You are on page 1of 33

Jurnal Reading

Early Goal-Directed Therapy in the Treatment of Severe Sepsis and Septic Shock

Latar Belakang
Systemic inflammatory response syndrome (SIRS) dapat berkembang menjadi sepsis berat dan syok sepsis Terjadi abnormalitas sirkulasi (deplesi volume intravaskuler, vasodilatasi perifer, depresi miokardium, dan peningkatan metabolisme) menyebabkan ketidakseimbangan penghantaran oksigen sistemik dengan kebutuhan kebutuhan oksigen sehingga terjadi hypoksia jaringan menyeluruh atau syok

Hipoksia jaringan menyeluruh (global tissue hypoxia) tanda utama pd penyakit yg serius, yg mendahului terjadinya kegagalan multi organ hingga kematian Terdapat golden hours diperlukan perhatian & tatalaksana yang memberi hasil maksimal, namun golden hours ini dapat terlewatkan di UGD, bangsal, atau ICU

Penanganan awal pada pemeriksaaan fisik, TTV, tekanan vena sentral, dan jumlah urin gagal mendeteksi hipoksia jaringan global yang persisten Dibutuhkan strategi resusitasi lebih pasti yang berorientasi pada target pengontrolan cardiac preload, afterload, dan kontraktilitas untuk capai keseimbangan penghantaran oksigen sistemik dan kebutuhan oksigen

Tujuan penelitian
Menilai keefektifan dari terapi dini (early goal-directed therapy) terhadap penurunan insiden disfungsi multi organ, mortalitas, dan penggunaan sumberdaya kesehatan yang ada pada pasien sepsis berat atau syok septis sebelum dirawat di ICU

Metode
Random Maret 1997 Maret 2000 Sampel acak, dalam dua kelompok (studi dan kontrol) Inklusi :
Pada pasien dewasa di UGD (RS tersier) dengan sepsis berat, syok sepsis atau sepsis sindrom, dengan kriteria :
Memenuhi 2 dr 4 kriteria SIRS: Suhu : 380C atau <360C, nadi>90x/menit, RR>20x/menit, PaCO2<32mmHg, leukosit > 12.000m3 atau <4000 m3 Sistolik <90mmHg setelah pemberian cairan kristaloid 2030cc/kgBB dlm 30 menit Konsentrasi laktat darah 4 mmol/L

Eksklusi :
Usia <18 thn Hamil Tdpt ggn akut vaskuler cerebri Sindrom akut koroner Edema pulmo akut Status asmatikus Disritmia jantung Kontraindikasi kateterisasi vena sentral Perdarahan aktif GI Kejang

Overdosis obat Luka bakar Trauma Yang memerlukan operasi cito Kanker Imunosupresan krn transplantasi organ atau penyakit sistemik Status yang tidak boleh diresusitasi Yg tdk dpt dilakukan protokol

Figure 1. Overview of patient enrollment and hemodynamic support

Figure 2. Protocol for Early Goal-Directed Therapy

Terapi inisial dilakukan dlm 6 jam saturasi oksigen vena sentral diketahui dg cara menyambungkan kateter vena sentral ke spectrofotometer terkomputerisasi, monitoring dapat dilakukan terus menerus Inotropik yg digunakan dobutamin dosis awal 2.5 ug/kgBB, dinaikkan 2.5 ug/kgBB/menit setiap 30 menit. Dosis max 20ug/kgBB/menit Dobutamin dikurangi penggunaannya atau tdk digunakan lg jika MAP <65mmHg atau jika nadi >120x/menit Pasien tdk blh diberikan ventilasi mekanik dan sedatif.

Outcome Outcome dilakukan penelitian pd jam ke 0, 3, 6, 9, 12, 24, 36, 48, 60, dan 72. Outcome menilai : Suhu, nadi, TD Jumlah Urin Tekanan vena sentral diikuti selama 6 jam pertama, lalu setiap 12 jam, sampai 72 jam Gas darah vena dan arteri Konsentrasi laktat

Variabel yang terkait dengan proses koagulasi Pemeriksaan klinik yang dibutuhkan untuk sistem

scoring

APACHE II (Acute Physiology and Chronic Health Evaluation) ; dg skor 0-71, semakin tinggi menandakan semakin berat disfungsi organ SAPS II (Simplified Acute Physiology Score); dg skor 0174, semakin tinggi menandakan semakin berat disfungsi organ MODS (Multiple Organ Dysfunction Organ); dg skor 024, semakin tinggi menandakan semakin berat disfungsi organ

Pasien di follow up sampai 60 hari atau sampai meninggal. Primary end point : mortalitas Secondary end point :

Resuscitation end point


Disfungsi organ Variable koagulasi Pemberian terapi Penggunaan fasilitas kesehatan : Penggunaan fasilitas kesehatan dilihat dr durasi terapi vasopresor dan ventilasi mekanik dan lama dirawat di RS

Hasil
288 sampel
263 sampel inklusi (130 kel. goal-directed therapy dan 133 terapi standar) 8,7% dieksklusi

Tidak ada perbedaan karakteristik sampel yang bermakna antara kedua group

Diskusi
Penelitian sebelumnya, dilakukan penatalaksanaan yang berorientasi terhadap keadaan hemodinamik pasien, namun tidak terlihat manfaat yang berarti Manfaat dari terapi dini sesuai penelitian ini bergantung pada banyak faktor

Hipoksia jaringan secara global mengaktivasi dan mengganggu keseimbangan homeostatik yaitu koagulasi, permeabilitas vaskuler, dan tonus vaskuler. Mekanisme ini menyebabkan kegagalan microsirkuler, hipoksia jaringan, dan disfungsi organ. Jika terapi awal tidak komprehensif, progresifitas ke penyakit yg lbh serius akan tjd seiring dg pindahnya pasien ke ICU.

Identifikasi awal pasien dg hipoksia jaringan dg TTV yg stabil membuat terapi lgs berhasil. Jika kolaps kardiovaskuler mendadak dpt dicegah, maka penggunaan vasopressor, ventilasi mekanik dan kateterisasi arteri pulmonal dpt dikurangi.

Kesimpulan
Penatalaksaan dini (sebelum masuk ICU) pada stase awal sepsis berat dan septik syok walaupun hanya dalam waktu singkat ternyata mempunyai manfaat jangka pendek maupun jangka panjang pagi pasien Keuntungan ini diperoleh karena identifikasi awal terhadap pasien yang beresiko tinggi terjadinya kolaps kardiovaskuler dan terapi intervensi awal dapat menyeimbangkan antara kebutuhan dan asupan oksigen

Diskusi
Sepsis berat dan syok sepsis berhubungan dg kematian dan akan menggunakan fasilitas kesehatan. Tdpt 751.000 kasus sepsis atau syok sepsis di AS setiap thnnya dan menyebabkan kematian sebagai infark miokard.

Perubahan dr sindrom respon inflamasi sistemik mjd sepsis berat dan syok sepsis melibatkan byk proses patogen, spt abnormalitas sirkulasi yg menyebabkan hipoksia jaringan. Perubahan patogen mjd target terapi pd penelitian sblmnya. Dan biasanya intervensi nya dilakukan stlh pasien msk ICU

Kami mdptkan, rendahnya saturasi oksigen vena sentral, rendahnya tekanan vena sentral dan konsentrasi yg tinggi dr laktat, yg berlawanan dr penelitian sblmnya, kami menyimpulkan bahwa terdapat keuntungan jika terapi lgs dilakukan pd awal penyakit. Selain itu, kami mdptkan rendahnya angka kematian pasien syok sepsis yg ditatalaksana dg terapi lgs tsb.

Hasil yg menguntungkan dr terapi lgs ini krn beberapa faktor. Insiden kematian krn kolaps cardiovaskuler mendadak pd kelompok standar terapi kira2 2x dbandingkan pd kelompok terapi lgs. Menunjukkan bahwa wkt transisi ke penyakit serius merupakan penyebab kematian yg penting.

Hipoksia jaringan secara global mengaktivasi dan mengganggu keseimbangan homeostatik yaitu koagulasi, permeabilitas vaskuler, dan tonus vaskuler. Mekanisme ini menyebabkan kegagalan microsirkuler, hipoksia jaringan, dan disfungsi organ. Jika terapi awal tidak komprehensif, progresifitas ke penyakit yg lbh serius akan tjd seiring dg pindahnya pasien ke ICU.

Identifikasi awal pasien dg hipoksia jaringan dg TTV yg stabil membuat terapi lgs berhasil. Jika kolaps kardiovaskuler mendadak dpt dicegah, maka penggunaan vasopressor, ventilasi mekanik dan kateterisasi arteri pulmonal dpt dikurangi.

Saturasi oksigen vena dinilai dr atrium kanan atau vena cava superior (saturasi oksigen vena sentral), dan yg digantikan dr arteri pulmonal masih di perdebatkan. Yg terpenting nilai saturasi >65%. Pd pasien ICUyg memiliki hiperdinamik dr syok sepsis, saturasi oksigen vena campuran jarang yg <65%.

Terapi yg lgs diberikan pd wkt awal sblm tjd sepsis berat dan syok sepsis memberikan keuntungan jangka pendek dan jangka panjang. Keuntungan ini krn identifikasi awal pasien dg resiko tinggi tdjx kolaps kardiovaskuler dan terapi intervensi awal utk menyeimbangkan antara oksigen yg dibutuhkan dan yg didapat.

Kesimpulan
Terapi langsung saat sebelum msk ICU pd pasien sepsis berat atau syok sepsis sebelum msk ICU terbukti memberikan manfaat.

You might also like