You are on page 1of 28

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1

Sejarah Singkat PT. Indonesia Power

Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya mengenai sektor ketenagalistrikan. Langkah menuju kesana diawali

dengan berdirinya Paiton Swasta 1, yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta. Kemudian pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi menerbitkan kerangka dasar kebijakan (sasaran & kebijakan pengembangan sub sektor ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang mengenai sektor ketenagalistrikan. Sebagai penerapan tahap awal, pada 1994 PLN diubah statusnya dari Perum menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya pada 3 Oktober 1995, PT PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan, yang tujuannya untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara tersebut. Salah satu dari anak perusahaan itu adalah PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali 1, atau lebih dikenal dengan nama PLN PJB 1. Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait. Kemudian perusahaan tersebut secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB 1 menjadi PT Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan. Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru didirikan pada pertengahan 1990-an, PT Indonesia Power mewarisi berbagai aset berupa pembangkit dan faslitas-fasilitas pendukungnya. Pembangkit-pembangkit tersebut memanfaatkan beragam energi seperti air, batubara, panas bumi dan sebagainya. Namun demikian, dari pembangkit-pembangkit tersebut terdapat pula beberapa pembangkit paling tua di Indonesia seperti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun

II-1

II-2

1920-an dan sampai sekarang masih beroperasi. Dari sini dapat dipandang bahwa secara sejarah pada dasarnya usia PT Indonesia Power sama dengan keberadaan listrik di Indonesia. Pembangkit-pembangit yang dimiliki oleh Indonesia Power dikelola dan dioperasikan oleh 8 unit Bisnis Pembangkitan : Priok, Suralaya, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang, Perak & Grati dan Bali. Secara keseluruhan, Indonesia Power memiliki daya mampu sebesar 7.522 MW. Ini merupakan daya terbesar yang dimiliki oleh sebuah perusahaan pembangkitan di Indonesia. (www.ckinknoazoro.wordpress.com : 19 juli 2010) Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT Indonesia Power menjalankan bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali. Pada tahun 2004. Dengan faktor kapasitas (rata-rata 58%) maupun daya mampu pembangkit, dapat mencerminkan kemampuan pembangkit PT Indonesia Power dalam menopang sistem ketenaga listrikan pada Sistem JAMALI (Jawa Madura Bali). Kapasitas Pembangkit dari masing-masing unit dapat dilihat pada Tabel 1.1 Tabel 1.1. Kapasitas Pembangkitan PT Indonesia Power

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Unit bisnis pembangkit Suralaya Priok Saguling Kamojang Mrica Semarang Perak-Grati Bali Total Indonesia Power

Daya juni 2006 (mw) 2.962 1.081 792 321 306 1.043 675 342 7.522

II-3

Gambar 1.1 UBP Suralaya

Gambar 1.2 UBP Priok

Gambar 1.3 UBP Kamojang

II-4

Gambar 1.4 UBP Mrica

Gambar 1.5 UBP Semarang

Gambar 1.6 UBP Perak-Grati

II-5

Gambar 1.7 UBP Bali

2.1.1

Lokasi dan Denah PLTP Kamojang

Unit Bisnis Pembangkit Kamojang berada di daerah perbukitan sekitar 1500 meter dari permukaan laut dan 42 Km ke arah tenggara kota Bandung. Kontur permukaan dan letak geografis mendukung kualitas atau mutu uap yang dihasilkan. Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Kamojang merupakan yang terbaik di Indonesia, karena uap yang dikeluarkan sangat kering PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembagkitan Kamojang berlokasi di Kampung Pangkalan Desa Laksana Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat dengan alamat perusahaan yaitu komplek perumahan PLTP Kamojang kotak pos 125 Garut 44101. Gambar 1.8 dibawah ini menunjukkan denah lokasi kawasan PLTP Kamojang.

II-6

Gambar 1.8 Denah lokasi kawasan PLTP Kamojang

II-7

2.1.2

Visi Misi dan Tujuan Visi:

Menjadi Perusahaan Publik dengan Kinerja kelas Dunia dan bersahabat dengan Lingkungan. Misi: Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan

mengembangkan usaha-usaha lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat, guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang. Tujuan : 1. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus-menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan. 2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan. 3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan. 4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi maupun kelestarian lingkungan. 5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai antar karyawan dan mitra kerja, serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme. .

II-8

2.2

Ruang Lingkup Kegiatan PT. Indonesia Power UBP Kamojang Kegiatan eksplorasi dikamojang yaitu dimulai sejak zaman

pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Kegiatan eksplorasi tersebut berlangsung lebih dari 25 tahun. Eksplorasi pertama kali dilakukan oleh pemerintahan Hindia Belanda yaitu pada tahun 1926 sampai dengan tahun 1928, dengan menghasilkan sumur yang bernama KMJ-3 yaitu dengan kedalaman 66 meter dengan keluaran uap kering pada suhu 14000C, dan bertekanan 2,5 atmosfer (atm). Pada tahun 1971-1979 Geothermal Survey of Indonesia yang bekerja sama dengan New Zealand Geothermal Project kembali melakukan pemboran sebanyak 14 sumur eksplorasi. Pada tahun 1978 energi panas bumi Kamojang untuk pertama kalinya menghasilkan energi listrik sebesar 0,25 MW dan diresmikan pengoperasiannya oleh Menteri Pertambangan dan Energi, Prof. DR. Subroto. Selanjutnya, pada tahun 1979 2003 kembali dilakukan pengeboran sumur pengembangan dan produksi, kemudian pada 7 februari 1983, PLTP Kamojang Unit 1 dengan kapasitas 30 MW ditetapkan secara resmi oleh Presiden RI Soeharto sebagai lapangan panas bumi pertama di Indonesia, dilanjutkan dengan peresmian PLTP Unit 2 & 3 (2 x 55 MW) pada tahun 1988 dilanjutkan kemudian pada tahun 2003 - 2007 dengan PLTP Unit 4(60MW). Total kapasitas PLTP Kamojang saat ini sebesar 200 MW, terdiri atas empat unit yakni PLTP Unit 1 dengan produksi 30 MW, unit 2 dan 3 masingmasing kapasitas 55 MW, serta PLTP unit 4 sebesar 60 MW. Keseluruhan energi listrik yang dihasilkan PLTP Kamojang dialirkan guna mendukung sistem transmisi (interkoneksi) Jawa-Bali. Pengembangan potensi panas bumi di Kamojang terus dilakukan pemerintah untuk mengoptimalkan potensi yang ada dengan mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 02 Tahun 2010 Tentang Daftar Proyek-Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Tahap II serta transmisi terkait, dengan merencanakan pengembangan PLTP Kamojang unit 5 (40 MW) dan unit 6 (60 MW).

II-9

Dan disusul dengan sub yang lain yaitu : Unit Bisnis Pembangkitan Darajat yang diselesaikan pada tahun 1993, dan sub UBP Gunung Salak yang terdiri dari unit I ( pada tahun 1994 ), unit II (pada tahun 1995), dan unit III (pada tahun1997).

II-10

2.3

Struktur Organisasi UBP Kamojang

Gambar 1.9 Struktur Organisasi UBP Kamojang

II-11

Struktur organisasi UBP Kamojang yang pada awalnya bernaung di bawah perusahaan umum listrik Jawa Bali (PT PLN PJB) kemudian pada tahun 2000 berubah namanya menjadi PT. Indonesia Power Unit Bisnis Kamojang, dengan tugas-tugas pokok dalam manajemen adalah sebagai berikut: 2.3.1 General Manager (GM)

Tugas dari seorang General Manager adalah memimpin dan mengurus unit pembangkitan sesuai dengan tujuan dan lapangan usahanya, dengan berusaha meningkatkan kerja unit pembangkitan dan mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Meliputi operasi, pemeliharaan, logistik, anggaran keuangan, mengevaluasi perkembangan unit pembangkitan dan lingkungan yang mempengaruhinya serta melaksanakan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang di hadapi PLTP Kamojang. 2. Menyusun rencana strategi PLTP Kamojang untuk mencapai tujuan sesuai dengan lapangan usahanya, dengan memperhatikan strategi dan kebijaksanaan perusahaan dan memperoses pengesahan Direksi. 3. Mengarahkan dan membina program-program operasi dan pemeliharaan unit pembangkitan. 4. Menetapkan standar-standar prosedur pelaksanaan dan akuntansi dengan memperlihatkan ketentuan yang lebih tinggi. 2.3.2 Engineer (Mesin, Listrik, Kontrol dan Instrumen)

Tugasnya membantu GM dalam penyusunan anggaran keuangan dan akuntansi, pembinaan, pengembangan, manajemen pengelolaan lingkungan, serta melaksanakan evaluasi dari realisasi dan pencapaian target kinerjanya. Dengan membuat suatu analisis dan masukan kepada GM. Perannya : memimpin dan mengelola bidang masing-masing untuk mencapai target dan sasaran unit bisnis.

II-12

2.3.3

Manajer Operasi dan Niaga

Tugas pokoknya yaitu mengkoordinasikan pengelolaan operasi dan niaga Unit Bisnis Pembangkitan dengan kegiatan utama sebagai berikut: 1. Penyusunan rencana kegiatan operasional bidang operasi. 2. Penyusunan rencana operasional penggunaan uap. 3. Pengembangan sistem dan prosedur operasi. 4. Pengkoordinasian pelaksanaan operasi. 5. Pengelolaan penjualan energi. 6. Pengendalian kehandalan dan efisiensi pengoperasian. 7. Pembinaan kompetensi bidang operasi pembangkitan. 2.3.4 Manajer Pemeliharaan

Tugas mengkoordinasikan pengelolaan Unit Pembangkitan dengan kegiatan utama sebagai berikut: 1. Penyusunan rencana kegiatan oprasional bidang pemeliharaan. 2. Pengembangan sistem dan prosedur kerja. 3. Pembinaan kompetensi bidang pemeliharaan. Manajer pemeliharaan dalam kegiatannya di bantu oleh beberapa supervisor pemeliharaan yang terbagi-bagi dalam beberapa bidang seperti di bawah ini: 2.3.4.1. Supervisor Senior Pemeliharaan Mesin

Mensupervisi pemeliharaan mesin dan alat-alat bantunya termasuk daftar kebutuhan suku cadang dan material, peralatan kerja, kebutuhan jasa, tenaga kerja serta penjadwalannya. Uraian tugas: a. Mempelajari Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Unit pembangkit serta menyetujui target-target pemeliharaan mesin. b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pemeliharaan (RPP) berdasarkan targettarget yang di setujui bersama melalui proses prohar.

II-13

c. Menyusun kebutuhan suku cadang, material, peralatan kerja, tenaga kerja, dan jasa-jasa yang di butuhkan. d. Menyelenggarakan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan batasan RPP yang telah di setujui yang telah di setujui serta meyakinkan bahwa tersedianya suku cadang, material, peralatan kerja, tenaga kerja, dan jasa-jasa yang di butuhkan. e. Membagi tugas-tugas supervisi regu pemeliharaan pelaksanaan pekerjaan serta meyakinkan bahwa setiap anggotanya telah menguasai Standard Operating Procedure (SOP) dalam tugasnya. f. Mengkoordinasikan pelaksanaan comisioning dan ujicoba perbaikan dan atau modifikasi, termasuk menyelesaikan masalah administrasinya. g. Memiliki, menyimpan, dengan teratur, memelihara kelengkapan keutuhan Operation and Maintenance Manual (O & M Manual), gambar teknik, dokumen serah terima, data uji operasi, dan data teknik operasional lainnya di bidang pemeliharaan. h. Mengikuti perkembangan di bidang teknologi bahan dan peralatan pemeliharaan sumber-sumber suku cadang dan material alternatif, termasuk kemampuan produksi dalam negeri. i. Secara aktif meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan kemauan kerja serta membina hubungan yang konstruktif dengan mitra kerja. j. Melaksanakan pembinaan profesionalis medan spesialisasi kepada bawahan melalui pengaturan dan tugas-tugas, diktat, dan On Job Training (OJT), pengembangan karier penetapan dan penilaian kerjanya termasuk pembinaan loyalitas. k. Melaksanakan tugas kedinasan yang di berikan atasan.

II-14

2.3.4.2.

Supervisor Senior Pemeliharaan Listrik

Mensupervisi pemeliharaan listrik dan alat-alat bantunya kebutuhan jasa, tenaga kerja serta penjadwalannya. Uraian tugas: a. Mempelajari Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Unit Pembangkit serta menyetujui target-target pemeliharaan mesin. b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pemeliharaan (RPP) berdasarkan targettarget yang di setujui bersama. c. Menyusun kebutuhan suku cadang, material, peralatan kerja, tenaga kerja, dan jasa-jasa yang di butuhkan. d. Menyelenggarakan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan batasan RPP yang telah di setujui serta meyakinkan bahwa tersedianya suku cadang, material, peralatan kerja, tenaga kerja, dan jasa-jasa yang di butuhkan. e. Membagi tugas-tugas supervisi regu pemeliharaan pelaksanaan pekerjaan serta meyakinkan bahwa setiap anggotanya telah menguasai Standard Operating Procedure (SOP) dalam tugasnya. f. Mengkoordinasikan pelaksanaan comisioning dan ujicoba perbaikan dan atau modifikasi, termasuk menyelesaikan masalah administrasinya. g. Memiliki, menyimpan, dengan teratur, memelihara kelengkapan keutuhan Operation and Maintenance Manual (O & M Manual), gambar teknik, dokumen serah terima, data uji operasi, dan data teknik operasional lainnya di bidang pemeliharaan. h. Mengikuti perkembangan dibidang teknologi bahan dan peralatan

pemeliharaan sumber-sumber suku cadang dan material alternatif, termasuk kemampuan produksi dalam negeri. i. Secara aktif meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan kemauan kerja serta membina hubungan yang konstruktif dengan mitra kerja. j. Melaksanakan pembinaan profesionalisme dan spesialisasi kepada bawahan melalui pengaturan dan tugas-tugas, diktat, dan On Job Training (OJT), pengembangan karier penetapan dan penilaian kerjanya termasuk pembinaan loyalitas.

II-15

k. Melaksanakan tugas kedinasan yang di berikan atasan. 2.3.4.3. Supervisor Senior Pemeliharaan Kontrol dan Instrumen Mensupervisi pemeliharaan listrik dan alat-alat bantunya termasuk daftar kebutuhan suku cadang dan material, peralatan kerja, kebutuhan jasa, tenaga kerja serta penjadwalannya. Uraian tugas: a. Mempelajari Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Unit Pembangkit serta menyetujui target-target pemeliharaan mesin. b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pemeliharaan (RPP) berdasarkan targettarget yang di setujui bersama. c. Menyusun kebutuhan suku cadang , material, peralatan kerja, tenaga kerja, dan jasa-jasa yang di butuhkan. d. Menyelenggarakan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan batasan RPP yang yang telah di setujui serta meyakinkan bahwa tersedianya suku cadang, material, peralatan kerja, tenaga kerja, dan jasa-jasa yang di butuhkan. e. Membagi tugas-tugas mensupervisi regu pemeliharaan pelaksanaan pekerjaan serta meyakinkan bahwa setiap anggotanya telah menguasai Standard Operating Procedure (SOP) dalam tugasnya. f. Mengkoordinasikan pelaksanaan comisioning dan ujicoba perbaikan dan atau modifikasi, termasuk menyelesaikan masalah administrasinya. g. Memiliki , menyimpan, dengan teratur , memelihara kelengkapan keutuhan Operation and Maintenance Manual (O & M Manual), gambar teknik, dokumen serah terima, data uji operasi, dan data teknik operasional lainnya di bidang pemeliharaan. h. Mengikuti perkembangan dibidang teknologi bahan dan peralatan

pemeliharaan sumber-sumber suku cadang dan material alternatif, termasuk kemampuan produksi dalam negeri. i. Secara aktif meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan kemauan kerja serta membina hubungan yang konstruktif dengan mitra kerja.

II-16

j. Melaksanakan pembinaan profesionalisme dan spesialisasi kepada bawahan melalui pengaturan dan tugas-tugas, diktat, dan On Job Training (OJT), pengembangan karier penetapan dan penilain kerjanya termasuk pembinaan loyalitas. k. Melaksanakan tugas kedinasan yang di berikan atasan. 2.3.4.4. Supervisor Tools

Mensupervisi dan melaksanakan proses penerimaan, penyimpanan, perawatan, dan pemakaian tools maupun alat uji sesuai ketentuan yang berlaku, dengan mengutamakan ketetapan jumlah dan mutu pelayanan. Uraian tugas: a. Menyelenggarakan dan memproses pinjam meminjam tools untuk menunjang kelancaran pemeliharaan. b. Menyelenggarakan dan memproses penyimpanan dan perawatan tools untuk mendukung program pemeliharaan unit sesuai dengan ketentuan pergudangan yang berlaku. c. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas pelaksana senior atau pelaksana sesuai dengan dengan bidangnya dan memastikan bahwa masing-masing pelaksana telah memahami dan mampu melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang berlaku. d. Menyelenggarakan tata usaha tools, serta memastikan bahwa proses telah dikerjakan dengan benar, sesuai dengan ketentuan dan kebijakan atasan, serta dokumen terkait telah dikerjakan sebagaimana mestinya. e. Mengelola sistem informasi tools, serta mensupervisi administrasi yang meliputi pencatatan pada kartu-kartu persediaan, kartu gantung serta laporan pandangan bulanan (persediaan) secara periodik. f. Mengikuti perkembangan manajemen tools untuk lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem pergudangan. g. Secara aktif meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan kemauan kerja serta membina hubungan yang konstruktif dengan mitra kerja.

II-17

h. Melaksanakan pembinaan profesionalisme dan loyalitas bawahan melalui pengaturan dan tugas-tugas, usulan diklat dan On Job Training (OJT), pengembangan karir serta penilaian kinerjanya. i. Membuat laporan pertanggung jawaban pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya. j. Melaksanakan tugas kedinasan yang di berikan atasan. 2.3.5 Manajer Logistik

Melaksanakan perencanaan evaluasi kerja pembangkitan dan rekayasa enginering dengan kegiatan utama sebagai berikut: 1. Penyusunan rencana kerja dan operasi pembangkit. 2. Penyusunan strategi penggunaan uap. 3. Penyusunan rencana kebutuhan suku cadang. 4. Pembinaan inovasi dan rekayasa bidang teknik di lingkungan di unit kerjanya. 2.3.6 Manajer Sistem dan SDM

Tugas dari Manajer Sistem dan SDM adalah mengkoordinasikan pengelolaan sumber daya manusia dan sistem informasi Unit Bisnis

Pembangkitan dengan kegiatan utama sebagai berikut : 1. Pengembangan organisasi. 2. Perencanaan dan pengadaan pegawai. 3. Pengembangan kompetensi. 4. Administrasi. 5. Pengelolaan implementasi budaya perusahaan. 2.3.7 Manajer Keuangan

Tugas dari Manajer Keuangan adalah mengkoordinasikan pengelolaan keuangan Unit Bisnis Pembangkitan dengan kegiatan utama sebagai berikut : 1. Pengelolaan anggaran unit bisnis. 2. Pengelolaan lingkungan. 3. Pengembangan sistem administrasi keuangan dan penyusunan lapangan keuangan.

II-18

2.3.8

Manajer Humas

Yaitu mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Pengelolaan kehumasan dan pengembangan komunitas. 2. Pengelolaan kesekretariatan dan rumah tangga. 3. Pengelolaan fasilitas lanjut. 4. Pengelolaan K3 dan keamanan. 2.3.9 Manajer Unit PLTP Darajat dan PLTP Gunung Salak.

Bertugas mengelola kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan PLTP yang menjadi pengawasannya dengan kegiatan utama sebagai berikut: 1. Penyusunan rencana pengoperasian dan pemeliharaan PLTP. 2. Pengendalian pelaksanaan sistem dan prosedur operasi serta pemeliharaan. 3. Pengawasan kegiatan operasi dan pemeliharaan PLTP sesuai dengan kebutuhan sistem.

2.4

Fasilitas Pabrik PLTP Kamojang Di PLTP kamojang memiliki beberapa alat yang perannya sangat

penting dan saling berkaitan, yaitu : 2.4.1 Steam Receiving Header

Alat ini merupakan suatu tabung yang memiliki diameter 1800 mm. Dan memiliki panjang 19500 mm yang memilki fungsi sebagai pengumpul uap sementara dari beberapa sumur produksi sebelum didistribusikan menuju turbin. Alat ini juga dilengkapi dengan sistem pengendalian kestabilan tekanan (katup) dan rufture disc yang berfungsi sebagai pengaman dari tekanan lebih dalam sistem aliran uap. Dengan adanya steam receiving header ini maka pasokan uap tidak akan mengalami gangguan meskipun terdapat perubahan pasokan uap dari sumur produksi.

II-19

Gambar 2.0 Steam Receiving Header 2.1.3 Vent Structure

Alat ini merupakan pelepas uap dengan peredam suara. Vent structure ini terbuat dari beton bertulang berbentuk bak persegi panjang, bagian bawahnya disekat dan bagian atasnya diberi tumpukan batu agar pada saat pelepasan uap ke udara tidak mencemari lingkungan. Dengan menggunakan nozzle diffuser maka getaran dan kebisingan dapat diredam. Vent structure dilengkapi dengan katup katup dengan sistem kerjanya pneumatic. Udara bertekanan yang digunakan untuk membuka untuk membuka dan menutup katup diperoleh dari dua buah kompresor yang terdapat di dalam rumah vent structure. Pengoperasian vent structure dapat dioperasikan dengan cara manual ataupun otomatis (system remote) yang dapat dilakukan dari panel ruangan kontrol (control room). Adapun fungsi dari vent structure adalah sebagai berikut: a. Sebagai pengatur tekanan ( agar tekanan uap masuk turbin selalu konstan), b. Sebagai pengaman yang akan membuang uap bila terjadi tekanan lebih di steam receiving header,

II-20

c. Membuang kelebihan uap jika terjadi penurunan beban atau unit stop.

Gambar 2.1 Vent Structure 2.1.4 Separator

Separator merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan zat-zat padat, silica, dan zat lain yang bercampur dengan uap yang masuk ke dalam separator. Separator yang dipakai adalah jenis cyclone berupa silinder tegak dimana pipa tempat masuknya steam dirancang sedemikian rupa sehingga membentuk arah aliran sentrifugal. Uap yang masuk separator akan berputar akibat adanya perbedaan berat jenis, maka kondensat dan partikel-partikel padat yang ada dalam aliran uap akan terpisah dan jatuh ke bawah dan ditampung dalam dust collector sampai mencapai maksimum atau sampai waktu yang telah ditentukan. Sedangkan uap yang lebih bersih akan keluar melalui pipa bagian atas dari separator. Kotoran yang ada dalam dust collector di -drain secara berkala baik otomatis ataupun manual. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya korosi, erosi dan pembentukan kerak pada turbin.

II-21

Gambar 2.2 separator 2.1.5 Demister

Alat ini berbentuk tabung silinder yang berukuran 14.5 m3 didalamnya terdapat kisi-kisi baja yang berfungsi untuk mengeliminasi butir - butir air yang terbawa oleh uap dari sumur-sumur panas bumi. Di bagian bawahnya terdapat kerucut yang berfungsi untuk menangkap air dan partikel - partikel padat lainnya yang lolos dari separator, sehingga uap yang akan dikirim ke turbin merupakan uap yang benar-benar uap yang kering dan bersih. Karena jika uap yang masuk ke turbin tidak kering dan kotor, akan menyebabkan terjadinya vibrasi, erosi dan pembentukkan kerak pada turbin. Uap masuk dari atas demister langsung menabrak kerucut, karena perbedaan tekanan dan berat jenis maka butiran air kondensat dan partikel - partikel padat yang terkandung dalam di dalam uap akan jatuh. Uap bersih akan masuk ke saluran keluar yang sebelumnya melewati saringan terlebih dahulu dan untuk selanjutnya diteruskan ke turbin. Demister ini dipasang pada jalur uap utama setelah alat pemisah akhir (final separator) yang ditempatkan pada bangunan rangka besi yang sangat kokoh dan terletak di luar gedung pembangkit.

II-22

Gambar 2.3 Demister 2.1.6 Turbin

Hampir di semua pusat pembangkit tenaga listrik memiliki turbin sebagai penghasil gerakkan mekanik yang akan diubah menjadi energi listrik melalui generator. Turbin yang digunakan disesuaikan dengan keadaan dimana turbin tersebut digunakan. Pada sistem PLTP Kamojang mempergunakan turbin jenis silinder tunggal dua aliran ( single cylinder double flow ) yang merupakan kombinasi dari turbin aksi ( impuls ) dan reaksi. Yang membedakan antara turbin aksi dan reaksi adalah pada proses ekspansi dari uapnya. Pada turbin aksi, proses ekspansi (penurunan tekanan) dari fluida kerja hanya terjadi di dalam baris sudu tetapnya saja, sedangkan pada reaksi proses dari fluida kerja terjadi baik di dalam baris sudu tetap maupun sudu beratnya. Turbin tersebut dapat menghasilkan daya listrik sebesar 55 MW per unit aliran ganda dengan putaran 3000 rpm. Turbin ini dirancang dengan memperhatikan efisiensi, dan performanya disesuaikan dengan kondisi dan kualitas uap panas bumi. Turbin di PLTP Kamojang dilengkapi dengan peralatan bantu lainnya, yaitu:

II-23

a. Turbin Valve yang terdiri dari Main Steam Valve ( MSV ) dan Governor Valve, yang berfungsi untuk mengatur jumlah aliran uap yang masuk ke turbin. b. Turning Gear ( Barring Gear ) yang berfungsi untuk memutar poros turbin pada saat unit dalam kondisi stop atau pada saat pemanasan sebelum turbin start agar tidak terjadi distorsi pada poros akibat pemanasan / pendinginan yang tidak merata. c. Peralatan pengaman, yang berfungsi untuk mengamankan bagian-bagian peralatan yang terdapat dalam turbin jika terjadi gangguan ataupun kerusakan operasi pada turbin. Peralatan pengamn tersebut adalah : Eccentricity, Differential Expansion, tekanan minyak bantalan aksial, vibrasi bantalan, temperature metal bantalan, temperature minyak keluar bantalan, over speed, emergency hand trip.

Gambar 2.4 Turbin 2.1.7 Generator

Generator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk merubah energi mekanik putaran poros turbin menjadi energi listrik. PLTP kamojang mempergunakan generator jenis hubung langsung dan didinginkan dengan air, memiliki 2 kutub, 3 fasa, 50 Hz dengan putaran 3000 rpm.

II-24

Sistem penguatan yang digunakan adalah rotating brushless type AC dengan rectifier, sedangkan tegangannya diatur dengan automatic voltage regulator ( AVR ). Kemampuan generator maksimum untuk unit 1 adalah 30 MW, sedangkan untuk unit 2 dan 3 adalah 55 MW. Generator akan menghasilkan energi listrik bolak balik sebesar 11,8 kV ketika turbin yang berputar dengan putaran 3000 rpm mengkopel terhadap generator. Perputaran pada generator tersebut akan menghasilkan perpotongan gaya gerak magnet yang menghasilkan energi listrik.

Gambar 2.5 Generator 2.1.8 Trafo Utama ( Main Transformer )

Trafo utama yang digunakan adalah type ONAN dengan tegangan 11,8 KV pada sisi primer dan 150 KV pada sisi sekunder. Tegangan output generator 11,8 KV ini kemudian dinaikkan ( Step Up Trafo ) menjadi 150 KV dan dihubungkan secara parallel dengan system Jawa - Bali. Kapasitas dari trafo utama adalah 70.000 KVA.

II-25

Gambar 2.6 Main Trasformer

2.1.9

Switch Yard

Switch yard adalah perangkat yang berfungsi sebagai pemutus dan penghubung aliran listrik yang berada di wilayah PLTP maupun aliran yang akan didistribusikan melalui sistem inter koneksi Jawa-Bali .

Gambar 2.7 Switch Yard

II-26

2.1.10

Kondensor

Kondensor adalah suatu alat untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin dengan kondisi tekanan yang hampa.. Uap bekas dari turbin masuk dari sisi atas kondensor, kemudian mengalami kondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan melalui spray nozzle. Uap bekas yang tidak terkondensasi dikeluarkan dari kondensor oleh ejector. Ejector ini juga berfungsi untuk mempertahankan hampa kondensor pada saat operasi normal dan membuat hampa kondensor sewaktu start awal. Air kondensat dipompakan oleh dua buah pompa pendingin utama ( Main Cooling Water Pump ) ke menara pendingin ( Cooling Tower ) untuk didinginkan ulang sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor. Pada saat sedang operasi normal, tekanan dalam kondensor adalah 0,133 bar, dan kebutuhan air pendingin adalah 11.800 m3/jam. PLTP Kamojang menggunakan kondensor kontak langsung yang dipasang dibawah turbin, karena kondensor kontak langsung memiliki efisiensi perpindahan panas yang jauh lebih besar daripada kondensor permukaan, sehingga ukuran dan biaya investasinya juga lebih kecil. Pemakaian kondensor ini sangat cocok karena pembangkit listrik tenaga panas bumi memiliki siklus terbuka sehingga tidak diperlukan sistem pengambilan kembali kondensat seperti yang dilakukan oleh PLTU konvesional.

Gambar 2.8 Kondensor

II-27

2.1.11

Main Cooling Water Pump (MCWP)

Main Cooling Water Pump ( MCWP ) adalah pompa pendingin utama yang berfungsi untuk memompakan air kondensat dari kondensor ke cooling tower untuk kemudian didinginkan. Jenis pompa yang digunakan di PLTP Kamojang adalah Vertical Barriel type 1 Stage Double Suction Centrifugal Pamp, dengan jumlah dua buah pompa untuk setiap unit.

Gambar 2.9 MCWP (main cooling water pump) 2.1.12 Cooling Tower

Cooling tower ( menara pendingin ) yang terpasang di PLTP Kamojang merupakan bangunan yang terbuat dari kayu yang telah diawetkan sehingga tahan air. Terdiri dari 3 ruang dan 3 kipas untuk unit 1, sedangkan untuk unit 2 dan 3 terdiri dari 5 ruang dengan 5 kipas hisap paksa. Jenis yang digunakan adalah Mechanical Draught Crossflow Tower. Air yang dipompakan dari kondensor didistribusikan kedalam bak (Hot Water Basin) yang terdapat di bagian atas cooling tower. Bak tesebut juga dilengkapi dengan noozle yang berfungsi utuk memancakan air sehingga menjadi butiran butiran halus dan didinginkan dengan cara kontak langsung dengan udara pendingin. Setelah terjadi proses pendinginan, air akan turun karena gaya gravitasi untuk seterusnya menuju bak penampung air ( Cool Water Basin ) yang terdapat di bagian bawah dari cooling tower dan seterusnya dialirkan ke kondensor yang

II-28

sebelumnya melewati 4 buah screen untuk menyaring kotoran kotoran yang terdapat dalam air. Aliran udara yang melewati tiap ruang pendingin dihisap ke atas dengan kipas hisap paksa tipe aksial. Setiap kipas digerakkan oleh motor listrik induksi dengan perantaraan gigi reduksi ( Reduction Gear ). Cooling tower dilengkapi dengan sistem pembasah (Wetting Pump System) yang gunanya untuk memompakan air dari cool water basin dan disemprotkan ke semua bagian dari cooling tower agar kondisi kayu tetap basah.

Gambar 3.0 Cooling Tower

You might also like