You are on page 1of 8

Ringkasan hikayat: Pada hikayat ini diceritakan bahwa sebuah kerajaan dikalahkan oleh kerajaan angkasa dan membuat

raja dan ratu kerajaan tersebut gusar karena ketakutan akan menjadi tawanan Kerajaan Angkasa. Hingga membuat sang ratu pingsan karena terlalu takut dan gusar. Pada hari penawanan, Raja Angkasa menduduki singasana Sang Raja Negara Sepura Desa dan menyuruh para prajuritnya merampas harta benda serta menawan raja dan ratu. Sesampainya di Negeri Angkasa, raja dan ratu segera dimasukkan ke dalam penjara.

Tema

: Kekalahan setelah perang Tokoh : Baginda Hasan,Permaisuri,Prajurit Dewa Angkasa, Cendera Hasan, Dayang dayang. Watak

Baginda Hasan : Pasrah, Rela Permaisuri : Takut, sedih Prajurit : Bengis Cendera Hasan : Patuh Dayang dayang : Penurut

Alur

: Maju

Latar

Tempat: Negeri Sepura Desa

Lihat: Maka tiada berapa lamanya berjalan itu maka sampailah baginda itu ke negeri Sepura Desa itu

Hutan Lihat: Hatta maka berjalanlah Cendera Hasan itu menuju ke hutan. Kerajaan Angkasa

Lihat : Setelah habislah sudah negeri Pelinggam Desa itu terbakar, maka baginda Maharaja Dewa Angkasa pun berangkatlah serta diiringkan oleh sekalian balatenteranya menuju ke negerinya kembali. Waktu : Setelah kekalahan Negeri Sepura Dessa dalam perang Suasana: sedih Sudut Pandang : Orang ketiga serba tahu Amanat : Janganlah engkau berputus asa

Nilai moral Sebaiknya kita lakukan amanah yang diberikan kepada kita Nilai Budaya Hendaknya seorang anak harus berbakti kepada kedua orang tua Nilai Sosial Kita sebaiknya tidak merebut hak milik orang lain Nilai Sosial Kita sebaiknya pasrah terhadap Tuhan dalam menghadapi segala hal dalam hidup kita Nilai Pendidikan Janganlah kita menyita hak milik orang lain

Apatah

: kata tanya untuk menanyakan sesuatu yang tidak ada jawabannya Azali: bersifat kekal Belaslah : perasaan iba / sedih melihat orang lain menderita Belenggu : alat untuk mengikat kaki/tangan Bertitah: berkata/perintah Dang : sebutan terhadap wanita yang tinggi kedudukannya

Dibubuhkan

: meletakkan sesuatu pada Dititah : kata; perintah (biasanya dari raja) Empunya : tuannya/pemiliknya Gerangan : agakanya; kiranya Gusarkah : marah; berang Halalkan : diizinkan Hatta : lalu; sesudah itu Jarahan : rampasan Jua : tidak akan lari dari; hanya

Kaul

: ujaran, perkataan Larat : hanyut dan tidak menyangkut Lasykar : tentara; kelompok Lazat : Lezat Luluhlah : hancur menjadi kecil Mahligai : tempat kediaman raja/putri Nazar : janji Pelinggam : batu pualam yang berwarna Syahdan: Selanjutnya (biasanya di awal cerita) Takhta : Tempat duduk raja

You might also like