You are on page 1of 17

10/22/2012

PERIHAL

OBAT

Oleh: Joharman

BATASAN OBAT
Aktif secara fisiologis Zat kimia Racun

10/22/2012

Kep. MenKes RI No. 193/Kab/B.VII/71


Obat : bahan/paduan bahan untuk menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit/gejala penyakit, luka/kelainan badaniah & rohaniah pada manusia/hewan & memperelok/memperindah badan/bagian badan manusia.

Permenkes RI No. 242/1990


Obat jadi : Sediaan/paduan bahan untuk mempengaruhi/menyelidiki sistim fisiologi/keadaan patologi untuk penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan & kontrasepsi.

10/22/2012

Istilah lain:
Obat baku = bahan obat Obat Jadi : obat dalam bentuk sediaan Komposisi standar = preparat standar. Obat Paten : nama spt diinginkan pabrik (branded) Obat asli : Dari bahan alam diolah secara sederhana Obat baru : mengandung bhn yg belum diketahui khasiat & keamanannya Obat generik : Nama obat yang lazim atau umum; bukan obat paten (International Nonpropietary Name).

Kategori Obat
Ketepatan Penggunaan & Pengamanan Obat (UU)

Cara Pemberian

Sifat Kimia Obat

Efek Farmakologi

10/22/2012

Keamanan (UU):
1. Obat Bebas

diberi tanda lingkaran hijau tepi hitam brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis dan aturan pakai, nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat pabrik, serta cara penyimpanannya

2. Obat Bebas Terbatas

diberi tanda lingkaran biru tepi hitam obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter diberi 6 tanda peringatan :

10/22/2012

P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya. P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar. P.No. 5: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. P.No. 6: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan

3. Obat Daftar G (Obat Keras)


Definisi obat yang berkhasiat mengobati, menguatkan, mendesinfeksikan tubuh manusia, dan lain-lain, obat berada baik dalam bungkusan maupun tidak. Ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan berupa Daftar Obat Keras

10/22/2012

4. Psikotropika
Menurut UU RI No 5 thn 1997 : Psikotropika adalah merupakan suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku

* P1 : Awas! Obat Keras, baca aturan pakainya. Contoh: - Benadryl tablet = Difenhidramin tablet, maximum 10 tablet @ 50mg * P2 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur. Jangan ditelan Contoh: Gargarisma Kan * P3 : Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan Contoh: - Obat luka: Jodium tinctuur, * P4 : Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar Contoh: Asma sigaret * P5 : Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan Contoh: Sulfanilamid puyer steril 5 g * P6 : Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh: Suppositoria antihemoroid

10/22/2012

Dibagi 4 golongan :
Golongan I Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi Golongan II Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamin

Golongan III Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital. Golongan IV Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam

10/22/2012

5. Narkotika
Menurut Undang-undang No. 22 tahun 1997 : Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan

Dibagi 3 golongan :
Golongan I Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Merupakan kelompok narkotika yang terdiri atas : tanaman papaver somniferum, opium mentah, opium masak, erythroxylon cocae (koka), cannabis sativa (ganja), tetra hydro cannabinol, dan 26 jenis lainnya.

10/22/2012

Golongan II Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin. Golongan III Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein

Menurut Cara Pemberiannya

Obat Dalam Obat Luar

10/22/2012

Penggolongan Berdasarkan Efek Farmakologi:

1. Tempat Kerja Dalam Tubuh 2. Aktivitas Terapeutik atau

penerapannya 3. Mekanisme Kerja Farmakologi 4. Sumber asal 5. Sifat obat

Obat Berdasarkan Sifat Kimia


Asam Basa Garam Garam/senyawa kompleks Ester Kristal mengandung air Isotop Radioaktif

10

10/22/2012

Macam

pemberian obat:

ORAL PARENTERAL SECARA INHALASI MELALUI MEMBRAN MUKOSA PENGGUNAAN PADA/DALAM KULIT

PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL

AMAN EKONOMIS MENYENANGKAN

11

10/22/2012

Permasalahan bila obat diberikan secara oral:

FISIOLOGI GIT dan hepar SIFAT OBAT BIOAVAILABILITAS BENTUK SEDIAAN KOOPERATIFITAS PENDERITA

PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL


Macam pemberian obat secara parenteral, yaitu: I.C. (Intrakutan) I.V. (Intravena) INTRATHECAL S.C. (Subkutan) I.P. (Intraperitonial) INTRA ARTERIAL I.M. (Intramuskular) INTRAKARDIAK

12

10/22/2012

Obat diberikan secara parenteral bila: Tidak/sedikit diabsorpsi melalui membran mukosa Rusak/inaktif di lambung Menyebabkan muntah Respon/efek cepat atau teratur Kondisi pasien muntah, tidak sadar, gangguan mental/jiwa Efek pemberian parenteral bersifat: a. Sistemik b. Lokal

MASALAH Asepsis/steril/pirogenitas Tidak ekonomis: 1. Mahal 2. Perlu bantuan 3. Storage life Keamanan

13

10/22/2012

PEMBERIAN OBAT SECARA INHALASI


1. Melalui endotel alveoli/pulmo dengan cara dihirup melalui: Mulut Hidung 2. Bentuk sediaannya: Padat/cair mudah menguap Gas

3. Efek yang dihasilkan cepat: Aksi lokal Aksi sistemik 4. Masalah: Perlu alat khusus Dosis sukar diatur Iritasi Faktor sifat obat: a. Koefisien partisi b. Ukuran partikel c. Faktor aliran darah paru

14

10/22/2012

PEMBERIAN OBAT MELALUI MEMBRAN MUKOSA


Diberikan selain melalui mukosa pada GIT dan paru. Efek/aksinya: Lokal Sistemik Absorpsi melalui membran mukosa di: Mulut: - Sublingual - bukal - Hisap Mata: - Konjungtiva - Kornea

HIDUNG: >> UAP >> CAIRAN * TETES * SEMPROT TELINGA - TETES - CAIRAN PENCUCI VAGINA AKSINYA LOKAL.: - ANTIINFEKSI - SPERMISIDAL

15

10/22/2012

REKTUM:
Aksi: >> lokal >> sistemik Efek cepat Cocok untuk penderita: >> tidak sadar, muntah >> tidak dapat menelan

Masalah: >> Absorpsi obat tidak menentu: * tercampur dengan feses * absorpsi tidak sempurna * luas permukaan terbatas >> Kepatuhan penderita >> Tidak bisa untuk semua obat Beberapa obat yang dapat diberikan dengan cara suppositoria : Spasmolitik, hipnotik, antiinflamasi

16

10/22/2012

PEMBERIAN OBAT MELALUI KULIT


1. Aksi: Lokal Sistemik 2. Masalah: Sifat obat Kondisi kulit Bentuk sediaan

17

You might also like