You are on page 1of 80

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan perubahan global,

profesi akuntan pada saat ini dan masa mendatang menghadapi tantangan yang

semakin berat, sehingga dalam menjalankan aktivitasnya seorang akuntan

dituntut untuk selalu meningkatkan profesionalismenya.

Seorang profesional diharapkan dapat mengarahkan dirinya pada suatu

tingkat tindakan di atas tingkat tindakan yang dilakukan oleh sebagian besar

anggota masyarakat (Al Arens,2003:117). Kelangsungan hidup profesi auditor

di Indonesia sangat tergantung kepada kepercayaan masyarakat terutama para

pengguna jasa auditor terhadap kualitas jasa yang dihasilkan profesi. Apabila

para pemakai jasa auditor tidak memiliki kepercayaan terhadap profesi

auditor, maka pelayanan jasa profesi tersebut menjadi tidak efektif (Abdul

Halim,2001:19).

Etika profesional meliputi standar sikap para anggota profesi yang

dirancang agar praktis dan realistis, tetapi sedapat mungkin idealistis.

Tuntutan etika profesi yang dirancang harus di atas hukum tetapi di bawah

standar ideal (absolut) agar etika tersebut mempunyai arti dan berfungsi

sebagaimana mestinya. (Abdul Halim, 2001:17).

Alasan yang mendasari adanya Kode Etik adalah perlunya

kepercayaan masyarakat dalam kualitas jasa yang diberikan suatu profesi

i
tanpa memandang siapa (individu) yang melakukan pemberian jasa tersebut.

(Bambang Hartadi,1987:33).

Perilaku beretika wajib hukumnya supaya masyarakat dapat berjalan

secara teratur. Kita dapat beragumentasi bahwa etika adalah sejenis perekat

yang dapat mengikat erat masyarakat (Al Arens, Elder dan abeasley,

2003:110).

Untuk mengetahui apakah prinsip-prinsip etika dalam Kode Etik IAI

dapat diterima di Perguruan Tinggi, maka berbagai penelitian dilakukan

kepada pemakai jasa profesi akuntan. Penelitian yang dilakukan Endarti

(2006) terhadap Kode Etik Akuntan dapat disimpulkan bahwa : Ada perbedaan

antara persepsi mahasiswa dengan akuntan pendidik dan akuntan publik serta

tidak ada perbedaan antara persepsi akuntan publik dan akuntan pendidik.

Dari penelitian Indiana Farid Martadi dan Sri Suranta (2006) diperoleh

hasil bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan

pria dan mahasiswa akuntansi dengan akuntan wanita dan mahasiswa

akuntansi terhadap etika profesi. Sedangkan dari penelitian Rustiana dan Dian

indri (2002) hasilnya menyebutkan bahwa ada perbedaan persepsi tentang

kode etik akuntan diantara kelompok novice accountant, akuntan pendidik dan

akuntan publik serta persepsi tentang kode etik akuntan antara kelompok

akuntan publik lebih baik dibanding kelompok novice accountant.

Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian tedahulu adalah dari

segi responden, penelitian ini menggunakan responden para Dosen akuntansi

di Pekalongan dan mahasiswa akuntansi di UNIKAL yang telah mendapatkan

ii
mata kuliah Auditing dan Teori akuntansi, karena mahasiswa tersebut telah

mengetahui dan memahami apa yang dimaksud Prinsip-prinsip dalam Kode

Etik Ikatan Akuntan Indonesia sehingga diharapkan dapat mempersepsikan

kegunaannya dengan tepat.

Dari uraian diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

secara empiris tentang Persepsi Mahasiswa Akuntansi Dan Akuntan

Pendidik Terhadap Prinsip-prinsip Etika Dalam Kode Etik Ikatan

Akuntan Indonesia.

1.2 Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Dasar pikiran yang melandasi penyusunan etika profesional

setiap profesi adalah kebutuhan profesi tersebut tentang kepercayaan

masyarakat terhadap mutu jasa yang diserahkan oleh profesi, terlepas

dari anggota profesi yang menyerahkan jasa tersebut. Setiap profesi

yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan

kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Masyarakat akan

sangat menghargai profesi yang menerapkan standar mutu tinggi

terhadap pelaksanaan pekerjaan anggota profesinya, karena dengan

demikian masyarakat akan terjamin untuk memperoleh jasa yang dapat

diandalkan dari profesi yang bersangkutan (Mulyadi, 2001:50).

Masalah yang dapat diidentifikasi dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

iii
1. Bagaimana Kode Etik IAI mengatur perilaku akuntan dalam

menjalankan praktek akuntan publik di Indonesia.

2. Bagaimana memperkenalkan nilai-nilai profesi dan etika

akuntan kepada mahasiswa.

3. Bagaimana kepercayaan masyarakat pemakai jasa terhadap

mutu jasa yang diserahkan oleh profesi akuntan publik.

1.2.2 Pembatasan Masalah

Agar tidak terlalu luas cakupan yang dibahas dan karena

adanya keterbatasan waktu serta kemampuan penulis maka penelitian

ini membatasi pada identifikasi masalah yang pertama, yaitu

bagaimana Kode Etik IAI mengatur perilaku akuntan dalam

menjalankan praktek akuntan publik di Indonesia yang meliputi :

Tanggung jawab Profesi, Kepentingan Publik, Integritas, Objektivitas,

Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional, Kerahasiaan, perilaku

Profesional, dan Standar Teknis dalam persepsi mahasiswa akuntansi

dan akuntan pendidik.

1.2.3 Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi mahasiswa akuntansi terhadap prinsip-prinsip

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.

2. Bagaimana persepsi akuntan pendidik terhadap prinsip-prinsip

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.

iv
3. Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi dan akuntan

pendidik terhadap prinsip-prinsip Kode Etik Ikatan Akuntan

Indonesia.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai perilaku dan

persepsi mahasiswa akuntansi terhadap kode etik Ikatan Akuntan

Indonesia.

2. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai perilaku dan

persepsi akuntan pendidik terhadap kode etik Ikatan Akuntan Indonesia.

3. Untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa akuntan dan akuntan

pendidik terhadap kode etik Ikatan Akuntan Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Sebagai sarana pengetahuan yang secara teoritis telah dipelajari dibangku

kuliah dan penulis coba praktikkan dalam bentuk penelitian dilapangan.

2. Bagi Akademik

v
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan

perpustakaan Universitas Pekalongan serta bisa bermanfaat dikalangan

mahasiswa yang ingin mendalami mata kuliah auditing yang menyangkut

kode etik akuntan Indonesia.

3. Bagi Pihak lain yang berkepentingan

a. Sebagai sumber informasi dan referensi tambahan bagi yang

membutuhkan.

b. Memberikan landasan untuk penelitian berikutnya di bidang yang

sama di masa datang.

BAB II

vi
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Endarti (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Akuntan

Dan Mahasiswa Tentang Kode Etik Akuntan”. Berdasarkan uji Mann-

Whhitney U test yang telah dilakukan dalam penelitiannya dapat

disimpulkan bahwa : Ada perbedaan antara persepsi mahasiswa dengan

akuntan pendidik dan akuntan publik serta tidak ada perbedaan antara

persepsi akuntan publik dan akuntan pendidik.

2. Indiana Farid Martadi dan Sri Suranta (2006) meneliti tentang

“Persepsi Akuntan Mahasiswa Akuntansi dan Karyawan Bagian

Akuntansi dipandang dari segi Gender terhadap Etika bisnis dan Etika

Profesi”. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa tidak terdapat

perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pria dan mahasiswa

akuntansi dengan akuntan wanita dan mahasiswa akuntansi terhadap

etika profesi. Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara

karyawan bagian akuntansi pria dengan karyawan bagian akuntansi

wanita terhadap etika profesi.

3. Rustiana dan Dian Indri (2002) melakukan penelitian yang berjudul

“Persepsi Kode etik akuntan Indonesis:Komparasi Novice Accountant,

Akuntan pendidik dan Akuntan Publik”. Penelitian ini dilakukan kepada

Novice Accountant (mahasiswa), Akuntan pendidik dan Akuntan publik

dengan jumlah kuesioner 7 yang dapat dianalisis lebih lanjut

vii
hanya 42 kuesioner. Dari penelitian tersebut hasilnya menyebutkan

bahwa ada perbedaan persepsi tentang kode etik akuntan diantara

kelompok novice accountant, akuntan pendidik dan akuntan publik serta

persepsi tentang kode etik akuntan antara kelompok akuntan publik lebih

baik dibanding kelompok novice accountant.

Untuk lebih jelasnya, akan ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
NAMA, judul DAN TAHUN operasional
No. hasil penelitian
Penelitian variabel

1. Endarti, • Kode Etik Dalam penelitian tersebut Ada


Persepsi Akuntan Dan Akuntan perbedaan persepsi antara
Mahasiswa tentang Kode • Mahasiswa mahasiswa, akuntan pendidik
etik Akuntan akuntansi dan akuntan public tetapi
(2006) • Akuntan antara akuntan pendidik dan
pendidik akuntan publik tidak ada
perbedaan.
• Akuntan
publik
2. Indiana Farid Martadi Dari penelitiannya Tidak
• Akuntan
dan Sri Suranta, terdapat perbedaan persepsi
Persepsi Akuntan, • Mahasiswa yang signifikan antara
Mahasiswa akuntansi dan akuntansi akuntan pria, mahasiswa
Karyawan bagian • Karyawan akuntansi, dengan akuntan
akuntansi dipandang dari • Gender wanita dan mahasiswi
segi Gender terhadap Etika • Etika Bisnis akuntansi wanita terhadap
bisnis dan Etika Profesi • Etika etika profesi.
(2006) Profesional
Dari penelitiannya ada
3. Rustiana dan Dian Indri, • Kode Etik perbedaan persepsi antara
Persepsi Kode Etik Akuntan Novice Accountant, Akuntan
Akuntan Indonesia : Indonesia pendidik dan Akuntan publik
komparasi Novice • Novice tentang kode etik akuntan
Accountant, Akuntan serta persepsi Akuntan publik
Account
Pendidik Dan Akuntan lebih baik dibanding novice
• Akuntan
Publik accountant.
(2002) pendidik
• Akuntan
publik

viii
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Etika dan Etika Profesi

Etika (ethics) berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti

“karakter”. Kata lain untuk etika adalah moralitas (morality), yang

berasal dari bahasa latin mores yang berarti “kebiasaan”. Moralitas

berpusat pada “benar” dan “salah” dalam perilaku manusia. Oleh

karena itu, etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana

orang akan berperilaku terhadap sesamanya. (Boynton, Johnson dan

Kell, 2002:97)

Istilah Etika dilihat dalam kamus besar Bahasa Indonesia

(2007), memiliki tiga arti yang salah satunya adalah nilai mengenai

benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat

Permasalahan Etika timbul bilamana seseorang membuat

suatu pilihan dari berbagai alternatif dan pilihan yang benar tidak

jelas secara nyata. Masalah yang tersulit timbul yaitu bila ada konflik

dua atau lebih aturan atau bila ada konflik antara aturan dan kriteria

dari hal yang terbaik.

Menurut Arens, Elder dan Beasley (2003:110) Etika secara

garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai-

nilai moral. Setiap orang memiliki rangkaian nilai tersebut, walaupun

kita memperhatikan atau tidak memperhatikannya secara eksplisit.

Menurut Boynton, Johnson dan Kell (2002:96) Etika profesi

merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakannya dengan

ix
profesi lain yang berfungsi mengatur tingkah laku para anggotanya.

Kepribadian akuntan yang profesional akan selalu dihubungkan

dengan sikap dan tindakan etis yang pada akhirnya merupakan

penentu posisi akuntan dalam masyarakat sebagai pemakai jasa

profesionalnya.

2.2.2 Profesi dan Peran Kode Etik

Istilah profesional berarti tanggung jawab untuk berperilaku

yang lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab yang dibebankan

kepadanya dan lebih daripada memenuhi undang-undang dan

peraturan masyarakat ( Arens dan Loebbecke, 1998:77)

Manusia senantiasa dihadapkan pada kebutuhan untuk

membuat keputusan yang memiliki konsekuensi baik bagi mereka

sendiri maupun pihak lainnya. Seringkali dilema etika timbul sebagai

akibat dari pemilihan tersebut yang baik untuk satu pihak tetapi tidak

baik untuk pihak lainnya. Etika umum berusaha menangani

pertanyaan-pertanyaan apa yang baik untuk individu dan masyarakat,

dengan mencoba menetapkan sifat dari kewajiban atau tugas yang

harus dilakukan sehingga individu-individu memiliki kewajiban

terhadap dirinya sendiri maupun terhadap pihak lain (Boynton,

Johnson dan Kell, 2002:97).

Etika profesional harus lebih luas dari sekedar prinsip-prinsip

moral. Etika tersebut mencakup prinsip perilaku untuk orang-orang

x
profesional yang dirancang untuk tujuan praktis dan idealistik. Oleh

karena kode etik profesional antara lain dirancang untuk mendorong

perilaku ideal, maka kode etik harus realistis dan dapat dilaksanakan.

Agar bermanfaat, kode etik harus pada posisi diatas hukum dan

sedikit dibawah ideal.

2.2.3 Prinsip-prinsip Etika

Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika

sebagai berikut : (Mulyadi, 2001: 53)

1. Tanggung Jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai

profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan

pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang

dilakukannya.

Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting

dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota

mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa

profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab

untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk

mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan

masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam

mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota

diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

xi
2. Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak

dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati

kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas

profesionalisme.

Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan

tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran

yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan

yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi

kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak

lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan

dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.

Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan

terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan

sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani

anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan

sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya

mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.

Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk

membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan

dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan

persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat

prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk

xii
menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang

diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus

menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme

yang tinggi.

3. Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan

publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab

profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari

timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas

yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan

(benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang

diambilnya.

Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara

lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus

mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan

kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan

pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak

disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak

menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

xiii
4. Objektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas

dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban

profesionalnya.

Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan

nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas

mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara

intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari

benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda

dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai

situasi. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi,

perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain

menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan,

melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas

keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan

pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang

ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya,

anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan

memelihara obyektivitas.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya

dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai

xiv
kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan

profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan

bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa

profesional dan teknik yang paling mutakhir.

Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai

kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-

baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan

pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi

kepada publik.

Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan

pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya

memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki.

Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan

pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang

memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan

kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional

melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib

melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain

yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk

menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah

pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan

memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.

xv
6. Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi

yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak

boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa

persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau

hukum untuk mengungkapkannya.

Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar

profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan

bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban

kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi

yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau

perlu diungkapkan.

Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati

kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang

diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban

kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan

klien atau pemberi jasa berakhir.

7. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan

reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat

mendiskreditkan profesi.

Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat

mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai

xvi
perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak

ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat

umum.

8. Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya

sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang

relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,

anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan

dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan

prinsip integritas dan obyektivitas.

Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati

anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan

pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

2.2.4 Mahasiswa Akuntansi

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) Mahasiswa

didefinisikan sebagai Orang yang belajar di Perguruan Tinggi.

Sedangkan akuntansi adalah Seni pencatatan dan pengikhtisaran

transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap

suatu kesatuan ekonomi. Jadi yang dimaksud mahasiswa akuntansi

dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi yang telah

menempuh mata kuliah auditing dan teori akuntansi. Persyaratan ini

didasarkan pada asumsi bahwa para mahasiswa akuntansi tersebut

xvii
telah mempunyai pemahaman tentang prinsip-prinsip etika dalam

Kode Etik IAI.

2.2.5 Akuntan Pendidik

Kompartemen Akuntan Pendidik, adalah kompartemen yang

bidang kerja anggotanya sebagai akuntan pendidik. Kegiatan utama

Kompartemen Akuntan Pendidik adalah meningkatkan

profesionalisme akuntan pendidik dalam menjalankan kegiatan

profesionalnya dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan ilmiah

seperti training, workshop maupun kegiatan lainnya (www.Ikatan

Akuntan Indonesia.co.id)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) Akuntan

didefinisikan sebagai orang yang ahli dalam bidang akuntansi yang

bertugas menyusun, membimbing, mengawasi, menginspeksi, dan

memperbaiki tata buku serta administrasi perusahaan atau instansi.

Sedangkan pendidik adalah orang yang mendidik. Jadi Akuntan

Pendidik adalah kelompok akuntan yang berkecimpung dalam dunia

akademis yaitu pengajar. Akuntan Pendidik mempunyai peranan

penting dalam menyampaikan pemahaman kode etik IAI kepada

mahasiswa, sehingga akuntan pendidik setidaknya memiliki

pemahaman yang memadai tentang kode etik Ikatan Akuntan

Indonesia. Pendidikan akuntansi sebaiknya diarahkan untuk memberi

pemahaman konseptual yang didasarkan pada penalaran sehingga

xviii
ketika akhirnya masuk kedalam dunia praktik dapat beradaptasi

dengan keadaan sebenarnya.

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini setiap mahasiswa akuntansi dan akuntan

pendidik diduga memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam menilai Kode

Etik Ikatan Akuntan Indonesia karena memungkinkan adanya tingkatan

pemahaman yang berbeda dalam setiap kelompok.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Persepsi Mahasiswa
Akuntansi

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia :


Tanggung jawab profesi
Kepentingan publik
Integritas
Obyektivitas
Kompetensi dan kehati-hatian
Kerahasiaan
Perilaku profesional
Standar teknis

Persepsi Akuntan
Pendidik

xix
2.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan akuntan

pendidik terhadap Tanggung jawab profesi Kode Etik Ikatan Akuntan

Indonesia.

H2 : Tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan akuntan

pendidik terhadap kepentingan publik Kode Etik Ikatan Akuntan

Indonesia.

H3 : Tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan akuntan

pendidik terhadap Integritas Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.

H4 : Tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan akuntan

pendidik terhadap Obyektivitas Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.

H5 : Tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan akuntan

pendidik terhadap kompetensi dan kehati-hatian Kode Etik Ikatan

Akuntan Indonesia.

H6 : Tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan akuntan

pendidik terhadap kerahasiaan Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.

H7 : Tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan akuntan

pendidik terhadap perilaku profesional Kode Etik Ikatan Akuntan

Indonesia.

H8 : Tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan akuntan

pendidik terhadap standar teknis Kode Etik Ikatan Akuntan

Indonesia.

xx
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Objek Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan study empiris, artinya

penelitian yang diadakan untuk mendapatkan bukti atau fakta-fakta

secara murni dan sebenarnya tentang gejala-gejala atas permasalahan

yang timbul (Husein Umar, 2003:47).

3.1.2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah

mahasiswa akuntansi yang telah mendapatkan mata kuliah Auditing

dan Akuntan pendidik yaitu kelompok akuntan yang berprofesi

sebagai pengajar di Perguruan tinggi di wilayah Pekalongan.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Operasional yang menjelaskan variabel yang digunakan untuk

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Prinsip-prinsip Etika

Dalam Kode Etik IAI yang berlaku sejak tahun 1998,

organisasi IAI menetapkan delapan prinsip etika yaitu : Tanggung

21
xxi
jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi

dan kehati-hatian professional, kerahasiaan, perilaku professional, dan

standar teknis, yang berlaku bagi seluruh anggota IAI termasuk

akuntan pendidik.

2. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia

Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk

mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya

bagi masyarakat. Etika profesional bagi praktik akuntan di Indonesia

disebut dengan istilah Kode Etik dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia, sebagai organisasi profesi akuntan. (Mulyadi, 2001:50)

3. Persepsi

Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007)

didefinisikan tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, atau

merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal. Robbins

(2003:160) mengartikan persepsi sebagai suatu proses yang ditempuh

individu-individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan

indera mereka agar memberi makna kepada lingkungannya. Robbins

(2003 : 161) secara implisit menyatakan bahwa persepsi suatu individu

terhadap obyek sangat mungkin memiliki perbedaan dengan persepsi

individu lainnya terhadap obyek yang sama.

4. Mahasiswa Akuntansi

Mahasiswa akuntansi dalam penelitian ini adalah mahasiswa

jurusan akuntansi yang telah menempuh mata kuliah auditing dan teori

xxii
akuntansi. Persyaratan ini didasarkan pada asumsi bahwa para

mahasiswa akuntansi tersebut telah mempunyai pemahaman tentang

prinsip-prinsip etika dalam Kode Etik IAI.

5. Akuntan pendidik

Akuntan pendidik adalah kelompok akuntan yang

berkecimpung dalam dunia akademis yaitu pengajar. Akuntan Pendidik

mempunyai peranan penting dalam menyampaikan pemahaman

prinsip-prinsip etika dalam kode etik IAI kepada mahasiswa, sehingga

akuntan pendidik setidaknya memiliki pemahaman yang memadai

tentang kode etik Ikatan Akuntan Indonesia.

3.3 Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang

lingkup yang ingin diteliti (Sugiarto, 2003:2). Dalam penelitian ini yang

menjadi populasi adalah mahasiswa jurusan akuntansi di suatu perguruan

tinggi yang telah mendapatkan mata kuliah Auditing dan Teori

akuntansi, karena mahasiswa tersebut telah mengetahui dan memahami

apa yang dimaksud dengan Prinsip-prinsip etika dalam Kode Etik Ikatan

Akuntan Indonesia sehingga diharapkan dapat mempersepsikannya

dengan tepat. Sedangkan untuk akuntan pendidik yaitu Dosen akuntansi

yang mengajar di perguruan tinggi di kota pekalongan.

2. Sampel

xxiii
Sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang

ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili dan

menggambarkan ciri-ciri populasinya (Sugiarto, 2003:4).

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebagian

mahasiswa akuntansi yang telah mendapatkan mata kuliah Auditing dan

Teori akuntansi di Universitas Pekalongan dan sebagian Dosen akuntansi

di Perguruan Tinggi di kota Pekalongan.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini akan

menggunakan metode Purposive sampling yaitu metode pengambilan

sampel berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

(Supramono dan Intiyas U., 2004:58 ).

Penentuan kriteria sampel ditentukan untuk

menghindari timbulnya kesalahan dalam penentuan

sampel penelitian yang selanjutnya akan berpengaruh

terhadap hasil penelitian.

Kriteria responden untuk akuntan pendidik dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan terakhir minimal S1 program studi akuntansi

2. Telah mengajar dalam suatu Perguruan Tinggi minimal 2

tahun

Kriteria responden untuk mahasiswa akuntansi adalah sebagai

berikut :

xxiv
1. Tercatat sebagai mahasiswa jurusan akuntansi di Perguruan

Tinggi di Pekalongan.

2. Telah menempuh mata kuliah Auditing dan Teori akuntansi .

3. IPK diatas 2,50

4. Mahasiswa aktif yang masih terdaftar di fakultas ekonomi

akuntansi UNIKAL

3.4 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Data primer adalah data autentik atau data langsung dari sumber

pertama tentang masalah yang diungkapkan (Husein Umar, 2002:81).

Data primer dalam penelitian ini berupa data isian kuesioner.

2. Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh dari instansi

atau perusahaan terkait dengan kajian pustaka yang berhubungan

dengan penelitian. Diantaranya dari bahan-bahan pustaka.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu:

1. Kuesioner

Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar

pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan

respons atas daftar pertanyaan (Husein umar, 2002:88).

2. Studi Pustaka

xxv
Yaitu merupakan data dan mempelajari buku-buku referensi dan literatur

sebagai penunjang dan pelengkap dari masalah yang sedang diteliti

sebagai pedoman dan landasan teoritis (Sugiarto dkk, 2003 : 19).

3.6 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah survai

dengan bentuk penyebaran kuesioner yang menggunakan skala likert, yaitu

skala yang berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang

terhadap sesuatu (Husein Umar, 2001:89). Dalam hal ini berhubungan

dengan persepsi mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik terhadap kode

etik IAI.

Untuk selanjutnya responden diminta menjawab pertanyaan dalam

skala ordinal, yaitu skala yang mengurutkan data dari tingkat paling rendah

ke tingkat paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus

sama (Husein Umar, 2001:71).

Dari jawaban yang dikemukakan oleh responden kemudian diberikan

skala jawaban yang terdiri dari 5 poin yaitu :

Tabel 3.1
Skala Likert Jawaban Kuesioner
Pernyataan Skor
Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju 2
Ragu-ragu 3
Setuju 4
Sangat Setuju 5

1. Pengujian Validitas

xxvi
Uji validitas digunakan untuk mengukur pertanyaan-

pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Menurut Husein umar

(2002:99) Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument/jawaban. Suatu

instrumen dianggap valid apabila mampu memperoleh data yang

tepat dari variabel yang diteliti (Bilson, 2004:58).

Pengukuran validitas dalam penelitian ini dengan menghitung

nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dan skor

total dengan memakai rumus teknik korelasi product moment, yang

rumusnya sebagai berikut : (Husein umar, 2002:105)

n ( ∑ XY
) (∑ X ∑ Y)
r =
( n ∑X - ( ∑X ) ) ( n ∑X - ( ∑X )
2 2 2 2
)
Keterangan :

r = Korelasi

n = Jumlah sampel / jumlah responden

X = Skor pertanyaan

Y = Skor total sampel

2. Pengujian Reliabilitas

Uji reabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Reliabilitas

adalah suatu nilai yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur

dalam mengukur gejala yang sama (Husein umar, 2002:108).

Kuesioner yang reliabel adalah suatu kuesioner yang apabila

xxvii
dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan

menghasilkan data yang sama (Bilson simamora, 2004:63).

Dalam penelitian ini uji reabilitas menggunakan koefisien

alpha (α) dari Cronbach karena jawaban pertanyaan dari responden

berskala 1 sampai 5 bukan 0 dan 1. Rumus ini ditulis seperti berikut :

(Husein umar, 2002:120)

 k   ∑ σ b 
2
r11 =
  1-
 k - 1   σ t 
2

dimana (ΣX) 2
ΣX 2

σ2 = n
n
Keterangan

r11 : reliabilitas instrument

k : banyaknya butir pertanyaan

∑σ
2
b : jumlah varian butir
2
σ t : varian total

n : jumlah responden

X : skor pertanyaan

3. Uji rata-rata (Mean test)

Rata-rata yang diuji adalah rata-rata jawaban responden yang

telah diberi skor. Apabila thitung < ttabel maka keputusan yang diambil

adalah tidak dapat menerima H0, sedangkan jika thitung > ttabel maka

keputusan yang diambil adalah menerima H0. Dalam penelitian ini

tingkat kesalahan alpha yang digunakan adalah 0,05 untuk satu sisi.

Dengan demikian kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

xxviii
H0 ditolak apabila t hitung > t tabel

H0 diterima apabila t hitung < t tabel

4. Pengujian hipotesis Uji beda t-test

Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua

sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang

berbeda. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan

perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standart error dari

perbedaan rata-rata dua sample atau secara rumus dapat ditulis

sebagai berikut :

Rata-rata sampel pertama – Rata-rata sampel kedua


t =
Standar error perbedaan rata-rata kedua sampel

Standar error perbedaan dalam nilai rata-rata terdistribusi secara

normal. Jadi tujuan uji beda t-test adalah membandingkan rata-rata

dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lain. Apakah

kedua grup tersebut mempunyai nilai rata-rata yang sama ataukah

tidak sama secara signifikan (Imam Ghozali, 2005 : 56).

Ada dua tahapan analisis yang dilakukan dalam uji beda,

pertama dengan melihat nilai F (levene test) di output setelah F

diketahui variance sama atau tidak, langkah kedua dengan melihat

nilai t test untuk menentukan apakah terdapat perbedaan nilai rata-

rata secara signifikan. Pengambilan keputusan berdasarkan

keputusan :

xxix
− Jika probabilitas > 0,05 maka Ho ditolak

− Jika probabilitas < 0,05 maka Ho diterima

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

xxx
4.1.Gambaran Umum Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan

1. Sejarah Berdirinya

Pendirian Universitas Pekalongan diawali dari Sekolah Tinggi

Ekonomi Pekalongan yang disingkat STEKAL yang diprakarsai oleh

Yayasan Samarthya Mahotsaha Paramadharma. Sesuai dengan

perkembangan, pada tanggal 5 September 1982 Sekolah Tinggi Ekonomi

Pekalongan (STEKAL) ditingkatkan menjadi Universitas yang diberi

nama Universitas Pekalongan (UNIKAL) dan dituangkan dalam Akta

Notaris R. Soerojo Wongsowidjojo, S.H. tanggal 13 September 1982

nomor 16.

UNIKAL saat ini telah memiliki 5 Fakultas dengan 6 Program

Studi (Prodi). Fakultas tersebut terdiri atas Fakultas Ekonomi, Hukum

Perikanan, Pertanian dan Ilmu Kesehatan. Adapun Program Studi yang

dimiliki meliputi Manajemen, Akuntansi, Ilmu Hukum, Budidaya

Perairan, Agronomi, dan Kesehatan Masyarakat.

Universitas Pekalongan saat ini menyelenggarakan program

pendidikan sarjana strata satu (S1) yang terdiri dari lima fakultas dengan

enam prodi. Sebaran program pendidikan menurut fakultas dan program

studi adalah sebagai berikut:

30
Tabel 4.1

Program Studi Universitas Pekalongan

xxxi
Fakultas Program Studi Status
Ekonomi Manajemen Terakreditasi
Akuntansi Terakreditasi
Hukum Ilmu Hukum Terakreditasi
Perikanan Budidaya Perairan Terakreditasi
Pertanian Agronomi Terakreditasi
Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat Dalam Proses akreditasi

Visi Fakultas Ekonomi Terwujudnya Fakultas Ekonomi yang

berkualitas dan sebagai lembaga Profesional dalam Ilmu Ekonomi yang

memiliki reputasi Nasional dan Internasional.

Adapun Misi Fakultas Ekonomi adalah :;

1. Meningkatkan Kualitas sumber daya manusia Indonesia khususnya

di bidang ekonomi guna memenuhi kebutuhan tenaga profesional

dimasa depan yang mempunyai integritas moral dan berwawasan

nasional dan internasional

2. Meningkatkan kualitas dalam memecahkan masalah-masalah

ekonomi dan kemasyarakatan di tingkat daerah, nasional dan

internasional

Tujuan yang ingin dicapai oleh fakultas ekonomi UNIKAL

adalah menghasilkan tenaga Profesional yang:

1. Menguasai dasar-dasar ilmiah ilmu manajemen/akuntansi sehingga

mau berfikir, bersikap/bertindak sebagai sarjana ekonomi.

2. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan serta metodologi

ilmu manajemen/akuntansi, sehingga mampu menentukan,

memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian

xxxii
masalah yang ada dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada

masyarakat.

3. Mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan teknologi yang

dimilikinya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada

masyarakat.

4. Mampu mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi dalam

bidang manajemen/akuntansi.

2. Tinjauan Lokasi

Lokasi kampus Fakultas Ekonomi UNIKAL berada di Jalan

Sriwijaya No. 3 Kota Pekalongan. Untuk menunjang terciptanya proses

pendidikan yang bermutu, Fakultas Ekonomi UNIKAL menempati gedung

perkuliahan dengan luas 2.000 M2 berlantai 3 menyatu dengan fakultas

lain di atas tanah seluas 10.000 M2. Selain tanah untuk bangunan kampus,

UNIKAL juga telah menyediakan tanah untuk kegiatan lapangan serta

cadangan kampus seluas 8.000M2.

Bangunan mencakup gedung perkuliahan, mushola, pos

penjagaan, kantin, UKM, areal parkir, kantin dan dalam lingkungan

tersebut terdapat gedung untuk perkuliahan fakultas lainnya. Sarana dan

prasarana yang ada di kampus tersebut juga cukup representatif seperti

ruang kuliah yang nyaman, pelayanan administrasi, laboratorium

akuntansi, laboratorium manajemen, perpustakaan, laboratorium komputer

serta internet dan lain sebagainya, serta sarana dan prasarana yang

xxxiii
memadai, dan juga pemilihan lokasi kampus pun sangat strategis dengan

dapat dijangkau oleh kendaraan umum

3. Struktur Organisasi

Suatu struktur organisasi menetapkan cara tugas pekerjaan dibagi,

dikelompokkan dan dikoordinasi secara formal. Struktur organisasi adalah

susunan pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab dari urutan-

urutan yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga dengan pembagian

kerja, hak dan kewajiban akan menjadi jelas.

Jenis struktur organisasi formal ada beberapa model, antara lain :

1. Struktur organisasi lini (garis)

2. Struktur organisasi fungsional

3. Struktur organisasi lini dan fungsional

4. Struktur organisasi lini dan staf

5. Struktur organisasi lini, staf dan fungsional

Dari beberapa jenis struktur organisasi yang ada, “Fakultas

Ekonomi Universitas Pekalongan (UNIKAL)” menggunakan struktur

organisasi lini (garis). Dengan bentuk yang sederhana, struktur organisasi

ini sangat mudah dimengerti serta tiap pejabat dapat bertindak dengan

cepat. Bagan struktur organisasi Fakultas Ekonomi UNIKAL dapat dilihat

pada gambar di bawah ini

Gambar 4.1

Struktur organisasi

xxxiv
Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan (UNIKAL)

DEKAN

Sekretaris

Ka. Prodi Manajemen Ka. Prodi Akuntansi

Sekr. Prodi Manajemen Sekr. Prodi Akuntansi

Ka. Lab. Fakultas Ka. Tata Usaha

Staf Staf Staf Staf Pem. Penjaga


Pengajar Pengetikan Umum Perkuliahan Umum Malam

Sumber : Fakultas Ekonomi UNIKAL

4. Program Studi

Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan (UNIKAL)

melaksanakan dua program studi yaitu :

a. Program Studi Manajemen

xxxv
Adalah suatu program di lingkungan UNIKAL yang khusus

mendidik dan mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi ahli yang

profesional dan unggul di tingkat nasional. Program studi

manajemen S1 ini telah memperoleh akreditasi dari Badan

Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan SK

BAN-PT Nomor : 016 / BAN-PT / Ak-VII / S1 / V / 2004 dengan

kategori B.

b. Program Studi Akuntansi S1

Adalah suatu program di lingkungan UNIKAL yang khususnya

mendidik dan mempersiapkan mahasiswa menjadi sarjana

akuntansi dengan profesionalisme (knowledge, skills dan etnic)

yang tinggi di bidang akuntansi. Program ini telah terakreditasi

melalui SK BAN-PT Nomor : 026/BAN-PT/Ak-IX/S1/I/2006

dengan kategori C.

5. Sistem Pendidikan

a. Sistem Kredit Semester

Sistem penyelenggaraan pendidikan di Universitas

Pekalongan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor : 124/U/79 tanggal 8 Juni 1997 adalah

menggunakan “Sistem Kredit” yaitu tenaga penyelenggaraan

pendidikan dimana beban studi mahasiswa, beban tenaga pengajar,

xxxvi
beban penyelenggaraan program lembaga pendidikan dinyatakan

dalam “Satuan Kredit” atas dasar satuan waktu semester.

Dalam sistem kredit ini maka beban studi mahasiswa

dinyatakan dalam “Satuan Kredit Semester (SKS)”. Satuan Kredit

Semester adalah besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha

mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan kumulatif bagi

suatu program tertentu, serta besarnya usaha untuk

menyelenggarakan pendidikan bagi Perguruan Tinggi, khususnya

bagi tenaga pengajar.

Tujuan penerapan sistem kredit semester adalah untuk

memberi kemungkinan yang lebih luas mahasiswa memilih program

menuju suatu macam keahlian akademik atau keahlian profesional

tertentu, serta kemungkinan seorang mahasiswa dapat menyelesaikan

studi dalam waktu lebih cepat.

b. Tenaga Pengajar

Untuk mendukung pelaksanaan sistem kredit ini, Fakultas

Ekonomi UNIKAL telah menempatkan tenaga-tenaga pengajar yang

menguasai bidang disiplin ilmu yang sesuai. Staf pengajar Fakultas

Ekonomi terdiri dari dosen tetap dan yayasan, dosen tidak tetap

(praktisi dan profesional) dan dosen luar biasa (dari perguruan tinggi

negeri di Jawa Tengah) yang memiliki kompetensi dan kualifikasi

akademik, baik bergelar Master (S2) maupun doktor (S3).

c. Waktu Kuliah

xxxvii
Dalam pelaksanaan perkuliahan Fakultas Ekonomi dibagi

menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :

1. Mahasiswa reguler dengan jadwal perkuliahan pagi dan sore

2. Mahasiswa Akhir Pekan dengan jadwal perkuliahan hanya 2

(dua) hari yaitu Sabtu dan Minggu.

6. Kurikulum Program Studi

Kurikulum program studi Fakultas Ekonomi UNIKAL terdiri

dari 149 SKS untuk program studi manajemen dan program studi

akuntansi yang dibagi menjadi Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadian (MPK) 16 SKS, Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan

(MKK) 40 SKS, Mata Kuliah Keahlian Berkarya (KKB) 54 SKS,

Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) 11 SKS. Dalam

penelitian ini yang dibutuhkan adalah mahasiswa akuntansi yang telah

mendapatkan mata kuliah Akuntansi Syariah, maka program studi

akuntansi S1 akan diambil sebagai responden dalam skripsi ini karena

program studi tersebut terdapat mata kuliah akuntansi nsyariah pada

semester VI (enam) yang dijadikan sebagai syarat menjadi responden

dalam penelitian ini. Adapun perincian mata kuliah tiap semester

untuk program studi akuntansi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Kurikulum dan Pendistribusian Mata Kuliah Program Studi Akuntansi


Untuk Angkatan 2005 ke bawah
No Nama Mata Kuliah SKS No. Nama Mata Kuliah SKS

xxxviii
Semester I Semester V
1 Pendidikan Pancasila 2 1 Studi Kelayakan Bisnis 3
2 Pendidikan Agama 2 2 Perpajakan I 3
3 Pengantar Ekonomi I 3 3 Metodologi Penelitian 3
4 Pengantar Bisnis 3 4 Bank&Lembaga Keuangan Lain 3
5 Pengantar Akuntansi I 3 5 Pemeriksaan Akuntansi I 3
6 Matematika Dasar 2 6 Akuntansi Keuangan Lanjutan 3
7 Bahasa Inggris 3 7 Akuntansi KUKM 3
8 Peng. Aplikasi Komputer 2
20 21
Semester II Semester VI
1. Pengantar Ekonomi II 3 1. Bahasa Indonesia 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2. Penganggaran Perusahaan 3
3. Manajemen 3 3. Akuntansi Manajemen 3
4. Statistik Dasar 3 4. Akuntansi Keuangan Lanjutan II 3
5. Peng. Akuntansi Lanjutan 3 5. Perpajakan II 3
6. Ilmu Sosial Dasar 2 6. Pemeriksaan Akuntansi II 3
7. Matematika Ekonomi 3 7. Akuntansi Syariah 3
8. Pendidikan Budaya Dasar 2
9. Praktikum Akuntansi 1
22 21
Semester III Semester VII
1. Statistik Ekonomi 3 1. Manajemen Strategi 3
2. Manajemen Keuangan 3 2. Perekonomian Indonesia 3
3. Manajemen Pemasaran 3 3. Teori Akuntansi 3
4. Akuntansi Biaya 3 4. Sistem Pengendalian Manajemen 3
5. Akuntansi Keuangan I 3
6. Sistem Informasi Akuntansi 4
7. Komunikasi Bisnis 3
22 12
Semester IV Semester VIII
1. Akuntansi Biaya Lanjutan 3 1. Kuliah Kerja Nyata 3
2. Perilaku Organisasi 3 2. Skripsi 4
3. Manajemen Keuangan Lanjutan 3 3. Pendadaran 1
4. Pengantar Hukum Bisnis 3
5. Akuntansi Keuangan II 3
6. Akuntansi Sektor Publik 3
7. Pengantar Pasar Modal 3
8. Laboratorium Statistik 2
23 8

Sumber : Fakultas Ekonomi UNIKAL

4.2.Gambaran Umum Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah

Pekalongan

1. Sejarah Berdirinya

xxxix
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah

Pekalongan berdiri sejak tahun 2004 berdasarkan SK Mendiknas No.

23/D/0/2004 tertanggal 31 Desember 2004. STIE Muhammadiyah

Pekalongan merupakan pengembangan dari Akademi Akuntansi

Muhammadiyah (AAM) Pekalongan yang berdiri sejak tahun 1997

berdasarkan SK Depdiknas Dirjen No. 40/D/0/1997 dan program studi

D3 Akuntansi telah memperoleh perpanjangan ijin penyelenggaraan

program studi dengan SK Dirjen Dikti Depdiknas No. 4847/D/T/2006

tanggal 20 Desember 2006. Sejak berdirinya sampai sekarang,

program studi D3 Akuntansi telah menghasilkan lulusan sebanyak 891

orang sarjana. Dari jumlah lulusan tersebut, telah banyak bekerja di

berbagai instansi baik negeri maupun swasta.

STIE Muhammadiyah Pekalongan merupakan perguruan tinggi

yang mempunyai Visi yaitu “Menjadi perguruan tinggi Islam yang

mencetak lulusan yang profesional di bidangnya, mandiri dan

berakhlaqul karimah”.

Sedangkan Misi dari STIE Muhammadiyah Pekalongan

adalah :

a. Melaksanakan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada

masyarakat untuk mendukung pembangunan nasional.

b. Membina kehidupan akademis yang sehat dan Islami

xl
c. Meningkatkan kualitas dan jatidiri sumber daya manusia yang

memiliki etos kerja tinggi serta memiliki jiwa kewirausahaan yang

kompetitif dan unggul.

d. Mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan

teknologi dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.

Selain itu, STIE Muhammadiyah Pekalongan mempunyai

tujuan menyiapkan peserta didik menjadi sarjana akuntansi yang

beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, cakap, percaya diri dan berguna

bagi masyarakat dan negara dalam mewujudkan adil dan makmur

yang diridhoi Allah SWT, serta mengembangkan dan menyebar-

luaskan ilmu pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka memajukan

dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia.

2. Tinjauan Lokasi

Lokasi kampus STIE Muhammadiyah Pekalongan berada di

Jalan KHM. Mansyur No. 2 Bendan Pekalongan. Lokasi ini letaknya

strategis, karena berada di daerah Pantura dan berdekatan dengan

sarana transportasi.

Bangunan mencakup gedung yang representatif dan strategis di

pusat Kota Pekalongan, mushola, pos penjagaan, kantin, kampus, areal

parkir dan lain sebagainya. Sarana dan prasarana kampus

diperuntukkan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar mahasiswa

STIE Muhammadiyah Pekalongan serta keperluan lainnya.

xli
Pemilihan lokasi kampus, letaknya di daerah pantura pusat kota

dengan pertimbangan agar strategis dengan kendaraan umum.

3. Struktur Organisasi

Suatu organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang

terkoordinasi dan tersusun dalam sebuah kerangka sistem yang bekerja

sama atas dasar pembagian kerja, hak, kewajiban dan mempunyai

tujuan tertentu yang hendak dicapai.

Agar tujuan perusahaan bisa dicapai dengan lebih efisien dan

efektif, maka perlu adanya struktur organisasi. Struktur organisasi

adalah susunan pembagian kerja, tugas wewenang dan tanggung jawab

dari urutan-urutan organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi yang

telah ditetapkan sebelumnya sehingga dengan pembagian kerja, hak

dan kewajiban akan menjadi jelas.

Jenis struktur formal ada beberapa model antara lain :

1. Struktur Organisasi Lini (garis)

2. Struktur Organisasi Fungsinal

3. Struktur Organisasi Lini dan Fungsional

4. Struktur Organisasi Lini dan Staf

5. Struktur Organisasi Lini, Staf dan Fungsional

Dari beberapa jenis struktur organisasi yang ada “Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Pekalongan”

menggunakan Struktur Organisasi Lini (garis).

xlii
Kebaikan jenis struktur organisasi garis adalah bentuknya

sederhaka dan mudah dimengerti serta tiap pejabat dapat bertindak

dengan cepat. Adapun bagan struktur organisasi STIE Muhammadiyah

Pekalongan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 4.2

Struktur Organisasi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Pekalongan

Badan Pelaksana Harian (BPH)


STIE Muhammadiyah Pekalongan

Senat Puket I
Dewan
STIE Muh Pkl Puket I Puket II Puket III Penyantun

Prodi S1 Prodi D3 Akademik Keuangan Umum

Program Studi Administrasi

Akuntansi Bahasa Komputer Kominfo Perpustakaan LPPM

Laboratorium UPT

Sumber : STIE Muhammadiyah Pekalongan

Keterangan :

PUKET : Pembantu Ketua

LPPM : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

xliii
UPT : Unit Pelaksana Teknis

4. Program Studi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Pekalongan

melaksanakan dua program studi, yaitu :

1. Program Studi Akuntansi D3

Adalah suatu program di lingkungan STIE Muhammadiyah

Pekalongan yang khusus mendidik dan mempersiapkan sarjana

ilmu ekonomi di bidang akuntansi yang profesional dan

berakhlaqul karimah. Program studi akuntansi D3 ini telah

memperoleh akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan

Tinggi (BAN-PT) pada tanggal 9 Juli 2003 melalui SK BAN-PT

Nomor : 007/BAN-PT/Ak-III/Dpl-III/2003 dengan kategori B.

2. Program Studi Akuntansi

Adalah suatu program di lingkungan STIE Muhammadiyah

Pekalongan yang khusus mendidik sarjana akuntansi S1 (Strata 1)

yang profesional dan berakhlaqul karimah. Program studi

akuntansi S1 ini memperoleh ijin penyelenggaraan berdasarkan

SK Mendiknas No. 23/D/0/2004 pada tanggal 31 Desember 2004

dan masih dalam proses akreditasi.

5. Sistem Pendidikan

a. Sistem Kredit Semester

xliv
Sistem penyelenggaraan pendidikan di STIE Muhammadiyah

Pekalongan menggunakan “Sistem kredit” yaitu suatu sistem

penyelenggaraan pendidikan dimana beban studi mahasiswa, beban

kerja tenaga pengajar dan beban penyelenggaraan program lembaga

pendidikan dinyatakan dalam kredit atas dasar satuan waktu

semester.

Satuan Kredit Semester (SKS) adalah satuan yang digunakan

untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa, besarnya

pengakuan atas keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program

tertentu, serta besarnya usaha untuk penyelenggaraan pendidikan di

STIE Muhammadiyah Pekalongan dan khususnya bagi tenaga

pengajar.

Dari sistem pendidikan tersebut, Sistem Kredit Semester

(SKS) dalam STIE Muhammadiyah Pekalongan mempunyai tujuan

sebagai berikut :

a. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang cakap dan giat

belajar agar dapat menyelesaikan studi dalam waktu yang

singkat.

b. Memberi kesempatan pada mahasiswa agar dapat mengambil

mata kuliah yang sesuai dengan minat, bakat dan

kemampuannya.

xlv
c. Mempermudah penyesuaian kurikulum dari waktu ke waktu

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

sangat pesat dewasa ini.

d. Memberikan kemungkinan agar sistem evaluasi kemajuan belajar

mahasiswa dapat diselenggarakan dengan baik.

b. Staf Pengajar

Dalam pelaksanaan sistem kredit ini, STIE Muhammadiyah

Pekalongan telah menempatkan tenaga-tenaga pengajar yang sesuai

dengan bidang disiplin ilmu yang sesuai dengan bidangnya. Tenaga

atau staf pengajar di kampus ini adalah dosen-dosen yang

berpengalaman dengan latar belakang pendidikan S1, S2 dan S3

lulusan dalam dan luar negeri yang terdiri dari Dosen Tetap Yayasan

dan Dosen Tidak Tetap dari perguruan tinggi lainnya, serta Dosen

Praktisi dari berbagai instansi terkait.

c. Waktu Kuliah

Dalam pelaksanaan perkuliahan, STIE Muhammadiyah

Pekalongan hanya dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas pagi dan

kelas sore.

6. Kurikulum Program Studi

Kurikulum Program Studi STIE Muhammadiyah Pekalongan

terdiri dari beberapa kelompok seperti pengetahuan dasar umum,

pengetahuan dasar keahlian, pengetahuan dasar Islam serta mata kuliah

penunjang yang semuanya terdiri dari 93 SKS untuk program studi

xlvi
Akuntansi D3 dan 163 SKS untuk program studi Akuntansi S1.

Adapun perincian mata kuliah setiap semester adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3
Kurikulum dan Pendistribusian Mata Kuliah
Program Studi S1 Akuntansi
No Nama Mata Kuliah SKS No. Nama Mata Kuliah SKS

Semester I Semester V
1. Pengantar Ilmu Ekonomi 3 1. Auditing II 3
2. Pengantar Bisnis 2 2. Analisa Laporan Keuangan 3
3. Matematika Ekonomi 33 3. Akuntansi Sektor Publik 3
4. Pengantar Komputer 3 4. Akuntansi Manajemen 3
5. Pengantar Perpajakan 3 5. Akuntansi Keuangan Lanjutan I 3
6. Pengantar Akuntansi I 3 6. Teori Akuntansi 3
7. Pancasila 2 7. Akuntansi Internasional 3
8. Agama Islam 2 8. Agama Islam III 2
9. Bahasa Inggris 3
24 23
Semester II Semester VI
1. Statistik Deskriptif 3 1. Manajemen Strategik 3
2. Ekonomi Islam 2 2. Komputer Akuntansi 3
3. Perpajakan 3 3. Metodologi Penelitian 2
4. Pengantar Akuntansi II 3 4. Sosiologi dan Politik 2
5. Praktikum Akuntansi 3 5. Pasar Modal 3
6. Manajemen 3 6. Praktikum Audit 2
7. Agama Islam II 2 7. Akuntansi Keuangan Lanjutan II 3
8. Kemuhammadiyaha I 2 8. Hukum Bisnis 3
9. Bahasa Inggris II 3 9. Kemuhammadiyahan II 2
24 23
Semester III Semester VII
1. Perekonomian Indonesia 3 1. Akuntansi Keprilakuan 3
2. Akuntansi Keuangan I 3 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Akuntansi Biaya 3 3. Kewirausahaan 2
4. Sistem Akuntansi 3 4. Akuntansi Perpajakan 3
5. Akuntansi Syariah 3 5. Manajemen Operasional 3
6. Akuntansi UKM 3
7. Sistem Informasi Manajemen 3
8. Manajemen Keuangan I 3
24 13
Semester IV Semester VIII
1. Statistik Induktif 3 1. Seminar Akuntansi 2
2. Akuntansi Keuangan II 3 2. Tugas Akhir (Skripsi) 6
3. Akuntansi Biaya II 3
4. Sistem Informasi Akuntansi 3
5. Auditing I 3
6. Manajemen Keuangan II 3
7. Badgeting 3
8. Komunikasi Bisnis 3
24 8
Sumber : STIE Muhammadiyah Pekalongan
4.3.Gambaran Umum Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

xlvii
1. Sejarah Berdirinya

Seiring dengan berbagai usaha yang dilakukan civitas akademika

dan stakeholders Fakultas Syari’ah Pekalongan, nampaknya dalam

keadaan terjepit dengan himpitan yang menyesakkan dengan suasana

yang serba tidak menentu, datanglah pertolongan Allah yang membuka

wacana baru di kalangan pejabat tinggi di lingkungan Departemen

Agama untuk menyelamatkan eksistensi fakultas daerah sebagai asset

ummat dan daerah dalam rangka pelaksanaan UU. No. 2 tahun 1989.

Bergulirnya wacana tersebut, menjadikan para pejabat Departemen

Agama mengambil langkah-langkah untuk melakukan alih fakultas

daerah di lingkungan IAIN menjadi STAIN.

Kebijakan ini dilakukan di samping agar fakultas daerah dapat

berkembang sebagai lembaga tinggi negeri yang mandiri (tidak

tergantung pada induknya), juga dalam rangka menata kelembagaan

sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Untuk mewujudkan

keinginan tersebut sepanjang tahun 1996, Departemen Agama

melakukan serangkaian usaha pertemuan dan konsultasi dengan

departemen-departemen dan lembaga-lembaga terkait, sementara

fakultas daerah harus mempersiapkan data pendukung yang diperlukan

antara lain: Proposal Rencana Penataan Kelembagaan Pendirian STAIN,

rancangan STATUTA dan Draft Naskah Pengembangan Akademik.

xlviii
Setelah persiapan dianggap cukup, maka pada pidato HAB

DEPAG 3 Januari 1997, Menteri Agama mengumumkan langkah-

langkah penataan pengembangan lembaga tinggi agama Islam di

lingkungan IAIN. Langkah kebijakan itu kemudian terwujud dan

dituangkan dalam Keputusan Presiden No. 11 tahun 1997, tanggal 21

Maret 1997, tentang pendirian STAIN yang jumlahnya 33 buah diseluruh

Indonesia, termasuk di dalamnya STAIN Pekalongan. Adapun peresmian

berdirinya STAIN dilakukan serentak bersamaan pada tanggal 30 Juni

1997 bertepatan pada tanggal 25 Shafar 1418 H di Auditorium

Departemen Agama Jakarta.

2. Tinjauan Lokasi

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PEKALONGAN terletak

di Jalan Kusumabangsa No. 9 Pekalongan Telp. (0285) 412575 Fax.

423418

3. Struktur Organisasi

Sejak tahun 1997 sampai 2007 sekarang ini, kepemimpinan

STAIN Pekalongan telah mengalami tiga kali pergantian.

xlix
Kepemimpinan STAIN Pekalongan periode 1998-2002:

Ketua : Drs. H. Rozikin Daman, M.Ag.

Pembantu Ketua I : Drs. H. Sudaryo Elkamali, MA.

Pembantu Ketua II : Drs. H. Abdul Mu’n, MA.

Pembantu Ketua III : Drs. H. Misbahul Huda

Kepemimpinan STAIN Pekalongan 2002-2006:

Ketua : Drs. H. Rozikin Daman, M.Ag.

Pembantu Ketua I : Drs. H. Imam Suraji, M.Ag.

Pembantu Ketua II : Drs. H. Asmuni Hayat

Pembantu Ketua III : Drs. H. Misbahul Huda

Kepemimpinan STAIN Pekalongan periode 2006-2010

Ketua : Drs. H. Sudaryo Elkamali, MA.

Pembantu Ketua I : Drs. H. Abdul Mu’n, MA.

Pembantu Ketua II : Muhlisin, M.Ag.

Pembantu Ketua III : Drs. H. Aminuddin, M.Pd.

4. Program Studi

a. Program Studi D2 Pendidikan Agama Islam

Program Studi D2 PAI merupakan lembaga pendidikan yang

berada dalam lingkup Jurusan Tarbiyah. Program studi D2 PAI

memiliki rentang masa tempuh studi antara 4 semester sampai 6

l
semester atau 2 sampai 3 tahun dengan memiliki beban sistem kredit

semester sebanyak 80 SKS atas perimbangan dengan S1.

Program Studi D2 PAI Pekalongan mulai dibuka pada tahun

2000 dan menerima mahasiswa baru untuk tahun akademik 2000 –

2001. Keberadaan program studi D2 PAI STAIN Pekalongan

disahkan dengan Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Dirjen

Bagais No. Dj II/189/2002 tertanggal 28 Juni 2002.

Program D2 PAI STAIN Pekalongan memiliki visi :

Menjadikan program studi D2 PAI STAIN Pekalongan sebagai

pemenuhan kebutuhan tenaga edukatif yang berkualitas dan

proporsional dalam bidangnya. Untuk menunjang visi tersebut,

Program D2 PAI mempunyai misi :

1. Menyiapkan mahasiswa program studi D2 PAI STAIN

Pekalongan berpengetahuan dan kedalaman spiritual, keluasan

ilmu dan profesionalitas yang tinggi.

2. Membina mahasiswa program studi D2 PAI STAIN Pekalongan

memiliki kemampuan akademik dan profesional dalam

bidangnya.

3. Membina mahasiswa memiliki kecakapan methodologi dan

tehnik-tehnik pembelajaran

li
Dengan rumusan visi dan misi di atas, penyelenggaraan

Program Studi D.2 Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk :

1. Mendidik dan menghasilkan tenaga-tenaga pengajaran untuk

program guru Pendidikan Agama Islam MI/SD yang mempunyai

keahlian dalam bidang ilmu agama Islam, berakhlak mulia, cakap

serta mempunyai kesadaran bertanggung jawab atas

kesejahteraan umat dan masa depan bangsa RI yang berdasarkan

Pancasila dan UUD 45.

2. Mendidik dan menghasilkan tenaga-tenaga pengajaran untuk

program guru Pendidikan Agama Islam MI/SD yang memiliki

kemampuan akademik dan profesional dalam mengembangkan

dan menciptakan kependidikan ilmu pengetahuan Agama Islam.

Dengan rumusan visi, misi dan tujuan sebagaimana tersebut

di atas, lulusan program studi D2 PAI STAIN Pekalongan diharapkan

1. Mampu melaksanakan tugas dalam bidang pendidikan dan

pengajaran Agama Islam secara profesional dan kreatif.

2. Mampu memecahkan persoalan-persoalan kependidikan dan

keagamaan Islam secara akhlak mulia seiring dengan

perkembangan ilmu dan teknologi.

lii
3. Memiliki sikap inovatif dalam melakukan pembaharuan

pendidikan dan pengajaran Agama Islam pada jalur pendidikan

sekolah maupun luar sekolah.

4. Mampu berkompetisi dengan lulusan perguruan tinggi lain yang

didasari dengan sikap kemandirian dan menjadi teladan bagi

masyarakat sekelilingnya.

Untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang telah

dirumuskan tersebut, para pengajar pengampu mata kuliah pada

Program Studi D2 Pendidikan Agama Islam terdiri para ahli di

bidangnya, dengan pengalaman yang cukup memadai baik dalam

negeri mapun luar negeri, serta berpendidikan mulai dari S2 hingga

S3 Agar terbentuk ahli pratama di bidang pendidikan yang memiliki

kompetensi tinggi, para mahasiswa D2 PAI tidak hanya dibekali

dengan teori-teori kependidikan Islam, melainkan ditradisikan juga

dengan praktikum yang sangat memadai. Praktikum yang

diselenggarakan oleh Program Studi D2 Pendidikan Agama Islam

antara lain: PPL Praktek Mengajar dan KKL Sistem Pendidikan

Dasar.

Karena keterbatasan ruang perkuliahan, waktu kuliah

mahasiswa dilaksanakan sore hari. Dengan penambahan ruang

kuliah, mulai tahun 2004 pelaksanaan perkuliahan dilaksanakan pagi

dan sore hari. Adanya pilihan waktu kuliah ini karena

liii
mempertimbangkan berbagai aspek, diantaranya ada sebagian

mahasiswa D.2 PAI yang sudah bekerja sebagai guru di SD/ MI.

Sejak berdiri hingga sekarang, Program D2 PAI telah meluluskan

ahli pratama Pendidikan Agama Islam sebanyak 461 orang. Namun

seiring dengan perkembangan zaman, Program Studi D2 sekarang

sudah tidak diselenggarakan lagi sejak tahun akademik 2006/2007.

b. Program Studi D3 Perbankan Syari’ah

Pengembangan program studi pada Jurusan Syari`ah STAIN

Pekalongan merupakan sebuah keniscayaan. Keniscayaan ini

berangkat dari sebuah kondisi riil yang ada, baik kondisi riil yang

berkaitan dengan tantangan institusi, kebutuhan masyarakat, maupun

tuntutan dunia kerja sebagai suatu persoalan penting yang senantiasa

harus diperhatikan oleh STAIN Pekalongan.

Fenomena menunjukkan bahwa lembaga-lembaga pendidikan

yang lebih berorientasi kerja lebih banyak diminati daripada yang

prospek kerjanya tidak begitu jelas. Ada sebuah pergeseran pandang

masyarakat, yang tadinya bersikap spekulatif kepada sikap realistis

dan pragmatis. Inilah diantaranya yang menjadi latar belakang

pemikiran dari Jurusan Syari`ah STAIN Pekalongan dalam membuka

program studi D.3 Perbankan Syari`ah.

liv
Jurusan Syari`ah STAIN Pekalongan menelaah bahwa

Program Studi Perbankan Syari’ah cukup mempunyai prospek kerja

yang relatif terbuka lebar bagi para lulusannya (outcame). Bahkan

saat ini dunia Perbankan Syari`ah sedang menemukan momentum

yang sangat baik, di mana MUI pusat telah mengeluarkan fatwa

kepada umat Islam bahwa bank konvensional itu sudah diwarnai oleh

riba yang dilarang dalam ajaran Islam. Umat Islam memerlukan

institusi perbankan yang bebas dari praktek-praktek ribawi. Di sisi

lain, harapan dan keinginan umat Isam ini tidak akan terwujud

dengan baik tanpa adanya dukungan dari Sumber Daya Manusia

(SDM) yang memadai untuk menangani dan mengelola dunia

perbankan Islam.

Momentum ini merupakan saat yang tepat bagi umat Islam

untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang

dunia perbankan syariah. Keberadaan perbankan Islam tidak akan

ada artinya jika tidak didukung oleh sumber daya manusia (SDM)

yang memiliki kompetensi di bidang tersebut. Dengan pijakan

pemikiran di atas, STAIN Pekalongan sebagai salah satu institusi

pendidikan tinggi, terpanggil dan memiliki tanggung jawab untuk

menyediakan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di

bidang perbankan syari`ah.

lv
Secara geografis, STAIN Pekalongan memiliki posisi

strategis karena berada di kawasan jalur panturan yang

berkarakteristik dinamis yang cenderung menuju masyarakat

industri. Seiringan dengan trend tersebut, Kehadiran lembaga-

lembaga berlabelkan syariah sudah sangat menjamur di Kota dan

Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang, Kabupaten Pemalang,

Kabupaten dan Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes. Sudah menjadi

kelaziman bahwa lembaga-lembaga keuangan berbasis Syariah

tersebut membutuhkan tenaga-tenaga yang professional. Dalam

konteks inilah, D.3 Perbankan Syariah STAIN Pekalongan

diproyeksikan untuk dapat memenuhi kebutuhan SDM tersebut.

Sebagai program studi D3 Perbankan Syariah memiliki visi

Terdepan dalam melahirkan Tenaga Ahli Madya Perbankan

Syari`ah yang professional dan Islami. Untuk mewujudkan visi

tersebut, program studi D3 Perbankan Syariah memiliki 2 misi,

yaitu :

1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berorientasi pada

profesionalitas kerja.

2. Menyiapkan praktisi profesional muslim di bidang Perbankan

Syari`ah

Rumusan Visi dan misi di atas diupayakan dapat

mengantarkan pada pencapaian tujuan utama, yaitu Melahirkan Ahli

lvi
Madia perbankan syari`ah yang mampu menjadi praktisi di bidang

Perbankan Syari`ah. Untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang

diharapkan, para pengajar yang mengampu mata kuliah pada

Program studi D3 Perbankan Syariah terdiri para ahli di bidangnya,

dengan pengalaman yang cukup memadai baik dalam negeri mapun

luar negeri, serta berpendidikan mulai dari S2 hingga S3

Melalui masa tempuh belajar antara 6 - 10 semester dengan

116 SKS, alumni D3. Perbankan Syariah diharapkan dapat memiliki

indicator kompetensi sebagai berikut :

1. Menguasai dan dapat mengimplementasikan hukum-hukum

Islam tentang Produk Perbankan Syari`ah.

2. Memiliki kemampuan manajemen Perbankan Syari`ah.

3. Memiliki kemampuan Akuntansi Perbankan Syari`ah.

4. Memiliki kemampuan Analisis Produk Bank Syari`ah.

5. Memiliki kemampuan Analisis Pembiayaan Bank Syari`ah

6. Memiliki kemampuan di bidang teknologi administrasi Bank.

7. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam bidang

perbankan syariah.

Dengan demikian Lulusan D3 Perbankan Syariah

diproyeksikan memiliki Kompetensi Utama sebagai berikut :

lvii
1. Memiliki pengetahuan dasar-dasar hukum Islam tentang

Operasional dan Produk Perbankan Syari’ah.

2. Menguasai pengetahuan Operasional Perbankan Syari’ah

3. Memiliki Kemampuan Customer Satisfaction

Melihat kompetensi Program Studi D3 Perbankan Syari`ah

sebagaimana tersebut di atas, maka lulusan Program ini diharapkan

akan memiliki beberapa profesi, antara lain:

1. Praktisi perbankan Syari`ah, baik sebagai manajer, teller,

customer service, accounting, ataupun sector lain di perbankan

syari`ah dan lembaga keuangan syari`ah lainnya.

2. Pakar perbankan syari`ah dan lembaga keuangan syari`ah.

3. Konsultan perbankan syari`ah dan lembaga keuangan syari`ah

4. Dewan pengawas syari`ah pada perbankan syari`ah dan lembaga

keuangan syari`ah

5. Wirausahawan (Enterpreneurship) yang tangguh dan ulet dengan

dilandasi oleh moralitas agama yang tinggi dalam rangka

menyongsong era Pasar Bebas dan globalisasi ekonomi.

Selain tiga perguruan tinggi yang sudah dibahas diatas, masih ada

beberapa perguruan tinggi di kota pekalongan yang memiliki program studi

keakuntansian seperti : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer

WIDYA PRATAMA dan Politeknik PUSMANU.

lviii
BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Responden

1. Mahasiswa Akuntansi

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi dari

UNIKAL yang telah memenuhi kriteria. Berikut adalah tabel Pemilihan

sampel penelitian

Tabel 5.1
Pemilihan Responden Mahasiswa Akuntansi
Keterangan Jumlah
Mahasiswa akif yang terdaftar (angkatan 02 – 05) 95
Kuesioner yang dapat disebar 75
Pengurang Sampel
- Kuesioner yang tidak kembali (19)
- IPK dibawah 2,50 (9)
- Data tidak lengkap (18)
Jumlah Responden sampel 29

Dari jumlah responden sampel sebanyak 29, sebanyak 10

responden (34,48%) adalah laki-laki dan 19 responden (65,52%) adalah

Perempuan. Sedangkan dari mahasiswa angkatan 2005 (semester VI) ada

8 responden (27,58%) yang telah memenuhi kriteria penelitian,

sedangkan 21 responden (72,42%) merupakan mahasiswa semester VII

ke atas. Secara ringkas dapat dilihat tabel berikut :

58
Tabel 5.2

lix
Profil responden
Profil Jumlah Prosentase
1. Gender
- Laki-laki 10 34,48%
- perempuan 19 65,52%
2. Semester
- VI 8 27,58%
- > VIII 21 72,42%

2. Akuntan Pendidik

Kriteria responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah akuntan pendidik atau dosen akuntansi di perguruan tinggi di

Kota Pekalongan yang telah memenuhi kriteria seperti yang terdapat

pada Bab III dalam penelitian ini. Berikut adalah tabel pemilihan sampel

penelitian :

Tabel 5.3
Pemilihan Responden Akuntan Pendidik
Keterangan Jumlah kuesioner
Kuesioner yang dapat disebar
i. UNIKAL 8
ii. STIE Muhammadiyah 14
iii. STAIN 12
iv. STMIK 2
v. Politeknik PUSMANU 10
Pengurang Sampel
- Kuesioner yang tidak kembali (20)
- Data tidak lengkap (7)
Jumlah Responden sampel 19
Dari jumlah responden sampel sebanyak 19orang, 8 orang

diantaranya responden laki-laki (42,1%) dan 11 responden (57,9%) adalah

lx
Perempuan. Dilihat dari lama bekerjanya sebanyak 12 respondon (63,2%)

telah bekerja selama 2-10 tahun. Sedangkan dosen yang telah bekerja diatas

10 tahun sebanyak 7 responden (36,8%) secara ringkas dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 5.4
Profil Responden Akuntan Pendidik
Profil Jumlah Prosentase
1. Gender
- Laki-laki 8 42,1%
- perempuan 11 57,9%
2. Lama Bekerja
- 2-10 tahun 12 63,2%
- > 10 tahun 7 36,8%

5.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur pertanyaan-

pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Menurut Husein umar

(2002:99) Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument/jawaban. Suatu

instrumen dianggap valid apabila mampu memperoleh data yang

tepat dari variabel yang diteliti (Bilson, 2004:58).

Pengukuran validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor

konstruk atau variabel. Pengolahan data menggunakan program

SPSS untuk menguji validitas.

lxi
Suatu data dikatakan valid apabila hasil perhitungan korelasi

r hitung > r tabel. Sebaliknya jika hasil perhitungan korelasi r hitung

< r tabel maka dikatakan tidak valid (Djarwanto, 2001).

a. Uji Validitas Untuk Responden Mahasiswa Akuntansi

Uji Validitas terhadap jawaban kuesioner yang dibagikan

kepada mahasiswa akuntansi UNIKAL dapat dilihat dari tabel

berikut ini :

Tabel 5.5
Hasil Perhitungan Validitas Tanggung Jawab
Indikator r hitung r tabel Status
Tjw1 0.829 0.361 Valid

Tjw2 0.575 0.361 Valid

Tjw3 0.740 0.361 Valid

Sumber : Data yang diolah

Tabel 5.6
Hasil Perhitungan Validitas Kepentingan Publik
Indikator r hitung r tabel Status
KP1 0.712 0.361 Valid

KP2 0.584 0.361 Valid

KP3 0.569 0.361 Valid


Sumber : Data yang diolah

Tabel 5.7

Hasil Perhitungan Validitas Integritas

Indikator r hitung r tabel Status

lxii
Int1 0.680 0.361 Valid

Int2 0.756 0.361 Valid

Int3 0.612 0.361 Valid

Sumber : Data yang diolah

Tabel 5.8

Hasil Perhitungan Validitas Obyektivitas

Indikator r hitung r tabel Status

Oby1 0.852 0.361 Valid

Oby2 0.669 0.361 Valid

Oby3 0.529 0.361 Valid

Sumber : Data yang diolah

Tabel 5.9

Hasil Perhitungan Validitas Kompetensi dan Kehati-hatian

Indikator r hitung r tabel Status

Kmpt1 0.511 0.361 Valid

Kmpt2 0.605 0.361 Valid

Kmpt3 0.817 0.361 Valid

Sumber : Data yang diolah

Tabel 5.10

Hasil Perhitungan Validitas Kerahasiaan

Indikator r hitung r tabel Status

lxiii
Krhs1 0.682 0.361 Valid

Krhs2 0.878 0.361 Valid

Krhs3 0.362 0.361 Valid

Sumber : Data yang diolah

Tabel 5.11

Hasil Perhitungan Validitas Perilaku Profesional

Indikator r hitung r tabel Status

PP1 0.655 0.361 Valid

PP2 0.650 0.361 Valid

PP3 0.624 0.361 Valid

Sumber : Data yang diolah

Tabel 5.12

Hasil Perhitungan Validitas Standar Teknis

Indikator r hitung r tabel Status

ST1 0.778 0.361 Valid

ST2 0.555 0.361 Valid

ST3 0.548 0.361 Valid

Sumber : Data yang diolah

Dari jawaban responden mahasiswa yang telah diuji

validitasnya dengan menggunakan SPSS diperoleh output bahwa

semua item pada variabel penelitian berstatus Valid ( rhitung > rtabel ).

lxiv
b. Uji Validitas Untuk Responden Akuntan pendidik

Untuk hasil pengujian jawaban responden Akuntan pendidik

yang dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dengan tingkat kesignifikanan alpha sebesar 5% hasilnya

adalah sebagai berikut :

Tabel 5.13

Hasil Perhitungan Validitas Tanggung Jawab

Indikator r hitung r tabel Status


Tjw1 0.552 0.444 Valid

Tjw2 0.759 0.444 Valid

Tjw3 0.814 0.444 Valid

Sumber : Data yang diolah

Tabel 514
Hasil Perhitungan Validitas Kepentingan Publik
Indikator r hitung r tabel Status
KP1 0.868 0.444 Valid

KP2 0.763 0.444 Valid

KP3 0.512 0.444 Valid


Sumber : Data yang diolah

Tabel 5.15

Hasil Perhitungan Validitas Integritas

Indikator r hitung r tabel Status

lxv
Int1 0.855 0.444 Valid

Int2 0.782 0.444 Valid

Int3 0.544 0.444 Valid

Sumber : Data yang diolah

Tabel 5.16

Hasil Perhitungan Validitas Obyektivitas

Indikator r hitung r tabel Status

Oby1 0.917 0.444 Valid

Oby2 0.904 0.444 Valid

Oby3 0.891 0.444 Valid

Sumber : Data yang diolah

Tabel 5.17

Hasil Perhitungan Validitas Kompetensi dan Kehati-hatian

Indikator r hitung r tabel Status

Kmpt1 0.733 0.444 Valid

Kmpt2 0.836 0.444 Valid

Kmpt3 0.722 0.444 Valid

Sumber : Data yang diolah

Tabel 5.18

Hasil Perhitungan Validitas Kerahasiaan

Indikator r hitung r tabel Status

lxvi
Krhs1 0.612 0.444 Valid

Krhs2 0.612 0.444 Valid

Krhs3 0.505 0.444 Valid

Sumber : Data yang diolah

Tabel 5.19

Hasil Perhitungan Validitas Perilaku Profesional

Indikator r hitung r tabel Status

PP1 0.800 0.444 Valid

PP2 0.642 0.444 Valid

PP3 0.576 0.444 Valid

Sumber : Data yang diolah

Tabel 5.20

Hasil Perhitungan Validitas Standar Teknis

Indikator r hitung r tabel Status

ST1 0.927 0.444 Valid

ST2 0.527 0.444 Valid

ST3 0.824 0.444 Valid

Sumber : Data yang diolah

Dari uji validitas terhadap jawaban kuesioner yang

dibagikan kepda akuntan pendidik yang ada di kota pekalongan,

diolah dengan menggunakan SPSS dan diperoleh output bahwa

semua item pada variabel penelitian adalah valid (rhitung > rtabel ) untuk

lxvii
digunakan sebagai alat pengumpul data sehingga data yang diperoleh

dapat dianalisis lebih lanjut.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Imam Ghozali (2005 : 41), suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah

konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas pada

penelitian ini dilakukan dengan cara one shot yaitu pengukurannya

hanya sekali kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain

atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan

fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha

(α). Suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0,60.

a. Uji Realibilitas Untuk Responden Mahasiswa Akuntansi

Tabel 5.21
Hasil Pengujian Reliabilitas
Indikator r hitung Batasan alpha Status
Tanggungjawab profesi 0.7864 0.60 Reliabel
Kepentingan Publik 0.7140 0.60 Reliabel
Integritas 0.7627 0.60 Reliabel
Obyektivitas 0.7583 0.60 Reliabel
Kmpten dan Kehati-hatian 0.7414 0.60 Reliabel
Kerahasiaan 0.7401 0.60 Reliabel
Perilaku Profesional 0.7298 0.60 Reliabel
Standar teknis 0.7179 0.60 Reliabel
Sumber : Output SPSS

Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan terhadap

mahasiswa akuntansi untuk masing-masing variabel dalam

lxviii
penelitian ini didapatkan bahwa nilai Koefisien Cronbach Alpha

diatas 0,60 sehingga semua faktor adalah reliabel.

b. Uji Reliabilitas Untuk Responden Akuntan Pendidik

Tabel 5.22
Hasil Pengujian Reliabilitas
Indikator r hitung Batasan alpha Status
Tanggungjawab profesi 0.7780 0.60 Reliabel
Kepentingan Publik 0.7893 0.60 Reliabel
Integritas 0.7874 0.60 Reliabel
Obyektivitas 0.8619 0.60 Reliabel
Kmpten dan Kehati-hatian 0.8094 0.60 Reliabel
Kerahasiaan 0.6667 0.60 Reliabel
Perilaku Profesional 0.7484 0.60 Reliabel
Standar teknis 0.7980 0.60 Reliabel
Sumber : Output SPSS

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh faktor dalam

penelitian ini setelah diuji reliabilitas menunjukan angka diatas

0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pertanyaan

yang ada pada kuesioner yang dipakai untuk penelitian ini adalah

reliabel.

3. Uji Rata-rata (Mean test)

lxix
Setelah data diuji validitas dan reliabilitasnya, langkah

selanjutnya adalah mengolah data dengan uji rata-rata (mean test). Uji

rata-rata digunakan untuk menguji rata-rata skor responden dengan

tujuan untuk digeneralisasi (Imam ghozali, 2002)

a. Uji Rata-rata (mean Test) untuk Mahasiswa Akuntansi

Tabel 5.23
T-test Variabel

One -Sample Statistics

Std. Error
N Mean Std. Deviation Mean
RATA2TJW 29 4.31 .356 .066
RATA2KP 29 4.10 .419 .078
RATA2INT 29 4.21 .530 .098
RATA2OBY 29 4.36 .356 .066
RATA2KMP 29 4.20 .432 .080
RATA2RHS 29 4.18 .581 .108
RATA2PP 29 4.26 .382 .071
RATA2ST 29 4.34 .372 .069

sumber : Output SPSS


Tabel 5.24
Hasil Pengujian One Sample T-test Variabel

One -Sample Te st

Test Value = 3
95% Confidence
Interval of the
Mean Difference
t df Sig. (2-tailed) Difference Lower Upper
RATA2TJW 19.845 28 .000 1.31 1.18 1.45
RATA2KP 14.188 28 .000 1.10 .94 1.26
RATA2INT 12.259 28 .000 1.21 1.01 1.41
RATA2OBY 20.541 28 .000 1.36 1.22 1.49
RATA2KMP 14.901 28 .000 1.20 1.03 1.36
RATA2RHS 10.966 28 .000 1.18 .96 1.41
RATA2PP 17.828 28 .000 1.26 1.12 1.41
RATA2ST 19.442 28 .000 1.34 1.20 1.49

Sumber : Output SPSS

lxx
Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisis bahwa uji rata-

rata (mean test) terhadap persepsi mahasiswa akuntansi yaitu

sebagai berikut :

1. Hasil uji Mean pada tabel 5.24 menunjukkan bahwa thitung pada

variabel-variabel dalam penelitian ini Tanggung jawab (tjw)

adalah 19,845; Kepentingan publik (kp) sebesar 14,188;

Integritas sebesar 12,259; Obyektivitas sebesar 20,541;

Kompetensi sebesar 14,901; Kerahasiaan sebesar 10,966;

Perilaku profeional sebesar 17,828 dan Standar teknis sebesar

19,442. jadi thitung > ttabel yaitu 1,701.

2. Kesimpulan yang diperoleh adalah responden mahasiswa

akuntansi mempersepsikan bahwa prinsip-prinsip yang ada

dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia adalah positif.

b. Uji Rata-rata (Mean Test) untuk Akuntan pendidik

Tabel 5.25

T-test Variabel

One -Sample Statistics

Std. Error
N Mean Std. Deviation Mean
RATA2TJW 19 4.23 .556 .128
RATA2KP 19 3.86 .559 .128
RATA2INT 19 4.12 .388 .089
RATA2OBY 19 4.25 .597 .137
RATA2KMP 19 3.89 .712 .163
RATA2RHS 19 4.65 .283 .065
RATA2PP 19 4.47 .405 .093
RATA2ST 19 4.16 .489 .112

sumber : Output SPSS

lxxi
Tabel 5.26
Hasil Pengujian One Sample T-test Variabel

One-Sample Test

Test Value = 3
95% Confidence
Interval of the
Mean Difference
t df Sig. (2-tailed) Difference Lower Upper
RATA2TJW 9.625 18 .000 1.23 .96 1.50
RATA2KP 6.703 18 .000 .86 .59 1.13
RATA2INT 12.605 18 .000 1.12 .94 1.31
RATA2OBY 9.099 18 .000 1.25 .96 1.53
RATA2KMP 5.478 18 .000 .89 .55 1.24
RATA2RHS 25.427 18 .000 1.65 1.51 1.79
RATA2PP 15.843 18 .000 1.47 1.28 1.67
RATA2ST 10.321 18 .000 1.16 .92 1.39

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisis bahwa uji rata-

rata (mean test) terhadap persepsi akuntan pendidik yaitu sebagai

berikut :

1. Hasil uji Mean pada tabel 5.26menunjukkan bahwa thitung pada

variabel-variabel dalam penelitian ini Tanggung jawab (tjw)

adalah 9,625; Kepentingan publik (kp) sebesar 6,703; Integritas

sebesar 12,605; Obyektivitas sebesar 9,099; Kompetensi

sebesar 5,478; Kerahasiaan sebesar 25,427; Perilaku profeional

sebesar 15,843 dan Standar teknis sebesar 10,321.

2. Kesimpulan yang diperoleh adalah responden Akuntan

pendidik mempersepsikan bahwa prinsip-prinsip yang ada

dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia adalah positif.

Dari analisis uji mean test mahasiswa akuntansi dan

akuntan pendidik untuk etika tanggung jawab, kepentingan publik,

lxxii
integritas, obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian, kerahasiaan,

perilaku profesional dan standar teknis maka dari kedua kelompok

tersebut memiliki persepsi yang sama-sama positif terhadap Kode

Etik Ikatan Akuntan Indonesia.

5.3 Pengujian Hipotesis Uji Beda t-test

Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang

tidak berhubungan memiliki rata-rata yang berbeda. Uji beda t-test

dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata

dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel.

Tabel 27
Uji Beda T-test

Group Statistics

Std. Error
GROUP N Mean Std. Deviation Mean
RATA2TJW mahasisw 29 4.31 .356 .066
pendidik 19 4.23 .556 .128
RATA2KP mahasisw 29 4.10 .419 .078
pendidik 19 3.86 .559 .128
RATA2INT mahasisw 29 4.21 .530 .098
pendidik 19 4.12 .388 .089
RATA2OBY mahasisw 29 4.36 .356 .066
pendidik 19 4.25 .597 .137
RATA2KMP mahasisw 29 4.20 .432 .080
pendidik 19 3.89 .712 .163
RATA2RHS mahasisw 29 4.18 .581 .108
pendidik 19 4.65 .283 .065
RATA2PP mahasisw 29 4.26 .382 .071
pendidik 19 4.47 .405 .093
RATA2ST mahasisw 29 4.34 .372 .069
pendidik 19 4.16 .489 .112

sumber : Output SPSS

lxxiii
Inde pe nde nt Sample s Te st

Levene's Test for


Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Mean Std. Error Difference
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference Difference Lower Upper
RATA2TJW Equal variances
5.170 .028 .626 46 .534 .08 .131 -.182 .347
assumed
Equal variances
.573 27.658 .571 .08 .144 -.212 .377
not assumed
RATA2KP Equal variances
1.874 .178 1.726 46 .091 .24 .141 -.041 .528
assumed
Equal variances
1.625 30.980 .114 .24 .150 -.062 .550
not assumed
RATA2INT Equal variances
4.739 .035 .594 46 .555 .08 .142 -.201 .369
assumed
Equal variances
.633 45.341 .530 .08 .133 -.183 .351
not assumed
RATA2OBY Equal variances
3.480 .068 .807 46 .424 .11 .137 -.166 .387
assumed
Equal variances
.728 26.430 .473 .11 .152 -.201 .423
not assumed
RATA2KMP Equal variances
2.926 .094 1.824 46 .075 .30 .165 -.031 .632
assumed
Equal variances
1.652 26.733 .110 .30 .182 -.073 .674
not assumed
RATA2RHS Equal variances
13.690 .001 -3.238 46 .002 -.47 .144 -.754 -.176
assumed
Equal variances
-3.694 43.121 .001 -.47 .126 -.719 -.211
not assumed
RATA2PP Equal variances
.013 .909 -1.812 46 .076 -.21 .115 -.442 .023
assumed
Equal variances
-1.789 36.978 .082 -.21 .117 -.446 .028
not assumed
RATA2ST Equal variances
1.152 .289 1.501 46 .140 .19 .125 -.064 .438
assumed
Equal variances
1.418 31.373 .166 .19 .132 -.082 .456
not assumed

Sumber : Outpuput SPSS

Berdasarkan hasil output tabel 5.27 di atas dapat dijelaskan bahwa

sebagai berikut :

1. Probabilitas untuk rata-rata etika tanggung jawab profesi adalah 0,028

karena probabilitas < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak

sehingga dapat diartikan bahwa ada perbedaan persepsi mahasiswa

akuntansi dan akuntan pendidik.

2. Probabilitas untuk rata-rata etika kepentingan publik adalah 0,178 karena

probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H2 diterima sehingga

dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa

akuntansi dan akuntan pendidik.

lxxiv
3. Probabilitas untuk rata-rata etika Integritas adalah 0,035 karena

probabilitas < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak sehingga

dapat diartikan bahwa ada perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi dan

akuntan pendidik.

4. Probabilitas untuk rata-rata etika obyektivitas adalah 0,068 karena

probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H4 diterima sehingga

dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa

akuntansi dan akuntan pendidik.

5. Probabilitas untuk rata-rata etika kompetensi dan kehati-hatian adalah

0,094 karena probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H5

diterima sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan persepsi

mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik.

6. Probabilitas untuk rata-rata etika kerahasiaan adalah 0,001 karena

probabilitas < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H6 ditolak sehingga

dapat diartikan bahwa ada perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi dan

akuntan pendidik.

7. Probabilitas untuk rata-rata etika perilaku profesional adalah 0,909

karena probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H7 diterima

sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa

akuntansi dan akuntan pendidik.

8. Probabilitas untuk rata-rata standar teknis adalah 0,289 karena

probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H8 diterima sehingga

lxxv
sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa

akuntansi dan akuntan pendidik.

5.4 Pembahasan

Dari hasil analisa uji beda group statistic menunjukan bahwa

mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik memiliki persepsi yang sama-

sama positif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.28
Hasil uji Mean
Mean
No. Prinsip Etika
Mhs akuntansi Ak. Pendidik
1. Tanggung jawab profesi 4,31 4,23
2. Kepentingan publik 4,10 3,86
3. Integritas 4,21 4,12
4. Obyektivitas 4,36 4,25
5. Kompetensi dan kehati-hatian 4,20 3,89
6. Kerahasiaan 4,18 4,65
7. Perilaku Profesional 4,26 4,47
8. Standar Teknis 4,34 4,16
Kode Etik Akuntan (total) 33,96 33,63

Berdasarkan nilai mean untuk masing-masing kelompok sampel,

diketahui bahwa secara keseluruhan mahasiswa akuntansi mempunyai nilai

mean tertinggi yaitu 33,96. Hal ini menunjukan bahwa mahasiswa akuntansi

sangat merespon baik dengan pemahaman yang dimilikinya.

Dari hasil analisa diatas menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa

akuntansi dan akuntan pendidik terhadap Prinsip-prinsip Etika dalam Kode

lxxvi
Etik Akuntan Ikatan Akuntan Indonesia hampir tidak ada perbedaan. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 5.29

Hasil Uji beda Independent Samples Test

No. Prinsip Etika Signifikansi


1. Tanggung jawab profesi 0,028
2. Kepentingan publik 0,178
3. Integritas 0,035
4. Obyektivitas 0,068
5. Kompetensi dan kehati-hatian 0,094
6. Kerahasiaan 0,001
7. Perilaku Profesional 0,909
8. Standar Teknis 0,289

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar tidak

terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara mahasiswa akuntansi dan

akuntan pendidik terhadap Kode Etik IAI. Dengan demikian hipotesis dalam

penelitian ini diterima. Jika dilihat dari tiap prinsip etika, terdapat perbedaan

persepsi yang signifikan pada prinsip tanggung jawab profesi, integritas dan

prinsip kerahasiaan. Sedangkan untuk prinsip kepentingan publik,

obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, perilaku profesional

dan standar teknis menunjukan bahwa tidak ada perbedaan persepsi

mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik.

Demikian hasil hipotesa yang sesuai dengan penelitian Indiana Farid

Martadi dan Suranta (2006) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan

persepsi yang signifikan antara akuntan pria, mahasiswa akuntansi, dengan

lxxvii
akuntan wanita dan mahasiswi akuntansi wanita terhadap etika profesi.

Dibandingkan penelitian Rustiana dan Dian Indri (2002) serta Endarti

(2006) ternyata tidak sejalan dengan penelitian ini dimana penelitian

tersebut menyatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa

akuntansi dan akuntan pendidik yang disebabkan pengalaman dan tingkat

pendidikan yang berbeda.

BAB VI

lxxviii
SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab V dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan uji rata-rata (mean) pada tabel 5.23 dan tabel 5.24

menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi mempersepsikan Prinsip-

prinsip Etika dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia adalah positif.

2. Berdasarkan uji rata-rata (mean) pada tabel 5.25 dan tabel 5.26

menunjukkan bahwa akuntan pendidik di kota Pekalongan

mempersepsikan Prinsip-prinsip Etika dalam Kode Etik Ikatan Akuntan

Indonesia adalah positif.

3. Berdasarkan uji beda t-test diperoleh rata-rata untuk Prinsip-prinsip Etika

dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia yang memiliki perbedaan

persepsi yaitu : etika tanggung jawab profesi, integritas dan prinsip

kerahasiaan.

4. Sedangkan untuk Prinsip-prinsip Etika dalam Kode Etik Ikatan Akuntan

Indonesia yang tidak memiliki perbedaan persepsi yaitu :Kepentingan

publik, Obyektivitas Kompetensi dan kehati-hatian, Perilaku profesional

dan Standar teknis.

78

lxxix
6.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan agar sebaiknya obyek

penelitian diperluas dan jumlah sampel diperbanyak sehingga penelitian akan

memperoleh hasil yang maksimal.

lxxx

You might also like