You are on page 1of 31

44

BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
A. Gambaran Umum PT. Takaful Keluarga Cabang Surabaya
Dalam Pembahasan ini yang menjadi objek penelitian adalah Lembaga
PT. Takaful Keluarga Cabang Surabaya, berikut ini akan dijelaskan mengenai
ganbaran umum yang terdapat di lokasi penelitian tersebut.
1. Sejarah Takaful keluarga
1

Berawal dari sebuah kepedulian yang tulus, beberapa pihak
bersepakat untuk membangun perekonomian syariah di Indonesia. Simpul
awal ekonomi syariah tersebut ditandai dengan berdirinya bank syariah
pertama di Indonesia. Selanjutnya, simpul tersebut makin kuat dengan
terbentuknya Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI)
pada 16 tahun silam.
Atas prakarsa Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
melalui Yayasan Abdi Bangsa, bersama Bank Muamalat Indonesia Tbk.,
PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, dan beberapa
pengusaha Muslim Indonesia, serta bantuan teknis dari Syarikat Takaful
Malaysia, Bhd. (STMB), TEPATI mendirikan PT Syarikat Takaful
Indonesia (Takaful Indonesia) pada 24 Februari 1994, sebagai pendiri
asuransi syariah pertama di Indonesia.
Selanjutnya, pada 5 Mei 1994 Takaful Indonesia mendirikan PT
Asuransi Takaful Keluarga (Takaful Keluarga) yang bergerak di bidang

1
Profile Takaful Keluarga. Tanggal 14 Februari 2013.

44

45

asuransi jiwa syariah dan PT Asuransi Takaful Umum (Takaful Umum)
yang bergerak di bidang asuransi umum syariah. Takaful Keluarga
kemudian diresmikan oleh Menteri Keuangan saat itu, Marie Muhammad
dan mulai beroperasi sejak 25 Agustus 1994. Sedangkan Takaful Umum
diresmikan oleh Menristek/Ketua BPPT Prof. Dr. B.J. Habibie selaku
ketua sekaligus pendiri ICMI dan mulai beroperasi pada 2 Juni 1995.
Sejak saat itu, Takaful Keluarga dan Takaful Umum berkembang menjadi
salah satu perusahaan asuransi syariah terkemuka di Indonesia.
Dalam perkembangannya, pada tahun 1997, STMB menjadi salah
satu pemegang saham melalui penempatan modalnya dan mencapai nilai
yang signifikan pada tahun 2004. Komitmen STMB untuk terus
memperbesar Takaful Indonesia juga dibuktikan dengan setoran modal
langsung di PT Asuransi Takaful Keluarga pada tahun 2009.
Selanjutnya, pada tahun 2000 Permodalan Nasional Madani
(PNM) turut memperkuat struktur modal Perusahaan, kemudian diikuti
oleh Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 2004.
Komitmen PT Asuransi Takaful Keluarga untuk terus
meningkatkan kualitas sekaligus menjaga konsistensi layanan kepada
masyarakat ditunjukkan dengan diperolehnya sertifikasi ISO 9001:2008,
sebagai standar internasional terbaru untuk sistem manajemen mutu dari
Det Norske Veritas (DNV), Norwegia.
Kemajuan Asuransi Takaful Keluarga pada bidang asuransi syariah
terbukti dengan diperolehnya penghargaan dari berbagai pihak, di
46

antaranya dari Majalah Media Asuransi, Infobank, Investor, dan lain-lain.
Terakhir, dalam acara Islamic Finance Award 2010 yang diadakan oleh
Karim Business Consulting, Asuransi Takaful Keluarga memperoleh
predikat 3rd Rank The Best Islamic Life Insurance.
Dengan semakin berkembangnya Asuransi Takaful di Jakarta,
maka menuntut para pengurus untuk mendirikan cabang di beberapa
daerah dan salah satunya di Surabaya, karena di Surabaya dapat
memberikan peluang untuk mengembangkan usaha tersebut. Karena itu,
perusahaan PT. Asuransi Takaful mendirikan cabang di Surabaya pada
tanggal 23 September 1995. PT. Asuransi Takaful Cabang Surabaya pada
awalnya berkantor di Jl. Diponegoro No. 137 Surabaya kemudian pindah
di Jl. Bung Tomo No. 8 kav 25 Surabaya kemudian pindah lagi di Jl.
Diponegoro No.5 Surabaya dan sekarang bertempat di Jl. Raya Darmo 54-
56 Surabaya.
2. VISI
Menjadi Role Model Bisnis Syariah di Indonesia dengan
Profesional, Amanah dan Memberikan Manfaat bagi Masyarakat.
3. MISI
a. Menjadikan Asuransi Takaful Keluarga sebagai Perusahaan Asuransi
Jiwa Terbaik Di Indonesia.
b. Menjadikan Sumber Daya Manusia sebagai salah satu aset bagi
pertumbuhan perusahaan.
c. Memberikan pelayanan yang terbaik dengan dukungan teknologi.
47

4. Dewan Pengawas Syariah Takaful
Ketua : Dr. K. H. Didin Hafidhuddin, MSc.
Anggota : Dr. H. Muh. SyafiI Antonio, MEc.
Anggota : Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, MA
Anggota : Prof. Madya. Dr. Ahmad Shahbari Salamon
Anggota : Dato Sheikh Ghazali Abdul Rahman
5. PT. Syarikat Takaful Indonesia
2

PT. Syarikat Takaful Indonesia adalah Holding Company dari PT
Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Takaful Umum. Beroperasi
sejak Februari 1994 berdasarkan izin operasional dengan akte pendirian :
SK Menteri Kehakiman RI No. C2 6712 HT.01.01 Tahun 1994. surat
izin usaha perdagangan (SIUP) : SK Menteri Keuangan RI. No 533/09
01/ PB/VII/2000.
a. Pemegang Saham
Syarikat Takaful Malaysia : 56.000%
Islamic Development Bank (IDB) : 26.390%
PT Permodalan Nasional Madani (Persero) : 6.919%
PT Bank Muamalat Indonesia : 5.906%
PT Karya Abdi bangsa : 1.062%
Koperasi Karyawan Takaful : 0.102%
Pengusaha Muslim dan Pemegang Saham Lainnya : 3.621%


2
Ibid. Tanggal 18 Februari 2013.
48

b. Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Dr. Ir. B.S. Kusmuljono, MBA
Komisaris : Dato Noorazman A. Aziz
Komisaris : Ahmed S. Hariri
Komisaris : Dato Mohamed Hasan Md. Kamil
c. Dewan Direksi
Direktur Utama : Saiful Yazan Ahmad
6. PT. Takaful Keluarga
3

PT Asuransi Takaful Keluarga adalah Perusahaan asuransi jiwa
yang beroperasi berlandaskan nilai-nilai syariah. Beroperasi sejak 1994
berdasarkan izin operasional dengan akte Pendirian : SK Menteri
Kehakiman RI No. C2 9583. HT. 01.01 Tahun 1994. izin Usaha
Perasuransian : SK Menteri Keuangan RI No. 385/KMK.017/1994
a. Pemegang Saham
PT Syarikat Takaful Indonesia : 99.94%
Koperasi Karyawan Takaful : 0.06%
b. Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Dato Noorazman A. Aziz
Komisaris Independen : M. Uwan Suwendi, FSAI, FLMI, MBA
Komisaris : Dato Mohamed Hassan Md. Kamil
Komisaris : Muhammad Harris
Komisaris : Saiful Yazan Ahmad

3
Ibid., Tanggal 18 Februari 2013
49

c. Dewan Direksi
Direktur Utama : Agus Edi Sumanto, ASAI, AAIJ, RFA
Direktur Keuangan : Nor Effuandy Pfordten
7. Reasuransi / Retakaful
a. Dalam Negeri
1) PT. Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo)
2) PT. Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re)
3) PT. Tugu Reasuransi Indonesia (Tugu Re)
4) PT. Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein)
b. Luar Negeri
1) Asean Retakaful International (L) Ltd, PT LABUAN
2) Arab Insurance Group B.S.C., MANAMA HONGKONG
3) Syarikat Takaful Malaysia Sdn Bhd, KUALA LUMPUR
4) Mitsui Sumitomo Reinsurance Limited, DUBLIN 1, LABUAN
BRANCH.
5) Korean Reinsurance Company (Korean Re)
6) Labuan Reinsurance (L) Limited, LABUAN
7) Asian Reinsurance Corporation, BANGKOK
8) Beit Ladat Ettamine Saudi Tunsi, TUNIS CEDEX, FAR EAST
REGIONAL OFFICE KUALA LUMPUR
9) The Toa Reinsurance Company Limited, TOKYO, SINGAPORE
BRANCH.

50

8. Struktur Organisasi pada PT. Takaful Keluarga Cabang Surabaya.










9. Job Description PT. Takaful Keluarga Cabang Surabaya, meliputi :
a. KAPP (Kepala Administrasi Pelayanan Pemasaran) bertugas
bertanggung jawab atas operasional kantor pemasaran.
b. BAO (Bancaasurance Office) bertugas menjalin kerjasama dengan
baik untuk produk asuransi kredit
c. CFC (Coorporate Financial Consultant) bertugas memasarkan produk-
produk asuransi kumpulan
d. Area Manager Marketing Retail bertugas mengatur Marketing Retail
e. Staf Operasional bertugas menginput data SPA (Surat Pengajuan
Asuransi) dan data-data keuangan
f. Staf Pelayanan bertugas melayani kebutuhan marketing
g. Staf Umum bertugas membantu staf lain dalam menyelesaikan
tugasnya
h. TAD (Takaful Agency Director) bertugas memasarkan produk-produk
retail dana memanage TAM, TAS dan TFC
AREA MANAGER
MARKETING RETAIL

KAPP

TAD

TAD

TAD

TAM

TAS

TFC

TAS

TFC

TFC
Staf
Operasional
Staf
Pelayanan
Staf
Umum

BAD

CFC
51

i. TAM (Takaful Agency Manager) bertugas memasarkan produk retail
dan memasarkan TAS dan TFC
j. TAS (Takaful Agency Supervisor) bertugas memasarkan produk retail
dan memasarkan TFC
k. TFC (Takaful Agency Consultance) bertugas memasarkan produk
retail
10. Sarana dan Prasarana Asuransi Takaful Cabang Surabaya
4

Asuransi Takaful Cabang Surabaya berada ditempat yang
sangat strategis, dan mengenai sarana dan prasarana sudah cukup
memadai, baik sarana untuk peningkatan SDM pemasar maupun bagi para
karyawannya, yaitu diantaranya:
a. Gedung ber- lantai 3
b. Ruangan ruangan ber-AC
c. Ruang rapat dan pelatihan pengkatan SDM pemasaran
d. Telephone 30 unit 5 line
e. Komputer 20 unit
f. Mesin fax 2 unit
g. Mesin fotokopi 1 unit
h. Kursi dan meja 15 set
i. Almari 10 unit
j. Televisi 2 unit
k. Papan tulis 4 unit

4
Hasil Observasi, Tanggal 20 Februari 2013.
52

l. kamar mandi
m. Tempat parkir 6 mobil dan 50 sepeda motor
11. Profile Produk FULNADI (Takaful Dana Pendidikan)
5

a. Definisi
Program takaful dana pendidikan (FULNADI) adalah produk
dari PT. Takaful Keluarga untuk perorangan atau individu yang
ditujukan bagi orang tua yang merencanakan dana pendidikan untuk
putera-puterinya sampai sarjana, dalam mata uang Rupiah dan US
Dollar. Diluncurkan pada tanggal 15 Januari 2004.
b. Manfaat Takaful
1) Tabungan pendidikan
a) Diambil pada saat anak masuk sekolah : (TK, SD, SMP, SMU,
PT dan 4 tahun di PT).
b) Bagi hasil dari investasi yang dikembangkan secara syariah
dengan nisbah 70 : 30%.
2) Bila peserta mengundurkan diri dalam masa perjanjian, peserta
akan memperoleh nilai tunai yang merupakan saldo tabungan
ditambah bagian keuntungan atas hasil investasi dana.
3) Bila anak sebagai penerima hibah meninggal dalam masa
perjanjian atau 4 tahun setelah masa perjanjian berakhir, kepada
peserta atau ahli warisnya akan diberikan santunan duka sebesar
10 % dari manfaat takaful awal (Premi x Masa Perjanjian).


5
Profile Produk Takaful Dana Pendidikan, Tanggal 15 Januari 2013.
53

4) Jika peserta mengalami musibah dalam masa perjanjian :
a) Polis bebas premi
b) Ahli waris mendapatkan :
1) Santunan, 50% MTA apabila meninggal bukan karena
kecelakaan atau apabila cacat tetap total karena kecelakaan.
Santunan, 100% MTA apabila meninggal karena
kecelakaan.
2) Nilai tunai
(saldo tabungan ditambah bagi hasil investasi )
c) Anak penerima hibah mendapatkan :
1) Dana tahapan masuk sekolah (TK, SD, SMP, SMU, PT)
2) Beasiswa setiap tahun sejak anak masuk sekolah s.d 4
tahun di PT.
5) Bila peserta mengalami musibah dalam masa 4 tahun setelah masa
perjanjian berakhir.
a) Ahli waris akan mendapatkan :
Saldo rekening tabungan, jika meninggal bukan karena
kecelakaan atau cacat tetap total karena kecelakaan.
b) Anak penerima hibah mendapatkan :
Beasiswa sampai empat tahun di perguruan tinggi.
B. Penyajian Data dan Analisis
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di lapangan,
diperoleh data-data yang berkaitan dengan Pengelolaan dana asuransi
54

pendidikan perspektif hukum islam, khususnya data yang sesuai dengan
rumusan masalah yaitu tentang implementasi akad mudharabah Pengelolaan
dana asuransi pendidikan dan hokum Pengelolaan dana asuransi pendidikan
perspektif hukum islam. Adapun hasil temuan-temuan yang telah peneliti
lakukan akan dijelaskan melalui analisis sebagai berikut.
1. Implementasi Akad Tabarru dan Mudharabah pada PT. Takaful Keluarga
Dalam pengajuan untuk menjadi anggota pada PT. Asuransi
Takaful maka akan terjadi suatu akad. Di mana pelaksanaan akad
diwujudkan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Karena dengan ijab dan qabul
maka akan diketahui setiap pihak yang melaksanakan akad. Dan dalam
prakteknya pada perusahaan asuransi dana siswa kesediaannya peserta
dinyatakan dalam bentuk tertulis artinya peserta menyatakan kesediaannya
itu dengan mengisi formulir yang disediakan perusahaan.
Sedangkan akad yang diterapkan pada asuransi takaful dana
pendidikan ada dua akad, yaitu akad tabarru dan akad mudharabah.
Dimana implementasi dari akad tabarru ialah dimana peserta menyertakan
dananya khusus untuk kebaikan dan dimaksudkan hanya untuk tolong
menolong antar peserta. Sedangkan akad mudharabah dimaksudkan, ialah
dimana peserta selaku pemilik modal menyertakan dananya kepada
perusahaan untuk dikelola dengan prinsip bagi hasil.
Dalam prakteknya, pada asuransi syariah keluarga, peserta asuransi
bertindak sebagai rab al-amal (pemilik modal) dan perusahaan asuransi
bertindak sebagai amil (pekerja). Oleh karena peserta asuransi
55

berkedudukan sebagai rab al-amal, maka ia berhak mendapatkan bagian
keuntungan yang diperoleh perusahaan asuransi. Keuntungan yang
diterima peserta asuransi itu terjadi pada saat pembayaran klaim oleh
perusahaan asuransi. Maksudnya adalah apabila peserta asuransi syariah
keluarga tertimpa musibah (meninggal dunia), maka ahli warisnya akan
mendapatkan pembayaran klaim dari perusahaan asuransi berupa tabungan
peserta, porsi bagi hasil dan tabungan tabarru.
Dalam aplikasi mudarabah ini, perusahaan asuransi bertindak
sebagai mudharib (penerima pembayaran dari peserta untuk
diadministrasikan dan diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah).
Sedangkan yang bertindak sebagai rab al-mal atau shahib al-mal adalah
peserta asuransi syariah (yang akan menerima manfaat jasa perlindungan
serta bagi hasil dari keuntungan perusahaan asuransi).
Akad tabarru tujuan utama, yaitu terwujudnya kondisi saling
tolong-menolong antara peserta asuransi untuk saling menanggung
(takaful) bersama. Sedangkan akad mudarabah tujuannya, yaitu
berdasarkan prinsip profit and loss sharing (berbagi atas untung dan rugi),
di mana dana yang terkumpul dalam total rekening tabungan dapat
diinvestasikan oleh perusahaan asuransi yang resiko investasi ditanggung
bersama antara peserta dan perusahaan.
Dalam praktiknya, akad mudarabah terwujud tatkala dana yang
terkumpul dalam perusahaan asuransi itu diinvestasikan dalam wujud
usaha yang diproyeksikan menghasilkan keuntungan (profit). Karena
56

landasan dasar awalnya dari akad mudarabah ini adalah prinsip profit and
loss sharing, maka jika dalam investasinya mendapat keuntungan, maka
keuntungan tersebut dibagi bersama sesuai dengan porsi (nisbah) yang
disepakati. Sebaliknya jika dalam investasinya mengalami kerugian (loss
atau negative return) maka kerugian tersebut juga dipikul bersama antar
peserta dan perusahaan.
Untuk mendayagunakan dana-nya PT. Takaful Keluarga Cabang
Surabaya menginfestasikan assetnya dalam bentuk deposito syariah,
diantaranya:
a. BRI Syariah
b. Bank Syariah Mandiri
c. Bank Muamalat
d. Danamon Syariah
e. BPRS
f. BMT
g. Dll
Bapak Agung Nugraha selaku Ka. Adm Pelayanan Pemasaran
mengatakan bahwa:
Dalam asuransi Pendidikan, akad yang dipakai ada 2 macam. Akad
tersebut adalah akad tabarru dan akad mudarabah yang penerapan
dan kejelasannya harus dimengerti oleh kedua belah pihak
(perusahaan dan peserta) agar sah atau tidaknya muamalah secara
syari dapat ditentukan. Akad tabarru adalah semua bentuk akad
yang dilakukan dengan tujuan kebaikan dan tolong-menolong,
tidak ditujukan untuk komersial berupa hibah yang dilakukan
secara bersama-sama antara para peserta guna menanggung di
antara keduanya. Besarnya hibah tersebut berkisar antara 5-10%
dari total premi dan selebihnya 95-90% akan dimasukkan ke dalam
57

tabungan investasi peserta. Maksud dari akad tabarru dalam
asuransi takaful adalah di mana pihak pemberi dengan ikhlas
memberikan sesuatu (kontribusi/premi) tanpa ada keinginan untuk
menerima apa pun dari orang yang menerima, kecuali hanya
mengharapkan keridlaan Allah.
Setelah akad tabarru diketahui maka selebihnya dana yang
terkumpul masuk pada akad mudarabah. Akad mudarabah di
asuransi takaful aplikasinya atau penerapannya dalam dua keadaan,
yaitu dalam penyerahan premi oleh peserta kepada perusahaan
asuransi dan dalam investasi dari perusahaan asuransi kepada
investor.
6


Aplikasi mudarabah ini dapat diskemakan sebagaimana terlihat
dalam gambar di bawah ini :










Akad identik dengan ijab atau proposal dan qabul atau ekseptasi.
Ijab atau proposal merupakan niat yang dinyatakan oleh pemilik resiko
(peserta) untuk berbagai resiko dengan pemilik resiko lainnya yang
dikelola oleh operasor asuransi syariah dan kesanggupannya untuk
melakukan tanggung jawab tertentu, seperti membayar kontribusi dan
mengikuti ketentuan/ kondisi perjanjian atau akad asuransi syariahnya.

6
Wawancara bapak Agung Nugraha (Ka. Adm Pelayanan Pemasaran) Tanggal 25 Februari 2013.
PERUSAHAAN Biaya Operasional
Premi
Kumpulan
dana
Peserta
Total
dana
Beban
Asuransi
Surplus
Operasional
Hasil Investasi Investasi Hubungan Mudarabah
Bagian
Perusahaan
Seluruh
Peserta
58

Untuk memudahkan dokumentasi dan standardisasi ijab, operator
asuransi biasanya mengembangkan satu formulir proposal standar untuk di
isi dan ditandatangani oleh peserta program asuransi syariah. Desain
proposal dan informasi yang dimuat penyelenggara bebas
mengembangkannya, yang terpenting adalah dalam proposal harus ada
pernyataan untuk mendokumentasikan ijab.
Contoh pernyataan dalam proposal atau ijab (mudarabah):
7

........................................................................................................................
Saya/kami menerangkan bahwa semua pertanyaan di atas dan
dokumen lain yang diserahkan bersamaan dengan aplikasi ini
lengkap dan benar. Saya/kami setuju bahwa surat keterangan ini
dan semua pernyataan di atas menjadi dasar kontrak asuransi
syariah antara saya/kami dijadikan Dana Asuransi Syariah dan
pihak operator berhak mengelola dan menginvestasikan Dana
Asuransi Syariah dan pihak operator berhak mengelola dan
menginvestasikan Dana Asuransi Syariah saya/kami untuk
kepentingan perusahaan sesuai dengan prinsip al-mudarabah
seperti yang dirumuskan oleh penyelenggara dan sesuai dengan
syariah. Saya/kami selanjutnya setuju kontribusi saya/kami
dijadikan sebagai tabarru (sumbangan) dan digunakan untuk
membantu peserta lain yang kurang beruntung. Keuntungan
investasi dan/atau pengeoperasian asuransi syariah, dikembalikan
kepada saya/kami setelah dikurangi porsi mudarabah untuk
operator sebesar .........% dari surplus investasi.
........................................................................................................................
Setelah ijab atau proposal dilakukan oleh peserta maka diperlukan
qabul atau akseptasi dari penyelenggara atau perusahaan. Hal ini baik
dilakukan secara langsung dari proposal atau pun aplikasi peserta yang
bersangkutan, atau apabila pihak operator tidak dapat menyetujui
proposal/aplikasi peserta secara langsung, operator dapat mengusulkan
untuk mengganti atau mengubah sesuai ketentuan dan kondisi produk

7
Brosur Produk Takaful Pendidikan.
59

asuransi syariah yang dikelolanya. Untuk yang terakhir ini dianggap
sebagai tawaran balik keadaan peserta untuk meneruskan atau
menghentikan program tersebut.
2. Mekanisme Pengelolaan Dana Takaful
a. Mekanisme Pembayaran dana Premi
Dalam operasional takaful, sejak awal nasabah telah diberi tahu
dari mana dana yang diterimanya berasal. Bila ia meninggal atau
mengalami musibah atau kecelakaan. Hal ini dimungkinkan sebab
setiap pembayaran premi sejak awal telah dibagi menjadi 2 (dua).
Yaitu pertama, masuk ke dalam rekening pemegang polis (rekening
tabungan) dan kedua, dimasukkan ke rekening khusus (tabarru)
peserta yang diniatkan untuk membantu saudaranya yang lain. Hal ini
senada dengan prinsip asuransi syariah yang saling bertanggungjawab
dan bantu-membantu antara satu masa lain.
Pembayaran premi ini wajib dibayar nasabah, karena dengan
membayar premi maka nasabah akan mendapatkan haknya untuk
mendapatkan perlindungan yang sepantasnya dan sesuai dengan
produk yang diikuti. Pembayaran premi masing-masing produk
berbeda, untuk produk saving dapat dibayar pada bulanan, triwulan,
semesteran, maupun tahunan. Setiap peserta dapat membayar premi
tersebut melalui rekening koran, giro atau membayar langsung. Besar
premi yang akan dibayar oleh peserta tergantung kepada
60

kemampuannya. Akan tetapi, perusahaan menetapkan jumlah
minimum premi yang dapat dibayarkan.
Dalam menentukan jumlah uang dibayarkan peserta (premi)
perusahaan asuransi Takaful keluarga dengan penetapan premi yang
ada pada asuransi konvensional, sebab penetapan jumlah premi pada
perusahaan asuransi Takaful, sebenarnya pihak perusahaan hanya
menetapkan beberapa uang tabarru yang nantinya dijadikan dana
peserta sebagai sumber uang kebajikan. Adapun penentuan jumlah
premi keseluruhan itu ditentukan oleh para peserta sendiri tanpa
campur tangan pihak perusahaan.
Adapun aturan-aturan yang berkaitan dengan premi yang
dibayarkan oleh setiap peserta asuransi dama siswa adalah sebagai
berikut:
1) Setiap peserta Takaful akan menyerahkan premi asuransi sesuai
dengan kemampuannya, tetapi tidak boleh kurang dari minimal
yang ditetapkan oleh perusahaan Takaful dan pembayaran premi
dapat dilakukan secara bulanan, triwulan, setengah tahun (6 bulan)
dan setiap tahun. Seperti pada tabel I sebagai berikut :





61

Tabel 4.1
Penentuan Jumlah Premi
8

Cara Angsuran Jumlah Minimal
Bulanan
Triwulan
Setengah tahunan
Tahunan
Rp. 250.000
Rp. 400.000
Rp. 600.000
Rp. 1.000.000

2) Setiap premi yang dibayarkan dibagi dalam kedua rekening yaitu:
a) Rekening peserta, yang merupakan rekening tabungan peserta
b) Rekening khusus peserta, yang merupakan rekening tabarru
(Chanty Account) rekening yang digunakan untuk membayar
klaim peserta kepada Takaful yang mengalami musibah
kelauarga atau ahli waris.
c) Uang asuransi (premi) akan disatukan ke dalam kumpulan dan
peserta untuk selanjutnya diinvestasikan ke dalam pembiayaan-
pembiayaan produksi yang dibenarkan oleh syariah
d) Keuntungan yang diperoleh akan dibagikan sesuai dengan
perjanjian Mudharobah yang telah disepakati sebelumnya
misalnya 60% untuk peserta dan 40% untuk perusahaan
e) Bagian keuntungan peserta 60% akan dikreditkan ke dalam
rekening peserta dan rekening khusus peserta secara
proporsional.


8
Wawancara dengan ibu yetti Akhiroh (Staf Administrasi) Tanggal 26 Februari 2013.
62

b. Pemberian Santunan atau Klaim Dana Siswa
Orang tua menginginkan anaknya hidup lebih baik dari mereka,
baik dari segi agama, harga maupun pendidikan. Namun keinginan
tersebut gagal karena orang tua tersebut tidak mempunyai dana yang
cukup untuk pendidikan mereka, dikarenakan biaya pendidikan sangat
mahal. Maka orang tua tersebut dapat mempersiapkan dana pendidikan
sejak anak masih usia dini atau kecil.
Dalam mempersiapkan dana dapat direncanakan setiap tamat
belajar dan melanjutkan ke sekolah yang lebih atas. Oleh karenanya
asuransi Tafakul keluarga ini membantu untuk mempersiapkan dana
pendidikan yang cukup tinggi. Adapun manfaat yang diperoleh
disesuaikan dengan besaran premi yang dibayarkan, sebagaimana
contoh dibawah ini:
1) Jika tertanggung hidup pada masa asuransi maka pada pemegang
polis atau yang ditunjuk dana kelangsungan belajar, yakni seperti
tabel berikut :
Tabel 4.2
Pembayaran Dana Siswa
9

Anak Masuk Sekolah Dana yang Diperolah
Sekolah Dasar
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
10 % dari manfaat Takaful
15 % dari manfaat Takaful
20 % dari manfaat Takaful
40 % dari manfaat Takaful

9
Ibid., Tanggal 26 Februari 2013.
63

Misalnya : Bapak Ahmad sebagai peserta asuransi dana siswa,
mengasuransikan anaknya yang berusia 3 tahun dan
melaksanakan perjanjian selama 15 tahun, Bapak
Ahmad menyetorkan premi sesuai dengan
kemampuan premi tahunan sebesar Rp. 1.000.000,
maka yang diperoleh dana kelangsungan anaknya
pada waktu berusia 6 tahun atau pada waktu masuk
sekolah dasar.
Perhitungan : masa perjanjian 15 tahun
Premi pertama Rp. 1.000.000
Umur 6 tahun (SD) 10% MT
15 x 1.000.000 = 15.000.000 x 10% MT =
1.500.000
Maka pada saat anak masuk ke Sekolah Dasar akan
memperoleh santunan sebesar 1.500.000

Umur 12 tahun (SMP) 15% MT
15 x 1.000.000 = 15.000.000 x 15% MT =
2.250.000
Maka pada saat anak masuk ke Sekolah Menengah
Pertama akan memperoleh santunan sebesar
2.250.000

64

Umur 15 tahun (MA) 20% MT
15 x 1.000.000 = 15.000.000 x 20% MT =
3.000.000
Maka pada saat anak masuk ke Sekolah Menengah
Atas akan memperoleh santunan sebesar 3.000.000

Umur 18 tahun (Perguruan tinggi) 40% MT
15 x 1.000.000 = 15.000.000 x 40% MT =
6.000.000
Maka pada saat anak masuk ke Perguruan Tinggi
akan memperoleh santunan sebesar 6.000.000
10

Jadi jumlah Klaim yang diterima peserta mulai dari
Sekolah Dasar hingga Perrguruan Tinggi sebesar Rp
12.750.000
2) Pada masa kontrak asuransi berakhir, kepada yang ditunjuk masih
diberikan dana pembayaran siswa secara sekaligus ataupun
berkala.
Dalam hal ini disesuaikan dengan saldo akhir tahun kontrak,
asuransi tersebut berakhir kemudian dikalikan 25%.




10
Wawancara dengan bapak krisdiantoro (Staf Marketing) Tanggal 26 Februari 2013.
65


C. Pembahasan Temuan
1. Implementasi Akad Tabarru dan Mudharabah pada PT. Takaful
Keluarga
Akad yang dipakai dalam produk takaful dana Pendidikan di PT.
Asuransi Takaful Surabaya terdiri dari 2 macam, yaitu akad tabarru, dan
akad mudarabah. Akad mudharabah dalam bidang muamalah sudah ada
ketentuan dalam hukum Islam, kecuali akad tabarru merupakan sesuatu
yang baru dalam kancah hukum Islam. Untuk itulah diperlukan kejelasan
yang pasti antara teori dan praktik.
c. Akad Tabarru
Akad tabarru yang secara khusus dari awal diniatkan untuk
kebaikan dan tolong menolong di antara para peserta asuransi dalam
bidang muamalah bisa disamakan dengan hibah dan juga sebagaimana
tercantum dalam pedoman polis, karena di dalamnya mengandung
unsur memberi tanpa mengharapkan apa-apa kecuali ridha Allah. Dan
juga sebagaimana pengertian hibah ialah Akad yang menjadikan
kepemilikan tanpa adanya penggantian ketika masih hidup dan
dilakukan secara sukarela. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah
dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 177:
66

_., _!.l _ls .,`> _: 1l _...,l _,>...l
_ _,,.l ......
Artinya: dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) ...... (QS. Al-Baqarah : 177)

Rukun dalam akad hibah menurut hukum Islam itu terdiri dari
4 macam, yaitu pemberi (wahib), penerima (mauhub lah), barang yang
dihibahkan (mauhub) dan sighat (ijab dan qabul). Keempat rukun
tersebut apabila dimasukkan dalam prakteknya adalah peserta asuransi
berkedudukan sebagai pemberi (wahib), peserta asuransi yang
mengalami kemalangan berkedudukan sebagai penerima (mauhub
lah), dana peserta yang diambil 5-10% untuk menolong peserta yang
mengalami kemalangan berkedudukan sebagai barang yang
dihibahkan (mauhub), dan perjanjian tertulis yang harus diisi oleh
peserta serta ditandatangani sebagai bentuk setuju melakukan tranaksi
tersebut berkedudukan sebagai sighat (ijab dan qabul). Dalam
pernyataan tersebut, Perusahaan Asuransi tidak diikutsertakan karena
akad tabarru diperuntukkan antar para peserta asuransi dan dalam
akad ini Perusahaan Asuransi hanya sebagai amil (pekerja) yang
mengaturdana dari para peserta asuransi. Untuk itu, rukun hibah sudah
terpenuhi dan menunjukkan dibolehkannya akad tersebut.
Syarat akad hibah menurut hukum Islam itu disesuaikan
dengan rukun hibah yang terdiri dari 4 macam. Untuk pemberi
67

disyaratka barangnya milik sendiri, tidak dibatasi hakya oleh sesuatu
alasan, cakap bertindak menurut hukum, dan tidak dipaksa. Syarat
tersebut bisa dilihat dari formulir pendaftaran yang mencantumkan
pekerjaan peserta untuk menentukan kedewasaan peseta melakukan
transaksi, pernyataan sudah dimengerti para peserta dan
ditandatangani menunjukkan tidak dipaksa.
Untuk penerima disyaratkan orang tersebut harus benar-benar
ada pada waktu hibah, dalam asuransi dapat ditunjukan dengan dana
yang diberikan kepada peserta yang mengalami kemalangan posisinya
pada waktu tersebut masih dalam keadaan hidup meskipun nantinya
ada peserta yang mengalami kemalangan berupa kecelakaan, sakit,
bahkan meninggal dunia baru dana tersebut diberikan.
Untuk benda yang dihibahkan disyaratkan benda tersebut
benar-benar ada, mempunyai nilai, dapat dimiliki zatnya, diterima
peredarannya dan pemilikannya dapat dialihkan dan dapat dipisahkan
dan diserahkan kepada penerima. Kesemuanya dapat dilihat dari dana
tabarru yang diambilkan dari pada peserta yang melakukan transaksi
asuransi dalam berbagai macam produk, dikumpulkan dalam tabungan
khusus dengan nilai ketentuan 5-10% dari premi asuransi dan
diserahkan ketika ada salah satu peserta yang mengalami kemalangan.
Porsi 5-10% dalam akad tabarru yang ditetapkan pihak asuransi
memang sedikit dipaksakan untuk peserta (dinamakan derma
bersyarat), padahal dalam ketentuan hibah menurut hukum Islam tidak
68

ada batasan nilai amta uang yang diberikan. Hal ini dibolehkan,
karena alasan untuk mengkoordinir dana para peserta guna
menimbulkan keadilan di antara para peserta dengan menyamakan
nilai dana yang diambil dan mencegah pemberian peserta semaunya
sendiri.
Untuk sighat (ijab dan qabul) disyaratkan ada pernyataan yang
mewakili transaksi tersebut baik berupa ucapan maupun tulisan. Hal
ini terbukti dari perjanjian yang dibuat Perusahaan Asuransi kepada
peserta dengan bentuk tulisan dan tanda tangan peserta sebagai bentuk
persetujuan dalam mengikuti prosedur produk asuransi.
d. Akad Mudharabah
Akad mudrabah merupakan akad investasi dana peserta yang
porsinya 90-95% setelah diambil dari 5 10% dana tabarru di kelola
oleh perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Dalam hal ini,
perusahaan berkedudukan sebagai amil (pekerja) sedangkan peserta
asuransi berkedudukan sebagai rab al-mal (pemilik modal), sehingga
akad ini diperuntukkan antara Perusahaan Asuransi dengan peserta
asuransi. Hal tersebut sesuai dengan hukum Islam dalam hadits yang
berbunyi, Tiga macam yang dapat berkah Allah SWT yaitu jual beli
dengan masa temponya, memodali orang dan mencampur gandum
kasar dan gandum halus di rumah tetapi bukan untuk jualan.
Rukun dalam akad mudarbah menurut hukum Islam terdiri dari
orang yang berakad, modal, keuntungan, kerja dan akad (ijab dan
69

qabul). Kesemuanya apabila dimasukkan dalam praktek asuransi
adalah peserta dan Perusahaan Asuransi berkedudukan sebagai orang
yang berakad, dana dari peserta sebesar 90-95% dan dana dari
Perusahaan Asuransi berkedudukan sebagai modal, pembagian porsi
60% untuk peserta dan 40% untuk Perusahaan berkedudukan sebagai
keuntungan, dana tersebut diinvestasikan Perusahaan melalui investasi
syariah berkedudukan sebagai kerja, perjajian tertulis yang dibuatkan
Perusahaan kepada peserta asuransi serta ditandatanganinya perjanjian
tersebut berkedudukan sebagai sighat (ijab dan qabul). Kesemuanya
sesuai antara teori dan praktek yang ada, sehingga menunjukkan
kebolehan hukum atas akad tersebut.
Untuk syarat dalam akad mudarabah menurut hukum Islam
terdiri dari orang yang melakukan transaksi disyaratkan cakap
bertindak hukum, mampu bertasharruf dan cakap sebagai wakil dapat
dibuktikan dengan ketentuan batasan usia peserta mulai usi 20 tahun
ke atas, yang mana dalam Islam itu sudah melebihi batas dewasa
seseorang, yaitu usia 9 tahun untuk perempuan dan usia 15 tahun
untuk laki-laki bahkan dalam KUHP Perdata batasan usia itu sudah
cukup karena batasan yang disebut dewasa adalah 17 tahun atau
kurang 17 sudah menikah. Begitu juga dengan pengelolaan dana
peerta dalam hal halinipegaai suransi sudahdipilihkan orang
profesional dalam bidang asuransi.
70

Untuk modal dalam huum Islam disyaratkan berbentukuang,
jelas jumlahnya, tunaidan diserahkan sepenuhnya kepada pengelola
modal (mudarib). Hal ini bisa dilihat dari jumlah yang sudah
ditentukanberupa 90-95% diambilkan dair dana peserta
tersebutdiserahkan kepda perusahaan asuransi untuk diinvestasikan
secara syariah.
Untuk keuntungan dalam hukum Islam disyaratan harus jelas
bagian keuntungan yang diperoleh. Hal ini terlihat dari ketentuan
pembagian porsi 60% untuk peserta dan 40% untuk Perusahaan.

2. Mekanisme Pengelolaan Dana
Asuransi adalah suatu bentuk muamalah dimana hal tersebut
adalah kerjasama mudharabah antara dua orang dengan penggambaran
satu orang sebagai pemilik modal dan lain pihak sebagai pengelola modal.
Takaful dalam kegiatan pengelolaan dananya bertumpu pada
konsep tolong menolong dalam kebaikan dan takwa (wataawanu alal birri
wat taqwa), serta perlindungan (at-tamin), menjadikan semua peserta
sebagai keluarga besar yang saling menanggung satu sama lain. Sistem ini
diatur dengan meniadakan tiga unsur yang bertentangan dengan ajaran
Islam, yaitu magrib (gharar, maisir dan riba). Ketiga unsur tersebut
dianggap masih terkandung dan tersirat dalam konsep asuransi
konvensional. Dengan berasaskan saling bertanggungjawab, saling
kerjasama dan bantu membantu, serta saling melindungi dari berbagai
71

kesusahan. Asuransi takaful memberikan bentuk perlindungan yang sesuai
dengan syariat Islam. Sebagaimana Sabda Rosulullah SAW:

Artinya: Seorang mumin dengan mumin yang lain ibarat sebuah
bangunan, satu bagian menguatkan bagian yang lain (HR Muslim dari
Abu Musa al-Asyari).

Selagi tidak mengandung unsur yang dilarang seperti maisir,
gharar, dan riba pada dasarnya segala bentuk kegiatan muamalah itu boleh
sehingga ada dalil yang mengharamkannya, dalam kaidah fiqh disebutkan:


Artinya: Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.

Artinya Segala mudharat (bahaya) harus dihilangkan.
Namun dalam praktek pengelolaan dananya, dalam asuransi
konvensional dikenal adanya dana hangus. Dikatakan dana hangus bila
peserta tidak bisa melanjutkan pembayaran premi dan ingin
mengundurkan diri sebelum masa jatuh tempo. Begitu pula dengan
asuransi jiwa konvensional non saving (tidak mengandung unsur
tabungan) atau asuransi kerugian. Jika habis masa kontrak dan tidak terjadi
klaim, maka premi asuransi yang sudah dibayarkan hangus atau menjadi
keuntungan perusahaan asuransi, sehingga yang terjadi salah satu pihak
diuntungkan sedangkan pihak lain merasa dirugikan atau di kenal dengan
istilah maisir (Perjudian).
Dalam konsep asuransi syariah, mekanismenya tidak mengenal
dana hangus. Peserta yang baru masuk sekalipun karena satu dan lain hal
72

ingin mengundurkan diri, maka dana atau premi yang sebelumnya sudah
dibayarkan bisa diambil kembali. Kecuali sebagian kecil yang sudah
diniatkan untuk dana tabarru, yang tidak bisa diambil.
Sehingga untuk menghindari ketiga unsur tersebut yang dilarang
oleh agama, maka pada kegiatan pengelolaan dananya lembaga asuransi
syariah ditanamkan nilai-nilai keislaman yang didasarkan pada hukum
syara dengan merubah sistem yang dianggap mengandung ketiga unsur
tersebut, yakni:
a. Menghindari gharar (ketidakpastian)
Dalam syariat islam kita tidak diperbolehkan bertransaksi yang
menyangkut unsur ketidak pastian. Seperti dalam asuransi
konvensional, peserta tidak mengetahui apakah ia mendapatkan klaim
atau tidak, karena klaim sangat bergantung pada risiko yang
menimpanya. Jika ada risiko, maka ia akan mendapatkan klaim, jika
tidak ada risiko, maka ia tidak mendapatkan klaim. Sebagaimana sabda
Nabi Muhammad SAW:
Abu Hurairah mengatakan bahwa rosulullah SAW melarang jual beli
hashah dan jual beli gharar (HR. Bukhari Muslim)

Salah satu upaya untuk menghindari unsur gharar tersebut yaitu
dengan cara semua peserta menjadi penolong, dan penjamin satu sama
yang lainnya, dan peserta asuransi sejak awal telah diberi tahu dari
mana dana klaim akan diterimanya apabila mendapatkan musibah.
b. Menghindari Maisir (perjudian)
73

Unsur Maisir artinya adalah salah satu pihak diuntungkan
sedangkan dilain pihak merasa dirugikan. Hal ini tampak jelas apabila
pemegang polis dengan sebab-sebab tertentu membatalkan kontraknya
sebalum masa reversing period, biasanya tahun ketiga maka yang
bersangkutan tidak akan menerima kembali uang yang sudah
dibayarkan kecuali sebagian kecil saja. Dalam hal ini Allah SWT
berfirman:
!!., _ `.., !..| `.>' .,.l ,!.. `.l _>
_. _.s _.L,:l :,..>! >l-l >l. _
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan
panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan (QS. Al-maidah: 90)

Upaya untuk menghindari unsur maisir dalam asuransi syariah
apabila peserta tidak mengalami musibah atau kecelakaan selama
menjadi peserta, ia masih berhak mendapatkan premi yang disetorkan
kecuali dana yang dimasukkan kedalam dana tabarru. Sedangkan
kelebihan dana klaim yang diterimanya hanya merupakan tabarru atau
kebaikan yang diberikan oleh peserta lain.
c. Menghindari Riba
Riba merupakan bentuk transaksi yang harus dihindari
khususnya dalam berasuransi. Kontribusi (premi) yang di bayarkan
nasabah harus diinvestasikan pada investasi yang sesuai dengan
dengan syariah dan sudah jelas kehalalannya. Demikian juga dengan
74

sistem asuransi syariah juga harus menerapkan sistem sharing of risk
yang bertumpu pada akad tabarru. Sehingga menghilangkan unsur
riba pada pemberian manfaat (klaim) asuransi syariah kepada nasabah.
Firman Allah SWT:
_> < _,,l > ,l ..........
Artinya: Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
(QS. Al-baqarah: 275)

Allah SWT juga telah mengingatkan dalam firmannya:
!,!., _ `.., l!. >l. ,., _L.,l!,
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (QS. An-nisa: 29)

Untuk menghindari unsur riba sebagaimana firman Allah SWT
diatas, maka dalam asuransi syariah tidak ada yang namanya bunga,
akan tetapi dana yang terkumpul diinfestasikan dengan prinsip bagi
hasil (Mudharabah).

You might also like