You are on page 1of 3

Kristianitas dan Feminisme

Latar belakang Kristianitas berakar pada tradisi Yudaisme Perjanjian Lama.

Kristinitas berkembang dalam tradisi klasik kekaisaran Romawi. Tradisi Yudaisme dan kekaisaran Romawi bersifat patriarkal.

Kitab Suci

1. Perjanjian Lama (Kumpulan Alkitab sebelum Yesus Kristus dan terdiri dari 45 buku) Kejadian 3:6
> Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya Apabila seseorang mengambil seorang perempuan dan menjadi suaminya, dan jika kemudian ia tidak menyukai lagi perempuan itu, sebab didapatinya yang tidak senonoh padanya, lalu ia menulis surat cerai dan menyerahkannya ke tangan perempuan itu, sesudah itu menyuruh dia pergi dari rumahnya. Apabila seseorang bertemu dengan seorang gadis, yang masih perawan dan belum bertunangan, memaksa gadis itu tidur dengan dia, dan keduanya kedapatan maka haruslah laki-laki yang sudah tidur dengan gadis itu memberikan lima puluh syikal perak kepada ayah gadis itu, dan gadis itu haruslah menjadi isterinya, sebab laki-laki itu telah memperkosa dia; selama hidupnya tidak boleh laki-laki itu menyuruh dia pergi.

Ulangan 24:1

>

Ulangan 22:28-29 >

Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama pun disebutkan peran perempuan sebagai sosok
yang berpengaruh dan berkuasa, misalnya Debora (Hakim 4-5), Delila (Hakim 16), Izebel (1Raja 16-21), Ester, dan Ruth. milik laki-laki.

Secara umum, pandangan Perjanjian Lama terhadap perempuan adalah perempuan Sarah Grimke (1792-1873), masalah gender bukan pada Kitab Suci tapi dalam cara
menafsirkannya.

2. Perjanjian Baru (Kumpulan Alkitab yang ditulis oleh para rasul dan murid Yesus
Kristus dan terdiri dari 27 buku)

1Timotius 2:8-15

> Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang lakilaki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan. Demikian juga hendaknya

perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah. Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri. Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa. Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa. Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.

Yesus seksisme

> >

Yesus menyebut Allah sebagai Bapa. Padahal Allah adalah Roh, dan tidak mungkin laki-laki atau perempuan. Yesus tidak memilih para perempuan untuk menjadi muridmurid terdekat-Nya. Hal ini dijadikan Tradisi dalam Gereja, bahwa pemimpin Gereja bersifat patriarkhal dan menggunakan kekuasaan itu untuk merendahkan perempuan. Hampir selama 2000 tahun, para pelayan tertahbis semuanya laki-laki.

Tradisi Gereja Pelayan Gereja

>

Imamat tidak menjadi milik Gereja: imamat adalah milik

Kristus. Tak seorang pun, laki-laki atau perempuan, berhak menjadi imam. Imamat merupakan hidup pengabdian Kristus. laki-laki dan perempuan sama haknya karena mereka adalah anak-anak Allah (dalam pembaptisan). pada ras, status sosial, dan jenis kelamin; Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. (Gal. 3:28)

Pembaptisan mengatasi permasalahan yang didasarkan

Magisterium Gereja Paus Yohanes Paulus II

> Dalam Conggregatio de Divinis Officiis (Kongregasi untuk Ibadat) memutuskan bahwa perempuan (termasuk anak-anak perempuan) dapat membantu sebagai pelayan peribadatan. Gereja tidak mempunyai otoritas untuk menahbiskan imam kepada perempuan dan keputusan ini harus ditaati oleh semua umat beriman (art. 4).

>

Sebuah Alternatif: Feminis Kristiani

Perempuan dan laki-laki diciptakan seturut Citra Allah (Kej. 1:27). Yesus bergaul dengan para perempuan dan memandang mereka secara positif. Para perempuan menjadi saksi pertama kebangkitan Yesus. Beberapa kutipan dalam Perjanjian Lama, Allah digambarkan dengan model
perempuan. Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau, (Yes. 49:15-16).

Perempuan dilibatkan sebagai pembebas. Hal ini ditunjukkan Maria ketika


mengucapkan Magnificat (Kidung Maria).

You might also like