You are on page 1of 11

MOTIVASI PERILAKU MANUSIA

Perilaku yang termotivasi diprakarsai oleh pengaktifan kebutuhan. Kebutuhan arau motid diaktifkan ketika ada ketidakcocokan yang memadai antara keadaan actual dan keadaan yang diinginkan atau disukai. Karena ketidakcocokan ini meningkat, hasilnya adalah pengaktifan suatu kondisi kegairahan yang diacu sebagai dorongan. Semakin kuat dorongan tersebut, semakin besar urgensi respons yang dirasakan. Sepanjang waktu pola perilaku tertentu diakui lebih efektif daripada yang lain untuk pemenuhan kebutuhan dan ini menjadi berfungsi sebagai insentif. Insentif adalah ganjaran yang diantisipasikan dari jalannya tindakan yang memberikan potensi pemenuhan kebutuhan.

DINAMIKA PROSES MOTIVASI


Kebutuhan yang dirasakan dapat diaktifkan dengan cara-cara yang berbeda. Yang salah satunya sepenuhnya bersifat fisiologis, rasa haus atau lapar merupakan contohnya Kebutuhan yang diaktifkan akhirnya menjadi diekspresikan dalam perilaku dan pembelian dan konsumsi dalam bentuk dua jenis manfaat yang diharapkan yang terdiri dari manfaat utilitarian dan manfaat hedonik/ pengalaman.

KESATUAN DAN STABILITAS POLA MOTIF


Salah satu dari premis dasar perilaku manusia adalah bahwa orang berperilaku dengan cara yang bertujuan dan konsisten. Ini mengimplikasikan bahwa motif dipadukan dengan semacam cara. Konsep diri adalah struktur yang terorganisir dari persepsi terhadap diri sendiri, dan menjadi bagian dari ingatan aktif. Konsep diri sendiri sari persepsi kemampuan dan karakteristik serta persepsi diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan eksternal. Motif sentral adalah untuk meningkatkan pandangan terhadap diri sendiri ini. Sebagai akibatnya, konsep diri memiliki pengaruh langsung atas nilai, gagasan, tujuan dan sasaran.

Apakah Pemasar Menciptakan Kebutuhan?


Pada dasarnya pembelian tidak akan pernah diadakan kecuali jika kebutuhan (atau motif) yang mendasari diaktifkan dan dipenuhi. Kebutuhan itu harus sudah ada walaupun mungkin masih tidur dan senagian besar dikenali, maka dari itu kebutuhan tidak diciptakan oleh pemasar. Komunikasi pemasaran hanya menstimulasi keinginan untuk membeli suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi kebutuhan itu sendiri terletak di luar pengaruh perusahaan niaga.

Maka dapat disimpulkan bahwa peranan utama dari upaya pemasaran adalah menempatkan produk atau jasa pada posisi yang paling menguntung berkenaan dengan potensi untuk memenuhi kebutuhan.

KETERLIBATAN
Konsep keterlibatan sangat berarti untuk mengerti dan menjelaskan perilaku konsumen. Keterlibatan adalah tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan dan/atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus di dalam situasi spesifik. Hingga jangkauan kehadirannya, konsumen bertindak sengaja untuk meminimumkan risiko dan memaksimumkan manfaat yang diperoleh dari pembelian dan pemakaian.

Beberapa Anteseden dari Keterlibatan


Faktor-faktor pribadi Faktor pribadi paling kuat bila produk atau jasa dipandang sebagai citra diri yang dapat mempertinggi. Contoh : Richins dan bloch memperlihatkan bahwa beberapa konsumen adalah penggemar mobil, yang mengikut perlombaan dan reli serta berlangganan majalah mobil. Yang lain menggunakan mobil mereka terus menerus, tetapi memperlihatkan keterlibatan tang rendah melalui ketidakpedulian akan mobil pada umumnya.

Faktor produk Produk sebenarnya tidak menimbulkan keterlibatan dalam dan dari diri sendiri, tetapi cara konsumen merespons terhadap produk itulah yang akan menetukan tingkat keterlibatan mereka. Secara umum keterlibatan lebih besar untuk produk yang memenuhi kebutuhan dan nilai yang penting . Keterlibatan dapat meningkat karena alternatif pilihan dipandang secara lebih khusus di dalam penyajian mereka.

Faktor situasi Keterlibatan situasi bersidat operasional atas dasar temporer dan dapat memudar segera sesudah hasil pembelian dipecahkan. Contohnya seperti busana yang sedang trendy di mana keterlibatan tinggi pada awalnya, tetapi akan berkurang sesudah barang tersebut dikenakan terus menerus dan mode mulai berubah.

BENTUK KETERLIBATAN DAN HASIL


Konsumen juga dapat terlibat dengan produk atau merek. Mereka lebih melihat perbedaan dalam sifat dari berbagai produk atau merek, dan hasil yang terlihat adalah loyalitas yang lebih besar ketika preferensi didasarkan atas keterlibatan yang dirasakan tinggi.

Mengukur keterlibatan
Kita dapat melihat beberapa hal penting untuk mengukur keterlibatan : Pentingnya konsekuensi negatif butir skala mengevaluasi baik kepentingan produk maupun risiko konsekuensi negatif yang disadari. Probabilitas subjektif dari kesalahan pembelian risiko membuat pilihan yang buruk. Nilai kesenangannilai hedonik dari pembelian dan pemakaian. Nilai tandajangkauan dimana pembelian dan pemakaian membuat pernyataan psiko/sosial mengenai orang bersangkutan

You might also like