You are on page 1of 8

A.

DASAR TEORI Salah satu sistem usaha tani yang dapat mendukung pembangunan pertanian di wilayah pedesaan adalah sistem integrasi tanaman ternak. Ciri utama dari pengintegrasian tanaman dengan ternak adalah terdapatnya keterkaitan yang saling menguntungkan antara tanaman dengan ternak. Keterkaitan tersebut terlihat dari pembagian lahan yang saling terpadu dan pemanfaatan limbah dari masing masingkomponen. Saling keterkaitan berbagai komponen sistem integrasi merupakan faktor pemicu dalam mendorong pertumbuhan pendapatan

masyarakat tani dan pertumbuhan ekonomi wilayah yang berkelanjutan (Pasandaran , Djajanegara,Kariyasa dan Kasryno,2005). Dikatakan bahwa sistem integrasi tanaman ternak mengemban tiga fungsi pokok yaitu memperbaiki kesejahteraan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, memperkuat

ketahanan pangan dan memelihara keberlanjutan lingkungan. Sistem integrasi tanaman ternak terdiri dari komponen budidaya tanaman, budidaya ternak dan pengolahan limbah. Penerapan teknologi pada masing masing komponen merupakan faktor penentu keberhasilan sistem integrasi tersebut. Agar sistem integrasi berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan produktifitas pertanian maka petani harus

menguasai dan menerapkan inovasi teknologi. Hal ini sesuai dengan pendapat Pasandaran, et. all(2005) yang mengatakan bahwa salah satu kunci keberhasilan sistem integrasi adalah kemampuan mengelola informasi yang diperlukan dalam sistem integrasi termasuk

informasi mengenai teknologi integrasi tanaman ternak . Disamping itu keberhasilan petani dala m penerapan sistem integrasi tanaman ternak perlu didukung oleh kelembagaan yang kuat. Kelembagaan tersebut diantaranya adalah

lembaga sosial masyarakat, lembaga agroinput, lembaga keuangan, lembaga pemasaran, dan lembaga penyuluhan (Rahman dan Subikta dalam Fagi et al, 2010).

B. HASIL DAN PEMBAHASAN

Program Simantri ( System Pertanian Terintegrasi ) yang digagas Bapak Gubernur Bali yang mulai dikembangkan sejak 2009 , merupakan terobosan dalam menciptakan suatu System Pertanian Terpadu dan berkelanjutan dengan teknologi pertanian yang ramah lingkungan. Hal itu merupakan pengembangan model percontohan dalam percepatan alih teknologi yang berorientasi untuk menghasilkan produk pertanian dengan pendekatan tekno-ekologis. Program Simantri mengintegrasikan usaha budidaya tanaman dan ternak, limbah tanaman diolah untuk pakan ternak dan limbah ternak dijadikan pupuk organik (padat dan cair), biopestisida dan biogas. juga berorientasi pada usaha tani tanpa limbah. Pengembangan sistem peternakan pertanian terintegrasi merupakan suatu model yang integratif dan sinergis atau keterkaitan yang saling menguntungkan antara tanaman dan ternak. Petani memanfaatkaan kotoran ternak sebagai bahan biogas, sisa hasil proses biogas yang berupa padatan dan cairan bisa digunakan sebagai pupuk organik untuk tanamannya, kemudian

memanfaaatkan limbah pertanian sebagai pakan ternak. Kadar unsur hara dalam pupuk kandang yang berasal dari beberapa jenis ternak adalah seperti pada Tabel 3. Apabila diketahui produksi pupuk kandang per ekor ternak sapi/kerbau sekitar 26 kg/ hari/ekor dan kambing/domba sekitar 1,5 kg/hari/ekor, maka jumlah zat hara yang dihasilkan per tahun dapat diperhitungkan. Jenis Pupuk Kandang Kandungan (%) N Kotoran Sapi Kotoran Kuda Kotoran Kambing Kotoran Ayam Kotoran Itik 0.6 .4 0.5 1.6 1.0 P2O5 0.3 0.3 0.3 0.5 1.4 K2O 0.1 0.3 0.2 0.2 0.6

Mulai dari Langkah kecil ketimbang tidak mulai sama sekali

Pada model integrasi tanaman ternak, petani mengatasi permasalahan ketersediaan pakan dengan memanfaatkan limbah tanaman seperti jerami padi, jerami jagung, limbah kacangkacang, dan limbah pertanian lainnya. Terutama pada musim kering, limbah ini bisa menyediakan pakan berkisar 33,3 persen dari total rumput yang dibutuhkan ]. Kelebihan dari adanya pemanfaatan limbah adalah disamping mampu meningkatan ketahanan pakan khususnya pada musim kering, juga mampu menghemat tenaga kerja dalam kegiatan mencari rumput, sehingga memberi peluang bagi petani untuk meningkatkan jumlah skala pemeliharaan ternak atau bekerja di sektor non pertanian. Program Simantri juga merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan komitmen pembangunan nasional dengan cara memprioritaskan pembangunan sektor pertanian dan pelestarian lingkungan yang berlandaskan kearifan lokal.

Sistem Pertanian Terintegrasi adalah upaya terobosan dalam mempercepat adopsi teknologi pertanian karena merupakan pengembangan model percontohan dalam percepatan alih teknologi kepada masyarakat perdesaan.

Simantri mengintegrasikan kegiatan sektor pertanian dengan sektor pendukungnya baik secara vertikal maupun horizontal sesuai potensi masing-masing wilayah dgn mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada.

Kegiatan integrasi yang dilaksanakan juga berorientasi pada usaha pertanian tanpa limbah (zero waste) dan menghasilkan 4 F (food, feed, fertilizer dan fuel).

Kegiatan utama adalah mengintegrasikan usaha budidaya tanaman dan ternak, dimana limbah tanaman diolah untuk pakan ternak dan cadangan pakan pada musim kemarau dan limbah ternak (faeces, urine) diolah menjadi bio gas, bio urine, pupuk organik dan bio pest

Dengan adanya Program Symantri ( System Pertanian Terintegrasi ), tentunya akan menjawab berapa persoalan yang ada dalam kontek bidang Pertanian seperti Secara Umum , khusunya program menuju Pertanian Organik:

Jumlah penduduk miskin di Bali 6,17% (208.106 jiwa) yg sebagian besar (> 70% berdomisili di perdesaan dengan mata pencaharian petani)

Permasalahan mendasar yang dihadapi petani: kurangnya akses terhadap sumber permodalan, teknologi dan pasar.

Pembangunan ekonomi berbasis pertanian dan perdesaan secara langsung/tidak langsung akan berdampak pada pengurangan penduduk miskin.

Konsep pembangunan agribisnis perdesaan selama ini masih bersifat parsial,tidak fokus dan tak terjaga kontinyu

Budi Daya Lele di Kolam Terpal, wujud dari Pertanian Terintegrasi Secara Khusus Persoalan SIMANTRI di Tegallinggah, adalah : 1. Pemilikan Lahan yang sempit, bahkan merupakan Petani penggarap. 2. Pemanfaatan lahan untuk kegiatan usaha tani belum optimal , hal ini terutama karena keterbatasan irigasi dan juga permodalan usahatani. 3. Kegiatan usahatani belum dilaksanakan secara intensif sehingga produktivitas masih relatif rendah (belum optimal sesuai potensi hasil). 4. Keterbatasan kemampuan SDM karena belum intensifnya pembinaan dan pendampingan. 5. Budidaya ternak masih konvensional dan dalam skala kecil, serta pemberian pakan belum proporsional sehingga produksi ternak belum optimal. 6. Limbah ternak (padat dan cair) belum dikelola/diproses dengan baik untuk pupuk yang bermutu dan juga untuk biogas. 7. Limbah tanaman yang dapat dipergunakan sebagai pakan ternak juga belum dikelola/diproses dengan baik menjadi pakan bermutu dan tahan simpan untuk kebutuhan pada musim kemarau. 8. Terbatasnya infrastruktur khususnya jalan usahatani, bangunan konservasi air dan infrastruktur lainnya. 9. Belum berkembangnya kegiatan pengolahan hasil pertanian dan kendala dalam pemasaran hasil khususnya pada musim panen raya 10. Etos Kerja Petani yang kurang, dan berpikir sepertinya Profesi Petani tidak bisa memberikan jaminan untuk kesejahteraan yang lebih baik. 11. Generasi mudanya kurang tertarik masuk ke Sektor Pertanian, karena pencitraan Pertanian yang kurang bagus pada anak-anak muda. 12. Kondisi Phisik Tanah yang sudah rusak akibat penggunaan Pestisida dan rabuk Kimia tanpa diimbangi pupuk organik.

13. Kelembagaan khususnya Pertanian yang ada di Desa belum semua terhimpun dalam GAPOKTAN DWI DARMA KARYA Solusi Berdasarkan uraian secara umum dan permasalahan-permasalahan tersebut diatas dalam bidang Pertanian, program Simantri ( Sistem Pertanian Terintegrasi ) bisa menjawab dengan membuat Replika atau Model SystemPertanian Terintegrasi seperti sekarang, yang terus dibina , diadakan Pendampingan untuk mewujudkan Pertanian Terpadu yang berkelanjutan.. Dengan adanya Program Simantri ternyata model Penggarapan Pertanian yang langsung menyentuh Masyarakat bisa terjadi umpan balik masukan masukan dari bawah apa yang perlu diusulkan, sehingga dapat menyambungkan atau memperkuat Program yang sudah dibuat. Sudah saatnya Program Pertanian yang turun ke Desa, perlu menerima masukan input dari Gapoktan, atau yang lebih penting lagi pentingnya membuat Demplot di seputaran Simantri, sehingga bisa diperlihatkan bagaimana System Pertanian Terintegrasi teraplikasi di Lapangan. Yang menariknya juga dengan adanya Program SIMANTRi menumbuhkan apresiasi lansung dari Masyarakat, khususnya anggota Kelompok, bahwa model pertanian Terintegrasi adalah Potret menuju Pertanian Organik dimasa depan.

LAPORAN SISTEM USAHA TANI TERPADU

OLEH : KELOMPOK 2 ANGGOTA STEFANUS F. TIRIK LUSIA RATNA YULIANI NAHAK MANUEL SURI AGUSTINUS NAHAK ANDE G. KASE

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG KUPANG 2013

You might also like