Professional Documents
Culture Documents
03l /Birhup/72, dinyatakan definisi dari sistem rujukan adalah sistem didalam pelayanan kesehatan dimana terjadi pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kesehatan yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal. Dalam sistem kesehatan nasional untuk mendukung pelayanan kesehatan nasional di Indonesia sistem rujukan dibagi atas: Sistem rujukan kesehatan dan rujukan medis. Yang dimaksud dengan rujukan kesehatan adalah rujukan yang terutama meliputi pencegahan dan peningkatan kesehatan. Pada dasarnya rujukan kesehatan di laksanakan secara bertahap, dari tingkat bawah yaitu masyarakat melalui Puskesmas kecamatan terus ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan terus ke provinsi, misalnya keadaan ini adalah wabah. Rujukan kesehatan dapat berupa: a. Bantuan sarana, misalnya, obat-obatan dan vacsin. b. Bantuan teknologi, misalnya, pemeriksaan limbah rujukan medis. Rujukan medis yang terutama dapat diupayakan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan pemulihan dan pengobatan. Sesuai dengan klasifikasi rumah sakit dibedakan jenis komponen rumah sakit dalam menanggulangi seperti di atas. Berdasarkan kafasitas tempat tidur pemerintah membedakan menurut: 1. Kelas A , mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialis luas, sub spesialis dan rumah sakit pendidikan. 2. Kelas BZ : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialis luas dan sub spesialis terbatas dalam Rumah Sakit Pendidikan. 3. Kelas B :mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis dan spesialis sekurangkurangnya 11 jenis spesialis. 4. Kelas C : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialis seki.wang-kurangnya 4 spesialis (penyakit dalam, bedah, anak dan kebidanan). 5. Kelas D : mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya petugas medis dasar. Sedangkan Rumah Sakit Swasta itu dibagi menurut kemampuannya : 1. RS Swasta Perdana yang memberi pelayanan medis bersifat umum. 2. RS Swasta Madya yang memberikan pelayan medis bersifat umum dan spesialis dengan 4 keahlian 3. RS Swasta Utama yang memberikan pelayanan medis bersifat umum spesialis dan sub spesialis Dalam manajemen
Oleh sebab itu, perlu dibedakan adanya 3 bentuk pelayanan, yakni : a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care) Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini didalam suatu populasi sangat besar (lebih kurang 85%), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini bersifat pelayanan kesehatan dasar (basic health services) atau juga merupakan pelayanan kesehatan primer atau utama (primary health care). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan balkesmas. b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services) Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya rumah sakit tipe C dan D, dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis. c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services)
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan sudah kompleks dan memerlukan tenaga-tenaga super spesialis. Contoh di Indonesia : rumah sakit tipe A dan B.
Dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, ketiga strata atau jenis pelayanan tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada didalam suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan diatasnya, demikian seterusnya. Penyerahan tanggung jawab dari satu pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan yang lain ini disebut rujukan.
Secara lengkap dapat dirumuskan sistem rujukan ialah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya).
Dari batasan tersebut dapat dilihat bahwa hal yang dirujuk bukan hanya pasien saja tapi juga masalah-masalah kesehatan lain, teknologi, sarana, bahan-bahan laboratorium, dan sebagainya. Disamping itu rujukan tidak berarti berasal dari fasilitas yang lebih rendah ke fasilitas yang lebih tinggi tetapi juga dapat dilakukan diantara fasilitas-fasilitas kesehatan yang setingkat.
a. Rujukan medik Rujukan ini berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pasien. Disamping itu juga mencakup rujukan pengetahuan (konsultasi medis) dan bahan-bahan pemeriksaan. b. Rujukan kesehatan masyarakat Rujukan ini berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promosi). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional.
Sumber :
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.