You are on page 1of 0

RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 I - 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-
tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya,
guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/ daerah dalam jangka waktu tertentu,
ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah meliputi tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah terdiri atas:
a. RPJ PD;
b. RPJ MD;
c. Renstra SKPD;
d. RKPD; dan
e. Renja SKPD.
Rencana pembangunan jangka panjang daerah yang selanjutnya disingkat RPJ PD
adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun yang disusun
dengan mengacu pada RPJ PN, RPJ PD provinsi, RTRW kabupaten Nias Barat dan
memperhatikan RPJ PD dan RTRW kabupaten/kota sekitar. RPJ PD Kabupaten Nias Barat
disusun dalam beberapa tahapan yaitu persiapan penyusunan RPJ PD, penyusunan
rancangan awal RPJ PD, pelaksanaan musrenbang RPJ PD, perumusan rancangan akhir RPJ PD
dan penetapan RPJ PD, dengan bagan alir selengkapnya terlihat pada gambar 1.1.
Pemerintah Kabupaten Nias Barat merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten
Nias yang berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Kabupaten Nias Barat di Provinsi Sumatera Utara dalam pelaksanaan pembangunan
memerlukan upaya-upaya terencana, strategis dan berkesinambungan yang dituangkan ke
dalam suatu dokumen perencanaan pembangunan daerah yang berdimensi jangka panjang
dan berorientasi pada perwujudan kesejahteraan masyarakat.
RPJ PD ini selanjutnya menjadi landasan penyusunan Rencana Pembangunan J angka
Menengah Daerah (RPJ MD), serta menjadi arahan bagi calon Kepala Daerah dalam
merumuskan visi misi mereka, dan bersifat mengikat seluruh komponen masyarakat
Kabupaten Nias Barat, baik itu pemerintah daerah, dunia usaha maupun masyarakat umum
lainnya.
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 I - 2
Gambar 1.1
Bagan Alir Penyusunan RPJ PD Kabupaten Nias Barat

PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJ PD
Persiapan
Penyusun RPJ PD
Analisis
Gambaran
umumkondisi
daerah
Kabupaten/
Kota
Penelaahan
RPJ PN,
RPJ PD
Provinsi dan
RPJ PDkab/
kota lainnya
Penelaahan
RTRWKab/
Kota dan
RTRWkab/
kota daerah
lainnya
Analisis isu-
isu strategis
pembangunan
jangka panjang
kabupaten/kota
Pengolahan
data dan
informasi
Perumusan
Permasalahan
Pembangunan
Daerah
Kabupaten/
kota
Rancangan Awal RPJ PD
pendahuluan;
gambaran umumkondisi daerah;
analisis isu-isu strategis;
visi dan misi daerah;
arah kebijakan.
MUSRENBANG
RPJ PD
PERUMUSAN
RANCANGAN AKHIR
RPJ PD
PENETAPAN
RPJ PD
Pelaksanaan
ForumKonsultasi
Publik
Perumusan
Sasasaran
pokok dan arah
kebijakan
Perumusan
visi dan misi
daerah
kabupaten/
kota
Naskah
Kesepakatan
Musrenbang
RPJ PD
Penyiapan
data dan
kegiatan
Perumusan
hasil
Musrenbang
Pelaksanaan
Musrenbang
RPJ PD
Perumusan
Rancangan
Akhir RPJ PD
Penyampaian
Rancangan
Akhir RPJ PD
Pembahasan
Rancangan
Akhir RPJ PD
RancanganAkhir RPJ PD
Pendahuluan
Gambaranumumkondisi daerah
Analisisisu-isusrategis,
Visi danmisi pembangunan
jangkapanjangdaerah
Arahkebijakanjangkapanjang
daerah
Perda tentang
RPJ PD
RPJ PD
Pendahuluan
Gambaranumum
Kondisi daerah
Analisisisu-isu
srategis
Visi danmisi
Pembangunan
jangka panjang
daerah
Arahkebijakan
jangkapanjang
daerah
Rancangan Perda
ttg RPJ PDbeserta
Rancangan akhir
RPJ PD
Masukan dari
SKPD
Pembahasan
rancanganperda
tentangRPJ PD
bersamaDPRD
Persetuuan
bersamaperda
tentangRPJ PDoleh
DPRDdanKepala
Daerah
Penyampaian
rancangan perda
tentang RPJ PD
kepada DPRD
Penyampaian
PerdaTtg
RPJ PDkepada
PemPro
Konsultasi
rancangan
akhir RPJ PD
Penyempurnaa
n rancangan
akhir RPJ PD
Penyelarasan
visi, misi dan
arah kebijakan
RPJ PD
Kabupaten/Kota
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 I - 3
Perumusan dan penyusunan RPJ PD Kabupaten Nias Barat menggunakan
pendekatan teknokratis, partisipatif, politis serta top-down dan bottom-up, yang berarti:
1. Pendekatan teknokratis dalam penyusunan RPJ PD menggunakan metoda dan
kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah,
merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
terkait perencanaan pembangunan berdasarkan bukti fisis, data dan informasi yang
akurat, serta dapat dipertanggungjawabkan.
2. Pendekatan partisipatif dalam penyusunan RPJ PD dilaksanakan dengan melibatkan
semua pemangku kepentingan (stakeholders) dengan mempertimbangkan relevansi
pemangku kepentingan yang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan,
kesetaraan antara para pemangku kepentingan dari unsur pemerintahan dan non
pemerintahan dalam pengambilan keputusan, adanya transparasi dan akuntabilitas
dalam proses perencanaan, keterwakilan seluruh segmen masyarakat, terciptanya
rasa memiliki terhadap dokumen perencanaan pembangunan daerah dan terciptanya
konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting pengambilan keputusan.
3. Pendekatan politis dalam penyusunan RPJ PD berarti bahwa program-program
pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon kepala daerah dan wakil kepala
daerah terpilih pada saat kampanye, disusun ke dalam rancangan RPJ MD dengan
dilandasi oleh RPJ PD.
4. Pendekatan top-down dan botom-up dalam penyusunan RPJ PD berarti hasilnya
diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan mulai dari desa, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, dan nasional, sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergi
pencapaian sasaran rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan
daerah.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4287);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 I - 4
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 4438, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4139);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan J angka Panjang
Nasional (RPJ PN) Tahun 2005 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4723);
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4275);
10. Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Barat di
Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 183,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4930);
11. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor
96, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4663);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4664);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 I - 5
16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 48; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah mengalami beberapa kali perubahan terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 310);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
19. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 7 Tahun 2003 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2003-2018.
20. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Rencana
Pembangunan J angka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2025.
21. Peraturan Daerah Kabupaten Nias Barat Nomor 9 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Nias Barat;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Nias Barat Nomor 10 Tahun 2012 tentang Urusan
Pemerintah yang menjadi Kewenangan Daerah Kabupaten Nias Barat;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Nias Barat Nomor 11 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Dinas Daerah Kabupaten Nias Barat;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Nias Barat Nomor 12 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Nias Barat;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Nias Barat Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Lain Kabupaten Nias Barat;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Nias Barat Nomor 14 Tahun 2012 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kecamatan Kabupaten Nias Barat;
1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJ PD dengan Dokumen Rencana Pembangunan
Daerah lainnya
Secara normatif, penyusunan RPJ P Kabupaten merupakan bagian dari RPJ P
Nasional. Pola pikir penyusunan RPJ P berdasarkan pendekatan sistematis yang berlandaskan
pada identifikasi permasalahan yang kemudian dijadikan agenda prioritas untuk pencapaian
sasaran-sasaran pembangunan secara indikatif. RPJ P merupakan dokumen perencanaan
pembangunan kabupaten dalam periode 20 (dua puluh) tahun. RPJ P paling tidak memuat
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 I - 6
beberapa materi yang berkaitan dengan filosofi perencanaan kabupaten yang merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan strategi pembangunan kabupaten.
RPJ P Kabupaten Nias Barat mengacu pada RPJ P Nasional dan RPJ PD Provinsi
Sumatera Utara, RTRW Kabupaten Nias Barat, dengan memperhatikan RPJ PD Kabupaten di
sekitarnya dan dokumen hasil studi lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengintegrasikan
berbagai sumber informasi agar konsepsi perencanaan ini bersifat komprehensif. Secara
vertikal dan horisontal, RPJ P Kabupaten Nias Barat ini diharapkan dapat memenuhi
konsistensi pembangunan baik secara nasional maupun secara regional.
Penjabaran strategi pembangunan kabupaten yang tertuang dalam penyusunan
RPJ P ini meliputi kajian permasalahan dan agenda pembangunan, prioritas pembangunan,
analisis penjabaran agenda sektoral dan regional yang berisi permasalahan, kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman, serta program-program pembangunan indikatif yang
bersifat makro.
Secara empirik, penyajian RPJ P Kabupaten tetap mengacu pada RPJ P Provinsi dan
Nasional untuk menjaga keterkaitan, konsistensi, sinergi, dan kesinambungan
pembangunan. Namun, adanya modifikasi skenario pembangunan kabupaten tetap terbuka
dan dimungkinkan sesuai dengan potensi kabupaten. Hal ini menjadi peluang untuk lebih
besar memberikan bobot perencanaan pembangunan bersumber dari kabupaten (bottom-up
planning) sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan masyarakat.
Proses penyusunan RPJ P Kabupaten sangat berkaitan dengan dokumen perencanaan lainnya
yang berlandaskan pada hasil evaluasi pembangunan tahun-tahun sebelumnya, terutama
dalam menemukan permasalahan pembangunan masing-masing sektor dan pembangunan
regional. Hasil kajian yang berupa evaluasi tersebut dapat memberikan alternatif-alternatif
terobosan, sasaran, arah kebijakan, dan akan tertuang dalam program-program
pembangunan kabupaten. Arah pembangunan dijabarkan dari visi dan misi pembangunan
Kabupaten Nias Barat sehingga tersedia dokumen perencanaan jangka panjang yang
berkesinambungan.
1.4. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum materi rancangan awal RPJ PD agar
substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik, berupa Latar
belakang, Dasar hukum, Hubungan Antar Dokumen RPJ PD dengan Dokumen
Rencana Pembangunan Daerah lainnya, Sistematika penulisan serta maksud dan
tujuan.

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Bab ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran
umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 I - 7
kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah, berupa aspek geografis dan
demografis, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek
daya saing daerah.

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Bab ini menyajikan menyajikan isu-isu strategis meliputi permasalahan
pembangunan daerah dan isu strategis.

Bab IV VISI DAN MISI DAERAH
Menyajikan perumusan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Nias Barat yang
menggambarkan keadaan atau cita-cita yang diinginkan dari hasil pembangunan
daerah sampai dengan Tahun 2025.

Bab IV ARAH KEBIJ AKAN PEMBANGUNAN J ANGKA PANJ ANG DAERAH
Bab ini menguraikan sasaran pokok pembangunan jangka panjang daerah
berdasarkan setiap misi untuk merumuskan arah kebijakan, pentahapan
pembangunan 5 (lima) tahunan sampai dengan tahun 2025 dan prioritas masing-
masing tahapan.

Bab VI KAIDAH PELAKSANAAN
Pada Bab ini diuraikan langkah-langkah pelaksanaan dari visi misi dan arah
kebijakan yang telah disusun dalam dokumen RPJ PD.

1.5. Maksud dan Tujuan
RPJ PD Kabupaten Nias Barat Tahun 2009 2025 yang merupakan dokumen
perencanaan pembangunan daerah dimaksudkan untuk memberikan arahan sekaligus
menjadi acuan bagi seluruh komponen pemerintah, masyarakat dan pihak swasta dalam
mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah Kabupaten Nias Barat, sekaligus
menjadi pedoman penyusunan RPJ MD dan RKPD.
RPJ PD Kabupaten Nias Barat bertujuan mewujudkan perencanaan pembangunan
daerah yang sinergis dan terpadu antara perencanaan Nasional dan Provinsi Sumatera Utara
sehingga akan didapatkan hasil pembangunan daerah yang optimum untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat.



RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 1
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Kabupaten Nias Barat dengan ibukota terletak di Kecamatan lahomi merupakan
salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, merupakan hasil pemekaran Kabupaten
Nias yang terbentuk setelah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan Kabupaten Nias Barat di Provinsi Sumatera Utara.
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
Kabupaten Nias Barat terletak di sebelah Barat Pulau Nias pada posisi 005954 LU
dan 9702946 BT dan berjarak 60 km dari Kota Gunungsitoli dengan luas wilayah 544,09
km2, terdiri dari 8 (delapan) kecamatan dan 110 desa dengan rincian terlihat di Tabel 2.1.

Tabel 2.1.
Luas Wilayah Kabupaten Nias Barat Menurut Kecamatan
No Kecamatan
Nama
Ibu Kota
Koordinat
Wlayah
J umlah
Desa
Luas
Wilayah
(km
2
)
Rasio Luas
Wilayah
(%)
1. Sirombu Tetesua
00
0
5747 LU
97
0
2550 BT
25 118,79 21,83
2. Lahomi Sitolu Banua
00
0
5825 LU
97
0
3028 BT
11 88,39 16,25
3. Ulu Moro'o Lawelu
01
0
0436 LU
97
0
3028 BT
5 28,58 5,25
4. Lolofitu Moi Moi
01
0
0606 LU
97
0
3443 BT
13 77,59 14,26
5. Mandrehe Utara Lahagu
01
0
0707 LU
97
0
3016 BT
12 39,56 7,27
6. Mandrehe Fadoro
01
0
0248 LU
97
0
2936 BT
20 77,59 14,26
7. Mandrehe Barat Lasarafaga
01
0
0201 LU
97
0
2946 BT
14 61,29 11,26
8. Moro'o Hilifadolo
01
0
0223 LU
97
0
3213 BT
10 52,3 9,61
J umlah 105 544,09 100,00
Sumber : Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Kab. Nias Barat

Secara administrasi Kabupaten Nias Barat berbatasan dengan :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tugala Oyo di Kabupaten Nias Utara.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lolowau di Kabupaten Nias Selatan.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Nias yaitu Kecamatan Botomuzoi,
Kecamatan Hiliserangkai, Kecamatan Gido, dan Kecamatan Mau.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Indonesia.
Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Nias Barat mempunyai 11 (sebelas) pulau
terluar dan terdepan serta memliki 1 (satu) yang terdapat di Pulau Bawa Kecamatan Sirombu
dengan Luas 28,5 Ha seperti terlihat pada Gambar 2.1.

RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 2
Gambar 2.1.
Peta Administrasi Kabupaten Nias Barat

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Nias Barat Tahun 2011-2031

2.1.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Nias Barat
Sebagian besar wilayah Kabupaten Nias Barat adalah daerah berbukit dengan
daratan terletak di daerah pesisir barat, sehingga kota-kota utamanya terletak di daerah
perbukitan yang menyebabkan sulitnya pembangunan infrastruktur. Sumber air berasal dari
air sungai, telaga, atau mata air yang terdapat di sekitar permukiman untuk kebutuhan
sehari hari.
Sebagai pulau yang terpisah dari Pulau Sumatera, iklim di Pulau Nias dipengaruhi
oleh angin muson yang membawa butiran air dari Samudra Hindia, sehingga menyebabkan
curah hujan relatif tinggi dan berlangsung sepanjang tahun. Curah hujan yang tinggi dan
disertai dengan musim badai laut biasanya antara bulan September-November.
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah
Pengembangan wilayah direncanakan berdasarkan potensi ketersediaan sumber
daya alam dan kondisi geografis daerah. Sebagaimana tujuan rencana pembangunan daerah
yang merupakan kesatuan dari perencanaan pembangunan nasional dengan
mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah, maka
kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Nias Barat diarahkan pada pengembangan
kewilayahan sesuai dengan peruntukan dan potensi daerah masing-masing. Sejalan dengan
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), maka pengembangan wilayah Kabupaten
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 3
Nias Barat terbagi atas beberapa pusat kegiatan dan pelayanan seperti terlihat pada Tabel
2.2. dan Gambar 2.2. berikut
Tabel 2.2.
Hirarki Pengembangan Wilayah Kabupaten Nias Barat
No Hirarki
Kecamatan/
Desa
Fungsi yang Diarahkan
1 Pusat Kegiatan
Lokal (PKL)
Lahomi Pengembangan Fungsi Kota Lahomi sebagai:
- Pusat Pemerintahan
- Permukiman Perkotaan
- Kawasan Perkantoran
- Simpul Transportasi
2 Pusat Kegiatan
Lokal Promosi
(PKLp)
Mandrehe Pengembangan Fungsi Kota Mandrehe sebagai:
- Pusat Pemerintahan Kecamatan
- Permukiman Perkotaan
- Kawasan Perkebunan
- Kawasan Pelayanan Sosial (Rumah Sakit dan Polsek)
- Kawasan Hutan
- Pusat perekonomian, jasa, perdagangan bagi Wilayah
Pengembangan
- Pusat pendidikan menengah, kesehatan (Puskesmas)
- Pertanian dan Perkebunan
- Peternakan Babi, dan peternakan hewan lainnya
3. Pusat Pelayanan
Kawasan
(PPK)
Sirombu/
Tetesua
Pengembangan Fungsi Kota Tetesua sebagai:
- Pusat Pemerintahan Kecamatan
- Kawasan perkotaan pesisir yang berbasis kelautan
- Kawasan Pendidikan Tinggi
- Kawasan Pelayanan Kesehatan
- Kawasan Industri Pengolahan pertanian dan kelautan,
- Terminal Angkutan darat
- Pelabuhan Laut
- Kawasan Hutan
- Kawasan Wisata
- Budidaya Perikanan Darat dan Laut
- Kawasan Pertahanan Keamanan Negara
4. Pusat Pelayanan
Lingkungan
(PPL)
Lolofitu Moi Pengembangan Fungsi Kota Lolofitu Moi sebagai:
- Pusat Pemerintahan Kecamatan.
- Kawasan Permukiman Perkotaan
- Kawasan Perdagangan dan J asa
- Kawasan Pendidikan
- Kawasan Hutan
- Budidaya Perikanan Darat
- Industri Pengolahan Hasil Pertanian Lahan Kering
- Peternakan Babi, dan peternakan hewan lainnya
Ulu Moroo/
Lawelu
Pengembangan Fungsi Kota Lawelu sebagai:
- Pusat Pemerintahan Kecamatan.
- Kawasan Permukiman Pedesaan;
- Pusat pendidikan menengah, kesehatan (Puskesmas)
- Kawasan Pertanian dan Perkebunan
- Kawasan Hutan
- Peternakan Babi, dan peternakan hewan lainnya
Mandrehe
Barat/
Lasara Faga
Pengembangan Fungsi Kota Lasara Faga sebagai:
- Pusat Pemerintahan Kecamatan
- Pertanian Lahan Kering dan Perkebunan;
- Kawasan Permukiman
- Pusat pendidikan menengah, kesehatan (Puskesmas)
- Budidaya Perikanan Darat dan Laut
- Kawasan Wisata Pantai
- Peternakan Babi, dan peternakan hewan lainnya
- Kawasan Industri Pengolahan berbasis pertanian
Mandrehe
Utara/
Pengembangan Fungsi Kota Lahagu sebagai:
- Pusat Pemerintahan Kecamatan
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 4
No Hirarki
Kecamatan/
Desa
Fungsi yang Diarahkan
Lahagu - Kawasan Permukiman Perdesaaan
- Kawasan Perkebunan dan Pertanian Lahan Kering
- Kawasan Hutan
- Peternakan Babi, dan peternakan hewan lainnya
5. Pusat Pelayanan
Lingkungan
(PPL)
Moroo/
Hilifadl
Pengembangan Fungsi Kota Hilifadl sebagai:
- Pusat Pemerintahan Kecamatan
- Kawasan Permukiman Perdesaaan
- Kawasan Perkebunan dan Pertanian Lahan Kering
- Kawasan Hutan
- Pengolahan hasil perkebunan
- Budidaya Perikanan Darat dan Laut
- Kawasan Wisata Pantai
- Peternakan Babi, dan peternakan hewan lainnya
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Nias Barat 2011-2031


Gambar 2.2.
Peta Struktur Ruang Kabupaten Nias Barat

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Nias Barat Tahun 2011-2031

Berdasarkan hasil Interprestasi Citra Satelit pada tahun 2010 diketahui bahwa
penggunaan lahan eksisting yang menghasilkan tutupan lahan untuk Kabupaten Nias Barat
terdiri dari berbagai jenis penggunaan lahan seperti terlihat pada Tabel 2.3. di bawah ini.

RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 5
Tabel 2.3.
Penggunaan Lahan di Kabupaten Nias Barat Tahun 2010

No. Penggunaan Lahan Luas Area Persentase
1. Hutan Sekunder 90,32 16,60%
2. Sawah 18,83 3,46%
3. Kebun Campuran 115,86 21,29%
4. Perkebunan 145,60 26,76%
5. Perladangan 131,81 24,23%
6. Pertanian Lahan Kering/Perladangan 23,41 4,30%
7. Rawa/ Gambut 1,25 0,23%
8. Semak Belukar 6,39 1,17%
9. Permukiman 1,89 0,35%
10. Lain-Lain 8,73 1,60%
J umlah 544,09 100%

Luasan areal kawasan lindung sesuai dengan rencana pola ruang kawasan lindung
pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Nias Barat tahun 2011-2030 seperti
pada Gambar 2.3 dan Tabel 2.4 berikut.
Gambar 2.3.
Peta Pola Ruang Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Kabupaten Nias Barat 2011-
2031

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Nias Barat Tahun 2011-2031

Luas areal kawasan hutan lindung yang terdapat di Kabupaten Nias Barat berdasarkan SK
Menhut No. 44 Tahun 2005 adalah seluas 17.749,53 ha yang tersebar di 6 (enam)
kecamatan. Setelah dilakukannya perhitungan analisis secara GIS (Geographic Information
System) luasan kawasan hutan lindung yang terdapat di Kabupaten Nias Barat adalah seluas
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 6
14.858,85 Ha. Perbedaan luas kawasan yang telah ditetapkan melalui SK Menhut No. 44
Tahun 2005 dengan kondisi eksisting disebabkan oleh adanya perluasan kawasan budidaya
oleh masyarakat setempat.
Tabel 2.4
Luas Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung Kabupaten Nias Barat Tahun 2031

No Kecamatan
Pola Ruang Kawasan Lindung
Hutan
Lindung
(ha)
Lindung
Gambut
(ha)
Sempadan
(ha)
Lindung
Rawan
Bencana
(ha)
J umlah
(ha)
1 Sirombu - - 543,14 122,11 665,25
2 Lahmi 18,00 - 240,78 69,76 328,55
3 Ulu Moro' 2.398,63 - 115,94 - 2.514,57
4 Lltifu Moi 3.436,14 - 267,11 199,35 3.902,59
5 Mandrehe Utara 4.633,73 - 240,64 - 4.874,37
6 Mandrehe 3.306,23 - 331,43 19,00 3.656,66
7 Mandrehe Barat - - 319,39 35,55 354,94
8 Moro' 1.066,12 119,58 289,13 1,64 1.476,47
J umlah 14.858,85 119,58 2347,56 447,41 17,773.40
Rencana Luas Kawasan Lindung di Kabupaten Nias Barat (Ha) 17,773.40
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Nias Barat 2011-2031
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 7
Tabel 2.5.
Luas Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya Kabupaten Nias Barat Tahun 2031
No Kecamatan
Pola Ruang Budidaya
Hutan
Produksi
Konversi
Hutan
Produksi
Tetap
Pertanian
Lahan
Basah
Pertanian
Lahan
Kering
Perkebunan
Pemukiman
Perkotaan
Pemukiman
Kawasan
Wisata
Kawasan
Industri
J umlah
(ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha)
1 Sirombu - 338,06 482,50 2.177,70 2.915,01 - 32,70 2,125.17 100,00 8.171,13
2 Lahmi - 2.278,00 225,59 810,43 1.489,64 61,33 23,44 - - 4.888,43
3 Ulu Moro' - 466,61 - 52,97 441,82 - 0,01 - - 961,40
4 Lltifu Moi 816,76 - - 1.525,60 1.900,48 - 23,71 - - 4.266,55
5 Mandrehe Utara 976,75 - 22,01 675,72 61,59 - - - - 1.736,08
6 Mandrehe - 2.565,52 66,38 320,94 880,54 - 2,78 - - 3.836,16
7 Mandrehe Barat - - 193,00 2.175,91 2.038,61 - 5,59 24.71 100,00 4.437,83
8 Moro' - 1.122,18 239,93 3.180,17 - - - 27.71 - 4.569,99
J umlah 1.793,51 6.770,37 88,23 61,33 10.919,44 1.229,41 9.727,69 2.177,59 200,00
Rencana Luas Kawasan Budidaya di Kabupaten Nias Barat (ha) 32.867,55
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Nias Barat Tahun 2011-2031
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 8
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana
Secara umum potensi rawan bencana alam dipengaruhi oleh kondisi geografis,
topografi dan geologi suatu wilayah. Kabupaten Nias Barat dengan kondisi topografi yang
merupakan daerah perbukitan dengan banyaknya terdapat sungai maka akan berpotensi
terhadap bencana longsor dan banjir. Pulau Nias yang berbatasan langsung dengan
Samudera Hindia dan berada di jalur pertemuan lempeng Samudera Hindia dan lempeng
Benua Eurasia akan sangat rawan terhadap bencana gempa bumi tektonik yang dapat
memicu terjadinya gelombang tsunami.
(a) Bencana Gempa Bumi
Kawasan rawam bencana gempa bumi dapat dilihat seperti pada Gambar 2.4.
berikut.
Gambar 2.4.
Peta Rawan Bencana Gempa di Kabupaten Nias Barat

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Nias Barat Tahun 2011-2031


(b) Bencana Tsunami
Kabupaten Nias Barat tergolong pada kawasan rawan bencana tsunami tingkat
kerawanan tinggi, sedang dan rendah. Kawasan rawan bencana tsunami seperti pada
Gambar 2.5. dibawah ini.
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 9
1. Tingkat kerawanan tinggi terjadi pada kawasan yang berada persis disepanjag pantai
yang memiliki ketinggian atau elevasi < 12,5 m dari garis pantai dengan morfologi
dataran atau dengan kemiringan antara 0 % - 8 %.
2. Tingkat kerawanan sedang terjadi pada kawasan yang berada di ketinggian atau elevasi
> 12,5 m dari garis pantai dan dengan bentuk morfologi yang dominan datar dengan
kemiringan dominan 0 % - 8 % dan sebagian kecil memiliki kemiringan 8 % - 15 %.
3. Tingkat kerawanan sedang terjadi pada kawasan dengan karena morfologinya dominan
miring dengan kemiringan > 15 %.

Gambar 2.5
Peta Rawan Bencana Tsunami di Kabupaten Nias Barat

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Nias Barat Tahun 2011-2031


(c) Bencana Banjir dan Tanah Longsor
Kawasan disekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) berpotensi penyebab bencana banjir
yang diikuti dengan curah hujan yang ekstrim sehingga sungai tidak dapat menampung air
limpahan. Beberapa lokasi yang rawan terkena bencana banjir mulai dari Desa Siwalawa-
Desa Ononamolo, Desa Bawadasi-Desa Fadoro dan Desa Hilifadolo Kecamatan Moroo dan
beberapa lokasi lainnya. Bencana tanah longsor dipengaruhi oleh geologi yaitu faktor
kemiringan lereng, litologi/batuan, bidang lemah atau struktur geologi dengan faktor pemicu
adalah curah hujan. Kawasan bencana tanah longsor terbagi atas 3 (tiga) kriteria
berdasarkan tingkat kerawanan seperti pada Gambar 2.6. berikut:

RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 10
Gambar 2.6.
Peta Kawasan Rawan Bencana Longsor di Kabupaten Nias Barat

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Nias Barat Tahun 2011-2031
2.1.4. Aspek Demografi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nias, jumlah penduduk
Kabupaten Nias Barat pada tahun 2011 adalah sebanyak 82.527 jiwa dengan tingkat
kepadatan penduduk yaitu 151,76 jiwa/km
2
. Perkembangan jumlah penduduk di semakin
meningkat setiap tahunnya, peningkatan ini disebabkan karena perpindahan penduduk dari
kabupaten lain sebagai dampak dari pemekaran kabupaten, lebih jelasnya ditunjukkan pada
Tabel 2.6.
Tabel 2.6.
Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Nias Barat Tahun 2011

No Kecamatan
Luas
Wilayah
(km
2
)
J umlah Penduduk
(jiwa)
Kepadatan Penduduk
(jiwa/ km
2
)
2009 2010 2011 2009 2010 2011
1. Sirombu 118,79 8.840 9.748 9.565 74,42 79,79 81,06
2. Lahmi 88,39 7.886 7.548 7.620 89,22 85,39 86,59
3. Ulu Moro 28,58 5.327 7.666 7.738 186,39 268,23 276,36
4. Lolofitu Moi 77,59 13.311 13.674 13.801 171,55 176,23 179,23
5. Mandrehe Utara 39,56 6.976 7.920 7.994 176,34 200,20 204,97
6. Mandrehe 77,59 17.621 18.697 18.873 227,10 240,97 245,10
7. Mandrehe Barat 61,29 6.951 7.384 7.453 113,41 120,48 122,18
8. Moro 52,30 8.782 9.440 9.528 167,92 180,50 182,23
J umlah 544,09 75.694 81.807 82.572 139,12 149,72 151,76
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 11
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.2.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
A. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nias Barat pada tahun 2011 terlihat pada Tabel
2.7. berikut.
Tabel 2.7.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Nias Barat
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2011 (persen)

Sektor / Lapangan Usaha 2009
r)
2010
*)
2011
**)

1. Pertanian 5,96 6,49 6,76
2. Pertambangan dan Penggalian 3,39 5,15 6,59
3. Industri Pengolahan 2,95 2,74 2,50
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 4,73 5,18 5,83
5. Bangunan 6,87 8,40 8,00
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,07 4,68 6,50
7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,03 6,30 7,00
8. Keuangan, Asuransi, Persewaan Bangunan dan
Tanah, J asa Perusahaan
2,62 3,72 4,94
9. J asa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 7,23 7,55 7,94
Rata-Rata 5,72 6,30 6,76
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias
r) Angka perbikan *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
1. Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
Perkembangan Nilai tambah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Nias Barat Menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), sampai pada tahun
2011 terus mengalami peningkatan, selengkapnya disajikan pada Tabel 2.8. berikut:

Tabel 2.8.
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Persentase Distribusi PDRB
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
Kabupaten Nias Barat Tahun 2006-2011 (J utaan Rupiah)

No Lapangan Usaha/ Sektor
Nilai Tambah PDRB dan Persentase Distribusi PDRB
2009
r)
% 2010
*)
% 2011
**)
%
1. Pertanian 368.373,33 72,65 433.295,50 73,51 496.945,65 73,82
2. Pertambangan dan Penggalian 19.242,88 3,79 22.010,49 3,73 25.247,03 3,75
3. Industri Pengolahan 6.589,79 1,30 7.200,44 1,22 7.901,61 1,17
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1.313,66 0,26 1.507,75 0,26 1.758,33 0,26
5. Bangunan 14.259,06 2,81 16.870,05 2,86 19.643,00 2,92
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 22.959,79 4,53 25.413,37 4,31 28.432,34 4,22
7. Pengangkutan dan Komunikasi 15.186,33 2,99 16.728,10 2,84 18.652,67 2,77
8. Keuangan, Asuransi, Persewaan
Bangunan dan Tanah, J asa Perusahaan
25.659,81 5,06 28.008,58 4,75 30.739,29 5,57
9. J asa Kemasyarakatan, Sosial dan
Perorangan
33.475,97 6,60 38.366,14 6,51 43.833,03 6,51
Rata-Rata 507.060,61 100,00 589.400,42 100,00 673.152,96 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias
r) Angka perbikan *) Angka sementara **)Angka sangat sementara



RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 12
2. Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHB) 2000
Perkembangan Nilai tambah PDRB menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK) 2000 selengkapnya pada Tabel 2.9. berikut.
Tabel 2.9.
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 Kabupaten Nias Barat
Tahun 2006-2011 (J utaan Rupiah)

No Lapangan Usaha/ Sektor 2009
r)
2010
*)
2011
**)

1. Pertanian 163.827,12 175.033,43 186.261,25
2. Pertambangan dan Penggalian 8.932,78 9.329,47 10.011,74
3. Industri Pengolahan 3.714,64 3.805,42 3.911,70
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 290,67 304,73 323,56
5. Bangunan 7.605,68 8.244,81 8.703,99
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 16.533,32 17.298,98 18.432,79
7. Pengangkutan dan Komunikasi 6.826,66 7.370,41 7.764,72
8. Keuangan, Asuransi, Persewaan Bangunan dan
Tanah, J asa Perusahaan
9.421,19 9.767,54 10.254,28
9. J asa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 21.888,25 23.461,65 25.410,70
Rata-Rata 239.040,31 254.679,43 271.274,74
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias
r) Angka perbikan *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

C. Struktur Ekonomi
Struktur perekonomian Kabupaten Nias Barat selengkapnya dapat diperhatikan pada
Tabel 2.10. berikut:
Tabel 2.10.
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Lapangan Usaha / Sektor
Tahun
2009
r)
2010
*)
2011
**)

1 Pertanian 72.65 73.51 73.82
2 Pertambangan dan Penggalian 3.79 3.73 3.75
3 Industri Pengolahan 1.30 1.22 1.17
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.26 0.26 0.26
5 Bangunan 2.81 2.86 2.92
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 4.53 4.31 4.22
7 Pengangkutan dan Komunikasi 2.99 2.84 2.77
8 Keuangan, Asuransi, Persewaan Bangunan
dan Tanah, J asa Perusahaan
5.06 4.75 4.57
9 J asa Kemasyarakatan, Sosial dan
Perorangan
6.60 6.51 6.51

PDRB 100 100 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias 2012
r) Angka perbikan *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

D. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita
Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Nias Barat Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) maupuan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 cenderung mengalami peningatan
seperti terlihat pada Tabel 2.11. berikut:


RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 13
Tabel 2.11.
Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Uraian 2009 2010 2011
1. Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

a. Nilai PDRB ADHB (Rp) 507.060,61 589.400,42 673.152,96
b. J umlah Penduduk (jiwa) 81.656,00 81.807,00 82.572,00
c. PDRB per Kapita ADHB (Rp/jiwa) 6.206.374,18 7.023.275,64 7.873.552,29
2. Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

a. Nilai PDRB ADHK (Rp) 239.040,31 254.679,43 271.274,74
b. J umlah Penduduk (jiwa) 81.656,00 81.807,00 82.572,00
c. PDRB per Kapita ADHK (Rp/jiwa) 2.925.809,37 3.103.831,09 3.291.850,26
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias Barat 2012
r) Angka perbikan *) Angka sementara **) Angka sangat sementara

2.2.2. Kesejahteraan Sosial
A. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan indikator yang mengukur
menggabungkan faktor ekonomi (pendapatan per kapita) dan faktor non ekonomi
(pendidikan dan kesehatan) yang memberikan gambaran status kemampuan dasar
penduduk yaitu lamanya hidup, pengetahuan/tingkat pendidikan dan standard hidup layak.
Angka IPM memberikan gambaran komprehensip mengenai tingkat pencapaian
pembangunan manusia sebagai dampak dari kegiatan pembangunan yang dilakuan oleh
suatu negara/daerah. Semakin tinggi nilai IPM suatu negara/daerah, menunjukkan
pencapaian pembangunan manusianya semakin baik.
1. Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup Kabupaten Nias Barat mempunyai trend meningkat, walaupun tidak
secara signifikan sehingga diperlukan upaya dari Pemerintah Daerah untuk
meningkatkannya.
2. Angka Melek Huruf (AMH)
Tingkat melek huruf yang tinggi (atau tingkat buta huruf rendah) menunjukkan adanya
sebuah sistem pendidikan dasar yang efektif dan/atau program keaksaraan yang
memungkinkan sebagian besar penduduk untuk memperoleh kemampuan menggunakan
kata-kata tertulis dalam kehidupan sehari-hari dan melanjutkan pembelajarannya.
Pada tahun 2011 AMH Kabupaten Nias Barat adalah 84,46 %, jumlah ini adalah yang
terendah di Provinsi Sumatera Utara, untuk itu diperlukan perhatian yang serius dari
Pemerintah untuk melakukan program pemberantasan buta huruf.
3. Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Nias Barat tahun 2011 yaitu 5,88 tahun. Dengan
demikian Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Barat harus terus meningkatkan angka rata-
rata lama sekolah maupun Angka Melek Huruf (AMH) untuk mengejar ketertinggalan dalam
upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 14
4. I ndeks Daya Beli Masyarakat
Sesuai dengan pendataan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Nias, pengeluaran riil per kapita Kabupaten Nias Barat pada tahun 2011 sebesar
Rp. 611,91. Semakin rendahnya nilai daya beli suatu masyarakat berkaitan erat dengan
kondisi perekonomian pada saat itu yang sedang memburuk, yang berarti semakin rendah
kemampuan masyarakat membeli suatu barang atau jasa.
Tabel 2.12.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No
Komponen
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
2009 2010 2011
1 Usia Harapan Hidup 69,07 69,15 69,23
2 Angka Melek Huruf (AMH) 84,30 84,30 84,46
3 Angka Rata-Rata Lama Sekolah 5,36 5,56 5,88
4 Pengeluaran Riil Per Kapita 603,74 607,71 611,91
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 65,96 66,46 67,10
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nias

pada tahun 2011 Angka IPM Provinsi Sumatera Utara adalah 74,65 dan secara nasional
adalah 72,77.
Dengan melihat IPM di atas maka berdasarkan klasifikasi United Nations
Development Program (UNDP) Kabupaten Nias Barat pada status menengah bawah. Dengan
demikan kinerja pembangunan manusia menjadi perhatian khusus dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan bidang pendidikan,
kesehatan maupun sumber daya manusia baik sarana dan prasarana maupun infrastruktur
dasar sehingga pendapatan per kapita masyarakat juga akan meningkat.

B. Kemiskinan
Pendataan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nias, jumlah
penduduk miskin Kabupaten Nias Barat tahun 2010 menurun sebanyak 25.160 jiwa atau
30,75% dari jumlah penduduk, selengkapnya terlihat pada tabel 2.13.
Tabel 2.13
Perkembangan J umlah Penduduk Miskin Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Kecamatan
J umlah Penduduk (jiwa)
2009 2010 2011
1. Sirombu 5.314 2.971 -
2. Lahmi 2.463 2.194 -
3. Ulu Moro 2.473 2.515 -
4. Lolofitu Moi 3.678 3.082 -
5. Mandrehe Utara 3.827 2.978 -
6. Mandrehe 6.013 5.724 -
7. Mandrehe Barat 3.489 2.735 -
8. Moro 4.047 2.961 -
J umlah Penduduk Miskin (jiwa) 31.304 25.160 -
J umlah Penduduk (jiwa) 75.694 81.807 -
Persentase (%) 41,35 30,75 -
Sumber : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nias

RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 15
C. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka
Tingkat Partisipasi angkatan kerja di Tahun 2011 untuk Kabupaten Nias Barat
adalah sebesar 74,91 persen dan tingkat Pengangguran terbuka sebesar 3,83 persen,
diuraikan pada Tabel 2.14.
Tabel 2.14.
Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Dirinci Menurut Angkatan Kerja
dan Bukan Angkatan Kerja Tahun 2010 Kabupaten Nias Barat

No Uraian 2009 2010 2011
1 ANGKATAN KERJ A


a. Bekerja - 37.537 36.944

b. Pengangguran - 222 1.472

J umlah penduduk angkatan kerja (i) - 37.759 38.416
2 BUKAN ANGKATAN KERJ A


a. Sekolah - - 4.436

b. Mengurus RT - 9.931 6.593

c. Lainnya - - 1.839

J umlah penduduk bukan angkatan kerja (ii) - 9.931 12.868

J umlah penduduk usia kerja (i) + (ii) - 47.690 51.284
3 TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) - 79,18 74,91
4 TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) - 0,59 3,83
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Nias

Semakin tinggi TPAK menunjukkan semakin besar bagian dari penduduk usia kerja yang
sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu
memproduksi barang dan jasa dalam kurun waktu tertentu.
2.3. Aspek Pelayanan Umum
Aspek pelayanan umum di Kabupaten Nias Barat terbagi atas bidang urusan wajib
dan urusan pilihan. Pelayanan publik merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam
bentuk barang maupun jasa publik dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, dengan demikian kinerja pelayanan publik
atau pelayanan umum di Kabupaten Nias Barat ditentukan melalui kinerja dari masing-
masing bidang urusan pelayanan umum.
2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib
A. Pendidikan
Sektor pendidikan berperan sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas, yang memiliki inovasi, daya saing, sanggup mengikuti perubahan dan memiliki
budi pekerti, gambaran umum kondisi daerah bidang urusan pendidikan adalah sebagai
berikut:
1. Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan ukuran/persentase daya serap
pendidikan formal terhadap penduduk usia sekolah per 1.000 jumlah penduduk, dengan
memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia muda, seperti disajikan pada
Tabel 2.15.
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 16
Tabel 2.15.
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No J enjang Pendidikan 2009 2010* 2011**
1. APS SD/MI (%) - 95,16 83
2. APS SMP/MTs (%) - 87,30 51
3. APS SMA/SMK/MA (%) - 63,64 39
Sumber : *) Hasil SUSENAS 2010, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
**) Nias Barat Dalam Angka 2012

APS yang tinggi menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar dalam mengakses
pendidikan secara umum. Pada kelompok umur mana peluang tersebut terjadi dapat dilihat
dari besarnya APS pada setiap kelompok umur.
2. Rasio Guru / Murid
Rasio guru terhadap murid mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar
berdasarkan jenjang pendidikan terhadap 1.000 jumlah murid, sehingga mengindikasikan
jumlah ideal murid untuk satu guru dengan tujuan peningkatan mutu pembelajaran
selengkapnya pada Tabel 2.16.
Tabel 2.16.
Perkembangan Rasio Guru dan Murid di Kabupaten Nias Barat Tahun Ajaran 2009-2011

No Indikator 2009 2010 2011
1. PAUD/ TK
- J umlah Guru PAUD/TK 19 80 102
- J umlah Murid PAUD/TK 138 406 798
- Rasio Guru/Murid PAUD/TK 1 : 7,26 1 : 5,08 1 : 7,82
2. SD/ MI
- J umlah Guru SD/MI 1.584 858 1397
- J umlah Murid SD/MI 16.696 17.470 16.954
- Rasio Guru/ Murid SD/ MI 1 : 10,54 1 : 20,36 1 : 12,14
3. SMP/ MTS
- J umlah Guru SMP/MTS 300 540 540
- J umlah Murid SMP/MTS 5.024 5.689 5.501
- Rasio Guru/ Murid SMP/ MTS 1 : 16,75 1 : 10,54 1 : 10,19
4. SMA/ MA/ SMK

- J umlah Guru SMA/MA/SMK 190 195 451
- J umlah Murid SMA/MA/SMK 2.734 1.996 3.695
- Rasio Guru/ Murid SMA/ MA/ SMK 1 : 14,39 1 : 10,42 1 : 8,19
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias
3. Rasio Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Ketersediaan sekolah untuk pendidikan dasar di Kabupaten Nias Barat masih relatif
mencukupi seperti disajikan pada Tabel 2.17.
Tabel 2.17.
Rasio Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Kabupaten Nias Barat Tahun Ajaran 2009-2011

No Indikator 2009 2010 2011
1. PAUD/ TK
J umlah Gedung PAUD (KB,TPA,SPS) 8 14 64
J umlah Gedung TK 4 15 24
J umlah Penduduk Kelompok Usia - 10.546 10.533
Rasio - 1 : 363,65 1 : 119,69
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 17
No Indikator 2009 2010 2011
2. SD/ MI
J umlah Gedung SD 99 103 103
J umlah Gedung MI - - -
J umlah Penduduk Kelompok Usia 7-12 Tahun - 12.159 12.057
Rasio - 1 : 118,05 1 : 117,06
3. SMP/ MTs
J umlah Gedung SMP 28 33 32
J umlah Gedung MTs - 1 1
J umlah Penduduk Kelompok Usia 13-15 Tahun - 11.998 11.899
Rasio - 1 : 352,88 1 : 360,58
4. SMA/ SMK/ MA
J umlah Gedung SMA 11 12 12
J umlah Gedung SMK 8 12 11
J umlah Gedung MA - - -
J umlah Penduduk Kelompok Usia 16-18 Tahun - 11.288 11.188
Rasio - 1 : 470,33 1 : 486,43
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Nias

B. Kesehatan
1. Persentase Balita Gizi Buruk
Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk terhadap
jumlah balita, selengkapnya diuraikan pada Tabel 2.18.
Tabel 2.18.
Persentase Balita Gizi Buruk Kabupaten Nias Barat 2009-2011

No Kecamatan
J umlah Balita
J umlah Balita Gizi
Buruk
Persentase Gizi Buruk
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
1 Sirombu 884 1,256 1,235 89 5 15 10,07 0,40 1,21
2 Lahomi 789 1,028 1,011 57 1 7 7,22 0,10 0,69
3 Ulu Moroo 533 1,013 996 55 1 12 10,32 0,10 1,20
4 Lolofitu Moi 1.331 1,686 1,658 107 1 8 8,04 0,06 0,48
5 Mandrehe Utara 698 1,578 1,664 65 1 4 9,31 0.06 0,24
6 Mandrehe 1.762 1,696 1,780 70 2 30 3,97 0,12 1,69
7 Mandrehe Barat 695 1,359 1,075 54 1 12 7,77 0,07 1,12
8 Moroo 878 1,530 1,543 61 1 2 6,95 0,07 0,13
J umlah 11,146 10,962 558 13 90 7,37 0,12 0,82
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Barat
berdasarkan klasifikasi WHO (1999) persentase gizi buruk di Kabupaten Nias Barat masih
kategori rendah (< 10 %).

2. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)
Angka kematian bayi merupakan angka kematian yang terjadi antara saat setelah
bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun, selengkapnya diuraikan pada Tabel
2.19. berikut:
Tabel 2.19.
Perkembangan Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)
Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Indikator 2009 2010 2011
1. J umlah Kematian Bayi Usia < 1 thn 1 1 13
2. J umlah Kelahiran Hidup 1008 557 458
3. Angka Kematian Bayi (AKB) 1 2 28
4. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) 999 998 972
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Barat
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 18

3. Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) per Satuan Balita
Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat untuk menyampaikan dan memperoleh
pelayanan kesehatan dasar masyarakat melalui penerapan strategi operasional,
pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak secara dini, idealnya satu
Posyandu melayani 100 balita, secara rinci diuraikan pada Tabel 2.20.
Tabel 2.20.
Rasio J umlah Posyandu dan Balita di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Uraian 2009 2010 2011
1 J umlah Posyandu 112 115 128
2 J umlah Balita 7.570 11.146 10.962
3 Rasio 14,80 10,32 11,68
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Nias Barat

4. Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu)
Puskesmas yang merupakan tempat pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga
rasio puskesmas terhadap jumlah penduduk menjadi salah indikator dalam pelayanan umum
di bidang kesehatan seperti diuraikan pada Tabel 2.21 dan Tabel 2.22.

Tabel 2.21.
Rasio J umlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011
No Uraian 2009 2010 2011
1. J umlah Puskesmas 5 5 6
2. J umlah Poliklinik - - -
3. J umlah Puskesmas Pembantu 20 20 21
4. J umlah Poskesdes - 8 23
5. J umlah Penduduk
*)
75.694 81.807 82.572
6. Rasio Puskesmas persatuan penduduk 0,07 0,06 0,07
7. Rasio Poliklinik persatuan penduduk - - -
8. Rasio Puskesmas Pembantu persatuan penduduk 0,26 0,24 0,25
9. Rasio Poskesdes persatuan penduduk - 0,10 0,28
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Nias Barat

Tabel 2.22.
Rasio J umlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu
Menurut Kecamatan Tahun 2011 di Kabupaten Nias Barat

No Kecamatan
J umlah
Penduduk
Puskesmas
Puskesmas
Pembantu
Posyandu Poskesdes Poliklinik
J umlah Rasio J umlah Rasio J umlah Rasio J umlah Rasio J umlah Rasio
1 Sirombu 9.565 1 0,10 4 0,42 25 2,61 6 0,63 - -
2 Lahomi 7.620 1 0,13 2 0,26 14 1,84 1 0,13 - -
3 Ulu Moroo 7.738 1 0,13 1 0,13 10 1,29 3 0,39 - -
4 Lolofitu Moi 13.801 1 0,07 4 0,29 18 1,30 2 0,14 - -
5 Mandrehe Utara 7.994 0 0,00 2 0,25 12 1,50 1 0,13 - -
6 Mandrehe 18.873 1 0,05 3 0,16 24 1,27 5 0,26 - -
7 Mandrehe Barat 7.453 1 0,13 2 0,27 14 1,88 1 0,13 - -
8 Moroo 9.528 - - 3 0,31 11 1,15 4 0,42 - -
J umlah 82.572 6 0,07 21 0,25 128 1,55 23 0,28 - -
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Nias Barat


RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 19
5. Rasio Dokter per Satuan Penduduk
Kebutuhan tenaga dokter sangat dibutuhkan di Kabupaten Nias Barat terutama
untuk menjangkau daerah terpencil sehingga oleh Pemerintah Daerah khususnya Dinas
Kesehatan diharapkan untuk semakin meningkatkan jumlah tenaga dokter untuk dapat
derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Selengkapnya disajikan seperti pada Tabel
2.23 berikut:
Tabel 2.23
Perkembangan J umlah Dokter Menurut Kecamatan di Kabupaten Nias Barat Tahun 2011

No Kecamatan
J umlah Penduduk J umlah Dokter Rasio
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
1 Sirombu 8.840 9.748 9.565 - 1 3 0,00 0,10 0,31
2 Lahomi 7.886 7.548 7.620 1 1 1 0,13 0,13 0,13
3 Ulu Moro'o 5.327 7.666 7.738 1 1 1 0,19 0,13 0,13
4 Lolofitu Moi 13.311 13.674 13.801 1 1 2 0,08 0,07 0,14
5 Mandrehe Utara 6.976 7.920 7.994 - - - 0,00 0,00 0,00
6 Mandrehe 17.621 18.697 18.873 1 1 3 0,06 0,05 0,16
7 Mandrehe Barat 6.951 7.384 7.453 - 1 1 0,00 0,14 0,13
8 Moro'o 8.782 9.440 9.528 - - 2 0,00 0,00 0,21
J umlah 75.694 81.807 82.572 4 6 13 0,05 0,07 0,16
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias
mengamati jumlah dokter dari tabel diatas maka idealnya kebutuhan dokter di Kabupaten
Nias Barat sebanyak paling tidak 33 orang.

6. Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi
Rasio rumah tinggal yang bersanitasi (sekurang kurangnya mempunyai akses untuk
memperoleh sanitasi, air bersih, pembuangan tinja, pembuangan air limbah dan
pembuangan sampah) pada tahun 2010 sebesar 40,31 seperti diuraikan pada Tabel 2.24 dan
Tabel 2.25.
Tabel 2.24.
Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Uraian 2009
*)
2010 2011
1. J umlah rumah tinggal berakses sanitasi 2.356 7.872 3.771
2. J umlah rumah tinggal 14,614 19.527 16.384
3. Persentase/ Rasio 16,12 40,31 23,01
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Barat,

Tabel 2.25
Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi
Menurut Kecamatan Kabupaten Nias Barat Tahun 2010

No Kecamatan
J umlah
Rumah Tinggal
J umlah Rumah Tinggal
Berakses Sanitasi
*)

Persentase
(%)
1 Sirombu 2.502 1.126 45,00
2 Lahomi 1.997 699 35,00
3 Ulu Moroo 1.556 467 30,01
4 Lolofitu Moi 2.989 1.345 45,00
5 Mandrehe Utara 2.011 603 29,99
6 Mandrehe 4.434 2.306 52,01
7 Mandrehe Barat 1.866 653 34,99
8 Moroo 2.172 673 30,99
J umlah 19.527 7.872 40,31
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Barat
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 20
7. Sumber Air Minum
Sumber utama air minum rumahtangga di Kabupaten Nias Barat lebih banyak berasal dari
sumur tidak terlindung atau bersumber dari air kemasan bermerk. Memperhatikan data
tersebut, sangat diperlukan adanya sumber air minum yang bersih dapat yang diusahakan
oleh pemerintah maupun pihak swasta. Rumah tangga pengguna sarana air minum yang
terdapat di Kabupaten Nias Barat diuraikan seperti pada Tabel 2.26 berikut.
Tabel 2.26
Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Utama Air Minum
Kabupaten Nias Barat Tahun 2010

No Sumber Utama Air Minum Persentase
1. Air kemasan bermerk 0,16
2. Sumur bor/pompa 0,33
3. Sumur terlindung 12,96
4. Sumur tak terlindung 47,35
5. Mata air terlindung 1,66
6. Mata air tak terlindung 20,27
7. Air sungai 7,14
8. Air hujan 10,13

J umlah 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias

C. Pekerjaan Umum
Pencapaian aspek pelayanan umum bidang urusan Pekerjaan Umum meliputi
beberapa indikator makro antara lain kinerja jaringan jalan dan irigasi, kawasan
permukiman, dan sarana prasarana umum.
1. Proporsi Panjang J aringan J alan Dalam Kondisi Baik
J aringan jalan dalam kondisi baik memiliki peran yang sangat penting untuk
meningkatkan pertumbuhan perokonomian suatu wilayah, sehingga pertumbuhan ekonomi
yang tinggi tidak mungkin dapat dicapai tanpa ketersediaan infrastruktur jalan yang baik
dan memadai, disajikan pada Tabel 2.27.
Tabel 2.27.
Capaian Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Daerah
Kabupaten Nias Barat Tahun 2009 2011

No Uraian 2009 2010 2011
1. Panjang jalan

A. Berdasarkan Status Administrasi
(km)

- Provinsi 69,75 69,75 69,75
- Kabupaten 336,99 336,99 340,79
- Desa 106,86 106,86 110,51
- Kota 10,44 12,44 15,11

B. Panjang jalan berdasarkan kondisi
(km)


- Baik 17,15 26,06 52,03
- Sedang 115,05 115,05 115,05
- Rusak 129,77 124,86 112,06
- Rusak Berat 262,07 260,07 257,02
C. Berdasarkan tipe permukaan (km)
- Hotmix 33,15 33,15 33,15
- Lapen 82,76 91,67 117,64
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 21
No Uraian 2009 2010 2011
- Telford 157,62 145,63 128,86
- J apat 41,69 44,77 42,29
- Tanah 203,92 205,92 209,32
- Beton 4,90 4,90 4,90
Total Panjang J alan Kabupaten Nias Barat (km) 524.04 526,04 536,16
2. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (km) 17,15 8,913 25,97
3. J umlah pembukaan J alan baru (km) - 2,00 9,00
4. Panjang jalan yang ditingkatkan (km) - 3,79 5,45
5. Meningkatnya panjang jalan yang
direhabilitasi/dipelihara (km)
- 5,12 5,52
6. Panjang jembatan (m) 615 615 701
7. J umlah jembatan (unit) 45 45 48
8. J embatan Kondisi Baik (unit) - - 3
9. Panjang jembatan yang dibangun (m) - - 86
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nias Barat

Tabel 2.28.
Panjang J aringan J alan Berdasarkan Kondisi Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Nias Barat Tahun 2011

No Kecamatan
Panjang J aringan J alan Berdasarkan Kondisi (km)
Kondisi
Baik
Kondisi
Sedang
Kondisi
Rusak
Kondisi
Rusak Berat
J alan Secara
Keseluruhan
1 Sirombu 4,30 27,95 17,60 36,95 86,80
2 Lahomi 8,87 7,67 17,20 30,26 64,00
3 Ulu Moroo 6,40 8,05 3,50 31,40 49,35
4 Lolofitu Moi 8,76 13,79 14,02 38,07 74,64
5 Mandrehe Utara 0,51 14,95 19,28 28,90 63,64
6 Mandrehe 14,00 17,90 14,80 22,52 69,22
7 Mandrehe Barat 3,66 13,34 15,70 29,46 62,16
8 Moroo 5,53 11,40 9,96 39,46 66,35
J umlah 52,03 115,02 112,06 257,02 536,16
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nias Barat

2. Rasio J aringan I rigasi
Panjang jarigan irigasi di Kabupaten Nias Barat pada tahun 2010 sepanjang 45 km,
sementara itu luas lahan budidaya adalah 2.245 ha. Dengan demikian rasio antara panjang
jaringan irigasi per luas`lahan budidaya adalah 8,664 seperti terlihat pada Tabel 2.29 dan
Tabel 2.30.
Tabel 2.29.
Rasio J aringan Irigasi Di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Irigasi
Panjang J aringan
2009 2010 2011
1. J aringan Primer (km) - - -
2. J aringan Sekunder (km) - 45 -
3. J aringan Tersier (km) - - -
4. Luas lahan budidaya (ha) - 2.245 380
5. Rasio (%) - 8,664 -
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum 2011

RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 22
Tabel 2.30
Rasio J aringan Irigasi Menurut Kecamatan Kabupaten Nias Barat Tahun 2010

No Kecamatan
Panjang J aringan Irigasi
(km)
Total Panjang
J aringan Irigasi
(km)
Luas lahan
budidaya
(ha)
Rasio
Primer Sekunder Tersier
(1) (2) (3) (4) (5) (6=3+4+5) (7) (8=6/7)
1 Sirombu - 9,8 - 9,8 540 1,815
2 Lahomi - 4,2 - 4,2 260 1,615
3 Ulu Moroo - - - - - -
4 Lolofitu Moi - - - - - -
5 Mandrehe Utara - - - - - -
6 Mandrehe - - - - - -
7 Mandrehe Barat - 15 - 15 1.020 1,740
8 Moroo - 16 - 16 425 3,764
J umlah - 45 - 45 2.245 8,664
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum 2011

3. Persentase Luas Permukiman yang Tertata
Belum terdapat rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah dikarenakan di
Kabupaten Nias Barat masih belum terdata. Sementara itu rasio luas permukinan yang
tertata di Kabupaten Nias Barat adalah 91% sampai pada tahun 2012. Dilihat dari tingkat
kecamatan, Kecamatan Sirombu sudah tertata 91% dan Kecamatan Mandrehe Barat telah
tertata 100% (Tabel 2.31).
Tabel 2.31
Persentase Luas Permukiman yang Tertata
Menurut Kecamatan Tahun 2011 Kabupaten Nias Barat

No Kecamatan
Luas Area Permukiman
Keseluruhan
Luas Area
Permukiman Tertata
Persentase
1 Sirombu 12 Ha 11 Ha 91 %
2 Lahomi - - -
3 Ulu Moroo - - -
4 Lolofitu Moi - - -
5 Mandrehe Utara - - -
6 Mandrehe - - -
7 Mandrehe Barat 2 Ha 2 Ha 100 %
8 Moroo - - -
J umlah 14 Ha 13 Ha 91 %
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum 2011

D. Perumahan
Rumah tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan yang sangat diperlukan
oleh penduduk karena mempunyai fungsi utama sebagai tempat berlindung bagi anggota
rumahtangga selengkapnya pada Tabel 2.32 berikut.
Tabel 2.32.
Indikator Pembangunan Bidang Perumahan di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Uraian 2009 2010 2011
1. Persentase rumah tangga menurut status penguasaan
bangunan

a. Milik sendiri (%) - 87,22 -
b. Kontrak (%) - 0,50 -
c. Sewa (%) - 0,33 -
d. Bebas sewa (%) - 3,49 -
e. Dinas (%) - 0,16 -
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 23
No Uraian 2009 2010 2011
f. Milik orangtua/keluarga (%) - 8,30 -
2. Persentase rumah tangga menurut jenis lantai
a. Bukan Tanah (%) - 78,74 -
b. Tanah (%) - 21,27 -
3. Persentase rumah tangga menurut jenis atap
a. Beton - 1,49 -
b. Genteng - 1,33 -
c. Sirap - 0,00 -
d. Seng - 51,99 -
e. Asbes - 0,00 -
f. Ijuk/Daun - 45,18 -
4. Persentase rumah tangga menurut jenis dinding
a. Tembok (%) - 25,42 -
b. Kayu (%) - 71,76 -
c. Bambu (%) - 1,83 -
d. Lainnya (%) - 1,00 -
Sumber : Susenas 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara 2011

Memperhatikan data diatas, bahwa secara umum masyarakat di Kabupaten Nias
Barat telah mempunyai tempat tinggal milik sendiri walaupun masih milik orangtua/
keluarga. Hasil pendataan juga menyimpulkan bahwa 78,74 % masyarakat Nias Barat
berlantai tanah dan beratap seng sebanyak 51,99 % serta berdinding kayu (71,76 %).

E. Penataan Ruang
Pembangunan di Kabupaten Nias Barat selalu disesuaikan dengan RTRW sehingga
pemanfaatan ruang harus dilaksanakan dengan optimal, untuk itu diperlukan adanya
pengendalian dan pengawasan atas ruang. Hal ini memerlukan adanya kebijakan Pemerintah
sehingga dapat terjadi sinkronisasi dalam proses pembangunan sesuai dengan pola
pemanfaatan ruang yang ada.

F. Perencanaan Pembangunan
Ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan daerah merupakan hal paling mendasar
dalam pelaksanaan program pembangunan di Kabupaten Nias Barat, masalah utama dalam
perencanaan pembangunan adalah belum tersedianya data perencanaan pembangunan yang
valid dan terbaharui. Pelaksanaan kegiatan Kajian/Studi Kelayakan serta upaya
pengembangan proses sinkronisasi dan sinergitas perencanaan serta Pengembangan
Sumber Daya Manusia menjadi fokus Utama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Nias Barat.

G. Perhubungan
Sektor perhubungan darat masih belum memiliki peran yang optimum dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat akibat belum tersedianya infrastruktur jalan yang dibutuhkan
untuk mobilisasi barang dan manusia sesuai perkembangan wilayah. Sektor perhubungan
laut memiliki potensi yang sangat baik untuk mendukung kemajuan sektor perekonomian
dengan menurunkan ongkos distribusi barang.
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 24

Tabel 2.33.
Perkembangan J umlah Armada Angkutan Darat Tahun 2009-2011 Kabupaten Nias Barat

No Uraian 2009 2010 2011
1 Bus (unit) - 23 16
2 Truk (unit) - 364 382
3 Angkutan Taksi/Minibus (unit) - 47 45
4 Ojek/Sepeda Motor, Becak Motor (unit) - 2.043 1.981
5 Becak Dayung/Angkutan Lainnya (unit) - 63 67
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias

Tabel 2.34.
Perkembangan J umlah Kapal Motor Penumpang Antar Pulau
Tahun 2009-2011 Kabupaten Nias Barat

No Trayek 2008 2009 2010
1 Sirombu Ke Hinako 4 4 5
2 Hinako-Asu 2 3 3
3 Hinako-Bawa 3 4 4
J umlah 9 11 12
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias

H. Lingkungan Hidup
Kebersihan dan pengolahan sampah di Kabupaten Nias Barat belum tersedia dan tertangani
hingga saat ini. Namun, sistem pengelolaan persampahan yang dilakukan saat ini
menggunakan konsep buang, bakar, dengan menggunakan sistem pembuangan terbuka
(open dumping) disekitar rumah penduduk atau pun kesungai. Mengingat semakin
banyaknya sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, pemerintahan, sekolah dan
perdagangan jasa, maka dipandang sangat perlu untuk merencanakan pembangunan
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah maupun Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

I. Pertanahan
Di Kabupaten Nias Barat kepemilikan tanah masih belum tersertifikasi dengan baik
disebabkan masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang penggunaan lahan untuk
konsep pengembangan kawasan, juga karena merupakan daerah otonom baru sehingga
sistem pendataan belum berjalan secara efektif. Sebagai daerah otonom baru yang
membutuhan banyak lahan sebagai lokasi infrastruktur dasar maka perlu dilakukan
pendataan tanah pemerintah. Selengkapnyadisajikan pada Tabel 2.35 berikut:

Tabel 2.35.
Status Kepemilikan Tanah Menurut J enis Hak,
Kewajiban dan Kecamatan di Kabupaten Nias Barat Tahun 2011

No. Kecamatan
Hak
Milik
Hak Guna
Bangunan
(HGB)
Hak
Pakai
Hak Guna
Usaha
(HGU)
Bussiness
Purpose
Right
1. Sirombu 2 - - - -
2. Lahomi 84 - - - -
3. Ulu Moroo - - - - -
4. Lolofitu Moi 7 - - - -
5. Mandrehe Utara - - - - -
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 25
6. Mandrehe 9 - - - -
7. Mandrehe Barat - - - - -
8. Moroo - - - - -
J umlah 102
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias

J . Kependudukan dan Catatan Sipil
Pelayanan umum administrasi kependudukan dan catatan sipil di Kabupaten Nias Barat
meliputi administrasi data dan dokumen kependudukan khususnya penerapan e-KTP serta
pencatatan sipil. J umlah masyarakat yang mencatatkan kelahirannya di Kabupaten Nias
Barat secara signifikan semakin meningkat demikian juga pada akta perkawinan. Hal ini
disebabkan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap administrasi
kependudukan sehingga berdampak positif terhadap perkembangan daerah otonom baru.

K. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Dalam proses pembangunan di Kabupaten Nias Barat peranan perempuan masih belum
sesuai dengan yang diharapkan, hal ini dapat terlihat pada rasio perempuan yang menjadi
PNS dan yang menduduki jabatan struktural. Selain itu juga kebijakan dalam pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak belum ditetapkan di Kabupaten Nias Barat, sehingga hal
ini perlu dilaksanakan untuk memajukan bidang urusan ini.

L. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Rasio akseptor KB adalah jumlah akseptor KB dalam periode 1 (satu) tahun per 1000
pasangan usia subur pada tahun yang sama, seperti terlihat pada tabel 2.36 di bawah ini:
Tabel 2.36.
J umlah Pasangan Usia Subur (PUS), Akseptor Aktif, Akseptor Baru
dan KB Mandiri di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Uraian Indikator 2009 2010 2011
1. PUS - 12.807
13.162
2. Akseptor Aktif (Fase IV)

- Target - 12.807
13.162
- Realisasi - 4.013
4.948
3. Akseptor Baru

- Target - 2.672
2.060
- Realisasi - 961
920
4. KB Mandiri

- Target - -
- Realisasi - -
Sumber :Badan Pusat Statistik KabupatenNias

M. Sosial
Bidang urusan Sosial sesungguhnya adalah prioritas utama daerah untuk
mendukung peningkatan perekonomian dan pengentasan kemiskinan, sehingga diharapkan
penyandang masalah kesejhateraan sosial dapat menurun, selengkapnya diuraikan pada
tabel 2.37 berikut.
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 26
Tabel 2.37
Perkembangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Uraian 2009 2010 2011
1. Balita Terlantar - - 100
2. Anak Terlantar - 87 181
3. Anak J alanan - - 19
4. Korban Narkotika - 4 19
5. Wanita Rawan Sosial Ekonomi - - 57
6.
Penyandang Cacat
-
1.540 1.540
7. Anak Korban Tindak Kekerasan - - -
8.
Tuna Susila
-
- -
9.
Wanita Korban Ti ndak Kekerasan - - -
10.
J umlah Panti Sosial - - -
11.
Pelatihan tenaga penyuluh kesejahteraan sosial - - -
Sumber : Dinas Sosial

N. Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian
Kesempatan kerja (permintaan atas tenaga kerja) merupakan peluang atau keadaan yang
menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan
sanggup bekerja dalam proses produksi dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan
keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-masing lebih rinci pada dapat dilihat pada Tabel
2.38. berikut
Tabel 2.38.
J umlah Pencari Kerja Menurut Latar Belakang Pendidikan yang Ditamatkan
Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2010

No Tingkat Pendidikan 2009 2010 2011
1 Tidak Sekolah - - -
2 SD - 616 -
3 SMP - 308 -
4 SMA - 519 -
5 SMK - - -
6 DII - - -
7 DIII - - -
8 SI - 75 -
J UMLAH - 1.518 -
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias

Sektor pertanian menjadi kegiatan utama masyarakat Nias Barat, selengkapnya
pada Tabel 2.39.

Tabel 2.39.
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut J enis Kegiatan Utama
Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2010

No Tingkat Pendidikan 2009 2010 2011
1
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,
Perburbunan dan Perikanan
- - 34.046
2 Industri - - 54
3
Perdagangan, Rumah Makan dan J asa
Akomodasi
- - 404
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 27
4
J asa Kemasyarakatan, Sosial dan
Perorangan
- - 2.054
5 Lainnya - - 386
J UMLAH - - -
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias

Penduduk berumur 15 tahun keatas yang termasuk angkatan kerja menurut pendidikan yang
ditamatkan di Kabupaten Nias Barat yang tertinggi adalah yang berasal dari tidak pernah
sekolah. Sedangkan pada tamatan Diploma/Akademi/Universitas adalah terendah yaitu 2.076
orang, selengkapnya pada Tabel 2.40. berikut.

Tabel 2.40.
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Termasuk Angkatan Kerja
Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No. Pendidikan yang Ditamatkan 2009 2010 2011
1. Tidak pernah sekolah - - 10.559
2. Tidak/Belum Tamat SD - - 7.318
3. Pendidikan SD yang Ditamatkan - - 7.212
4. Pendidikan SLTP yang Ditamatkan - - 6.036
5. Pendidikan SLTA yang Ditamatkan - - 5.215
6. Diploma/Akademi/Universitas - - 2.076
J umlah 38.416
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias 2012

O. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Koperasi aktif di Kabupaten Nias Barat belum mencapai jumlah yang dibutuhkan, selain itu
masyarakat juga belum memiliki pengenalan dan kemauan untuk bergabung atau
mendirikan koperasi.
Usaha kecil dan menengah juga belum bisa ditumbuhkan dengan baik mengingat kegiatan
masyarakat, masih bidan produksi hasil bumi, dengan meningkatnya produktifitas sektor
pertanian dalam arti yang luas, maka UMK dapat ditumbuh kembangkan dengan baik.

P. Penanaman Modal
Sektor perekonomian di Kabupaten Nias Barat belum dimasuki oleh investor, hal ini
diakibatkan belum adanya kebijakan dan promosi di bidang ini, sehingga hal ini perlu diberi
penangan serius oleh Pemerintah termasuk kebijakan di bidang kemudahan perijinan yang
merupakan kebijakan nasional.

Q. Kebudayaan Dan Pariwisata
Sektor kebudayaan memerlukan perhatian khusus oleh pemerintah berkaitan dengan
terjadinya interaksi budaya lokal dangan budaya gobal, sehingga diharapkan adanya budaya
yang memiliki jati diri lokal dengan penyerapan nilai positip budaya global.
Sektor pariwisata merupakan potensi yang memiliki prospek yang cerah untuk
dikembangkan dengan menggali aspek-aspek keunggulan kompettitif sehingga dapat
bersaing dengan daerah tujuan wisata lainnya di tataran nasional maupun internasional.
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 28

R. Kepemudaan dan Olahraga
Penumbuhan dan pembinaan organisasi kepemudaan belum seperti yg diharapkan, sehingga
hal ini perlu dilaksanakan secara intensif mengingat pemuda adalah calon pemimpin dan
pelaku dalam proses pembangunan. Kegiatan keolahragaan juga belum memiliki sarana
prasarana yang memadai sehingga belum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

S. Kesatuan Bangsa, Politik dalam Negeri
Indikator Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat meliputi pembinaan
pendidikan politik baik bagi partai politik, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi
Masyarakat (Ormas) maupun kepada masyarakat, seperti terlihat pada tabel berikut
Tabel 2.41.
Capaian Kinerja Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Uraian 2009 2010 2011
I. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
1. J umlah Partai Politik (parpol) 21 21 21
2. J umlah Organisasi Masyarakat (ormas) 4 4 4
3. Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan
OKP maupun kepada masyarakat (kali) - - 2
4. Silahturami tokoh agama dan tokoh pemuda
tentang kerukunan beragama (kali) - - 1
5. Capaian pelaksanaan Forum Kerukunan
Umat Beragama (FKUB) (keg) - - 1
II. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
1. J umlah Polisi Pamong Praja
a. J umlah Polisi Pamong Praja (orang) - - 5
b. J umlah Banpol (orang) - - 78
c. J umlah Linmas (orang) - 916 -
3. Pelaksanaan Operasi Kasih Sayang (keg) - - -
4. Penertiban minuman beralkohol (keg) - - -
5. J umlah demo (kali) - - 1
6. Pengawalan dan pengamanan pejabat (keg) - 1 1
7. Pengawasan PERDA Kabupaten Nias Barat (keg) - 1 1
Sumber : Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

T. Otonomi daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Bidang urusan wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian meliputi beberapa lembaga pemerintahan
seperti Sekretariat Daerah, kepegawaian, lembaga keuangan dan pengawasan serta
pemerintahan lingkup kecamatan. Capaian kinerja diuraikan seperti pada tabel 2.42 berikut.

Tabel 2.42
Capaian Kinerja Urusan Wajib Otonomi daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Uraian 2009 2010 2011
I. Pemerintah Daerah Lingkup Kab. Nias Barat
1. Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (dok/keg) - 1 1
2. Rapat Koordinasi Pemerintahan (keg) 1 1 1
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 29
No Uraian 2009 2010 2011
3. Rapat Koordinasi Unsur Muspida (keg) - - 1
4. Ranperda tentang Pemerintahan Desa (ranperda) - - 5
5. J umlah pemekaran desa (desa) - - -
6.
Pengadaan barang dan jasa melalui Unit
Layanan Terpadu (ULP) (paket) - - 52
7. Aparatur pemerintah penerima bantuan hukum (orang) - - 2
8.
Penempatan PNS berdasarkan analisis jabatan
dan beban kerja (orang) - - 4
9. Produk hukum Peraturan Daerah (perda) - 1 5
10. Produk hukum Peraturan Bupati (perda) 9 15 11
11. Produk hukum Keputusan Bupati (SK Bupati) 28 131 330
12. Produk hukum MOU (nota) 1 1 2
13. Perjanjian kerjasama (nota) 1 1 2
14. Ranperda APBD - P.APBD (ranperda) 1 1 1
15. Sosialisasi Kebijakan Kepala Daerah (keg) - - -
16. Pelaksanaan temu Pers (keg) 1 1 2
17. Penyebarluasan informasi layanan publik (keg) - - 1
18. Website milik pemerintah daerah (web) - - 1
19. Website milik SKPD (web) - - 2
20. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (keg) - - 1
21. Ketaatan membayar pajak (%) - - 70
22. Pendataan PBB (%) - - 50
24. Fasilitasi pengelolaan dan pendistribusian raskin (%) - 100 100
25. Pemilihan dan pembinaan desa percontohan (keg) - - 1
26. Fasilitasi/pembinaan TP.PKK Kecamatan (keg) - - 1
27. Pelanggaran disiplin pegawai (kasus) - - 9
28.
Tindak lanjut hasil temuan pengawasan dan
audit BPK (kasus) - - 121
29. Monitoring percepatan pemberantasan korupsi (kali) - - 1
30.
Pelaksanaan pengawasan internal secara
berkala di setiap SKPD (kali) - - 2
31.
Penanganan kasus pengaduan di lingkup
Pemerintah Kabupaten dan sertijab (kasus) - - 30
32. Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan (kali) - - 4
33. Rapat koordinasi pengawasan (kali) - - 1
34. Pemeriksaan dana PAP-PNPM Mandiri (kali) - - 8
35. Pengelolaan, penelitian, dan penilaian LP2P (kali) - - 1
36.
Pegawai yang dikenakan sanksi
berdasarkan PP. 53 tahun 2010 (orang) - - 4
II Sekretariat DPRD
1. Kunjungan Kerja Badan Legislasi (kali) - - 3
2.
Dialog dan Koordinasi dengan Pemerintah Daerah
dan Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama (kali)
- - 3
3.
Memfasilitasi Pertemuan Antara Eksekutif
dan Legislatif (kali)
- - 2
4. Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (kali) - - 3
5. Kegiatan reses (kali) - - 2
6. Kunjungan kerja badan legislasi (kali) - - 3
7. Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota DPRD (kali) - - 3
8. Kunjungan Kerja Panitia Khusus (kali) - - 3
9. Kunjungan Kerja Badan Kehormatan (kali) - - 3
10. Kunjungan Kerja Komisi-Komisi (kali) - - 2
11. Rapat Kerja DPRD (%) - - 100
12. Rapat-Rapat Fraksi (%) - - 100
Sumber : Sekretariat Daerah Kabupaten Nias Barat

Berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Nias Barat Nomor 9 Tahun 2012 Tentang
Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten
Nias Barat. Urusan Wajib adalah adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan
oleh Pemerintahan Daerah berkaitan dengan pelayanan dasar yaitu :Pendidikan, Kesehatan,
Pekerjaan Umum, Perumahan, Penataan Ruang, Perencanaan Pembangunan, Perhubungan,
Lingkungan Hidup, Pertanahan, Kependudukan dan Catatan Sipil, Pemberdayaan Perempuan
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 30
dan Perlindungan Anak, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, Sosial,
Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
Penanaman Modal, Kebudayaan Dan Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Kesatuan
Bangsa dan Politik Dalam Negeri, Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, Pemberdayaan
Masyarakat, Statistik, Kearsipan, Perpustakaan, Komunikasi Dan Informatika, Pertanian Dan
Ketahanan Pangan.
Sedangkan urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan,
dan potensi unggulan daerah kewenangan pemerintah daerah yaitu : Kehutanan, Energi Dan
Sumber Daya Mineral, Kelautan Dan Perikanan, Perdagangan, serta Perindustrian.

Perwujudan tata pemerintahan yang baik (good governance) dilakukan melalui pembenahan
birokrasi untuk dapat memenuhi perkembangan kebutuhan dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat dan untuk mempermudah aparat pemerintah daerah melaksanakan
tugas dan fungsinya. Sumber daya manusia merupakan aset bagi suatu organisasi dan
sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan mewujudkan tujuan organisasi. Oleh karena
itu Pemerintah Kabupaten Nias Barat selalu melakukan pengelolaan sumber daya manusia
(aparatur) yang dimiliki secara komprehensif dan berkesinambungan. Gambaran kondisi dan
perkembangan Aparatur Pemerintahan di Kabupaten Nias Barat dapat dijelaskan melalui
beberapa indikasi yang meliputi perkembangan formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
setiap tahunnya, jumlah pegawai negeri sipil berdasarkan golongan dan pendidikan.
Permasalahan yang dihadapi terkait dengan jenjang pendidikan ini adalah distribusi pegawai
tidak merata berdasarkan jenjang pendidikan dan penempatan pegawai tidak berdasarkan
latar belakang pendidikan.
Capaian kinerja kepegawaian dan jumlah pegawai Kabupaten Nias Barat tahun
2009-2011 diuraikan pada Tabel 2.43 dan Tabel 2.44.

Tabel 2.43.
Capaian Kinerja Kepegawaian Di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Uraian 2009 2010 2011
1. J umlah Formasi CPNS (orang) 500 340 -
2. J umlah total PNS (orang) 940 1511 1550
3. J umlah PNS Berdasarkan Golongan
a. Golongan I (orang) 8 9 18
b. Golongan II (orang) 358 659 685
c. Golongan III (orang) 394 638 587
d. Golongan IV (orang) 180 205 260
e. Total J umlah Pegawai (orang) 940 1.511 1.550
4. J umlah PNS Berdasarkan Pendidikan
a. SD (orang) 6 6 8
b. SMP (orang) 10 14 23
c. SMA/SMK (orang) 419 506 396
d. Diploma D-1 (orang) 0 0 0
e. Diploma D-2 (orang) 278 348 279
f. Diploma D-3 (orang) 95 286 305
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 31
No Uraian 2009 2010 2011
g. Sarjana S-1 (orang) 126 343 530
h. Sarjana S-2 (orang) 6 8 9
i. Sarjana S-3 (orang) 0 0 0
e. Total J umlah Pegawai (orang) 940 1.511 1.550
5. J umlah pegawai fungsional di :
a. Dinas pendidikan - - 792
b. Dinas kesehatan - - 233
6.
J umlah tamatan guru dan teknis yang berada
di struktural dan fungsional
- - 525
7.
J umlah pegawai yang mengikuti tugas belajar
S-1 dan S-2 (orang) - - -
Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Nias Barat

Tabel 2.44.
J umlah Pegawai Negeri Sipil di I nstansi Pemerintah Daerah
Kabupaten Nias Barat per J uli 2011

NO Unit Satuan Kerja Perangkat Daerah
Golongan PNS
I II III IV J umlah
1. Dinas Pendidikan, Pemuda, Olah Raga dan
Kebudayaan
- 7 21 14 42
2. Dinas Kesehatan - 4 17 - 21
3. Dinas Pekerjaan Umum - 15 15 2 32
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah - 5 13 4 22
5. Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi
dan Informatika
2 2 3 4 11
6. Kantor Lingkungan Hidup - 4 2 1 7
7. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil - 2 4 4 10
8. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja - 2 2 7 11
9. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat
- 3 4 2 9
10. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja - 2 2 1 5
11. Sekretariat Daerah - 25 28 14 67
12. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah - 3 4 2 9
13. Dinas Pendapatan - 4 6 3 13
14. Inspektorat 1 4 5 7 17
15. Badan Kepegawaian Daerah - 6 9 6 21
16. Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Pertanian,Perikanan dan Kehutanan
- 4 6 - 10
17. Badan Pemberdayaan Masyarakat,
Perempuan, Anak dan KB
- 3 8 3 14
18. Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan
Peternakan
- 3 7 6 16
19. Dinas Kelautan dan Perikanan - 5 8 2 15
20. Dinas Perindustrian, Perdagangan, UMKM,
Pertambangan dan Energi
- 1 5 5 11
21. Sekretariat KPU - 4 4 1 9
22. Kantor Camat 2 28 32 4 66
23. Sekretaris Desa 11 30 - - 41
24. Puskesmas - 171 30 - 201
25. Cabang Dinas Pendidikan, Kebudayaan,
Pemuda dan Olahraga
2 348 352 168 870
J UMLAH 18 685 587 260 1.550
Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Nias Barat

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebanyak 20 orang untuk periode 2009-
2014 yang berasal dari 13 (tiga belas) partai politik seperti terlihat pada Tabel 2.45.




RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 32
Tabel 2.45.
Anggota DPRD Menurut Partai Politik dan J enis KelaminPeriode 2009-1014

No Partai Politik
Anggota DPRD
Laki-Laki Perempuan J umlah
1. Partai Demokrat 3 2 5
2. Partai Golkar 2 - 2
3. Partai PDI-Perjuangan 2 - 2
4 Partai Pelopor 2 - 2
5 Partai Perjuangan Indonesia Baru 1 - 1
6 Partai Indonesia Sejahtera 0 1 1
7 Partai Perduli Rakyat Nusantara 1 - 1
8 Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia 1 - 1
9 Partai Kebangkitan Bangsa 1 - 1
10 Partai Pemuda Indonesia 1 - 1
11 Partai Demokrasi Pembaharuan 1 - 1
12 Partai Damai Sejahtera 1 - 1
13 Partai Kedaulatan 1 - 1
J umlah 17 3 20
Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Nias Barat

Kebebasan beribadah telah dijamin oleh negara sampai ke tingkat Pemerintah Daerah
khususnya Kabupaten Nias Barat, sehingga pembangunan rumah ibadah tetap
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ditelah ditetapkan oleh Pemerintah. Agama yang
dianut oleh mayoritas masyarakat Nias Barat adalah Kristen, dengan jumlah rumah ibadah
dan umat disajikan pada Tabel 2.46

Tabel 2.46.
J umlah Rumah Ibadah dan Umat di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No
Agama/
Tempat Ibadah
2009 2010 2011
Rumah
Ibadah
J umlah
Umat
Rumah
Ibadah
J umlah
Umat
Rumah
Ibadah
J umlah
Umat
1. Gereja Katholik 72 - 84 22.939 84 19.474
2. Gereja Protestan 307 - 196 77.558 196 77.558
3. Mesjid/Surau 8 - 9 2.060 11 2.290
4. Vihara 1 - 1 - 1 -
5. Pura - - - - - -
J umlah 387 - 290 102.557 292 99.322
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias

U. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan mayarakat dimulai dengan kelompok binaan LPM yang merupakan mitra desa
dalam mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat, yang dilaksanakan dengan berbagai
bentuk pelatihan, demikian juga dengan pemberdayaan melalui PNPM yang ketepatan
penerima manfaatnya terus ditingkatkan dari tahun ke tahun.

V. Statistik
Fungsi statistik dilaksanakan oleh Badan Perencanaaan Pembangunan dan melaksanakan
kerjasama erat dengan Kantor BPS Nias, diharapkan dalam proses perencanaan akan dapat
ditetapkan data perencanaan pembangunan yang baku, valid dan selalu terbaharui,
mengingat data merupakan syarat utama terjadinya perencanaan yang baik.
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 33

W. Kearsipan
Pengelolaan arsip yang baik menjamin ketersediaan arsip dan dokumen dalam jangka waktu
yang lama dengan kondisi baik, hal ini membutuhkan adanya Arsiparis yang memiliki
kompetensi di bidangnya serta ketersediaan sarana dan prasarana kearsipan.

X. Perpustakaan
Perpustakaan memberikan pelayanan kepada masyarakat atas berbagai bahan pustaka baik
yang berbentuk hardcopy maupun softcopy dengan indikator berupa jumlah bahan pustaka
dan jumlah pengunjung. Keberadaan perpustakaan juga dapat meningkatkan minat baca
bagi masyarakat.

Y. Komunikasi Dan Informatika
Di Kabupaten Nias Barat terdapat satu unit Kantor Pos Cabang Pembantu Sirombu untuk
melayani masyarakat dalam hal jasa pos. Data dari Kantor Pos Pembantu tersebut dapat
dilihat bahwa jumlah seluruh surat yang dikirim lebih banyak daripada surat yang diterima.
Kegiatan yang dilakukan oleh Kantor Pos cabang pembantu Sirombu adalah mengirim dan
menerima Wesel dan Giro/Cek, penggunaan Sistem Online dengan kerjasama dengan
beberapa instansi lain seperti dalam hal pembayaran listrik dengan PT PLN, penyimpanan
tabungan di Bank BTN dan Bank Muamalat, pembayaran kredit rumah maupun kredit sepeda
motor dengan Bank BTN dan ITC. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)
melalui Direktorat J enderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) yaitu Balai
Penyedia dan Pengelolaan Pembiayaan Teknologi Informatika (BP3TI) telah memfaslitasi
Ketersediaan Kewajiban Pelayanan Universal/Universal Service Obligation (KPU/USO) Kreatif.
Secara garis besar KPU/USO bertujuan untuk membangun infrastruktur telekomunikasi yang
mendukung meratanya penyediaan akses layanan telekomunikasi yang dapat berupa
layanan telepon maupun internet di wilayah perkotaan dan di wilayah perdesaan khususnya
daerah perdesaan (rural based).

Z. Pertanian dan Ketahanan Pangan
Program ketahanan pangan yang dilaksanakan adalah penyuluhan terhadap petani tentang
pelaksanaan metode bertani dan pembangunan demplot, seperti yang terdapat pada Tabel
2.47 berikut.
Tabel 2.47.
Pencapaian Kinerja Pembangunan Ketahanan Pangan
Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2012

No Indikator 2009 2010 2011 2012
1. Lembaga cadangan pangan masyarakat
(lumbungpangan desa) dan pemerintah (gudang
pangan)

-


3

1
2. Kantor Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan
3 4 5 1
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 34
3. Aparatur penyuluh lapangan (orang) - 23 23
4. Pemberdayaan dan peningkatan kemampuan kelompok
tani (kec)
- 3 -
5.
Cakupan bina kelompok petani (%) - - - 10

- J umlah Kelompok Tani (kelompok) - - - 407
- J umlah kelompok tani yang mendapatkan bantuan
pemda (kelompok)
- - - 2,45
6.
J umlah Tenaga Penyuluh Pertanian 20

- PNSD (orang) - - - 1

- Honor Daerah (orang) - - - 1

- THL-TBPP (orang) - - - 18
Sumber : Kantor Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nias Barat

Pertanian tanaman pangan di Kabupaten Nias Barat hingga saat ini masih dikelola secara
tradisional sehingga tingkat produksi dan produktivitasnya relatif masih rendah dan belum
bisa mencapai hasil yang maksimal. Namun demikian bidang pertanian merupakan sektor
utama pendapatan daerah, sehingga diharapkan Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian,
Perkebunan, Kehutanan dan Peternakan diharapkan dapat semakin meningkatkan produksi
pertanian dan perkebunan untuk dapat mewujudkan swasembada pangan.
Perkembangan tanaman padi sawah diuraikan pada Tabel 2.48 dan Tabel 2.49 berikut

Tabel 2.48.
Perkembangan Produktivitas Padi Sawah di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No. Indikator
Produktivitas (ton/ ha)
2009 2010
*)
2011
**)

1.
Luas Tanam (ha) - - 2.460,00
2.
Luas Panen (ha) - 1.966,00 2.361,48
3.
J umlah Produksi (ton) - 5.746,40 6.431,52
4.
Produktifitas (ton/ha) - 2,92 2,72
Sumber : *) Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias
**) Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan Kabupaten Nias Barat


Tabel 2.49.
Perkembangan Produksi Tanaman Padi Sawah Menurut Kecamatan
di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No. Kecamatan dan I ndikator
Produktivitas (ton/ ha)
2009 2010
*)
2011
**)

1. Sirombu


- Luas Tanam (ha) - - 410,00

- Luas Panen (ha) - 280,00 393,60

- J umlah Produksi (ton) - 812,00 984,00

- Produktifitas (ton/ha) - 2,90 2,50
2. Lahomi


- Luas Tanam (ha) - - 377,00

- Luas Panen (ha) - 314,00 361,90

- J umlah Produksi (ton) - 910,60 1.013,30

- Produktifitas (ton/ha) - 2,90 2,80
3. Ulu Moroo


- Luas Tanam (ha) - - -

- Luas Panen (ha) - - -

- J umlah Produksi (ton) - - -

- Produktifitas (ton/ha) - - -
4. Lolofitu Moi

RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 35
No. Kecamatan dan I ndikator
Produktivitas (ton/ ha)
2009 2010
*)
2011
**)


- Luas Tanam (ha) - - -

- Luas Panen (ha) - - -

- J umlah Produksi (ton) - - -

- Produktifitas (ton/ha) - - -
5. Mandrehe Utara


- Luas Tanam (ha) - - 159,00

- Luas Panen (ha) - 295,00 152,60

- J umlah Produksi (ton) - 855,50 412,02

- Produktifitas (ton/ha) - 2,90 2,70
6. Mandrehe


- Luas Tanam (ha) - - 511,00

- Luas Panen (ha) - 400,00 490,56

- J umlah Produksi (ton) - 1.160,00 1.422,6

- Produktifitas (ton/ha) - 2,90 2,90
7. Mandrehe Barat


- Luas Tanam (ha) - - 566,00

- Luas Panen (ha) - 250,00 543,30

- J umlah Produksi (ton) - 725,00 1.466,90

- Produktifitas (ton/ha) - 2,90 2,70
8. Moroo


- Luas Tanam (ha) - - 437,00

- Luas Panen (ha) - 427,00 419,52

- J umlah Produksi (ton) - 1.283,30 1.132,70

- Produktifitas (ton/ha) - 3,00 2,70
Sumber : *) Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias
**) Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan Kabupaten Nias Barat

Peningkatan produksi tanaman pangan juga diharapkan berasal dari tanaman palawija,
selengkapnya diuraikan pada Tabel 2.50. berikut.

Tabel 2.50.
Produksi Tanaman Palawija
Menurut Kecamatan di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Komoditi
Luas Panen (ha) J umlah Produksi (ton) Produktifitas (ton/ ha)
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
1. J agung - 20,00 65,50 - 110,00 162,20 - 11,00 2,40
2. Ketela Pohon - 35,00 95,00 - 245,00 41,76 - 35,00 0,44
3. Kacang Tanah - - 13,50 - - 11,45 - - 0,85
4. Ketela Rambat - 93,00 - - 418,50 - - 31,50 -
5. Kacang Kedelai - - - - - - - - -
6. Kacang Hijau - - - - - - - - -
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias

Perkembangan produksi tanaman perkebunan diuraikan pada tabel 2.51.

Tabel 2.51.
Produktifitas Tanaman Perkebunan di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Komoditi
Luas Panen (ha) J umlah Produksi (ton) Produktifitas (ton/ ha)
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
1. Karet - 2.935,00 2.856,00 - 3.310,00 2.440,00 - 1,13 0,85
2. Kelapa - 2.084,20 1.435,70 - 2.093,30 1.172,00 - 1,00 0,82
3. Kakao - 533,00 537,00 - 453,00 448,00 - 0,85 0,83
4. Kopi - 29,50 43,00 - 12,80 18,07 - 0,43 0,42
5. Cengkeh - 30,50 30,50 - 8,04 7,40 - 0,26 0,24
6. Nilam - - 1,00 - - 0,11 - - 0,11
7. Pinang - 28,00 60,00 - 11,90 14,70 - 0,43 0,25
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 36
Perkembangan produksi buah-buahan di Kabupaten Nias Barat tidak mengalami
perkembangan yang signifikan, diuraikan pada Tabel 2.52. berikut:

Tabel 2.52.
Perkembangan Produksi Buah-Buahan
di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Komoditi
Luas Panen (ha)
J umlah Produksi
(ton)
Produktifitas
(ton/ ha)
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
1. Alpukat 0,25 0,25 0,25 0,10 0,10 0,10 0,40 0,40 0,40
2. Mangga 2,50 2,50 2,50 7,75 9,25 8,75 3,10 3,70 3,50
3. Kuini 3,50 3,50 3,50 9,25 9,25 9,25 2,64 2,64 2,64
4. J eruk 2,50 2,50 2,50 3,80 4,30 4,30 1,52 1,72 1,72
5. Durian 7,50 7,00 7,00 92,0 80,00 80,00 12,27 11,43 11,43
6. J ambu 2,00 1,70 2,00 0,60 0,60 0,60 0,30 0,35 0,30
7. Duku/Langsat 3,00 3,00 3,00 4,25 4,55 4,75 1,42 1,52 1,58
8. Rambutan 1,75 1,75 1,75 2,45 2,45 2,45 1,40 1,40 1,40
9. Pisang 17,50 18,30 18,50 51,75 53,75 53,75 2,96 2,94 2,91
10. Pepaya 2,70 2,70 2,70 6,45 6,45 6,25 2,39 2,39 2,31
11. Manggis 1,75 1,75 1,75 3,85 4,35 4,55 2,20 2,49 2,60
12. Nenas 3,50 3,50 3,50 7,45 6,55 8,25 2,13 1,87 2,36
13. Belimbing 1,75 1,75 1,75 2,95 3,05 3,05 1,69 1,74 1,74
14. Nangka/Cempedak 2,75 2,75 2,75 5,25 4,75 4,75 1,91 1,73 1,73
15. Salak 1,75 1,75 1,75 0,25 0,25 0,25 0,14 0,14 0,14
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias

Produksi hasil tanaman holtikultura pada tahun tidak begitu signifikan dari tahun ke tahun,
selengkapnya diuraikan pada Tabel 2.53. berikut:

Tabel 2.53.
Produksi Sayur-Sayuran di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Komoditi
Luas Panen (ha) J umlah Produksi (ton) Produktifitas (ton/ ha)
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
1. Bawang Daun 1,50 2,00 2,00 2,00 3,00 3,00 1,33 1,50 1,50
2. Kacang Panjang 8,00 8,00 9,20 17,00 17,00 17,00 2,13 2,13 1,85
3. Cabe 9,00 9,00 9,50 15,30 14,50 14,50 1,70 1,61 1,53
4. Terong 5,50 6,00 8,16 12,60 12,00 13,20 2,29 2,00 1,62
5. Ketimun 5,00 5,50 5,52 7,50 7,30 7,50 1,50 1,33 1,36
6. Kangkung 4,00 5,00 5,00 5,00 6,40 6,00 1,25 1,28 1,20
7. Bayam 2,00 2,00 2,16 2,50 2,50 2,30 1,25 1,25 1,06
8. Buncis 2,50 2,50 2,50 3,50 6,00 6,00 1,40 2,40 2,40
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias
Program bidang peternakan ditujukan untuk peningkatan produksi populasi ternak babi dan
ternak ayam, dengan sistem pengelolaan ditekankan pada sistem pengelolaan berwasasan
lingkungan yang didukung dengan program penyuluhan yang tepat sasaran terhadap para
pengelolan usaha peternakan, selengkapnya diuraikan seperti pada Tabel 2.54.

Tabel. 2.54.
Perkembangan Capaian Bidang Peternakan di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Kecamatan 2009 2010 2011
1. Ternak Besar/Kecil
*)
(ekor) 46.292 85.728 91.018
- Sapi 78 98 91
- Kerbau 21 21 11
- Babi 46.115 85.531 90.864
- Kambing 78 78 52
2. Ternak Unggas
*)
(ekor) 33.542 54.114 39.932
- Ayam Buras 33.542 54.114 39.899
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 37
- Itik - - 33
3. Produksi Daging
*)
(ton) 455.802 546.680 539.580
- Daging Ternak Besar/Kecil 248.364 538.344 510.439
- Daging Unggas 207.438 8.344 29.141
4. Produksi Telur (butir) 160 107 948
5. Pembangunan pusat kesehatan hewan (unit) - - -
6. Vaksinasi ternak anjing (ekor) 0 2.000 2.038
7. J umlah dokter hewan (orang) 0 0 0
8. Pelatihan kader vaksinasi (orang) - - -
Sumber : *) Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias

2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan
Analisis kinerja atas layanan urusan pilihan dilakukan terhadap indikator-indikator kinerja
penyelengaraan urusan pilihan pemerintahan daerah Kabupaten Nias Barat, yaitu:
A. Kehutanan
Pengelolaan lahan untuk bidang kehutanan lebih ditekankan kepada rehabilitasi kawasan
hutan dan lahan kritis. Hal ini menjadi prioritas bidang kehutanan adanya kerusakan
kawasan hutan yang disebabkan oleh ulah masyarakat, selengkapnya pada Tabel 2.55.

Tabel 2.55.
Capaian Kinerja Bidang Kehutanan Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Uraian 2009 2010 2011
1. Rehabilitasi hutan dan lahan kritits (ha) 200 1.000 2.700
2. Kerusakan kawasan hutan (ha) 500 475 460
3. Pembibitan mahoni (batang) - 400.000 1.080.000
4. Pembuatan Bangunan Konservasi Tanah dan Air (unit) - - -
5. Pembuatan Hutan Mangrove (ha) - - -
6. Pembuatan Hutan Sempadan Pantai (ha) - - -
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Nias Barat

B. Energi dan Sumber Daya Mineral
Ketersediaan Energi listrik merupakan salah satu indikator yang menentukan kesejahteraaan
keluarga, dan pasokan energi listrik yang didistribusikan oleh PLN Cabang Gunungsitoli
sangat jauh dari yang diharapkan, demikian juga dengan masih adanya wilayah yang belum
memiliki akses energi listri terutama di kepulauan.
Penggalian bahan galian bukan logam dan mineral juga memeiliki pertumbuhan yang tinggi
seiring dengan dibutuhkannya sebagai bahan dalam proses pembangunan, untuk itu
diperlukan pengendalian dan pengawasan yang ketat sehingga tidak menibulkan kerusakan
bagi lingkungan.

C. Kelautan dan Perikanan
Sebagai daerah kepulauan maka Kabupaten Nias Barat sangat potensial terhadap perikanan
laut. Sebagian besar hasil perikanan laut tersebut merupakan hasil tangkapan nelayan
tradisional sehingga hasil tangkapan yang diperoleh setiap tahunnya relatif masih rendah,
selengkapnya pada Tabel 2.56 berikut:
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 38

Tabel 2.56.
Aspek Pelayanan Umum Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2012

No Uraian 2009 2010 2011
1. Produksi Ikan :
a. Perikanan laut (ton)
b. Perikanan air tawar (ton)

4.762
0,95

5.325
1,35

5.992
2,1
2. J umlah demplot perikanan air tawar - - 1
3. J umlah demplot perikanan air laut - - -
4. Cakupan bina kelompok nelayan (%) - 26 35
5.
Produksi perikanan kelompok nelayan (%) - 11 14
6. J umlah kelembagaan kelompok nelayan/ pembudidaya ikan
(kelompok)
- 25 65
7.
J umlah kapal patroli - - 1
8. Prasarana perikanan tangkap :
a. TPI (unit)
b. J etty (unit)
c. Kios pemasaran (unit)

1
-
-

-
-
-

-
-
-
9. Sarana perikanan tangkap :
a. Kapal perikanan 3-5 GT (unit)
b. Kapal perikanan 10 GT (unit)
c. Kapal/perahu tempel 0,5 GT (unit)

1
-
-

-
-
-

-
-
-
10. Sarana pengolahan dan peningkatan mutu produksi perikanan :
a. Lemari pengeringan ikan (unit)
b. Cool box (unit)

-
-

-
-

12
21
11.
Alat deteksi dan pengawetan ikan :
a. Fish finder (unit)
b. Freezer (unit)

-
-

-
-

15
26
12. Keterangan database, peta potensi sumber daya perikanan dan
kelautan (dokumen)
- - 1
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nias Barat

D. Perdagangan
Sarana perdagangan mayoritas yang terdapat di Kabupaten Nias Barat adalah warung,
selengkapnya diuraikan pada Tabel 2.57. berikut:

Tabel 2.57.
Perkembangan Sarana Perdagangan Menurut J enisnya
di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Uraian 2009 2010 2011
I Sarana Perdagangan
*)

1. Pasar umum 3 3 4
2. Pasar desa 12 11 18
3. Pertokoan 20 20 24
4. Kios 16 16 23
5. Warung 98 98 105
6. Rumah Makan 20 23 33
J umlah 169 172 207
II. Lods Pekan
**)

1. J umlah lods pekan terbuka (unit) - - 3
2. J umlah lods pekan tertutup (unit) - - 4
3. J umlah pekan tradisional (unit) - - -
Sumber : *) Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias
**) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UMKM, Kabupaten Nias Barat


RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 39
E. Perindustrian
J enis usaha industri selengkapnya diuraikan pada Tabel 2.58. berikut:

Tabel 2.58.
J umlah Usaha Industri Menurut Klasifikasi Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Klasifikasi
J umlah Unit Usaha
Tahun 2009
J umlah Unit Usaha
Tahun 2010
J umlah Unit Usaha
Tahun 2010
Industri
Rumah
Tangga
Industri
Kecil
Industri
Rumah
Tangga
Industri
Kecil
Industri
Rumah
Tangga
Industri
Kecil
1. Industri Makanan, Minuman dan
Tembakau
19 - 24 - 27 -
2. Industri Tekstil, Pakaian J adi dan
Kulit
- - 27 1 30 1
3. Industri Kayu, Bambu, Rotan,
Perabot Rumah Tangga
33 - 25 - 27 -
4. Industri Kertas dan Barang-
Barang dari Kertas, Percetakan
dan Penerbitan
6 - 18 - - -
5. Industri Kimia dan Barang-Barang
dari Bahan Kimia, Minyak Bumi,
Batu Bara, Karet dan Plastik
11 - - - - -
6. Industri Barang Galian Bukan
Logam
- - 17 - 18 -
7. Industri Logam Dasar - - - -
8. Industri Barang dari Logam,
Mesin dan Peralatannya
- - 8 - 10 -
9. Industri Pengolahan Lainnya - - 19 1 20
J umlah 69 138 2 130 1
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias

2.4. Aspek Daya Saing Daerah
2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
A. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
konsumsi rumah tangga yang diketahui dengan menghitung angka konsumsi RT per kapita,
yaitu rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita. Angka ini dihitung
berdasarkan pengeluaran penduduk untuk makanan dan bukan makanan per jumlah
penduduk. Selengkapnya diuraikan pada Tabel berikut:

Tabel 2.59.
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga per Kapita
di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No Uraian 2009 2010 2011
1. Total pengeluaran Rumah Tangga 298,840 486,937 -
2. J umlah Rumah Tangga 14.614 16.143 -
3. Rasio 20.449 30,164 -
Sumber : Kantor Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nias Barat

B. Nilai Tukar Petani (NTP)
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan indikator untuk mengetahui tingkat kesejahteraan
petani dengan mengukur kemampuan tukar produk (komoditas) yang dihasilkan/dijual
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 40
petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi
(usaha) maupun untuk konsumsi rumah tangga. J ika NTP lebih besar dari 100 maka periode
tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan periode tahun dasar, sebaliknya jika NTP
lebih kecil dari 100 berarti terjadi penurunan daya beli petani. Nilai Tukar Petani dapat
dihitung dengan membandingkan faktor produksi dengan produk, yaitu perbandingan antara
indeks yang diterima (It) petani dan yang dibayar (Ib) petani. Selengkapnya diuraikan pada
tabel berikut.

Tabel 2.60.
Nilai Tukar Petani (NTP) di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2012

No Uraian 2009 2010 2011 2012
1. Indeks yang diterima petani (lt) - - - 147,72
2. Indeks yang dibayar petani (lb) - - - 142,71
3. NTP - - - 103,51
Sumber : Kantor Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nias Barat

C. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Perkapita
Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita dibuat untuk mengetahui pola konsumsi rumah
tangga di luar pangan. Pengeluaran konsumsi non pangan per kapita dapat dicari dengan
menghitung persentase konsumsi RT untuk non pangan, yaitu proporsi total pengeluaran
rumah tangga untuk non pangan terhadap total pengeluaran, seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.61.
Persentase Konsumsi RT Non-Pangan di Kabupaten Nias Barat Tahun 2009-2011

No. Uraian 2009 2010 2011
1. Total Pengeluaran RT non Pangan 97.324 127.063 -
2. Total Pengeluaran 298.840 486.937 -
3. Rasio 0,3254 0,2609 -
Sumber : Kantor Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nias Barat

D. Produktivitas total daerah
Produktivitas total daerah merupakan indikator untuk mengetahui tingkat produktivitas tiap
sektor per angkatan kerja yang menunjukan seberapa produktif tiap angkatan kerja dalam
mendorong ekonomi daerah per sektor, selengkapnya pada tabel berikut:

Tabel 2.62.
Produktivitas Total Daerah Kabupaten Nias Barat Tahun 2010

No
Produktifitas
per Sektor
ADHB ADHK
PDRB per
Sektor
Produktifit
as per
Sektor
PDRB per
Sektor
Produktifit
as per
Sektor
1. Pertanian 433.295,50 11,48 175.033,43 4,64
2. Pertambangan dan Penggalian 22.010,49 0,58 9.392,47 0,25
3. Industri Pengolahan 7.200,44 0,19 3.805,42 0,10
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 41
No
Produktifitas
per Sektor
ADHB ADHK
PDRB per
Sektor
Produktifit
as per
Sektor
PDRB per
Sektor
Produktifit
as per
Sektor
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1.507,75 0,04 304,73 0,01
5. Bangunan 16.870,05 0,45 8.244,81 0,22
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 25.413,37 0,67 17.298,98 0,46
7. Pengangkutan dan Komunikasi 16.728,10 0,44 7.370,41 0,20
8. Keuangan, Asuransi, Persewaan
Bangunan dan Tanah, J asa Perusahaan
28.008,58 0,74 9.767,54 0,26
9.
J asa Kemasyarakatan, Sosial dan
Perorangan
38.366,14 1,02 23.461,65 0,62
J umlah 589.400,42 - 254.679,44 -
J umlah Angkatan Kerja 37.759 37.759
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Nias Olah data Bappeda Kab. Nias Barat

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur
A. Aksesbilitas Daerah
Fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam hubungannya
dengan ketersediaannya (availability) dalam mendukung aktivitas ekonomi daerah di
berbagai sektor di daerah dan antar-wilayah.
Infrastruktur jalan yang belum mencapai seluruh wilayah dan rasio jalan dalam keadaan baik
menghambat pertumbuhan ekonomi, demikian juga belum berfungsinya pelabuhan laut
Sirombu menyebabkan arus barang dan manusia belum dapat meningkatkan perekonomian
Kabupaten Nias Barat.

B. Penataan Wilayah
Indikator pencapaian pembangunan daerah untuk aspek daya saing daerah khususnya fokus
aksesbilitas daerah tercakup dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) antara lain
meliputi luas wilayah produktif, luas wilayah industri, luas wilayah kebanjiran, luas wilayah
kekeringan, dan luas wilayah perkotaan.

C. Fasilitas Bank dan Non Bank
Fasilitas bank yang terdapat di Kabupaten Nias Barat sampai pada tahun 2012 terdapat Bank
Rakyat Indonesia Unit Pembantu Mandrehe di Desa Sianaa Kecamatan Mandrehe, dan Bank
Sumut Unit Pembantu di Kecamatan Lahomi. Melihat antusiasme masyarakat Kabupaten Nias
Barat untuk memanfaatkan jasa bank yang tersedia, maka sudah selayaknya pihak pengelola
bank yang berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk memberikan pelayanan
kenyamanan dan kemudahan.



RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 42
D. Sarana Air Bersih
Air bersih merupakan sesuatu yang jarang ditemukan di tengah-tengah masyarakat
Nias Barat, dimana sebagian besar masih bergantung pada air hujan sedangkan yang
menggunakan sumber sumur lindung dan mata air terlindung sangat sedikit. Walaupun
demikian jika pengolahan sumber air tersebut dilakukan dengan baik maka akan diperoleh
kualitas air dan kuantitas air yang mencukupi kebutuhan rumah tangga.

E. Fasilitas Listrik dan Telepon
Ketersediaan listrik Kabupaten Nias Barat bersumber dari Kabupaten Nias Selatan namun
gardu listrik yang tersedia terdapat di Kecamatan Sirombu, Lolofitu Moi dan Kecamatan
Mandrehe. Kapasitas listrik yang tersedia tidak dapat mencukupi keseluruhan Kabupaten
Nias Barat sehingga masih terdapat daerah yang belum terjangkau penerangan listrik.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan terhadap Kantor J aga PLN diperoleh data sebagai
berikut :

Tabel 2.63.
Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kabupaten Nias Barat Tahun 2010

No Uraian
Kecamatan
Sirombu
Kecamatan
Mandrehe
Kecamatan
Lolofitu
Moi
1. Rumah tangga pengguna listrik

a. RT dengan daya 450 watt 1.333 2.800 950
b. RT dengan daya 900 watt 147 200 90
c. RT dengan daya 1.300 watt 12 10 -
d. RT dengan daya 2.200 watt 5 5 20
e. RT dengan daya > 2.200 watt - 4 10
f. Total Rumah Tangga pengguna listrik 1.497 3.019 1070
2. Kelompok sosial pengguna listrik (pemerintah,
sosial, bisnis, > 5.500 va)
92 96 -
Sumber : Kantor J aga PLN Kecamatan Sirombu, Mandrehe dan Kecamatan Lolofitu Moi

Upaya pemerintah daerah Kabupaten Nias Barat untuk dapat mengatasi hal tersebut dengan
melaksanakan program Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) antara lain :
a. Desa Tigaserangkai Kecamatan Lahomi, sistem tersebar sebanyak 80 kepala keluarga
b. Desa Sisobaoho Kecamatan Mendrehe Barat, sistem terpusat sebanyak 30 kepala
keluarga dengan kapasitas 5 kw.
Fasilitas telepon yang terdapat di Kabupaten Nias Barat adalah jaringan seluler dengan satu
provider Telkomsel dengan tingkat kegagalan panggilan yang sangat tinggi.

F. Ketersediaan Restoran
Ketersediaan restoran pada suatu daerah menunjukan tingkat daya tarik investasi suatu
daerah. Banyaknya restoran dan rumah makan menunjukan perkembangan kegiatan
ekonomi suatu daerah dan peluang-peluang yang ditimbulkannya. Perkembangan Kabupaten
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 43
Nias Barat akan memungkinkan adanya peningkatan jumlah hotel dan restoran yang layak
dengan mengutamakan kenyamanan dan kemanan.

2.4.3. Fokus Iklim Investasi
Fokus iklim investasi ditandai dengan adanya tindak kriminalitas maupun demonstrasi,
kemudahan mendapatkan ijin dan pengenaan pajak daerah. Angka Kriminalitas adalah rata-
rata kejadian kriminalitas dalam satu bulan pada tahun tertentu yaitu 0,98 namun secara
umum Kabupaten Nias Barat masih aman untuk memberi kesempatan berinvestasi.
Sedangkan untuk tindak demonstrasi masih belum terjadi secara besar-besaran sehingga
masih dapat ditangani oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Barat bekerjasama dengan
Kepolisian Sektor setempat. Pelayanan perizinan di Kabupaten Nias Barat telah dilaksanakan
secara terpadu melalui Kantor Pelayanan Perizinan terpadu dan Penanaman Modal
Kabupaten Nias Barat.

2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia
Indikator pencapaian pembangunan daerah khususnya fokus sumber daya manusia dapat
dilihat diukur berdasarkan indikator tingkat ketergantungan dan kualitas tenaga kerja.

A. Tingkat ketergantungan
Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya beban yang harus ditanggung
oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang tidak produktif, seperti
pada Tabel 2.64 berikut:

Tabel 2.64.
Rasio Ketergantungan Kabupaten Nias Barat Tahun 2010

No Uraian 2009 2010 2011
1. J umlah Penduduk Usia < 15 tahun
-
17.047 16.982
2. J umlah Penduduk usia > 64 tahun
-
1.020 1.045
3.
J umlah Penduduk Usia Tidak Produktif (1)
&(2)
-
18.067 18.027
4. J umlah Penduduk Usia 15-64 tahun
-
21.079 21.508
5. Rasio ketergantungan (3) / (4)
-
85,71 83,82
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias

B. Kualitas tenaga kerja
Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka pembangunan daerah
adalah menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM ini berkaitan erat
dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja di dalam negeri
dan di luar negeri. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat
pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu
wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya, selengkapnya pada Tabel 2.65 berikut.

RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 II - 44
Tabel 2.65.
Rasio Lulusan S1/ S2/ S3 Kabupaten Nias Barat Tahun 2011

No Uraian 2012
1 J umlah lulusan S1 1.229
2 J umlah lulusan S2 39
3 J umlah lulusan S3 2
4 J ulah lulusan S1/S2/S3 1.288
5 J umlah penduduk 96.808
6 Rasio lulusan S1/S2/S3 (4/5) 131,19
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2011

Rasio lulusan S1/S2/S3 adalah jumlah lulusan S1/S2/S3 per 10.000 penduduk. Pada tahun
2011, rasio lulusan S1/S2/S3 Kabupaten Nias Barat adalah 131,19 per 10.000 penduduk.

RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 III - 1
BAB I II
ANALI SI S ISU-I SU STRATEGI S

3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah
Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara kinerja
pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin
dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan sedang dibuat. Potensi
permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum
didayagunakan secara optimal dan kelemahan yang tidak diatasi.
Tujuan dari perumusan permasalahan pembangunan daerah adalah untuk
mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan/kegagalan kinerja
pembangunan daerah dimasa lalu, khususnya yang berhubungan dengan kemampuan
manajemen pemerintahan dalam memberdayakan kewenangan yang dimilikinya.
Identifikasi permasalahan pembangunan dilakukan terhadap seluruh bidang urusan
penyelenggaraan pemerintahan daerah secara terpisah atau sekaligus terhadap beberapa
urusan. Hal ini bertujuan agar dapat dipetakan berbagai permasalahan yang terkait dengan
urusan yang menjadi kewenangan dan tanggungjawab penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
Untuk mendapatkan gambaran awal bagaimana permasalahan daerah dipecahkan,
tiap-tiap permasalahan juga diidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilannya dimasa
datang. Faktor-faktor penentu keberhasilan adalah faktor kritis, hasil kinerja, dan faktor-
faktor lainnya yang memiliki daya ungkit yang tinggi dalam memecahkan permasalahan
pembangunan atau dalam mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan urusan
pemerintahan.
Perumusan permasalahan pembangunan pada tiap penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah dilakukan dengan memperhatikan capaian indikator kinerja
pembangunan tiap penyelenggaraan urusan pemerintah guna mendapatkan rumusan
permasalahan pada masing-masing urusan tersebut, seperti diuraikan pada Tabel 3.1.

RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 III - 2
Tabel 3.1.
Identifikasi Permasalahan Pembangunan Kabupaten Nias Barat

NO. BIDANG URUSAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN
1. Pendidikan 1. Rendahnya Rasio guru murid
2. Rendahnya kompetensi pendidik dan tenaga pendidikan
3. Rendahnya kualitas sarana prasarana pendidikan
2. Kesehatan 4. Rendahnya kualitas sarana prasarana pelayanan dasar
5. Rasio dokter dan tenaga kesehatan yang yang sangat kurang
6. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup
sehat
3. Pekerjaan Umum 7. Rendahnya kemampuan pemeliharaan infrastruktur wilayah
8. Rendahnya kemampuan koordinasi pembangunan infrastruktur
lintas sektoral
4. Perumahan 9. Rendahnya kualitas perumahan di kawasan permukiman
10. Belum tersedianya kebutuhan dasar permukiman
5. Penataan Ruang 11. Belum terlaksananya pengendalian dan pengawasan ruang
6. Perencanaan Pembangunan 12. Belum tersedianya data pembangunan yang valid
13. Rendahnya kemampuan penyelenggara pemerintahan untuk
memahami pentingnya arti perencanaan
14. Rendahnya kemampuan koordinasi perencanaan pembangunan
lintas sektoral
7. Perhubungan 15. Pemanfaat sarana perhubungan darat dan laut belum optimal
16. Pengaturan dan pengawasan perhubungan belum terlaksana
8. Lingkungan Hidup 17. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan dan
perlindungan lingkungan
18. Belum tersedianya TPA
9. Pertanahan 19. Belum tersedianya data pertanahan
20. Tanah untuk kepentingan umum belum tersedia secara optimal
10 Kependudukan dan Catatan Sipil 21. Rendahnya tingkat tertib administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil
11. Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
22. Rendahnya keterlibatan perempuan pada proses pembangunan
23. Belum adanya kebijakan daerah dalam kesetaraan gender dan
perlindungan anak
12. Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera
24. Rendahnya partisipasi PUS dalam program Keluarga Berencana
13. Sosial 25. Belum terindentifikasinya PMKS
26. Rendahnya kemampuan untuk pelaksanaan program
penanggulangan masalah sosial
14. Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian
27. Rendahnya penyerapan tenaga kerja
28. Rendahnya kualitas tenaga kerja
15. Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah
29. Kurangnya jumlah koperasi aktif
30. Rendahnya kemampuan menumbuhkembangkan UMKM
16. Penanaman Modal 31. Belum adanya program untuk menarik investasi
17. Kebudayaan Dan Pariwisata 32. Belum adanya strategi pengembangan kepariwisataan yang
memiliki keunggulan kompetitif
33. Rendahnya kemampuan untuk pengembangan budaya dalam
arti yang luas
18. Kepemudaan dan Olahraga 34. Sarana dan prasarana olah raga yang minim
35. Rendahnya kemampuan untuk memberdayakan pemuda untuk
berperan dalam proses pembangunan
19. Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri
36. Belum optimumnya penerapan wawasan kebangsaan dalam
tatanan kehidupan bermasyarakat
37. Rendahnya jumlah Polisi Pamomg Praja dan Linmas
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
38. Belum tersedianya sarana prasarana yang memadai bagi
penyelenggara pemerintahan
39. Rendahnya kemampuan penatalaksanaan pemerintahan
40. Belum tersedianya aparatur sesuai tuntutan struktur organisai
41. Rendahnya PDRB per kapita
42. Rendahnya pelaksanaan pelayanan publik
43. Tingginya persentase rumah tangga miskin
44. Belum tersedianya sarana dan prasarana mitigasi bencana
21. Pemberdayaan Masyarakat 45. Rendahnya keterlibatan masyarakat dalam proses
pembangunan
46. Belum dioptimumkan pemakaian teknologi tepat guna
22. Statistik 47. Kurangnya dokumen statistik
23. Kearsipan 48. Rendahnya pengelolaan kearsipan
24. Perpustakaan 49. Belum tersedianya perpustakaan daerah
50. Rendahnya minat baca masyarakat
25. Komunikasi Dan Informatika 51. Adanya kawasan yang belum terjangkau jaringan komunikasi
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 III - 3
52. Rendahnya penggunaan sistem informasi dalam kegiatan
sehari-hari
26. Pertanian Dan Ketahanan
Pangan
53. Rendahnya rasionjaringan irigasi
54. Belum adanya kebijakan ketahanan pangan daerah
55. Rendahnya produktiftas
56. Rendahnya taraf hidup petani
27. Kehutanan 57. Belum optimlanya rehabilitasi lahan
28. Energi Dan Sumber Daya
Mineral
58. Adanya wilayah yang belum memiliki energi listrik
59. Rendahnya kemampuan PLN memberikan pasokan listrik yang
memadai di seluruh pelosok
60. Tingginya penggalian tanpa ijin
29. Kelautan Dan Perikanan 61. Rendahnya produktifitas
62. Belum adanya strategi pemanfaatan hasil laut
30. Perdagangan 63. Rendahnya penumbuhan sentra perdagangan
64. Belum tersedianya akses ke permodalan
31. Perindustrian 65. Belum berkembangnya IKM berbasis keunggulan wilayah

3.2. Isu Strategis
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan
dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas
pemerintahan daerah dan masyarakat dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian penting adalah
keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau
sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan maka menghilangkan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Dengan identifikasi isu strategi yang tepat, maka Pemerintah Kabupaten Nias Barat
sampai dengan Tahun 2025 dapat mempertahankan kelangsungan penyelenggaraan
pemerintahan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ketidakmampuan
menyelaraskan diri secara sepadan atas isu strategisnya akan menghadapi kegagalan dalam
mencapai keberhasilan pembangunan daerah.
Isu strategis diindentifikasikan dengan menggunakan pendekatan ilmiah
(teknokratik) melalui pengumpulan dan analisis informasi dari berbagai sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan, termasuk analisis kebijakan terhadap entitas pemerintahan
diatasnya. Hal ini bertujuan agar rumusan isu strategis yang dihasilkan dapat sinkron dengan
arah kebijakan pembangunan jangka panjang nasional dan kebijakan pembangunan jangka
panjang provinsi bagi kabupaten/kota. Sinkronisasi langkah dan kebijakan pembangunan
daerah terhadap isu-isu strategis tetap berlandaskan bahwa pembangunan daerah tidak saja
memanfaatkan peluang dimasa datang, tak kalah penting, perencanaan daerah juga harus
menghasilkan ide dan langkah untuk menciptakan peluang itu sendiri, sehingga isu strategis
pembangunan Kabupaten Nias Barat Tahun 2009 2025 adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi jumlah penduduk miskin.
Mengurangi jumlah penduduk miskin merupakan salah satu kebijakan nasional
sebagaimana yang tertuang dalam RPJ PN dan juga tuntutan di dunia internasional
melalui MDGs, juga dengan memperhatikan kondisi masyarakat Kabupaten Nias Barat
yang merupakan salah satu kabupaten dengan jumlah penduduk miskin terbesar di
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 III - 4
Provinsi Sumatera Utara sehingga hal ini merupakan prioritas utama bagi Pemerintah
Kabupaten Nias Barat dalam proses pembangunan yang dilaksanakannya.
2. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.
Pembangunan manusia merupakan isu penting dalam pembangunan nasional dan
internasional, hal ini disadari oleh Pemerintah Kabupaten Nias Barat mengingat bahwa
hanya dengan sumber daya manusia berkualitas yang menyebabkan proses
pembangunan dapat berhasil dengan baik dan mewujudkan masyarakat yang sejahtera,
hal ini merupakan salah satu prioritas pembangunan yang dilaksanakan.
3. Ketersediaan infrastruktur wilayah dan Peningkatan produktivitas sektor perekonomian.
Dalam pencapaian peningkatan kualitas kehidupan manusia maka taraf perekonomian
masyarakat juga diharapkan meningkat hingga mampu untuk memenuhi kebutuhan
dasar, sehingga Pemerintah Kabupaten Nias Barat memprioritaskan untuk pembangunan
infrastruktur pendukung pembangunan perekonomian sesuai dengan pengembangan
wilayah dan pengaturan pemanfaatan tata ruang.
4. Reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
Pelaksanaan program reformasi birokrasi yang merupakan kebijakan nasional menjadi
prioritas pembangunan jangka panjang daerah mengingat ketersediaan pelayanan
publik yang berkualitas dapat diwujudkan dengan adanya aparatur yang profesional dan
kompeten dengan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik.







RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 IV - 1
BAB IV
VISI DAN MISI
4.1. Perumusan Visi
Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan pembangunan jangka panjang tahun 2025, yang dirumuskan, dibahas
dan disepakati secara bersama-sama oleh seluruh pemangku kepentingan pembangunan
daerah secara partisipatif. Sehingga Visi bukan hanya mimpi atau serangkaian harapan,
tetapi suatu komitmen dan merupakan suatu pernyataan umum yang menjadi dasar/basis
bagi semua elemen atau semua pelaku (stakeholders) dalam operasionalisasi perencanaan
pembangunan daerah dalam upaya merancang dan mengelola perubahan untuk mencapai
tujuan.
Visi Pembangunan J angka Panjang Kabupaten Nias Barat Tahun 2009 2025
adalah:
NIAS BARAT YANG SEJ AHTERA DENGAN DUKUNGAN
SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS
Visi pembangunan J angka Panjang Kabupaten Nias Barat tersebut dirumuskan
sejalan dengan Visi Pembangunan Nasional tahun 20052025 Indonesia Yang Mandiri,
Maju, Adil Dan Makmur.`
Kesejahteraan merupakan suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan lahiriah dan
batiniah dalam bentuk peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan spritual. Dalam Visi ini
sejahtera diartikan sebagai wujud dari kondisi masyarakat Kabupaten Nias Barat yang
terbebas dari ketertinggalan, ketergantungan, dan kemiskinan. Kesejahteraan itu sendiri
dapat tercapai apabila masyarakat secara sadar mampu mengandalkan kemampuan dan
kekuatan sendiri dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Wujud masyarakat Nias Barat yang sejahtera ditandai dengan meningkatnya
kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat, dengan terpenuhinya kebutuhan ekonomi,
sosial, dan religius bagi warga masyarakat. Masyarakat juga memperoleh kesempatan yang
sama dalam meningkatkan taraf hidupnya dan memperoleh lapangan pekerjaan,
mendapatkan pelayanan sosial, pendidikan dan kesehatan, mengemukakan pendapat dan
melaksanakan hak politiknya.
Masyarakat yang sejahtera juga mengharapkan adanya sistem dan kelembagaan
pemerintahan yang mempu memberikan pelayanan dasar dengan baik serta lembaga politik
dan kemasyarakatan yang telah berfungsi berdasarkan aturan yang ada. Pencapaian
kesejahteraan juga ditandai oleh adanya peran serta masyarakat secara nyata dan efektif
dalam proses pembangunan serta meningkatnya kehidupan berdemokrasi.
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 IV - 2
Kondisi kesejahteraan tersebut dalam operasionalisasinya baru dapat dicapai apabila
Kabupaten Nias Barat memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Secara umum
peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia ditandai dengan meningkatnya indeks
pembangunan manusia (IPM) dan indeks pembangunan gender (IPG), serta tercapainya
penduduk tumbuh seimbang.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia tesebut dilaksanakan dengan
pembangunan pendidikan, penyediaan pelayanan kesehatan, pemantapan fungsi dan peran
agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, pengembangan penyerapan
budaya global yang mempertahankan nilai kearifan lokal, dengan pengendalian laju
petumbuhan penduduk sehingga dapat terwujud masyarakat Nias Barat yang cerdas, sehat,
beriman dan berbudaya
Pembangunan pendidikan merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia sehingga penting perannya dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran. Pembangunan pendidikan
diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung
terwujudnya masyarakat yang berharkat, bermartabat, berakhlak mulia, dan menghargai
keberagaman sehingga mampu bersaing dalam era global dengan tetap berlandaskan pada
norma kehidupan masyarakat Indonesia dan tanpa diskriminasi..
` Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pemantapan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam
pembangunan dapat mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki etos kerja,
menghargai prestasi, peningkatan kerukunan hidup umat beragama yang meningkatkan rasa
saling percaya dan harmonisasi antarkelompok masyarakat sehingga tercipta suasana
kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis.
Kesadaran akan budaya memberikan arah bagi perwujudan identitas masyarakat
sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan menciptakan iklim kondusif dan harmonis
sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu merespon modernisasi secara positif dan
produktif sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan. Penyerapan Budaya Inovatif yang
berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan dengan meningkatkan penghargaan
masyarakat terhadap iptek melalui pengembangan budaya membaca dan menulis,
masyarakat pembelajar, masyarakat yang cerdas, kritis, dan kreatif dalam rangka
pengembangan tradisi iptek dengan mengarahkan masyarakat dari budaya konsumtif
menuju budaya produktif.


RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 IV - 3
4.2. Perumusan Misi
Dalam mewujudkan Misi Pembangunan J angka Panjang tersebut ditempuh melalui 4
(empat) Misi Pembangunan J angka Panjang sebagai berikut:
1. Mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam pemenuhan kebutuhan dasar
adalah mengurangi jumlah penduduk miskin secara drastis, mengurangi kesenjangan
sosial secara menyeluruh, menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap
berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi, mendorong peningkatan
ketersediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat, meningkatnya kemandirian pangan,
menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender dan pengembangan
upaya pengurangan resiko bencana.
2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik adalah memperkuat partisipasi
dan peran aktif masyarakat dalam proses pembangunan, pengembangan akses bagi
pemangku kepentingan untuk memperoleh informasi penyelenggaraan pemerintahan,
menyelenggarakan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemeritahan, meningkatkan
kualitas kehidupan berdemokrasi, melaksanakan reformasi birokrasi, pembenahan
struktur kelembagaan pemerintah daerah, memperbaiki kualitas pelayanan publik,
meningkatkan budaya tertib hukum, menciptakan stabilitas keamanan dan ketertiban
secara adil dan memihak pada rakyat kecil.
3. Mewujudkan perekonomian masyarakat berbasis keunggulan wilayah adalah
membangun sektor pertanian dalam arti yang luas sebagai basis aktivitas ekonomi,
membangun dan mengembangkan infrastruktur wilayah yang mendukung pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan peranan sektor jasa dengan memanfaatkan karakter dan
potensi daerah, penyederhanaan proses perijinan, pemanfaatan ruang yang serasi
antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi,
meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang
berkesinambungan, membangun sektor kelautan secara terpadu dengan
mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan.
4. Mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat, beriman dan berbudaya adalah
membangun sektor pendidikan yang bermutu dan terjangkau dan mudah diakses oleh
masyarakat, membangun sektor kesehatan berbasis partisipasi aktif masyarakat dengan
dukungan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata, mengembangkan nilai
budaya lokal yang sanggup berinteraksi dengan budaya global serta menerapkan nilai-
nilai ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.



RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 V - 1

BAB V
ARAH KEBIJ AKAN PEMBANGUNAN J ANGKA PANJ ANG DAERAH

5.1. Tujuan dan Sasaran Pokok Pembangunan J angka Panjang Daerah
Visi Pembangunan J angka Panjang Kabupaten Nias Barat Tahun 2009 2025
adalah: NIAS BARAT YANG SEJ AHTERA DENGAN DUKUNGAN SUMBER DAYA
MANUSIA BERKUALITAS dengan tujuan pembangunan jangka panjang adalah
terwujudnya masyarakat sejahtera dengan dukungan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Sebagai upaya mencapai visi tersebut, perlu disusun arah kebijakan pembangunan
jangka panjang daerah sehingga apa yang akan dicapai dalam pembangunan daerah selaras
dengan pencapaian tujuan pembangunan nasional.
Arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah merupakan pedoman untuk
menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan sampai dengan tahun 2025
guna mencapai sasaran pokok RPJ PD secara bertahap. Arah kebijakan tersebut merupakan
instrumen perencanaan yang memberikan panduan kepada pemerintah daerah agar lebih
terarah dalam menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan guna
mencapai sasaran pokok RPJ PD.
Sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang Kabupaten Nias
Barat tahun 2009-2025 untuk masing-masing misi dapat dijabarkan dalam tabel berikut:
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 V - 2

Tabel 5.1.
Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan J angka Panjang
Kabupaten Nias Barat Tahun 2009 2025

VISI: NIAS BARAT YANG SEJ AHTERA DENGAN DUKUNGAN SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS
MISI SASARAN POKOK ARAH KEBIJ AKAN
1 2 3
1. Mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam
pemenuhan kebutuhan dasar.
1.1. Meningkatnya taraf hidup dan turunnya jumlah
penduduk miskin serta pendudk rentan/rawan
pangan.
1.1.1. Mengkoordinasikan dan sinkronisasi
pelaksanaan Program Nasional
Penanggulangan Kemiskinan dan ketahanan
pangan untuk meningkatkan ketepatan
sasaran
1.1.2. Memberikan dukungan penganggaran
terhadap program penanggulangan kemiskinan
yang menjadi wewenang Pemerintah Daerah
dan diarahkan pada lokasi-lokasi kantong
kemiskinan
1.1.3. Menyediakan akses yang sama bagi
masyarakat terhadap berbagai pelayanan
sosial serta sarana dan prasarana ekonomi
1.1.4. Memantau dan mengevaluasi ketersediaan
bahan pokok dan perkembangan harga
1.2. Meningkatnya akses secara merata bagi
masyarakat terhadap sarana dan prasarana
kebutuhan dasar (listrik, air bersih, pemukiman,
transportasi dan lain sebagainya).
1.2.1. Menyediakan sarana dan prasarana kebutuhan
dasar secara merata sesuai dengan
pengembangan wilayah
1.2.2. Mendorong partisipasi swasta dan pemangku
kepentingan dalam penyediaan sarana dan
prasarana kebutuhan dasar
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 V - 3

VISI: NIAS BARAT YANG SEJ AHTERA DENGAN DUKUNGAN SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS
MISI SASARAN POKOK ARAH KEBIJ AKAN
1 2 3
1.3. Meningkatnya pelaksanaan upaya pengurangan
resiko bencana dan mitigasi bencana
1.3.1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan
pemerintah dan masyarakat serta sarana dan
prasarana dalam upaya penanggulangan
bencana
1.3.2. Mendorong keterlibatan dan partisipasi
masyarakat dalam upaya penanggulangan
bencana dan pengurangan risiko bencana
2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. 2.1. Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien,
efektif, akuntabel dan transparan.
2.1.1. Pengembangan kapasitas kelembagaan dan
aparatur pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan pelayanan publik serta
pelaksanaan agenda reformasi birokrasi
2.1.2. Menetapkan kebijakan yang mencerminkan
kebenaran, keadilan, akomodatif, dan aspiratif
2.1.3. Meningkatnya kualitas perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi program pemerintah
daerah
2.1.4. Meningkatkan stabilitas dan keamanan wilayah
2.2. Meningkatnya partispasi masyarakat dalam
proses pembangunan.
2.2.1. Memperkuat dan mendorong partisipasi
berbagai pemangku kepentingan khususnya
masyarakat dalam proses pembangunan
2.2.2. Meningkatkan kualitas kehidupan
berdemokrasi
2.2.3. Menyediakan informasi penyelenggaraan
pemerintah yang dapat diakses oleh
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 V - 4

VISI: NIAS BARAT YANG SEJ AHTERA DENGAN DUKUNGAN SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS
MISI SASARAN POKOK ARAH KEBIJ AKAN
1 2 3
masyarakat
2.3. Meningkatnya peran serta swasta dalam proses
pembangunan
2.3.1. Meningkatkan peran serta swasta dalam
kemitraan dengan pemerintah dan masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan
3. Mewujudkan perekonomian masyarakat berbasis
keunggulan wilayah.

3.1. Pertumbuhan sektor perekonomian yang
berkualitas dan memiliki daya saing berbasis
pertanian, dalam arti yang luas.
3.1.1. Meningkatkan kerjasama antar daerah
3.1.2. Peningkatan pelayanan melalui PTSP dan
kemudahan perijinan
3.1.3. Mendorong berkembangnya ekonomi lokal
yang memiliki keunggulan daya saing, dengan
memanfaatkan potensi dan sumber daya serta
melibatkan pelaku usaha lokal
3.1.4. Memberikan fasilitasi dan penyuluhan kepada
kalangan dunia usaha dan wirausahawan yang
membuka kesempatan kerja
3.1.5. Penciptaan iklim usaha yang memungkinkan
potensi masyarakat berkembang
3.1.6. Meningkatkan akses masyarakat terhadap
modal, teknologi, informasi, lapangan kerja
dan pasar
3.1.7. Mengembangkan kegiatan ekonomi yang
bertumpu pada kelompok, termasuk
membangun prasarana berbasis komunitas
3.1.8. Memperkuat kelembagaan masyarakat dan
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 V - 5

VISI: NIAS BARAT YANG SEJ AHTERA DENGAN DUKUNGAN SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS
MISI SASARAN POKOK ARAH KEBIJ AKAN
1 2 3
pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber
daya lokal yang berwawasan kelestarian
lingkungan
3.2. Tersedianya sarana dan prasarana wilayah dalam
rangka mempercepat proses produksi, promosi,
distribusi dan pemasaran komoditas daerah.
3.2.1. Membangun dan meningkatkan kualitas
jaringan perhubungan secara merata untuk
mengefisienkan biaya transportasi
3.2.2. Meningkatkan infastruktur listrik berbasis
energi baru terbarukan di desa-desa terpencil
3.2.3. Membangun sarana prasarana komunikasi
untuk memberikan kemudahan akses
informasi
3.2.4. Membangun sarana prasarana pemasaran
komoditas daerah
3.3. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
yang berkelanjutan
3.3.1. Meningkatnya penggalian dan pemanfaatan
sumber daya alam yang berkelanjutan dengan
memperhatikan lingkungan
3.3.2. Meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan
perilaku masyarakat dalam pengelolaan
sumber daya alam yang memperhatikan
kelestarian lingkungan hidup.
4. Mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat,
beriman dan berbudaya.

4.1. Meningkatnya aksesibilitas dan partisipasi
masyarakat dalam pelayanan pendidikan yang
berkualitas dan merata
4.1.1. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan
yang berkualitas dan merata untuk
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
pendidikan
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 V - 6

VISI: NIAS BARAT YANG SEJ AHTERA DENGAN DUKUNGAN SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS
MISI SASARAN POKOK ARAH KEBIJ AKAN
1 2 3
4.1.2. Menyediakan pendidik dan tenaga
kependidikan lainnya yang berkualitas dan
merata dengan menata persebaran pendidik di
seluruh daerah, termasuk memenuhi
kebutuhan guru di daerah terpencil dan
kepulauan
4.1.3. Peningkatan akses, pemerataan dan perluasan
kesempatan memperoleh pendidikan yang
berkualitas dan terjangkau di semua jenis jalur
dan jenjang pendidikan
4.1.4. Mendorong partisipasi masyarakat, para
pemangku kepentingan dan dunia usaha
dalam mendukung penyelenggaraan
pendidikan melalui pengembangan program
kemitraan yang saling menguntungkan dalam
upaya meningkatkan mutu pelayanan
pendidikan
4.1.5. Memastikan dan memperkuat institusi-institusi
penyelenggara pendidikan dan satuan
pendidikan agar dapat menjalankan tugas dan
fungsi pelayanan pendidikan dengan baik
4.2. Meningkatnya aksesibilitas dan partisipasi
masyarakat dalam Pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan merata
4.2.1. Menyediakan sarana dan prasarana kesehatan
yang berkualitas dan merata untuk
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 V - 7

VISI: NIAS BARAT YANG SEJ AHTERA DENGAN DUKUNGAN SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS
MISI SASARAN POKOK ARAH KEBIJ AKAN
1 2 3
4.2.2. Menyediakan tenaga kesehatan yang
berkualitas dan merata, termasuk di daerah
terpencil dan kepulauan
4.2.3. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
melaksanakan pola hidup sehat dan bersih
4.2.4. Mendorong pencapaian target-target MDGs
4.3. Meningkatnya kemampuan masyarakat
menerapkan nilai-nilai ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari.
4.3.1. Meningkatkan pendidikan keagamaan untuk
membentuk karakter dan memeperkuat jati
diri masyarakat.
4.4. Meningkatnya kemampuan masyarakat
mempertahankan nilai-nilai budaya lokal dalam
berinteraksi dengan budaya global.
4.4.1. Meningkatkan penyerapan nilai positi budaya
global dengan mempertahankan kearifan nilai
positif budaya lokal
4.4.2. Meningkatkan penerimaan masyarakat
terhadap budaya maju dan terbaru dan etos
kerja yang tinggi dan berkualitas

RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 V - 8

5.2. Tahapan dan Prioritas Pembangunan J angka Panjang
Setiap sasaran pokok dalam empat misi pembangunan jangka panjang daerah
dapat ditetapkan prioritasnya masing-masing pada setiap tahapan pembangunan lima
tahunan. Prioritas masing-masing misi dapat dipilih mana yang menjadi prioritas utama yang
menggambarkan makna strategis dan urgensi permasalahan sehingga dapat diketahui mana
yang harus didahulukan dari yang lain di masing-masing tahapan pembangunan 5 (lima)
tahun.
Perumusan prioritas pembangunan dilakukan untuk mengurutkan tahap-tahapan
pembangunan ke dalam tahapan lima tahunan secara lebih definitif, berdasarkan arah
kebijakan pembangunan. Suatu arah kebijakan pembangunan harus dapat memberi
panduan kapan suatu indikator kinerja sasaran pokok harus dicapai dari empat kemungkinan
tahapan yang ada.
Tahapan dan Prioritas pembangunan jangka panjang daerah disusun sebagai
berikut:
A. RPJ MD I (2012 2016)
Periode perencanaan pembangunan jangka panjang menengah pertama bagi
Kabupaten Nias Barat sejak menjadi Daerah Otonomi pada Tahun 2009 dan dilantiknya
Bupati dan Wakil Bupati defenitif pada Tahun 2011, sehingga hal ini menjadi RPJ MD I bagi
RPJ PD Kabupaten Nias Barat 2009 - 2025.
Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian pembangunan selama masih menjadi
bagian dari Kabupaten Nias serta cita-cita dan tujuan luhur pembentukan daerah otonomi
baru, RPJ MD I diarahkan untuk mewujudkan masyarakat Nias Barat yang sejahtera, beriman
dan berbudaya dengan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih.
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih ditandai dengan kemampuan
memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat yang efektif, efisien, transparan dan
akuntabel, meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan dan adanya
peran serta gender dalam pelakasanaan pemerintahan.
Untuk pencapaian jangka menengah pertama, maka prioritas pembangunan
ditujukan pada upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik terutama penataan
organisasi pemeritahan, penyusunan kebijakan penatalaksanaan dan pengisian formasi
jabatan, selain itu pada tahapan ini pembangunan infrastruktur pemerintahan telah dapat
diselesaikan dan upaya pelaksanaan reformasi birokrsi telah mulai dilaksanakan.
Pembangunan perekonomian dilaksanakan pada penataan awal dan identifikasi
sentra-sentra perekonomian dan wilayah cepat tumbuh, sedangkan pembangunan
infrastruktur dasar dilaksanakan dengan pembangunan jalan menuju ibu kota kecamatan
serta pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Program Nasional penanggulangan
kemiskinan diarahkan untuk pencapaian sasaran dengan tepat dan program penaggulangan
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 V - 9

kemiskinan daerah direncanakan untuk fokus pada wilayah yang lebih sempit, sehingga bisa
memberikan hasil yang dapat terlihat pada tahapan menengah.
Pembangunan pendidikan dan kesehatan diutamakan pada pembagunan sarana dan
prasarana sehingga dapat dicapai rasio sesuai persyaratan SPM, dengan upaya pemenuhan
kebutuhan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan sesuai dengan sarana yang tersedia.
B. RPJ MD II (2017 2021)
Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian RPJ MD I, maka RPJ MD II diarahkan
untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia, penataan kompetensi penyelenggara
pemerintahan, pembangunan sentra-sentra perekonomian dan wilayah cepat tumbuh serta
pemenuhan secara menyeluruh kebutuhan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan.
Dengan pelaksanaan reformasi birokrasi yang telah memasuki operasionalisasi.
maka Pemerintah Kabupaten Nias Barat pada tahapan ini fokus pada pencapaian
ketersediaan aparatur yang kompeten melalui pelaksanaan diklat secara teratur dan
pembinaan jalur karir yang berkualitas, sehingga penyelenggaraaan pemerintahan
diharapkan dapat memberikan pelayanan dasar dengan indeks kepuasan masyarakat yang
tinggi.
Pembangunan manusia dilaksanakan dengan tersedianya pendidikan dasar bagi
seluruh masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya angka melek huruf dan angka
partisipasi sekolah, program pemberdayaan masyarakat diarahkan pada pencapaian
terjadinya perubahan pola pikir sebagian besar masyarakat untuk menjadi manusia yang
produktif. Pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan kesadaran masyarakat akan
penting pola hidup sehat serta penerapan manajemen kesehatan serta tersedianya dokter
dan tenaga kesehatan dalam jumlah yang cukup.
Program penaggulangan kemiskinan yang menjadi tanggung jawab daerah
dilaksanakan secara terpadu di berbagai tingkatan, dengan koordinasi yang semakin baik
dengan program nasional, dengan penurunan jumlah penduduk miskin telah menunjukkan
trend yang positif dan berkelanjutan.
Sektor pertanian dalam arti luas, yang menjadi penggerak perekonomian Kabupaten
Nias Barat didorong dengan pembangunan sarana prasarana pendukung, insentif
peremajaan tanaman, pembukaan lahan baru serta peyuluhan yang berkualitas.
Pengendalian dan pemanfaatan ruang disesuai dengan peruntukkannya sesuai yang diatur
dalam RTRW Kabupaten Nias Barat, pembangunan infrastruktur jalan diarahkan pada sentra
perekonomian dengan tetap mempertahankan panjang jalan dalam kondisi baik yang
memadai untuk lalu lintas barang dan manusia, penumbuhan industri pengolahan mulai
dilaksanakan sesuai dengan komditi yang tersedia. Pembangunan daerah tujuan wisata
dilaksanakan dengan memberikan ciri khas wilayah sehingga memiliki keunggulan kompetitif
serta terjangkaunya sebagian besar wilayah dengan energi listrik.
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 V - 10

C. RPJ MD III (2022 -2025)
RPJ MD III yang merupakan tahapan akhir dari RPJ PD Kabupaten Nias Barat sesuai
dengan RPJ PN, dengan melihat capaian pada tahapan sebelumnya, maka RPJ MD III
diarahkan untuk melaksanakan pembangunan perekonomian berbasis wilayah, peningkatan
kualitas sumber daya manusia dan peningkatan penyelengaraan pemerintahan dengan
penerapan teknologi informasi secara optimal.
Peningkatan kualitas tenaga pendidikan dilaksanakan secara optimal dan
pengenalan teknologi informasi dilaksanakan mulai dari pendidikan dasar, pengenalan iptek
dilaksanakan secara menyeluruh kepada masyarakat dengan pengembangan budaya
kehidupan bernilai positif dengan tetap mempertahankan nilai kearifan lokal.
Pelayanan kesehatan ditingkatkan dengan ketersediaan tenaga kesehatan yang
cukup dan berkualitas, sarana dan prasaranan yang terjangkau, pemanfaatan manajemen
kesehatan dengan baik dan jaminan kesehatan yang tersedia bagi seluruh lapisan
masyarakat.
Pengembangan penerapan teknologi tepat guna sesuai dengan komoditi inti
didorong dalam berbagai bentuk serta akses ke sumber daya permodalan menjadi dasar bagi
pengembangan perekonomian lokal berbasis wilayah. Sistem pelatihan dan pengembangan
bagi pelaku ekonomi dilaksanakan secara terpadu, pembangunan sarana prasarana
disesuaikan dengan kemampuan masyarakat untuk melaksanakan pengembangan usaha
yang didukung akses permodalan yang baik.
Pengembangan penerapan sistem informasi secara menyeluruh pada
penyelenggaraan pemerintahan yang didukung oleh aparatur yang kompeten.
Pengembangan kompetensi telah menjadi bagian sistem pemerintahan, sehingga terjadi
perbaikan proses penyelenggaraan pemerintahan secara berkelanjutan sesuai dengan
harapan masyarakat dan perkembangan proses peneyelenggaraan pemerintahan di tatanan
nasional.
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 VI - 1

BAB VI
KAIDAH PELAKSANAAN

Rencana Pembangunan J angka Panjang Daerah (RPJ PD) Kabupaten Nias Barat
Tahun 2009 2025 merupakan pedoman dalam:
1. Penyusunan Visi, Misi dan Program calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
2. RPJ PD Kabupaten Nias Barat Tahun 2009 2025 merupakan pedoman penyusunan
Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten, Rencana Pembangunan J angka
Menengah Daerah (RPJ MD), Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat
Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta dokumen perencanaan
lainnya dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kabupaten Nias Barat;
3. Menjamin terwujudnya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah, antar ruang,
antar waktu, antar fungsi pemerintah daerah maupun antar pemerintah, pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten/kota;
4. Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan;
5. Mewujudkan tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan
dan berkelanjutan;
6. Seluruh pemangku kepentingan pembangunan di Kabupaten Nias Barat berkewajiban
untuk melaksanakan visi, misi dan arah pembangunan RPJ PD Kabupaten Nias Barat
Tahun 2009 2025 dengan sebaik-baiknya.
Sehubungan dengan hal tersebut, ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan RPJ PD Kabupaten
Nias Barat Tahun 2009 2025 sebagai berikut:
1. Pemerintah Kabupaten Nias Barat dengan dukungan Instasi vertikal Pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha berkewajiban untuk melaksanakan program dalam RPJ PD
Tahun 2009 2025 dengan sebaik-baiknya;
2. Bupati dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan daerah berkewajiban untuk
mengarahkan pelaksanaan RPJ PD Kabupaten Nias Barat Tahun 2009 2025 dengan
mengerahkan semua sumber daya yang ada;
3. Sekretaris Daerah berkewajiban mengkoordinasikan pelaksanaan RPJ PD Kabupaten Nias
Barat Tahun 2009 2025;
RANCANGAN AWAL RPJ PD KABUPATEN NIAS BARAT 2009 2025 VI - 2

4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah berkewajiban menyusun RPJ MD Kabupaten
Nias Barat dengan berpedoman pada RPJ PD Kabupaten Nias Barat Tahun 2009 2025
untuk menjamin konsistensi dan kesinambungan program pembangunan daerah;
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Nias Barat berkewajiban untuk menyusun
Renstra sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan berpedoman pada RPJ MD dan
RPJ PD Kabupaten Nias Barat Tahun 2009 2025;
6. Inspektorat melaksanakan pengawasan intern implementasi program pembangunan dan
hasilnya dijadikan bahan masukan penyusunan dokumen perencanaan pembangunan.

Pencapaian Visi Kabupaten Nias Barat Tahun 2009 2025 tergantung pada
komitmen bersama pemangku kepentingan, untuk itu pelaksanaan RPJ PD Kabupaten Nias
Barat Tahun 2009 2025 perlu didukung oleh:
1. Komitmen dari kepemimpinan yang kuat dan demokratis;
2. Konsistensi kebijakan pemerintah;
3. Keberpihakan pada rakyat; dan
4. Partisipasi aktif masyarakat dan dunia usaha.


BUPATI NIAS BARAT,


A. AROZIDUHU GULO

You might also like