu. Hal ini berkaitan dengan warna daerah. Sebuah novel misalnya, warna daerah memiliki corak tersendiri yangmembedakannya dengan yang lain. Beberapa karya sastra yang mengungkapkan aspek sosial budaya:
24

d.

Pembayaran karya Sunansari Ecip mengungkapkan kehidupan di Sulawesi Selatan. Bako Karya Darman Moenir mengungkapkan kehidupan Suku Minangkabau di Sumatera Barat.

25

You might also like