Professional Documents
Culture Documents
. Fungsi kaana dan teman temannya adalah merafa isim dan menasahabkan khabarnya. Apabila ia masuk, mubtada dan khabar berubah namanya menjadi isim kaana sedang khabar dengan mendapat tambahan di belakangnya kata kaana. Jadi khabar itu berubah menjadi khabar kaana. Contoh
.
Kaana dan saudara saudaranya ada 13, yaitu:
.
(Pada waktu sore, menjadi), contoh (Karim sakit pada waktu sore).
( Pada waktu ( Pada waktu pagi, menjadi),
berdiri) 9
10
11
12
13
Fiil fiil tersebut di atas disebut fiil naasikhah atau fiil naaqisah. Fiil naasikhah artinya fiil yang merusak atau merubah. Fiil yang tersebut diatas dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu yang memakai maa ( )dan dengan tanpa maa (). Maa yang terdapat pada fiil tersebut disebut maa anaafiyah (
Maa laa yatasharrafu bihaalin ( ) , artinya tidak berubah ubah. Jadi ia hanya mempunyai satu bentuk saja yaitu bentuk madhi. Fiil seperti ini ialah dan .
Maa yatasharrafu tasharrufan taamman ( ) artinya mempunyai perubahan yang lengkap. Fiil fiil seperti ini adalah sebagai berikut:
a b c d e f g
Maa
Kaana dan teman temannya kadang tidak memerlukan isim dan khabar, cukup dengan fiil saja. Jadi pada waktu dia demikian, tidak lagi dikatakan dia fiil naaqish tetapi berubah namanya menjadi fiil tammun. Tetapi laysa ( ), maa zaala (
Perlu diketahui bahwa tidaklah mutlak isim kaana dan teman temannya itu harus senantiasa terletak lebih dahulu dari khabarnya. Kadang kadang kita jumpai hal hal berikut ini: 1 2 khabar lebih dahulu daripada isim khabar kaana lebih dahulu dari fiil dan isimnya. Untuk yang kedua ini, ada beberapa isim yang dikecualikan: a b c d e f 3 Laysa () Maa zaala () Maa bariha () Maa fatia () Man fakka () Maa Daama ()
Mamul khabarnya lebih dahulu dari fiil, ism, dan khabarnya. Khabarnya terdiri dari Khabarnya terdiri dari
4 5
Kana ( )mempunyai keistemewaan daripada saudaranya. Keistemewaan kana itu sendiri adalah : a Kana ( )hanya merupakan tambahan (zaidah) apabila terletak diantara ma taajjub dan feel taajjub . misal :
Kana ( )dan subyeknya (isim) boleh dibuang, apabila terletak sesudah in dan law, huruf syarat. Misal : ;
Irji musrian in rakib (an) Pulanglah segera bila berkenderaan
)Irji musrian in kunta rakib (an)) Pulanglah segera jika engkau berkenderaan
(Quli t-taama law kana qalil(an)) Makanlah makanan itu walaupun sedikit
Kana ( )saja yang dibuang, sehingga tinggal subyek (ism) dan predikat (khabar)nya, apabila terletak sesudah an masdariyah diganti dengan an zaidah. Misal :
(Amma anta ghaniyyan taftakhirr(u)) Engkau kaya, karena itu engkau bangga Bentuk asal dari kalimat itu adalah :
Misalnya seseorang yang dilarang bergaul dengan orang yang jelek budi pekertinya, maka ia menjawab dengan perkataan :
.....
(Ana uasyiruhu wa in) Saya bergaul dengannya walaupun Maksudnya :
(Ana uasyiruhu wa in kana fasidu l-akhlaq(i)) Saya bergaul dengannya, Walaupun jelek budi pekertinya
Kana () , subyek (isim) dan predikat (khabar) nya dibuang semua dan diganti dengan tambahan (ma zaidah), apabila didahului oleh in yang berupa huruf syarat. Misal :
....
(Ifal haza imma la) Kerjakan ini, bila tidak Bentuk asalnya adalah :
(Ifal haza imma in kunta la tafal ghayrahu) Kerjakan ini , bila engkau tidak mengerjakan yang lain f Boleh dibuang huruf nun pada kata kerja masa kini (fiil mudari)nya, apabila berkasus jussif (majzum) dengan sukun (_____).
Misal :
(Wa lam aku baghiyyi)an) Saya bukan wanita pelacur g Khabarnya didahului harfu jarrin zaaidah (bi), bila kaana didiahului harfu nafyin atau harfu nahyin. Contoh: ;
Adapun subyek (isim) kana dan saudara-saudaranya ada 3 (tiga) bahagian, yaitu: 1 Ismu s-sarih Ismu s-sarih ialah setiap kata benda yang dapat menjadi subyek (isim) kana dan saudara-saudaranya (kana wa akhawatuha ), kecuali kata ganti terpisah dan kata kerja yang didahului oleh huruf masdar (masdaru l-muawwal) Misal : ;
(Kana l-waladu zakiyy(an)) Anak (lk) itu pintar
(Laysa l-azharu jamilat(an)) Bunga-bunga itu tidak indah
Ismu d-damir Ismu d-damir ialah kata ganti diri. Kata ganti diri ini dapat pula menjadi subyek (isim) kana dan saudara-saudaranya (kana wa akhawatuha). Misal : ;
(Kuntu fi l-mustafa) Saya di rumah sakit
(Sirtuma akhawayya)
Engkau dua orang (lk) menjadi saudaraku 3 Masdar Muawwal Masdar muawwal ialah kata kerja (fiil) yang didahului oleh huruf masdar. seperti halnya ismu s-sarih dan ismu d-damir, maka masdar muawwal juga dapat menjadi subyek (isim) kana dan saudara-saudaranya.
Misal : ;
(Kana an tajtahida mahmud(an)) Kesungguhanmu terpuji
(Kana an taktuba jamil(an)) Tulisanmu indah
Sedangkan predikat (khabar) kana dan saudara-saudaranya dibagi kepada 3 (tiga) bahagian, yaitu : a Khabar Mufrad Khabar mufrad ialah predikat (khabar) yang bukan berupa jumlah walaupun terdiri dari kata benda yang menunjukkan dua (musanna) atau banyak (jamak). Misal : ;
Kana l-abu tajir(an)) Ayah seorang pedagang
(Laysa r-rijalu atibbau) Orang-orang (lk) itu bukan dokter
Yang menjadi predikat (khabar), dalam contoh di atas adalah kata tajir(an)( ) atibbaa ( .) .Kedua predikat (khabar) tersebut berupa khabar mufrad. b Khabar Jumlah Khabar jumlah ini dibagi kepada dua bagian, yaitu predikat yang berupa kalimat verbal (jumlatu l-filiyyah) dan
predikat yang berupa kalimat nominal (jumlatu l-ismiyyah). Khabar jumlah filiyyah ialah predikat (khabar) yang terdiri dari jumlah kata kerja (fiil) dan pelaku (fail) atau jumlah kata kerja (fiil) dan pengganti pelaku (nabu l-fail). Misal : ;
(Bata l-waladu yanamun(a)) Anak-anak (lk) itu menjadi (waktu malam) tidur
(Laysa l-ummalu yasytahgilun(a)) Para buruh itu tidak bekerja Yang menjadi predikat (khabar) , dalam contoh di atas,
adalah kata yanamun(a) ( ) dan yasytaghilun(a) (.) c Khabar Syibhu l-Jumlah Khabar syibhu l-jumlah adalah predikat (khabar) yang menyerupai jumlah. Predikat (khabar) kana dan saudarasaudaranya yang berupa syibhu l-jumlah ini dibagi dua, yaitu : jar majrur dan zaraf. Khabar syibhu jumlah yang berupa jar majrur. Misal :
(Kana l-ma-u fi l-kub(i)) Air itu di dalam gelas Khabar syibhu l-jumlah yang berupa zaraf. Misal :
(Lastu amamahum) Saya bukan di depan mereka
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Salabi, DR. 1981. Gramatika Bahasa Arab. Bandung: AlMaarif Anwar, K. H. Moch. 2000. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al Jurumiyyah dan Imrithy Berikut Penjelasannya . Bandung: Sinar Baru Algesindo Aminullah, 2000. Hukum Makmul Dalam Kalimat Tanazzu.
Jurusan Bahasa Arab Universitas Sumatera Utara Maarif, Syamsul. 2010. Nahwu Kilat. Bandung: Nuansa Aulia Maftuhin, Muhammad Sholeh. Terjemah nadhom imrithi Tata bahasa Arab/nahwu. Surabaya: Putar jaya. Sulaiman, Kasim. 1981. Pramasatra Arab. Jakarta : Prakarsa Belia. Syarief, Drs. Bustani. 1987. Qawaid. Ujung Pandang: Lembaga Bahasa IAIN ALAUDDIN