You are on page 1of 8

PENYAKIT KERACUNAN MAKANAN

Definisi Keracunan Keracunan makanan adalah penyakit yang diakibatkan karena memakan makanan yang tercemar. Makanan dikatakan tercemar jika ia mengandungi sesuatu benda atau bahan yang tidak seharusnya berada di dalamnya. Kejadian keracunan makanan, biasanya disebabkan karena mengkonsumsi makanan & minuman yang telah terkontaminasi dengan bakteri, parasit atau virus. Bahan kimia berbahaya juga dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan jika mereka mengkontaminasi makanan baik saat panen ataupun proses lainnya. Meskipun kebanyakan kasus keracunan makanan tidak terdiagnosa & dilaporkan, tetapi menurut CDC, di Amerika diperkirakan terdapat 76 juta orang yang mengalami kasus keracunan makanan setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, 5000 orang meninggal dunia. Sedangkan di Indonesia, meskipun tidak terdapat data yang pasti, bisa jadi angka tersebut lebih besar lagi. Hal ini karena masih rendahnya pengetahuan sebagian besar masyarakat mengenai kebersihan makanan. Pada sebagian besar kasus keracunan makanan, gejala yang timbul hampir mirip dengan flu perut/flu usus. Gejala tersebut dapat berlangsung mulai dari hitungan jam hingga hari, berikut gejala terjadinya keracunan makanan, yaitu: Kram perut Mual Muntah Diare, kadang bercampur dengan darah Demam Dehidrasi Biasanya kasus keracunan makanan tidak terlalu berat & dapat sembuh dalam waktu 24-48 jam. Tetapi dapat juga terjadi kasus keracunan makanan hingga menyebabkan kematian.

Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya keracunan makanan, yang medicastore ambil dari emedicinehealth.com :

Norovirus Norovirus Adalah kelompok virus yang menyebabkan penyakit yang tidak terlalu berat (sering disebut dengan flu perut/flu usus). Gejala yang timbul adalah mual, muntah, diare, nyeri perut, sakit kepala & demam. Gejala-gejala tersebut biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 2-3 hari. Virus ini menjadi penyebab paling umum dalam kasus keracunan makanan pada orang dewasa & biasanya masuk kedalam tubuh melalui air, sayuran & kerang yang terkontaminasi oleh feses, dapat juga dari orang ke orang.

Rotavirus Dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan yang sedang hingga berat, biasanya ditandai dengan diare cair & demam. Merupakan penyebab umum keracunan makanan pada bayi & anak-anak, dan biasanya masuk kedalam tubuh dari orang ke orang melalui kontaminasi feses pada makanan ataupun saat berbagi tempat bermain.

Hepatitis A Virus hepatitis A dapat menyebabkan keracunan makanan yang ditandai dengan demam, hilangnya nafsu makan, nyeri perut & merasa lelah, yang kemudian diikuti dengan mata & kulit yang berwarna kuning (jaundice). Gejala tersebut biasanya berlangsung kurang dari 2 bulan, tetapi dapat kambuh & muncul lagi dalam jangka waktu hingga 6 bulan. Virus tersebut masuk kedalam tubuh dari orang ke orang melalui kontaminasi makanan oleh feses.

Bakteri dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan melalui 2 cara. Beberapa bakteri dapat menginfeksi usus, yang menyebabkan terjadinya peradangan & kesulitan untuk menyerap nutrisi & air, sehingga timbul diare. Bakteri jenis lain dapat menghasilkan senyawa kimia dalam makanan (sering disebut dengan toksin) yang 2

berbahaya bagi sistem pencernaan manusia. Saat termakan, senyawa kimia tersebut dapat menimbulkan mual, muntah, kegagalan ginjal bahkan kematian.

Salmonella Salmonella adalah bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan dengan gejala mual, muntah, diare berat & sakit kepala serta nyeri persendian (beberapa minggu kemudian). Pada orang dengan kekebalan tubuh yang bermasalah (seperti pada penderita gagal ginjal, penderita HIV/AIDS atau mereka yang menjalani kemoterapi), salmonella dapat menyebabkan penyakit yang membahayakan jiwa. Bakteri tersebut biasanya masuk kedalam tubuh melalui makanan yang tidak dimasak hingga matang (seperti pada telur, unggas, makanan laut ataupun produk susu).

Campylobacter Dapat menyebabkan gangguan kesehatan dengan gejala demam, diare cair, sakit kepala & sakit pada otot. Campylobacter merupakan bakteri penyebab keracunan makanan yang paling sering ditemui di dunia. Biasanya masuk kedalam tubuh melalui konsumsi unggas mentah, susu mentah ataupun air yang terkontaminasi oleh kotoran hewan.

Escherichia coli (E coli) Dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang ditandai dengan diare cair dalam jumlah banyak & dapat menjadi diare yang bercampur dengan darah. Terdapat berbagai tipe dari bakteri jenis ini. Yang terberat dapat menyebabkan terjadinya kegagalan ginjal & kematian (sekitar 3-5 % dari seluruh kasus). Bakteri tersebut masuk kedalam tubuh melalui makan daging yang kurang matang, susu yang tidak dipasteurisasi atau air minum yang terkontaminasi.

Shigella (traveler's diarrhea) Dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang ditandai dengan demam, diare yang bercampur lendir atau darah atau keduanya. Biasanya masuk kedalam tubuh melalui air yang telah terkontaminasi dengan kotoran manusia.

Listeria monocytogenes Listeriosis adalah gangguan kesehatan yang ditandai dengan mual & muntah. Pada beberapa orang yang terinfeksi dapat berkembang menjadi meningitis dari 3

bakteri ini. Biasanya masuk kedalam tubuh melalui makanan yang tidak dimasak, seperti daging, sayuran, keju lembut & susu yang tidak dipasteurisasi. Wanita hamil & bayi yang baru lahir mempunyai resiko yang lebih besar untuk menderita infeksi yang serius.

Clostridium botulinum (botulism) Botulisme adalah penyakit infeksi paling berbahaya yang disebabkan oleh bakteri Clostridium botulinum. Racun dari bakteri ini dikenal paling kuat sehingga dilarang penggunaannya sebagai senjata biologis dalam peperangan. Infeksi racun ini menyebabkan kelumpuhan akut pada kedua sisi saraf tubuh (saraf karnial) dan saraf yang melakukan kontrol otomatis serta kesadaran dalam tubuh. Selain itu bakteri ini dikenal sebagai bakteri anaerob yaitu dapat bertahan hidup, mereproduksi dirinya sendiri serta menghasilkan racun yang paling mematikan dan efektif pada tingkat oksigen yang sangat rendah. Racun dari bakteri ini akan menyerang sistem saraf dan membuat seseorang meninggal dengan rasa sakitnya. Keracunan botulisme biasanya akibat makanan yang dikonsumsi atau melalui suntikan ke dalam tubuh yang dapat merusak sistem saraf serta melumpuhkan otot dengan menghambat pelepasan neurotransmitter acetycholine dari saraf. Gejala biasanya ditandai dengan pandangan yang kabur, kemudian kesulitan berbicara & kelemahan seluruh tubuh. Gejala lebih lanjut adalah kesulitan bernafas & ketidakmampuan untuk menggerakkan lengan atau kaki. Bayi & anak-anak terutama memiliki resiko yang lebih besar. Biasanya masuk kedalam tubuh melalui makanan dalam kemasan kaleng yang mengandung toksin tersebut.

Vibrio cholera

Dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang ditandai dengan kram perut, mual, muntah & demam menggigil. Biasanya masuk kedalam tubuh melalui daging atau makanan laut yang tidak dimasak dengan sempurna (mentah).

Vibrio parahaemolyticus Dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang ditandai dengan kram perut, mual, muntah & demam. Biasanya masuk kedalam tubuh melalui memakan makanan laut yang mentah atau kurang matang, terutama tiram.

Racun Staphylococcus aureus Keracunan makanan Staphylococcal adalah penyakit usus yang menyebabkan rasa mual, muntah, diare, dan dehidrasi. Penyakit ini disebabkan oleh makanan yang dicemari dengan racun-racun yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus. Gejala-gejalanya berkembang dalam waktu satu sampai enam jam setelah memakan makanan yang tercemar. Penyakit biasanya berlangsung untuk satu sampai tiga hari dan menghilang dengan sendirinya.

Racun Bongkrek (Pseudomonas cocovenenans) Bakteri Pseudomonas cocovenenans bila tumbuh pada ampas kelapa akan memproduksi racun toxoflavin dan asam bongkrek. Asam bongkrek adalah racun yang tidak berwarna. Toksoflavin antibiotik yang berwarna kuning, tampak jelas jika tempe bongkrek terkontaminasi racun itu. Asam bongkrek daya toksisitasnya lebih tinggi dibanding toksoflavin. Asam bongkrek bekerja secara akumulatif dan akan menyebabkan kematian mendadak setelah racunnya terkumpul didalam tubuh, racun itu tidak mudah diinaktifkan atau didetoksifikasi maupun diekskresi oleh tubuh. Didalam tubuh asam bongkrek menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah akibat mobilisasi glikogen dari hati dan otot. Setelah glikogen dalam otot dan hati habis segera gula dalam darah dihabiskan juga sampai yang keracunan meninggal.

Biasanya jarang menjadi penyebab keracuna makanan. Gangguan kesehatan yang dialami dapat terjadi karena penyiapan makanan yang kurang baik ataupun pemilihan makanan yang tidak tepat (misalnya mengkonsumsi jamur beracun). Jamur beracun Gangguan kesehatan yang dialami dapat beragam, mulai dari yang ringan hingga membahayakan jiwa, tergantung dari jenis jamur yang dikonsumsi. Gejala yang sering timbul adalah mual, muntah & diare. Beberapa jenis jamur dapat

menghasilkan toksin syaraf, yang menyebabkan berkeringat, gemetar, halusinasi & bahkan koma.

Pestisida Dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang ditandai dengan pandangan kabur, kelemahan, sakit kepala, kram, diare, peningkatan produksi lendir & tangan serta kaki yang gemetar. Toksin masuk ketubuh melalui mengkonsumsi sayur & buah yang terkontaminasi pestisida tanpa dicuci terlebih dahulu.

Keracunan makanan laut Keracunan makanan laut bisa disebabkan oleh ikan bertulang atau kerang. Biasanya keracunan ikan merupakan akibat dari 3 jenis racun, yaitu siguatera, tetraodon atau histamin. Keracunan siguatera dapat terjadi setelah makan salah satu dari ebih dari 400 jenis ikan dari pantai tropik di Florida, India Barat atau Pasifik. Toksin dihasilkan oleh dinoflagelata, suatu organisme laut yang sangat kecil, yang dimakan oleh ikan dan terkumpul di dalam dagingnya. Ikan yang lebih besar dan lebih tua lebih berracun daripada ikan yang lebih kecil dan lebih muda. Gejala bisa dimulai dalam 2-8 jam setelah makan ikan. Kram perut, mual, muntah, dan diare dapat terjadi selama 6-17 jam. Selanjutnya akan timbul gatalgatal, perasaan seperti tertusuk jarum, sakit kepala, nyeri otot, perasaan panas dan dingin yang silih berganti dan nyeri di daerah wajah. Gejala dari keracunan tetraodon dari ikan puffer, yang paling banyak ditemukan di perairan Jepang, sama dengan keracunan siguareta. Kematian dapat terjadi akibat dari kelumpuhan otot-otot pernafasan. Keracunan histamin dari ikan makerel, tuna dan lumba-lumba biru (mahimahi), terjadi jika jaringan ikan yang rusak setelah ditangkap, menghasilkan histamin dalam jumlah yang besar. Jika dimakan, histamin akan segera menyebabkan kemerahan di muka. Juga bisa timbul mual, muntah, nyeri perut dan kaligata (urtikaria) yang terjadi beberapa menit setelah makan ikan tersebut. Gejala-gejala tersebut biasanya berlangsung kurang dari 24 jam. Dari Juni sampai Oktober, terutama di pantai Pasifik dan New England, kerang-kerangan (remis, remis besar, tiram) dapat memakan dinoflagelata yang mengandung racun. Dinoflagelata ini ditemukan dalam jumlah besar di lautan pada waktu-waktu tertentu, dimana air tampak berwarna merah, dan disebut pasang merah. Mereka menghasilkan toksin yang menyerang saraf (neurotoksin) dan menyebabkan keracunan kerang paralitik. Toksin ini akan tetap ada, bahkan setelah kerang tersebut dimasak. Gejala awalnya berupa rasa tertusuk-tusuk jarum di sekitar mulut, dimulai dalam 5-30 menit setelah makan. Selanjutnya timbul mual, muntah dan kram perut. Sekitar 25% penderita mengalami kelemahan otot dalam beberapa jam berikutnya. Kadang-kadang kelemahan ini berkembang menjadi kelumpuhan pada lengan dan tungkai. Kelemahan pada otot-otot pernafasan, kadang sedemikian beratnya sehingga menyebabkan kematian.

Penanganan utama untuk kejadian keracunan makanan adalah dengan cara mengganti cairan tubuh yang keluar (karena muntah atau diare) baik dengan minuman ataupun cairan infus. Bila perlu, penderita dapat dirawat di rumah sakit. Hal ini tergantung dari beratnya dehidrasi yang dialami, respon terhadap terapi & kemampuan untuk meminum cairan tanpa muntah. Berikut adalah beberapa hal yang dilakukan untuk menangani kasus keracunan makanan, yang medicastore ambil dari www.emedicinehealth.com : Pemberian obat anti muntah & diare. Bila terjadi demam dapat juga diberikan obat penurun panas. Antibiotika jarang diberikan untuk kasus keracunan makanan. Karena pada beberapa kasus, pemberian antibiotika dapat memperburuk keadaan. Hanya pada kasus tertentu yang spesifik, antibiotika diberikan untuk memperpendek waktu penyembuhan. Bila mengalami keracunan makanan karena jamur atau bahan kimia tertentu (pestisida). Penanganan yang lebih cepat harus segera diberikan, termasuk diantaranya pemberian cairan infus, tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa ataupun pemberian penangkal racunnya seperti misalnya karbon aktif. Karena kasus keracunan tersebut sangat serius, sebaiknya penderita langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Langkah-langkah sederhana berikut ini dapat mencegah terjadinya kasus keracunan makanan, seperti: 1. Masaklah daging, unggas & telur hingga masak seluruhnya. Dengan memastikan kematangan masakan dapat meyakinkan bahwa bakteri yang mungkin terdapat pada bahan masakan tersebut telah mati seluruhnya. 2. Pisahkan wadah antara bahan makanan yang masih mentah dengan yang sudah matang. Hindari kemungkinan kontaminasi bakteri dari bahan mentah dengan selalu mencuci tangan, pisau & peralatan yang sebelumnya digunakan untuk memproses daging mentah. Sebelum digunakan pada makanan yang sudah matang. 3. Dinginkan. Simpan makanan yang masih tersisa pada lemari es segera. Bakteri dapat tumbuh dengan cepat pada suhu ruangan, jadi sebaiknya simpan makanan yang tersisa bila tidak dikonsumsi dalam waktu 4 jam kedepan. 4. Bersihkan. Cuci buah segar & sayuran di bawah air yang mengalir untuk menghilangkan tanah & kotoran yang mungkin ada. Sebaiknya buang lapisan terluar dari kol atau sawi putih. Karena bakteri dapat tumbuh pada permukaan tempat memotong makanan, sebaiknya hindari meninggalkan sayur & buah pada 7

5.

6.

suhu ruangan dalam waktu yang lama. Selain itu, jangan menjadi sumber dari penyakit juga, selalu cucilah tangan dengan sabun & air sebelum menyiapkan makanan. Hindari menyiapkan makanan ketika sedang mengalami diare. Bila terjadi kasus keracunan makanan, laporkan secepatnya pada petugas kesehatan terdekat. Untuk dapat menghindari terjadinya kejadian yang lebih parah lagi. Khusus bila hendak membeli makanan diluar rumah, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut ini : Bila makan diluar, perhatikan kebersihan makanannya. Jangan memakan makanan yang sudah berbau asam/basi. Jangan memakan makanan yang tampak sudah ditumbuhi oleh jamur. Bila minum es, perhatikan es batu yang digunakan karena es balok biasanya dibuat dengan air mentah untuk tujuan pengawetan ikan & bukan diperuntukkan untuk dikonsumsi.

Pengobatan Untuk mengeluarkan racun dari tubuh, biasanya dilakukan pencucian lambung (lavase lambung, bilas lambung). Obat-obatan seperti sirup ipekak dapat digunakan untuk merangsang muntah dan obat pencahar digunakan untuk mengosongkan usus. Jika muntah dan mual berlangsung terus menerus, maka diberikan cairan intravena (melalui pembuluh darah) yang mengandung gula dan garam untuk memperbaiki dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Pereda nyeri mungkin diperlukan bila kram perut sangat hebat.Mungkin juga diperlukan alat bantu nafas dan perawatan di ruang intensif. Siapapun yang menjadi sakit setelah makan jamur yang tidak dikenal, harus mencoba untuk segera muntah dan memeriksakan muntahannya ke laboratorium, karena jamur yang berbeda memerlukan penanganan yang berbeda pula. Atropin diberikan untuk keracunan muskarin. Pada keracunan faloidin, diberikan makanan yang mengandung banyak karbohidrat dan infus cairan dekstrosa dan natrium klorida, yang akan membantu memperbaiki kadar gula yang rendah dalam darah (hipoglikemia) yang disebabkan oleh kerusakan hati. Manitol, yang diberikan melalui infus, kadang-kadang digunakan untuk mengatasi keracunan siguatera yang berat. Anti-histamin (penghalang histamin) diberikan untuk mengurangi gejala-gejala karena keracunan histamin dari ikan.

You might also like