You are on page 1of 2

I.

GAMBARAN UMUM Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama jamur, yang dapat

menghambat atau

membununuh mikroba jenis lain. Antibiotik bersifat efektif sebagai

antimikroba disebabkan karena sifat toksisitasnya yang selektif, artinya mampu membunuh mikroba tanpa merusak sel hospes. Secara umum toksisitas selektifnya bersifat relatif, yang masih mampu membutuhkan kadar yang tepat untuk mengatasi mikroba, tetapi masih dapat ditolerir oleh hospes. Sebagai antiinfeksi, antibiotik telah berhasil menurunkan secaradrastis morbiditas dan mortalitas berbagai penyakit infeksi, sehingga penggunaannya menjadi sangat meningkat. Antibiotik adalah zat kimia atau senyawa organik yang dihasilkan oleh berbagai spesies mikroorganisme (bakteri, jamur, aktinomises) yang mampu menekan atau membasmi

pertumbuhan mikroba lain serta bersifat toksik terhadap spesies mikroorganisme lain tersebut (Sumardjo, ). Hasil survei menunjukkan bahwa sekitar 30% dari seluruh penderita yang dirawat di rumah sakit memperoleh satu atau fatal telah berhasil lebih terapi antibiotika, dan berbagai penyakit infeksi yang

diobati.

Sejalan dengan itu antibiotika pun menjadi obat yang paling

sering disalahgunakan (misuse) atau digunakan secara irrasional, sehingga akan meningkatkan resiko efek samping, resistensi dan biaya. II. PENGGOLONGAN Tiap-tiap antibiotika mempunyai sifat-sifat fisik , kimia dan farmakologi yang berbeda,

demikian pula spektrum antibakteri danmekanisme kerjanya. Menurut Yuniriadi (2009) berdasarkan aktivitasnya dalam membunuh, antibiotik dibagai menjadi Bactericidal dan Bacteristatic: 1. Bersifat bakteriostatik, yaitu yang pada dosis biasa berefek utama menghambat

pertumbuhan dan multiplikasi bakteri. Misalnya sulfonamida, tetrasiklin, eritromisin, kloramfenikol, linkomisin, klindamisin. 2. Bersifat bakterisida, yaitu yang pada dosis biasa berefek utama membunuh bakteri. Misalnya beta-laktam (penisilin dan sefalosporin), aminoglikosida, eritromisin,

kotrimoksazol, rifampisin, vankomisin, dan quinolon. Berdasarkan spektrumnya menurut Sumardjo () antibiotika dibagi atas: 1. Antibiotika berspektrum sempit, yang efek utamanya hanya pada bakteri gram positif

kokus dan basil seperti penisilin-G, golongan makrolid, linkomisin dan vankomisin, atau yang efek utamanya hanya pada bakteri gram negatif aerob seperti aminoglikosida dan polimiksin. 2. Spektrum diperluas, contohnya ampicillin terhadap gram positif dan beberapa gram negatif. 3. Antibiotika spektrum luas, yang efek utamanya adalah terhadap bakteri gram positif dan negatif seperti penisilin spektrum luas (ampisilin dan amoksisilin), sefalosporin, tetrasiklin, kloramfenikol dan sulfonamida.

III. MEKANISME KERJA IV. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI V. ANALISIS KASUS

You might also like