You are on page 1of 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Klebsiella pneumonia adalah salah satu bakteri Gram negatif, berbentuk batang pendek, memiliki ukuran 0,5-1,5 x 1,2. Bakteri ini memiliki kapsul, tetapi tidak membentuk spora. Klebsiella tidak mampu bergerak karena tidak memiliki flagel tetapi mampu memfermentasikan karbohidrat membentuk asam dan gas. Bakteri ini merupakan salah satu penyebab penyakit pneumonia. Gejala-gejala seseorang yang terinfeksi klebsiella pneumoniae adalah napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak (Brooks et al, 2005). Pneumonia yang disebabkan oleh klebsiella pneumonia terjadi melalui saluran pernafasan bagian atas, bakteri masuk ke jaringan paru, terjadi penghancuran jaringan, terbentuk daerah purulen dan nekrosis parenkim paru, terjadi abses paru, bronkiektasis, bakteri masuk aliran darah, septicemia, abses liver. Setelah masuk, bakteri kemudian menyerang ruang antara sel dan antara alveoli. Invasi ini memicu sistem kekebalan tubuh untuk mengirim neutrofil, sejenis sel darah putih defensif, ke paru-paru. Hal ini menyebabkan demam, menggigil, dan pada umum menyebabkan kelelahan pada penderita pneumonia yang disebabkan bakteri dan jamur. Neutrofil, bakteri, dan cairan dari pembuluh darah yang mengisi alveoli inimah yang mengganggu transportasi oksigen (PDPI, 2003). Pneumonia adalah penyakit umum di semua bagian dunia. Penyakit ini adalah penyebab utama kematian di antara semua kelompok umur. Pada anakanak, banyak dari kematian ini terjadi pada masa balita. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa satu dari tiga kematian bayi baru lahir disebabkan pneumonia. Lebih dari dua juta anak balita meninggal setiap tahun di seluruh dunia. Beberapa antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri yaitu dengan melakukan kombinasi (WHO, 2005). Daya antimikroba kombinasi ampisilin dan klorampenikol dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bronkopneumonia tersebut. Tetapi, belum ada antibiotik pemberian tunggal yang spesifik untuk menangani bakteri

Klebsiella pneumonia sehingga perlu dicari obat yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Penggunaan antibiotik berlebihan juga akan memberi dampak negatif kepada pasien karena kuman yang menyerang menjadi resisten terhadap antibiotik tersebut. Dengan kata lain, pasien tidak lagi mempunyai kekebalan tubuh sendiri, melainkan harus dibantu dengan antibiotik. Kadar antibiotik juga harus selalu dinaikkan untuk bisa melewati level resistensi kuman tersebut (Raharja, 2006). Salah satu upaya untuk mengurangi bahaya penggunaan antibiotika tersebut adalah dengan adanya suatu pengobatan dengan bahan alam khususnya yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau lebih dikenal dengan pengobatan herbal medicine (Muhlisah, 2011). Salah satu tumbuhan yang diyakini dapat menghambat pertumbuh anbakteri adalah jahe putih (Zingiber officinale Rosc.) karena berdasarkan hasil identifikasi fitokimia, jahe mengandung senyawa minyak atsiri dan senyawa fenol (Winarto, 2007). Hal inilah yang menjadi dasar penulis untuk melakukan penelitian dengan judul uji antibakterial ekstrak etanol tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) terhadap pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumonia.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Apakah ekstrak dari tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumonia? 2. Apakah perbedaan konsentrasi ekstrak dari tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) berpengaruh terhadap daya hambat bakteri Klebsiella pneumonia?

1.3. Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh ekstrak tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumonia serta seberapa besar daya hambat ekstrak tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) terhadap bakteri Klebsiella pneumonia.

1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini nantinya diharapkan mendapatkan manfaat ilmiah dan manfaat praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Ilmiah Sebagai salah satu rujukan bahan tentang obat tradisional dan mendapat gambaran seberapa besar daya hambat ekstrak tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) terhadap pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumonia. 2. Manfaat Praktis Sebagai informasi kepada masyarakat tentang kegunaan tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) sebagai pilihan obat alternatif.

1.5 Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah : 1. Ekstrak etanol tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) mampu mengahambat pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumonia secara in-vitro. 2. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) semakin tinggi zona hambat terhadap pertumbuhan Klebsiella pneumonia.

You might also like