You are on page 1of 25

BAB I PENDAHULUAN

Osteoartritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut, dan pergelangan kaki paling sering terkena osteoartritis. Prevalensi osteoartritis lutut di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita. Pasien osteoartritis biasanya mengeluh nyeri pada waktu melakukan aktivitas atau jika ada pembebanan pada sendi yang terkena. Pada derajat yang lebih berat nyeri dapat dirasakan terus menerus sehingga sangat mengganggu mobilitas pasien. Karena prevalensi yang cukup tinggi dan sifatnya yang kronik progresif, osteoartritis mempunyai dampak sosio-ekonomi yang besar, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Diperkirakan 1 sampai 2 juta orang lanjut usia di Indonesia menderita cacat karena osteoartritis. Pada abad mendatang tantangan terhadap dampak osteoartritis akan lebih besar karena semakin banyaknya populasi yang berumur tua.(1) Osteoartritis adalah bentuk arthritis yang paling umum, dengan jumlah pasiennya sedikit melampaui separuh jumlah pasien arthritis. Gangguan ini sedikit lebih banyak pada perempuan daripada lelaki dan terutama ditemukan pada orang orang yang berusia lebih dari 45 tahun. Penyakit ini pernah dianggap sebagai suatu proses penuaan normal, sebab insidens bertambah dengan meningkatnya usia. Osteoartritis dahulu diberi nama artritis yang rusak karena dipakai karena sendi namun menjadi aus karena usia.(2) Osteoartritis menyerang sendi sendi tertentu. Sendi yang sering terkena meliputi tulang belakang pada bagian servikal dan lumbosakral, pinggul, lutut, dan sendi interphalangeal distal dan proksimal dan pangkal ibu jari. Biasanya sendi-sendi yang tidak rentan terkena osteoartritis adalah pergelangan tangan, siku, dan pergelangan kaki. Terjadinya osteoartritis pada sendi-sendi yang telah disebutkan di atas dimungkinkan karena sendi-sendi tersebut mendapat beban
1

yang cukup berat dari aktivitas sehari-hari seperti memegang/menggenggam benda yang cukup berat (memungkinkan osteoartritis terjadi di dasar ibu jari), berjalan (memungkinkan osteoartritis di lutut dan pinggul), dan lain sebagainya.(3) Osteoarthritis dapat didiagnosis berdasarkan kelainan struktur anatomis dan atau gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Menurut studi kadaver pada tahun-tahun terdahulu, perubahan struktural osteoartritis hampir universal, antara lain hilangnya tulang rawan (dilihat sebagai berkurangnya/menyempitnya ruang sendi pada pemeriksaan radiologis sinar-x) dan osteofit. Banyak orang yang didiagnosis mengalami osteoartritis berdasarkan temuan radiologis tidak menunjukkan gejala pada sendi.(3)

BAB II ANATOMI DAN FISIOLOGIS

Rangka tubuh manusia tersusun dari tulang tulang yang saling berhubungan. Hubungan antar tulang disebut sendi. Dengan adanya sendi, kaki dan tangan dapat dilipat, diputar dan sebagainya. Tanpa sendi sulit untuk bergerak bahkan tidak dapat bergerak sama sekali. Sendi merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh dapat bergerak dengan baik, juga merupakan suatu penghubung antara ruas tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang tersebut dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang diperantarainya.(4) Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu :(4) 1. Sendi fibrosa dimana tidak terdapat lapisan kartilago, antara tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa, dan dibagi menjadi dua subtipe yaitu sutura dan sindemosis. 2. Sendi kartilaginosa dimana ujungnya dibungkus oleh kartilago hialin, disokong oleh ligament, sedikit pergerakan, dan dibagi menjadi subtipe yaitu sinkondrosis dan simpisis. 3. Sendi sinovial. Sendi sinovial merupakan sendi yang dapat mengalami pergerakkan, memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya dilapisi oleh kartilago hialin. Kapsul sendi membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, tidak meluas tetapi terlipat sehingga dapat bergerak penuh. Sinovium menghasilkan cairan sinovial yang berwarna kekuningan, bening, tidak membeku, dan mengandung lekosit. Asam hialuronidase bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan disintesis oleh pembungkus sinovial. Cairan sinovial mempunyai fungsi sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi. Jenis sendi synovial : 1. Ginglimus : fleksi dan ekstensi, monoaxis
3

2. Selaris : fleksi dan ekstensi, abd & add, biaxila 3. Globoid : fleksi dan ekstensi, abd & add; rotasi sinkond multi axial 4. Trochoid : rotasi, mono aksis 5. Elipsoid : fleksi, ekstensi, lateral fleksi, sirkumfleksi, multi axis.

Gambar 2.1 : Persendian pada Tubuh Manusia(4)

Gambar 2.2 : Sendi Normal(4) Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah
4

sendi dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk meminyaki sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan.(4) Fungsi sendi : (5) 1. Mempermudah gerakan antara kedua ujung-ujung tulang. 2. Berperan dalam pertumbuhan tulang ke arah memanjang. Gangguan Persendian : (5) 1. Artitis (inflamasi sendi) a. Osteoartritis konsekuensi alami menjadi tua kartilago artikular menjadi aus sendi menjadi kasar, kaku, dan nyeri b. Artritis reumatoid : merupakan penyakit autoimun (sistem imum keliru mengarahkan kemampuan destruktifnya pada bagian tubuh).

Menyebabkan ketidakmampuan berjalan / bergerak c. Artritis gouti : disebabkan karena penumpukanasam urat. d. Artritis infeksius : peradangan dalam persendian. 2. Terkilir : merupakan cedera sendi yang disebabkan karena perenggangan ligamen / tendon. 3. Dislokasi / luksasi : disebabkan karena kesalahan letak permukaan artikulasi suatu persendian. 4. Bursitis : merupakan peradangan pada bursa yang menyatu dengan sendi yang terjadi akibat ekskresi sendi yang berlebihan / infeksi.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFENISI Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini bersifat kronik, berjalan progresif lambat, tidak meradang, dan ditandai oleh adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru pada permukaan persendirian. Tanpa adanya kartilago sebagai penyangga, tulang di bawahnya mengalami iritasi, yang menyebabkan degenerasi sendi.(2,6) Secara histopatologik proses osteoartritis ditandai dengan menipisnya rawan sendi disertai pertumbuan dan remodeling tulang disekitarnya diikuti dengan atrofi dan destruksi tulang disekitarnya.(7)

B. KLASIFIKASI Berdasarkan patogeneisnya osteoartritis dibedakan menjadi 2 yaitu : (1,8) 1. Osteoartritis primer Disebut juga idiopatik yaitu yang kausanya tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi. 2. Osteoartritis sekunder Perubahan degeneratif yang terjadi pada sendi yang sudah mengalami deformitas dan osteoartritis yang didasari oleh adanya kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, herediter, jejas mikro, makro serta imobilisasi yang terlalu lama.

C. INSIDEN DAN EPIDEMOLOGI Onset usia pada osteoartritis sekunder tergantung pada penyebabnya; maka dari itu, penyakit ini dapat berkembang pada dewasa muda, dan bahkan anak-

anak, seperti halnya pada orang tua. Sebaliknya, terdapat hubungan yang kuat antara osteoartritis primer dengan umur. Presentasi orang yang memiliki osteoartritis pada 1 atau beberapa sendi meningkat dari dibawah 5% dari orang-orang dengan usia antara 15-44 tahun menjadi 25%-30% pada orangorang dengan usia 45-64 tahun, dan 60%-90% pada usia diatas 65 tahun. Selain hubungan erat ini dan pandangan yang luas bahwa osteoartritis terjadi akibat proses wear & tear yang normal dan kekakuan sendi pada orang-orang dengan usia diatas 65 tahun, hubungan antara penggunaan sendi, penuaan, dan degenerasi sendi masih sulit dijelaskan.(9)

D. FAKTOR RISIKO Untuk penyakit dengan penyebab yang tidak jelas, istilah faktor risiko adalah lebih tepat. Secara garis besar factor risiko untuk timbulnya osteoartritis (primer) adalah seperti di bawah ini. (1) a. Umur Dari semua faktor risiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya osteoartritis semakin meningkat dengan bertambah umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak anak, jarang pada umur di bawah 40 tahun dan sering pada umur di atas 60 tahun. Akan tetapi harus diingat bahwa osteoartritis bukan akibat ketuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada ketuan berbeda dengan perubahan pada osteoartritis.(1) b. Jenis Kelamin Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan lelaki labih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki laki dan wanita, tetapi di atas 50 tahun (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih bayak pada wanita daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis. (1)

c. Suku Bangsa Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat perbedaan di antara masing masing suku bangsa. Misalnya osteoartritis paha lebih jarang diantara orang orang kulit hitam dan asia daripada Kaukasia. Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang orang Amerika asli (Indian) daripada orang orang kulit putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan congenital dan pertumbuhan.(1) d. Genetik Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis misalnya, pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi sendi interfalang distal terdapat 2 kali lebih sering osteoartritis pada sendi sendi tersebut, dan anak anaknya perempuan cenderung mempunyai 3 kali lebih sering, daripada ibu dan anak perempuan perempuan dari wanita tanpa osteoartritis tersebut.(1) e. Kegemukan dan Penyakit Metabolik Berat badan yang berlebih sangat berkaitan dengan meningkatnya risiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain. Oleh karena itu di samping faktor mekanis yang berperan (Karen meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolik) yang berperan pada timbulnya osteoartritis. Peran faktor metabolik dan hormonal pada kaitan antara osteoartritis dan kegemukan juga didukung oleh adanya ikatan antara osteoartritis dengan penyakit jantung koroner, diabetes mellitus dan hipertensi. Pasien pasien osteoartritis ternyata mempunyai risiko penyakit jantung koroner dan hipertensi yang lebih tinggi daripada orang orang tanpa osteoartritis.(1) f. Cedera Sendi, Pekerjaan, dan Olahraga Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus (misalnya tukang pahat, pemetik kapas) berkaitan dengan

peningkatan risiko osteoartritis tertentu. Demikian juga cedera sendi dan olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi berkaitan dengan risiko osteoartritis yang lebih tinggi. Aktivitas aktivitas tertentu dapat menjadi faktor predisposisi osteoartritis cedera traumatik (misalnya robeknya meniscus, ketidak stabilan ligament) yang dapat mengenai sendi. Akan tetapi selain cedera yang nyata, hasil hasil penelitian tak menyokong pemakaian yang berlebihan sebagai suatu faktor untuk timbulnya osteoartritis. Meskipun demikian, beban benturan yang berulang dapat menjadi suatu faktor penentu lokasi pada orang orang yang mempunyai predisposisi osteoartritis dan dapat berkaitan dengan perkembangan dan beratnya osteoartritis.(1)

E. PATOGENESIS Tulang rawan sendi merupakan sasaran utama perubahan degeneratif pada Osteoartrits. Tulang rawan sendi memiliki letak strategis yaitu di ujung ujung tulang untuk melaksanakan 2 fungsi : (8) a. Menjamin gerakan yang hampir tanpa gesekan di dalam sendi, berkat adanya cairan sinovial. b. Di sendi sebagai penerima beban, menebarkan beban ke seluruh permukaan sendi sedemikian sehingga tulang di bawahnya dapat menerima benturan dan berat tanpa mengalami kerusakan. Kedua fungsi ini mengharuskan tulang rawan elastis yaitu memperoleh kembali arsitektur normalnya setelah tertekan dan memiliki daya regang yang tinggi. Kedua ciri ini dihasilkan oleh dua komponen utama tulang rawan : suatu tipe khusus kolagen (tipe II) dan proteoglikan dan keduanya dikeluarkan oleh kondrosit. Seperti pada tulang orang dewasa, tulang rawan sendi tidak statis, tulang ini mengalami pertukaran, komponen matriks tulang tersebut yang aus diuraikan dan diganti. Keseimbangan ini dipertahankan oleh kondrosit, yang tidak saja mensintesis matriks, tetapi juga mengeluarkan enzim yang menguraikan matriks. Oleh karena itu, kesehatan kondrosit dan

kemampuan sel ini memilihara sifat esensial matriks tulang rawan menentukan integritas sendi. Pada osteoartritis, proses ini terganggu oleh beragam sebab. (8)

Gambar 3.1 : Perbandingan antara sendi lutut yang normal dengan yang menderita osteoartritis.(10) Pada penderita osteoartritis terjadi kelainan rawan sendi, tulang subkondral, permukaan sendi, sinovium dan jaringan para artikular, berupa :(10) 1. Penebalan kapsul sendi 2. Fibrilasi (tepi sendi tidak teratur) 3. Pengerasan subkondral 4. Hipertropi sinovium 5. Pada kasus berat dapat terjadi kista tulang 6. Pembentukan tulang baru (osteofit). Ada beberapa teori tentang pembentukan osteofit yaitu pertama, osteofit terjadi akibat proliferasi pembuluh darah pada tempat dimana rawan sendi

berdegenerasi, kedua osteofit tumbuh karena kongesti vena yang disebabkan perubahan sinusoid sumsum yang terkena oleh kista subkondral. Ketiga, osteofit tumbuh karena rangsangan serpihan rawan sendi yang menimbulkan sinovit, hal ini akan menumbuhkan osteofit pada tepi sendi. Bila proses osteoartritis berjalan lambat maka osteofit dapat tumbuh sangat besar begitu juga sebaliknya.
10

Osteoartritis ditandai dengan perubahan signifikan baik dalam komposisi maupun sifat mekanis tulang rawan. Pada awal perjalanan penyakit, tulang rawan yang mengalami degenerasi memperlihatkan peningkatan kandungan air dan penurunan konsentrasi proteoglikan dibandingkan dengan tulang rawan sehat.(8)

F. DIAGNOSIS a. Gambaran klinis Gambaran klinis osteoartritis umumnya berupa nyeri sendi, terutama apabila sendi bergerak atau menanggung beban. Nyeri tumpul ini berkurang bila pasien beristirahat, dan bertambah bila sendi digerakkan atau bila memikul beban tubuh.(2) Kekakuan sendi setelah sendi tersebut tidak digerakkan beberapa lama, tetapi kekakuan ini akan menghilang setelah sendi digerakkan. Kekakuan pada pagi hari, jika terjadi, biasanya hanya bertahan selama beberapa menit, bila di bandingkan dengan kekakuan sendi di pagi hari yang disebabkan oleh artritis rheumatoid yang terjadi lebih lama. Spasme otot atau tekanan saraf di daerah sendi yang terganggu adalah sumber nyeri.(2) Gambaran lainnya adalah keterbatasan dalam gerakan (terutama tidak dapat berekstensi penuh), nyeri tekan lokal, pembesaran tulang disekitar sendi, sedikit efusi sendi, dan krepitasi.(2) Perubahan yang khas terjadi pada tangan. Nodus heberden atau pembesaran tulang sendi interfalang distal sering dijumpai. Nodus Bauchard lebih jarang ditemukan yaitu pembesaran tulang sendi interfalangs proksimal.(2)

11

Gambar 3.2 : A. Osteoartritis primer pada tangan yang tampak menyerang interfalang proksimal (nodus bouchard) disertai dengan gangguan pada sendi interfalang distal. B. Gambar radiogram tangan pasien yang sama.(2)

Gambar 3.3 : Osteoartritis pada tangan(11)

Perubahan gaya berjalan. Ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien. Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, atau panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lainnya merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien osteoartritis yang umumnya tua.

12

b. Daerah daerah yang sering terlibat.(12,13) 1. Lutut Sendi yang paling sering terlibat, yang disertai hilangnya

kompartemen femorotibial pada rongga sendi. Kompartemen medial merupakan bagian penyangga berat badan dengan tekanan terbesar, sehingga hampir selalu menunjukkan penyempitan yang paling dini. Perubahan perubahan yang hebat dapat menyebabkan tergantinya seluruh sendi lutut. Kompartemen tibiofemoral dan patellofemoral medial yang paling sering terlibat, yang dapat menyebabkan deformitas varus pembentukan osteofit mengarah ke ujung tibial. 2. Tulang Belakang Proses proses degeneratif terjadi hampir pada seluruh pasien usia lanjut. Gambarannya meliputi : 1) Penyempitan rongga diskus. 2) Pembentukan tulang baru antara vertebra yang berdekatan menyebabkan keterlibatan akar saraf atau kompresi medulla spinalis. 3) Sklerosis dan osteofit pada sendi sendi apofiseal intervertebra. 3. Panggul Penyempitan rongga sendi pada awalnya terlihat pada superior aspek penyangga berat badan maksimum, disertai osteofit femoral dan asetabular. Penemuan lain dapat berupa sklerosis dan pembentukan kista subkondral. Perubahan yang berat seringkali menyebabkan diperlukannya penggantian sendi panggul total. Perubahan degeneratif dapat dilihat dlam sendi apopiseal dan sendi kostovertebral dengan pembentukan osteofit hipertrofik. 4. Tangan Biasanya mengenai : 1) Bagian basal metacarpal pertama 2) Sendi sendi interfalang proksimal (Nodus Bouchard) 3) Sendi sendi interfalang distal (Nodus Heberden)

13

c. Pemeriksaan Laboratorium Hasil pemeriksaan laboratorium pada osteoartritis biasanya tak banyak berguna. Darah tepi (hemoglobin, leukosit, laju endap darah) dalam batas batas normal, kecuali osteoartritis generalisata yang harus dibedakan dengan artritis peradangan. Uji laboratorium adakalanya untuk menyingkirkan bentuk bentuk artritis lainnya.(1,2) d. Pemeriksaan Radiologi Diagnosis osteoartritis seringkali bisa didasarkan pada pemeriksaan fisik, namun bisa dilakukan pemeriksaan radiologis berupa foto sinar-x untuk memastikan diagnosis. MRI dapat mengungkapkan tingkat patologi pada sendi osteoarthritis, namun tidak diindikasikan sebagai bagian dari pemeriksaan diagnostik.(3) a) Foto Radiologis osteoartritis Ciri khas yang sering terlihat pada gambaran radiogram osteoartritis adalah penyempitan ruang sendi. Keadaan ini terjadi karena rawan sendi menyusut.(2)

Gambar 3.4 : Pada jari tangan. Gambaran radiologis post anterior menunjukkan penyempitan ruang sendi interphalangeal, sklerosis subchondral dan pembentukan osteofit (panah).(14)

14

Gambar 3.5 : Pada jari kaki. Gambaran radiologis anteroposterior kaki menunjukan menyempitnya celah sendi metatarsophalangeal pertama, sklerosis dan pembentukan osteofit (panah).(14)

Gambar 3.6 : Perubahan degeneratif lebih banyak pada sendi interphalang proksimal. Selain itu ada perubahan degeneratif
(15)

pada

sendi

carpometacarpa ibu jari dan adanya celah sendi.

15

Gambar 3.7 : Pada lutut. Gambaran radiologis anteroposterior lutut menunjukkan penyempitan ruang sendi, sklerosis dan pembentukan osteofit (panah).(14)

Gambar 3.8 : Ada penonjolan kecil pada osseus batas atas patella menunjukkan osteoarthritis patellofemoral, yang sering dikaitkan dengan OA dari sendi tibiofemoral.(15)

16

Gambar 3.9 : Osteofit, cairan synovial (panah), dan sklerosis menunjukkan degenerasi osteoarthritis dari sendi metatarsophalangeal pertama.(15)

Gambar 3.10 : Pada pinggul. a. anteroposterior dan b. kaki katak pinggul. kedua gambar di atas menunjukkan penyempitan ruang superolateral sendi, sklerosis, kista subkondral dan pembentukan osteofit (panah).(14)

17

Gambar 3.11 : Konvensional radiograf (obligue) : osteoarthritis degeneratif yang parah dengan pembentukan tulang baru di sekitar collum femur. Osteofit pada acetabular. Penyempitan ruang seni, sklerosis subkondral serta deformitas sendi.(16) b) MRI (Magnetic Resoance Imaging) MRI yang sangat sensitif terhadap perubahan jaringan tulang dan lembut ketika protokol khusus untuk sistem muskuloskeletal yang digunakan. MRI dapat menunjukkan edema tulang reaktif atau pembengkakan jaringan lunak serta tulang rawan kecil atau fragmen tulang pada sendi. program komputer khusus digunakan untuk mengidentifikasi bukti awal dari degenerasi tulang rawan. Bila terdapat bukti obyektif memakai tulang rawan, pengobatan yang tepat dapat dimulai untuk mencegah atau menunda perkembangan.

18

Gambar 3.12 : Pesawat aksial pinggul menunjukkan penyempitan sendi anterior dan osteofit sekitar kepala femoral.(17)

Gambar 3.13 : Pesawat coronal dari osteoartritis pinggul menunjukkan dengan osteofit besar di sekitar kepala femoral.(17)

19

Gambar 3.14 : MRI dari sendi Panggul (T1-,Coronal) : osteoarthritis degeneratif berat dengan hilangnya tulang rawan (panah panjang), cairan subkondral (panah pendek). Deformitas, penebalan synovial (panah kecil), efusi, pembentukan osteofit dan buttressing.(16) G. DIAGNOSIS BANDING a. Artritis Reumatoid Artritis reumatoid didefenisikan sebagai poliartritis kronis akibat adanya inflamasi kongesti dan proliferasi sinovium yang menyebabkan erosi tulang dengan destruksi pada kartilago.(10) Perubahan radiologis baru terlihat setelah terjadi gejala klinis. Artritis reumatoid cenderung memiliki distribusi yang simetris, paling sering mengenai tangan dan kaki. Tanda tanda yang paling signifikan dan sering dijumpai adalah penyempitan yang simetris pada tulang sendi, erosi marginal dan osteoporosis periartikuler.(10)

20

Gambar

3.15

Proses

erosif,

dominan

terjadi

pada

sendi

metakarpofalang (tanda panah) dan pergelangan tangan.(11)

Gambar 3.16 : Perubahan erosif yang simetris pada bagian kepala metatarsal kelima (tanda panah).(11) b. Gout Gout ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat plasma dengan serangan artritis berulang. Kelainan ini disebabkan oleh kelainan metabolisme bawaan dan secara dominan menyerang pria.(10) Perubahan radiologis hanya terjadi setelah bertahun tahun timbulnya gejala. Terdapat predileksi pada sendi MTP pertama, walaupun pergelangan kaki, lutut, siku dan sendi lainnya juga dapat terlibat.(10)

21

Gambar 3.17 : Pembengkakan jaringan lunak dengan erosi yang sangat berbatas tegas. Kelainan tampak asimetris.(11)

Gambar 3.18 : Mengenai sendi metatarsofalang pertama terjadi pembengkakan jaringan lunak yang disertai erosi luas (tanda panah).(11)

H. PENATALAKSANAAN Sampai saat ini tidak ada terapi yang bisa mengobati osteoarthritis. Tujuan terapi osteoarthritis adalah untuk mengurangi rasa nyeri dan meminimalisasi hilangnya fungsi fisik. Pengobatan OA dilakukan secara komprehensif yaitu menangani semua gangguan yang dialami dan meningkatkan fungsi. Pengobatan komprehensif tersebut dapat dilakukan dengan terapi

farmakologis dan atau terapi non farmakologis. Pasien dengan gejala ringan yang hilang timbul mungkin perlu perawatan nonfarmakologis saja. Namun, pasien dengan nyeri hebat yang mengganggu aktivitas sehari hari mungkin

22

membutuhkan terapi komprehensif baik terapi nonfarmakologis maupun terapi farmakologis.(3)


a. Farmakoterapi(3)

Paracetamol merupakan analgesik yang dapat dipilih dalam terapi osteoarthritis. Untuk sebagian pasien, efek obat ini sudah adekuat dalam menghilangkan nyeri sehingga penggunaan OAINS yang memiliki efek lebih toksik terhadap tubuh dapat dihindari. OAINS merupakan obat paling populer untuk mengobati osteoarthritis. Obat ini dapat diberikan secara topikal atau oral. Dalam uji klinis, OAINS oral menghasilkan efek analgesik 30% lebih besar daripada paracetamol dosis tinggi. Sebagian pasien yang diobati dengan OAINS mengalami efek yang signifikan, sedangkan sebagian lain mengalami sedikit perbaikan. OAINS harus diberikan secara topikal atau per oral sesuai kebutuhan karena efek samping akan berkurang jika obat digunakan dosis intermiten rendah. Jika penggunaan obat sesekali adalah kurang efektif, maka pengobatan setiap hari dapat diindikasikan. OAINS peroral sering menimbulkan efek samping, yang paling banyak adalah efek toksisitas pada saluran cerna, termasuk dispepsia, mual, kembung, perdarahan gastrointestinal, dan tukak gastrointestinal.
b. Nonfarmakoterapi

Tujuan

utama

dari

terapi

nonfarmakologis

berkaitan

dengan

mengurangi beban pada sendi yang sakit dan meningkatkan fungsi mekanisme protektif sendi sehingga dapat mengurangi pembebanan pada sendi. Beberapa cara yang dilakukan untuk mengurangi pembebanan sendi antara lain :(3) 1. Menghindar/mengurangi aktivitas yang menyebabkan kerja berlebihan pada sendi dan terbukti mengakibatkan nyeri pada sendi tersebut. 2. Meningkatkan kekuatan otot penunjang kerja sendi untuk

mengoptimalkan fungsinya sebagai protektif sendi.

23

Fisioterapi penting untuk menghilangkan nyeri dan mempertahankan kekuatan otot dan ROM. Pemakaian es atau panas pada sendi yang sakit dapat menghilangkan nyeri untuk sementara. Latihan ROM juga dapat membantu mempertahankan ROM pada sendi yang terlibat. Latihan latihan isometric membantu otot otot yang mendukung sendi tersebut.(2) Keseimbangan antara istirahat dan kerja sendi, yang diarahkan untuk meminimalkan inflamasi, tetapi mempertahankan rentang gerak, sangat membantu.(6)

I. PROGNOSIS Osteoartritis biasanya berjalan lambat. Problem utama yang sering dijumpai adalah nyeri apabila sendi tersebut dipakai dan meningkat ketidakstabilan bila harus menanggung beban, terutama pada lutut. Masalah ini berarti bahwa orang tersebut harus membiasakan diri dengan cara hidup yang baru. Cara hidup yang baru ini sering kali meliputi perubahan pola makan yang sudah terbentuk seumur hidup dan olahraga, manipulasi obat obat yang diberikan dan pemakaian alat alat pembantu.(2)

24

BAB IV KESIMPULAN

Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini bersifat kronik, berjalan progresif lambat, tidak merandang, dan ditandai oleh adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru pada permukaan persendirian. Tanpa adanya kartilago sebagai penyangga, tulang di bawahnya mengalami iritasi, yang menyebabkan degenerasi sendi. Berdasarkan patogeneisnya osteoartritis dibedakan menjadi 2 yaitu osteoartritis primer dan osteoartritis sekunder. Onset usia pada osteoartritis sekunder tergantung pada penyebabnya; maka dari itu, penyakit ini dapat berkembang pada dewasa muda, dan bahkan anak-anak, seperti halnya pada orang tua. Faktor risiko terjadinya osteoartritis yaitu usia, jenis kelamin, suku bangsa, genetic, kegemukan dan penyakit metabolik serta cedera sendi, pekerjaan dan olahraga. Osteoarthritis dapat didiagnosis berdasarkan kelainan struktur anatomis dan atau gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Menurut studi kadaver pada tahun-tahun terdahulu, perubahan struktural osteoartritis hampir universal, antara lain hilangnya tulang rawan (dilihat sebagai berkurangnya/menyempitnya ruang sendi pada pemeriksaan radiologis sinar-x) dan osteofit. Banyak orang yang didiagnosis mengalami osteoartritis berdasarkan temuan radiologis tidak menunjukkan gejala pada sendi

25

You might also like