Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
PENINGKATAN KINERJA PANEL DISTRIBUSI UTAMA TEGANGAN RENDAH (Low Voltage Main Distribution Panel). Sejak tahun 1987, Panel Distribusi Utama Tegangan Rendah (VMDP) milik PTRKN-BATAN digunakan secara manual. Karena degradasi unjuk kerja setelah digunakan sekitar 20 tahun, maka pada tahun 2007 dilakukan perubahan sistem operasi LVMDP dari manual ke semi otomatis, karena layanan listrik Genset hanya diperlukan jika listrik padam pada saat jam kerja. Perubahan dilakukan dengan mengganti ACB tipe AEG ME 2000-2000 A Merlin Gerlin ke ACB tipe M20 N 1IEC 9472 dan bus bar, karena adanya perubahan dimensi setelah perubahan ACB dan tambahan sistem motorisasi. Dengan layanan semi otomatis ini sistem kelistrikan di gedung 80 PTRKN menjadi lebih efisien dan praktis. Kata Kunci: Peningkatan, kinerja, LVMDP
ABSTRACT
PERFORMANCE IMPROVEMENT OF LOW VOLTAGE MAIN DISTRIBUTION PANEL (LVMDP). Since 1987, the Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP) PTRKN - BATAN property is used manually. Due to degradation of its performance after 20 years, in 2007 operating system of LVMDP was changed to be semi-automatic, because Genset is required only if the electric current is cut off at the office hours. The change is performed by replacing the ACB from AEG ME 2000-2000 A Merlin Gerlin type to M20 N 1 IEC 947 2 type and replacing bus bar, due to change of dimension after ACB replacement and installation of motorization system. With semi-automatic system electricity service in building 80 PTRKN becomes more convenient and efficient. Key Words: Performance, improvement, LVMDP
PENDAHULUAN
Unit pengatur Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP) gedung 80 PUSPIPTEK yang dikelola oleh BATAN telah berusia lebih dari 20 tahun. Sebagaimana peralatan keteknikan lain, ketersediaan suku cadang peralatan tersebut sudah sangat langka. Selain itu, seiring dengan usianya yang sudah cukup lama maka unjuk kerja pun mulai menurun. Oleh karena itu, pada saat terjadi kerusakan yaitu sistem tuas pengangkat beban mengalami kegagalan maka dilakukan peningkatan kinerja unit pengatur LVMDP yang semula penyambungan listrik PLN dilakukan secara manual diganti menjadi semi otomatis. Gedung 80 sebagai tempat beroperasinya LVMDP menditribusikan listrik dari dua trafo yang berkapasitas maksimum masing-masing 1 MW. Namun demikian, karena beberapa alasan sementara kebutuhan maksimal sehari-hari kurang dari 1,5 MW maka beban input yang bersumber dari listrik PLN diturunkan dan saat ini hanya 1,5 MW. Hal ini berlangsung sejak bulan Pebruari 2007. Karena kondisi yang cukup terawat maka kerusakan yang dialami relatif kecil. Namun
demikian, berdasarkan hasil pengamatan, ketika terjadi kerusakan komponen yang dibutuhkan tidak dapat diperoleh maka diambilkan dari peralatan lain. Hal ini terlihat dengan tidak berfungsinya panel box trafo II. Pada bulan April 2007 ditemukan bahwa kondisi pembungkus koil ACB (Air Circuit Breaker) dalam keadaan hangus. Selain itu akibat kesalahan operasional terjadi kegagalan sistem tuas mekanik. Perbaikan segera dilakukan dengan mengganti koil yang rusak dan memperbaiki sistem mekanik. Namun demikian, karena perubahan cuaca khususnya pada musim hujan, ternyata perbaikan yang dilakukan tidaklah terlalu efektif yang ditandai dengan sering padamnya listrik. Hal ini akibat tidak ditemukannya suku cadang yang sesuai dengan ACB yang ada. Oleh karena itu, pada bulan Oktober 2007 berdasarkan pertimbangan teknis di atas dan disesuaikan dengan perkembangan kelistrikan saat ini maka diubahlah sistem layanan LVMDP dari manual menjadi semi otomatis. Dengan perubahan ini diharapkan sistem pelayanan listrik menjadi lebih mudah, efisien dan praktis.
17
coupler di On-kan pada posisi ini listrik gedung akan menyala dengan sumber listrik dari genset. Pada situasi seperti ini apabila listrik PLN hidup posisi tetap tidak tersambung. Hal ini disebabkan tuas ACB 1 tetap posisi Off. Untuk menghidupkan listrik PLN ke gedung 80 dapat dilakukan dengan menurunkan tuas coupler, memutus hubungan listrik genset ke coupler dengan menurunkan tuas ACB genset, lalu menaikkan tuas ACB 1 kemudian menaikkan tuas coupler. ACB 1 yang digunakan adalah ACB manual. Untuk menyambung dan memutus arus listrik ke coupler dilakukan dengan cara memutar tuas pada posisi On atau Off. ACB ini merek Merlin Gerlin dengan tipe AEG ME 2000-2000 A, 80 kA 660 V; 5060 Hz. Perubahan Manual ke Semi Otomatis Karena usia operasinya yang sudah cukup lama maka pada tahun 2006 terjadi kerusakan. Berdasarkan hasil identifikasi diperoleh bahwa terjadi kerusakan pada isolasi koil, baik pada ACB 1 maupun coupler. Penggantian koil dilakukan, namun dari 3 set koil yang diperlukan hanya ada 2 set yang sama dengan aslinya, satu setnya lagi dimodifikasi. Oleh karena hasil modifikasi kurang baik, maka apabila terjadi trip diperlukan seorang yang cukup memahami bagaimana cara menyambung kembali listrik ke Gedung 80. Kurangnya data dukung merupakan suatu kendala yang harus diperbaiki dalam setiap instalasi listrik. Langkah pertama yang dilakukan dalam mengubah sistem LVMDP milik PTRKN BATAN adalah membuat single diagram untuk rencana instalasi yang baru. Karena tidak ditemukannya single diagram sebelumnya, maka dilakukan pembuatan gambar baru dengan mempertimbangkan bentuk instalasi terpasang dengan cara menelusuri rangkaian yang ada. Hasil pembuatan single diagram baru ditunjukkan pada Gambar 1.
Perubahannya
Perubahan sistem dari manual ke semi otomatis mengakibatkan adanya beberapa komponen yang harus diganti dan ditambahkan. Komponen yang pertama harus diganti adalah ACB. Pemilihan ACB pengganti dilakukan dengan mempertimbangkan aspek keselamatan kelistrikan. Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung arus listrik masukan dari Genset dengan rumus: Daya Genset (kVA) In genset = ( 3 VL L .
Ketiga parameter tersebut di atas tercantum pada label spesifikasi standar pada ACB maupun MCCB. ACB coupler yang selanjutnya akan disebut sebagai coupler saja dalam tulisan ini merupakan satu komponen alat yang berfungsi menghubungkan atau memutus arus listrik dari listrik PLN atau listrik genset ke Gedung 80. Apabila listrik PLN trip maka tuas pada ACB 1 akan turun sehingga tuas coupler juga akan bergerak turun, akibatnya lampu di Gedung 80 akan tetap padam sekalipun listrik PLN hidup kembali. Apabila listrik genset akan dihidupkan maka ACB genset dihubungkan ke coupler dan selanjutnya
18
Gambar 1: Single Diagram LVMDP trafo 1 dan Genset Gedung 80 Menurut Persyaratan Umum Instalasi Listrik tahun 2000 (PUIL 2000), pada pasal 5.6.1.2.3 menyatakan generator yang bekerja pada 65 V atau kurang dan dijalankan oleh motor tersendiri, dapat dianggap telah diproteksi oleh gawai proteksi arus lebih yang mengamankan motor, bila gawai proteksi ini bekerja kalau generator membangkitkan tidak lebih dari 150 persen dari arus pengenal pada beban penuhnya. Oleh karena itu faktor keamanan ACB yang digunakan adalah 150%, maka arus masuk ACB dihitung dengan rumus: (1)
In ACB = 150% x InGenset
pembebanan genset ke Gedung 80. Perubahan seluruh komponen dan sistim tersebut di atas selanjutnya dituangkan dalam bentuk gambar sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.
(2)
Dari hasil perhitungan di atas dan dengan menggunakan katalog Merlin Gerlin ACB pengganti dipilih. Penggantian bus bar terjadi akibat perubahan panjang. Oleh karena itu ukuran luas penampang minimum bus bar yang digunakan tetap sama dengan ukuran panjang dan lebar bus bar awal yaitu 10 x 100 mm. Selain mengganti ACB dan bus bar agar dapat menjadi LVMDP semi otomatis maka perlu ditambahkan sistem motorisasi koneksitas antara listrik PLN ACB 1 ke coupler untuk menghidupkan listrik secara langsung atau antara listrik PLN ACB 1 ke ACB genset untuk memutuskan hubungan
19
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Fungsi Hasil Instalasi LVMDP Semi Otomatis
Uji fungsi LVMDP semi otomatis dibagi dalam 4 tahap, yaitu keadaan normal, listrik PLN padam, ACB coupler dalam keadaan On, dan genset dalam keadaan operasi tiba-tiba listrik PLN hidup normal kembali. Masing-masing kondisi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Keadaan Normal adalah apabila listrik PLN padam maka ACB 1 akan Off secara otomatis (motorized). ACB coupler tidak turun (Off) dan tetap pada posisi On hingga listrik PLN normal kembali. Listrik PLN padam pada keadaan tersebut di atas dan diperlukan untuk menghidupkan Genset maka ACB 1 Off motorized dan ACB coupler harus dipindahkan ke posisi Off secara manual terlebih dahulu kemudian ACB genset di set pada posisi On secara manual. ACB coupler dalam keadaan On. Jika ACB coupler dalam keadaan On dan ingin menghidupkan ACB Genset secara langsung, maka ACB Genset tidak dapat di On-kan. Akan tetapi jika ACB coupler dalam posisi Off maka ACB Genset akan dengan mudah di Onkan.
4.
Genset dalam keadaan operasi tiba-tiba listrik PLN hidup normal kembali. Jika terjadi kondisi dimana listrik genset sedang operasi tiba-tiba listrik PLN hidup maka ACB 1 akan On secara otomatis (motorized) dan ACB Genset akan Off secara otomatis pula. Pada kondisi ini listrik di Gedung 80 masih padam. Listrik akan menyala kembali apabila ACB coupler di On-kan kembali secara manual.
KESIMPULAN
Telah dilakukan perubahan panel distribusi utama tegangan rendah dari sistem manual ke semi otomatis. Perubahan dilakukan melalui penggantian ACB AEG 2000-2000 yang lama ke ACB M20 N 1-IEC 947-2. Dengan perubahan ini maka proses penghidupan listrik kembali tanpa bantuan operator. Dengan demikian diperoleh sistem kelistrikan yang lebih praktis dan efisien.
2.
DAFTAR PUSTAKA
1. Panitia PUIL 2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) Yayasan PUIL. Jakarta, 2004. Katalog ACB Merlin Gerlin, www. Sneider.com
3.
2.
20