Professional Documents
Culture Documents
PERBEDAAN TEORI KEYNES DAN TEORI KLASIK Teori Klasik mengurangi tingkat upah perekonomian bertumpu pada masalah-masalah mikro berlandaskan pata hukum Say yaitu penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri jumlah tabungan akan selalu sama dengan jumlah investasi posisi keseimbangan sumber daya, termasuk didalamnya sumber daya tenaga kerja akan dimanfaatkan secara penuh. Seandainya terjadi pengangguran, pemerintah tidak perlu melakukan tindakan/kebijaksanaan apa pun. Teori Keynes mengurangi pengangguran adalah dengan memperbanyak investasi perekonomian bertumpu pada masalah-masalah makro menganggap itu sebuah kekeliruan karena biasanya permintaan lebih kecil dari penawaran Jumlah tabungan tidak sama dengan jumlah investasi Dalam kenyataan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik. Dimanapun para pekerja mempunyai semacam serikat buruh yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah.
Pemerintah memiliki peran minimal dalam Pemerintah memiliki peran besar dalam
KRITIK KEYNES TERHADAP TEORI KLASIK Permintaan dan penawaran Kita semua sudah tahu bahwa, analisis klasik bertumpu pada masalah-masalah mikro. Dalam berproduksi, misalnya, masalah yang dihadapi adalah : bagaimana menghasilkan barang-barang dan jasa sebanyak-banyaknya. Itu dilakukan dengan biaya serendahrendahnya dengan memilih alternative kombinasi factor-faktor produksi yang terbaik.
Dengan cara memilih alternative terbaik atau paling efisien, perusahaan akan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal itu berdasarkan keyakinan bahwa tiap barang yang diproduksi akan selalu diiringi oleh permintaan. Dalam kenyataannya, menurut Keynes permintaan lebih kecil dari penawaran. Alasannya, sebagian dari pendapatan yang diterima masyarakat akan ditabung, dan tidak semuanya dikonsumsi. Dengan demikian, permintaan efektif biasanya lebih kecil dari total produksi. Walaupun kekurangan ini bisa dieliminasi dengan menurunkan harga-harga, pendapatan tentu akan turun. Sebagai akibatnya, tetap saja permintaan lebih kecil dari penawaran. Karena konsumsi lebih kecil dari pendapatan, tidak semua produksi akan diserap masyarakat. Memang inilah yang terjadi pada tahun 30-an, saat perusahaan berlomba-lomba berproduksi tanpa kendali. Dipihak lain, daya beli masyarakat terbatas. Akibatnya banyak stok menumpuk. Sebagian perusahaan terpaksa mengurangi produksi dan sebagian bahkan melakukan rasionalisasi, yaitu mengurangi produksi dengan mengurangi jumlah pekerja. Tindakan rasionalisasi dari pihak perusahaan akan memaksa sebagian pekerja menganggur. Orang yang mengganggur jelas tidak memperoleh pendapatan. Sebagai konsekuensinya, pendapatan masyarakat turun. Turunnya pendapatan masyarakat menyebabkan daya beli semakin rendah, sehingga barang-barang tidak laku sehingga kegiatan produksi jadimacet. Sejak terjadinya depresi tahuan 30-an tersebut berdasarkan sejarah, banyak orang yang curiga bahwa jangan-jangan ada sesuatu yang salah dengan teori klasik dan neoklasik yang dianggap berkalu umum selama ini. Menurut Keynes dalam pandangan klasiknya, produksi akan selalu menciotakan permintaannya sendiri hanya berlaku untuk perekonomian tertutup sederhana. Ini terdiri dari sector rumah tangga danperusahaan saja. Pada tingkat perekonomian seperti ini semua pendapatan yamg diterima pada suatu periode biasanya langsung dikonsumsi tanpa ada yang ditabung. Dalam keadaan seperti ini memang permintaan akan selalu sama dengan penawaran agregat. Akan tetapi, dalam perekonomian yang lebih maju masyarakatnya sudah mengenal tabungan, sebagian dari pendapatan akan mengalami kebocoran. Hal itu dapat diketahui kebocorann dalam bentuk tabungan, sehingga arus pengeluaran tidak lagi sama dengan arus pendapatan. Dengan demikian, permintaan agregat akan lebih kecil dari penawaran agregat. Penentu-Penentu Perbelanjaan Agregat Dalam analisisnya Keynes membagi permintaan agregat kepada dua jenis pengeluaran 1. pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga
2. penanaman modal oleh para pengusaha Dalam analisis makroekonomi yang wujud sekarang pengeluaran agregat dalam perekonomian meliputi pula pengeluaran pemerintah dan ekspor. Dengan demikian pengeluaran agregat dapat dibedakan kepada empat komponen : 1. Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran konsumsi yang dilakukan okeh seluruh rumah tangga dalam perekonomian tergantung kepada pendapatan yang diterima oleh mereka. Makin besar pendapatan mereka makin besar pula pengeluaran konsumsi mereka. Sifat penting lainnya dari konsumsi rumah tangga adalah ; hanya sebagian saja dari pendapatan yang mereka terima yang akan digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Oleh Keynes perbandingan diantara pengeluaran konsumsi pada suatau tingkat pendapatan tertentu dengan pendapatan itu sendiri dinamakan kecondongan mengkonsumsi. Apabila kecondongan mengkonsumsi adalah tinggi, bagian dari pendapatan yang digunakan untuk mengkonsumsi adalah tinggi. Dengan sendirinya sebaliknya pula, apabila kecondongan mengkonsumsi adalah rendah, maka makin sedikit pendapatan masyarakat yang akan digunakan untuk mengkonsumsi. Kecondongan mengkonsumsi yang rendah, menyebabkan jurang diantara produksi nasional pada penggunaan tenaga kerja penuh dengan pengeluaran agregat yang sebenarnya menjadi bertambah lebar. Jurang yang lebih lebar ini menyulitkan suatu perekonomian untuk mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Agar penggunaan tenaga kerja penuh dapat dicapai perlulah para pengusaha menaikkan jumlah investasi yang akan dilakukannya, yaitu mereka harus dapat menginvestasi sebanyak perbedaan diantara produksi nasional pada penggunaan tenaga kerja penuh dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada penggunaan tenaga kerja penuh. Apabila investasi tidak dapat mencapai tingkat tersebut pengangguran akan berlaku. 2. Investasi (Penanaman Modal) Penanaman modal oleh para pengusaha terutama ditentukan oleh dua faktor ; efesiensi marjinal modal dan suku bunga. Efesiensi marjinal modal menggambarkan tingkat pengembalian modal yang akan diperoleh dari kegiatan-kegiatan investasi yang dilakukan dalam perekonomian. Apakah seorang pengusaha akan menanam modal atau membatalkannya tergantung kepada sifat hubungan di antara efesiensi modal marjnal ( atau tingkat pendapatan minimal dari penanaman modal yang akan dilakukan) dengan suku bunga. Sekiranya suku bunga lebih tinggi dari efesiensi marjinal dari investasi tersebut, maka pengusahaa itu akan membatalkan rencananya untuk menanam modal. Seorang pengusaha baru akan menanam modal apabila hasil dari investasinya lebih tinggi dari suku bunga. Maka, dalam suatu perekonomian, besarnya jumlah investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha tergantung kepada nilai penanaman modal yang tingkat pengembalian modalnya lebih besar dari suku bunga. Keynes mempunyai pendapat yang sangat berbeda deengan ahli-ahli ekonomi klasik mengelai faktor-faktor yang menentukan suku bunga. Pandangan Keynes mengenai
penentuan suku bunga telah diterangkan dalam bagian yang membahas kritik Keynes terhadap pandangan ahli-ahli ekonomi klasik.
3. Pengeluaran Pemerintah Pemerintah bukan saja berfungsi untuk mengatur kegiatan ekonomi tetapi juga dapat mempengaruhi tingkat pengeluaran agregat dalam perekonomian. Di satu pihak kegiatan pemerintah melalui pemungutan pajak akan mengurangi perbelanjaan agregat. Akan tetapi pajak tersebut akan dibelanjakan lagi oleh pemerintah dan langkah tersebut akan meningkatkan pengeluaran agregat. Kerapkali pemerintah membelanjakan dana yang melebihi penerimaan pajak. Langkah seperti ini akan meningkatkan keseluruhan pembelanjaan agregat. 4. Ekspor ke Pasaran Dunia Ahli ekonomi telah menunjukkan berbagai kebaikan dari hubungan ekonomi dengan luar negeri, terutama kegiatan mengekspor dan mengimpor. Ahli ekonomi klasik telah lama menunjukkan bagwa ekspor dapat memperluas pasar ( contoh ; sumbangan ekspor karet dan minyak mentah kepada ekonomi Indonesia ) dan memungkinkan negara yang mengekspor memperoleh dana untuk mengimpor barang lain, termasuk barang modal yang akan mengembangkan perekonomian tersebut lebih lanjut. Perkembangan perdagangan dunia dalam dua tiga dekade belakangan ini menunjukkan pula bahwa perkembangan ekspor yang pesat telah dapat menciptakan percepatan dalam pertumbuhan ekonomi di berbagai negara. Perkembangan ekspor yang pesat tersebut menyebabkan pertambahan pesat dalam perbelanjaan agregat, yang pada akhirnya akan menimbulkan pertumbuhan pendapatan nasional ( dan pertumbuhan ekonomi ) yang pesat.
Mekanisme pasar dan kesempatan kerja Kaum klasik yang percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan
mekanisme pasar akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium). Dalam posisi keseimbangan, kegiatan produksi secara otomatis akan menciptakan daya beli untuk membeli barang-barang yang dihasilkan. Daya beli tersebut diperoleh sebagai balas jasa atas factor-faktor produksi seperti upah, gaji, suku bunga, sewa, dan balas jasa dari factor produksi lainnya. Pendapatan atas factor-faktor produksi tersebut seluruhnya akan dibelanjakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan perusahaan. Ini yang dimaksud Say bahwa penawaran akan selalu berhasil menciptakan permintaannya sendiri.
Sebenarnya dalam posisi keseimbangan tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan permintaan. Ketidakseimbangan (disequilibrium), seperti pasokan yang lebih besar dari permintaan, kekurangan konsumsi, atau terjadi pengangguran, keadaan ini dinilai kaum klasik sebgai sesuatu yang sementara sifatnya. Nanti akan ada suatu tangan tak kentara (invisiblehands) yang akan membawa perekonomian kembali pada posisi keseimbangan. Kaum klasik juga percaya bahwa dalam keseimbangan semua sumber daya, termasuk tenaga kerja, akan digunakan secara penuh. Dengan demikian, dibawah system yang didasarkan pada mekanisme pasar tidak ada pengangguran. Pekerja terpaksa menerima upah rendah, daripada tidak memperoleh pendapatan sama sekali. Kesediaan untuk bekerja dengan tingkat upah lebih rendah ini akan menarik perusahaan untuk mempekerjakan mereka lebih banyak. Jadi, dalam pasar persaingan sempurna mereka yang mau bekerja pasti akan memperoleh pekerjaan. Pengecualian berlaku bagi mereka yang pilih-pilih pekerjaan, atau tidak mau bekerja dengan tingkat upah yang diatur oleh pasar. Pekerja yang tidak bekerja karena kedua alasan diatas, oleh kaum klasik tidak digolongkan pada penganggur. Kaum klasik menyebutnya pengangguran sukarela (voluntary unemployment). Walaupun keynes menganggap teori klsik cukup logis, tetapi betapapun logisnya, tidak dapat diterapkan di dunia nyata. Ia mengatakan bahwa tidak ada mekanisme penyesuaian. Hal ini otomatis menjamin tercapainya keseimbangan perekonomian pada tingkat penggunaan kerja penuh. Hal ini sangat jelas dalam analisisnya tentan keseimbangan pasar kerja. Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa kaum klasik percaya bahwa dalam posisi keseimbangan semua sumber daya, termasuk didalamnya sumber daya tenaga kerja atau labor, akan dimanfaatkna secara penuh. Seandainya terjadi pengangguran, pemerintah tidak perlu melakukan tindakan atau kebijakan apapun. Sesuai pandangan laissez faire klasik, biarkan saja keadaan demikian. Nanti orangorang yang tidak bekerja tersebut akan bersedia bekerja dengan tingkat upah yang lebih rendah. Hal ini yang mendorong pengusaha untuk mempekerjakan labor labih banyak, hingga akhirnya semua yang mau bekerja akan memperoleh pekerjaan. Pandangan klasik di atas tidak diterima Keynes. Menurut pandangan Keynes, dalam kenyataan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik tersebut. Dimana pun para pekerja mempunyai semacam serikat kerja yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Dari sini Keynes
mengecam analisis kaum klasik yang didasarkan pada pengandaian-pengandaian yang keliru dengan kenyataan sehari-hari. Kalaupun tingkat upah bisa diturunkan, walaupun kemungkinan kecil, tapi tingak pendapatan masyarakat tentu akan turun. Turunnya pendapatan masyarakat tentu akan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat. Pada gilirannya hal ini akan menyebabkan konsumsi secara keseluruhan berkurang. Berkurangnya daya beli masyarakat akan mendorong turunnya harga-harga. Kalau harga-harga turun, kurva nilai produktivitas marjinal labor yang dijadikan patokan oleh pengusaha dalam mempekerjakan labor akan turun. Kalau penurunan dalam harga-harga tidak begitu besar, kurva nilai produktivitas marjinal labor hanya turun sedikit. Walaupun begitu, tetap saja jumlah labor yang tertampung lebih kecil dari jumlah labor yang ditawarkan. Yang lebih parah, kalau harga-harga turun drastic. Ini menyebabkan kurva nilai produktivitas marjinal labor turun drastic pula. Jumlah labor yang tertampung pun jadi semakin kecil dan pengangguran menjadi semakin luas. Oleh karena itu menurut keynes masalah pengangguran sebaiknya dipecahkan melalui penurunan tingkat bunga dari pada lewat penurunan tingkat upah. Meskipun kedua kebijakan tersebut belum cukup untuk mengatasi masalah pengangguran.
TABUNGAN VS INVESTASI pendukung klasik mengatakan bahwa tabungan akan dihimpun oleh lembaga-lembaga keuangan dan akan disalurkan pada investor. Menurut keyakinan pendukung-pendukung klasik, pasar akan mengatur sedemikian rupa sehingga jumlah tabungan akan sama dengan jumlah investasi. Dengan demikian, kebocoran yang terjadi dalam tabungan akan diinjeksi kembali ke dalam perekonomian melalui investasi, sehingga keseimbangan kemali wujud perekonomian. Pendapat klasik bahwa jumlah tabungan akan selalu sama dengan jumlah investasi diatas dibantah Keynes. Alasannya, motif orang untuk menabung tidak sama dengan motif pengusaha untuk menginvestasi. Pengusaha melakukan investasi didorong oleh keinginan untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya. Semantara itu, sector rumah tangga melakukan penabungan didorong oleh brbagai motif yang sangat berbeda. Termasuk didalamnya ialah motof untuk berjaga-jaga, misalnya untuk menghadapi kecelakaan,
penyakit, untuk memenuhi hajat, dan sebagainya.perbedaan dalam motif ini menyebabkan jumlah tabungan tidak akan pernaah sama dengan jumlah investasi. Kalupun jumlahnya sama, menurut keynes itu hanya merupakan kebetulan belaka, bukan suatu keharusan dan pada umumnya investasi lebih kecil dari pada jumlah tabungan.
Penentu Tabungan Menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung kepada tinggi rendahnya suku bunga. Ia terutama tergantung kepada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga itu. Makin besar jumlah pendapatannya yang diterima oleh suatu rumah tangga, makin besar pula jumlah tabungan yang akan dilakukan olehnya. Apabila jumlah pendapatan rumah tangga itu tidak mengalami kenaikan atau penurunan, perubahan yang cukup besar dalam suku bunga tidak akan menimbulkan pengaruh yang berarti keatas jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga itu. Ini berarti, menurut pendapat Keynes, jumlah pendapatan yang diterima rumah tangga-dan bukan suku bunga yang menjadi penentu utama dari jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga. Penentu Investasi Disamping itu Keynes tidak yakin bahwa jumlah investasi yang dilakukan para pengusaha sepenuhnya ditentukan oleh suku bunga. Keynes tetap mengakui bahwa suku bunga memegang peranan yang cukup menentukan di dalam pertimbangan para pengusaha dalam melakukan investasi. Tetapi disamping faktor itu terdapat beberapa faktor penting lainnya, seperti keadaan ekonomi pada masa kini, ramalan perkembangannya di masa depan dan luasnya perkembangan teknologi yang berlaku. Apabila tingkat kegiatan ekonomi pada masa kini adalah menggalakkan dan dimasa depan diramalkan perekonomian akan tumbuh dengan cepat, maka walaupun suku bunga adalah tinggi, para pengusaha akan melakukan banyak investasi. Sebaliknya, walupun suku bunga rendah, investasi tidak akan banyak dilakukan apabila barang-barang modal yang terdapat dalam perekonomian digunakan pada tingkat yang jauh lebih rendah dari kemampuannya yang maksimal
Kenes juga mengkritik pandangan klasik mengenai penentuan suku bunga. Menurut ahli ahli ekonomi klasik, suku bunga ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk melakukan penabungan dan keinginan para pengusaha untuk meminjam dana modal untuk melakukan investasi. Sedangkan dalam teori keuangan modern yang dikembangkan oleh Keynes, suku bungan ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank sentra dan system perbabkan adalah institusi yang akan menentukan besarnya penawaran uang pada suatu waktu tertentu. Sedangkan permintaan uang ditentukan oleh kinginan masyarakat untuk memegang uang.
Gambar diatas menunjukkan kurva penawaran uang MS0 dan MS1 dan kurva permintaan uang MD. Sumbu tegak menunjukkan suku bunga dan sumbu datar menunjukkan jumlah uang dalam perekonomian (penawaran uang) dan permintaan uang oleh masyarakat. Kurva penawaran uang berbentuk tegak lurus karena penawaran uang tidak ditentukan oleh suku bunga. Bank sentral akan menyediakan uang sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat dan oleh sebab itu besarnya tidak tergantung kepada suku bunga. Sebaliknya suku bungan dapat mempengaruhi permintaan uang. Kalu suku bunga dan tingkat pengembalian modal rendah, masyarakat lebih suka memegang uang dari menginvestasikannya. Oleh sebab itu makin rendah suku bunga semakin besar jumlah uang yang diminta (dipegang atau disimpan) masyarakat. Berdasarkan sifat ini kurva permintaan menurun dari kiri atas ke bawah. Menurut Keynes keseimbangan diantara permintaan dan penawaran uang, yaitu MD=MS akan menentukan suku bunga. Dengan demikian, apabila pada mulanya dimisalkan penawaran uang adalah MS0 maka keseimbangan MD=MS akan dicapai pada titik E dan suku bunga adalah r. Kenikan penwaran uang dari MS0 menjadi MS1 akan memindahkan keseimbangan permintaan dan penawaran uang ke E1 dan menyebabkan suku bunga turun ke r1.
B.
Peran pemerintah dalam perekonomian Pada dasarnya, teori pemikiran ekonomi Keynes muncul sebagai reaksi kritis terhadap teori ekonomi yang dikeluarkan Adam Smith yang mengagungagungkan mekanisme pasar bebas. Di bawah ini terdapat beberapa teori
Keynes mengenai peran pemerintah dalam perekonomian nasional sebagai bentuk modernisasi dari teori Adam Smith : 1. Dari hasil pengamatannya tentang kejadian depresi ekonomi pada awal 30an Keynes merekomendasikan agar perekonomian tidak diserahkan begitu saja pada mekanisme pasar. Hingga batas tertentu peran pemerintah justru diperlukan. Misalnya kalau terjadi pengangguran pemerintah bisa memperbesar pengeluarannya untuk proyek-proyek padat karya sehingga sebagian tenaga kerja yang menganggur bisa bekerja, yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Kalau harga-harga naik cepat, pemerintah bisa menarik jumlah uang dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi, sehingga inflasi yang tidak terkendali tidak sampai terjadi. Dalam situasi diaman terjadi gerak gelombang naik turunnya kegiatan ekonomi, pemerintah dapat menjalankan kebijaksanaan pengelolaan pengeluaran dan pengendalian permintaan efektif dalam bentuk kontrasiklis atau anti-siklis. 2. Keynes lebih sering mengandalkan kebijaksanaan fiskal. Dengan kebijaksanaan fiskal pemerintah bisa mempengaruhi jalannya perekonomian dengan menyuntikkan dana berupa pengeluaran pemerintah berupa proyek-proyek yang mampu menyerap tenaga kerja. Terutama dalam situasi dimana sumber-sumber daya belum dimanfaatkan secara penuh, kebijaksanaan ini sangat ampuh dalam meningkatkan output dan memberantas pengangguran. 3. Bagi Keynes campur tangan pemerintah terutama diperlukan kalau perekonomian berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keynes menilai bahwa jalan menuju keseimbangan danfull employment tersebut sangat panjang. Kalau di tunggu mekanisme pasar yang akan membawa perekonomian kembali pada posisi keseimbangan,di butuhkan waktu yang sangat lama. Jadi satu-satunya cara untuk membawa perekonomian ke arah yang di inginkan seandainya lari dari posisi keseimbangan ialah lewat intervensi atau campur tangan pemerintah. 4. Pandangan Keynes sering dianggap sebagai awal dari pemikiran ekonomi modern. Ia banyak melakukan pembaharuan dan perumusan ulang doktrindoktrin klasik dan neo-klasik. Karena Keynes menganggap peran pemerintah perlu dalam melaksanakan pembangunan, maka Keynes sering disebut Bapak Ekonomi Pembangunan. Selain itu ia juga Bapak Ekonomi Makro, sebab kalau dulu dalam tradisi klasik maupun neo klasik analisis-analisis ekonomi lebih banyak bersifat mikro, sejak Keynes
analisis ekonomi juga banyak dilakukan secara makro, yaitu dengan melihat hubungan diantara variabel-variabel ekonomi ( seperti pendapatan, konsumsi, tabungan ) Sebenarnya keynes percaya tentang semua yang dikemukakan oleh kaum klasik, tetapi keynes menilai bahwa jalan menuju keseimbangan dan full-employment sangat panjang.kalu ditunggu mekanisme pasar yang akan membawa perekonomian kembali kepada posisi keseimbangan, dibutuhkan waktu yang sangan lama. Keynes pernah menulis dalam jangk a panjang kita akan mati. Jadi satu-satunya cara untuk membawa perekonomian kearah yang diinginkan seandainya ia lari dari posisi keseimbangan, ialah lewat inervensi atau campu tangn pemerintah. Bagi keynes campur tangan pemerintah merupakan keharusan. Campur tangan pemerintah terutama diperlukan kalau perekonomian berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
PENENTUAN KEGIATAN EKONOMI : PANDANGAN KLASIK, KEYNES DAN PENDEKATAN MASA KINI PANDANGAN AHLI EKONOMI KLASIK
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, dalam suatu perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai. Pandangan ini didasarkan pada keyakinan bahwa di dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan permintaan. Keyakinan ahli ekonomi yatim bahwa penawaran akan selalu menciptakan permintaan dapt dengan jelas dilihat dari pandangan Jean Baptiste say (1767-1832), seorang ahli ekononomi klasik bangsa perancis. Ia mengatakan Penawaran menciptakan sendiri permintaan terhadapnya atau Supply creates its own demand
CORAK KEGIATAN EKONOMI SUBSISTEN
Kebenaran pendapat ini tidak dapat disangkal dalam suatu perekonomian yang terdiri dari dua sector dimana penerimapenerima pendapatan tidak menabung dan para pengusaha tidak menanam modal. Untuk menghasilkan barang dan jasa sector perusahaan harus menggunakan faktor-faktor produksi. Keseluruhan pendapatan yang diterima oleh factor-faktor produksi yaitu gaji
dan upah yang diterima tenaga kerja, bunga ke atas modal yang dipinjamkan, sewa yang diperoleh dari tanah dan harta, dan keuntungan pengusaha merupakan pendapatan sektor rumah tangga.
Jumlah tabungan rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai penggunaan enaga kerja penuh. Akan selalu sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha, maka dalam perekonomian pengeluaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu dapat mencapai tingkat yang sama dengan penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh. Penyesuaian Dalam Pasar Modal Berdasarkan pada fleksibelitas, ahli-ahli ekonomi klasik yakin bahwa perubahan dalam suku bunga ini pada akhirnya akan menciptakan keadaan dimana tabungan yang tercapai pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh adalah samadengan invesasi oleh perusahaanperusahaan. Fleksibilitas Suku Bunga dan Kegiatan ekonomi Ahli-ahli ekonomi klasik berpendapat dalam perekonomian akan selalu tercapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh oleh karena pengeluaran agrega dapat mencapai tingkat penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh.
Apabila terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian-penyesuaian di dalam pasar tenaga kerja sehingga akhirnya pengangguran dapat dihapuskan. Apabila dalam perekonomian terdapat pengangguran ,para penganggur akan bersedia bekerja pada tingkat
upah yang lebih rendah dari yang berlaku di pasar. Keadaan ini akan menimbulkan kekuatan-kekuatan yang akn menurunkan tingkat upah ,dan penurunan dalam tingkat upah ini akan memperluas tingkat kegiatan ekonomi.
Di dalam analisis mereka ahli-ahli ekonomi klasik berkeyakinan:
i. ii.
para pengusaha akan selalu mencari kentungan yangmaksimum. Keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan dimana upah adalah sama dengan prodksi fisik marjinal.
PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN PEREKONOMIAN Kemampuan sektor perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa sangat tergantung pada jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian tersebut
mereka bahwa di dalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan yang cukup besar, sehingga akan selalu menjamin terwujudnya tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, menyebabkan mereka mengabaikan analisis terhadap permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.
Penentu Tabungan
Menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tanga bukan tergantung kepada tinggi rendahnya suku bunga. Ia terutama tergantung kepada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga itu. Ini beratrti ,menurut pendapat Keynes, jumlah pendapatan yang diterima rumah tangga dan bukan suku bunga yang menjadi penentu utama dari jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga.
Penentu Investasi Apabila tingkat kegiatan ekonomi pada masa kini adalah mengalahkan dan dimasa depan diramalkan perekonomian akan tumbuh dengan cepat, maka walaupn suku bunga adalah tinggi, para pengusaha akan melakukan banyak investasi. Sebaliknya , walaupun suku bunga bunga rendah ,investasi tidak akan banyak dilakukan apabila barang-barang
modal yang terdapat dalam perekonomian digunakan pada tingkat yagn jauh lebih rendah dari kemampuannya yang maksimal.
Masalah Kekurangan Pengeluaran Agregat
Menurut pendapat Keynes, pada umumnya investasi yang dilakukan oleh para pengusaha adalah lebih kecil dari jumlah tabungan yang dilakukan rumah tangga pada waktu dicapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Oleh karenanya perbelanjaan agregat dalam perekonomian adalah lebih rendah dari produksi-produksi barang dan jasa pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Kekurangan dalam pengeluaran agregat ini akan menimbulkan pengangguran dalam perekonomian
Pada pandangan klasik menyatakan makin tinggi suku bunga makin banyak tabungan yang dilakukan oleh masyarakat.
Pandangan Keynes
i.
apabila tingkat pendapatan nasional rendah, tabungan masyarakat negative. Keadaan ini berarti masyarakat menggunakan tabungan di masa lalu untuk membiayai hidpnya.
ii.
Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin banyak tabungan masyarakat. Implikasi Dan Perbedaan Pendapat
dalam teori keuangan modern yang dikembangkan oleh Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank Sentral dan sistem perbankan adalah institusi yang akan menentukan besarnya penawaran uang pada suatu waktu tertentu. Sedangkan permintaan uang ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk memegang uang.
mengenai penentuan tingkat kegiatan sesuatu perekonomian. Halhal yang akan diterangkan dalam bagian ini adalah: i. ii. peranan pendapatan belanja agregat. Komponen utama dari perbelanjaan agregat.
iii.
Contoh angka dan gambaran secara grafik mengenai penentan kegiatan sesuatu perekonomian.
AGREGAT
DALAM
Analisis Keynes mennjukan tentag pentingnya peranan dari pengeluaran agregat ke atas jumlah barang dan jasa yang akan diproduksikan oleh sektor perusahaan di dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi. Ini berarti analisis Keynes lebih banyak memeperhatikan aspek permintaan . yaitu menganalisis mengenai peranan dari pemintaan berbagai golongan masyarakat di dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang akan di capai oleh suatu perekonomian . Pada hakikatnya analisis itu berpendapat bahwa tingkat kegiatan ekonomi negara ditentukan oleh besarnya permintaan efektif ,yaitu permintaan yang diserati oleh kemampuan untuk membayar barang dan jasa yang diminta tersebut ,yang wujud dalam perekonomian.
PENENTU-PENENTU PERBELANJAAN AGREGAT
Dalam analisis nya Keynes membagikan permintaan agregat kepada 2 jenis pengeluaran yaitu pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal oleh para pengusaha.
i. ii. iii.
iv.
Konsumsi rumah tangga Investasi (penanaman modal) Pengeluaran pemerintah Ekspor ke pasaran dunia PEDEKATAN TERKINI DALAM PENENTUAN KEGIATAN PEREKONOMIAN
berbentuk mengatasi masalah pengangguran yang serius kepada: (i) mempertahankan tingkat kesempatan kerja penuh dan menghindari masalah inflasi, dan (ii) menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat dalam jangka panjang.
Golongan monetaris
Golongan ini dipelopori oleh Milton Friedman, yang lama mengembangkan karirnya di universitas Chicago.
Kebijakan ekonomi segi penawaan berusaha mewujudkan keadaan berikt: i. para pekeja akan bekerja lebih giat dan efisien. ii. Efisiensi kegiatan ekonomi dapat lebih ditingkatkandan biaya produksi dikurangi. iii. Mengembangkan peranan pihak swasta dan mendorong lebih banyak persaingan.
TINGKAT
HARGA
DAN
KESEIMBANGAN
PENDAPATAN NASIONAL
Analisis keseimbangan Keynesian yang menunjukan peranan pengeluaran agregat dalam menentukan tingkat pendapatan nasional mempunyai dua kelemahan penting berikut:
i.
analisis tersebut tidak memperhatikan efek perubahan tingakat harga terhadap keseimbangan pendapatan nasional.
ii.
Dalam menentkan keseimbangan, analisis Keynesian tidak memperhatikan penawaran agregatyaitu sikap para pengusaha dalam perekonomian dalam menghasilkandan menjualnya ke pasar.
PERTUMBUHAN EKONOMI
Perhatian yang lebih besar mengenai pertumbuhan ekonomi mulai berlaku sejak tahun 1950-an, teori-teori yang berkembang merupakan lanjutan dan pendalaman terhadap pandangan klasik mengenai pertumbuhan ekonomi. Dalam uraian mengenai teori klasik ditunjukkan bahwamenurut pendapatan mereka tingkat kegiatan ekonomi (yang selalu mencapai tingkat kesejahteraan penuh) dan pendapatan nasional ditentkan oleh faktor-faktor produksi produksi yang tesedia dalam persamaan:
Y = f (K, L, R, T)
K : jumlah barang modal L :jumlah tenaga kerja R : adalah kekayaan alam, dan T teknologi. ; adalah tingkat