You are on page 1of 4

Eksperimen 2 / Pengukuran Permeabilitas Magnetik Udara dengan Neraca Arus ( Current Balance ) Kelompok XI

PENGUKURAN PERMEABILITAS MAGNETIK UDARA DENGAN NERACA ARUS (CURRENT BALANCE) Nova Setyawan G.P (083184211) dan Arif Efendi (083184209) Jurusan Fisika, FMIPA, UNESA ABSTRAK
Telah dilakukan eksperimen dengan judul pengukuran permeabilitas magnetik udara dengan neraca arus (current balance) yang bertujuan untuk menentukan besarnya permeabilitas magnetik udara (0). Metode yang kami gunakan adalah merangkai alat seperti pada rancangan percobaan, mengkalibrasi alat, menaruh massa, mengalirkan arus, dan memutar sudut putar hingga neraca setimbang. Dari hasil percobaan yang kami lakukan diperoleh nilai permeabilitas magnetik udara berkisar antara 0,05 x 10-7 Tm/A sampai 0,25 x 10-7 Tm/A. Dari hasil tersebut juga didapat nilai permeabilitas magnetik udara berdasarkan grafik hubungan antara sudut putar () dengan kuat arus (I) sebesar 0,07 x 10-7 Tm/A. Hasil tersebut tidak sesuai dengan hasil teoritis permeabilitas magnetik udara sebesar 4 x 10-7 Tm/A. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apabila suatu kawat yang dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet disekelilingnya. Jika suatu kawat berarus berada dalam daerah medan magnet maka kawat akan mengalami gaya magnetik. Adanya penyimpangan ketika kawat di aliri arus listrik tersebut, menunjukkan bahwa kawat tersebut mendapat suatu gaya yang disebut dengan gaya Lorentz. Dalam perhitungan gaya Lorentz maupun medan magnet selalu menggunakan tetapan permeabilitas magnetik yaitu sifat bahan magnet pada keadaan tertentu dan merupakan perbandingan antara induksi magnet B dan intensitas magnet H. untuk menentukan besarnya tetapan permeabilitas tersebut kami melakukan eksperimen yang berjudul pengkuran permeabilitas magnetik dengan menggunakan neraca arus (current balance). B. Rumusan Masalah Berapa besarnya permeabilitas magnetik udara (0) ? C. Tujuan Percobaan Menenentukan besarnya permeabilitas magnetik udara (0) denga neraca arus. D. Hipotesis Nilai permeabilitas magnetik udara sebesar 1,26x10-6 Henry/m atau 4x10-7 wbA1 -1 m atau 4 x 10-7 Tm/A II. DASAR TEORI Permeabilitas magnetik adalah kemampuan suatu benda untuk dilewati garis gaya magnet dan merupakan perbandingan antara induksi magnet B dan intensitas magnet H. Suatu kawat dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet disekelilingnya. Adanya penyimpangan ketika kawat tersebut dialiri arus menunjukkan bahwa kawat tersebut mendapat gaya yang disebut dengan gaya Lorentz. Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan. F B I

Ketika gaya Lorentz (FL), arus listrik (I), dan medan magnet (B) adalah besaran vector maka peninjauan secara matematik besar dan arah gaya Lorentz ini hasil perkalian vector (cross product) dari I dan B, maka:

= x
Untuk panjang kawat l meter perhitungan gaya Lorentz yang mempengaruhi kawat tiap satuan panjang dapat dihitung dengan: | | = | | | | | = | | | | | =|

| sin , = 900 | sin 90 . (1) | | | | |

Dengan: FL : Gaya Lorentz (N) B : Kuat medan magnet I : Arus listrik pada kawat (A)

: Panjang kawat penghantar (m) Induksi magnet disekitar kawat lurus panjang sebanding dengan arus (I) dan berbanding terbalik dengan jaraknya (r), memiliki perbandingan 0/2 dan memenuhi hubungan sebagai berikut: B= .. (2)

B. Alat dan Bahan Current Balance ( pasco EM-8623 ) Set massa Adaptor Power supply Konektor Penggaris

C. Variabel Percobaan Variabel kontrol : massa ( m ) Variabel manipulasi : kuat arus ( I ) Variabel respon : sudut putar ( ) D. Langkah Percobaan 1. Merangkai alat seperti pada rancangan percobaan. 2. Mengkalibrasi alat percobaan hingga posisi setimbang 3. Menaruh massa pada cawan massa 4. Mengalirkan arus dari power supply 5. Memutar piringan untuk mendapatkan sudut putar 6. Mengkalibrasi alat untuk pecobaan selanjutnya 7. Mengulangi untuk arus yang berbeda IV. DATA DAN ANALISIS m (kg) l (m) r (m) I (A) 4,00 5,01 6,01 6,99 8,00 8,96 (0) 13 16 20 24 28 43

Persamaan 2 disubstitusikan ke persamaan 1, maka diperoleh : | |= . (3)

Neraca arus atau current balance ini, besarnya gaya Lorentz yang bekerja sama dengan besarnya gaya tangensial yang ada.

| |=k
Ftangensial Florentz k
k

dan

k Fl k
mgl k k mgl

2r 0 l I2

Dengan: 0 m g r l I

: permeabilitas magnetik udara : massa beban : percepatan gravitasi bumi : jarak antar kawat : panjang kawat : kuat arus pada kawat

10-5

0,3

2.10-3

III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Rancangan Percobaan

Dengan menggunakan prinsip kerja dari current balance yaitu gaya tangensial akan setara dengan gaya yang bekerja pada penghantar lurus sejajar yang dialiri arus listrik atau yang bisa disebut dengan gaya Lorentz, sehingga neraca tetap pada keadaan setimbang. Dengan kata lain pada neraca arus atau current balance ini, besarnya gaya Lorentz yang bekerja sama dengan besarnya gaya tangensial yang ada. Sehingga diperoleh formulasi :

Dari percobaan di atas dengan formulasi yang ada diperoleh permeabilitas magnetik udara sebagai berikut:

m (kg)

l (m)

r (m)

10

-5

0,3

2.10

-3

I (A) 4,00 5,01 6,01 6,99 8,00 8,96

(0) 13 16 20 24 28 43

0 (Tm/A) 0,25.10-7 0,16.10-7 0,11.10-7 0,08.10-7 0,06.10-7 0,05.10-7

Dari persamaan garis maka diperoleh slope grafik sebesar 0,004 rad / A2. Sehingga akan diperoleh : Slope =

0 = Dengan menggunakan data pertama maka akan diperoleh nilai permeabilitas magnetik udara sebesar 0,07 x 10-7 Tm/A.
Secara fisis grafik tersebut menunjukkan bahwa semakin besar arus (I) maka semakin besar pula sudut putar (). V. DISKUSI Pada percobaan yang kami lakukan nilai permeabilitas magnetik udara yang kami peroleh berkisar antara 0,05.10-7 Tm/A sampai 0,25.10-7 Tm/A berdasarkan perhitungan. Sedangkan berdasarkan grafik hubungan antara sudut putar () dengan kuat arus ( I ) diperoleh nilai permeabilitas magnetik udara sebesar 0,07 x 10-7 Tm/A. Hasil tersebut tidak sesuai dengan nilai konstanta permeabilitas magnetik udara sebesar 4 x 10-7 Tm/A. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu kesulitan kami dalam mengamati posisi setimbang neraca arus ( indikator penyeimbang ) sehingga penentuan sudut putar juga sulit. VI. SARAN Adapun saran dalam melakukan percobaan ini yaitu sebagi berikut: Untuk hasil terbaik dalam perhitungan nilai 0, jarak antara kedua kawat penghantar harus benar-benar dalam keadaan setimbang. Massa beban yang digunakan juga harus sekecil mungkin, menggunakan massa yang besar tidak menjaminkan memperoleh hasil yang baik. VII. KESIMPULAN Dari percobaan yang kami lakukan didapat nilai konstanta permeabilitas magnetik udara berdasarkan perhitungan berkisar antara 0,05.10-7 Tm/A sampai 0,25.10-7 Tm/A. Sedangkan berdasarkan grafik hubungan antara sudut putar () dengan kuat arus ( I ) diperoleh nilai permeabilitas magnetik udara sebesar 0,07 x 10-7 Tm/A. Secara fisis grafik tersebut menunjukkan bahwa semakin besar arus (I) maka semakin besar pula sudut putar ().

Dengan mengkontrol m, l dan r, sedangkan I adalah yang dimanipulasi maka akan diperoleh respon yaitu sudut putar (), yang nantinya akan di dapat permeabilitas magnetik udara. Dari table di atas diperoleh nilai permeabilitas magnetik udara berkisar antara 0,05.10-7 Tm/A sampai 0,25.10-7 Tm/A. Hasil tersebut tidak sesuai dengan nilai konstanta permeabilitas magnetik udara yaitu 4 x 10-7 Tm/A. Selanjutnya nilai permeabilitas magnetik udara dapat ditentukan dengan metode grafik hubungan antara sudut putar () dengan kuat arus ( I ).
Grafik hubungan antara sudut putar () dengan kuat arus (I)
50

sudut putar ( ) (0)

40 30 20 10 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

y = 0.004x2 - 0.026x + 13.22

kuat arus ( I ) Ampere

Pada grafik didapat persamaan garis sebagai berikut: y = 0,004x2 - 0,026x + 13,22 Persamaan tersebut sesuai dengan persamaan grafik fungsi kuadrat yaitu y = ax2 + bx + c dari persamaan yang sudah diperoleh : k = I2

VIII. DAFTAR PUSTAKA Halliday-Resnick. 1989. Fisika Jilid 2 edisi ketiga. Jakarta : Erlangga. Giancoli, Dauglas C. 2001. Fisika Jilid 2 edisi kelima. Jakarta : Erlangga. Sarojo, Ganijanti. 2002. Seri Fisika Dasar Mekanika Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Teknika Zemansky, Sears. 1962. Fisika untuk Universitas 2 Listrik Magnet. Jakarta : Erlangga. Edminister, Joseph A. 1990. Elektromagnetika. Jakarta : Erlangga.

You might also like