You are on page 1of 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin dan kehendakNya jualah makalah sederhana ini dapat kami rampungkan tepat pada waktunya. Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Analitik Kuantitatif. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Titrasi Asam - Basa. Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen Kimia Analitik Kuantitatif kami yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami. Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan dalam berbagai hal. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di masa yang akan datang. Harap kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya. Tasikmalaya, nopember 2011

Kelompok 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1 DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang .......................................................................................... 3 B. Tujuan ...................................................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN A. Teori asam-basa ....................................................................................... 4 B. Kurva titrasi asam-basa ............................................................................ 5 C. Indikator asam-basa ................................................................................. 8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 12

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa). H+ + OH- H2O Asidimetri merupakan penetapan kadar sacara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam, sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa.

Untuk menetapkan titik akhir pada proses netralisasi ini digunakan indicator. Menurut W. Ostwald, Indikator adalah suatu senyawa organic kompleks dalam bentuk asam (Hin) atau dalam bentuk basa (InOH) yang mampu berada dalam keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari bentuk satu ke bentuk yang lain ada konsentrasi H+ tertentu atau pada pH tertentu.

Jalannya proses titrasi netralisasi dapat diikuti dengan melihat perubahan pH larutan selama titrasi, yang terpenting adalah perubahan pH pada saat dan disekitar titik ekuivalen karena hal ini berhubungan erat dengan pemilihan indikator agar kesalahan titrasi sekecil-kecilnya.

B. TUJUAN Mampu mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta mampu menetapkan kadarnya menggunakan prinsip titrasi asam-basa.

BAB II PEMBAHASAN

A. TEORI TITRASI ASAM BASA Titrasi asam basa melibatkan reaksi neutralisasi dimana asam akan bereaksi dengan basa dalam jumlah yang ekuivalen. Titran yang dipakai dalam titrasi asam basa selalu asam kuat atau basa kuat. Titik akhir titrasimudah diketahui dengan membuat kurva titrasi yaitu plot antara pH larutan sebagai fungsi dari volume titran yang ditambahkan.

Sebagai contoh titrasi asam kuat dan basa kuat adalah titrasi HCl dengan NaOH. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: HCl + NaOH -> NaCl + H2O H+ + OH- -> H2O

Reaksi umum yang terjadi pada titrasi asam basa dapat ditulis sesuai dengan reaksi kedua diatas. Ion H+ bereaksi dengan OH- membentuk H2O sehingga hasil akhir titrasi pada titik ekuivalen pH larutan adalah netral. Kurva titrasi antara 50 mL HCl 0,1 M dengan 50 mL NaOH 0,1 M.

Pada titrasi asam basa bisa menggunakan 2 metode yaitu asidimetri dan alkalimetri.

Asidimetri yaitu titrasi yang menggunakan larutan standar asam untuk menentukan basa. Asam-asam yang biasanya dipergunakan adalah HCl, asam cuka, asam oksalat, asam borat.

Alkalimetri yaitu titrasi yang menggunakan larutan standar basa untuk menentukan asam.

Reaksi penetralan asam basa dapat digunakan untuk menentukan kadar larutan asam atau larutan basa. Dalam hal ini dengan jumlah tertentu larutan

asam ditetesi dengan larutan basa, ataupun sebaliknya sampai mencapai titik ekuivalen (asam dan basa tepat habis bereaksi).

Jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa maka pH larutan akan naik, sebaliknya jika larutan basa ditetesi dengan larutan asam maka pH larutan akan turun. Grafik yang menyatakan perubahan pH pada penetesan asam dengan basa atau sebaliknya disebut kurva titrasi. Kurva titrasi berbetuk seperti huruf S, yang pada titik tengahnya merupakan titik ekuivalen. B. Kurva Titrasi Asam Basa Kurva titrasi dibuat dengan menghitung pH campuran reaksi pada beberapa titik yang berbeda selama perubahan larutan basanya. Bentuk kurva titrasi tergantung pada kekuatan asam dan basa yang direaksikan. a. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat Reaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1 M, reaksi yang terjadi sebagai berikut : HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(aq)

Kurva asam kuat dengan basa kuat dapat dilihat pada gambar diatas. pH sebelum NaOH =1, Setelah penambahan 10 ml NaOH pH menjadi 1,37. Penambahan 25 ml NaOH pH = 7, karena terjadi titik ekuivalen yang menyebabkan larutan garam NaCl bersifat netral. Penambahan 26 ml NaOH berubah drastic menjadi 11,29. Garam NaCl

yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat yang merupakan elektrolit kuat tidak akan terhidrolisis, karena larutannya bersifat netral (pH=7). Contoh : NaCl(aq) Na+(aq) + H2O(l) Cl- (aq) + H2O(l)----> b. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Lemah Reaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NH3 0,1 M (Kb = 10-5). Reaksinya sebagai berikut : HCl(aq) + NH3(aq) NH4Cl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq)

Sebelum penambahan NH3, pH =1, setelah penambahan 10 ml NH3, pH =1,37, penambahan 25 ml NH3, pH=5,15 yang merupakan titik ekuivalen. Penambahan 26 ml NH3, pH berubah sedikit, yaitu 6,1. Penambahan sedikit basa maka pH garam hamper tidak

berubah, sehingga merupakan larutan penyangga. Titik ekuivalen terjadi pada pH<7,>karena garam yang terbentuk mengalami hidrolisis

sebagian yang bersifat asam. NH4Cl(aq) NH4+(aq) + H2O(l) Cl-(aq) + H2O(l) NH4(aq) + ClNH4OH(aq) + H+(aq)

c. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat Reaksi antara 25 ml HC2H3O2 0,1 M (Ka= 1,74.10-5) dengan NaOH 0,1 M. Reaksi : HC2H3O2(aq) +NaOH(aq) C2H3O2Na(aq) + H2O(l)

Penambahan 10 ml NaOH pH berubah menjadi 4,58, penambahan 25 ml terjadi titik ekuivalen Pada pH = 8,72. Penambahan 26 ml NaOH pH =10,29. Pada grafik diatas, penambahan sedikit basa, maka pH akan naik sedikit, sehingga termasuk larutan penyangga. Titik ekuivalen diperoleh pada pH >7.

Hal itu disebabkan garam yang terbentuk mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat basa. C2H3O2Na(aq) ---> CH3COO-(aq) + Na+(aq) C2H3O2(aq) + H2O(l) ---> C2H3O2H(aq) + OH-(aq) Na+(aq) + H2O(l) ---> d. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Lemah Contoh yang biasa untuk kurva titrasi asam lemah dan basa lemah adalah asam etanoat danamonia CH3COOH (aq) + NH3(aq) --->CH3COONH4 (aq)

Hal ini juga terjadi karena keduanya bersifat lemah - pada kasus tersebut, titik ekivalen kira-kira terletak pada pH 7. Gambar ini hanyalah penggabungan gambar yang telah anda lihat. Sebelum titik ekivalen sama seperti kasus amonia - HCl. Setelah titik ekivalen seperti bagian akhir kurva asam etanoat - NaOH.

Perhatian bahwa kurva tersebut sedikit tidak curam pada gambar ini. Malahan, terdapat sesuatu yang dikenal dengan "titik infleksi". Kecuraman yang berkurang berarti bahwa sulit melakukan titrasi antara asam lemah vs basa lemah. C. INDIKATOR ASAM BASA Indikator untuk titrasi asam basa memegang peranan yang amat penting disebabkan indicator ini akan menunjukkan kita dimana titik akhir titrasi berlangsung. Pemilihan indicator yang tepat akan sangat membantu dalam keberhasilan titrasi yang akan kita lakukan. Jangan sampai kita salah memilih indicator yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam penentuan titik akhir titrasi.

Untuk memilih indicator yang akan dipakai pada titrasi asam basa maka terlebih dahulu kita harus memperhatikan trayek pH indicator tersebut. Misalkan kita memiliki indicator asam lemah HIn dimana bentuk takterionisasinya berwarna merah sedangkan bentuk terionisasinya berwarna kuning. HIn <-> H+ + InMerah Kuning 8

Perubahan warna HIn terjadi pada kisaran pH tertentu. Perubahan ini tampak bergantung pada kejelihan penglihatan orang yang melakukan titrasi. Untuk warna indicator yang terjadi akibat terbentuknya dari transisi kedua warna (misal HIn berubah dari warna merah ke kuning maka kemungkinan warna transisinya adalah oranye), maka umumnya hanya satu warna yang akan teramati jika perbandingan kedua konsentrasi adalah 10:1 jadi hanya warna dengan konsentrasi yang paling tinggi yang akan terlihat.

Sebagai contoh jika hanya warna kuning yang terlihat maka konsentrasi [In]/[HIn] = 10/1 dan jika kita masukkan ke persamaan Henderson-Hasselbalch diperoleh pH = pKa + log 10/1 = pKa + 1 dan jika hanya warna merah yang terlihat maka konsentrasi [In]/HIn] = 1/10 sehingga: pH = pKa + log 1/10 = pKa 1 Jadi pH indicator akan berubah dari kisaran warna yang satu dengan yang lain adalah berkisar antara pKa-1 sampai dengan pKa + 1, dan pada titik tengah daerah transisi perubahan warna indicator konsentrasi [In-] akan sama dengan [HIn] oleh sebab itu pH = pKa.

Dengan demikian kita dapat memilih suatu indicator dengan cara mimilih indicator yang nilai pKa-nya adalah mendekati nilai pH pada titik ekuivalen atau untuk pH indicator dari basa lemah nilai pKb-nya yang mendekati nilai pH ekuivalen. Contoh indicator pp yang dipakai untuk titrasi asam kuat dan basa kuat atau asam lemah dan basa kuat, indikato metil merah yang dipakai untuk titrasi basa lemah dan asam kuat.

Beberapa contoh indicator dan perubahan warnanya adalah sebagai berikut: (sumber: wikipedia.org).

10

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Dalam titrasi asam dan basa terjadi reaksi netralisasi atau dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dan penerima proton (basa). Reaksinya sebagai berikut : H+ + OH- H2O 2. Indikator yang dapat dipakai adalah indikator yang mempunyai perubahan warna antara pH 7-10, indikator yang memiliki pH tersebut diantaranya : Bromthymol Blue, Neutral Red, Phenol Red, p-a Naftolptalein, Phenolftalein.

11

DAFTAR PUSTAKA www.wikipedia.org/macam-macam_indikator_asam-basa.html Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press. Jakarta. www.chem-is-try.org/Kimia-Analitik/Titrasi_Asam-Basa.html R.A. Day, Jr and A.L. Underwood. 1983. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga : Jakarta Basset, J.. 1994. Buku Ajaran Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi Keempat. Penerbit Buku Kedokteran.

12

You might also like