Professional Documents
Culture Documents
Seni kepemimpinan telah banyak diajarkan orang dari masa ke masa, mulai dari rangkaian Mitologi Yunani yang amat terkenal, Tao dan Sun Tzu dari Cina, Nasihat Bagi Penguasanya Al Ghazali, Sang Penguasanya Niccolo Machiavelli, Hasta Brata Raja Kapa-Kapa WulangrehWedhatama dari Jawa, sampai ratusan mungkin ribuan buku-buku teks kepemimpinan abad 20 seperti The Art of The Leader-nya William A. Cohen, dan The Charismatic Leader-nya Jay A. Conger dan sebagainya. Dengan apa kekuasaan dapat dipertahankan? Al Ghazali mengawali nasihatnya dengan mengemukakan 2 hal, yaitu jangan pernah melakukan sesuatu tanpa perhitungan dan selalu konsisten serta tak pernah meralat. Yang terakhir ini, juga merupakan benang merah yang kuat dalam seni kepemimpinan raja-raja Jawa. Agar berwibawa, maka seorang raja harus memiliki, Sabda Pandhita Ratu, tan kena wolak-walik, artinya, raja harus memegang teguh satu kata dan perbuatan. Ucapannya bagaikan ucapan seorang pendeta sakti nan manjur yang segera menjadi kenyataan. Ludahnya ludah api yang sekali dilontarkan langsung mewujudkan keinginannya. Ucapannya konsisten dan tidak mencla-mencle. Tidak pagi tempe, sore mentah kembali menjadi kedelai. Ini juga sekaligus mengajarkan bahwa seorang pemimpin tidak boleh berkata atau bertindak ngawur, karena dampaknya sangat luas bagi rakyat banyak yang tak berdosa.
MEMBANGUN MASYARAKAT 1
Konsep Masyarakat Indonesia adalah negeri dengan jumlah pemeluk Islam terbesar di dunia. Tetapi apakah realita itu identik dengan telah terbangunnya masyarakat Islam di negeri ini, adalah sesuatu yang harus direnungkan. Dewasa ini bangsa dengan lebih duaratus juta kaum muslimin ini sedang diterpa berbagai predikat negatip, yang menjadikan agama Islam yang dianut seakan tidak relevan dengan kualitas masyarakatnya. Harus diakui bahwa secara konstitusional, bangsa ini menganut satu ideologi yang bernama Panca Sila, satu rumusan berdasarkan sejarah kebangsaan dimana para ulama dan pemimpin Islam terlibat dalam proses penyusunannya. UUD 45 bahkan sebelumnya adalah Piagam Jakarta yang kental dengan semangat ke Islaman. Akan tetapi harus juga diakui adanya realita bahwa banyak pemimpin muslim (bukan pemimpin Islam) dan juga anggauta masyarakat Islam yang tidak menjadikan ajaran Islam sebagai rujukan ketika harus memutuskan berbagai permasalahan. Ada yang lebih mengikuti budaya lokal (dan kepentingan lokal) dan ada yang mengikuti konsep sekuler dari Barat. Ketika dunia mengalami krisis, banyak orang mencari pemikiran alternatip sebagai upaya mencari solusi. Diantara pemikiran yang kini ditengok adalah konsep Islam tentang berbagai hal. Bank syariah yang pernah begitu lama dihambat kelahirannya misalnya, kini justeru menjadi trend di kalangan perbangkan nasional, disusul oleh Asuransi syariah, akuntansi syariah, reksadana syariah, menejemen syariah dan sebagainya. Secara lahir, masyarakat nampaknya terbangun secara alamiah, tetapi bagi pemimpin, masyarakat itu harus dibangun, dan apa saja yang dibangun harus ada konsepnya. Bangunan tanpa konsep atau salah konsep akan berakibat rusaknya tatanan, seperti rusaknya tatanan masyarakat Indonesia dewasa ini. Sejalan dengan semangat reformasi, sudah tiba saatnya kita menggali konsep yang inspirasinya bersumber dari wahyu, dalam hal ini yang akan kita kaji adalah konsep masyarakat menurut al Quran. 2. Pengertian Masyarakat Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab musyarakah. Dalam bahasa Arab sendiri masyarakat disebut dengan sebutan mujtama`, yang menurut Ibn Manzur dalam Lisan al `Arab mengandung arti (1) pokok dari segala sesuatu, yakni tempat tumbuhnya keturunan, (2) kumpulan dari orang banyak yang berbeda-beda . Sedangkan musyarakah mengandung arti berserikat, bersekutu dan saling bekerjasama. Jadi dari kata musyarakah dan mujtama` sudah dapat ditarik pengertian bahwa masyarakat adalah kumpulan dari orang banyak yang berbeda-beda tetapi menyatu dalam ikatan kerjasama, dan mematuhi peraturan yang disepakati bersama. Dari pengertian itu maka dapat kita bayangkan bagaimana anatomi dari masyarakat yang berbeda-beda. Dapat dijumpai misalnya ada; masyarakat desa, masyarakat kota, masyarakat Indonesia, masyarakat dunia, masyarakat Jawa, masyarakat Islam, masyarakat pendidikan, masyarakat politik dan sebagainya. Semua jenis masyarakat tersebut pastilah terdiri dari unsur-unsur yang berbeda-beda tetapi mereka menyatu dalam satu tatanan sebagai wujud dari kehendak bersama. Karena adanya dua atau beberapa kutub; yakni berasal dari unsur yang berbeda-beda tetapi bermaksud menyatu dalam satu tatanan, maka dari kutub pertama ke kutub ke dua ada proses yang membutuhkan waktu yang panjang. Masyarakat Indonesia misalnya, sudahkah mereka menyatu dalam kesatuan ? ternyata setengah abad merdeka belum cukup waktu untuk menyatukan sebuah masyarakat Indonesia meski sudah diwadahi dengan istilah Bhineka Tunggal Ika. Abad pertama kemerdekaan Indonesia nampaknya masyarakat Indonesia sebagai satu kesatuan masih merupakan nation in making, masih dalam proses menjadi. Hambatan dari proses itu adalah adanya rujukan dan kepentingan yang berbeda-beda. Demikian juga masyarakat Islam Indonesia, masyarakat OKI dan sebagainya.
MEMBANGUN MASYARAKAT 2
Teologi Masyarakat Dalam konteks ajaran Islam, indifidu tak bisa dipisahkan dari masyarakat. Menusia itu sendiri diciptakan Tuhan terdiri dari lelaki dan perempuan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal (dan saling memberi manfaat), lita`arafu (Q/49:13). Disamping adanya perlindungan terhadap individu, juga ada perlindungan terhadap masyarakat. Meski individu memiliki kebebasan, tetapi kebebasan itu dibatasi oleh kebebasan orang lain, sehingga Islam menghendaki adanya keseimbangan yang proporsional antara hak individu dan hak masyarakat, antara kewajiban individu dan kewajiban masyarakat, juga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Dari Maqasid as Syari`ah (filsafat Hukum Islam) yang menyebut al kulliyyat al khamsah misalnya, mengambarkan konsep masyarakat dimana setiap individu harus dijamin hak-haknya dimana Pemerintah atau ulil amri sebagai wakil masyarakat yang tertinggi berkewajiban melindungi jiwa (khifdz an nafs) , hak kepemilikan harta (khifdz al mal), hak akal (khifsz al `aql atau hak intelektual), hak beragama (khifdz ad din atau hak berkeyakinan) dan hak memelihara kesucian keturunan (khifdz an nasl). Menurut al Quran, meski masyarakat itu merupakan kerjasama horizontal antar manusia, tetapi ia merupakan bagian dari hubungan vertikal dengan Tuhan. Oleh karena itu di dalam ber musyarakah (bermasyarakat) juga ada dimensi teologis, misalnya; salat menjadi tidak relevan jika melupakan komitmen sosial. Neraka wail disediakan bagi orang yang salat tetapi acuh terhadap komitmen sosial, dan orang seperti itu oleh al Quran dipandang sebagai orang yang mendustakan agama , araitalladzi yukazzibu biddin (Q/107). Demikian juga dalam hal tertib sosial, ketaatan kepada otoritas pemerintah disejajarkan dengan ketaatan kepada kepada Tuhan dan Rasul, athi`ullah wa athi`ur rasul wa uli al amri minkum (Q/4:59) . Dari hadis Nabi juga dapat diketahui bahwa rahmat Allah itu harus dipancing dengan komitmen sosial; irhamu man fi al ardhi yarhamukum man fi as sama. Kontrak sosial dalam pernikahan juga bersifat vertikal dan horizontal, istahlaltum furujahunna bi kalimatillah wa akhaztumuhunna bi amanatillah.artinya; kalian dihalalkan menyetubuhi istrimu dengan nama Alloh, dan kalian mengambil tanggung jawab atas isteri dengan amanat dari Alloh. Manusia tidak dibiarkan begitu saja oleh Tuhan, tetapi Menurut al Quran, Allah selalu hadir dalam kehidupan masyarakat (mengawasi); inna rabbaka labi al mirshad (Q/89:14) posted by : Mubarok institute
dalam pyramide kepadanya disertakan alat rumah tangga, kendaraan, perhiasan dengan anggapan bahwa benda-benda itu dibutuhkan di alam sana. Perspektif al Quran mengajarkan bahwa akhiratlah kehidupan yang sebenarnya (wa inna al akhirata lahiya al hayawan). Implikasi dari pandangan itu ialah bahwa hidup di dunia justeru bukan yang sebenarnya, sehingga di sebut dunia yang fana. Hal ini juga membawa implikasi pada pemahaman tentang sesuatu yang kongkrit dan tidak kongkrit. Ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa sesuatu yang dapat dibuktikan sebagai ada adalah kongkrit, sementara yang tidak bisa dibuktikan itu tidak kongkrit. Perspektip tasauf sebaliknya, menganggap yang spiritual itulah yang kongkrit, sedang yang materi itu tidak kongkrit. Kematian, meski pasti terjadi, tetapi apa itu mati tidak pernah disepakati. Kecerdasan spiritual perspektip tasauf justeru memberi peluang untuk memperoleh experient spiritual berkelana ke alam kematian yang konkrit. Percayakah anda ? posted by : Mubarok institute
KEMUKJIZATAN AL QURAN
Al Quran sebagai mukjizat dapat dilihat dari bahasa dan isinya. Mukjizat artinya sesuatu yang mengalahkan argumen orang yang tidak percaya. Bahasa al Quran sangat tinggi mutunya , mengalahkan semua puisi, sastra dan sya`ir. Semakin digali kedalaman bahasa al Quran semakin ditemukan rahasia-rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Al Quran sediri menantang kepada siapapun yang dapat melahirkan karya satu surat atau bahkan satu ayat saja, fatu bi suratin minhu dan hingga kini tak seorang manusiapun yang bisa. Sebagai mukjizat, al Quran juga tetap terpelihara otentisitasnya, dan hal itu merupakan janji Tuhan, inna nahnu nazzalnahu wa inna lahu lahafidzun. Kemukjizatan isi al Quran juga telah dan akan selalu terbukti. Jika suatu masa ada orang yang mengemukakan kekeliruan isi al
Quran (misalnya tentang nama, tempat, waktu, atau konsistensi) maka pada periode berikutnya akan ditemukan tafsiran baru yang menjawab kesalah fahaman itu. posted by : Mubarok institute
kemudian minta turun dan langsung menuju kantor pesantren. Di halaman kantor, wanita itu berpapasan dengan seorang guru dan dengan tidak sabar langsung mengatakan bahwa ia perlu bertemu dengan orang yang bisa memberinya nasehat agar ia tidak bunuh diri. Mendengar penuturan yang mengejutkan itu, pak guru yang kebetulan juga seorang dosen dan seniman bermaksud memperdaya penulis dengan mengatakan bahwa di sini ada orang yang biasa menangani kasus-kasus semacam itu, dan ia menyebut nama penulis, dan langsung memberi alamat rumah penulis yang tidak terlalu jauh dari Pesantren. Ketika itu penulis kebetulan menjabat sebagai dekan Fakultas Dakwah dan juga sekretaris Pesantren. Dengan olokolok teman dosen itulah akhirnya tanpa sengaja penulis kemudian menjadi konselor yang harus memberikan layanan konseling agama. 2. Mengapa Wanita Itu Mau Bunuh Diri? Dari penuturan wanita itu dapat disimpulkan bahwa problem kejiwaan klien merupakan problem perkawinan, problem hubungan interpersonal suami dan isteri. Mereka telah menempuh bahtera rumah tangga selama delapan tahun, belum dikaruniai keturunan. Ekonomi rumah tangga mereka relatip tercukupi, terbukti bahwa mereka telah memiliki rumah yang layak huni, suaminya bekerja di perusahaan swasta dengan gaji yang mencukupi. Isterinya, meskipun pernah mengecap pendidikan tinggi sampai sarjana muda tetapi tidak bekerja. Praktis setiap hari kerja, isterinya hanya tingal sendirian, sementara suami pulang kerja sekitar jam enam-tujuh sore. Barangkali pasangan suami isteri itu sudah sangat merindukan keturunan, tetapi diantara mereka tak pernah secara serius membicarakan problem itu. Sang isteri adalah tipe wanita yang sangat setia dan percaya kepada suami. Menurut ceriteranya selama delapan tahun hidup sebagai suami isteri tidak pernah cekcok. Sang isteri meski harus selalu sendirian di rumah setiap hari pada jam-jam kerja suaminya, tetapi kepercayaan dan kesetiaannya kepada suami membuatnya tetap tenang. Rasa percaya diri dan ke-tenangan isteri antara lain diperkuat oleh sejarah masa lalu, ialah bahwa sang suami adalah mahasiswa yang dahulu kost di rumah orang tuanya, dan ketika kiriman biaya kuliah terputus dari kampungnya di luar Jawa, orang tua wanita itu kemudian menolong membiayai kuliahnya sampai selesai, dan selanjutnya diambil mantu. Tanpa ada tanda-tanda mencurigakan, tiba-tiba suaminya menjadi acuh, dan sering tidak menyentuh kopi dan makanan yang disediakan oleh isteri yang setia itu. Ia berusaha mencari tahu problem apa yang sedang mengganggu suaminya, samar-samar terdengar berita bahwa suaminya pacaran dengan wanita teman sekerja di kantor. Tetapi setiap ditanyakan, suaminya diam membisu, semakin ditanya semakin membisu. Sang isteri sebagai orang yang selalu berfikir positip tentang suaminya, masih belum percaya bahwa suaminya ada main dengan wanita lain, tapi didiamkan oleh suami selama seminggu merupakan beban yang sangat berat, apa lagi di rumahnya yang cukup besar itu memang tidak ada orang lain yang bisa diajak bicara. Ketika kebisuan suami mencapai hari yang ke lima belas, kekalutan fikiran itu tak tertanggungkan. Ia tidak tahu harus apa, karena selama ini hatinya tertumpah seluruhnya untuk suaminya. Di diamkan suami adalah kiamat baginya. Kekalutan fikiran dan perasaannya membuatnya lupa siapa dirinya dan untuk apa ia hidup. Dunia terasa gelap, dan kaki tak bisa lagi menginjak bumi. Pada hari ke lima belas itulah, ketika jiwanya tak mampu lagi menanggung derita didiamkan, ia mengambil keputusan untuk menyudahi problemnya dengan meminum baygon. Untunglah suara radio yang tiba-tiba terdengar setelah listrik di rumah menyala mengembalikan kesadarannya, dan menyelamatkannya dari mati sia-sia.
Dari penuturan yang disampaikan wanita itu sambil terisak-isak menangis tetapi lancar, nampak jelas bahwa penyebab kekalutan fikiran itu lebih banyak disebabkan oleh kapasitas jiwanya yang sempit untuk menampung derita. Ia termasuk tipe wanita yang lugu, halus perasaannya dan tak pernah berfikir negatip pada suaminya. Baginya suami adalah segalanya yang tak mungkin melakukan sesuatu yang menyakiti hatinya. Jika samar-samar mendengar issu minor tentang suaminya, ia lebih dahulu menepis dengan berkata dalam hati bahwa issu itu pasti tak benar. Baginya kepulangan suami, teguran sapa suami sudah merupakan bukti bahwa issu dari luar itu tidak benar. Ia lebih percaya kepada suami dibanding kepada orang lain. Ia hanya mendengar kata-kata suami dan menutup rapat kedua telinganya dari kata-kata orang lain. Hal itulah yang menyebabkan bahtera rumah tangga berjalan aman selama delapan tahun meski belum dikaruniai seorang anak. Oleh karena itu ketika suaminya mulai cuek kepadanya, ia merasa tertekan karena ia tidak memiliki jendela lain untuk berkomunikasi. Pusat perhatiannya dalam menghadapi kecuekan suaminya hanya satu, yaitu menunggu kapan kekakuan itu mencair. Ketika kecuekan suaminya meningkat menjadi membisu, perasaan tertekan itu menjadi semakin dalam, seperti balon yang selalu ditiup, menunggu meledak. Pada hari ke lima belas dari membisunya suami itulah "balon" jiwanya meledak, mencari penyelesaian dengan cara bunuh diri. Ia tidak menemukan jalan lain selain bunuh diri, karena jiwanya tidak mempunyai jendela, tidak mempunyai ventilasi, karena salurannya hanya satu yaitu kepada suami tercinta. Jika saluran satu-satunya itu rapat, maka hanya ada satu jalan keluar, yaitu meledak. Untunglah suara radio yang tiba-tiba berbunyi "menyelamatkannya". Melihat tipologi kejiwaan wanita itu maka saya selaku konselor menanyakan kembali; sudah berapa lama suami mendiamkannya. Dengan sangat antusias ia menyebut angka lima belas, seakan angka lima belas itu adalah jumlah yang sangat besar. Mengapa angka lima belas itu dipandang sebagai jumlah yang sangat besar adalah karena wanita itu tidak memiliki bandingan angka lain. Saya sebagai konselor agama berusaha untuk mengubah pandangan wanita itu tentang ukuran besar dan kecil. Saya mengatakan bahwa lima belas hari itu waktu yang sangat pendek, sebab ada orang lain yang didiamkan suaminya sampai tiga bulan, dan setelah dilewati dengan sabar akhirnya keadaan pulih kembali seperti sedia kala. Saya menasehati wanita itu agar sabar menanggung perasaan itu sampai tiga bulan, Insya Allah nanti jalan ke luar akan datang dengan sendirinya. Rupanya, angka tiga bulan itu kemudian menjadi jendela yang meniupkan harapan baginya, sehingga setelah pertemuan hari itu, ia sering melaporkan perkembangan hubungannya dengan suaminya kepada saya melalui surat. Ia selalu menghitung hari-hari yang dilewatinya, dan dengan cemas menunggu habisnya waktu tiga bulan itu. Saya tahu bahwa tidak ada jaminan setelah tiga bulan itu kebisuan suaminya akan mencair, tetapi kurun waktu itu sekurangkurangnya memberikan peluang kepada wanita itu untuk melihat dunia lain, bahwa dalam hidup itu banyak kemungkinan, ada pertemuan, ada perpisahan, ada pertemuan kembali, ada juga pertemuan dengan yang baru dan sebagainya, dan bahwa kesemuanya itu mengandung hikmah asal bisa memetiknya. Ia harus bisa melihat bahwa hidup itu bukan hitam putih, tetapi berwarnawarni. Konseling itu juga saya berikan secara tertulis, dengan menulis surat disertai kata-kata mutiara, ayat Qur'an dan hadis yang relevan dengan keharusan sabar menanggung derita, dan bahwa orang yang sabar senantiasa disertai rahmat Tuhan. Kehausannya kepada bimbingan sampaisampai - katanya lewat surat - ia membaca nasehat tertulis saya sampai lima kali, dan bahkan
surat konseling saya itu selalu dibawa di dalam tas, untuk selalu dibaca ulang jika fikirannnya sedang kusut. Rumah tangga pasangan itu akhirnya tidak dapat diselamatkan, tetapi wanita itu dapat menerima kenyataan. Setelah ia berpindah kota, korespondensi dengan saya tetap berlangsung, ia selalu melaporkan perkembangan perasaannya dalam menghadapi problema hidupnya, dan saya pun sering membalasnya dengan konsisten memberikan layanan konseling agama. Ketika ia mengambil keputusan untuk tinggal di Eropa dengan maksud mencari dunia baru dan melupakan kegetiran hidup rumah tangganya, saya memberikan saran agar ia jangan lupa salat lima waktu dan usahakan menggunakan jilbab (busana muslimah) sebagai identitas diri, ternyata dari Eropa ia berkirim surat bahwa ia melaksanakan saran saya. Perjalanan hidup yang berliku-liku akhirnya mengantarnya untuk menikah lagi dengan laki-laki muslim Eropa, dan selama ini, sekurang-kurangnya kartu lebaran masih selalu dikirimkan kepada saya, sesekali disertai dengan sejumlah lembaran dollar. Al hamdulillah. posted by : Mubarok institute
menjemput, dan pemuda itu saya ajak jalan-jalan. Dalam obrolan perjalanan, saya katakan bahwa saya sudah tahu permasalahan anda, (padahal saya belum tahu), dan saya katakan bahwa sebenarnya Tuhan telah mengampuni dosa anda, karena anda (dalam percakapan saya pakai kata kamu) telah dipenjara selama empat bulan oleh hati nuranimu sendiri.dan tahukah anda, nurani itu mempunyai hot line dengan Tuhan. Tuhan mendengar tangisanmu ketika kamu salat malam. Saya katakan bahwa jangan kau kira Tuhan itu galak, Tuhan itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tuhan tersenyum lho melihat kamu menyesali perbuatanmu. Sudahlah, yang penting sekarang kau harus memulai lembaran baru, waspada di hari yang akan datang, jangan sekali-kali kau ulangi perbuatanmu. Ternyata ia cukup dua kali saja bertemu saya, dan pertemuan keduapun hanya untuk nonton film, tidak berbicara lagi tentang masa lalu, tetapi berbicara tentang masa depan. Ibunya menelpon penulis, menyatakan keheranannya atas kesembuhan anaknya, dan menanyakan problem apa sebenarnya yang selama ini dipendam oleh anaknya, maka saya jawab, tidak penting yang sudah lalu, yang penting masa depan, saya jawab demikian karena sebenarnya sampai akhirpun saya tidak tahu, tetapi pemuda itu merasa bahwa saya telah mengetahui rahasianya, padahal yang sebenarnya saya benar-benar tidak tahu karena memang tidak menanyakannya. Jadi kasus ini adalah kasus keagamaan, yaitu bahwa seseorang merasa tidak akan diampuni Tuhan atas dosa yang telah diperbuatnya, karena ia tidak tahu bahwa Tuhan Maha Pengampun. Perasaan berdosa itu membuatnya tertekan dan tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain. Untungnya ia termasuk pemuda yang taat beragama, meskipun pengetahuan agamanya masih rendah. Dari konseling dengan saya, pengetahuannya tentang uhan sudah mulai bergeser pada mengenal. Kerajinannya menjalankan salat malam membuatnya mudah mengenal Tuhan yang Maha Pengampun. posted by : Mubarok institute
mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya selain kerugian belaka. dan melakukan tipudaya yang amat besar (Q/71:21-22), dan sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia) Janganlah Engkau tambahkan lagi bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan. (Q/71:24) Nuh berkata; Ya Tuhanku, jangan Engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang kafir (bangsaku) tinggal diatas bumi (Q/71:26) Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir (Q/71:27). Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman, dan semua orang yang beriman, lakilaki dan perempuan. Janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan. (Q/71:28) posted by : Mubarok institute
KEMATIAN
Daya tarik pembicaraan tentang mati sebenarnya bukan pada kematian itu sendiri, tetapi pada konsep mati itu apa. Di kalangan binatang saya kira tidak pernah ada diskusi dan seminar hidup itu apa dan mati itu apa. Bagi mereka hidup tak ubahnya mengikuti arus air, mereka sepenuhnya tunduk kepada alam, tidak ada rekayasa pemeliharaan lingkungan alam dan tidak ada pula usaha perusakan alam oleh mereka. Sedangkan di kalangan manusia, pembicaraan tentang mati senafas dengan pembicaraan tentang konsep hidup. Bagaimana makna mati tergantung pada apa yang menjadi pandangan hidupnya. Pembicaraan tentang makna mati sebenarnya berpangkal dari tiga pertanyaan abadi yang berlangsung sepanjang sejarah manusia, yaitu Dari mana, mau kemana dan untuk apa hidup manusia di muka bumi ini, min aina, ila aina wa limadza ? Pertanyaan pertama dan kedua hanya ada dua jawaban, yaitu orang beragama menjawab bahwa manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan, sedang orang atheis menjawab bahwa manusia itu berasal dari proses alamiah dan akan hilang secara alamiah. Meski demikian rincian dari jawaban itu, terutama untuk pertanyaan ke tiga, sangat beragam dan rumit, serumit dan se ragam manusia itu sendiri. Konsep Islam tentang hidup dan mati saya kira cukup jelas, bahwa inna lillahi wa inna ilahi rajiun, sesungguhnya kita ini milik Allah dan akan kembali kepada Nya, dan bahwa manusia berada di muka bumi ini bukan untuk iseng-iseng (Q/23:115) tetapi dimuati dengan amanah (Q/33:72) sebagai khalifah. Menurut Al Quran dan juga kenyataan, setiap jiwa pasti akan mati, kullu nafsin zaiqatul maut. , dan sesudah mati justeru ada kehidupan akhirat, yang menurut al Quran justeru merupakan kehidupan yang sebenanrnya (wa innal akhirota lahiyal hayawan)Akan tetapi agama Islam itu apa, bisa difahami dengan tingkat-tingkat pemahaman;, (1) sebagai konsep yang sempurna, tetapi masih di langit (2) sebagai konsep yang didemontrasikan di muka bumi, (3) sebagai konsep yang sudah membumi, (4) sebagai interprestasi, dan (5) sebagai tradisi. Lima tingkat ini bisa berdiri sebagai suatu struktur bangunan, tetapi bisa juga tidak. Tingkatan-tingkatan pemahaman ini membawa konsekwnsi pada keragaman dan juga kerumitan tentang konsep hidup dan mati yang diberi label menurut Islam. Dalam struktur ini tasauf berada pada tingkatan ke empat, setingkat dengan fiqh. Meskipun demikian, atau untungnya, tingkat otentisitas al Quran sebagai sumber utama dan konsep dasar ajaran Islam (dan diperkuat oleh tadwin assunnah) sangat membantu dalam mengembalikan seluruh tingkat pemahaman kepada sumber utama itu. Jika ulama fiqh berusaha memahami agama ini dengan semangat ijtihad (sistem berfikir), maka para sufi melakukan hal yang sama dengan semangat taqarrub, yakni dengan latihan-latihan spirituil yang lebih dekat dengan sistem perasaan. Ijtihad melahirkan produk-produk berupa hukum-hukum dan fatwa-fatwa, sementara bertasauf melahirkan pengalaman spiritual. Hasilhasil ijtihad bisa diuji dengan logika,, sementara pengalaman spirituil , meskipun secara filosofis bisa difahami, tetapi pembuktiannya hanya mungkin dilakukan melalui suluk. Oleh karena itu jika berbicara tentang tasauf maka paradigma yang digunakan juga harus paradigma tasauf. Istilah-istilah dalam tasauf juga hanya bisa difahami dengan cara berfikir dan cara merasa para sufi. posted by : Mubarok institute
TANDA-TANDA KIAMAT
Kita mengenal istilah Kiamat Kubra (Kiamat Besar) dan Kiamat Sughra (Kiamat Kecil). Kematian seseorang adalah kiamat bagi dirinya, selanjutnya ia menunggu di alam barzah bersama orang lain yang sudah mati hingga seluruh makhluk dunia itu mati. Ketika itulah, yakni ketika seluruh makhluk Tuhan mati dan hanya tinggal Dia, Allah al Hayyu al Qayyum, satusatunya yang hidup, maka itulah hari Kiamat bagi alam semesta. Kapan datangnya hari Kiamat merupakan rahasia Tuhan, dan tak seorangpun yang mengetahui kepastiannya, tetapi hadis Nabi menyebut tanda tanda akhir zaman yang mendekati hari Kiamat, meski ukuran dekat yang disebut Nabi sangat berbeda dengan persepsi manusia tentang dekat. Rasul menyebutkan bahwa diantara tanda-tanda dekatnya hari kiamat adalah: Ilmu dicabut dari masyarakat, kebodohan didemontrasikan, perzinaan dilakukan secara terbuka dan minuman yang memabukkan menjadi mode. Hadis lain menyebut tanda-tanda yang lain, yaitu jumlah lelaki semakin berkurang dan jumlah wanita semakin banyak. Hadis lain menyebutkan bahwa di zaman akhir, fitnah merajalela, perubahan sosial terjadi dalam tempo yang sangat cepat, ada orang pagi hari masih muslim sorenya sudah kafir, sorenya masih muslim, pagi besoknya sudah kafir. Ketika itu banyak orang dengan mudah menjual keyakinan agama (prinsip-prinsip moral)nya, ditukar hanya dengan sedikit harta. Dari segi bahasa, qiyamah artinya tegak lurus atau bangkit. Kiamat dalam arti bangkit, kemudian disebut hari kebangkitan, merujuk kepada keterangan bahwa pada hari kiamat, seluruh manusia yang telah mati dibangkitkan kembali oleh Tuhan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama di dunia, mempertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang maha Adil. Kiamat dalam arti tegak lurus, menurut seorang mufassir, merujuk kepada keterangan bahwa pada hari kiamat nanti seluruh planet di tata surya dalam posisi tegak lurus sehingga sistem tata surya berhenti, alam semesta gelap gulita. Berbicara tentang kiamat, beberapa pengamat meramal bahwa negara Kesatuan Republik Indonesia sudah mendekati hari kiamatnya. Pernyataan moral tokoh-tokoh agama agak sedikit sopan, yakni menyebut bangsa Indonesia sudah berada di ambang kehancuran. Tanda-tanda mendekatnya hari kiamat Indonesia juga sudah nampak, antara lain, perubahan yang sangat cepat, pameran kebodohan dilakukan oleh masyarakat luas, termasuk kaum intelektuilnya, perzinaan dan kemaksiatan merajalela, sistem pemerintahan sudah kurang berfungsi dan sebagainya. Lalu, apa yang dapat kita lakukan? Kata Nabi, pada zaman yang penuh fitnah itu, bersegeralah melakukan amal saleh, Ba diru bi al amal as salihat. Kalimat saleh dalam bahasa Arab mengandung arti konstruktif (maslahat), perdamaian (sulh), rekonsiliasi (islah), baik kualitasnya (solahiyyah), dan patut (yasluhu). Ketika ibu pertiwi menangis, sayup-sayup terdengar panggilan kepada seluruh patriot bangsa untuk segera menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran total. Dari pesantren tradisionil di dusun kecil jauh dari pusat kekuasaan juga terdengar seruan SOS, Ilahi sallimil ummah, minal afati wanniqmah wa min hammin wamin ghummah bi ahlil badri ya Allah. Ya Tuhanku, selamatkanlah bangsa ini, dari bencana dan penyakit, dari kecemasan dan kesedihan, berilah kami kemenangan seperti yang pernah Engkau berikan kepada ahlul Badar. Bangsa ini hanya mungkin diselamatkan jika kita memulai berfikir dan berbuat kontruktif, melakukan perdamaian secara vertikal, horizontal dan internal, melakukan rekonsiliasi terhadap problem masa lalu, memelihara kualitas diri dan memelihara nilai-nilai kepatutan dalam pergaulan sosial, regional, nasional dan international. Menurut teori Ibnu Khaldun, siklus kiamatnya suatu bangsa itu minimal dalam putaran seratus tahun. Usia Republik Indonesia itu baru 56 tahun, artinya Indonesia belum waktunya kiamat.
Oleh karena itu upaya menyelamatkan bangsa ini masih menyajikan sejuta harapan, asal kita benar-benar memiliki kehendak bersama untuk selamat. Sunnatullah mengajarkan bahwa tiada gelap yang selamanya, habis gelap pasti terbit terang, Di balik kesulitan ternyata tersedia segudang kemudahan, fa inna maa al usri yusra, inna maa al usri yura. Sadaqallah al adzim. V posted by : Mubarok institute
meminta jabatan, bahkan jika perlu merebutnya dengan segala cara. Padahal Rasulullah Saw. tidak menyukai hal tersebut. Pernah, sahabat Abu Dzar Ra, berkata, Wahai Rasulullah, mengapa paduka tidak mengangkatku sebagai pejabat? Mendengar itu Rasulullah menepuk punggungnya seraya bersabda, Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau orang yang lemah, padahal sesungguhnya jabatan itu adalah amanah, yang pada hari kiamat nanti akan memunculkan cela dan penyesalan, kecuali bagi orang yang dapat melaksanakan hak amanat itu dan kewajibannya sebagai pejabat, sebagaimana seharusnya. (HR. Muslim dan Abu Daud) Petunjuk Rasulullah tadi bukan hanya dikemukakan kepada Abu Dzar saja, tetapi juga kepada Abdurrahman bin Samurah, Wahai Abdurrahman! Janganlah kamu meminta pangkat kepemimpinan. Apabila kamu sampai diberi, maka hal itu akan menjadi suatu beban yang berat bagi dirimu. Lain halnya kalau kamu diberi tanpa meminta, maka hal itu tidak menjadi masalah bagimu. Bahkan kepada Abu Musa dan dua orang keponakannya, Rasulullah kembali menegaskan, Demi Allah, aku tidak akan memberikan pekerjaan tersebut kepada seorang yang memintanya, apalagi kepada seseorang yang amat loba kepadanya. (HR. Muslim) Kini, Republik kita sedang mengalami krisis kepemimpinan. Imam Al Ghazali dalam risalahnya Nasihat Bagi Penguasa mengulas sebab-sebab seorang penguasa yang kehilangan kekuasaanya dengan menyatakan antara lain bahwa penguasa tersebut tertipu oleh kekuasaan, kekuatan dan kesenangannya akan pendapat dan pengetahuannya. Ia melupakan musyawarah, dan menyerahkan kekuasaan kepada para petugas yang tak berpengalaman, melupakan petugas senior dan berpengalaman. Ia telah menyia-nyiakan kesempatan dan peluang yang tepat, tidak banyak berpikir tentang peluang itu, dan tiada pula melaksanakan pada saat yang diperlukan. Ia kurang tanggap pada tempat yang harus siap segera, dan kurang cepat menggunakan kesempatan dan kesibukan untuk memenuhi segala keperluan. Para utusan dan pembantu yang tidak jujur serta berkhianat dalam menyampaikan risalah, hanya karena kepentingan perut mereka, menurut Al Ghazali, juga sangat menimbulkan keburukan. Betapa banyak kerajaan menjadi hancur karena ulah mereka. Islam mengajarkan sabda Rasulullah, Apabila Allah berkenan untuk munculnya kebaikan bagi seorang pemimpin, maka Allah akan memperuntukkan baginya menteri yang jujur, yang bila ia lupa, maka ia (menteri) akan mengingatkannya, dan bila ia ingat maka menteri pun akan membantunya. Dan apabila Allah berkehendak selain itu, maka Allah akan menyediakan baginya menteri yang jahat, yang bila ia (pemimpin) lupa, maka sang menteri tidak mengingatkannya, dan bila ingat maka sang menteri tidak membantunya. (HR. Abu Daud) Kalaulah kerajaan di masa lalu kita analogkan dengan Republik dan Raja kita analogkan dengan para pemimpin bangsa, maka tergolong pemimpin yang manakah kita sekarang ini? Melihat keamanan yang semakin tidak terjamin, keadilan yang semakin jauh dan kian memudarnya kepastian masa depan, rasanya sudah seharusnya jika kita semua sekarang ini mau secara jujur bercermin diri, memohon ampun kehadirat Ilahi dan kembali bersama-sama berjuang mewujudkan Negara Idaman, Negara Utama yang Bermoral. Insya Allah. posted by : Mubarok institute
Diantara pilar kebahagiaan keluarga adalah jika mereka tinggal di dalam lingkungan sosial yang sehat. Ada tiga lingkaran yang saling mempengaruhi, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Secara teori keluarga yang baik akan menjadi pilar lahirnya masyarakat yang baik, karena keluarga adalah unit terkecil masyarakat. Dalam kenyataan, banyak keluarga karena belum menjadi keluarga sakinah- rentan sekali terhadap pergaulan sosial sehingga bukannya keluarga mewarnai masyarakat tetapi semua keburukan sosial justeru masuk kedalam rumah. Sekolah yang baik mestinya akan membantu terwujudnya keluarga yang baik dan masyarakat yang baik, tetapi sistem pendidikan sekolah masih lebih dominan untuk transfer kognitip, lemah unsur tranfer afektip sehingga sekolah yang baik baru produktip untuk anak didik yang baik juga. Murid-murid dari keluarga yang tidak sakinah tidak banyak berubah meski disekolahkan di sekolah unggulan. Dalam kondisi seperti itu diperlukan paradigma baru dalam membangun masyarakat Indonesia dewasa ini. posted by : Mubarok institute
3. Berlangsung adil tanpa ada yang dirugikan 1. Hukum Baku Sejak dahulu pola hubungan sebab akibat atas perilaku masyarakat bersifat baku.. Sejak zaman Nabi-nabi terdahulu berlaku hokum social; barang siapa mengedepankan kesombongan dan rekayasa jahat, maka akibat buruk dari perbuatan itu pada akhirnya akan menimpa diri mereka sendiri dengan segala kepentingan-kepentingannya. Al Quran menasehatkan agar manusia memperhatikan pola sebab akibat itu, karena hokum social dan hokum sejarah yang demikian itu akan tetap berlaku, tidak bisa diganti dan tidak bisa disimpangkan; wa lan tajida li sunnatillahi tabdila. Wa lan tajida lisunnatillahi tahwila (Q/35:42-43) 2. Berlaku Umum Tanpa Pengecualian Menurut al Quran, hokum social itu berlaku berdasar prinsip-prinsip sebagai berikut : Siapapun tanpa kecuali yang berbuat buruk pasti akan menerima balasan dari perbuatan buruknya; man ya`mal suan yujza bihi (Q/4:132) Bahwa perolehan dari perbuatan yang didasari oleh ilmu pengetahuan, berbeda dengan perolehan dari perbuatan orang bodoh; qul hal yastawi allazina ya`lamun wa allazina la ya`lamun? (Q/azzumar:9) Bahwa fikiran dan perbuatan konstruktip akan menimbulkan efek social yang berbeda dengan fikiran dan perbuatan destruktip; am naj`al allazina amanu wa`amilu assholihati kal mufsidina fil ardl (Q/Shad:28) Bahwa kepalsuan tidak akan mendatangkan kemaslahatan (Q/5:18). 3. Hukum Sosial itu Adil Betapapun seringnya terjadi ketimpangan social, tetapi pada dasarnya hokum social, yakni sunnatullah dalam kehidupan social, berlangsung atas dasar prinsip keadilan; yakni barang siapa menanam ia akan memetik, barang siapa menabur angin ia akan menuai badai. Hanya saja prinsip ini baru dapat dilihat dalam rentang sejarah yang panjang. Dalam fragmen pendek sejarah, sering dijumpai orang jujur terkalahkan sementara yang curang dan jahat justeru menang. Baru setelah sejarah itu digelar dalam dua generasi adakalanya masih satu generasi yang jujur menikmati kejujurannya dan yang curang harus memikul resiko kecurangannya. Menurut al Quran, tidak ada pihak yang dizalimi, apalagi oleh Tuhan, sebaliknya manusia akan menanggung akibat dari kezaliman yang pernah dilakukan atas diri mereka sendiri. Wama dzolamahumulloh walakin kanu anfusahum yadzlimun (Q/an Nahl:33) posted by : Mubarok institute
fasilitasnya memang diperuntukkan bagi kehidupan manusia; wa sakhkhara lakum ma fis samawati wama fil ardli jami`an (Q/45:13) 2. Dengan hokum social dan hokum sejarah yang adil, manusia bisa membimbing kehidupannya dengan peradaban yang tinggi, bermartabat dan berkeadilan, apa yang sekarang disebut dengan nama masyarakat madani, diilhami dari konsep al Madinah al Munawwarah; artinya, kota dimana penduduknya berperadaban tinggi, disinari oleh kebenaran ilahiyyah. 3. Dengan hokum social dan hokum sejarah yang adil, manusia bisa diarahkan hidupnya pada prinsip tanggung sebagaimana amanat manusia sebagai khalifatullah di muka bumi. Sebagai khalifah Allah, manusia dibekali akal sebagai problem solving capacity, hati sebagai alat untuk memahami realita, syahwat sebagai penggerak tingkah laku, hawa nafsu sebagai elemen penguji dan nurani sebagai alat control diri yang kesemuanya didesain Tuhan untuk memikul amanah dalam kehidupan yang berkeadilan dan bermartabat. 4. Adanya sunnatullah dalam kehidupan social dan sejarah memungkinkan manusia menyelaraskan kehidupannya secara harmonis antara dimensi horizontal dengan dimensi vertical. Secara horizontal manusia bisa memaksimalkan makna kehadirannya di pentas kehidupan, secara vertical bisa menggapai kecerdasan spiritual yang membuatnya berbahagia lahir dan batin. Realita Kehidupan Meski secara konsepsional manusia bisa menjadi makhluk yang bermartabat, realita kehidupan menunjukkan bahwa manusia harus berjuang keras untuk menjadikan dirinya bermartabat. Manusia memiliki tabiat kerjasama dan tabiat bersaing sekaligus. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia biasa kerjasama untuk memperoleh hasil yang lebih optimal bagi kesejahteraan hidup bersama. Namun demikian, tabiat bersaing sering menggoda manusia untuk bersaing secara tidak sehat. Manusia memiliki naluri untuk menjadi yang terbaik, menjadi orang nomor satu, padahal kursi nomor satu ya hanya satu. Banyaknya peminat yang menuju ke kursi nomor satu menjadikan jalan menuju kesana sempit dan manusia berdesakan. Dalam suasana psikologis berdesakan itulah manusia sering tergoda untuk menginjak orang lain agar dirinya bisa naik keatas. Medan persaingan menuju ke atas itu biasa disebut dunia politik. Ada orang yang menomorsatukan target politik, sehingga segala cara meski tak bermartabat dilakukan demi mencapai target martabat politik itu. Hal ini biasanya berlangsung di forum2 kongres, musda atau pilkada. Ada juga yang memandang politik sebagai ilmu dimana dengan ilmu politik ia bisa menyusun desain politik yang benar, tepat dan logic. Di sisi lain ada yang memandang politik sebagai game dan seni sehingga dalam perkelahian politik sekalipun ia tetap mematuhi koridor game dan seni sehingga dunia politik menjadi sesuatu yang indah ditonton dan indah dirasakan. Ada pemain politik yang mampu mengendalikan jalannya politik, tetapi ada politisi yang justeru dipermainkan oleh politik yang dijalankannya. Ada orang yang duduk di singgasana politik tetapi tidak memiliki kekuasaan, sebaliknya ada orang yang berada diluar system politik tetapi ia justeru menjadi pengendali kekuasaan politik. Persaingan tidak akan melahirkan permusuhan hanya jika manusia bersaing dalam bidang kebajikan. Orang yang taat kepada Tuhan tidak pernah merasa tersaingi oleh orang lain yang lebih taat. Orang yang suka menolong orang lain secara ikhlas tidak pernah merasa tersaingi oleh orang lain yang melakukaanya secara lebih banyak dan lebih baik. Tetapi jika bersaing dalam hal
yang bersifat rendah (harta dan jabatan atau gengsi), di dalam masjid sekalipun mereka bermusuhan, berebut menjadi imam, khatib atau pengurus. posted by : Mubarok institute
menggapainya mengabaikan nilai-nilai moral. Syahwat politik itu sangat dahsyat kekuatannya. Banyak orang sanggup melakukan apa saja termasuk perselingkuhan politik asal tujuan politiknya tercapai. Sumpah palsu, persekongkolan jahat, suap, tipuan dan tekanan merupakan sederetan tawaran transaksi politik. Politisi yang bermoral akan menghindari perbuatan tak bermoral, tetapi bagi politisi tak bermoral, jika diperlukan, why not ? namanya juga politik, katanya. Berpolitik bukan hanya membela yang benar, tetapi jika perlu maju tak gentar membela yang bayar. Ia akan bela mati-matian dengan segala cara, temannya yang sealiran politik meski ia tahu bahwa temannya itu salah. Ia juga siap menghancurkan lawan politiknya dengan segala cara meski ia tahu bahwa lawannyalah yang benar. Sebenarnyalah bahwa dorongan untuk berperan serta dalam kepemimpinan politik merupakan perwujudan dari tanggung jawab seorang khalifah Allah. Manusia yang memiliki kemampuan berkewajiban membangun dan memimpin masyarakat bangsanya menuju kepada cita-cita politik yang sehat dan bermoral. Politisi bisa jatuh bangun, tetapi kepentingan politik tidak akan pernah hilang dari kehidupan manusia. Oleh karena itu seorang politisi yang bijak akan memilih orientasi politik jangka panjang dengan membangun konsistensi hingga terbangun pada dirinya citra politik yang tinggi nilainya. Partai politik yang dewasa tak akan segan-segan memecat dan mengajukan ke pengadilan, kader-kadernya yang terbaik sekalipun jika didapati melanggar moral politik. Meski sedih, ia akan dengan tegas dan tegar menghukum kadernya yang salah. Solidaritas politk yang menutup mata dari nilai moral sebaliknya justru akan merugikan partai itu dalam jangka panjang, karena masyarakat luas pemilihnya justeru akan menjauhinya, meski dalam waktu pendek berhasil memenangkan pembelaan terhadap kadernya yang salah. Solidaritas politik yang porno pada gilirannya akan membuat rakyat muak terhadap partai politik, dan ini dapat memanggil kembali kekuatan repressif untuk tampil kembali ke panggung kekuasaan, hanya karena mereka bisa menyembunyikan aurat moralnya. Wallohu alam. posted by : Mubarok institute
CEPAT MATI
Kata Nabi, sebaik-baik orang adalah yang umurnya panjang dan baik prestasinya. Kata Nabi pula, seburuk-buruk orang adalah yang umurnya panjang dan buruk perilakunya. Hidup, mati, kaya, miskin, pangkat tinggi dan pangkat rendah adalah peluang dimana setiap orang diuji siapa diantara mereka yang paling besar kontribusinya pada kebaikan. Yang kaya belum tentu lebih besar maknanya bagi kehidupan manusia dibanding yang miskin, yang bodoh belum tentu lebih sedikit amalnya dibanding yang pinter. Makna kehadiran manusia dalam pentas kehidupan adalah pada manfaat keberadaanya bagi orang lain. Jika keberadaan manusia hanya membuat kesulitan bagi orang lain karena padanya tidak ada satupun unsur yang dapat dibanggakan, maka cepat mati adalah yang terbaik, terbaik untuk yang bersangkutan maupun bagi orang lain. posted by : Mubarok institute
BANYAK DIAM
Jika seseorang tidak memiliki kecerdasan akal, tidak memiliki sopan santun yang baik, tidak punya sahabat sejati dan hatinya tidak kokoh, maka yang terbaik baginya adalah diam, tidak banyak mengomentari realita. Tanpa empat hal pertama, jika ia berbicara pasti hanya akan disalah pahami oleh orang lain, bisa karena memang disalah fahami atau salah ucap. Semestinya seorang mumin itu hanya berbicara jika yang dikatakan itu baik. Menurut hadis
Nabi, Tuhan menyuruh kita, jika kita diam, itu karena mikir, jika kita berbicara, itu karena zikir, dan jika kita melihat, itu karena mengambil pelajaran. posted by : Mubarok institute
SAHABAT SEJATI
Manusia adalah makhluk sosial dimana ia akan menjadi apa dan siapa tergantung dengan apa dan siapa ia bergaul. Secara fitri manusia membutuhkan orang lain; sebagai teman, sebagai partner, sebagai pesaing dan bahkan sebagai lawan. Sahabat sejati adalah orang yang selalu berfikir dan berkehendak baik terhadap sahabatnya. Ia akan memberi dukungan jika ia merasa bahwa dukungannya itu akan membawa kebaikan sahabatnya. Sebaliknya jika sahabatnya keliru jalan, ia akan berkata tidak! meski pahit diucapkan dan pahit di dengar. Sahabat yang materialistis biasanya rajin apel dalam keadaan suka, tetapi ia segera menjauh jika sahabatnya dalam kesulitan, ia sahabat hanya dalam suka, tidak dalam duka. Sahabat yang sekerabat biasanya angin-anginan, terkadang mesra, tetapi suatu ketika bisa menjadi musuh, bahkan musuh yang sukar didamaikan. Sahabat sekerabat adalah sahabat sehidup, tetapi belum tentu semati. Hanya sahabat sejati yang biasanya jarang hadir dalam keadaan suka, tetapi justru hadir membela ketika dalam duka. Sahabat sejati adalah sahabat yang terikat oleh nilai-nilai kebajikan, ikhlas dan ibadah. Ketika kita sudah matipun sahabat sejati tetap menjaga nama baik kita, mendoaakan kita. Dialah sahabat sehidup semati, sahabat di dunia dan sahabat di akhirat. posted by : Mubarok institute
Manusia mengenal apa yang dipandangnya sebagai kepantasan, sebagai kepatutan. Itulah yang disebut sebagai sopan santun, sebagai etiket. Sopan santun (adab) adalah akhlak yang bersifat lahir. Ada orang yang sangat sopan padahal hatinya jahat, disamping ada orang yang wajahnya garang tetapi hatinya lembut. Penipu biasanya membungkus aksinya dengan sopan santun. Meski begitu, secara umum, sopan santun merupakan cermin dari kehalusan budi pekerti . Orang bodoh yang sopan lebih disukai dibanding orang pandai yang tidak punya sopan santun. Sungguh beruntung orang yang masih bisa memelihara sopan santunya dalam pergaulan. posted by : Mubarok institute
ENAM KEBANGGAAN
Manusia adalah makhluk yang berkesadaran, oleh karena itu lazimnya setiap orang menyadari betul apa yang dimilikinya, apa yang bisa diberdayakan untuk kehidupan, apa yang harus diperbaiki dan apa yang harus dibuang. Secara fitri manusia adalah makhluk yang memiliki tabiat berkompetisi di samping tabiat koperatif. Orang yang akhlaknya rendah, ia akan melakukan segala cara dalam berkompetisi, meski cara yang haram sekalipun, karena ia hanya bisa berbangga dengan apa yang dianggap sebagai kesuksesan. Bagi orang yang berakhlak tinggi, ukuran kesuksesan bukan pada kemenangan itu sendiri, tetapi sebangun dengan bagaimana cara memperolehnya. a Baginya, kalah terhormat lebih membanggakan dibanding kemenangan dengan curang. Kesuksesan dalam kompetisi di satu sisi diwujudkan dalam bentuk jabatan, harta, dukungan, prestasi, akreditasi, di sisi lain juga diwujudkan dalam ukuran konsistensi, morality, kejujuran, kesederhanaan dan keadilan. Berkompetisi secara fair akan melahirkan budaya koperatif, sementara berkompetisi secara curang akan melahirkan budaya kanibalistik. Empat tahun era reformasi telah mengantarkan kita pada perasaan dehumanisasi, perasaan kemanusiaan yang compang-camping sehingga kita kehilangan kebanggaan atas apa yang kita miliki. Jabatan publik seperti Menteri, Gubernur, Hakim atau anggauta Parlemen, ternyata tidak
sebangun dengan citra putra-putra terbaik bangsa. Apa yang dapat dibanggakan dari jabatan publik yang berlumuran dengan suap, kolusi, mafia hukum dan segala coreng-moreng. Gelar akademik yang tinggi, apalagi yang sekedar gelar kehormatan (Hon.) yang dibeli, juga tidak sebangun dengan kearifan, kecerdasan dan integritas. Apa yang dapat dibanggakan dari orang yang menyandang gelar akademik tinggi tetapi sering melakukan kebodohan secara telanjang. Keberhasilan dalam bisnis ternyata juga tidak sebangun dengan kesejahteraan masyarakat. Apa yang dapat dibanggakan dari konglomerat yang sukses membobol keuangan negara puluhan trilyun rupiah, yang pelunasannya dipikulkan kepada rakyat miskin? Bahkan gelar sosial keagamaan ternyata juga tidak sebangun dengan kesalehan dan keteladanan. Apa yang dapat dibanggakan dari seorang yang menyandang gelar agamawan tetapi perilakunya hanya menjadi tontonan, bukan tuntunan? Lalu apa yang masih bisa kita banggakan? Bertanya Kepada Rumput Yang Bergoyang Tuhan memberikan petunjuk kepada manusia melalui berbagai saluran. Pertama dan tertinggi adalah wahyu, dalam hal ini bagi orang Islam adalah Al Quran dan kemudian dijelaskan oleh hadis Nabi. Al Quran adalah petunjuk bagi orang yang percaya (Q/2:97), petunjuk bagi orang yang patuh dan takwa, hudan lil muttaqin (Q/2;2). Bagi orang yang tidak percaya, al Quran tak berfungsi apa-apa (Q/2;6). Petunjuk Tuhan juga disampaikan melalui sunnatullah (hukum alam) pada alam semesta dan pada sejarah manusia, karena sunnatullah itu konsisten bagaikan hukum besi yang tak bisa ditawar dan diganti. (Q/35:43). Oleh karena itu orang yang pandai menangkap fenomena alam dan sejarah, yang mau belajar kepada alam dan sejarah manusia, ia bisa menjadi cerdas, bukan saja bisa menerangkan makna kejadian, tetapi juga mampu memprediksinya. Dalam perspektif inilah maka sepanjang sejarah kemanusiaan selalu saja muncul orang bijak dengan kata-kata mutiaranya, muncul hukama dengan kata-kata hikmahnya. Hikmah itu sendiri kata Nabi bagaikan mutiara yang tercecer, yang bisa ditemukan entah oleh siapa saja (al hikmatu dlallat al mumin anna wajadaha), oleh karena itu kapanpun orang menemukannya, hendaknya cepat pungut, meski mutiara itu berada di lumpur. (khuz al hikmat walau min ayyi wiain kharajat), dan barang siapa beruntung dapat memungut hikmah, maka kata al Quran, sungguh ia bagaikan menemukan durian runtuh yang tak ternilai harganya (waman yuta al hikmata faqad utiya khairan katsiran (Q/2:269). Ali bin Abi Thalib pernah berkata; Perhatikan apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang berbicara (undzur ma qala wala tandzur man qala). Kebanggaan versi Hikmah Adalah seorang hukama abad pertengahan bernama Ahnaf bin Qais, ia ditanya oleh orang-orang yang gelisah melihat perilaku masyarakatnya yang sedang sakit, yang tidak lagi mementingkan nilai-nilai kemuliaan. Wahai tuan guru, apa yang tertinggal pada kita yang masih dapat kita banggakan? ma khoiru ma yutho al abdu? hukama itu menjawab; akal yang orisinil (aqlun ghoriziyyun). Orang-orang berkata, wah, sekarang sudah tidak ada orang yang akalnya masih orisinil,. kalau akal orisinil nggak punya lalu tinggal apa (fa in lam yakun? tanya orangorang. Adabun shalihun, sopan santun yang terjaga, kata hukama. Wah, sekarang orang juga sudah tidak lagi menjaga sopan santun tuan guru! selain dua hal itu masih adakah yang dapat kita banggakan? shohibun muwafiqun; sahabat sejati, kata hukama. Orang-orangpun berkata; waduh... sahabat sejati juga susah didapat, karena orang tidak lagi membela yang benar tetapi membela yang bayar. Masih adakah selain yang tiga itu wahai tuan guru? qalbun murabithun; hati yang peka, kata hukama. Waduhh, lagi-lagi yang itu juga jarang didapat, kata orang-orang. Sekarang kebanyakan orang hatinya gelap, tidak peka, nuraninya
mati, masih adakah yang dapat kita banggakan wahai tuan guru? ada, thul as shumti, banyak diam, kata hukama. Yah, yah, yah, diam itu emas, kata orang. Tapi tuan guru, sekarang ini zaman reformasi, semuanya berbicara meski asal bicara, dan tidak ada orang yang mau diam merenung. Kalau lima hal itu juga tidak punya, masih adakah yang dapat kita banggakan wahai tuan guru? Ada, dan ini adalah yang terakhir, yaitu mautun hadirun; cepet mati. Subhanallaaah, desah orang-orang. posted by : Mubarok institute
Secara sosial, ada dua hal yang secara umum membuat seseorang berbangga hati, yaitu; (1) jika berhasil memiliki kekayaan harta, (2) jika berhasil menduduki kursi kekuasaan. Jalan pikiran dari dua kebanggaan itu ialah, Pertama; dengan uang semuanya bisa dibeli; jabatan, titel, hukum, kehormatan bahkan orangpun bisa dibeli. Semua kesenangan hidup seakan dapat dibeli dengan uang. Kedua; dengan kekuasaan, semua keinginan bisa dicapai, semua hambatan bisa disingkirkan. Dengan menggenggam dua hal itu; harta dan kekuasaan, dunia seakan sebagai sorga. Benarkah ? Sesungguhnyalah bahwa manusia sering tertipu oleh obsessi sendiri. Secara fitri, kenikmatan materi selalu meningkat standardnya, yang dengan demikian manusia sebenarnya tidak pernah bisa benar-benar menikmati kekayaan. Nikmatnya makanan lezat hanya dirasakan pada kali yang pertama dan kedua. Ketika makanan lezat yang sama dihidangkan berturut-turut selama dua tiga hari, maka lidah tidak lagi merasakan kenikmatannya, sebalinya berubah menjadi bosan dan muak. Demikian juga dengan uang. Ketika pertama kali orang memiliki uang sejuta rupiah, maka kebanggaan menyelimuti hatinya, tetapi ketika satu milyard sudah berada di tangan, maka ia tidak lagi dapat merasakan kebanggaan atas uang satu juta. Begitulah hati manusia terhadap materi; uang, pakaian, rumah, kendaraan, makanan dan seterusnya. Demikian pula dengan kursi kekuasaan. Ketika pertama kali seseorang berhasil menduduki jabatan dalam struktur kekuasaan, maka ia berbangga hati dengan jabatannya itu. Tetapi ketika ia berhasil naik ke jenjang kekuasaan yang lebih tinggi, maka ia memandang kecil makna jabatan dibawahnya. Ketika sudah berada dalam kursi kekuasaan yang tertinggi, maka pada gilirannya ia mengidap perasaan takut jatuh dari ketinggian. Oleh karena itu yang dilakukan kemudian adalah bagaimana mempertahankan kekuasaan agar tidak jatuh. Dari atas kursi yang tertinggi ia merasa terancam oleh orang-orang yang dahulu menjadi sahabatnya, ketulusan berubah menjadi kecurigaan, keindahan pengabdian berubah menjadi rekayasa palsu. Harta dan kekuasaan seringkali mengubah perilaku manusia dari lembut menjadi kasar, dari persahabatn menjadi permusuhan, dari ketenangan menjadi kegelisahan, dari keadilan menjadi kezaliman. posted by : Mubarok institute
MATINYA NURANI
Nurani berasal dari bahasa Arab nur, artinya cahaya, kemudian menjadi nuraniyyun yang artinya bersifat cahaya. Dalam bahasa Indonesia, nurani digunakan untuk menyebut lubuk hati yang terdalam, disebut juga kata hati atau hati nurani. Jika seorang pencuri membunuh petugas ronda atau hansip yang memergokinya, disebut penjahat, maka pencuri yang memperkosa wanita didepan anaknya dan suaminya yang tak berdaya setelah dilukainya seperti yang baru-baru ini terjadi di Manggarai, pencuri tersebut bukan hanya penjahat, tetapi lebih dari itu disebut telah tidak lagi memiliki nurani. Orang yang berbohong, kemudian tersipu-sipu ketika terbongkar kebohongannya, maka dia adalah pembohong biasa. Tetapi seorang tokoh yang berbohong dan kebohongannya sudah terbongkar di depan publik secara luas, kemudian ia masih bisa tampil dengan percaya diri, maka ia bukan saja pembohong, tetapi pembohong yang sudah tak bernurani. Nurani merupakan subsistem kejiwaan manusia. Menurut Al Quran, manusia dianugerahi akal untuk berfikir dan memecahkan masalah, dianugerahi hati untuk memahami realitas
(Q/22:46), dianugerahi syahwat untuk menggerakkan tingkahlaku (Q/3:14), dan dianugerahi nurani untuk meluruskan yang bengkok, membersihkan yang kotor dan untuk introspeksi terhadap apa yang ada dalam jiwanya (Q/75:14-15). Jika hati manusia masih bisa diajak kompromi, membantah, mengingkari, mencabut pernyataan dan mencari-cari alasan pembenar, hal itu memang sesuai dengan tabiat hati tersebut. Dalam Al Quran, hati disebut dengan nama qalb yang mempunyai arti bolak-balik. Ungkapan bahasa Arab berbunyi; summiyat al qalbu qalban litaqallubihi artinya hati dinamakan qalbu adalah karena tabiatnya yang bolak balik. Jadi hati (qalb) memang memiliki tabiat tidak konsisten, suka berdalih dan mencari-cari alasan pembenar. Nurani bagaikan kotak hitam (black box) di dalam hati, sebagai sub sistem yang bekerja secara konsisten terhadap kebenaran dan kejujuran. Hati boleh mencari-cari dalih pembenar, akal boleh membuat rumusan yang logis membenarkan dirinya, tetapi nurani tetap konsisten membisikkan bahwa yang salah tetap salah, dan yang benar tetap benar. Dalam Al Quran, nurani disebut dengan nama bashirah, (Q/75;14-15) yang mengandung arti pandangan mata batin sebagai lawan dari pandangan mata kepala. Bagi orang yang nuraninya sehat, pandangan mata hatinya lebih tajam menembus dimensi ruang dan waktu, berbeda dengan mata kepala yang sangat terbatas jangkauan pandangannya. Bagi orang yang mata hatinya buta, maka ketajaman penglihatan mata kepala tidak banyak membantu menemukan kebenaran (Q/22:46). Menurut seorang ulama klasik, Ibn al Qayyim al Jauzi, bashirah atau nurani adalah cahaya yang ditempatkan oleh Allah di dalam hati setiap manusia; nurun yaqdzifuhullah fi al qalbi. Oleh karena itu nurani bisa menjadi hotline manusia dengan Tuhannya. Cahaya ini pula yang menyebabkan manusia rindu kepada Tuhan, yang menyebabkan manusia bisa menangis ketika berdoa, yang menyebabkan manusia tak terkecoh oleh godaan rendah harta duniawi dan sebaliknya bisa melihat dengan jelas tingginya nilai keutamaan kebajikan yang bersifat ukhrawi. Jiwa manusia merupakan kesatuan sistem, oleh karena itu berfungsinya nurani juga bisa disebut sebagai sehatnya hati (qalbun salim) atau seperti yang dikatakan oleh Imam Fakhr ar Razi dalam tafsir al Kabir, sebagai akal yang prima (al aql as salim). Mengapa hati nurani bisa mati ? Al Quran mengingatkan bahwa Allah telah menyediakan hukuman neraka Jahannam bagi manusia dan jin, yakni mereka yang mempunyai hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (kebenaran), mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat (kebenaran) dan mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka tak ubahnya binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka adalah orang-orang yang lalai (Q/7;179). Imam Gazali memisalkan hati nurani dengan kaca cermin. Bagi orang yang bersih dari dosa, maka nuraninya bagaikan cermin yang bening, sekecil apapun noda di wajah, segera akan nampak di cerminnya. Adapun orang yang suka melakukan dosa kecil, maka nuraninya bagaikan cermin yang terkena debu. Ia bisa menggambarkan wajah, tetapi noda-noda kecil tidak nampak. Sedangkan orang yang biasa melakukan dosa besar, maka nuraninya gelap, seperti cermin yang tersiram cat hitam. Hanya sebagian kecil dari cerminnya yang bisa digunakan untuk bercermin, oleh karena itu pelaku dosa besar tidak pernah merasa dirinya bersalah, karena cermin hatinya tidak bisa menampakkan apa-apa. Selanjutnya Al Ghazali memisalkan nurani orang yang mencampuraduk perbuatan baik dan perbuatan dosa dengan cermin yang retak. Cermin yang retak tidak bisa menggambarkan wajah secara benar, hidung bisa nampak dua, mata menjadi empat, mulut menjadi menceng dan sebagainya, sehingga orang yang seperti itu selalu kacau dalam memandang kebenaran dan kesalahan, tidak bisa obyektif dan biasanya memiliki kepribadian yang pecah (split personality).
Bagaimana caranya menghidupkan nurani? secara umum jawabannya adalah menjauhi perbuatan dosa, baik dosa kepada Tuhan maupun dosa kepada manusia, karena perbuatan dosa merupakan daki yang mengotori cermin hati. Secara lebih spesifik, sebagai terapi, berdoa di tempat suci , di Multazam misalnya juga dapat menjadi shock therapy terhadap hati nurani. Mengapa di Kabah banyak orang bisa menangis tersedu-sedu, karena disana ia tidak bisa tidak kecuali harus jujur kepada Tuhan. Di sana terbayang semua kesalahan yang pernah dilakukan tanpa sedikitpun bisa mencari-cari alasan pembenar. Jika psikologi schok therapy ini berhasil dipertahankan lama, maka selanjutnya nuraninya akan hidup, dan itulah yang disebut haji mabrur. Berakrab-akrab dengan problem kemanusiaan juga bisa menajamkan nurani. Orang yang selalu bergelut langsung membantu kesulitan orang kecil, rakyat kebanyakan, maka nuraninya sedikit demi sedikit akan bercahaya. Hatinya menjadi lembut, rasa syukurnya meningkat. Ia akan memiliki kepekaan yang kuat terhadap hal-hal yang berdampak buruk kepada kehidupan riil manusia. Apa hubungannya dengan menghidupkan nurani? Sudah barang tentu ada hubungannya, karena orang kecil relatif jujur, maka menyayangi orang kecil bermakna menggosok-gosok kejujuran, dan hal itu mendatangkan rahmat Tuhan. Sayangilah yang di bumi, niscaya kalian akan disayang Tuhan, irhamu man fi al ardhi yarhamukum man fi as sama. Demikian firman Allah dalam hadis qudsiy. Adapun orang yang menunjukkan kepedulian kepada orang kecil tetapi dimaksud untuk publikasi politik, maka hal itu termasuk bentuk kebohongan, bohong kepada manusia dan bohong kepada Tuhan, apalagi jika menjadikan kesulitan orang kecil sebagai proyek mencari keuntungan sendiri. Dalam keadaan seperti itu seberapapun banyaknya kontribusi yang diberikan, tidak akan membuat nuraninya bercahaya. Wallohu alam bis sawab. posted by : Mubarok institute
dunia, karena tanpa minyak, Amerika akan berubah menjadi hutan beton. Setelah runtuhnya Uni Sovyet, Amerika menjadi satu-satunya polisi dunia, oleh karena itu Amerika leluasa melakukan hegemoni dunia. Dengan rekayasa media, opini publik dunia dibentuk oleh AS sesuai dengan kepentingan nasionalnya, yakni menguasai minyak dunia. Kini giliran Indonesia diluluh lantakkan sendisendi kedaulatannya, dan dalam kondisi compang-camping krisis nampaknya Pemerintah sudah tidak punya harga diri untuk bangkit membela kehormatan bangsanya. Banyak petinggi negara secara sadar menservice Amerika dengan pernyataan, data dan akses. Sungguh sangat berbeda dengan Bung Karno yang meski ketika itu negara RI masih sangat miskin, tetapi berani berdiri tegak bahkan berani keluar dari PBB. Sudah dapat dibayangkan bagaimana dampak pernyataan bahwa Jamaah Islamiyah yang entah ada atau tidak dan entah di mana adanya dinyatakan sebagai teroris oleh PBB, dan tragisnya Pemerintah RI tidak berani untuk abstain sekalipun. Jamaah Islamiyyah adalah nama kumpulan orang Islam yang ada di setiap kampung di dunia Islam, tetapi kelak, setiap yang ada nama jamaahnya atau Islamiyyahnya akan begitu mudah dihubung-hubungkan dengan terorisme international. Umat Islam di dunia telah disandera oleh rekayasa fiktif. Sungguh sangat keji anarki yang dilakukan oleh Amerika, tetapi sudah sepantasnya bahwa bangsa yang tidak punya harga diri seperti kita sekarang sebagaimana dikatakan al Quran akan dipermainkan (wa zulzilu (Q/2:214) Tetapi sesunggguhnya, gerakan anti Islam bukan hal baru. Sejak zaman Nabi sudah ada kekuatan global yang berusaha membungkam kebenaran. Manuver nasional dan global sekarang sebenarnya adalah wujud dari manuver kezaliman. Yang menembak dan yang ditembak keduanya memang zalim. Zalim artinya menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, tidak proporsional. Oleh karena itu yang dibutuhkan oleh bangsa dan umat dewasa ini adalah tetap tenang, jangan ikut menari oleh pukulan gendang Amerika. Apalah artinya upacara menangisi korban bom Bali yang kebanyakan orang Australia, tetapi ribuan korban saudara sendiri di Kalimantan, Ambon, Maluku dan Poso tidak menyentuh hati kita. Kita tidak boleh lupa akan sejarah, siapa di belakang PRRI-Permesta hampir 40 tahun yang lalu. Memang dewasa ini kondisi bangsa dan umat sangat tidak berdaya menghadapi propaganda yang direkayasa sedemikian canggih oleh persekongkolan global, tetapi yakinlah bahwa kebenaran tidak pernah mati, dan kebohongan akan terbongkar. Mereka memang pandai merekayasa makar, tetapi seperti dijanjikan Tuhan, yakinlah bahwa Allah lebih pandai membuat makar, wa makaru wa makarallah, wa Allohu khoir al makirin (Q/3:54). Sejarah juga sudah membuktikan bagaimana kekuatan super power runtuh. Siapa yang menduga bahwa Uni Sovyet akhirnya runtuh setelah dipermalukan oleh negeri miskin dan gerilyawan kecil Mujahidin Afganistan. Untuk itu, mari kita kumandangkan secara nasional salawat: Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad, wa asyghiliz dzalimin biz-dzalimin, wa akhrijna min bainihim salimin, wa ala alihi wa sahbihi ajmain. posted by : Mubarok institute
perbedaan kondisi serta perbedaan peluang dimaksud untuk menguji manusia, siapa yang paling baik perbuatannya (liyabluwakum ayyukum ahsanu `amala, liyabluwakum fi ma atakum), dan manusia yang paling terhormat di depan Tuhan adalah manusia yang paling bertakwa (atqakum). Hidup saling menindas pastilah tidak indah. Demikian juga persaingan secara tidak fair juga tidak menimbulkan keindahan. Keindahan dalam hidup adalah manakala manusia berpegang teguh kepada nilai luhur dalam hidupnya. Manusia boleh bekerjasama, boleh bersaing, dan sesekali boleh berperang membela hak-haknya. Jika dalam hidupnya yang dinamis, masyarakat manusia tetap berpegang teguh kepada nilai-nilai akhlak, maka peperangan sekalipun akan melahirkan pelajaran dan hikmah yang tak ternilai harganya. Akhlak bukanlah perilaku, tetapi keadaan batin seseorang yang menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir dengan mudah dan spontan tanpa berfikir untung rugi. Orang yang berakhlak mulia pastilah mulia pula perbuatannya, tetapi tidak semua perbuatan baik dikerjakan oleh orang yang berakhlak baik. Penipu terkadang melakukan perbuatan baik, ramah dan menolong orang sebagai bagian dari rencana penipuannya. Agama mengajarkan kepada manusia untuk bergaul secara indah dengan yang lain, vertikal dan horizontal. Kepada Tuhan, manusia diajarkan untuk tahu diri sebagai makhluk ciptaan Nya, oleh karena itu akhlak manusia kepada Tuhan antara lain berterima kasih (syukur), berpasrah diri (tawakkal) dan siap melaksanakan tugas (ibadah). Kepada sesama manusia diajarkan untuk saling mengapresiasi, yang muda hormat kepada yang tua, dan yang tua menyayangi yang muda. Kepada alam, manusia dianjurkan untuk mengelola dan memanfaatkan secara wajar, tidak mengekpoitir dan merusaknya. Kepada diri sendiri manusia diajarkan untuk sabar dan jujur. posted by : Mubarok institute
Demikian juga keseimbangan yang ada pada tata bumi, struktur tanah, resapan air, habitat makhluk hidup, kesemuanya diletakkan dalam sistem keadilan, yakni sistem yang menempatkan seluruh makhluk dalam satu siklus dimana kesemuanya diperlakukan secara sama, proporsional dan sepantasnya. Semua makhluk hidup sampai yang sekecil-kecilnya disediakan rizkinya oleh sistem tersebut. Sistem keadilan dan harmoni itu membuat semua makhluk memiliki makna atas kehadirannya. Kotoran manusia yang oleh manusia dipandang najis, menjijikkan dan membahayakan kesehatannya, ternyata ia sangat bermakna bagi ikan gurame di kolam, yang dengan menu najis itu ikan gurame menjadi gemuk. Kehadiran ikan gurame yang gemuk selanjutnya menjadi sangat bermakna bagi manusia, karena dibutuhkan gizinya. Allah menciptakan dan mengelola alam ini dengan keadilan sebagai sunnatullah, maka Allahpun mengetrapkan prinsip keadilan ini pada kehidupan manusia. Hukum sunnatullah itu bersifat pasti dan tidak bisa diganti, oleh karena itu siapapun yang berlaku adil maka dialah yang berhak menerima buahnya berupa kehidupan yang harmoni, sebaliknya siapapun yang menyimpang dari prinsip keadilan (zalim) ia akan memetik buahnya berupa ketidak harmonisan. Sunnatullah berlaku pada alam, pada tubuh manusia, pada kehidupan indifidu manusia, pada kehidupan keluarga, kehidupan masyarakat, kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu ada perintah untuk berlaku adil meski kepada diri sendiri, berlaku adil kepada orang yang menjadi tanggung jawabnya dan ada juga keharusan menegakkan keadilan sosial. posted by : Mubarok institute
7. Memakan makanan yang tersedia dan tidak menghina makanan. Jika sesuai dengan selera silakan makan, jika tidak sesuai, tinggalkan. 8. Hendaknya makan tidak terlalu kenyang tetapi juga tidak terlalu sedikit. Rasulullah bersabda: Cukuplah bagi anak Adam makan beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya untuk beribadah. 9. Tidak memaksakan diri menyantap makanan (minuman) yang masih terlalu panas, tunggulah hingga mendingin. Tidak pantas pula meniup makanan (minuman) apalagi sampai bernafas dalam gelas atau mangkok. Hadis Ibn Abbas menceriterakan bahwa Rasulullah melarang bernafas dalam bejana atau menghembusnya. (HR. Turmuzi) 10. Tidak terlalu banyak memasukkan makanan ke dalam mulut, mengecilkan suap ke mulut dan mengunyah hingga lembut. Jangan sisakan makanan sedikitpun dari piring anda, dan bahkan dari tangan anda, karena kita tidak tahu bagian makanan mana yang paling diberkati Allah. 11. Jika sedang makan bersama, jangan melakukan sesuatu yang membuat orang lain merasa jijik, misalnya mengambil lauk dari mangkok bersama langsung dengan tangannya, atau terlalu mendekatkan mulut ke makanan yang sedang disantap bersama. Demikian juga hendaknya tidak membicarakan hal-hal yang menjijikkan atau hal yang dapat menghilangkan selera makan orang lain. 12. Hendaknya mengambil makanan ke dalam piring secukupnya saja, agar tidak tersisa karena kekenyangan, seperti yang biasa terjadi dalam persta-pesta, karena makanan yang tersisa itu kemudian menjadi mubazir. Menurut Al Quran perbuatan mubazir itu merupakan perilaku tercela. 13. Hendaknya jangan memaksa orang lain memakan makanan banyak, seperti yang terkadang terjadi ketika tuan rumah menjamu tamu. 14. Bersyukur dan memuji Allah setelah mencicipi makanan, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah, yakni dengan membaca doa: Al hamdu lillahil lazi at `amani ha dzat ta `am, wa razaqani hi min ghairi haulin minni wala quwwah Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah memberi aku makanan ini serta memberikan padaku rizki tanpa daya kekuatan dariku. (HR. Muslim) 15. Jika makanan itu merupakan jamuan, berdoalah untuk tuan rumah yang menjamunya, sebagai berikut: Aftara `indakum as sa imun wa akala ta `a makum al abra ru wa sallat `alaikum al mala ikatu Artinya: Telah berbuka di sisimu orang yang berpuasa, telah dicicipi makananmu oleh orangorang yang berbuat kebaikan dan telah didoakan kepadamu oleh para malaikat. (H.R. Muslim) atau doa di bawah ini: Allahumma at `im man at `amani wa asqi man saqa ni Artinya: Ya Allah berilah makanan kepada orang yang telah memberi makanan kepadaku dan berilah minuman kepada orang yang telah memberi minuman kepadaku. (H.R. Muslim) posted by : Mubarok institute
orang biasa (Q/8: 66). Kesabaran dibutuhkan ketika (a) menghadapi musibah (b) menghadapi godaan hidup nikmat (c) dalam peperangan (d) ketika marah (e) ketika menghadapi bencana yang mencekam, (f) ketika mendengar gossip dan fitnah (h) ketika ada peluang hidup mewah, dan (I) ketika hanya menerima sedikit. Keempat Nyalakan cahaya nurani (SQ). Api itu menyala jika ada bahan bakarnya dan jika tidak tertutup. Fitrah manusia memiliki potensi iman yang memancar dalam jiwanya, tetapi seringkali tidak bisa menyala karena tertutup oleh daki. Daki yang menghalangi cahaya pada dasarnya adalah materi. Orang yang hatinya mata duitan pasti nuraninya tak bercahaya, karena cahaya itu inmateri, maka yang materialis tidak mungkin mendekat kepada yang inmateri. Mengisi bahan bakar cahaya nurani dapat dilakukan dengan ilmu (belajar, membaca dan mendengar), dengan praktek lapangan (safar, menghadapi kesulitan, berjuang membela kebenaran). Untuk membuka tabir materi caranya dengan : (One) Memutus ketergantungan kepada hal-hal yang bersifat duniawi, dimulai dengan membayar zakat (bertarip 2,5-5-10%), infaq (menurut kebutuhan) dan sedekah (boleh 50-100%) dan puasa. Orang yang sanggup memutus ketergantungannya kepada materi pasti kaya. Kaya hati itu lebih tinggi nilainya dibanding kaya materi. (Two) menjauhi maksiat, karena maksiat itu mematikan cahaya (gelap). Semua pelaku maksiat pasti hatinya gelap, dan sifat maksiat itu menular (gelap dan menutupi cahaya). (Three) berwisata spiritual (salat, haji, dan safar). Wisata spiritual akan mengubah dunia yang sempit menjadi luas, yang berat menjadi ringan, yang pahit menjadi manis. Manfaat wisata ada lima : (a) menghilangkan stress (tafarruju hammin), (b) rizki kehidupan (iktisabu ma`isyatin), (c) memperoleh ilmu, (d) adab atau etika dan (e) pengalaman bergaul dengan orang besar (suhbatu majidin) posted by : Mubarok institute
makhluk halus yang tidak berjasad, seperti malaikat dan jin, Dalam Al-Quran, ruh juga digunakan bukan hanya satu arti. Term-term yang digunakan Al-Quran dalam menyebut ruh, bermacam-macam. Pertama ruh disebut sebagai sesuatu : artinya : Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh, jawablah bahwa ruh itu urusan Tuhanku, dan kalian tidak diberitahu tentang ruh itu kecuali hanya sedikit (Q/17:85) Melihat dari latar belakang turunnya ayat tersebut , yaitu pertanyaan orang tentang ruh yang belum bisa dijawab secara memuaskan oleh manusia ketika itu adalah ruh manusia yang menjadikan seseorang masih tetap hidup .Jawaban singkat Al-Quran atas pertanyaan itu menunjukkan bahwa ruh akan tetap menjadi rahasia yang hanya diketahui oleh Tuhan. Kebanyakan penyebutan ruh dalam Al-Quran seperti dalam surat al Anbiy/21:91), dan surat as Sajdah/32:9) juga Q/66:12, Q/15:29, Q/38:72) adalah menunjuk pada ruh dimaksud diatas. Selanjutnya Al-Quran juga banyak menggunakan kalimat ruh untuk menyebut hal lain, seperti : 1. malaikat Jibril, atau jenis malaikat lain, arruh al amin seperti yang tersebut dalam surat Q/26:193, Q/2:87, Q/16:102, Q/70:4, Q/7838, Q/97:4), 2. rahmat Allah kepada kaum muminin ( ) seperti yang tersebut dalam surat al Mujdilah/58:22) 3. kitab suci Al-Quran ( ) seperti dalam surat as Syra/42:52). Penyebutan ruh untuk Al-Quran menurut para mufassir dinisbatkan kepada ruh kebenaran yakni bahwa al Quran merupakan penyebab adanya kehidupan akhirat seperti yang disifatkan dalam surat al Ankabt/29:64 bahwa akhirat itu adalah kehidupan yang sebenarnya ( ). Sedangkan ruh dalam hubungannya dengan Nabi Isa, seperti yang tersebut dalam surat an Nis/4: 171 ( ) sebagian mufassir menyebut bahwa kalimat bukan dalam arti ditiupkan ruh dari Allah tetapi Isa itu sendiri adalah wujud rahmat dan cinta Nya. Aspek-Aspek Ruhani Manusia Berbeda dengan aspek-aspek jasmani manusia yang dapat dilihat dan dikonfirmasi dengan alat, aspek-aspek ruhani manusia hanya bisa diakses melalui fikiran dan perasaan. Instrumen keruhanian manusia seperti yang disebut dalam al Quran adalah `aql, qalb, nafs, syahwat, hawa, dan bashirah, yang kesemuanya berada dalam sistem nafsani. 1. `Aql (akal) lebih merupakan aspek intelektual manusia yang kerjanya berfikir dan problem solving capasity, mampu menemukan kebenaran tetapi bukan menentukannya. Istilah akal yang sehat (al `aql as salim) sering digunakan untuk menyebut kesehatan seluruh aspek ruhani. 2. Qalb (hati) merupakan pusat kendali sistem ruhani, alat untuk memahami realita dan pemutus tindakan, berkesadaran.Hati hanya memutus apa yang disadari, sedang apa yang sudah dilupakan tidak lagi berada dalam hati, tetapi di dalam file alam bawah sadar di dalam nafs, yang terkadang muncul dalam mimpi. Tabiat hati itu inkonsisten, berubah-ubah. Istilah hati yang sehat (qalbun
salim) juga digunakan untuk menyebut kesehatan seluruh sistem nafsani. 3. Bashirah (hati nurani) merupakan titik Tuhan (God Spot), atau menurut ilmu tasauf sebagai cahaya ketuhanan yang ada dalam hati (nurun yaqdzifuhullah fi al qalb). Berbeda dengan hati yang bertabiat inkonsisten, nurani kejujuranya sangat konsisten dan tidak mau diajak kompromi. Jika anda merasa iba, empati, menangis di Ka`bah, itu semua bersumber dari kejujuran nurani. 4. Syahwat, merupakan penggerak tingkah laku (motiv). Menurut al Quran manusia dihiasi dengan syahwat kepada lain jenis (seksual) anak-anak (kebanggan), perhiasan atau benda berharga (kebanggaan ), kendaraan yang bagus (kebanggan dan manfaat), ternak dan kebun (manfaat dan kebanggan). Syahwat sifatnya netral, dan halal sepanjang prosedurnya benar. 5. Hawa (dalam bahasa Indonesia menjadi hawa nafsu), adalah syahwat kepada kepada sesuatu yang rendah, yang haram, yang merusak, yang berdosa. Menyalurkan syahwat seksual degan menikah bernilai ibadah, berpahala, menyalurkannya melalui zina adalah wujud hawa nafsu, berdosa. Ingin kaya dengan kerja keras adalah ibadah , jika dengan korupsi adalah wujud dari hawa. Tabiat hawa adalah ingin mereguk kenikmatan sesegera mungkin dan tak peduli kepada akibat. Jika hati dan akal senang merenung ulang, mempertimbang untung rugi, maka hawa nafsu mengedepankan aji mumpung, sikat duluan mikir belakangan. Begitu kuatnya pengaruh hawa sehinga menurut al Quran ada orang yang mempertuhankan hawa (ittakhaza ilahahu hawahu), maksudnya dalam hidupnya ia tunduk patuh kepada tuntutan hawa nafsu, membelakangkan akal sehat dan hati nurani. posted by : Mubarok institute
gagasan, obsessi dan mimpi karena ketiganya sering muncul bareng dan dan urutannya sering tidak konsistren.Gus Dur dikenal sangat konsisten dalam ketidak konsistenannya. Sekarang orang baru menyadari sesungguhnya Gus Dur tidak melakukan kesalahan yang mengharuskannya dilengserkan. Juga banyak gagasannya yang aneh-aneh, tapi sepuluh-duapuluh tahun kemudian baru terasa relevan. Pada tahun 1983an,di depan diskusi CSIS , dikala NU belum dihitung, ia mengatakan bahwa nanti akan terjadi semua presiden akan mencari wakilnya dari NU. Semua orang tertawa karena menganggapnya lawakan, tetapi pada tahun 2004, lawakannya menjadi kenyataan. SBY, Megawati, Wiranto,dan Agum Gumelar, semuanya capres, mereka memang memilih orang NU menjadi cawapresnya, yaitu Yusuf Kalla, Hasyim Muzadi, Solahuddin Wahid, dan Hamzah Haz. Pemimpin itu ada yang datang tepat waktu, ada yang kedaluwarsa, dan ada yang datang terlalu cepat. Gus Dur termasuk pemimpin yang terlalu cepat datang mendahulkui zamannya, oleh karena itu banyak gagasannya tidak bisa difahami orang sekarang. Dalam perspektip pewayangan, Gus Dur itu memiliki karakteristik kepribadian Semar (guru), Petruk (pelawak) dan Togog (tokoh ngawur) sekaligus. Hal yang begituserius disampaikan sebagai lawakan, terkadang dibalik ngomong ngawurnya, ada juga benarnya. Maknanya Gus dur tak pernah salah, yang salah adalah yang mendengarkan tanpa menseleksi mana kata katanya sebagai Guru bangsa (Semar), mana yang sekedar lawakan (Petruk) dan mana yang sekedar ngawur-ngawuran (Togog). Bingung kan ? Wallohu a`lam. posted by : Mubarok institute
ada yang susah dipanggil dan ada yang sudah tidak bisa dipanggil. Yang terakhir ini berada dalam gudang alam bawah sadar. Karena jaringan psikis itu sangat lembut dan peka, maka seperti dalam jaringan telpon terkadang terjadi salah pencet atau salah sambung, nah ketika itulah apa yang sudah berada di alam bawah sadar bisa muncul di alam mimpi, dan bahkan terkadang nyambung ke saraf fisik sehingga terjadilah ngompol (bagi anak-anak) dan mimpi basah (bagi remaja) atau ngamuk secara fisik (bagi orang yang teralu lama memendam dendam). Demikian juga bagi orang yang obsessinya sangat kuat, apa yang baru dirancang sudah bisa muncul sempurna di alam mimpinya. posted by : Mubarok institute
SILATURRAHMI
Setiapkali lebaran, terminal bus, stasiun kereta dan bahkan pelabuhan dan bandara dipenuhi oleh calon penumpang. Jalan raya pantura macet total menjelang hari lebaran. Mau kemana mereka, dan apa sebenarnya yang mereka cari ? Yah mereka mau mudik, mau pulang kampung. Apa yang mendorong mereka mau bersusah payah mudik lebaran ? Ada dua hal; pertama tradisi lebaran yang sudah ratusan tahun. Tradisi mempunyai kekuatan luar biasa dalam menggerakkan aktifitas sosial. Tradisi juga menjadi benteng dari nilai-nilai budaya. Kedua;Tradisi mudik menjadi lebih kuat karena di dalamnya ada nuansa agama, yaitu silaturrahmi. Manusia adalah makhluk sosial, oleh karena itu dorongan untuk bertemu keluarga dan teman-teman lama di kampung halaman berasal dari fitrah sosialnya. Bagi santri, mudik menjadi bernuansa religius karena silaturrahmi memang perintah agama. Secara harfiah, silaturrahmi artinya menyambung persaudaraan atau menyambung tali kasih sayang. Agama melarang jotekan atau marahan. Suami isteri yang sedang marahan oleh agama ditolerir hanya selama tiga hari. Lebih dari tiga hari mereka diancam dengan dosa. Sebenarnya silaturrahmi tidak dibatasi oleh Idul Fitri. Setiap saat kita dianjurkan untuk menebar salam, menebar silaturrahmi. Dengan silaturrahmi, fitnah bisa diredam, salah faham bisa terkoreksi, permusuhan bisa menurun. Menurut hadis Nabi, siaturrahmi mengandung dua kebaikan, yaitu menambah umur dan menambah rizki. Yang dimaksud dengan nambah umur bukan tahunnya, tetapi maknanya. Ada orang yang umurnya pendek tapi maknanya panjang, sebaliknya ada orang yang umurnya panjang tetapi justeru tak bermakna. Silaturrahmi akan menambah makna umur kita karena di dalamnya ada unsur perkenalan, publikasi, belajar, apresiasi disamping rizki. Yang kedua silaturahmi bisa menambah rizki. Rizki dari silaturrahmi bisa bisa berupa uang, makanan, persaudaraan, jaringan, pekerjaan, jodoh, besanan, pengalaman, ilmu dan sebagainya. Rizki itu sendiri artinya semua hal yang berfaedah (kullu ma yustafadu). Uang yang kita terima menjadi rizki jika ia membawa faedah. Kenaikan pangkat menjadi rizki jika membawa faedah. Isteri atau suami adalah rizki jika membawa faedah. Jika kesemuanya itu tidak membawa faedah meski jumlahnya banyak, maka itu bukan rizki, tetapi bencana. Betapa banyak orang ketika penghasilannya pas-pasan hidupnya berbahagia dengan anak isterinya, tetapi ketika naik pangkat dan penghasilannya besar justeru kelakuannya menjadi berubah dan akhirnya keluarganya menjadi berantakan. Nah naik pangkat dan uang banyak itu ternyata belum tentu menjadi rizki keluarga, sebaliknya malah menjadi bencana baginya. Lalu bagaimana caranya bersilaturahmi ? ada empat cara . Pertama dengan kirim salam. Kedua bisa dengan kirim surat, surat biasa atau kartu lebaran. Ketiga berkunjung, bertatap muka. Ke empat, meski tidak mudik tetapi jika bingkisannya nyampai, weselnya nyampai, itu juga silaturrahmi. Nah yang paling sempurna adalah gabungan dari empat cara itu; jauh-jauh sudah
kirim salam, kemudian disusul surat atau telpon bahwa akan mudik, tolong di jemput di stasiun, ketiga benar-benar mudik sekaligus membawa tentengan. Selamat bersilaturrahmi, minal `aidin wal faizin, kullu `amin wa antum bi khoir, taqabbalallahu minna wa minkum. posted by : Mubarok institute
M I N A L `A I D I N
Insya Allah kita merayakan hari Idul Fitri. Orang akan saling bersalaman dan mengucapkan minal `aidin wal faizin. Apa artinya ?Di depan kelas pak guru bertanya kepada muridmuridnya; apa artinya minal `aidin wal faiizin ? serempak murid-murid menjawab; Mohon maaf lahir batin. Demikianlah memang anggapan masyarakat umum atas kalimat itu, padahal salah. Kalimat minal `aidin adalah kependekan dari doa Allohumma ij`alna minal `aidin waj`alna minal faizin, artinya; Ya Allah setelah berpuasa ini, jadikanlah kami termasuk orang yang bisa kembali (ke fitrah kami) dan sukses. Apakah fitrah itu ? kata hadis Nabi, setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah. Fitrah adalah keadaan semula jadi, atau potensi dasar insan. Seperti apa potensi itu ? Pada dasarnya jiwa manusia itu sempurna, memiliki kemampuan membedakan yang buruk dari yang baik, memiliki kecenderungan kepada agama yang benar, memiliki kecenderungan lupa, mesra juga bergolak. Fitrah dasar manusia itu dapat dilihat ada bayi yang baru lahir, simpatik, menarik, lugu dan jujur. Semua aspek dari bayi itu menarik hati, tangisnya, geraknya bahkan pipisnya. Tidak ada seorangpun yang marah jika dipipisi bayi. Akan tetapi bersamaan dengan perjalanan waktu, yakni ketika sang bayi tumbuh dan berinteraksi dengan lingkungan, beraktualisasi diri, maka mulailah terjadi distorsi dari fitrahnya. Ketika anakanak, ia mulai bandel dan rewel, ketika remaja ia bisa berbohong dan tawuran, ketika dewasa ia bisa merekayasa segala sesuatu secara curang demi untuk kepentingan diri, dan ketika ia berada pada puncak karir, ia bisa berubah menjadi jahat dan menyebalkan. Nah, ibadah puasa dengan segala kelengkapannya dapat secara perlahan-lahan mengembalikan penyimpangan itu mendekat kepada fitrahnya yang jujur dan simpatik. Dalam berpuasa diajarkan untuk rendah hati kepada sesama, di dalam berpuasa diajarkan untuk kembali tekun beribadah, didalam berpuasa diajarkan untuk banyak memberi kepada orang lain, diajarkan untuk tidak berkata-kata kecuali yang benar, diajarkan untuk tidak melihat kecuali sesuatu yang halal, diajarkan untuk tidak mendengar kecuali sesuatu yang halal di dengar. Bohong, bergunjing, gossip, fitnah, adu domba, bertengkar, maksiat dan semua yang tercela secara keras tidak boleh dikerjakan selagi dalam bulan puasa. Jika itu semua diperhatikan maka seorang yang sudah sangat menyebalkan bisa berubah menjadi simpatik kembali. Mungkinkah ? Belajarlah kepada ulat bulu yang sangat menjijikkan. Ketika ia bertekad untuk berpuasa dengan masuk ke dalam kepompong, dan di dalam kepompong selama tigapuluh enam hari hanya berzikir, maka ketika keluar dari kepompong, ia sudah berubah total dari ulat bulu yang menjijikkan menjadi kupu-kupu yang sangat menarik, berwarna warni terbang kian kemari. Semua kupu-kupu menarik, kecuali kupu-kupu malam. posted by : Mubarok institute
LAILATULQADAR
Diantara keutamaan Ramadlan adalah adanya suatu malam yang disebut lailatul qadar. Secara harfiah, lailat al qadar artinya adalah malam penentuan, artinya pada malam itu ada satu keputusan sangat penting yang sangat menguntungkan bagi orang yang memperolehnya. Menurut al Quran, lailatul qadar berbobot setara dengan seribu bulan, bahkan lebih (khoirun min alfi syahr). Digambarkan bahwa pada malam itu aktifitas alam malakut sungguh luar biasa sibuknya, karena pada malam itu malaikat hilir mudik turun naik, naik ke langit membawa doa dan harapan manusia dan turun ke bumi menyampaikan keputusan Tuhan menyangkut berbagai perkara (min kulli amr). Digambarkan bahwa suasana super istimewa itu berlangsung pada malam itu sejak Isya hingga fajar terbit (salamun hiya hatta matla` al fajr). Kapan malam itu terjadi ? Segala sesuatu yang bermakna tinggi pasti tidak sederhana. Ia tidak berada di tempat terbuka, tetapi tersembunyi di tempat yang pelik, oleh karena itu hanya orang yang tabah dan kuat serta sungguh-sunggguh sajalah yang berpeluang memperolehnya. Menurut sebuah hadis Nabi, lailatul qadar memang berada dalam salah satu dari 30 malam Ramadlan. Ketika didesak oleh para sahabat, Nabi menyebut waktu yakni pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan (`asyr al awakhir). Ketika didesak lagi Nabi menyebut waktu , yakni sekitar malam 27, 29 atau bahkan malam Id al Fitri. Apa maknanya ? artinya jika orang ingin meraih keutamaan, ia tidak boleh asal-asalan, atau mengambil jalan pintas, tetapi harus serius dari awal pekerjaan hingga akhir. Orang tidak bisa berspekulasi; kita tidak usah puasa dan tarawih pada awal bulan Ramadlan, tetapi cukuplah kita sungguh-sungguh pada malam-malam ganjil di akhir bulan, khususnya malam 27,29 dan malam Id. Bukankah lailatul qadar setara dengan seribu bulan ? apalah artinya tidak puasa duapuluh hari pertama, kan tertutup oleh pahala lailatul qadar ?. Ibadah mengandung arti tunduk, patuh, hormat dan tahu diri, bukan akal-akalan, karena kita berhadapan dengan Tuhan Yang Maha Mengetahui. Ibadah itu bukan hanya pekerjaan fisik, tetapi lebih pada pekerjaan hati dan hati nurani. Khusyuknya salat misalnya tidak terjadi setiap kita menginginkan, tetapi ia merupakan buah dari ibadah yang sudah lama dikerjakan. Mengerjakan salat bisa dilakukan dadakan, tetapi mendirikan salat (iqam as salat) hanya bisa dilakukan setelah lama mengerjakannya secara konsisten. Dari konsistensi itulah terbangun suasana batin, dan dari suasana batin itulah lahir kekhusyuan. Dari hadis Nabi dapat difahami, bahwa nikmatnya salat khusyu setara dengan nikmatnya bermesraan dengan wanita yang kita cintai, indah, lembut tapi bergelora, terkadang menangis. Demikian juga ibadah puasa; sekedar tidak makan minum adalah mudah,, tetapi berpuasa dari semua hal yang tidak pantas membutuhkan pengalaman dan konsistensi. Lailat al qadar adalah anugerah Tuhan, dan hanya orang yang layak yang dapat memperolehnya. Mereka adalah orang yang sejak awal berpuasa dengan semangat kepatuhan, kecintaan dan tahu diri. Ia bukan hanya berpuasa dari makanan, tetapi semua anggauta badanya ikut puasa dari semua yang tidak sepantasnya dikerjakan.. Kesungguhan dan konsistensi berpuasa dan didukung oleh ibadah lainnya selama duapuluh hari pertama, insya Allah bisa membawa suasana batin pelakunya pada kebersihan jiwa yang siap menerima anugerah lailat al qadar. Itulah maka lailat al qadar diisyaratkan turun pada akhir bulan Ramadlan. Wallohu a`lam bissawab. posted by : Mubarok institute
Tasauf adalah olah rasa dimana seorang mutasawwif melakukan latihan spiritul (riadlat), pengembaraan (assayr wa as suluk) dan upaya-upaya spiritual agar benar-benar bisa merasa dekat dengan Tuhan. Karena Tuhan itu inmateri maka manusia hanya bisa mendekat kepada Nya jika ia tidak lagi terkungkung oleh kehidupan materi atau duniawi. Orang yang mata duitan atau gila jabatan dijamin tidak akan bisa mendekatkan diri kepada Tuhan. Jika seseorang sudah bisa meninggalkan alam materi dan dekat dengan Tuhan maka ia bisa memasuki kehidupan alam rohani. Jika ia sudah berada di alam rohani maka ia bisa berkomunikasi dengan semua makhluk rohaniah, dengan malaikat, dengan jin, dengan syaitan dan dengan arwah manusia yang sudah meninggal maupun yang belum dilahirkan, juga dengan arwah sesama orang hidup yang sama-sama sudah terbebas dari kungkungan kehidupan materi. Dalam perspektip tasauf, seseorang yang rindu berjumpa Rasul dapat menemuinya dalam alam ruhani, bisa mimpi bisa juga bukan. Demikian juga ia bisa berjumpa dengan orang tuanya atau gurunya yang sudah lama meninggal dunia.Dalam tidurnya ia bisa berkelana berjumpa dengan ulama-ulama generasi ratusan tahun yang lalu. Dalam alam mimpi itu pula ia bisa memperoleh informasi tentang apa yang akan terjadi di alam materi, misalnya jatuhnya sebuah rezim, bencana alam dan sebagainya. Dalam perspektip tasauf, alam ruhani itulah yang konkrit, sementara alam materi itu fana atau maya. Jaringan komunikasi spiritual itu sangat luas menembus sekat-sekat fisik, oleh karena itu sesama orang yang sudah sampai ke maqam sufi, mereka bisa melakukan teleconference melalui jaringan spiritual. Secara lebih sederhana orang yang melakukan salat istikharah bisa memperoleh jawaban melalui mimpi. Mimpi Perspektip Kebatinan Faham Kebatinan pada umumnya merupakan sempalan dari tasauf, yaitu sinkretisme antara pedukunan jawa, Hinduisme, Budisme dengan Islam. Sesama penganut kebatinan yang sudah sampai maqamnya juga bisa saling berkomunikasi melalui alam rohaniah, baik mimpi maupun semedi, tetapi jaringan komunikasi yang digunakan memakai jaringan rohaniah syaitan. Penganut aliran Sapta Dharma mengaku bisa mempertemukan seseorang dengan ayah atau kakeknya yang sudah meninggal, melalui semedi tertentu. Pada setiap manusia ada semacam pemancar spiritual yang dapat menangkap sinyal-sinyal rohaniah, menurut al Gazali disebut dzauq. Kekuatan dzauq bergantung apakah baterainya kuat atau tidak. Dauq yang sehat, ia dapat menangkap signal-signal spiritual malakuti. Ada tiga channel spiritual; malakuti, yang melalui malaikat, jinni yang melalui jin dan syaithani yang melalui syaitan. Orang yang kualitas spiritualnya tanggung-tanggung sering digoda melalui channel jinni, terkadang syaitoni. Orang yang kuat dzauqnya tapi karakternya buruk semacam dukun yang suka ngerjain pasin, ia terbiasa menerima signal spiritual syaitoni. Syaitan dalam memberi informasi dari alam rohaniah, pada tingkat pertama kebenarannya mencapai 99%. Semakin yakin ia akan kebenaran channel syaitoni maka tingkat kebenaran itu dikurangi sedikit-sedikit, hingga jika sang dukun atau penganut kebatinan sudah yakin 100% kepada channel itu, maka kebenaran informasi itu hamper semuanya menyesatkan. Mimpi-mimpi yang dialami semakin jelas isyaratnya, tetapi sesungguhnya itu merupakan tipuan. posted by : Mubarok institute
Sorga dapat dilacak dengan keyakinan atau iman, bukan dengan ratio. Bahasa sehari-hari juga suka menggunakan istilah langit meski kurang tepat, misalnya menyebut kecantikan luar biasa dari seorang gadis dengan menyebut cantiknya selangit, kekayaan yang sangat banyak disebut kayanya selangit , dan ungkapan semisal lainnya. Orang beriman meyakini bahwa di balik alam raya ini ada alam langit atau `alam malakut satu tempat yang sangat tinggi dimana blue print alam raya dengan segala kehidupannya itu berada dan dikendalikan, dan Allah bersemayam di `arasy Nya mengendalikan kekuasaanya melalui sistem sunnatulllah, dan Dia mengontrolnya secara detail hingga jatuhnya selembar daunpun berada dalam kontrol Nya. Di mana letak alam malakut dan dimana `arasy Tuhan, akal manusia tidak mungkin menjangkaunya, karena Allah Maha Tinggi sedangkan manusia sebagai hamba memiliki keterbatasan yang sangat banyak. Meski demikian, dengan sifat Rahman dan Rahim Nya Allah memberi infrastruktur kepada manusia untuk dapat mendekat kepada Nya. Allah menempatkan sifat ketuhanan pada setiap manusia, apa yang dalam tasauf disebut nasut. Allah juga menempatkan cahaya (nur) Nya pada setiap hati (qalb) manusia, disebut nuraniyyun (hati nurani) yang memiki kapasitas pandangan batin sebagai lawan dari pandangan mata kepala, oleh Al Quran disebut bashirah (Q/75:14-15). Jika sifat Tuhan al Bashir mengandung arti Tuhan mampu melihat sesuatu secara total tanpa alat bantu, maka bashirah nya manusia atau hati nurani manusia juga dapat menembus dindingdinding pembatas, secara internal melihat diri sendiri, introspeksi secara jujur dan hati nurani tidak bisa diajak berdusta, sedangkan secara ekternal, nurani dapat menerobos ke alam malakut bercengkerama dengan ruhaniyyun (malaikat atau arwah manusia) dan bahkan bisa bercengkerama dengan Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Di alam malakut manusia bisa berjumpa dengan arwah manusia yang telah lama meninggal, dan jika beruntung bisa berjumpa dengan Nabi. Dengan sifat Nasut itulah manusia pada suatu ketika rindu kepada Tuhan. Sifat Nasut itu bagaikan api yang selalu menyala ke atas. Orang yang sedang rindu kepada Tuhan, maka pandangannya selalu ke atas mencari Dia Yang Maha Tinggi di alam atas. Kerinduan kepada Tuhan itu memuncak ketika seseorang berhasil bekerja keras mensucikan jiwanya (tazkiyyat an nafs) hingga jiwanya mencapai tingkat nafs al muthmainnah, yakni jiwa yang tenang, atau ketika Tuhan berkenan mendekati hamba-hamba-Nya yang dikehendaki Nya sehingga orang itu dalam waktu cepat tersucikan jiwanya (Q/ 4:49) Di sisi lain, Tuhan memiliki sifat kemanusiaan (Lahut) yang selalu merindukan kehadiran manusia ke haribaan rahmat Nya. Tuhan sangat antausias menyongsong hambanya. Jika manusia mendekati Tuhan dengan jalan kaki, maka Tuhan akan menyongsongnya dengan berlari. Itulah yang menyebabkan ada orang yang sudah sejak kecil menjadi muslim tetapi tak kunjung berkualitas, sementara ada orang yang belum lama menjadi muallaf tetapi sudah mencapai pencerahan sufistik, karena ia disongsong oleh Tuhan. Di satu pihak, manusia memang memiliki bakat kerinduan kepada Tuhan dan untuk itu ia berusaha naik ke atas (taraqqi), di pihak lain, Tuhan yang merindukan kehadiran manusia berlari turun dari atas (tanazul) menyongsong setiap hambanya yang berusaha keras mendekat (taqarrub). Ada tiga jalan yang bisa ditempuh manusia mendekat kepada Nya. Pertama: Thariqat as Syar`iy, jalan syariat. Siapa saja yang berusaha keras konsisten mengikuti syariat Islam, salatnya, puasanya, berdagangnya, berpolitiknya, dan seluruh aspek hidupnya, maka dijamin ujungnya adalah dar al muqarrabin, wisma khusus untuk orang-orang
dekat. Siapa saja yang secara konsisten mengikti petunjuk Tuhan dalam hidupnya, yakni mengikuti aturan Tuhan tentang halal-haram, mengerjakan perintahNya dan menjauhi larangan Nya, maka ia berpeluang untuk menjadi orang dekat Nya. Kedua: Thariqat ahl az zikr, jalannya ahli zikir. Barang siapa yang dalam hidupnya selalu berzikir maka ia akan sampai ke tingkat dekat dengan Allah. Zikir artinya menyebut atau mengingat. Orang awam berzikir dengan mulutnya dalam bentuk menyebut asma Allah atau kalimah thayyibah, meski hatinya belum tentu ingat Allah. Lihatlah orang yang ikut zikir bersama Arifin Ilham, ia bisa menangis haru interospeksi. Jika zikir itu dipelihara, dikerjakan secara sistemik, maka lama-kelamaan hatinya menjadi dekat dengan Tuhan yang selalu disebutnya. Sementara orang khawas berzikir dengan hatinya. Keadaan apapun yang dihadapinya dalam hidup, hatinya tetap mengingat Allah. Ada beberapa tingkatan zikir, yaitu zikir jahr, zikir keras-keras, kemudian meningkat ke zikir khofiy, zikir yang tidak mengeluarkan suara tetapi penuh d dalam hati, kemudian tafakkur, berkelana secar ruhaniyyah merenungkan kebesaran Allah, dan yang tertinggi adalah tadabbur, yakni melihat benda atau alampun langsung terbayang Sang Pencipta (tadabbur `alam). Ketiga: Thariqat mujahidat as Syaqa, memilih jalan yang sulit. Bagi penganut jalan ini, hidup secara biasa itu berarti tidak tahu diri dan kurang bersyukur kepada Tuhan. Ia wajibkan dirinya mengerjakan yang sunnat, ia haramkan untuk dirinya apa yang sesungguhnya halal, semata-mata karena tahu diri. Ia lebih suka tidur di lantai, meski memiliki kasur, ia memakan makanan yang tidak enak meski tersedia makanan lezat, ia pergi haji dengan jalan kaki meski ada pesawat terbang, pokoknya semua yang sulit menjadi pilihannya. Baginya menempuh kesulitan dalam perjalanan mendekat kepada Tuhan itu satu kenikmatan, dan baginya pula, menggunakan fasilitas kemudahan dalam perjalanan kepada tuhan itu memalukan. Wallohu a`lam. posted by : Mubarok institute
al birkati). Dalam kehidupan sehari-hari, berkah artinya terdayagunakannya nikmat Tuhan secara optimal. Orang yang bangun pagi akan memperoleh udara bersih, kesegaran badan, dan peluang bekerja yang lebih banyak. Ketika bangun tidur dianjurkan untuk membaca doa seperti yang diajarkan oleh Rasulullah, sebagai berikut: Al hamdu lillahillazi ahya na ba`da ma ama tana wa ilaihin nusyur Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada Nyalah kami kembali. Rasulullah juga mengajarkan doa yang seyogyanya dibaca setiap pagi, sebagai berikut: Allahumma bika asbahna wabika amsaina wa bika nahya wa bika namutu wa ilaihin nusyur Artinya: Ya Allah, dengan nama Mu aku memasuki pagi hari dan dengan nama Mu pula aku memasuki sore hari. Dengan nama Mu ya Allah aku hidup, dan dengan nama Mu pula aku mati, dan kepada Mu lah tempatku kembali. posted by : Mubarok institute
menta`birkan mimpi Firaun, yaitu mimpi melihat tujuh sapi gemuk dimakan tujuh sapi kurus, seperti yang dikisahkan surat Yusuf/12:44 juga memandang mimpi Firaun sebagai mimpi kalut Dari ayat-ayat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa manusia dengan kapasitas dan kualitas nafs tertentu, baginya tidur lebih bersifat fisik, karena nafsnya masih bisa menerima stimulus dari luar dirinya dalam bentuk ilham atau wahyu seperti yang dialami oleh Nabi Ibrahim ketika menerima perintah untuk menyembelih puteranya sebagai kurban, atau oleh Nabi Muhammad ketika diberi tahu lebih dahulu oleh Tuhan bahwa kaum muslimin akan berhasil menziarahi Makkah secara aman. Jadi, impian bisa merupakan isyarat dari apa yang telah, sedang atau akan terjadi, disebut (ruya al haqq) seperti yang dikisahkan surat al Fath/48:27 tersebut di atas. Yusuf seperti yang dikisahkan surat Yusuf/12: 4 ketika masih kanak-kanak bermimpi melihat sebelas bintang, bulan dan matahari tunduk kepadanya , suatu impian yang mengisyaratkan tentang perjalanan hidup dan nasib baiknya di belakang hari , satu hal yang dapat membuat saudara-saudaranya iri hati sehingga Nabi Yaqub, ayah Yusuf seperti yang dikisahkan dalam lanjutan dari ayat itu (ayat 5) melarangnya untuk menceriterakan mimpinya itu kepada orang lain .Di belakang hari, menurut sebagian mufassir 40 tahun kemudian,133 impian itu, seperti yang dikisahkan dalam surat Yusuf ayat 100 menjadi kenyatan ( ). Mimpi yang benar tidak mesti dialami oleh orang mukmin. Fir`aun pun seperti yang dikisahkan dalam surat Yusuf/12: 43 pernah bermimpi melihat tujuh ekor sapi germuk dimakan tujuh ekor sapi kurus yang kemudian ditawil oleh Yusuf seperti yang dikisahkan dalam surat Yusuf/12: 47-49 sebagai isyarat akan datangnya musim paceklik dan cara-cara mengantisipasinya, sebagaimana juga dua teman Yusuf di penjara bermimpi masing-masing memperoleh keberuntungan dan nasib buruk.134 Adapun orang yang jiwanya sedang gelisah, mimpi yang dialami dalam tidurnya lebih merupakan adghats ahlam , yakni mimpi kalut. Tentang mimpi, banyak sekali hadis Nabi yang membicarakannya. Menurut kebanyakan hadis, mimpi dibagi menjadi dua yaitu ruya dan al hulm. Yang pertama berasal dari Allah dan yang kedua berasal dari syaitan. Salah satu hadis yang diriwayatkan dari Abi Qatadah misalnya berbunyi : artinya : Ruya itu datangnya dari Allah dan al hulm itu datangnya dari syaitan. Maka bila salah seorang diantaramu mengalami mimpi kalut yang tidak disukainya, maka hendaknya meludah ke kiri tiga kali dan mohonlah perlindungan kepada Allah dari keburukannya, maka sesungguhnya mimpi buruk itu tidak akan membahayakannya (HR Muslim) Dalam hadis Abu Hurairah yang dihimpun oleh Muslim disebutkan pula tiga jenis ruya, yaitu (1) mimpi baik yang merupakan khabar gembira dari Allah ,) ) (2) mimpi yang menyusahkan yang datang dari syaitan ( ) dan mimpi yang disebabkan oleh perhatian manusia terhadap sesuatu atau hal-hal yang telah berada di alam bawah sadarnya ( ).135 Dalam hadis itu juga disebut bahwa mimpi seorang mukmin merupakan 1/46 bagian dari kenabian (
).136 Jadi, dari keterangan Al-Quran dan hadis tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa manusia dengan kondisi tertentu, meski matanya tertidur, tetapi qalb tidak ikut tertidur. Salah satu bait pujian kepada Nabi Muhammad antara lain menyebutkan bahwa meski mata Rasul telah mengantuk tetapi hatinya tidak tertidur ( ) posted by : Mubarok institute
berada di dunia tetapi tidak berasal daripadanya. Atau ungkapan yang menyatakan bahwa gereja memiliki dua tabiat Yesus; tabiat Ilahi dan tabiat manusiawi. Gereja Katolik memberikan penekanan yang lebih misterius dibanding teolog Kristen. Konsili Vatikan II (1963) misalnya membuat satu fasal yang berjudul: Gereja sebagai Misteri. Maknanya gereja adalah rahasia Tuhan yang manusia tidak akan mengetahui yang sesungguhnya. Dalam bagian lain dari dokumen konsili tersebut disebutkan bahwa Gereja adalah ummat yang dipersatukan dalam kesatuan Bapa, Putera dan roh Kudus. Gereja juga disebut sebagai tubuh mistik Kristus, artinya orang Katolik meyakini dirinya sebagai benar-benar menjadi bagian dari tubuh mistik Kristus. Masyarakat umum pada umumnya memahami gereja sebagai kumpoulan orang-orang Kristen dalam berbagai aliran, seperti Katolik, Protestan, Anglikan, Adven dan sebagainya., dan gedung yang dipakai sebagai tempat peribadatan. Pemerintah Indonesia memandang gereja sebagai persekutuan sosiologis dengan memberikan akte pengesahan. Menurut Abineno, kesalahan anggapan tentang gereja tidak bisa dihindarkan dan akan berlangsung terus hingga kedatangan kembali Yesus Kristus nanti. Disamping ungkapan tersebut, masih ada ungjkapan lain seperti; ibu kita, mempelai Allah, Yerussalem dari atas, gereja diam, gereja berjuang, gereja mengembara dan sebagainya. Problem kesulitan mendirikan gedung gereja di Indonesia antara lain disebabkan karena konsep gereja tidak dapat dicerna orang Islam. Orang Islam memandang gereja sama dengan masjid sebagai tempat ibadah yang besar-kecilnya ditentukan oleh besar kcilnya jamaah di sekitar, sementara orang Kristen memandang gereja sebagai persekutuan sesuai dengan alirannya sehingga meski seorang Kristen berdomisili di Jakarta barat, tapi ia justeru menjadi anggauta dari gereja di Jakarta timur. Bagi orang Kristen, adalah sesuatu yang wajar jika jemaah gereja berdatangan dari jauh, karena itu memang gerejanya, tapi bagi orang Islam di sebuah pemukiman misalnya; di situ hanya ada sepuluh keluarga Kristen, tetapi gerejanya dibangun besar dan jemaahnya datang dari tempat jauh. Di mata orang Islam di pemukiman itu, kehadiran orang jauh merupakan agressi untuk mensyiarkan agamanya (kristenisasi) ke tengah-tengah muslim. SKB dua menteri (Menag dan Mendagri) tentang itu dimaksud untuk menghindarkan kesalahpahaman masyarakat. posted by : Mubarok institute
Secara garis besar, gereja terbagi menjadi empat kelompok, yaitu (1) Gereja katolik Roma yang berpusat di Vatikan, dibawah pimpinan Paus (2) Gereja Yunani (Timur) yang berpusat di Konstantinopel, (3) Gereja2 Kristen yang tergabung dalam Dewan Gereja-gereja se Dunia, disebut juga Gereja Protestan atau gereja reformasi yang dulu lahir di German sebagai wujud protes terhadap kepausan dan (4) Gereja Anglikan yang diketuai oleh Raja Ingris. Di luar itu masih ada gereja-gereja yang tidak tunduk kepada tiga induk itu, biasanya dianggap liar, disebut bidat. Gereja Protestan lahir karena menentang kekuasaan Paus yang tak terbatas, sementara Gereja Anglikan lahir karena Paus tidak mengizinkan Raja Inggris menikahi seorang gadis, sehingga sang Raja memisahkan diri dari Gereja Katolik. Struktur Organisasi Gereja Katolik Penganut Katolik terbagi menjadi dua lapis; kaum awam dan pimpinan. Lapisan pimpinan (disebut klerus atau hierarchi) tersusun dalam jenjang kepangkatan yang sangat rapi dari pusat hingga terbawah. Di luar hierarchi masih ada lapisan lain yaitu kaum rohaniawan. Gereja katolik mengajarkan bahwa pimpinan tertinggi gereja adalah Yesus sendiri, tetapi agar membumi, Yesus memberi badan pengurus, kuasa mengajar dan imamat. Organisasi Gereja katolik sesungguhnya episkopal atau dari atas ke bawah, tetapi untuk mudah memahaminya dapat dilihat dari bawah. Unit terkecil masyarakat Katolik adalah jemaat (disebut paroki) dipimpin pastur paroki, diatasnya ada dekanat, dipimpin pastur dekan, beberapa dekanat membentuk wilayah keuskupan, dipimpin seorang uskup (setingkat kabupaten), selanjutnya diatasnya ada keuskupan agung, dipimpin oleh uskup agung, selanjutnya di tingkat Negara ada majlis keuskupan tingkat nasional, di Indonesia bernama MAWI, dan seluruh wilayah keuskupan di dunia berada dibawah pimpinan Paus yang berkedudukan di Vatikan, Roma. Paus sendiri mempunyai semacam cabinet, disebut curia Romana, dan staf ahli yang diberi pangkat Cardinal. Laiknya organisasi, setiap dua-tiga tahun diselenggarakan pertemuan para uskup, disebut synode. Forum tertinggi adalah konsili atau Kongres gereja katolik. Jadi inti organisasi gereja katolik adalah Paus dan Uskup. Pangkat Paus Dasar teologis atau dogma dari kepausan adalah tafsir Injil Yahya 21,15-17 dimana Yesus mengatakan kepada Petrus (muridnya, atau rasul menurut istilah gereja) agar ia memelihara dan mengembalakan segala dombanya. Ayat ini lalu ditafsir sebagai SK pengangkatan Petrus sebagai kepala dari para rasul (atau semacam khalifah plus menurut sejarah Islam). Karena Petrus mengangkat Uskup Roma maka selanjutnya Uskup Roma dipandang sebagai pewaris sah tahta Petrus. sah pula mengangkat uskup di kota lain. Dalam Lumen Gentium, akidah itu dirumuskan dengan kalimat sbb: Karena itu konsili suci mengajarkan bahwa karena penetapan ilahi, para uskup telah menggantikan para rasul sebagai gembala-gembala gereja, dan barang siapa mendengarkan, berarti mereka mendengarkan Kristus, dan barang siapa menolak, berarti mereka menolak Dia yang mengutusnya. Secara resmi Paus memiliki otoritas mengajar dan otoritas menafsirkan kitab suci , disebut magisterium. Akidah Katolik tentang Paus bersifat baku, yakni mengimani Paus sebagai pemilik kuasa khusus : 1. Sebagai imam agung, Paus mempunyai kuasa mengajar yang tak dapat sesat 2. Sebagai pengganti Petrus dan mewakili Kristus, berkuasa mengatur dan menghakimi semua hal kegerejaan. 3. Menjadi penghubung semua orang katolik. Jika seorang Paus meninggal dunia, maka para cardinal berhak memilih satu diantara mereka
untuk menjadi Paus, dengan metode yang juga tidak bisa dikonfirmasi seperti salat istikharahnya Rais `am Syuriah NU. Otoritas tertinggi ini sudah barang tentu hanya diakui oleh penganut Katolik. Gereja Anglikan dan Protestan tidak mengakui otoritas tersebut. Skisma (perpecahan administratip) dan heresy (perbedaan akidah) sepanjang sejarah gereja sering terjadi hingga melibatkan perang antar Negara. Sebagaimana terjadi dalam sejarah khilafah Islam dimana ada seorang yang sama sekali tidak layak menjadi khalifah, tetapi secara defacto ia menduduki kursi itu(Yazid pada masa daulah Umayyah misalnya),, demikian juga terkadang ada Paus yang anggun (seperti Paus Innocent III dan Paus Paulus II ) dan ada juga Paus yang cabul dan rendah tabiatnya (seperti Alexander VI Borgia 1492-1503). Maka tak salah ketika majalah Gatra pada cover yang mengulas kontroversi pidato Paus terakhir dengan tulisan : Paus juga manusia. posted by : Mubarok institute
IMAM POLITIK
Dalam teori dan pemikiran politik Islam, ada tiga gelar simbolik yang disematkan kepada beberapa orang yang melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan dalam pucuk elite kekuasaan. Yaitu, al-imm, al-khalfah, dan amr al-mukminin. Ketiga gelar simbolik ini telah pernah memainkan peran penting pada roda kepemimpinan dalam sejarah perkembangan Islam. Berikut ini beberapa penjelasan singkat tentang hakikat makna setiap gelar simbolik tersebut. Al-Imm. Dalam bahasa Arab, kata imam dalam berbagai bentuknya mempunya beberapa arti, seperti: tujuan atau maksud (al-amm), jalan dan agama (al-immah), Ibu dan Bendara (al-umma), Pemimpin yang diangkat oleh kaumnya (imam). Imam juga berarti seorang pemimpin atau orang yang berada di muka. Menurut Thabathabai, imam adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang memegang pimpinan masyarakat dalam suatu gerakan sosial, atau suatu ideologi politik, atau suatu aliran pemikiran keilmuan atau keagamaan. Murtadha Muthahhari berpendapat, bahwa imam adalah pribadi yang memiliki beberapa pengikut, terlepas dari kenyataannya apakah dia saleh atau tidak. Dalam Al-Quran disebutkan, Kami telah menjadikan mereka itu sebagai imam-imam yang memberi petunjuk dengan seizin Kami. (Al-Anbiy: 73). Jadi secara harifiah, imam adalah seorang pemimpin. Imam juga berarti sesuatu yang diikuti, baik sebagai kepala, jalan, atau sesuatu yang membuat lurus dan memperbaiki perkataan. Selain itu, imam digunakan juga untuk menyebut Al-Quran, Nabi Muhammad, khalifah, panglima tentara, dan sebagainya. Dengan demikian, jelaslah bahwa kata imm memiliki banyak makna. Yaitu, bisa bermakna: maju ke depan, petunjuk dan bimbingan, kepantasan seseorang menjadi uswah hasanan, dan kepemimpinan. Dalam Al-Quran, imam digunakan untuk menyebut pemimpin masyarakat (Q/Al-Isra:71), kitab suci (Q/Hud: 17), pemimpin orang baik (Q/Al-Ambiya: 72-73), pemimpin orang kafir (Q/Al-Qashash dan Q/Al-Tawbah: 12) Dari ayat-ayat Al-Quran di atas, bisa dipetik dua pengertian dari makna imm; sebagian besar digunakan dalam Al-Quran membuktikan adanya indikasi yang bermakna kebaikan. Pada sisi lainbahwa kata imm juga menunjukkan makna jahat. Karena itu, imm berarti seorang pemimpin yang diangkat oleh beberapa orang dalam suatu kaum. Pengangkatan imm tersebut mengabaikan dan tidak memperdulikan, apakah ia akhirnya akan berjalan ke arah yang
lurus atau arah yang sesat. Kedua, kata imm dalam ayat-ayat Al-Quran itu bisa mengandung makna penyifatan kepada nabi-nabi: Ibrahim, Ishaq, Yaqub, dan Musasebagaimana juga menunjukkan kepada orang-orang yang bertakwa. Al-Khalfah. Gelar ini sangat berkaitan dengan sejarah pertumbuhan dan perkembangan Islam. Setelah Nabi Muhammad wafat, para sahabat berkumpul untuk memilih dan memutuskan seorang yang akan menjadi pengganti kepemimpinan Nabi. Dan, Abu Bakar terpilih untuk menggantikan Rasulullah dalam memimpin dan memelihara kemaslahatan umat Islam pada masa-masa berikutnya. Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, yang berarti penerus atau pengganti nabi untuk mengurus masalah umat Islam. Abu Bakar menegaskan, Aku bukan khalifah Allah, melainkan khalifah Rasulullah. Jadi, Abu Bakar diangkat oleh para sahabat sebagai pengganti dan penerus kepemimpinan Rasulullah. Khalifah sebagai konsep politik merupakan antitesis dari sistem kekaisaran yang absolut otoriter. Amr Al-Muminn. Gelar ini diberikan kepada khalifah kedua: Umar ibn Khathtabsetelah menggantikan Khalifah Abu Bakar yang wafat. Dalam bukunya, AlMuqaddimah, Ibnu Khaldun menjelaskan sebab pemberian nama ini. Ia menulis, Itu adalah bagian dari ciri khas kekhalifahaan dan itu diciptakan sejak masa para khalifah. Mereka telah menamakan para pemimpin delegasi dengan nama amir; yaitu wazan (bentuk kata) fail dari imarah. Para sahabat pun memanggil Saad ibn Abi Waqqash dengan Amr AlMuminn karena ia memimpin tentara Islam dalam Perang Qadisiyyah. Pada waktu itu, sebagian sahabat memanggil Umar ibn Khathtab dengan sebutan yang sama juga: Amr AlMuminn sebagai pengganti gelar yang susah disebut, yaitu: Khalifatu khalifati Rasulillah (pengganti dari pengganti Rasulullah). Penggunaan nama Imam, khalifah dan Amir mempunyai filosofi tersendiri. Imam mengisyaratkan bahwa seorang pemimpin harus bias di depan seperti imam salat, khalifah (artinya yang dibelakang) mengisyaratkan bahwa seorang pemimpin juga harus bias berada di belakang memberikan dorongan kepada rakyatnya. Sdagkan amir punya dua makna, sebagai isim fail artinya yang menyuruh, sebagai isim maf`ul artinya yang disuruh, maknanya seorang pemimpin suatu saat harus berani menyuruh, dan di kala yang lain justeru disuruh oleh rasa tangung jawabnya. Secara umum, ketiga gelar di atas menunjukkan perlu atau adanya kepemimpinan dalam Islam. Bagi suatu kaum atau umat, keberadaan seorang pemimpin merupakan suatu keharusan yang tak mungkin dimungkiri. Menurut Imam Al-Mawardi dalam Al-Ahkm Al-Sulthniyyah wa AlWilyt Al-Dniyyah, dalam lembaga negara dan pemerintahan, seorang kepala atau pemimpin wajib hukumnya menurut ijma. Alasannya, karena lembaga kepala dan pemerintah dijadikan sebagai pengganti fungsi kenabian dan menjaga agama serta mengurus urusan dunia. Al-Mawardi menyebut tujuh syarat yang harus dipenuhi calon kepala negara (seorang pemimpin). Syarat-syarat itu, antara lain: (1) keseimbangan atau keadilan (al-adlah); (2)punya ilmu pengetahuan untuk berijtihad; (3)punya pancaindera lengkap dan sehat; (4)anggota tubuhnya tidak kurang untuk menghalangi gerak dan cepat bangun; (5) punya visi pemikiran yang baik untuk mendapatkan kebijakan yang baik; (6)punya keberanian dan sifat menjaga rakyat; dan (7) punya nasab dari suku Quraisy. Persyaratan suku Quraisy dapat dibandingkan dengan UUD 45 yang menyebut Presiden haruslah orang Indonesia asli. Adapun Imam Al-Ghazali mengingatkan kepada para pemimpin, khususnya para penguasa,
bahwa kekuasaan yang didudukinya memiliki batas dan kadar tertentu, dan bisa juga kekuasaan itu mengandung keburukan. Karena itu, dalam menjalankan kekuasaannya, seorang pemimpin harus menjalankan sepuluh prinsip keadilansebagai syarat pertama bagi seorang pemimpin, seperti disebutkan Al-Mawardi. Antara lain; seorang pemimpin harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi; menerima pesan ulama; berlaku baik kepada bawahan; memiliki rasa rendah hati dan penyantun; tidak mementingkan diri sendiri; memiliki loyalitas tinggi; hidup sederhana; lemah lembut; cinta rakyat; serta tulus dan ikhlas. Yang jelas, Nabi Muhammad dengan tegas mengingatkan para pemimpin. Nabi bersabda, Hamba yang diberikan kekuasaan oleh Allah untuk memimpin umat, tetapi mengkhianati, dan tidak memberikan nasihat atau mengasihi mereka, Allah mengharamkan surga kepadanya. Dalam hadis lain Rasulullah berkata, Siapa jadi pemimpin umat Islam, tetapi tidak memperhatikan mereka sebagaimana terhadap keluarganya sendiri, berarti ia telah memperoleh tempat yang mapan di api neraka. Wa Allahu alam bi al-shawab posted by : Mubarok institute
Hadis Riwayat Bukhari menempatkan seorang Pemimpin yang adil dalam urutan pertama dari tujuh kelompok manusia utama. Hadis Riwayat Muslim menyebutkan bahwa pemimpin yang terbaik adalah pemimpin yang dicintai rakyatnya dan iapun mencintai rakyatnya. Sementara pemimpin yang terburuk menurut Nabi, adalah pemimpin yang dibenci rakyatnya dan iapun membenci rakyatnya, mereka saling melaknat satu sama lain. Hadis lain menyebutkan bahwa dua dari lima golongan yang dimurkai Tuhan adalah (1) penguasa (amir) yang hidupnya ditopang oleh rakyat (sekarang-pajak), tetapi ia tidak memberi manfaat kepada rakyatnya, dan bahkan tidak bisa melindungi keamanan rakyatnya. (2) Pemimpin kelompok (zaim) yang dipatuhi pengikutnya tetapi ia melakukan diskriminasi terhadap kelompok kuat atas yang lemah, serta berbicara sekehendak hatinya (tidak mendengarkan aspirasi pengikutnya). Hadis Riwayat Dailami bahkan menyebut pemimpin yang sewenang-wenang (imam jair) sebagai membahayakan agama. Kisah Al-Quran yang menyebut Nabi (Raja) Sulaiman yang memperhatikan suara semut mengandung pelajaran bahwa betapa pun seseorang menjadi pemimpin besar dari negeri besar, tetapi ia tidak boleh melupakan kepada rakyat kecil yang dimisalkan semut itu. (Q/27:16). Meneladani kepemimpinan Rasulullah, akhlak utama yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah keteladanan yang baik (uswah hasanah), terutama dalam kehidupan pribadinya, seperti; hidup bersih, sederhana dan mengutamakan orang lain. Tentang betapa tingginya nilai keadilan pemimpin, Hadis Riwayat Tabrani menyebutkan bahwa waktu satu hari efektif dari seorang pemimpin yang adil setara dengan ibadah tujuhpuluh tahun. posted by : Mubarok institute
dalam hal detail tidak ada hukum Tuhan. Memahami Ajaran Islam Dengan Pembidangan Pembidangan yang sangat populer dari ajaran Islam adalah Aqidah, Syari`ah dan Akhlak, masing-masing sebagai subsistem dari sistem ajaran Islam. Artinya aqidah tanpa syariah dan akhlak adalah omong kosong, demikian juga syari`ah harus berdiri diatas pondasi aqidah, dan keduanya haruslah dijalin dengan akhlak. Syariah tanpa akhlak adalah kemunafikan, akidah tanpa akhlak adalah kesesatan. Aqidah Secara harfiah, `aqidah artinya adalah sesuatu yang mengikat, atau terikat, tersimpul (bandingkan istilah `aqad nikah). Sedangkan sebagai istilah, `aqidah Islam adalah sistem kepercayaan dalam Islam. Mengapa disebut `aqidah, karena kepercayaan itu mengikat penganutnya dalam bersikap dan bertingkah laku. Orang yang kuat akidahnya (keyakinannya) terhadap keadilan Tuhan, maka keyakinan itu mengikatnya dalam bersikap terhadap suatu nilai (misalnya berkorban dalam perjuangan) dan selanjutnya mengikat perilakunya (misalnya tidak mau kompromi terhadap kezaliman). Sebaliknya orang yang tidak kuat keyakinannya kepada keadilan Tuhan (ikatannya longgar) ia mudah menyerah dalam berjuang dan bisa dinegosiasi untuk toleran terhadap penyimpangan, mudah terpancing untuk membalas dendam dengan cara yang menyimpang dari aturan.. Sistem kepercayaan ini akhirnya berkembang menjadi ilmu, disebut ilmu Tauhid atau ilmu ushuluddin. Ilmu Tauhid berbicara tentang Rukun Iman yang enam (iman kepada Tuhan, malaikat, Rasul, Kitab Suci, Hari akhir dan takdir). Kajian filosofis dari ilmu Tauhid disebut Ilmu Kalam, disebut juga Theologi (ilmu yang berbicara tentang ketuhanan). Secara garis besar, theologi Islam dapat dibagi menjadi dua type, yaitu Jabbariah dan Qadariah. Jabbariah lebih menekankan pada kekuasaan Tuhan Yang Maha Mutlak sehingga menempatkan manusia pada posisi seperti wayang yang segalanya tergantung kepada dalang. Manusia tidak mempunyai kekuasaan untuk menentukan perbuatannya, oleh karena itu seseorang masuk sorga atau neraka itu bukan karena prestasinya, tetapi sepenuhnya kehendak Tuhan. Faham Qadariyah lebih menekankan sifat keadilan Tuhan , oleh karena itu manusia ditempatkan dalam posisi yang memiliki kekuasaan untuk menentukan perbuatannya, dan dengan keadilan Nya, Tuhan akan memberi pahala kepada yang berbuat baik dan menghukum yang berdosa. Secara sosial, penganut theologi Islam dapat dibagi menjadi dua, yaitu Sunny dan Syi`ah. Golongan Sunny memandang semua manusia sama di depan Tuhan, yang membedakan hanyalah ketaqwaannya kepada Nya, oleh karena itu setiap muslim dari manapun memiliki hak yang sama untuk menjadi pemimpin sepanjang memenuhi syarat. Golongan Sunnyi memandang empat sahabat besar (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali) dalam posisi yang setara dan sah kekhalifahannya. Sedangkan golongan Sunny mengklaim adanya hak-hak istimewa keturunan Nabi-dalam hal ini anak-anak Ali bin Abi Thalib melalui ibu Fatimah (puteri Nabi) sebagai pewaris syah kepemimpinan ummat Islam. Abu Bakar, Umar dan Usman dinilai merampas hak-hak politik Ali bin Abi Thalib. Anak cucu Ali bin Abu Thalib kemudian disebut sebagai golongan Alawiyyin atau secara sosiologis di Indonesia disebut habaib. Syi`ah itu sendiri artinya golongan, dan sepanjang sejarah Islam, kelompok ini selalu menjadi korban politik karena mereka sangat potensil mengobarkan semangat oposisi terhadap penguasa Sunny. Baru di Iran theologi Syi`ah mewujud dalam bentuk Pemerintahan Republik Islam Iran, yang dibangun dengan konsep wilayat al faqih (otoritas ulama) dimana para mullah (kelompok Alawiyyin yang terdidik)
memiliki hak-hak istimewa politik (disebut imamat) dengan puncaknya Ayatullah al `Uzma (pertama Imam Khumaini kemudian digantikan Khameini). Syari`ah Secara harfiah, syari`ah artinya jalan, sedangkan sebagai istilah keislaman, syari`ah adalah dimensi hukum atau peraturan dari ajaran Islam. Mengapa disebut syari`ah adalah karena aturan itu dimaksud memberikan jalan atau mengatur lalu lintas perjalanan hidup manusia. Lalu lintas perjalanan hidup manusia itu ada yang bersifat vertikal dan ada yang bersifat horizontal, maka syariah juga mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan menusia dengan sesama manusia. Aturan hubungan manusia dengan Tuhan berujud kewajiban manusia menjalankan ritual ibadah (Rukun Islam yang lima). Aturan dalam ritual ibadah berisi ketentuan tentang syarat, rukun, sah, batal, sunnat (dalam haji ada wajib), makruh. Prinsip ibadah itu tunduk merendah kepada Tuhan, tidak banyak mempertanyakan kenapa begini dan begitu, pokoknya siap mengerjakan perintah dan tidak berani melanggar sedikitpun. Sedangkan lalu lintas pergaulan manusia secara horizontal disebut mu`amalah. Prinsip bermu`amalah adalah saling memberi manfaat, mengajak kepada kebaikan universal (alkhair) , memperhatikan norma-norma kepatutan (al ma`ruf) dan mencegah kejahatan tersembunyi (al munkar). Karena manusia sangat heterogin, maka aturan bermu`amalah sifatnya dinamis, dan merespond perubahan, dengan prinsip-prinsip (1) pada dasarnya agama itu tidak picik, mudah dan tidak mempersulit (`adam al haraj). (2) memperkecil beban, tidak untuk memberatkan (at taqlil fi at taklif), dan (3) pengetrapan aturan hukum secara bertahap (at tadrij fi at tasyri`). Karena adanya prinsip-prinsip inilah maka peranan manusia dalam hal ini ulama- dalam merumuskan aturan-aturan syari`at sangat besar dalam bentuk ijtihad, yakni dengan akal dan hatinya merumuskan ketentuan-ketentuan hukum berdasarkan al Quran dan hadis . Al Quran menjelaskan sangat detail tentang waris, tetapi selebihnya hanya dasar-dasarnya saja yang disebut. Tentang politik misalnya, al Quran tidak menentukan bentuk negara, apakah republik atau kerajaan. Contoh pemerintahan Nabi dan khulafa Rasyidin juga sangat terbuka untuk disebut kerajaan atau republik. Dari sudut keilmuan, syari`ah kemudian melahirkan ilmu yang disebut fiqh, ahlinya disebut faqih-fuqaha. Karena fiqh itu produk ijtihad maka tidak bisa dihindar adanya perbedaan pendapat, maka lahirnya pemikian mazhab; yang terkenal Syafi`i, Maliki, Hanafi dan Hambali. Ulama yang tinggal di kota metropolitan pada umumnya memiliki pandangan yang dinamis dan rationil, sedangkan ulama yang tinggal di kota agraris (Madinah misalnya) pada umumnya puritan dan tradisional. Kajian fiqh berkembang sesuai dengan tuntutan zaman, maka disamping ada fiqh ibadah, fiqh munakahat, fiqh al mawarits juga ada fiqh politik (fiqh as siyasah), sekarang sedang dikembangkan fiqh sosial, fiqh jender, fiqh Indonesia, fiqh gaul dan sebagainya. Akhlak Akhlak merupakan dimensi nilai dari syariat Islam. Kualitas keberagamaan justeru ditentukan oleh nilai akhlak. Jika syariat berbicara tentang syarat rukun, sah atau tidak sah, maka akhlak menekankan pada kualitas dari perbuatan, misalnya beramal dilihat dari keikhlasannya, shalat dilihat dari kekhusyu`annya, berjuang dilihat dari kesabaran nya, haji dari kemabrurannya, ilmu dilihat dari konsistensinya dengan perbuatan, harta dilihat dari aspek dari mana dan untuk apa, jabatan, dilihat dari ukuran apa yang telah diberikan bukan apa yang diterima. Karena akhlak juga merupakan subsistem dari sistem ajaran Islam, maka pembidangan akhlak juga vertikal dan horizontal. Ada akhlak manusia kepada Tuhan, kepada sesama manusia, kepada diri sendiri dan kepada alam hewan dan tumbuhan. Definisi akhlak adalah ; keadaan batin yang menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir secara spontan tanpa berfikir
untung rugi. Kajian mendalam tentang akhlak dilakukan oleh ilmu yang disebut ilmu tasauf. Memahami Ajaran Islam Dalam Struktur ISLAM-IMAN-IHSAN Dalam hadis yang terkenal dikisahkan adanya dialog malaikat Jibril (yang menyamar menjadi tamu) dengan Nabi Muhammad tentang Islam, Iman dan Ihsan. Nabi menerangkan bahwa Islam adalah syahadat , salat dst (rukun Islam), Iman adalah percaya kepada Allah, malaikat dst (rukun iman) sedangkan ihsan adalah kualitas hubungan manusia dengan Tuhan (merasa melihat atau sekurang-kurangnya merasa dilihat oleh Tuhan ketika sedang beribadah, an ta`budallaha ka annaka tarahu wa in lam takun tarahu fa innahu yaraka). Konsep ihsanlah nanti yang menjadi pijakan ilmu tasauf, yaitu rasa dekat dan komunikatip dengan Tuhan. Sebagai sistem, teori struktur Islam-Iman Ihsan dapat dimisalkan sebagai buah kelapa dimana Islam adalah kulit, Iman adalah daging kelapa, sedangkan ihsan adalah minyaknya, ketiganya saling berhubungan. Kulit kelapa yang besar biasanya dagingnya besar dan minyaknya banyak. Daging kelapa bertahan lama jika ia tetap terbungkus kulitnya, jika dipisahkan maka ia cepat membusuk. Iman akan mudah luntur jika tidak dilindungi oleh amaliah ibadah. Tetapi ada juga kelapa yang kulitnya besar ternyata tidak ada dagingnya, dan apalagi minyaknya (gabug). Demikian juga ada orang yang demontrasi Islamnya sangat menonjol, tetapi kualitas imannya lemah, apalagi moralitasnya. Wallohu a`lamu bissawab. posted by : Mubarok institute
2. Karena sedang mendukung teman yang kebetulan lawan dari yang digunjing. 3. Merasa sedang dimusuhi oleh orang yang digunjing. 4. Ingin membersihkan diri dari anggapan orang tentang sesuatu yang tidak baik. 5. Ingin dianggap lebih tinggi dari orang lain. 6. Semata-mata karena dengki 7. Sekedar bergurau 8. Menganggap rendah orang yang digunjing 9. Karena kagum kepada yang digunjing 10. Karena kasihan kepada yang digunjing 11. Bisa juga karena marah, yang marahnya itu karena membela kebenaran. Pekerjaan menggunjing bukan hanya contra produktip dan menyakiti orang lajn, tetapi juga berdosa. Meski demikian ada gunjingan yang dibolehkan, yaitu : 1. Ketika melaporkan perbuatan kriminal kepada petugas berwenang. 2. Ketika meminta pertolongan untuk mencegah kemungkaran 3. Ketika menegur kelakuan orang lain (dakwah) atau ketika menjadi saksi demi menyelamatkan orang yang tak bersalah. 4. Ketika meminta fatwa tentang perbuatan yang perlu keterangan rinci. 5. Ketika menanyakan identitas seseorang (gelarnya, pangkatnya dsb.) 6. Ketika mengingatkan kepada orang lain agar hati-hati terhadap perilaku jahat yang jelas-jelas ia ketahuinya. Riya Sedangkan riya adalah melakukan sesuatu sekedar ingin dilihat atau dinilai oleh orang lain, bukan ikhlas karena Allah.. Jadi kebalikan dari riya adalah ikhlas. Dalam perspektip nilai amal, kualitas amal sangat ditentukan oleh keikhlasan. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa orang Islam itu sia-sia, kecuali yang mukmin, yang mukminpun sia-sia kecuali yang pandai atau alim, tapi yang alimpun sia-sia kecuali yang beramal, dan yang beramalpun sia-sia kecuali yang ikhlas. (al Muslimun kulluhum halka illa al Mu'minun, wa al Mu'minun kulluhum halka illa al `limun, wa al `alimun kulluhum halka illa al `amilun, wa al `amilun kulluhum halka illa al mukhlisun). Sebagaimana penyakit fisik dapat mengakibatkan konplikasi, penyakit hati juga demikian. Dari cinta harta menjadi mencari gengsi, kemudian dengki, takabbur, riya, ghibah dan seterusnya. Bagaimana mengobati penyakit ghibah dan riya ? Penyakit ghibah dan riya sebenarnya merupakan eskalasi dari penyakit lain, oleh karena itu sebenarnya resep untuk mengobati penyakit itu harus dengan menggunakan terapi umum penyakit hati. Ada sebuah hadis tentang bagaimana mengobati penyakit hati, yang isinya sudah didakwahkan dalam bentuk lagu sejak zaman para wali hingga Cak Nun, yaitu yang berjudul Tamba ati.. Kata Cak Nun tamba ati (obat hati) itu ada lima perkara : 1. Kerjakan salat malam. 2. Zikir panjang diwaktu malam 3. Membaca Qur'an dengan merenungkan maknanya 4. Biasakan puasa (perut lapar) 5. Bergaul dengan orang saleh. Sedangkan pengobatan secara khusus ghibah, menurut para ulama ada tiga hal, yaitu : 1. Banyak membaca yang memperluas ufuk wawasan 2. Aktip interospeksi, muhasabah, sibuk mengurusi keburukan diri sendiri. 3. Memadukan ilmu dan amal.
Sebagai illustrasi tentang kecenderungan manusia, ada hadis yang menceriterakan kisah Nabi Isa. Suatu hari Nabi Isa berjalan diringi oleh murid-muridnya melewati sebuah bangkai binatang yang sangat besar. Ketika sampai di tujuan, mereka ditanya oleh orang tentang apa yang telah dilihat di perjalanan. Seorang muridnya mengatakan bahwa ia melihat bangkai besar yang sangat menjijikkan. Yang lain mengatakan melihat bangkai yang baunya sangat busuk, yang lain menyebutkan menyeramkan, dan ketika Nabi Isa yang ditanya, beliau mengatakan bahwa beliau melihat bangkai yang giginya sangat putih. Dari hikayat itu nampak bahwa persepsi manusia terhadap sesuatu bergantung kepada pusat perhatiaannya. Bagi yang pusat perhatianya pada keburukan, maka bau busuk, menjijikkan dan menyeramkan langsung terserap sebagai informasi yang disebarluaskan kepada orang lain, tapi bagi Nabi Isa, bau busuk tidak menarik perhatiannya, karena yang ada pada hati Nabi Isa hanya ada ruang memori kebaikan, sehingga keburukan tidak terekam. Wallohu a`lamu bissawab posted by : Mubarok institute
8. Sepanjang perjalanan menuju ke masjid hendaknya membaca doa, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah : Allahummaj `al fi qalbi nu ran, wafi lisa ni nu ran, waj `al fi sam 1I nu ran, waj `al fi basari nu ran, waj `al min khalfi nu ran, wa min ama mi nu ran, waj `al min fauqi nu ran, wamin tahti nu ran, Allahumma a`tini nu ran. Artinya: Ya Allah jadikanlah cahaya di hatiku dan di lidahku, jadikanlah pula cahaya di pendengaranku dan penglihatanku, ya Allah, jadikanlah cahaya dari belakangku dan dari hadapanku, jadikanlah pula cahaya dari atasku dan dari bawahku, ya Allah berikanlah kepadaku cahaya Mu. (muttafaq `alaih) 9. Memulai dengan kaki kanan ketika memasuki masjid, sambil membaca doa: Bismillahi was sala tu was sala mu `ala rasulillah. Allahumma iftah li abwa ba rahmatika Artinya: Dengan nama Allah, salawat dan salam kepada Rasulullah Nya, ya Allah bukakanlah kepadaku semua pintu rahmat Mu. (H.R. Muslim) 10. Saat ke luar dari masjid, mendahulukan kaki kiri, dan membaca doa: Bismillahi was sala tu was sala mu `ala rasulillahi Allahumma inni as`aluka min fadhlik Artinya: Dengan nama Allah, salawat dan salam kepada Rasulullah Nya, Ya Allah sesungguhnya aku mohon anugerah Mu. (H.R. Muslim) posted by : Mubarok institute
Dengki itu kata hadis nabi ibarat setitik api yang dapat membakar kayu bakar seberapapun banyaknya. Ia juga bagaikan pisau cukur yang bisa mencukur bersih amal seseorang. Kata Nabi, hanya dua hal orang boleh iri; yakni jika ada orang yang dikaruniai ilmu banyak, ia dapat mengajarkan kepada orang lain dan juga yang bersangkutan mengamalkannya. Kedua, jika ada orang yang dianugerahi banyak harta, tetapi ia membelanjakannya di jalan yang benar hingga habis, Wallohu a`lamu bissawab. posted by : Mubarok institute
kawasan Anak Benua India, datang saudagar yang beragama Hindu dan Budha ke negeri kita yang ketika itu masih bernama Nusantara, yakni kawasan dengan banyak nusa (pulau).. Karena kekosongan kekuatan politik di Nusantara, para saudagar India bukan saja berpengaruh dalam dunia perdagangan, tetapi juga dalam bidang budaya dan bahkan mempengaruhi politik. Pengaruh politik mereka tercermin pada berkembangnya budaya bercorak India dan peran utama bahasa Sanskerta. Jejak ke India-an kawasan ini secara antropologis dapat dilihat dalam nama Indonesia yang artinya Kepulauan India, sejalan dengan daratan tenggara Asia yang disebut Indocina, yakni Cina-India.
Sedangkan pengaruh saudagar India dalam bidang agama nampak pada jejak agama India yang tersimbolkan dalam candi Borobudur yang lebih melebar ke segala penjuru, sesuai dengan jiwa agama Budha yang meluas dan egaliter, dan candi Roro Jongrang (Prambanan) yang vertikal dan menjulang, sesuai dengan sifat agama Hindu yang mendalam dan bertingkat. Budhisme yang didirikan Sidarta Gautama merupakan faham sufistik yang ajarannya tersimpulkan dalam empat kebenaran dan delapan jalan. Sementara agama Hindhu sebenarnya merupakan tradisi ribuan tahun yang berkembang seperti bola salju sehingga nggak jelas mana yang asli dan mana yang perkembangan. Hingga kini tidak pernah disebut siapa pendiri pertama agama Hindhu. Yang nampak jelas pada agama Hindu adalah adanya kasta-kasta, sekurangkurangnya ada empat Kasta, Jika agama Hindu mempunyai konsep ketuhanan Trimurti : Brahma (Pencipta) Wisnu (Pemelihara) dan Syiwa (Perusak), agama Budha justeru seperti tidak memiliki Tuhan, karena adanya ajaran yang tidak begitu jelas jaraknya antara Tuhan dan makhluk. Adapun pengaruh dua agama India pada politik dan budaya , tercermin pada Budhisme yang menjadi falsafah kerajaan luar Jawa (Sriwijaya) yang bersemangat bahari, dan Hiduisme yang menjadi falsafah kerajaam Majapahit yang bertumpu pada kesuburan tanah pertanian Jawa. Perkembangan selanjutnya, ketika ternyata kerajaan Majapahit berdiri di latar belakang dua kejayaan agama sekaligus; yakni kejayaan Budhisme (Borobudur) dan kejayaan Hinduisme (Roro Jongrang) , maka failasuf Majapahit (Empu Tantular) mengembangkan konsep rekonsiliasi dalam semangat kemajemukan; beraneka ragam tetapi hakikatnya satu, Bhineka Tunggal Ika atau Tan Hana Dharma Mangroa posted by : Mubarok institute
TIKUNGAN SEJARAH
Sejarah bukan sekedar catatan peristiwa, tetapi juga bagaimana membuat peristiwa agar ia menjadi tonggak perubahan yang akhirnya akan banyak melahirkan peristiwa penting. Banyak partai atau organisasi dideklarasikan berdirinya, tetapi hanya sedikit yang tetap berdiri dan lebih sedikit lagi yang berhasil menorehkian catatan dalam lembaran sejarah. Hal ini berkaitan dengan kejelian, ketepatan, kerja keras dan nasib. Oleh karena itu dalam perjalanan sejarah, ada pelaku sejarah, ada yang terbawa oleh gerbong sejarah ada yang hanya dompleng dalam gerbong sejarah. Ada partai yang baru berdiri langsung bisa mengusung issue perubahan, termasuk berhasil mengusung capresnya, yaitu SBY tetapi pertanyaan berikutnya, dapatkah ia mengawal gagasannya hingga terwujud ? sejarahlah yang akan menjawab. Rekaman 60 tahun Pertama Sejarah RI Kita menyadari bahwa kita bangsa Indonesia telah mengalami masa penjajahan colonial dalam waktu yang sangat panjang (300 tahun). Belanda yang merupakan negeri sangat kecil di Eropah secara sadar ingin menjajah Indonesia untuk selamanya, oleh karena itu kebijakan pemerintah
penjajah adalah menjadikan bangsa ini tetap bodoh dan tak boleh bersatu.. Kesadaran untuk merdeka yang dirintis generasi 1912, diperteguh generasi 1928 menjelma menjadi revolusi merebut kemerdekaan yang pucaknya adalah proklamasi 45. Luka penjajahan dan revolusi ternyata tidak cepat sembuh, hingga hari ini masih ada diantara kita yang tanpa disadari berperilaku seperti penjajah, dan dalam bersaing sesame warga bangsa , tanpa disadari melakukan bumi hangus seperti ketika revolusi melawan penjajah Belanda. Hanya dlam persaingan pilkada, orang main hancur-hancuran seperti melawan penjajah Belanda dulu.
Belajar kepada kesalahan masa lalu 61 tahun kemerdekaan RI telah memberikan pelajaran kepada bangsa bahwa problem bangsa ini berakar dari kesalahan pemimpin karena mereka tidak konsisten atau lupa kepada cita-cita kemerdekaan. Peluang-peluang emas sering diabaikan, sementara yang dikedepankan justeru kepentingan jangka pendek. Falsafah berbangsa yang terumuskan dalam Panca Sila dan UUD 45 yang semestinya dikembangkan secara kreatip tetapi konsisten, secara telanjang atau terselubung dikebiri, hanya untuk kepentingan sempit, yakni mempertahankan kekuasaan. Contohnya; 1. Bung Karno misalnya, beliau seorang pemimpin besar, proklamator kemerdekaan, tapi dalam perjalanan sejarah tergoda melakukan penyimpangan demokrasi; mengubah periodesasi kepemimpinan nasional menjadi Presiden Seumur Hidup. Bung Karno juga merasa belum cukup menyandang jabatan sebagai kepala Negara, sehingga mengubahnya menjadi Pemimpin Besar Revolusi. Meski Bung Karno berhasil mengggelorakan nasionalisme, tetapi penyimpangan konstitusi yang dilakukan menyebabkan bangsa ini terjerumus dalam krisis G.30 S PKI pada tahun 1965 2. Pak Harto yang hadir tepat waktu dan secara cerdas menghela bangsa ini keluar dari krisis, pada akhirnya mengulangi kesalahan pendahulunya, meski dengan format yang berbeda. Pemilu selalu digelar, tetapi demi mempertahankan kekuasaan, pemilu selalu direkayasa untuk memperkokoh kekuasaan, bukan untuk mendinamisir bangsa. Dengan Pemilu yang direkayasa, Pak Harto bisa menduduki kursi kepresidenan sebanyak tujuh kali masa jabatan. Sistem ekonomi UUD 45 yang berpihak kepada rakyat diubah menjadi konglomerasi yang lebih berpihak kepada pengusaha. Ideologi Pancasila diubah menjadi P4 dan disosialisasi secara nasional dengan system resmi yang justeru menyebarluaskan pandangan hidup munafik, karena nilai-nilai luhur yang ditatarkan sangat berbeda dengan realitas yang berjalan.Bhinneka Tunggal Ika diubah menjadi penyeragaman nasional. Penyimpangan ini mengantar pak Harto mengalami nasib yang sama dengan pendahulunya. Tikungan Sejarah Korban yang terparah dari kelalaian pemimpin adalah rakyat dan bangsa. Masyarakat kehilangan tokoh panutan, Terlalu lamanya pengaruh Pak Harto menyebabkan sulitnya dijumpai kandidat pemimpin yang negarawan, karena semua kader pemimpin berbakat besar yang bisa menyaingi pak Harto telah dibungkam. Pada masa kebuntuan itu terjadilah reformasi. Secara akal sehat, mestinya reformasi ekonomi dulu baru reformasi politik, karena tidak ada contohnya dalam sejarah, reformasi politik dan ekonomi yang dilakukan bersama yang herhasil.Uni Sovyet hancur karena Glassnot dan Perestoika, Yugoslavia menyusul kemudian. RRT pun hanya melakukan reformasi ekonomi. Tetapi karena syahwat politik sudah ke ubun-ubun, maka kumatlah semangat revolusi ketika sedang melakukan reformasi. Akibatnya reformasi berjalan tanpa panduan pemimpin besar (karena memang sedang tidak ada pemimpin besar), amandemen konstitusi berjalan anarkis dan eforia reformasi menjadikan anarki berlangsung dari jalanan hingga
Senayan. Bagaikan dalam tikungan sejarah, hanya dalam kurun satu periode lima tahunan telah berganti empat Presiden; Habibi, Gus Dur, Megawati dan SBY. Mestinya, tikungan sejarah tidak terlalu lama, sekarang periode SBY harus sudah berada pada rel sejarah baru era ke tiga; Sukarno, Suharto dan SBY. Kita tunggu sejarahnya. posted by : Mubarok institute
KEKUATAN MORAL
Manusia adalah makhluk yang memiliki tabiat bersaing disamping tabiat kerjasama (koperatip). Orang mau bekerjasama karena adanya tujuan yang sama, dan mereka menyadari bahwa tak mungkin mencapai tujuan itu sendirian. Di sisi lain orang bersaing karena adanya keinginan memiliki kelebihan dibanding yang lain. Persaingan adakalanya sehat dan fair, terkadang penuh dengan intrik dan tipu daya. Tak jarang persaingan berujung pada adu kekuatan. Banyak hal diandalkan dalam adu kekuatan, ada yang mengandalkan otot, ada yang mengandalkan uang, ada yang mengandalkan senjata, dan ada juga yang lebih suka mengandalkan moral. Apakah kekuatan moral dapat diandalkan ? Berikut ini kisah nyata dan bukan dongeng, terjadi di negeri kita, pada zaman dimana moral bangsa sedang ambur adul. Syahdan I, seorang anggauta DPRD kabupaten Agam Sumatera Barat bernama Yandril. Ia sendirian mewakili partai kecil, tetapi ia terpilih menjadi ketua komisi A. Pakai money politik barangkali ? Sama sekali tidak, karena ia bukan saja tidak memiliki uang untuk itu, tetapi moralitasnyalah yang tidak mau memakai cara-cara kotor seperti itu. Pada saat penyusunan anggaran tahun 2000, muncul rencana anggaran untuk pembelian kendaraan bagi pimpinan DPRD dan ketua-ketua komisi, termasuk untuk sdr. Yandril, karena ia adalah ketua komisi A. Sudah barang tentu calon penerima kendaraan itu berbunga-bunga membahas rencana anggaran itu. Tetapi Si Yandril, seorang diri, punya pendapat lain. Ia usul agar anggaran untuk kendaraan itu dialihkan saja untuk pembelian mobil pemadam kebakaran, hitung-hitung sebagai hadiah DPRD kepada rakyat. Mengapa ia usul begitu ? karena ia tahu bahwa pemda tak memiliki kendaraan pemadam kebakaran satu bijipun. Moralitas dirinya sebagai wakil rakyat tidak sanggup untuk menerima mobil dinas, sementara pemadam kebakaran , satupun tidak punya. Sudah dapat diduga, ketika di voting, 45 orang wakil rakyat setuju beli mobil, dan hanya dua orang yang setuju beli pemadam kebakaran. Artinya kekuatan moral sdr. Yandril hanya sanggup menaklukkan satu orang anggauta. Untungnya, zaman reformasi segala sesuatu diberitakan secara terbuka oleh koran, terutama koran daerah. Usulan sdr. Yandril yang aneh justeru menjadi wacana publik. Banyak orang memuji moralitas wakil partai kecil itu. Tapi yah apa boleh buat, dalam demokrasi suara mayoritaslah yang menang. Berbagai argumen dikemukakan tentang pentingnya kendaraan dinas itu bagi tugas-tugas wakil rakyat, sementara pikiran moralis dua anggauta tertelan bumi. Syahdan II. Beberapa hari setelah penetapan DPRD itu, terjadilah kebakaran yang menghanguskan tujuh rumah masyarakat di daerah Negeri Pasir IV. Kebakaran itu nyaris tanpa ada pertolongan karena tidak punya mobil pemadam kebakaran. Rupanya peristiwa kebakaran itu menjadi picu kepedulian rakyat yang diwakili oleh 47 orang anggauta DPRD. Koran mengutip pernyataan masyarakat yang sangat menyesalkan ketidak pedulian 45 anggauta Dewan terhadap usulan konstruktip sdr. Yandril. Hampir-hampir saja rakyat demo di DPRD untuk memprotes keputusan demokratis suara mayoritas. Syahdan III. Mendengar suara moral yang sangat kuat yang tercermin pada suara masyarakat yang diwakili itu, DPRD mengagendakan kembali rencana pembelian mobil itu. Atas kompromi dengan Bupati, DPRD Agam akhirnya menyetujui pembelian mobil pemadam kebakaran, dan membatalkan pembelian mobil dinas. Sungguh sangat dahsyat kekuatan moral itu. Allohu Akbar. posted by : Mubarok institute
60-70, pesantren memiliki kontribusi yang cukup besar dalam memasok calon mahasiswa IAIN. Tetapi, sesuai dengan dinamika politik dan dinamika sistem pendidikan nasional, IAIN menolak alumni pesantren Gontor misalnya, hanya karena ijazah Gontor tidak diakui Pemerintah, padahal untuk menjadi mahasiswa IAIN, kualitas allumnus Pesantren Gontor diakui lebih baik dibanding lulusan Madrasah Aliyah versi SKB 3 Mentri. Pesantren Sekarang Sekarang tipologi pesantren dapat dibagi menjadi empat kelompok. Pertama pesantren yang tetap konsisten seperti pesantren zaman dulu, disebut salafi. Kedua Pesantren yang memadukan sistem lama dengan sistem pendidikan sekolah, disebut pesantren modern. Ketiga Pesantren yang sebenarnya hanya sekolah biasa tetapi siswanya diasramakan 24 jam. Keempat pesantren yang tidak mengajarkan ilmu agama, karena semangat keagamaan sudah dimasukkan dalam kurikulum sekolah dan kehidupan sehari-hari di asrama. Bagaimanapun bentuknya, meski pesantren masih ditengok sebagai nostalgia, kelemahan kebanyakan pesantren dewasa ini justeru terletak pada lemahnya figur kyai, baik kelemahan keilmuan, keanggunan kepribadian maupun distorsi lingkungan. Era reformasi dimana kegagalan sistem pendidikan nasional terungkap secara transparan mengusik kembali keunggulan pesantren sebagai sistem pendidikan. Sejalan dengan meningkatnya jumlah SDM santri, yakni allumnus pesantren yang dewasa ini telah bergelar master , Doktor, dan Profesor, semangat mencari format baru sistem pendidikan pesantren sebagai pendidikan alternatif cukup tinggi. Optimisme terhadap pesantren justru sangat menonjol pada kelompok intelektual yang bukan alumnus pesantren. Terlepas dari subyektifitas pendapat, pada hemat kami, menengok sistem pesantren sebagai alternatif dari kegagalan sistem pendidikan nasional sebenarnya sangat wajar, dan relevan. Insya Allah. posted by : Mubarok institute
menyangkut pidana, perdata dan politik. Yang sangat menarik ialah bagaimana hubungan Muhajirin dan Ansor diatur dalam format persaudaraan (mua khah) laiknya saudara seketurunan. Abu bakar Siddik misalnya dipersaudarakan dengan Kharijah bin Zuhair. Umar bin Khattab dipersaudarakan dengan Itban bin Malik, Abu Ubaidah Abdulla al Jarrah dipersaudarakan dengan Asmah Amir bin Abdullah, begitu seterusnya sehingga tak seorang Muhajirinpun yang tidak memiliki saudara di Madinah. Persaudaraan yang diikat dengan nama Allah ini telah mewujudkan hubungan solidaritas yang sangat tinggi, misalnya orang Ansor membagi hartanya menjadi dua, separoh untuk dirinya dan separoh lain untuk saudara barunya dari Muhajirin. Hubungan persaudaraan seiman itu menjelma bagaikan persaudaraan seketurunan (ikhwah) bukan hanya sekedar merasa bersaudara (ikhwan). Psikologi hubungan persaudaraan seketurunan itu jika sedang mood terjalin perasaan kangen, mesra, tulus yang lebih bernuansa afektip, alami sedikit atau bahkan hamper tidak ada nuansa kognitip. Barangkali model hubungan ukhuwwah Ansor-Muhajirin ini merupa-kan model ideal yang tak pernah terulang dalam masyarakat sesudahnya hingga sekarang, meski Al Quran menganjurkan untuk diteruskan. Itulah mengapa al Quran menggunakan kata ikhwah yang artinya saudara seketurunan dan bukan kata ikhwan, dalam ayat innamal muminuna ikhwah, yang artinya; bahwasanya antara orang-orang mumin itu ada hubungan persaudaraan dengan harapan bahwa meskipun mereka bukan saudara seketurunan tetapi hendaknya hubungan seiman itu menyerupai hubungan seketrununan. Al Quran memuji kaum Ansor, yang meski dalam keadaan sulit tetapi tetap solider, terhadap kesulitan orang lain. Wayu tsiruna ala anfusihim walau kana bihim khashashash. (QS/59:9) (Wallohu alam). posted by : Mubarok institute
PSIKOLOGI AGAMA
Manusia adalah makhluk yang berfikir dan merasa serta berkehendak dimana perilakunya mencerminkan apa yang difikir, yang dirasa dan yang dikehendakinya. Manusia juga makhluk yang bisa menjadi subyek dan obyek sekaligus, disamping ia dapat menghayati perasaan keagamaan dirinya, ia juga dapat meneliti keberagamaan orang lain. Tetapi apa makna agama secara psikologis pasti berbeda-beda, karena agama menimbulkan makna yang berbeda-beda pada setiap orang. Bagi sebagian orang, agama adalah ritual ibadah, seperti salat dan puasa, bagi yang lain agama adalah pengabdian kepada sesama manusia bahkan sesama makhluk, bagi yang lain lagi agama adalah akhlak atau perilaku baik, bagi yang lain lagi agama adalah pengorbanan untuk suatu keyakinan, berlatih mati sebelum mati, atau mencari mati (istisyhad) demi keyakinan. Di sini kita berhadapan dengan persoalan yang pelik dan rumit, yaitu bagaimana menerangkan agama dengan pendekatan ilmu pengetahuan, karena wilayah ilmu berbeda dengan wilayah agama. Jangankan ilmu, akal saja tidak sanggup mengadili agama. Para ulama sekalipun, meski mereka meyakini kebenaran yang dianut tetapi tetap tidak berani mengklaim kebenaran yang dianutnya, oleh karena tu mereka selalu menutup pendapatnya dengan kalimat wallohu a`lamu bissawab, bahwa hanya Allahlah yang lebih tahu mana yang benar. Agama berhubungan dengan Tuhan, ilmu berhubungan dengan alam, agama membersihkan hati, ilmu mencerdaskan otak, agama diterima dengan iman, ilmu diterima dengan logika. Meski demikian, dalam sejarah manusia, ilmu dan agama selalu tarik menarik dan berinteraksi satu sama lain. Terkadang antara keduanya akur, bekerjasama atau sama-sama kerja, terkadang
saling menyerang dan menghakimi sebagai sesat, agama memandang ilmu sebagai sesat, sebaliknya ilmu memandang perilaku keagamaan sebagai kedunguan. Belakangan fenomena menunjukkan bahwa kepongahan ilmu tumbang di depan keagungan spiritualitas, sehinga bukan saja tidak bertengkar tetapi antara keduanya terjadi perkawinan, seperti yang disebut oleh seorang tokoh psikologi tranpersonal, Ken Wilber; Pernikahan antara Tubuh dan Roh, The Marriage of Sence and Soul.(Ken Wilber, The Marriage of Sence and Soul, Boston, Shambala,2000). Bagi orang beragama, agama menyentuh bagian yang terdalam dari dirinya, dan psikologi membantu dalam penghayatan agamanya dan membantu memahami penghayatan orang lain atas agama yang dianutnya. Secara lahir agama menampakkan diri dalam bermacam-macam realitas; dari sekedar moralitas atau ajaran akhlak hingga ideologi gerakan, dari ekpressi spiritual yang sangat individu hingga tindakan kekerasan massal, dari ritus-ritus ibadah dan kata-kata hikmah yang menyejukkan hati hingga agitasi dan teriakan jargon-jargon agama (misalnya takbir) yang membakar massa. Inilah kesulitan memahami agama secara ilmah, oleh karena itu hampir tidak ada definisi agama yang mencakup semua realitas agama. Sebagian besar definisi agama tidak komprehensip dan hanya memuaskan pembuatnya. Sangat menarik bahwa Nabi Muhammad sendiri mengatakan bahwa, kemulian seorang mukmin itu diukur dari agamanya, kehormatannya diukur dari akalnya dan martabatnya diukur dari akhlaknya (karamul mumini dinuhu, wa muruatuhu `aqluhu wa hasabuhu khuluquhu) (HR. Ibn Hibban). Ketika nabi ditanya tentang amal yang paling utama, hingga lima kali nabi tetap menjawab husn al khuluq, yakni akhlak yang baik, dan nabi menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan akhlak yang baik adalah sekuat mungkin jangan marah, ( an la taghdlaba in istatha`ta). ( at Tarhib jilid III, h. 405-406). Jadi pengertian agama itu sangat kompleks. Psikologi agama mencoba menguak bagaimana agama mempengaruhi perilaku manusia, tetapi keberagamaan seseorang juga memiliki keragaman corak yang diwarnai oleh berbagai cara berfikir dan cara merasanya. Seberapa besar Psikologi mampu menguak keberagamaan seseorang sangat bergantung kepada paradigma psikologi itu sendiri. Bagi Freud (mazhab Psikoanalisa) keberagamaan merupakan bentuk ganguan kejiwaan, bagi mazhab Behaviorisme, perilaku keberagamaan tak lebih sekedar perilaku karena manusia tidak memiliki jiwa. Mazhab Kognitip sudah mulai menghargai kemanusiaan, dan mazhab Humanisme sudah memandang manusia sebagai makhluk yang mengerti akan makna hidup yang dengan itu menjadi dekat dengan pandangan agama. Dibutuhkan paradigma baru atau mazhab baru Psikologi untuk bisa memahami keberagamaan manusia. Psikologi Barat yang diassumsikan mempelajari perilaku berdasar hukum-hukum dan pengalaman kejiwaan universal ternyata memiliki bias culture, oleh karena itu teori psikologi Barat lebih tepat untuk menguak keberagamaan orang yang hidup dalam kultur Barat. Psikologi Barat begitu sulit menganalisis fenomena Revolusi Iran yang dipimpin Khumaini karena keberagamaan yang khas Syiah tidak tercover oleh Psikologi Barat, sebagaimana juga sekarang tidak bisa membedah apa makna senyum Amrozi ketika di vonis hukuman mati. Keberagamaan seseorang harus diteliti dengan the Indigenous Psychology, yakni psikologi yang berbasis kultur masyarakat yang diteliti. Untuk meneliti keberagamaan orang Islam juga hanya mungkin jika menggunakan paradigma The Islamic Indigenous Psychology. Psikologi sebagai ilmu baru lahir pada abad 18 Masehi meski akarnya menhunjam jauh ke zaman purba. Dalam sejarah keilmuan Islam, kajian tentang jiwa tidak seperti psikologi yang menekankan pada perilaku, tetapi jiwa dibahas dalam kontek hubungan manusia dengan Tuhan, oleh karena itu yang muncul bukan Ilmu Jiwa (`ilm an nafs), tetapi ilmu Akhlak dan Tasauf.
Meneliti keberagamaan seorang muslim dengan pendekatan psikosufistik akan lebih mendekati realitas keberagamaan kaum muslimin dibanding dengan paradigma Psikologi Barat. Term-term Qalb, `aql, bashirah (nurani), syahwat dan hawa (hawa nafsu)yang ada dalam al Quran akan lebih memudahkan menangkap realitas keberagamaan seorang muslim. Kesulitan memahami realitas agama itu direspond The Encyclopedia of Philosophy yang mendaftar komponen-komponen agama. Menurut Encyclopedia itu, agama mempunyai ciri-ciri khas (characteristic features of religion) sebagai berikut : 1. Kepercayaan kepada wujud supranatural (Tuhan) 2. Pembedaan antara yang sakral dan yang profan. 3. Tindakan ritual yang berpusat pada obyek sakral 4. Tuntunan moral yang diyakini ditetapkan oleh Tuhan 5. Perasaan yang khas agama (takjub, misteri, harap, cemas, merasa berdosa, memuja) yang cenderung muncul di tempat sakral atau diwaktu menjalankan ritual, dan kesemuanya itu dihubungkan dengan gagasan Ketuhanan. 6. Sembahyang atau doa dan bentuk-bentuk komunikasi lainnya dengan Tuhan 7. Konsep hidup di dunia dan apa yang harus dilakukan dihubungkan dengan Tuhan 8. Kelompok sosial seagama, seiman atau seaspirasi. Urgensi pendekatan Indigenous Psychology bukan saja karena agama itu sangat beragam, bahkan satu agamapun, Islam misalnya memiliki keragaman keberagamaan yang sangat kompleks. Orang beragama ada yang sangat rational, ada yang tradisional, ada yang fundamentalis dan ada yang irational. Keberagamaan orang beragama juga ada yang konsisten antara keberagamaan individual dengan keberagamaan sosialnya, tetapi ada yang secara individu ia sangat saleh, ahli ibadah, tetapi secara sosial ia tidak saleh. Sebaliknya ada orang yang kebeagamaanya mewujud dalam perilaku sosial yang sangat saleh, sementara secara individu ia tidak menjalankan ritual ibadah secara memadai. posted by : Mubarok institute
PSIKOLOGI AGAMA
Manusia adalah makhluk yang berfikir dan merasa serta berkehendak dimana perilakunya mencerminkan apa yang difikir, yang dirasa dan yang dikehendakinya. Manusia juga makhluk yang bisa menjadi subyek dan obyek sekaligus, disamping ia dapat menghayati perasaan keagamaan dirinya, ia juga dapat meneliti keberagamaan orang lain. Tetapi apa makna agama secara psikologis pasti berbeda-beda, karena agama menimbulkan makna yang berbeda-beda pada setiap orang. Bagi sebagian orang, agama adalah ritual ibadah, seperti salat dan puasa, bagi yang lain agama adalah pengabdian kepada sesama manusia bahkan sesama makhluk, bagi yang lain lagi agama adalah akhlak atau perilaku baik, bagi yang lain lagi agama adalah pengorbanan untuk suatu keyakinan, berlatih mati sebelum mati, atau mencari mati (istisyhad) demi keyakinan. Di sini kita berhadapan dengan persoalan yang pelik dan rumit, yaitu bagaimana menerangkan agama dengan pendekatan ilmu pengetahuan, karena wilayah ilmu berbeda dengan wilayah agama. Jangankan ilmu, akal saja tidak sanggup mengadili agama. Para ulama sekalipun, meski mereka meyakini kebenaran yang dianut tetapi tetap tidak berani mengklaim kebenaran yang dianutnya, oleh karena tu mereka selalu menutup pendapatnya dengan kalimat wallohu a`lamu bissawab, bahwa hanya Allahlah yang lebih tahu mana yang benar. Agama berhubungan dengan Tuhan, ilmu berhubungan dengan alam, agama membersihkan hati, ilmu mencerdaskan otak, agama diterima dengan iman, ilmu diterima dengan logika.
Meski demikian, dalam sejarah manusia, ilmu dan agama selalu tarik menarik dan berinteraksi satu sama lain. Terkadang antara keduanya akur, bekerjasama atau sama-sama kerja, terkadang saling menyerang dan menghakimi sebagai sesat, agama memandang ilmu sebagai sesat, sebaliknya ilmu memandang perilaku keagamaan sebagai kedunguan. Belakangan fenomena menunjukkan bahwa kepongahan ilmu tumbang di depan keagungan spiritualitas, sehinga bukan saja tidak bertengkar tetapi antara keduanya terjadi perkawinan, seperti yang disebut oleh seorang tokoh psikologi tranpersonal, Ken Wilber; Pernikahan antara Tubuh dan Roh, The Marriage of Sence and Soul.(Ken Wilber, The Marriage of Sence and Soul, Boston, Shambala,2000). Bagi orang beragama, agama menyentuh bagian yang terdalam dari dirinya, dan psikologi membantu dalam penghayatan agamanya dan membantu memahami penghayatan orang lain atas agama yang dianutnya. Secara lahir agama menampakkan diri dalam bermacam-macam realitas; dari sekedar moralitas atau ajaran akhlak hingga ideologi gerakan, dari ekpressi spiritual yang sangat individu hingga tindakan kekerasan massal, dari ritus-ritus ibadah dan kata-kata hikmah yang menyejukkan hati hingga agitasi dan teriakan jargon-jargon agama (misalnya takbir) yang membakar massa. Inilah kesulitan memahami agama secara ilmah, oleh karena itu hampir tidak ada definisi agama yang mencakup semua realitas agama. Sebagian besar definisi agama tidak komprehensip dan hanya memuaskan pembuatnya. Sangat menarik bahwa Nabi Muhammad sendiri mengatakan bahwa, kemulian seorang mukmin itu diukur dari agamanya, kehormatannya diukur dari akalnya dan martabatnya diukur dari akhlaknya (karamul mumini dinuhu, wa muruatuhu `aqluhu wa hasabuhu khuluquhu) (HR. Ibn Hibban). Ketika nabi ditanya tentang amal yang paling utama, hingga lima kali nabi tetap menjawab husn al khuluq, yakni akhlak yang baik, dan nabi menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan akhlak yang baik adalah sekuat mungkin jangan marah, ( an la taghdlaba in istatha`ta). ( at Tarhib jilid III, h. 405-406). Jadi pengertian agama itu sangat kompleks. Psikologi agama mencoba menguak bagaimana agama mempengaruhi perilaku manusia, tetapi keberagamaan seseorang juga memiliki keragaman corak yang diwarnai oleh berbagai cara berfikir dan cara merasanya. Seberapa besar Psikologi mampu menguak keberagamaan seseorang sangat bergantung kepada paradigma psikologi itu sendiri. Bagi Freud (mazhab Psikoanalisa) keberagamaan merupakan bentuk ganguan kejiwaan, bagi mazhab Behaviorisme, perilaku keberagamaan tak lebih sekedar perilaku karena manusia tidak memiliki jiwa. Mazhab Kognitip sudah mulai menghargai kemanusiaan, dan mazhab Humanisme sudah memandang manusia sebagai makhluk yang mengerti akan makna hidup yang dengan itu menjadi dekat dengan pandangan agama. Dibutuhkan paradigma baru atau mazhab baru Psikologi untuk bisa memahami keberagamaan manusia. Psikologi Barat yang diassumsikan mempelajari perilaku berdasar hukum-hukum dan pengalaman kejiwaan universal ternyata memiliki bias culture, oleh karena itu teori psikologi Barat lebih tepat untuk menguak keberagamaan orang yang hidup dalam kultur Barat. Psikologi Barat begitu sulit menganalisis fenomena Revolusi Iran yang dipimpin Khumaini karena keberagamaan yang khas Syiah tidak tercover oleh Psikologi Barat, sebagaimana juga sekarang tidak bisa membedah apa makna senyum Amrozi ketika di vonis hukuman mati. Keberagamaan seseorang harus diteliti dengan the Indigenous Psychology, yakni psikologi yang berbasis kultur masyarakat yang diteliti. Untuk meneliti keberagamaan orang Islam juga hanya mungkin jika menggunakan paradigma The Islamic Indigenous Psychology. Psikologi sebagai ilmu baru lahir pada abad 18 Masehi meski akarnya menhunjam jauh ke zaman
purba. Dalam sejarah keilmuan Islam, kajian tentang jiwa tidak seperti psikologi yang menekankan pada perilaku, tetapi jiwa dibahas dalam kontek hubungan manusia dengan Tuhan, oleh karena itu yang muncul bukan Ilmu Jiwa (`ilm an nafs), tetapi ilmu Akhlak dan Tasauf. Meneliti keberagamaan seorang muslim dengan pendekatan psikosufistik akan lebih mendekati realitas keberagamaan kaum muslimin dibanding dengan paradigma Psikologi Barat. Term-term Qalb, `aql, bashirah (nurani), syahwat dan hawa (hawa nafsu)yang ada dalam al Quran akan lebih memudahkan menangkap realitas keberagamaan seorang muslim. Kesulitan memahami realitas agama itu direspond The Encyclopedia of Philosophy yang mendaftar komponen-komponen agama. Menurut Encyclopedia itu, agama mempunyai ciri-ciri khas (characteristic features of religion) sebagai berikut : 1. Kepercayaan kepada wujud supranatural (Tuhan) 2. Pembedaan antara yang sakral dan yang profan. 3. Tindakan ritual yang berpusat pada obyek sakral 4. Tuntunan moral yang diyakini ditetapkan oleh Tuhan 5. Perasaan yang khas agama (takjub, misteri, harap, cemas, merasa berdosa, memuja) yang cenderung muncul di tempat sakral atau diwaktu menjalankan ritual, dan kesemuanya itu dihubungkan dengan gagasan Ketuhanan. 6. Sembahyang atau doa dan bentuk-bentuk komunikasi lainnya dengan Tuhan 7. Konsep hidup di dunia dan apa yang harus dilakukan dihubungkan dengan Tuhan 8. Kelompok sosial seagama, seiman atau seaspirasi. Urgensi pendekatan Indigenous Psychology bukan saja karena agama itu sangat beragam, bahkan satu agamapun, Islam misalnya memiliki keragaman keberagamaan yang sangat kompleks. Orang beragama ada yang sangat rational, ada yang tradisional, ada yang fundamentalis dan ada yang irational. Keberagamaan orang beragama juga ada yang konsisten antara keberagamaan individual dengan keberagamaan sosialnya, tetapi ada yang secara individu ia sangat saleh, ahli ibadah, tetapi secara sosial ia tidak saleh. Sebaliknya ada orang yang kebeagamaanya mewujud dalam perilaku sosial yang sangat saleh, sementara secara individu ia tidak menjalankan ritual ibadah secara memadai. posted by : Mubarok institute
PSIKOPOLITIK ZIKIR
Dari segi bahasa, zikir mempunyai dua arti; menyebut dan mengingat. Ada orang yang mulutnya menyebut nama Tuhan tetapi hatinya justeru tidak mengingat Nya,malah mengingat syaitan dan maksiat, sebaliknya ada orang yang selalu ingat Tuhan meski tak terdengan sebutan nama Tuhan dari mulutnya. Pada tradisi tarekat tasauf dikenal ada zikir jahr dan ada zikir sirr. Zikir Jahr adalah menyebut nama Tuhan atau kalimah thayyibah (takbir, tahmid, tasbih dan salawat Nabi) dengan mengeraskan suara. Biasanya zikir jahr dilakukan bersama=sama, di masjid atau di tempat khusus (zawiyah) dipimpin seorang mursyid. Sekarang acara zikir jahr marak dilakukan oleh masyarakat, dipimpin antara lain oleh Arifin Ilham, Ustad haryono dan lain-lainnya. Ada lagi yang disebut istighotsah, artinya mohon pertolongan, isinya membaca doa mohon sesuatu secara ramai-ramai (demontrasi doa) di tempat terbuka. Jika pada acara tahlilan, zikir lebih merupakan tradisi, pada kelompok tarekat, zikir merupakan suluk atau metode mendekatkan diri kepada Tuhan. Bagi pengamal tarekat, membaca zikir dalam majlis zikir merupakan hiburan dan kenikmatan spirituil, baik ketika sedang membaca maupun sepulang dari berzikir. Pembacaan zikir yang dilakukan secara reguler yang disiplin dan tertib (disebut wirid) akan mengembangkan
rasa tertentu yang dapat disebut sebagai religiusitas. Ekpressi ahli zikir itu pada umumnya tenang dalam menghadapi berbagai persoalan, wajahnya berseri-seri meski kepada musuh sekalipun dan fleksibel dalam mencari problem solving. Zikirnya penganut tarekat pada umumnya lebih afektip disbanding kognitip, oleh karena itu mereka pada umumnya enggan menerangkan bagaimana anatomi kenikmatan zikir, bahkan ketika zikir dikatakan sebagai bid`ah atau sesat. Mereka cukup mengatakan cobalah ikut, nanti anda akan dapat merasakan sendiri. Adapun zikir sirr adlah zikir yang tidak diucapkan dengan mulut tetapi lebih di dalam hati. Bagi yang sudah mencapai tingkat ini, setiap kali melihat fenomena alam yang terbayang adalah sang pencipta(Tuhan) bukan bendanya, seperti orang yang melihat lukisan indah, ia tidak terpaku pada lukisannya tetapi terkagum-kagum kepada sang pelukis, dan yang dibayangkan adalah jiwa besar kesenimanan sang pelukis. Jika pengamal zikir jahr mudah dikenali orang karena agenda kegiatannya, juga penampilannya, orang yang sudah mencapai zikir sirr pada umumnya tidak mudah dikenali, karena memang tidak pernah menunjukkan jati dirinya. Secara lahir ia seperti orang biasa lainnya, tetapi dibalik kebiasaan penampilan sesungguhnya ada kekuatan religiusitas yang sangat dalam atau tinggi. Di tengah keramaian hiruk pikuk manusia, ia selalu berduaan dengan Sang Pencipta, di tengah kesepian alam dia justeru merasa ramai karena bercanda dengan Tuhannya, ia selalu tersenyum dalam kesendirian, selalu ramai dalam kesepian. Zikir Perspektip Politik Sesungguhnya logika zikir jahr sama dengan logika politik, yaitu berlindung kepada pihak yang kuat, karena takut hambatan. Sebagai contoh, jika pada musim kampanye dimana di jalan raya dipenuhi oleh massa kontestan PDIP sementara anda akan melewati jalan itu dengan mobil anda, maka anda harus berzikir dengan terus menerus berteriak; Hidup PDIP, Hidup Megawati, ditambah lagi mobil anda ditempeli gambar bu Mega dan lambing banteng, insya Alloh anda dapat melewati kerumunan massa itu dengan selamat. Dalam perjalanan selanjutnya anda ketemu massa kampanye PKB, maka anda harus ganti teks zikirnya, Hidup Gus Dur, Hidup Muhaimin, hidup PKB, dan tambahilah baca selawat Badar, Insya Alloh anda juga dapat lewat dengan aman. Selanjutnya anda ketemu massa kampanye Partai Demokrat, ganti zikirnya ; hidup Demokrat, hidup SBY,.lancar daah perjalanan anda. Sekali-kali jangan salah sebut dan jangan salah nempel gambar, bisa runyam. Nah, dalam perjalanan hidup dari kecil hingga mati, dipelosok manapun kita berada, penguasa yang sesungguhnya adalah Alloh swt. Jika anda selalu menyebut Penguasa Yang sebenarnya (Alloh swt) insya Allah anda dalam perlindungan Nya. Bagi penganut zikir, jika ia harus pergi padahal ia harus melewati tempat yang penuh dengan bahaya binatang buas misalnya- maka ia tetap pergi dengan berlindung membawa nama besar sang Penguasa, dengan percaya diri ia berjalan sambil membaca zikir Bismillahi la yadlurru ma`a ismihi syaiun fi al ardli wala fi as sama`i wahuwassami`u al `alim. Artinya ; Dengan nama Alloh dimana dengan menyebut nama Nya, maka tidak ada sesuatupun di muka bumi maupun di langit yang dapat membahayakan, dan Dia Maha Mendengar lagi maha mengetahui. Binatang buas yang dijumpai akan menyingkir dengan sendirinya karena ia dilengkapi dengan rekomendasi sang Pencipta. Takbir Anarkis Kalimat takbir Allohu Akbar (Alloh Maha Besar) adalah kalimat sacral, biasanya diucapkna ketika secara psikologi orang sangat senang karena merasa ditolong Tuhan, atau dalam keadaan takut dimana tidak ada yang dapat dimintai tolong kecuali Tuhan. Orang yang teraniaya begitu
lama, tiba-tiba dimenangkan oleh pengadilan, maka ia langsung takbir dan bahkan sujud. Begitupun orang yang berada didepan regu tembak seperti Amrozi nanti, dia tidak lagi bisa berkata apa-apa selain takbir. Banyak orang ketika demontrasi untuk urusan yang tidak jelas, pilkada, atau protes BBM atau protes APP, ketika berhadapan dengan polisi sedikit-sedikit takbir. Nah takbir seperti itu sebenarnya takbir anarkis, karena menempatkan takbir pada hal yang hanya bernilai syahwat politik. Wallohu a`lam bissawab. posted by : Mubarok institute
PSIKOLOGI POLIGAMI
Poligami sesungguhnya merupakan fitrah hidup, artinya dibenci dan dimusuhi seperti apapun praktek poligami selalu ada. Pada masayarakat Barat yang melarang poligami secara hokum, maka prakteknya banyak suami punya wanita selingkuhan. Jika ada kelompok wanita yang memiliki seterotip kepada laki-laki dengan mengatakan dasar laki-laki nggak boleh lihat jidat licin, maka perlu diketahui bahwa semua isteri muda adalah perempuan juga. Artinya pada sebagian perempuan, poligami merupakan jalan keluar, apaboleh buat menjadi isteri kedua daripada tidak.Dalam hidup tidak semua yang kita terima itu yang kita inginkan. Inginnya menjadi isteri satu-satunya, eh malah jadi isteri ketiga. Agama Islam menempatkan poligami sebagai pintu darurat, bukan pintu yang selalu terbuka, maknanya ada memang lelaki tertentu yang memiliki potensi lebih, yang tidak cukup dengan satu isteri, atau ada kasus, yang mengantar poligami menjadi solusi, misalnya isterinya mandul. Islam menyalurkan fitrah manusia dengan aturan dan etika. Etika bagi laki-laki yang apa boleh buat menjalani poligami, ia harus berlaku adil terhadap isteri-isterinya meski adil itu sangat berat. Ada orang yang berpoligami secara jujur dan terbuka, ada yang sembunyi-sembunyi, ada yang berpoligami sekedar menuruti syahwat seksual tanpa tanggungjawab. Berikut ini kasus rumah tangga yang menjurus pada poligami, tetapi akhirnya si lekaki mengurungkan niatnya karena sadar akan tanggungjawab. Waktu itu saya sebagai konselor keluarga, dan dia datang kepada saya sebagai klient. Kasus ini saya rekam dan saya muat di buku saya Konseling Agama Teori dan Kasus. Silahkan dibaca: Seorang pegawai perusahaan swasta bermaksud poligami. Ia seorang sarjana ekonomi yang baru akrab dengan agama setelah bergaul dengan rekan sekerja yang kebanyakan taat beragama dan agak "fundamentalis". Lingkungan pergaulannya adalah masyarakat professional, tetapi mereka mempunyai corak keberagamaan yang cukup kental, dengan menonjolkan simbol-simbol tertentu, seperti salat awal waktu, memelihara jenggot dan juga poligami. Di lingkungan grup pengajiannya, poligami dipandang sebagai sunah Nabi yang dianjurkan, sehingga dia dengan semangat mengikuti sunnah Nabi juga bermaksud nikah lagi. Isterinya berasal dari lingkungan masyarakat pesantren, yang juga taat beragama, tetapi simbol-simbol keberagamaannya berbeda dengan lingkungan pengajian suaminya. Isterinya lebih respek kepada kyai di pesantrennya dibanding guru ngaji suaminya yang Insinyur. Dalam hal rencana nikah lagi, terjadi peselisihan hebat antara suami isteri itu, dan menariknya masing-masing berdalil dengan agama. Suami menganggap rencana nikah lagi itu sebagai perwujudan dari mengikuti sunnah Rasul, sementara isteri memandangnya sebagai akal bulus, yakni menjadikan agama sebagai kedok untuk mencari kepuasan syahwat. Karena keduanya memang orang yang patuh kepada agama, maka pertentangan pendapat suami isteri itu disepakati untuk mencari pembenarannya. Suami memanggil guru ngajinya untuk menasehati isterinya agar patuh kepada suami, sementara isterinya mengajak suaminya silaturrahmi kepada
gurunya di pesantren, sekaligus untuk meminta nasehatnya tentang rencana nikah lagi itu. Sang isteri pergi dengan semangat karena yakin pasti pak kyai, gurunya di pesantren itu pasti ada di pihaknya, dan sang suami juga semangat, karena yakin bahwa pak kyai itu lebih mengerti tentang keharusan mengikuti sunnah Rasul, apa lagi pak kyai juga berpoligami. Anatomi masalah Sebenarnya, sang isteri tidak bersedia dimadu, lebih didorong oleh perasaanya sebagai wanita. Ia tidak begitu antipati terhadap poligami, karena ia sendiri adalah puteri dari isteri muda seorang kyai, dan ia merasa OK-OK saja berhubungan dengan saudara-saudara tiri dan bahkan ibu tirinya. Akan tetapi dalam hal rencana nikah lagi suaminya, disamping secara naluriah ia tidak bisa menerima, ia juga tidak percaya terhadap otoritas guru ngaji suaminya yang selalu menekankan kewajiban seorang isteri harus patuh kepada suami. Di mata sang isteri guru suaminya itu bukan orang 'alim, sebagaimana juga suaminya, meskipun mereka itu sarjana dan professional, tetapi bukan dalam bidang agama. Sementara itu, sang suami yang baru kenal agama setelah berada di lingkungan kerja baru itu merasa bahwa poligami itu mengandung nilai keutamaan agama. Ia bermaksud nikah lagi dengan semangat ibadah, dan sudah barang tentu ada juga motif kepada pengalaman baru hubungan seksual, tetapi ia sama sekali tidak mau terima jika dituduh isterinya bahwa rencana nikah lagi itu hanya akal bulus saja untuk mencari kepuasan seksual. Ia bahkan tidak pacaran dengan calon isteri keduanya itu, karena calon isterinya itu adalah orang yang dikenalkan oleh guru ngajinya. Oleh karena itu ia tanpa ragu sedikitpun untuk memenuhi permintaan isterinya silaturrahmi kepada pak kyai di pesantren. Pasangan suami isteri itu kemudian mendatangi penulis, dan meminta penulis untuk mengantar mendampingi mereka ke desa di mana kyai itu memimpin pesantrennya. Solusi yang ditawarkan. Ketika tiba menghadap pak kyai, setelah basa-basi seperlunya, mereka mengemukakan masalahnya. Suami mengetengahkan maksudnya dan mohon nasehatnya, dan isteri mengemukakan keberatan dan mohon bantuan agar menasehati suaminya. Pak kyai yang 'alim ini nampaknya sangat bijak dalam menasehati mereka berdua. Pak kyai bilang, poligami itukan ajaran Islam, ada dalam al Qur'an lagi. Ayahmu kan juga isterinya dua, kata pak kyai kepada tamu wanitanya, nah, seorang muslim jika memang mampu, agama sudah barang tentu membolehkan, asal jujur. Maka nasehatku kepada anda, coba kau tanyakan kepada hati nuranimu, istafti qalbak. Nanti jika nuranimu, bukan syahwatmu sudah menjawab, ya itu artinya nasehat agama. Mendengar nasehat pak kyai itu, sang suami berseri-seri wajahnya, sementara isterinya diam agak masam muka. Tetapi menjelang tamunya pamitan, pak kyai berkata: Memang ada tiga orang yang bisa berpoligami. Mendengar kata-kata pak kyai itu, baik sang suami maupun sang isteri nampak sangat antausias ingin mendengar lanjutannya. Pertama, penguasa, penguasa politik atau penguasa harta, atau penguasa apa saja, karena kekuasaannya, maka ia bisa mengelola dan mengatur isteri-isterinya. Kedua, Orang berilmu, termasuk Ulama, karena ilmu yang dalam maka ia mampu mengatasi problem yang timbul dari kehidupan berpoligami. Yang ketiga, Orang mbelosondo atau orang ngawur, dan dengan ngawurnya ia bisa saja mempunyai isteri dua, tiga atau empat sekalian. Sekarang tanyakan kepada hati nuranimu, sampeyan termasuk yang mana. Nasehat pak kyai yang cespleng itu nampaknya benar-benar mengena. Sepanjang pulang ke rumah dan bahkan sampai berhari-hari di rumah, laki-laki itu merenung bekerja keras bertanya kepada hati nuraninya, apakah ia termasuk orang pertama, kedua atau ketiga. Pada akhirnya ia
tidak berani meneruskan rencananya, karena secara sadar nuraninya mengatakan bahwa ia tidak termasuk nomor satu dan bukan pula nomor dua. Untuk menjadi nomor tiga, ahhh...... no way katanya. posted by : Mubarok institute
4. Bahwa bersikukuh dengan pandangan yang diyakini seraya menutup diri dari pandangan lain (yang justeru mungkin lebih benar) adalah perbuatan sesat, yang dalam al Qur'an disebut sebagai mengikuti hawa nafsu, yakni kecenderungan memenuhi dorongan keinginan untuk kesenangan jangka pendek, bukan untuk mencari kebenaran (yang pada mulanya mungkin terasa pahit). artinya: Katakanlah; Hai ahli Kitab, janganlah kamu berlebih lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammmad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan manusia, dan mereka tersesat dari jalan yang lurus. (al Maidah, 77) Pada akhirnya orang yang secara membabi buta membela sesuatu tanpa melihat duduk soal dan benar salahnya masalah yang dibela akan terjerumus pada perbuatan konyol dan sia-sia, meskipun boleh jadi apa yang dilakukanya itu didorong oleh rasa cintanya yang mendalam terhadap sesuatu yang dibela itu. Imam Gazali dalam Ihya Ulumuddin membagi cinta kepada empat kualitas: (a). Cinta diri. Pencinta ini melihat segala sesuatu hanya dengan satu ukuran atau satu kaca mata, yaitu dari kepuasan diri sendiri. (b). Cinta kepada orang lain sepanjang orang lain memberi keuntungan kepadanya. Cinta kelas ini seperti cintanya pedagang kepada pembeli, cinta transaksional. (c). Cinta kepada orang baik, meskipun yang dicintainya itu tidak memberikan apapun kepadanya., seperti cinta kepada Nabi, ulama dan pemimpin (d). Cinta kepada kebaikan sich, terlepas dari siapa pemilik kebaikan itu. Dalam perspektip ini, maka sikap fanatik mudah timbul pada orang dengan kategori pertama. Dari cinta diri (narcisme) dapat berkembang menjadi cinta kelompok in group dan selanjutnya bisa menjelma menjadi fanatik etnik. Sebaliknya cinta dalam kategori ke tiga dan ke empat akan mengantarkan orang pada cinta kepada manusia dan cinta kepada Tuhan. Nabi mengingatkan bahwa barang siapa yang mati karena membela sesuatu secara fanatik buta (mata `ala `asabiyyah) maka ia masuk neraka. Termasuk ke dalam kelompok ini barangkali adalah orang yang berani mati hanya untuk partai dan bentrokan kampanye pemilihan umum, atau pilkada padahal mereka sendiri tidak tahu apa hakikat yang dibela. posted by : Mubarok institute
PSIKOLOGI FANATIK
Belakangan ini gejala maraknya fanatisme buta sedang melanda dunia, terutama tumbuh subur di kalangan orang muda. Bentuk-bentuk fanatisme buta ini sudah mengarah kepada perilaku yang membahayakan sehingga perlu dikaji secara seksama, menyangkut karakteristiknya, sebab-sebab timbulnya dan bagaimana upaya meredam dan menghindari bahayanya. 1.Pengertian Fanatik Fanatik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu, yang positif atau yang negatip, pandangan mana tidak memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara mendalam sehingga susah diluruskan atau diubah. (A Favourable or unfavourable belief or judjment, made without adequate evidence and not easily alterable by the presentation of contrary evidence) 23.
Fanatisme biasanya tidak rationil, oleh karena itu argumen rationilpun susah digunakan untuk meluruskannya. Fanatisme dapat disebut sebagai orientasi dan sentimen yang mempengaruhi seseorang dalam; (a) berbuat sesuatu, menempuh sesuatu atau memberi sesuatu, (b) dalam berfikir dan memutuskan, (c) dalam mempersepsi dan memahami sesuatu, dan (d) dalam merasa. Secara psikologis, seseorang yang fanatik biasanya tidak mampu memahami apa-apa yang ada di luar dirinya, tidak faham terhadap masalah orang atau kelompok lain, tidak mengerti faham atau filsafat selain yang mereka yakini. Tanda-tanda yang jelas dari sifat fanatik adalah ketidak mampuan memahami karakteristik individual orang lain yang berada diluar kelompoknya, benar atau salah. Secara garis besar fanatisme mengambil bentuk; (a) fanatik warna kulit, (b) fanatik etnik/kesukuan, dan (c) fanatik klas sosial. Fanatik Agama sebenarnya bukan bersumber dari agama itu sendiri, tetapi biasanya merupakan kepanjangan dari fanatik etnik atau klas sosial. Pada hakikatnya, fanatisme merupakan usaha perlawanan kepada kelompok dominan dari kelompok-kelompok minoritas yang pada umumnya tertindas. Minoritas bisa dalam arti jumlah manusia (kuantitas), bisa juga dalam arti minoritas peran (Kualitas). Di negara besar semacam Amerika misalnya juga masih terdapat kelompok fanatik seperti: 1). Fanatisme kulit hitam (negro) 2). Fanatisme anti Yahudi 3). Fanatisme pemuda kelahiran Amerika melawan imigran 4). Fanatisme kelompok agama melawan kelompok agama lain. 2.Analisis Terhadap Fanatisme Fanatisme dapat dijumpai di setiap lapisan masyarakat, di negri maju, maupun di negeri terbelakang, pada kelompok intelektual maupun pada kelompak awam, pada masyarakat beragama maupun pada masyarakat atheis. Pertanyaan yang muncul ialah apakah fanatisme itu merupakan sifat bawaan manusia atau karena direkayasa? 1. Sebagian ahli ilmu jiwa 24) mengatakan bahwa sikap fanatik itu merupakan sifat natural (fitrah) manusia, dengan alasan bahwa pada lapisan masyarakat manusia di manapun dapat dijumpai individu atau kelompok yang memilki sikap fanatik. Dikatakan bahwa fanatisme itu merupakan konsekwensi logis dari kemajemukan sosial atau heteroginitas dunia, karena sikap fanatik tak mungkin timbul tanpa didahului perjumpaan dua kelompok sosial. Dalam kemajemukan itu manusia menemukan kenyataan ada orang yang segolongan dan ada yang berada di luar golongannya. Kemajemukan itu kemudian melahirkan pengelompokan "in group" dan "out group". Fanatisme dalam persepsi ini dipandang sebagai bentuk solidaritas terhadap orang-orang yang sefaham, dan tidak menyukai kepada orang yang berbeda faham. Ketidak sukaan itu tidak berdasar argumen logis, tetapi sekedar tidak suka kepada apa yang tidak disukai (dislike of the unlike). Sikap fanatik itu menyerupai bias dimana seseorang tidak dapat lagi melihat masalah secara jernih dan logis, disebabkan karena adanya kerusakan dalam sistem persepsi (distorsion of cognition). Jika ditelusuri akar permasalahannya, fanatik - dalam arti cinta buta kepada yang disukai dan antipati kepada yang tidak disukai - dapat dihubungkan dengan perasaan cinta diri yang
berlebihan (narcisisme), yakni bermula dari kagum diri, kemudian membanggakan kelebihan yang ada pada dirinya atau kelompoknya, dan selanjutnya pada tingkatan tertentu dapat berkembang menjadi rasa tidak suka , kemudian menjadi benci kepada orang lain, atau orang yang berbeda dengan mereka. Sifat ini merupakan perwujudan dari egoisme yang sempit. 2. Pendapat kedua mengatakan bahwa fanatisme bukan fitrah manusia, tetapi merupakan hal yang dapat direkayasa. Alasan dari pendapat ini ialah bahwa anak-anak, dimanapun dapat bergaul akrab dengan sesama anak-anak, tanpa membedakan warna kulit ataupun agama. Anakanak dari berbagai jenis bangsa dapat bergaul akrab secara alami sebelum ditanamkan suatu pandangan oleh orang tuanya atau masyarakatnya. Seandainya fanatik itu merupakan bawaan manusia, pasti secara serempak dapat dijumpai gejala fanatik di sembarang tempat dan disembarang waktu. Nyatanya fanatisme itu muncul secara berserakan dan berbeda-beda sebabnya. 25) 3. Teori lain menyebutkan bahwa fanatisme berakar dari tabiat agressi seperti yang dimaksud oleh Sigmund Freud ketika ia menyebut instink Eros (ingin tetap hidup) dan instink Tanatos (siap mati). 26) 4. Ada teori lain yang lebih masuk akal yaitu bahwa fanatisme itu berakar pada pengalaman hidup secara aktual. Pengalaman kegagalan dan frustrasi terutama pada masa kanak-kanak dapat menumbuhkan tingkat emosi yang menyerupai dendam dan agressi kepada kesuksesan, dan kesuksesan itu kemudian dipersonifikasi menjadi orang lain yang sukses. Seseorang yang selalu gagal terkadang merasa tidak disukai oleh orang lain yang sukses. Perasaan itu kemudian berkembang menjadi merasa terancam oleh orang sukses yang akan menghancurkan dirinya. Munculnya kelompok ultra ekstrim dalam suatu masyarakat biasanya berawal dari terpinggirkannya peran sekelompok orang dalam sistem sosial (ekonomi dan politik) masyarakat dimana orang-orang itu tinggal. Di Indonesia, ketika kelompok Islam dipinggirkan secara politik pada zaman Orde Baru terutama pada masa kelompok elit Kristen Katolik (Beni Murdani, Sudomo, Radius Prawiro, Andrianus Moy, Sumarlin, Hutahuruk, Jendral Pangabean) 27) secara efektif mengontrol pembangunan Indonesia, maka banyak kelompok Islam merasa terancam, dan mereka menjadi fanatik. Ketika menjelang akhir Orde Baru di mana kelompok Kristen Katolik mulai tersingkir sehingga kabinet dan parlemen disebut ijo royo-royo (banyak orang Islamnya), giliran orang Kristen yang merasa terancam, dan kemudian menjadi ekstrim, agressip dan destruktif seperti yang terjadi di Kupang dan Ambon , Poso, juga Kalteng (juga secara tersembunyi di Jakarta). Jalan fikiran orang fanatik itu bermula dari perasaan bahwa orang lain tidak menyukai dirinya, dan bahkan mengancam eksistensi dirinya. Perasaan ini berkembang sedemikian rupa sehinga ia menjadi frustrasi. Frustrasi menumbuhkan rasa takut dan tidak percaya kepada orang lain. Selanjutnya perasaan itu berkembang menjadi rasa benci kepada orang lain. Sebagai orang yang merasa terancam maka secara psikologis ia terdorong untuk membela diri dari ancaman, dan dengan prinsip lebih baik menyerang lebih dahulu daripada diserang, maka orang itu menjadi agressif. 28) Teori ini dapat digunakan untuk menganalisa perilaku agressip (1) orang Palestina yang merasa terancam oleh orang Yahudi Israel, agressip kepada warga dan tentara Israel, dan (2) perilaku orang Yahudi yang merasa terkepung oleh negara-negara Arab agressip kepada orang Palestina. Teori ini juga dapat digunakan untuk menganalisa (3) perilaku ektrim kelompok sempalan Islam di Indonesia pada masa orde baru (yang merasa ditekan oleh sistem politik yang didominasi oleh oknum-oknum anti Islam), agressip kepada Pemerintah. Dari empat teori tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengurai perilaku fanatik
seseorang/sekelompok orang, tidak cukup dengan menggunakan satu teori, karena fanatik bisa disebabkan oleh banyak faktor, bukan oleh satu faktor saja. Munculnya perilaku fanatik pada seseorang atau sekelompok orang di suatu tempat atau di suatu masa. boleh jadi (a) merupakan akibat lagis dari sistem budaya lokal, tetapi boleh jadi (b) merupakan perwujudan dari motif pemenuhan diri kebutuhan kejiwaan individu/sosial yang terlalu lama tidak terpenuhi. 3.Cara Mengobati Perilaku Fanatik Karena perilaku fanatik mempunyai akar yang berbeda-beda, maka cara penyembuhannya juga berbeda-beda. (1).Pengobatan yang sifatnya sekedar mengurangi atau mereduksi sikap fanatik harus menyentuh masalah yang menjadi sebab munculnya perilaku fanatik. (2).Jika perilaku fanatik itu disebabkan oleh banyak faktor maka dalam waktu yang sama berbagai cara harus dilakukan secara serempak (simultan) . Perilaku fanatik yang disebabkan oleh masalah ketimpangan ekonomi, pengobatannya harus menyentuh masalah ekonomi, dan perilaku fanatik yang disebabkan oleh perasaan tertekan, terpojok dan terancam, maka pengobatannya juga dengan menghilangkan sebab-sebab timbulnya perasaan itu. Pada akhirnya, pelaksanaan hukum dan kebijaksanaan ekonomi yang memenuhi tuntutan rasa keadilan masyarakat secara alamiah akan melunturkan sikap fanatik pada mereka yang selama ini merasa teraniaya dan terancam. 4.Klien dan Konselor Perilaku Fanatik Pada umumnya orang yang memiliki pandangan fanatik merasa tidak membutuhkan nasehat dari orang lain selain sesama (in group) mereka. Oleh karena itu konselorlah yang harus aktif berusaha mendekati klien. Yang dapat dilakukan oleh seorang konselor terhadap klien fanatik antara lain : 1).Mengajak berfikir rationil. Pada umumnya orang fanatik tidak rationil dalam memandang masalah yang diyakininya benar. Jika ia dapat kembali berfikir rationil dalam bidang yang diyakini itu maka secara otomatis sikap fanatiknya akan mencair. 2). Menunjukkan contoh-contoh yang pernah terjadi akibat dari perilaku fanatik. Pada umumnya perilaku fanatik berakhir dengan kekacauan, kegagalan atau bahkan penjara. Orang yang telah sadar dari kekeliruannya berpandangan fanatik biasanya kemudian mentertawakan diri sendiri atas kepicikannya di masa lalu. Sedangkan konselor perilaku fanatik disamping harus memiliki wawasan konseling, secara khusus ia harus memiliki pengalaman yang luas sehingga ia tidak menggurui tetapi menggelitik cara berfikir klien yang tidak rationil itu. posted by : Mubarok institute
(penjelasan). Disamping itu hadis Nabi banyak menyebut keutamaan dan khasiat membaca surat atau ayat tertentu. Oleh karena itu tidak aneh jika muncul persepsi orang Islam yang menempatkan ayat al Quran bagaikan mantra. Hadis tentang khasiat ayat Kursi misalnya menyebutkan, : Jika ayat Kursi dibaca di rumah, maka syaitan terhalang tiga hari dan tukang sihir terhalang 40 hari tidak bisa masuk ke dalamnya. Hadis lain menyebut bahwa barang siapa membaca ayat Kursi setiap habis salat fardu maka ia layak masuk sorga, dan hanya orang jujur dan ahli ibadah yang bisa melakukannya, barang siapa yang membacanya setiap akan tidur maka Allah memberikan rasa aman kepada dirinya dan kepada tetangga di sekelilingnya. Nabi sendiri pada waktu perang Badar selalu membaca ayat ini, terutama pada bagian ya Hayyu ya Qoyyum. Kandungan Makna Ayat Kursiy Terjemahan ayat Kursiy adalah sebagai berikut : Allah, tiada Tuhan selain Dia, yang Hidup dan terus menerus mengurus (makhluk Nya), tidak mengenal ngantuk, apalagi tidur, bagi Nya segala apa yang ada di langit dan di bumi, tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin Nya, Allah mengetahui apa-apa yang ada di hadapan mereka dan apa-apa yang ada di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apaapa dari ilmu Allah kecuali apa yang dikehendaki Nya, Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak repot mengurusi keduanya, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar. Dari ayat itu sekurangnya ada empat hal bisa didalami maknanya. (1) bahwa Allah itu hayyun dan qayyum, yakni hidup dan aktip mengurusi alam semesta (2) Allah memiliki dan menguasai langit dan bumi dengan segala isinya, (3) Allah mengetahui se detail-detailnya tentang apa dan siapa, dan (4) Manusia tidak dapat menggapai ilmu Allah kecuali sekedar yang dikehendaki oleh Nya. Diantara yang penting untuk difahami dari kandungan ayat Kursiy adalah batasan ilmu manusia dan kehendak Allah. Tentang Ilmu Manusia Manusia adalah makhluk yang berfikir, merasa dan berkehendak. Pengetahuan yang dimiliki manusia datang dari berbagai jalan, instink, indera, fikiran (logika) dan intuisi (ilham). Tingkat pengetahuan manusia sangat beragam, dari yang terendah hingga yang tertinggi. Tingkatan pengetahuan manusia yang tertinggi juga ada yang bersifat rational dan falsafi, dan ada yang bersifat intuitip, gaib atau suprarational. Meski demikian sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk yang terbatas, yang tidak sempurna, ilmu manusia juga terbatas, karena manusia tidak bisa menghindar dari distorsi-distorsi; instink, indera, pemikiran, maupun distorsi intuisi. Disamping problem distorsi, ilmu manusia dibatasi oleh ruang dan waktu. Apa yang telah lalu banyak yang luput dari pengamatan manusia, apa yang akan terjadi di masa depan, meski manusia bisa memprediksi dengan menggunakan hukum sunnatullah, atau dengan ramalan gaib tetapi ruang lingkupnya sangat terbatas. Apa yang akan terjadi di muka lebih banyak merupakan area kegelapan bagi ilmu manusia. Semakin banyak hal yang diketahui manusia, maka semakin tahu ia bahwa hal yang belum diketahui justeru lebih banyak lagi. Adapun ilmu Tuhan tak terbatasi oleh ruang dan waktu, oleh karena itu tidak ada satupun fenomena yang luput dari akses Tuhan, yang dulu, yang sedang terjadi ataupun yang akan datang, semuanya berada dalam ilmu Tuhan. Al Quran mengibaratkan, selembar daun yang jatuhpun (yang dulu jatuh, yang sedang jatuh, dan yang akan jatuh nanti) kesemuanya berada dalam akses Tuhan. Dalam Al Quran, disebutkan bahwa Tuhan mengetahui yang nampak dan yang tidak nampak (`alim al ghoibi wa as syahadah) dan senantiasa mengetahuinya (`allam al ghuyub). Tuhan menurunkan ilmu Nya kepada manusia melalui dua jalan, pertama melalui taqdir atau qadar dalam sunnatullah yang bisa dipelajari hukumnya oleh akal, kedua melalui ilham dan wahyu.
Kehendak Allah Kalimat al hayyu al qayyum mengandung arti bahwa Allah itu hidup dan selalu aktip mengurusi makhluknya, artinya Tuhan mempunyai kehendak dan tidak ada satupun persoalan yang terlewat atau terlupakan. Semua ciptaan Tuhan, baik yang bersifat fisik maupun yang bersifat makna didesain dengan tujuan dan maksud. Al Quran mengajarkan doa, Robbana ma kholaqta haza batila, ya Tuhan, tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia tanpa makna. Hal-hal yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan manusia, kesemuanya dimaksud positip, yakni menguji manusia keputusan apa yang akan diambil ketika mengalaminya, langkah positip atau negatip (liyabluwakum ayyukum ahsanu `amala). Secara teologis, krisis multi dimensi yang sedang kita alami juga tak lepas dari kehendak Allah mewujudkan taqdir sunnatullah Nya, dan menguji bangsa ini respond apa yang akan diambil. Dari Ilmu Kalam, lahir dua pandangan mensikapi kehendak Allah, yaitu faham Jabbariah (predestination) dan Qadariyah (free will). Yang pertama memandang bahwa kehendak Allah akan berjalan secara mutlak sehingga manusia tidak memiliki kekuasaan atas kehendaknya, manusia bagaikan wayang yang didalangi Tuhan. Faham kedua (qadariyah) memandang bahwa manusia memiliki kekuasaan untuk menentukan perbuatannya, meski harus mengikuti taqdir sunnatullah Nya. Yang pertama menekankan doa Kepada Tuhan, karena amal tidak menentukan, yang menentukan adalah keputusan Tuhan, orang masuk surga bukan karena amalnya tetapi karena rahmat Tuhan.. Yang kedua menekankan bekerja, karena keputusan Tuhan akan didasarkan pada sifat adil Nya, Tuhan tidak mungkin menyia-nyiakan orang yang beramal.. Dua faham ini melahirkan faham kompromi, yakni faham sunny, yang menekankan bahwa manusia wajib berikhtiar, tetapi taqdir sepenuhnya milik Allah. Wallohu a`1amu bis sawab. posted by : Mubarok institute
TERAPI AMANAH
Dalam Bahasa Arab, kalimat amanah dapat diartikan sebagai titipan, kewajiban, ketenangan, kepercayaan, kejujuran, dan kesetiaan. Dalam al Quran amanah disebut dalam beberapa konteks, pertama: sebagai tanggung jawab pengelolaan (Q/33:72), sebagai hutang atau janji yang harus ditunaikan (Q/2:283), sebagai tanggung jawab keadilan pemegang kekuasaan (Q/4:58), sebagai kesetiaan kepada tugas yang diemban (Q/8:27), sebagai karakter pribadi yang penuh kejujuran dan tanggungjawab (Q/23:8). Dalam hadis pernikahan, amanah disebut dalam kontek komitmen suci dalam kontrak perjanjian. Kata dasar amanah mempunyai pertalian dengan kata iman dan aman. Dari pengertian bahasa dan dari pemahaman tematik al Quran dan hadis, amanah dapat difahami sebagai sikap mental yang didalamnya terkandung unsur kepatuhan kepada hukum, tanggung jawab kepada tugas, kesetiaan kepada komitmen, keteguhan dalam memegang janji, kesucian dalam tekad dan kejujuran kepada diri sendiri. Sikap mental amanah harus berdiri diatas pondasi keimanan, dan dengan itu akan tumbuh rasa aman, baik bagi yang bersangkutan maupun bagi orang lain. Budaya amanah adalah perilaku yang bersendikan kepatuhan kepada moralitas agama, kepada moralitas hukum, tanggung jawab vertikal dan horizontal dan kejujuran kepada diri sendiri, serta kesadaran atas implikasi dari suatu keputusan. Kebudayaan adalah nilai-nilai, norma dan konsep yang dimiliki masyarakat, yang dijadikan sebagai acuan mereka dalam berkehidupan sehari-hari, menyangkut ekonomi, politik, sosial dan budaya dari suatu masyarakat. Kebudayaan ada yang dianut oleh entitas sosial yang sempit tetapi ada juga kebudayaan yang dianut oleh suatu bangsa dan ada yang dianut oleh masyarakat international. Sifat amanah harus ada dalam memori setiap warga, sehingga tak pernah terlintas fikiran buruk, fikiran menyimpang dari semestinya.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, etnik, bahasa dan budaya yang kemudian menyatukan diri dalam ikatan kebangsaan dengan tetap menghormati kebudayaan masingmasing, disebut Binneka Tunggal Ika. Dalam perjalanan sejarahnya, komitmen Binneka Tunggal Ika tidak selalu dihormati. Pada masa Orde Baru misalnya kecenderungan Pemerintah untuk menyeragamkan kebudayaan bangsa telah meruntuhkan fungsi keragaman budaya sebagai kekuatan persatuan. Akibatnya ketika orde baru tumbang, keragaman budaya yang semula menjadi pemersatu berubah menjadi ancaman disintegrasi. Ketika bangsa mengalami krisis kepemimpinan nasional, ketika infrastruktur kebudayaan yang konvensional tidak lagi efektif digunakan, ketika semua teori tidak lagi relefan untuk menganalisis persoalan, ketika kebuntuan melanda hampir seluruh saluran pemecahan masalah, diperlukan satu langkah terobosan yang menyentuh simpul-simpul yang tepat. Masyarakat Indonesia, betapapun adalah masyarakat yang religious. Telah teruji berkali-kali, setiap kali bangsa berada di tubir kehancuran, kesadaran beragama menyeruak ke atas dengan berbagai simbolnya. Zaman keterbukaan memberi peluang kepada seluruh lapisan masyarakat mengemukakan ekpressi pemikirannya. Situasi ini memberi peluang sifat religiousitas masyarakat untuk bertemu dalam titik kesamaan dengan tetap menghargai perbedaan. Karakteristik amanah adalah satu diantara sedikit hal yang bisa mempersatukan kiblat bangsa, karena amanah bersifat universal. Oleh karena itu membangun kembali keluarga besar bangsa Indonesia dengan membudayakan amanah merupakan gagasan yang sangat relevan. Proses pembudayaan suatu nilai lazimnya membutuhkan waktu yang panjang dan proses yang alami, tetapi dalam keadaan dimana masyarakat dalam keadaan bingung dan membutuhkan alternatif, pembudayaan suatu nilai dapat dilakukan dengan metode Gerakan. posted by : Mubarok institute
Dalam al Quran juga disebutkan bahwa kemubaziran, minuman keras dan keras hati merupakan media yang sangat efektif bagi syaitan dalam menjerat manusia.(Q/17:27, 5:90, dan 6:43) Pintu-Pintu Masuk syaitan ke dalam hati manusia Menurut Imam Gazali dalam Ihya Ulumuddin, hati manusia dilengkapi dengan dua satgas, yaitu: satuan yang dapat dilihat dengan mata, dan (2) satuan yang kasat mata. Yang pertama terdiri dari fisik dengan semua organ fisik dan psikologis, dengan ujung tombak syahwat dan marah (ghodlob), dan ini menjadi kendaraan bagi syaitan, sedang yang kedua berupa ilmu, hikmah dan tafakkur, dan ini merupakan satgas yang mempunyai link dengan hidayah Allah. Menurut Al Gazali, sekurang-kurangnya ada sembilan pintu yang dapat dilewati syaitan untuk mempengaruhi hati manusia, yaitu: 1. Marah dan syahwat. 2. Kemewahan 3. Tamak dan dengki (al hirsh dan al hasad). 4. Perut kekenyangan, meski dengan makanan halal. 5. Sifat terburu-buru dan ketidaktabahan dalam urusan. 6. Uang/harta 7. Sifat kikir dan takut miskin. 8. Fanatisme buta, terhadap golongan atau pendapat, serta kebencian kepada musuh. 9. Buruk sangka. Menurut sebuah hadis, syaitan itu merasuk ke dalam diri manusia bersama dengan aliran darah manusia. Oleh karena itu pola konsumsi manusia sangat erat hubungannya dengan intensitas kehadiran syaitan pada orang itu.Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Umamah, Nabi juga menceriterakan konsensi yang diberikan Tuhan kepada syaitan sbb. Ketika Iblis diusir dari sorga, syaitan meminta konsensi-konsensi kepada Tuhan, dengan berkata : Ya Tuhan, Engkau telah membuang kami ke bumi dengan status terkutuk, maka kami mohon agar engkau memberikan fasilitas untuk kami. Dalam hadis itu disebutkan bahwa Tuhan memberikan hal-hal sebagai berikut: 1. Kamar mandi/tempat mandi sebagai rumah tinggal syaitan. 2. Pasar dan persimpangan jalan sebagai majlis (tempat duduk-duduk) nya. 3. Semua makanan manusia yang tidak dibacakan basmalah sebagai makanannya, 4. Semua minuman keras sebagai minumannya, 5. Musik hedonis sebagai terompetnya 6. Puisi sebagai qurannya, 7. Tatto sebagai tulisannya, 8. Dusta sebagai hadisnya, dan 9. Perempuan gelisah sebagai kailnya. Sangat menarik untuk direnungkan tentang pasar dan persimpangan jalan sebagai majlisnya syaitan. Pasar artinya tempat transaksi. Syaitan sangat aktif mengakses hati manusia, menghembuskan cara berfikir agar dalam transaksi memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya, meski harus berbuat curang. Di semua sektor transaksi ekonomi, mikro dan makro, cara berfikir syaitan itu sangat menggoda. Sedangkan persimpangan jalan, bisa difahami sebagai persimpangan jalan lalu lintas, bisa juga persimpangan jalan suksesi kepemimpinan. Di setiapkali terjadi pergantian kepemimpinan politik, lokal, nasional maupun international, cara berfikir syaitan selalu menggoda, yakni konspirasi jahat, sabotase dan manuver-manuver lain yang negatif. Dalam persimpangan zaman dari zaman orde baru ke zaman reformasi, syaitan betah sekali duduk-
duduk di Senayan Hadis lain menyebutkan bahwa manusia dapat dibagi menjadi tiga golongan kualitas; [1] Manusia Binatang, yakni mereka yang berhati tetapi hatinya tak berfungsi sebagai alat memahami, punya telinga, tetapi tak berfungsi untuk membedakan mana nasehat dan mana larangan, punya mata, tetapi tak berfungsi untuk membedakan mana yang halal dan mana yang haram. Mereka tak ubahnya binatang ternak, bahkan lebih rendah lagi. [2] Manusia syaitan; yaitu mereka fisiknya manusia tetapi hatinya iblis. Mereka tidak berperikemanusiaan dan tidak pula berperikebinatangan. Mereka merupakan perpaduan antara kecerdikan manusia dan kebuasan binatang. [3] Manusia pilihan; yang selalu dalam naungan rahmat Tuhan. Hadis lain menceriterakan bahwa suatu hari syaitan mendatangi Nabi Isa, menggodanya. Nabi Isa bertanya, wahai Iblis, apakah engkau tidak mengenalku sehingga engkau menggodaku? Iblis menjawab: Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau seorang Rasul yang masum, yang tak mempan godaan syaitan, tapi yah. siapa tahu? namanya juga usaha! Nabi Isa kemudian bertanya. Wahai Iblis, di matamu, manusia itu apa? Iblis menjawab. Bagi saya, manusia itu ada tiga kelas; Pertama, orang yang selalu bikin susah, karena setiap kali di goda, sudah hampir berhasil, tiba-tiba ingat kepada Allah, jadi buyarlah usaha saya. Kedua, orang yang bagi saya seperti bola di tangan anak-anak, mudah dipermainkan. Ketiga; orang masum seperti anda. Wallohu a1lamu bissawab. posted by : Mubarok institute
wafat, Nabi Muhammad telah mendidik Imam Ali, penggantinya, sebagai seorang berilmu yang luar biasa dan mengajarkan kepadanya segala sesuatu tentang Islam. Imam Ali adalah salah seorang sahabat Nabi yang paling menonjol. Imam Ali suci sebagaimana Nabi juga suci. Dengan alasan ini, maka yang paling pantas menggantikan Nabi setelah wafat adalah Imam Ali. Ali menerima ilmu secara langsung dari Nabi, dan para imam berikut juga memperoleh ilmu melalui Imam Ali. Karena itu, kalangan Syiah percaya adanya dua belas imam. Yaitu, Ali ibn Abi Thalib, Hasan ibn Ali, Husain ibn Ali, Ali ibn Husain, Muhammad ibn Ali, Jafar ibn Muhammad, Musa ibn Jafar, Ali ibn Musa, Muhammad ibn Ali, Ali ibn Muhammad, Hasan ibn Ali, dan Mahdi. Ketiga, immah dari perspektif kepemimpinan dan bimbingan pembaharuan kehidupan keruhaniaan. Selain itu, immah bisa berkaitan dengan pengertian wilayah. Inilah pengertian paling tinggi atas masalah immah. Wilayah menjadi fokus utama para sufi Syiah, sama seperti persoalan mengenai manusia sempurna dan wali zaman. Kalangan sufi Syiah percaya bahwa wali dan imam adalah pemimpin zaman. Dan wali itu selalu ada, dan karena itu mereka percaya akan selalu ada seorang manusia sempurna di dunia. Sedangkan bagi kaum Sunni, mereka menganggap immah sebagai persoalan keduniaan yang ditangani langsung oleh umat Islam. Pencalonan seorang imam dilakukan oleh kelompok ahl alimmah (mereka yang memenuhi syarat dan berhak menjadi imam) seperti dijelaskan oleh Al-Mawardi. Seorang imam diangkat melalui musyawarah yang dilakukan oleh ahl al-ikhtiyr atau ahl al kalli na al `aqdi (orang yang berwenang memilih imam bagi umat). Dari sinilah kemudian muncul beragam sistem pemerintahan dalam Islam. Selanjutnya masyarakat Sunni diberbagai negeri Islam bisa menerima sistem pemerintahan: republik, kerajaan atau kerajaan konstitusional, sementara masyarakat Syiah di Iran mencoba membangun sistem pemerintahan Islam dengan konsep Waliyat al faqih, dimana Ayatullah `al Uzma (pemimpin tertinggi keagamaan) memilih otoritas politik. posted by : Mubarok institute
FUNGSI MASJID
Masjid berasal dari kata sajada yang artinya tempat sujud. Secara teknis sujud (sujudun) adalah meletakkan kening ke tanah. Secara maknawi, jika kepada Tuhan sujud mengandung arti menyembah, jika kepada selain Tuhan, sujud mengandung arti hormat kepada sesuatu yang dipandang besar atau agung. Sedangkan sajadah dari kata sajjadatun mengandung arti tempat yang banyak dipergunakan untuk sujud, kemudian mengerucut artinya menjadi selembar kain atau karpet yang dibuat khusus untuk salat orang per orang. Oleh karena itu karpet masjid yang sangat lebar, meski fungsinya sama tetapi tidak disebut sajadah. Adapun masjid (masjidun) mempunyai dua arti, arti umum dan arti khusus. Masjid dalam arti umum adalah semua tempat yang digunakan untuk sujud dinamakan masjid, oleh karena itu kata Nabi, Tuhan menjadikan bumi ini sebagai masjid. Sedangkan masjid dalam pengertian khusus adalah tempat atau bangunan yang dibangun khusus untuk menjalankan ibadah, terutama salat berjamaah. Pengertian ini juga mengerucut menjadi, masjid yang digunakan untuk salat Jumat disebut Masjid Jami. Karena salat Jumat diikuti oleh orang banyak maka masjid Jami biasanya besar. Sedangkan masjid yang hanya digunakan untuk salat lima waktu, bisa di perkampungan, bisa juga di kantor atau di tempat umum, dan biasanya tidak terlalu besar atau bahkan kecil sesuai dengan keperluan, disebut Musholla, artinya tempat salat. Di beberapa
daerah, musholla terkadang diberi nama langgar atau surau. Jika menengok sejarah Nabi, ada tujuh langkah strategis yang dilakukan oleh Rasul dalam membangun masyarakat Madani di Madinah. (1) mendirikan Masjid, (2) mengikat persaudaraan antar komunitas muslim, (3) Mengikat perjanjian dengan masyarakat non Muslim, (4) Membangun sistem politik (syura), (5) meletakkan sistem dasar ekonomi, (6) membangun keteladanan pada elit masyarakat, dan (7) menjadikan ajaran Islam sebagai sistem nilai dalam masyarakat. Ketika Nabi memilih membangun masjid sebagai langkah pertama membangun masyarakat madani, konsep masjid bukan hanya sebagai tempat salat, atau tempat berkumpulnya kelompok masyarakat (kabilah) tertentu, tetapi masjid sebagai majlis untuk memotifisir atau mengendalikan seluruh masyarakat (Pusat Pengendalian Masyarakat). Secara konsepsional masjid juga disebut sebagai Rumah Allah (Baitullah) atau bahkan rumah masyarakat (bait al jami). Secara konsepsional dapat dilihat dalam sejarah bahwa masjid pada zaman Rasul memiliki banyak fungsi : 1. Sebagai tempat menjalankan ibadah salat 2. Sebagai tempat musyawarah (seperti gedung parlemen) 3. Sebagai tempat pengaduan masyarakat dalam menuntut keadilan (seperti kantor pengadilan) 4. Secara tak langsung sebagai tempat pertemuan bisnis Yang lebih strategis lagi, pada zaman Rasul, masjid adalah pusat pengembangan masyarakat dimana setiap hari masyarakat berjumpa dan mendengar arahan-arahan dari Rasul tentang berbagai hal; prinsip-prinsip keberagamaan, tentang sistem masyarakat baru, juga ayat-ayat Quran yang baru turun. Di dalam masjid pula terjadi interaksi antar pemikiran dan antar karakter manusia. Azan yang dikumandangkan lima kali sehari sangat efektif mempertemukan masyarakat dalam membangun kebersamaan. Bersamaan dengan perkembangan zaman, terjadi ekses-ekses dimana bisnis dan urusan duniawi lebih dominan dalam pikiran dibanding ibadah meski di dalam masjid, dan hal ini memberikan inspirasi kepada Umar bin Chattab untuk membangun fasilitas di dekat masjid, dimana masjid lebih diutamakan untuk hal-hal yang jelas makna ukhrawinya, sementara untuk berbicara tentang hal-hal yang lebih berdimensi duniawi, Umar membuat ruang khusus di samping masjid. Itulah asal usulnya sehinga pada masa sejarah Islam klassik (hingga sekarang), pasar dan sekolahan selalu berada di dekat masjid. posted by : Mubarok institute
j. Dominasi dan interfensi orang tua/ mertua k. Kesalah pahaman antara kedua belah pihak l. Poligami m. Perceraian. 2. Konseling Perkawinan Dari berbagai problem kerumahtanggaan seperti tersebut diatas, maka konseling perkawinan menjadi relevan, yakni membantu agar client dapat menjalani kehidupan berumah tangga secara benar, bahagia dan mampu mengatasi problem-problem yang timbul dalam kehidupan perkawinan. Oleh karena itu maka konseling perkawinan pada prinsipnya berisi dorongan untuk menghayati atau menghayati kembali prinsip-prinsip dasar, hikmah, tujuan dan tuntunan hidup berumah tangga menurut ajaran Islam. Konseling diberikan agar suami/istri menyadari kembali posisi masing-masing dalam keluarga dan mendorong mereka untuk melakukan sesuatu yang terbaik bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarganya. Jika memperhatikan kasus perkasus maka konseling perkawinan diberikan dengan tujuan: a. Membantu pasangan perkawinan itu mencegah terjadinya/meletus problema yang mengganggu kehidupan perkawinan mereka. b. Pada pasangan yang sedang dilanda kemelut rumah tangga, Konseling diberikan dengan maksud agar mereka bisa mengatasi sendiri problema yang sedang dihadapi. c. Pada pasangan yang berada dalam tahap rehabilitasi, konseling diberikan agar mereka dapat memelihara kondisi yang sudah baik menjadi lebih baik. posted by : Mubarok institute
Islamic Indigenous Psychology Jiwa bukan hanya dibahas oleh Psikologi dan filsafat, tetapi juga oleh agama. Al Quran (dan hadis) lebih dari 300 kali berbicara tentang jiwa (nafs), tetapi perbedaan sejarah keilmuan Islam menyebabkan ilmu semacam psychologi tidak lahir dari peradaban Islam. Di Barat pertumbuhan ilmu pengetahuan terpisah sama sekali-bahkan bermusuhan- dengan Gereja, oleh karena itu psychology (dan ilmu lainya) sama sekali tidak dibimbing oleh agama (Gereja), dan oleh karena itu Psychology tidak menyentuh iman, dosa dan keyakinan kepada akhirat, mengenal sehat dan tidak sehat tetapi tidak mengenal baik bnuruk. Psikologi Agama pun sebagai ilmu Barat tidak berbicara tentang kebenaran agama tetapi tentang bagaimana pengalaman beragama mempengaruhi tingkah laku penganutnya. Dalam sejarah keilmuan Islam, al Quran sangat mendorong penganutnya untuk menggunakan akalnya. Perjalanan ilmu pengetahuan bukan saja diilhami oleh kitab suci, tetapi juga dikawal oleh para ulama. Kajian tentang jiwa tidak dibahas sebagai tingkah laku, tetapi dibahas dalam konteks hubungan manusia dengan Tuhan, oleh karena itu ilmu yang lahir bukan psikologi, tetapi ilmu akhlak dan tasauf. Ilmu akhlak berbicara bagaimana memperbaiki perilaku manusia, sedangkan tasauf berbicara tentang bagaimana manusia bisa merasa dekat (mendekatkan jiwa) dengan Tuhan. Islamic Psychology adalah satu kajian yang bernuansa psikosufistik, bersumber dari al Quran sebagai sumber utama, dengan assumsi bahwa al Quran adalah brosur tentang jiwa yang dikeluarkan oleh Sang Pencipta. Disamping al Quran juga dari hadis dan tradisi keilmuan Islam, ditambah penelitian empirik. Psikologi Barat digunakan sebagai alat bantu untuk memahami ayat al Quran dan konsep-konsep psikologi, karena ternyata jejak-jejak pemikiran Ibn Sina tentang pengobatan jiwa, Ibn Sirin tentang tafsir mimpi, Imam Gazali, al Muhasibi tentang kajian pribadi ternyata sudah diserap dalam Psikologi Barat. Jika Psikologi modern dibatasi hanya untuk menguraikan, meramalkan dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku manusia, Psychology is the science that attempts to describe, predict, and control mental and behavioral events, Psikologi Islam menambahkan tugasnya; juga untuk bagaimana membentuk tingkah laku yang baik serta mendorong manusia agar merasa dekat dengan Tuhan. Teori Sepeda Motor Harus diakui bahwa Psychology sebagai ilmu pengetahuan sudah sangat maju, kaya dengan methodology dan kaya dengan hasil penelitian empiric, sementara Psikologi Islam masih sangat miskin dengan penelitian empiric. Ibarat sepeda motor, Barat langsung menaiki sepeda motor itu ke berbagai medan jalanan tanpa melihat brosur dari pabriknya. Dari pengalaman lapangan yang banyak itu Barat sudah memiliki banyak pengetahuan tentang karakteristik sepeda motor itu. Tetapi karena tidak membaca brosur dari pabrik, maka Psikologi barat sering mengalami trial and error. Lihat saja bagaimana perkembangan lahirnya teori Psikoanalisa, behaviourisme, Kognitip hingga Humanisme.. Sekarang Barat baru saja meraba-raba wilayah kecerdasan spiritual yang sesungguhnya lebih merupakan wilayah agama. Pada saatnya nanti pasti akan ketemu, bahasan kecerdasan spiritual Psikologi dan kecerdasan ruhaniyah tasauf (agama). Sedangkan Psikologi Islam, ketika melihat sepeda motor, yang pertama kali dilakukan adalah membaca brosurnya dari pabrik. Al Quran adalah brosur tentang manusia (dan jiwanya) yang disusun oleh sang Pencipta. Sekarang Psikologi Islam baru menguasai karakteristik sepeda motor itu dari bahan-bahan yang ada di brosur, belum banyak pengalaman empiric di lapangan. Pada saatnya nanti, ketika Psikologi Islam juga sudah kaya dengan pengalaman empiric,
Psikologi Islam akan bisa menjadi mazhab ke lima setelah Psikologi Humanisme The concept of Islamic Psychology Sebutan insan dalam al Quran bermakna manusia sebagai makhluk psikologis, insan berasal dari kata nasiya yansa yang artinya lupa, dari uns yang artinya harmoni dan mesra, dan dari kata nasa yanusu yang artinya bergejolak. Jadi psikologi manusia berada diantara wilayah kesadaran hingga lupa, dari wilayah mesra hingga benci, dan dari wilayah bergejolak hingga tenang. Menurut al Quran desain kejiwaan manusia diciptakan Tuhan dengan sangat sempurna, berisi kapasitas-kapasitas kejiwaan; berfikir, merasa dan berkehendak. Jiwa merupakan sistem (disebut sistem nafsani), terdiri dari subsistem Aql, Qalb, Bashirah, Syahwat dan Hawa. 1. Aql (akal) merupakan problem solving capacity, yang kerjanya berfikir dan bisa membedakan yang buruk dari yang baik. Akal bisa menemukan kebenaran tetapi tidak bisa menentukannya, oleh karena itu kebenaran aqly sifatnya relatif. 2. Qalb (hati), merupakan perdana menteri dari sistem nafsani. Dialah yang memimpin kerja jiwa manusia. Ia bisa memahami realita, apa yang aqal mengalami kesulitan. Sesuatu yang tidak rationil masih bisa difahami oleh qalb. Di dalam qalb ada berbagai kekuatan dan penyakit; seperti iman, cinta dengki, keberanian, kemarahan, kesombongan, kedamaian, kekufuran dan sebagainya. Qalb memiliki otoritas memutuskan sesuatu tindakan, oleh karena itu segala sesuatu yang disadari oleh qalb berimplikasi kepada pahala dan dosa. Apa yang sudah dilupakan oleh qalb masuk kedalam memory nafs (alam bawah sadar), dan apa yang sudah dilupakan terkadang muncul dalam mimpi. Sesuai dengan namanya qalb, ia sering tidak konsisten. 3. Bashirah (hati nurani), adalah pandangan mata batin sebagai lawan dari pandangan mata kepala. Berbeda dengan qalb yang tidak konsisten, bashirah selalu konsisten kepada kebenaran dan kejujuran. Ia tidak bisa diajak kompromi untuk menyimpang dari kebenaran. Bashirah disebut juga sebagai nuraniy, dari kata nur, dalam bahasa Indonesia menjadi hati nurani. Menurut tasauf, bashirah adalah cahaya ketuhanan yang ada dalam hati, nurun yaqdzifuhullah fi al qalb. Introspeksi, tangis kesadaran, relegiusitas, god spot, bersumber dari sini. 4. Syahwat adalah motif kepada tingkahlaku. Semua manusia memiliki syahwat terhadap lawan jenis (seksual), bangga terhadap anak-anak, menyukai benda (dan segala sesuatu yang) berharga, kendaraan bagus (gengsi dan kenyamanan), ternak dan kebun. Syahwat adalah sesuatu yang manusiawi dan netral. Menunaikan syahwat secara benar dan halal bernilai ibadah. Memanjakan syahwat berpotensi pada dosa dan kejahatan. 5. Hawa (hawa nafsu) adalah dorongan kepada obyek yang rendah dan tercela. Perilaku kejahatan, marah, frustrasi, sombong, perbuatan tidak bertanggung jawab, korupsi, sewenangwenang dan sebagainya bersumber dari hawa. Karakteristik hawa adalah ingin segera menikmati apa yang diinginkan tanpa mempedulikan nilai-nilai moralitas. Orang yang mematuhi tuntutan hawa, tindakannya cenderung destruktif. Dalam bahasa Indonesia disebut hawa nafsu, atau menurut teori Freud disebut id. Materi psikologi Islam tersebar di literatur klassik abad pertengahan, dibutuhkan kerja keras mengolah bahan yang baru bernuansa psikologi menjadi psikologi Islam. Jika sekarang masih ada orang yang menganggap Psikologi Islam itu tidak ada, itu karena orang itu belum tahu, persis seperti ketika bank Islam (bank tanpa bunga) diperkenalkan di Indonesia, masyarakat perbankan memustahilkan adanya bank tanpa bunga. Seekarang semua bank konvensional membuka bank Islam ( di Indonesia disebut bank syari`ah), yang pertama buka bernama bank
mu`amalah, terutama setelah terbukti system bank syariah paling kuat ketahanannya menghadapi krisis moneter. posted by : Mubarok institute
2. Ada orang yang mencintai orang lain sepanjang orang itu membawa keuntungan bagi dirinya. Jika keuntungan dari cinta itu sudah tidak ada maka cintanyapun putus. Cinta tingkat ini adalah cinta pedagang, cinta transaksional. 3. Ada orang yang mencintai orang baik, meski ia tidak diuntungkan sedikitpun dari orang yang dicintainya itu. Cinta tingkat ini sudah termasuk cinta yang agung. 4. Ada orang yang mencintai kebaikan murni terlepas dari siapapun yang memiliki kebaikan itu. Cinta tingkat ini adalah yang tertinggi, dan merekalah yang dapat mencintai Tuhan, karena Tuhan itu adalah kebaikan an sich. posted by : Mubarok institute
mendahului gerakan imam, tetapi jika imam melakukan kekeliruan, makmum diberi hak untuk mengingatkan, yakni dengan mengucapkan kalimat Subhanallah. Sebagai imbangan dari keharusan makmum mematuhi imam, seorang imam secara sportif langsung harus mengundurkan diri jika di tengah-tengah salat ia terkena hadas, buang angin misalnya, karena buang angin membatalkan wudu, dan batalnya wudu membuat salatnya tidak sah. Jabatan Imam salat sangat tinggi kedudukannya dalam agama, melebihi jabatan muazzin. Tetapi profesi imam bukan bersifat duniawi, oleh karena itu banyak orang justeru merasa tidak layak menjadi imam salat jamaah. Para sahabat dulu juga tidak berebutan untuk menjadi imam, sebaliknya justru saling dorong-mendorong yang lain. Seorang imam salat yang ideal adalah imam yang bisa meneladani perilaku Rasulullah dan sahabat model Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Imam salat adalah teladan bagi makmum, karena semua gerakan imam akan diikuti oleh makmum di belakangnya. Karena itu Imam Ghazali membuat bab tentang imam dengan judul (al-bab fi al imamah wa al qudwah) Bab tentang keimaman dan keteladanan di dalam buku karya utamanya Ihya. posted by : Mubarok institute
Dengan demikian, maka masyarakat akan percaya kepada pemuka atau pemimpinnya. Pola hidup BSM (Bersih, Sederhana dan Mengabdi) itu yang perlu dimasyarakatkan dengan kepeloporan para ulama dan umara hingga menjadi moral ekonomi, moral politik dan moral hukum, dan terus diupayakan pengembangannya di sektor-sektor kehidupan lainnya sehingga pada saatnya menjadi Akhlak Bangsa dan Moral Nasional sebagai landasan Pembangunan Nasional. Umara (Para Pemuka Pemerintahan dan Pemuka-Pemuka lainnya) perlu berupaya menciptakan suatu iklim yang kondusif bagi pemasyarakatan dan penyebarluasan pesan-pesan moral (yang terutama ditangani para ulama). Juga dipandang perlu, ulama dan umara secara bersama-sama menyatakan perang terhadap kejahatan dalam suatu kampanye antikejahatan, yang membina terus-menerus upaya menegakkan kedaulatan moral menjadi bagian dari kedaulatan rakyat. Insya Allah taufiq dan maunah-Nya akan senantiasa menyertai bangsa Indonesia. posted by : Mubarok institute ADAB BERDOA Pergaulan manusia mengenal apa yang disebut sopan santun, etika atau adab. Orang yang bergaul secara beradab biasanya lancar dalam bertransaksi, sebaliknya orang yang tidak beradab sering mengalami kesulitan yang tidak perlu terjadi. Pergaulan manusia dengan Tuhannya, terlebih ketika sedang mengajukan permohonan atau berdoa, tentulah ada adabnya, ada etikanya. Tanpa adab, boleh jadi doa manusia tak di dengar. Menurut Imam Ghazali dalam Ihya Ulum ad Din, ada sepuluh adab yang harus diperhatikan ketika seseorang berdoa kepada Allah. Pertama, pilih waktu yang tepat untuk mengajukan doa. Waktu-waktu yang tepat untuk berdoa antara lain: (1) hari wukuf di Arafah, (2) dalam bulan Ramadlan, (3) pada hari Jumat, (4) waktu sahur, yakni tengah malam menjelang fajar. Kedua, pilih saat yang baik. Sangat baik orang berdoa ketika: (1) sedang berada di medan perang jihad, (2) ketika sedang turun hujan, (3) ketika pas mendengar iqamat salat fardu, (4) ketika usai salat, (5) ketika sedang menjalankan ibadah puasa, (6) ketika hati dalam keadaan bening, ikhlas, (7) ketika sedang sujud salat. Ketiga, usahakan berdoa sambil menghadap kiblat dan menengadahkan tangan ke atas. Keempat, merendahkan suaranya, antara terdengar dan tidak (oleh telinga). Kelima, jangan memaksakan diri menggunakan kalimat-kalimat puitis. Keenam, Hendaknya berdoa sambil menunduk, merendah, cemas tetapi berharap dikabulkan. Ketujuh, yakinlah bahwa Tuhan mendengar dan akan mengabulkan doa kita. Kedelapan, usahakan mengulang doa, sekurang-kurangnya tiga kali. Kesembilan, memulai doa dengan pujian kepada Allah, jangan langsung meminta sesuatu. Kesepuluh, di samping etika lahir, hendaknya memelihara adab batin, antara lain (1) serius bertaubat, (2) tidak melakukan kejahatan, dan (3) penuh perhatian kepada Allah. posted by : Mubarok institute
pesta perkawinanpun ternyata harus ada ayam atau kambing yang dikorbankan, ada juru masak yang sejak kemarin tidak tidur, ada panitia yang bekerja keras dan seterusnya. Negara kita berdiri juga antara lain berkat pengorbanan para pahlawan bangsa. Jika tidak ada satu pihakpun yang bersedia mengorbankan dirinya maka sistem kehidupan menjadi macet, kenyamanan akan berubah menjadi kesumpekan. Dalam agama, kesediaan berkorban demi mengutamakan orang lain disebut itsar. Mengutamakan orang lain meski diri sendiri dalam keadaan sulit merupakan puncak kebajikan. Keutamaan ini, seperti yang disebut al Quran, dicontohkan oleh penduduk kota Yatsrib (sahabat-sahabat Ansor) terhadap pengungsi ( Muhajirin) dari Makkah, yakni meski orang Madinah hidup dalam kesulitan (walau kana bihim khashashah), tetapi mereka mengutamakan membantu pengungsi yang datang dari Makkah (Muhajirin). Dengan semangat itsar itulah akhirnya dua kelompok masyarakat, yakni Ansor dan Muhajirin, dibawah bimbingan Rasul berhasil berperan sebagai pilar utama membangun masyarakat Madani , dan kota Yatsrib diubah namanya menjadi Madinah al Munawwarah (kota masyarakat berbudaya tinggi yang tercerahkan). Kesediaan berkorban demi kesejahteraan bersama memang merupakan karakteristik masyarakat berbudaya tinggi. Krisis multi dimensi yang terjadi di negeri kita antara lain disebabkan karena kuatnya egoisme dan lemahnya itsar. Penguasa politik all out mempertahankan posisinya sambil menekan habis peluang aspirasi politik lawan, pengusaha besar mengekploitasi habis semua peluang ekonomi sambil mendesak ke pinggir peluang ekonomi kecil, birokrat memusatkan perhatiannya pada interst pribadi sambil menutup mata atas bencana yang menimpa bangsa, semuanya persis seperti perilaku pengendara lalu lintas di jalanan. Puncak dari egoisme itulah yang menyebabkan kehidupan sekarang bagaikan kemacetan lalu lintas, macet politik, macet ekonomi dan macet budaya. Semua mengeluh tentang narkoba, tetapi semua tak berdaya untuk melakukan sesuatu, semua mengeluh tentang siaran televisi yang sangat vulgar pornografi, tetapi seperti tak ada jalan untuk menghentikannya, semua mengeluh tentang harga diri bangsa yang diinjak-injak asing, tetapi semuanya hanya berhenti pada mengeluh, bahkan semua mengeluh tentang kepemimpinan nasional, tetapi semua tejebak dalam kemacetan politik. Untuk menghindari kemacetan, harus banyak dibuka jalan alternatif, rambu-rambu lalu lintas harus ditempatkan di tempat yang strategis dan harus dijamin efektifitasnya oleh perangkat hukum. Begitu pula dalam kehidupan secara umum. Jendela katarsis harus terbuka, sistem harus berjalan fair, dan pemihakan kepada si lemah harus melekat dalam sistem.Untuk mengarah ke sana pasti ada pihak-pihak tertentu yang harus siap berkorban. Jika semuanya tak mau berkorban, jangan berharap krisis bangsa ini akan berakhir. Wallohu a`lam. posted by : Mubarok institute
ada lima event setiap harinya menyebut nama Allah SWT. Bagi orang alim dan arif, shalat lima waktu berfungsi sebagai rangkaian waktu yang memelihara keakraban hubungannya dengan Allah Robb al Izzati. Bagi yang termasuk kategori arifin, pusat perhatian dalam hidupnya adalah shalat dan menunggu datangnya waktu shalat berikutnya, sehingga tak sedikitpun ada jeda dari mengingat Allah SWT. posted by : Mubarok institute
keberhasilan. Dalam perspektif Islam bahwa dikatakan penentu keberhasilan pembangunan bangsa bukan ditentukan oleh unsur-unsur tersebut diatas namun oleh doa seorang hamba yang dekat kepada Allah SWT. Ada sebuah hadist, bahwa dimuka bumi ini ada beberapa orang yang penampilan "kumuh", tidak memiliki status sosial tetapi jika ia sudah menengadahkan tangannya kepada Allah SWT maka doanya itulah yang signifikan menyelesaikan masalah bangsa bukan oleh elit-elit bangsa (in aqsama 'alallah la abarruhu). Siapa orang itu? Dia adalah orang taqwa, kekasih Allah SWT tetapi ia tersembunyi identitas sebenarnya. Jika dia berada didekat kita, tak seorangpun mengenalnya, tetapi jika dia tidak ada maka ia selalu dicari-cari. fenomena kita mengenal doa politik, ada istighotsah kubra dan doa-doa masal lainnya, yang tujuannya mencari solusi spirittual atas problem bangsa yang rumit. Mengapa doa-doa tersebut sepertinya tidak didengar? Inilah yang harus menjadi renungan kita bersama-sama, janganjangan doa yang kita panjatkan tidak ikhlas atau melanggar koridor sunatullah atau tidak memenuhi adabnya? Wallahu a'lam. posted by : Mubarok institute
juga sarat dengan muatan perasaan. Hal-hal yang menurut nalar sesungguhnya kecil, bisa saja menjadi sumber prahara rumah tangga jika disikapi dengan sepenuh rasa. Ada suami isteri yang selalu bisa menyelesaikan perselisihan tanpa bantuan orang lain, tetapi banyak suami isteri yang justeru memerlukan bantuan orang lain untuk meluruskan pikiran dan perasaannya. Dalam istilah psikologi, orang yang bisa membantu orang lain mengatasi masalah kejiwaan (al irsyad an nafsy) mereka disebut konselor, dalam bahasa Arab disebut muhtasib. Pengertian konseling Konseling adalah usaha membantu orang yang sedang mengalami ganguan kejiwaan agar mereka bisa memutuskan sendiri apa yang terbaik bagi mereka. Yeng membantu disebut konselor, yang dibantu disebut klien. Seorang konselor bukan subyek, karena konselor hanya membantu, subyeknya adalah klien itu sendiri dan obyeknya adalah masalah yang dihadapi. Yang dapat dilakukan oleh seorang konselor antara lain membantu klien untuk ; 1. memahami diri sendiri 2. mengukur kemampuannya 3. mengetahui kesiapan dan kecenderungannya 4. memperjelas orientasi, motivasi dan aspirasinya, 5. mengetahui kesulitan dan problem lingkungan dimana ia hidup, serta peluang yang terbuka baginya 6. membantu menggunakan pengetahuan tersebut (1 s/d 5) untuk menetapkan tujuan yang paling kongkrit bagi dirinya 7. mendorong klien untuk berani mengambil keputusan yang sesuai dengan kemampuannya, dan memanfaatkan se optimal mungkin potensi yang ada pada dirinya untuk merebut peluang yang terbuka. Jika klien nya orang awam, konseling dibutuhkan untuk : 1. membantu pengembangan diri dan memilih gaya hidup (life style) yang sesuai dengan aspirasinya 2. menjaga agar mereka tidak terjatuh pada keadaan merasa tidak wajar dan tidak bahagia 3. membantu menentukan pilihan-pilihan 4. membantu meringankan perasaan, frustrasi dn sebangsanya. Sistematika Terapi Psikologis Dalam Konseling Islami Seorang klien yang semula mengidap rasa keterasingan, asing dari diri sendiri, asing dari problem yang dihadapi, asing dari lingkungan hidupnya sehingga ia tidak tahu masalahnya dn tidak berani mengambil tindakan bahkan tidak lagi tahu apa yang diinginkan, dapat dibantu memecahkan persoalannya dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. diajak memahami realita apa sebenarnya yang sedang dihadapi, mislnya ditinggal mati orang yang dicintai, dicerai suami, kehilangan jabatan, kehilangan harta, kehilangan kekasih, sakit yang berklepanjangan, dikhiananti bawahan, dizalimi oleh orang yang selama ini dibantu dan sebagainya; bahwa realita itu adalah benar-benar realita dan harus diterima, suka atau tidak suka karena itu memang realita. 2. Diajak kembali mengenali siapa dirinya, apa posisinya, dan apa kemampuan-kemampuan yang dimiliki. Misalnya diingatkan bahwa ia adalah seorang ayah dari anak-anak yang membutuhkan kehadirannya. Atau bahwa kepandaiannya banyak dibutuhkan orang lain, atau bahwa dia adalah hamba Allah yang tidak bisa menghindar dari kehendak Nya, dan apa yang dialami adalah bagian dari kehendak Nya yang kita belum tahu apa maksud dan hikmahnya. 3. Mengajak klien memahami keadaan yang sedang berlangsung di sekitarnya, bahwa keadaan
memang selalu berubah; misalnya perubahan nilai, perubahan struktur, perubahan zaman, dan bahwa perubahan adalah sunnatullah yang tidak bisa ditolak, tetapi yang penting bagaimana kita mensikapi dan mengantisipasi perubahan itu. 4. Diajak untuk meyakini bahwa Tuhan itu Maha Adil, maha Pengasih, maha Mengetahui, maha Pengampun, dan semua manusia diberi peluang oleh Tuhan. Juga diajak meyakini bahwa dengki, iri hati dan putus asa adalah tercela dan tidak berguna. Bahwa berbuat dan salah itu lebih baik daripada tidak berbuat karena takur salah. Wilayah Konseling Perkawinan Problem diseputar perkawinan atau kehidupan berkeluarga biasanya berada di sekitar; 1. Kesulitan memilih jodoh, suami atau isteri 2. ekonomi yang kurang mencukupi 3. perbedaan watak, temperamen dan karakter yang terlalu tajam antara suami dan isteri 4. ketidak puasan dalam hubungan seksual 5. kejenuhan rutinitas 6. hubungan antar keluarga besan yang kurang baik 7. ada orang ketiga, WIL atau PIL 8. masalah harta warisan 9. dominasi orang tua/mertua 10. kesalah pahaman antara suami isteri 11. poligami 12. perceraian Penghulu yang ideal Penghulu bukan hanya petugas pencatat nikah, tetapi jabatan kepenghuluan memiliki wilayah horizontal dan vertical. Oleh karena itu idealnya seorang penghulu bukan saja menguasai bidangbidang tersebut diatas (1 s/d 12) tetapi juga menguasai psikologi keluarga, yang dengan itu penghulu bukan hanya bisa memberi nasehat perkawinan, tetapi juga bisa menjadi konselor perkawinan . Seorang muballigh dituntut untuk mampu berbicara agar orang-orang enak mendengarnya, sedang seorang konselor dituntut untuk sangggup menjadi pendengar yang baik dari keluhan-keluhan klien. Seorang klien terkadang tidak membutuhkan nasehat, tetapi hanya butuh tempat curah perhatian (curhat), karena begitu curhat beban menjadi ringan. Jika sudah merasa ringan kok dinasehati, maka nasehat itu sendiri menjadi beban. Wallohu a`lamu bissawab. posted by : Mubarok institute
UKHUWAH PLURALIS
Sungguh bahwa allah SWT menempatkan manusia keseluruhan sebagai Bani Adam dalam kedudukan yang mulia, "Walaqad karramna Bani Adam." (Q/17:70). Manusia diciptakan Allah SWT dengan identitas yang berbeda-beda agar mereka saling mengenal dan saling memberi manfaat yang satu dengan yang lainnya (Q/49:13). Tiap-tiap umat diberi aturan dan jalan (yang berbeda), padahal seandainya Tuhan mau, seluruh manusia bisa disatukan dalam kesatuan umat. Allah SWT menciptakan perbedaan itu untuk memberikan peluang berkompetisi secara sehat dalam menggapai kebajikan, "fastabiqul khairat."(Q/5:48). Oleh karena itu sebagaimana dikatakan oleh rasul SAW, agar seluruh manusia itu menjadi saudara antara satu dengan yang lainnya, "Wakunu 'ibadallahi ikhwana."(Hadist Bukhari).
Dalam bahasa arab, ada kalimat "ukhuwah."(Persaudaraan), ada kalimat "ikhwah"(saudara seketurunan) dan "ikhwan" (saudara bukan seketurunan). Dalam quran kata "akhu"(saudara) digunakan untuk menyebut saudara kandung atau seketurunan(Q/4:23), saudara sebangsa(Q/7:65) saudara semasyarakat walau berselisih faham(Q/38:23) dan saudara seiman(Q49:10). Quran bukan hanya menyebut persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah insaniyyah) tetapi bahkan menyebut binatang dan burung sebagai umat seperti manusia (Q/6:38). Sebagai saudara semakhluk (ukhuwah makhluqiyah) Istilah "ukhuwah islamiyah." bukan bermakna persaudaraan antara orang-orang Islam, tetapi persaudaraan yang didasarkan pada ajaran Islam atau persaudaraan yang bersifat islami. Oleh karena itu cakupannya "ukhuwah Islamiyyah"bukan hanya menyangkut sesama orang Islam namun juga menyangkut dengan non Muslim bahkan makhluk yang lainnya. Misalnya, seorang pemiliki kuda, tidak boleh membebani kudanya dengan beban yang melampaui batas kewajaran. Ajaran ini termasuk ajaran ukhuwwah Islamiyyah. bagaimana seorang muslim bergaul dengan kuda miliknya. Dari ayat-ayat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Quran dan Hadist sekurang-kurangnya memperkenalkan empat macam ukhuwah yaitu: 1. Khuwah 'ubudiyyah: Persaudaraan karena sesama makhluk yang tunduk kepada Allah SWT. 2. Ukhuwah Insaniyyah atau basyariyyah: Persaudaraan karena sama-sama manusia secara keseluruhan. 3. Ukhuwah wathaniyyah wa an nasab: Persaudaraan karena keterikatan keturuanan dan kebangsaan. 4. Ukhuwah diniyyah, persaudaraan karena seagama. Bagaimana ukhuwah berlangsaung, tak lepas dari faktor penunjang. Faktor penunjang signifikan membentuk persaudaraan adalah persamaan. Semakin banyak persamaan, baik persamaan rasa maupun persamaan cita-cita maka semakin kokoh ukhuwahnya. Ukhuwa biasanya melahirkan aksi solidaritas. Contohnya diantara kelompok masyarakat yang sedang berselisih, segera terjalin persaudaraan ketika semuanya menjadi korban banjir, karena banjir menyatukan perasaan, yakni sama-sama merasa menderita. Kesamaan perasaan itu kemudian memunculkan kesadaran untuk saling membantu. Petunjuk al-Quran Tentang Ukhuwah 1. Tetaplah berkompetisi secara sehat dalam melakukan kebajikan, meski mereka berbeda agama, ideologi, status: "fastaqul khairat."(Q/5:48). Jangan berfikir menjadi manusia dalam kesaragaman, memaksa orang lain untuk berpendirian seperti kita. Misalnya, Allah SWT menciptakan kita perbedaan sebagai rahmat, untuk menguji mereka siapa diantara mereka yang memberikan kontribusi terbesar dalam kebajikan 2. Memelihara amanah (tanggung jawab) sebagai khalifah Allah dimuka bumi, dimana manusia dibebani keharusan menegakkan kebenaran dan keadilan (Q/38:26). Serta memelihara keseimbangan lingkungan alam (Q/112:4). 3. Kuat pendirian tetapi menghargai pendirian orang lain "lakum dinukum wliyadin." (Q/112:4). Tidak perlu bertengkar dengan asumsi bahwa kebenaran akan terbuka nanti dihadapan Allah SWT(Q/42:15). 4. Meski berbeda ideologi dan pandangan tetapi harus berusaha mencari titik temu, "kalimatin sawa" tidak bermusuhan seraya mengakui eksistensi masing-masing(Q/3:64). 5. Tidak mengapa bekerjasa dengan pihak yang berbeda pendirian dalam hal kemaslahatan umum, atas dasar saling menghargai eksistensi, berkeadilan, dan tidak saling menimbulkan
kerugian.(Q/60:8) Dalam hal kebutuhan pokok (mengatasi kelaparana, bencana alam, wabah penyakit). Solidaritas sosial dilaksanakan tanpa memandang agama, etnis dan identitas lainnya (Q/2:272). 6. Tidak memandang rendah kelompok lain, tidak pula meledek atau membenci mereka (Q/49:11) 7. Jika ada persilihan diantara kaum beriman, maka islahnya haruslah merujuk kepada petunjuk al-Quran dan Sunah Nabi SAW. (Q/4:59) al-Quran menyebut bahwa pada hakekatnya seorang mukin itu bersaudara seperti saudara sekandung, "innamal mu'minuna ikhwah." (Q/49/10). Hadist nabi bahwa memisalkan hubungan antara mukmin itu bagaikan hubungan anggota badan dalam satu tubuh dimana jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain juga merasa sakit. Nabi juga mengingatkan bahwa hendaknya diantara sesama manusia tidak mengembangkan fikiran negatif (buruk sangka), tidak mencari-cari kesalahan orang lain, tidak saling mendengki, tidak saling membenci, tidak saling membelakangi tetapi kembangkanlah persaudaraan (HR Abu Hurairah). Meskipun demikian persaudaraan dan solidaritasnya harus berpijak pada kebenaran, bukan mentang-mentang saudara lalu buta terhadap masalah. al-Quran mengingatkan kepada orang mukmin agar tidak tergoda untyuk melakukan perbuatan melampaui batas ketika orang lain melakukan hal yang sama kepada mereka. Sesama mukmin diperintahkan bekerjasama dalam hal kebajikan dan taqwa serta dilarang bekerjasama dalam membela perbuatan dosa dan permusuhan. "Ta'awanu 'alal birri wat taqwa wala ta'awanu 'alal istmi wal 'udwan." (Q5:2) Wallohu a'lamu bissawab. posted by : Mubarok institute
PSIKOLOGI SHALAT
Kualitas shalat seseorang diukur dari tingkat kekhusyu'annya. Shalat dapat disebut sebagai zikir manalakala orang yang shalatnya itu menyadari sepenuhnya apa yang dilakukan dan apa yang diucapkan dalam shalatnya. Karena zikir itu sendiri adalah kesadaran. Lawan dari zikir adalah lalai, oleh karena itu Quran juga mengingatkan orang yang berzikir(shalat) agar jangan lalai, "wala takun min alghafilin" (Q/7:205). Shalatnya orang yang lalai pasti tidak efektif karena tidak komunikatif. Hadist riwayat abu Hurairah menyebutkan betapa banyak orang yang shalat tetapi tidak memperoleh apa-apa selain capek dan lelah. "Kam min qa imin hazzuhu min shalatihi at ta'abu wa an nasobu." shalat sebagai zikir bukan kata-kata, ruku' dan sujud tetapi dialog, muhawarah dan munajat seorang Hamba dengan Tuhannya. Kuncinya dari muhawarah dan munajat adalah kehadiran hati, "hudur al qalb" dalam shalatnya. Jadi khusyu' adalah hadirnya hati dalam setiap aktifitas shalat. Makna shalat terletak pada seberapa besar kehadiran hati didalamnya. Imam Ghazali dalam Ihya' Ulumuddin menyebutkan enam makna batin yang dapat menyempurnakan makna shalat yaitu (1)Kehadiran hati, (2) Kefahaman, (3)Ta'zim, mengagungkan Allah SWT (4) Segan, haibah (5)Berharap, roja (6)Malu. Disamping enam hal yang bersifat maknawi bagi orang awam masih dibutuhkan situasi fisik yang kondusif untuk shalat, agarperhatiannya tidak terpecahsehingga hatinya hadir. Bagi yang sudah kuat konsentrasinya maka lingkungan fisik tidak lagi menjadi stimulus yang mengganggu, apa yang bagi orang awam, sesuatu yang didengar, yang dilihat, justru menarik perhatiannya,
lupa kepada Allah SWT yang sedang diajak berbicara. Demikian juga bagi orang banyak problem yang tidak halal, ruang gelap, ruang kosong, menutup mata dan menutup telinga tidak akan membantu mengkonsentrasikan hatinya kepada Allah SWT, karena dua hal yang bertentangan. posted by : Mubarok institute
semangat Bhineka Tunggal Ika. (i) Muatan indoktrinasi nasionalisme dan patriotisme yang dipaksakan melalui PPKN terlalu kering sehingga kontraproduktif. Sembilan kesalahan dalam pengelolaan pendidikan nasional ini sekarang telah melahirkan buahnya yang pahit, yakni: 1. generasi muda yang langitnya rendah, tidak memiliki imanjinasi idealistik. 2. Angkatan kerja yang tidak bisa berkompetisi dalam lapangan kerja pasar global. 3. Birokrasi yang lamban, korup dan tidak kreatif. 4. Masyarakat luas mudah bertindak anarkis. 5. Sumber daya alam (terutama Hutan) yang rusak parah. 6. Cendikiawan yang hipokrit. 7. Pelaku ekonomi yang tidak siap bermain fair. 8. Hutang luar negeri yang tak tertanggungkan. 9. Merajalelanya tokoh pemimpin yang bermoral rendah. 10. pemimpin daerah yang kebingungan . Bupati daerah minus tetap berharap kucuran dari pusat, bupati plus menghambur-hamburkan untuk hal-hal yang tidak strategis. posted by : Mubarok institute
mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang halal dan mana yang haram. Begitulah seterusnya pada telinga, kaki, tangan dan seluruh anggauta badan. Dengan demikian maka suami yang perkasa di rumah saja, maka ia adalah suami yang sehat wal afiat, tetapi jika di luar rumah juga perkasa, maka ia adalah suami yang sehat tetapi tidak ,afiat. Oleh karena itu sesudah salat witir kita diajarkan untuk berdoa, Allohumma inna nas aluka al `afiyah, wa nas aluka tamam al `afiyah, wanas aluka as syukra `ala al fiyah.. Jadi sehat wal `afiyat sesungguhnya juga mencakup kesehatan mental. Agama Sebagai Konsep Sesungguhnya agama dalam hal ini Islam- adalah konsep hidup yang disusun oleh Tuhan untuk manusia. Sebagai konsep yang disusun oleh Tuhan yang Maha Sempurna, konsep Islam pastilah sempurna, dan ia terpelihara di lauh mahfudz (langit) yang duplikatnya bisa digali dari wahyu al Quran. Jika orang mengatakan Islam adalah sempurna dan benar secara mutlak, (al islamu ya`lu wa la yu`la `alaih) maka yang dimaksud adalah dalam pengertian ini. Ketika konsep itu diturunkan ke muka bumi dan dicontohkan oleh Muhammad s.a.w sebagai utusan Tuhan, maka pada tingkat ini Islam juga sempurna dan benar secara mutlak. Tetapi apa yang diperspesi oleh para sahabat (masyarakat Islam pertama) tidak lagi bersifat sempurna dan tidak lagi mengandung kemutlakan, karena pemahaman manusia yang kodratnya tidak sempurna tidak pernah sempurna. Pemahaman para sahabat Nabi, bahkan sahabat besar seperti Abu baker, Umar, Usman dan Ali apa lagi sahabat-sahabat lain, dipengaruhi oleh karakter, kapasitas intelektual dan frekwensi komunikasi mereka dengan Rasul.Dari itu maka kita sudah dapat membedakan karakteristik sosok Abu baker yang ektrim lembut dan sosok Umar bin Khattab yang ektrim keras. Kita pun dapat melihat adanya perbedaan pendapat bahkan konflik antar sahabat. Tetapi kedekatan psikologi mereka dengan Rasul, tarikan cinta masih lebih kuat disbanding tarikan interest. Oleh karena itu Nabi menggambarkan perbedaan para sahabat dengan ragam bintang di langit, sahabat2wku semua itu ibarat bintang gemintang di langit, dengan siapapun kalian mengikuti, kalian akan memperoleh petunjuk (ashaby ka an nujum, biayyi iqtadaitum ihtadaitum). Pada saat generasi sahabat sudah habis, para ulama menjadi dominant. Konsep Islam dikembangkan melalui ijtihad, dengan sumber teks al Quran dan tradisi Nabi. Pada tingkat ini sudah barang tentu konsep Islam sudah tidak lagi sempurna karena ijtihad memang tidak melahirkan kesempurnaan. Lahirnya mazhab-mazhab menunjukkan ketidak sempurnaan konsep tetapi sekaligus menunjukkan fleksibelitas ajaran Islam, karena kata Nabi, ijtihad yang benar memperoleh pahala dua, ijtihad yang salah memperoleh pahala satu. Berikutnya, konsep Islam bercampur dengan budaya masyarakat kaum muslimin, ada yang lebih kental sebagai budaya Islam, ada juga yang sudah bisa disebut sebagai budaya muslimin. Corak Keberagamaan Manusia memiliki karakteristik psikologis yang berbeda-beda, yang berdampak pula pada perbedaan karakteristik keberagamaannya. Dalam perspektip Psikologi Islam, system nafsani manusia bekerja dengan sinergi subsitem `aql, qalb, bashirah, syahwat dan hawa. `Aql (akal) merupakan problem solving capacity yang kerjanya berfikir, Qalb (hati) merupakan alat untuk memahami realita, Bashirah (nurani) merupakan cahaya ketuhanan yang ada dalam hati (nurun yaqdzifuhulloh fi al qalbi), syahwat merupakan penggerak tingkah laku (motiv) dan hawa (hawa nafsu)merupakan penguji system. Orang yang lebih menggunakan akalnya biasa logic, terkadang kering, orang yang lebih menggunakan hatinya biasanya perasa, orang yang lebih mengunakan nuraninya biasanya pilihannya selalu tepat, orang yang lebih memanjakan syahwatnya mudah
tergoda oleh kemewahan, dan orang yang lebih mengikuti hawa nafsunya cenderung sesat dan destruktip. Nah beregamaan seseorang juga diwarnai oleh karakteristik kejiwaannya, apakah lebih logic, lebih perasa, lebih mengikuti cahaya, lebih mengabdi syahwat atau lebih mengikuti hawa nafsu. Keberagamaan Yang Logik. Produk logika agama adalah pada ilmu yang bernama fiqh. Ilmu fiqh selalu menggunakan ilmu manthiq (logika) dalam merumuskan hokum-hukumnya, sah tidak sah, halal, haram dan seterusnya. Ketika orang yang berfiqih juga kuat dorongan syahwatnya maka ia bias menjadi munafiq, karena dalil agama bias dibelokkan menjadi halal atau haram bergantung kepada interestnya. Keberagamaan yang penuh perasaan Setiap kali ummat dilanda krisis materialisme (hubbul mal wal jah) maka fenomena tasauf selalu muncul.Tasauf merupakan olah rasa dimana merasa dekat dengan Tuhan lebih diutamakan daripada kebenaran logic. Nah ketika seorang mutasawwif sudah sama sekali tidak memperhatikan logika (fiqh atau syariat) maka ketika itulah ia berpeluang menjadi zindiq, menjadi kafir, karena ia tertipu oleh perasaannya. Ia merasa sudah mikraj ke langit, padahal ia berada di dalam ruang simulasi jin atau syaitan. Keberagamaan Yang Syahwati Manusia dilengkapi Tuhan dengan dorongan syahwat atas lain jenis (seksual)anak-anak (kebanggaan naluriah), benda berharga (manfaat dan gengsi), kendaraan bagus (manfaat dan gengsi) ternak dan lading (manfaat dan gengsi). Orang sering tak sadar, dalam ekpressi keagamaan sesunguhnya mereka didorong oleh motiv syahwati. Ia merasa sangat bersemangat dalam membela syi`ar agama, tanpa disadari (dalam alam bawah sadar) mereka sesungguhnya sedang melakukan pemenuhan syahwat. Bahkan ketika mereka berteriak-teriak membela agama dari ancaman luar, sesungguhnya mereka sedang mengamankan kepentingan syahwat sendiri. Keberagamaan hawiyyi (mengikuti hawa nafsu) Ali bin Abi Talib r.a. ketika dalam medan perang jihad sudah hampir berhasil membunuh musuh. Tiba-tiba si kafir yang sudah terpojok meludahi wajah Ali dengan ludah yang banyak. Spontan Ali terusik perasaannya dan marah. Begitu sadar sedang dalam kemarahan, maka Ali mengalihkan jihadnya dari membunuh musuh ke menekan hawa nafsunya agar tidak membunuh ketika hati sedang marah, dan musuhnya justeru disuruh pergi dari mukanya. Mengapa Ali berbuat demikian ? karena jika Ali membunuh musuh dalam keadaan marah karena diludahi, maka ia tidak lagi sedang berjihad di jalan Allah, tetapi di jalan syaitan, karena marah (ghadlab) memang media syaitan dalam menyesatkan manusia. Nah bandingkan dengan apa yang dilakukan oleh Amrozi cs., apakah mereka sedang berjihad atau sedang melakukan perilaku menyimpang. Memerangi hawa nafsu itulah jihad al akbar (perjuangan besar) sedangkan perang fisik adalah jihad al asghar (perjuangan kecil). Keberagamaan yang nuraniyy Nuraniyyun artinya bersifat cahaya. Nurani atau hati nurani dalam al Quran disebut bashirah yang artinya pandangan mata batin sebagai lawan dari pandangan mata kepala. Nurani bercahaya manakala hati bersih dari kotoran batin. Cahaya nurani dapat menembus sekat-sekat ruang dan waktu , sehingga ia seperti bisa meramalkan masa depan. Dalam bahasa tasauf, orang yang
nuraninya hidup dapat melihat dengan penglihatan Tuhan dan dapat mendengar dengan pendengaran Tuhan. Cahaya nurani redup oleh dosa kecil, dan tertutup oleh keserakahan dan maksiat. Orang yang keberagamaanya bersifat nuraniyy pada umumnya ia akrab dengan penderitaan manusia, dan bahkan makhluk. Cahaya nurani merupakan perwujudan dari rahmat Allah dimana ia memperolehnya karena ia menyayangi makhluk Alloh. Hal ini selalu diingatkan oleh Nabi, sayangi yang di bumi, niscaya Tuhan yang di langit menyayangimu, irhamu man fi al ardhi yarhamukum man fi as sama. Orang yang sadis kepada hewan apalagi kepada manusia pasti nuraninya mati. Jika orang nuraninya mati maka ia seperti orang yang berjalan di tengah kegelapan, dan karena kegelapan ia tidak bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya. Kegelapan dalam bahasa Arab disebut dzulm-dzulumat, orangnya disebut dzalim.. Praktek terorisme misalnya dapat dilihat akar sejarahnya pada tokoh Syi`ah ekstrim Hasan bin Sabah dari sekte Hassyasyin (1057) yang diberi gelar The Old Man of The Mountain in Alamut (dekat laut Kaspia) yang mengorganisir pemuda untuk melakukan pembunuhan terhadap lawan-lawan politiknya secara tiba-tiba dengan terlebih dahulu menggunakan hasyis/narkoba. Beragama secara sehat Kita tidak boleh mengklaim diri sebagai yang terbenar, karena kebenaran hanya milik Alloh, tetapi kita dianjurkan untuk selalu mendekati kebenaran sambil tetap mengakui bahwa hanya Allah yang paling tahu terhadap kebenaran (wallohu a`lamu bi as shawab). Ukuran kebenaran beragama secara keilmuan adalah apabila kita berpegang teguh kepada Al Quran dan Sunnnah Rasul, dan dalam mencari kebenaran tetap mengikuti system pemahaman (ijtihad) yang telah dibangun oleh para pendahulu kita. Beragama yang sehat adalah beragama yang mengikuti panduan secara komprehensip, vertical dan horizontal, bahkan internal. Perilaku menyimpang dari orang beragama bisa karena gangguan kejiwaan atau karena sesat piker dan salah merasa. Oleh karena itu orang beragama dalam hidupnya harus bisa berfikir sehat (logic), senang bertafakkur dan jangan lupa tadabbur. Olah rasa(tasauf) harus berdiri diatas landasan syari`ah, beragama juga harus berilmu; Mengutip Murtadla Muthahhari dalam buku Allah fi Hayat al Insan, hubungan agama dan ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut : Ilmu mempercepat anda sampai ke tujuan Agama menentukan arah yang dituju Ilmu menyesuaikan manusia dengan lingkunganya Agama menyesuaikan manusia dengan jati dirinya Ilmu hiasan lahir, sedangkan agama hiasan batin Ilmu memberikan kekuatan dan menerangi jalan Agama memberi harapan dan dorongan bagi jiwa Ilmu menjawab pertanyaan yang dimulai dengan bagaimana Agama menjawab, yang dimulai dengan mengapa Ilmu tidak jarang mengeruhkan pikiran pemiliknya Sedang agama selalu menenangkan jiwa pemeluknya yang tulus. Wallohu a`lam posted by : Mubarok institute
PSIKOLOGI AMANAH
Ada dua term yang berdekatan yaitu Siddiq dan Amanah. Shiddiq berarti benar dan jujur sedangkan amanah berarti bertanggungjawab. Dalam bahasa Indonesia, amanah sering diterjemahkan jujur. Jujur lebih merupakan "sifat dalam" yang bernuansa lurus. Amanah lebih merupakan aplikasi tanggungjawab dalam kehidupan. Terkadang jujur berkonotasi negatif. "Jujur amat lu." Satu kejujuran yang bernuansa lurus naif, dan memang orang yang naif (o'on), biasanya jujur dalam segala hal sampai yang rahasiapun dibuka apa adanya. Sedangkan amanah
lebih mengedepankan tanggungjawab dan sadar akan resiko, oleh karena itu orang yang amanah akan menseleksi apa-apa yang bisa dikatakan sejujurnya dan apa-apa yang tidak perlu dikatakan. Dalam bahasa sehari-hari, karakteristik orang yang jujur sering digambarkan sebagai orang yang tidak suka bohong, bisa dipercaya dan gaya hidupnya lurus. Kebalikkan dari sifat jujur adalah suka dusta dan berkhianat, oleh karena itu gaya hidupnya penuh tipudaya. Sifat amanah dan contoh orang jujur disebut dalam Quran adalah Nabi Muhammad dan Nabi Musa. Pada masa mudanya Muhammad diberi gelar oleh masyarakatnya dengan sebutan al-Amin. Muhammad alAmin artinya orang yang amanah. yang dapat dipercaya. Predikat ini diberikan oleh masyarakat karena belum pernah menjumpai Muhammad berdusta. Apapun yang dikatakan oleh Muhammad, masyarakat pasti percaya. Karena selama hidupnya muhammad tak pernah dijumpai berdusta. Sementara Nabi Musa disebut juga sebagai sosok yang kuat dan jujur (al qawiyyu al amin Q/al Qasas:26) Dalam bahasa Arab maupun istilah syara' amanah mengandung banyak arti tetapi secara umum seorang yang berakhlak amanah atau jujur adalah orang yang bisa memelihara hak-hak Allah dan hak-hak manusia pada dirinya, yang dengan itu ia tidak pernah menyia-nyiakan tugas yang diembannya baik tugas ibadah maupun muamalah. Amanah juga berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya yang layak dan patut. Dari pengertian ini maka secara lebih rinci, karakter orang yang jujur atau amanah adalah sebagai berikut: (a) Bisa memikul tanggungjawab dari apa yang menjadi kewajibannay. (b) Menempatkan orang dalam tugas sesuai dengan kapabilitasnya bukan karena pertimbangan keuntungan yang tersebunyi atau nepotisme. (c) Jika diberi titipan ia bisa menjaga apa yang dititipkan dalam keadaan utuh. (d) Jika menjalankan tugas ia tidak mengambil keuntungan pribadi dari tugas itu (korupsi) (e) Tidak menyembunyikan apa-apa yang mestinya dibayarkan baik menyangkut hubungan dengan Tuhan (zakat) dengan negara (pajak) maupun dengan keluarga (nafkah). (f) Mampu menyimpan apa yang harus dirahasiakan, baik rahasia tugas maupun rahasia kehormatan. (g) Jika berjanji ia menunaikan janjinya. Kejujuran merupakan nurani yang ada didalam hati, bukan pengetahuan yang ada difikiran. Oleh karena itu pengetahuan agama, pengetahuan tentang nilai kejujuran tidak cukup untuk membuat orang menjadi jujur. Kejujuran tidak berlangsung begitu saja tetapi membutuhkan dukungan infrastruktur yang kondusif untuk itu. Tak jarang orang baik benar-benar jujur kemudian hilang kejujurannya ketika ia memikul tanggungjawab tugas yang menggoda tanpa sistem pengawasan yang memadai. Manajemen Kejujuran Meskipun fitrah manusia pada dasarnya baik, jujur, lugu, berketuhanan dan memiliki rasa keadilan tetapi ia juga memiliki syahwat dan nafsu yang cenderung menuntut pemuasan mendesak. Sudah menjadi sunnah kehiduapn bahwa daya tarik keburukan itu lebih kuat dibanding daya tarik kebaikan. Untuk menggapai kebaikan orang harus berfikir dengan skala jauh, sementara keburukan justru menggoda dengan argumen praktis dan langsung dengan slogan "yang penting sekarang." Banyak orang mendalami ilmu kebaikan dalam kurun waktu yang panjang hingga menguasai teori dan hukum-hukumnya tetapi tiba-tiba ia terjerumus kepada keburukan yang baru saja dikenalnya. Secara individu, manusia harus memenej hidupnya secara amanah, membiasakan diri tingkah lakunya yang termonitor oleh keluarga yang dengan itu suasana menjadi kondusif untuk jujur. Secara nasional, kejujuran juga dapat disosialisasikan dan direkayasa melalui sistem politik, ekonomi, sosial budaya. posted by : Mubarok institute
dalam. Nah problemnya ada orang yang yang secara fisik ia sehat tetapi ia mengalami gangguan sehingga fisiknyapun kurang berfungsi. Secara medik ia sehat, tetapi ia merasa tidak sehat sehingga ia tidak bisa mikir, tidak bisa konsentrasi, tidak bisa tidur bahkan di kamar tidur jga tidak berfungsi. Ada orang penyandang cacad tetapi fikiranya jernih, gagasannya cemerlang dan ia ceria menjalani hidupnya, sementara ada orang yang secara fisik sehat dan memiliki semua kebutuhan fasilitas, tetapi justeru fikiranya kacau, tindakannya juga kacau, dan ia tidak bisa menikmati hidup ini. Konsep manusia Sering kita mendengar ungkapan; orang itu yang penting hatinya, yang penting jiwanya. Nah dalam perspektip ini hakikat manusia adalah jiwanya. Orang gila secara fisik adalah manusia, tetapi ia sudah tidak diperhitungkan karena jiwanya sakit (tidak berfungsi). Di maki2 orang gila, orang tidak tersinggung, karena jika tersinggung apalagi membalas maka itu menujukkan serumpun. Orang gila tidak menyadari sakitnya, tetapi orang yang mengalami ganggguan kejiwaan, ia menyadari jiwanya sedang terganggu. Orang gila tak bisa berfikir mengenai dirinya, sedangkan orang yang terganggu kejiwaannya jsuetru selalu berfikir dan bertanya, mengapa aku begini. Nah dari ini maka kita mengenal ada Rumah Sakit mum, Rumah Sakit Jiwa dan Lembaga bimbingan mental atau healing/konseling. Problem Masyarakat modern Zaman modern dalam era globalisasi berlangsung sangat cepat dan praktis dan serentak seperti banjir bandang. Padahal kesiapan mental orang menghadapi era global tidak sama. Ketidak seimbangan itu kemudian menimbulkan gangguan kejiwaan, dan banyak orang terkungkung dalam kerangkeng manusia modern sebagai the hollow man, manusia yang sudah kehilangan makna, resah setiap kali harus mengambil keputusan bahkan tidak tahu apa yang diinginkan. Mereka terasing di tengah keramaian, kehilangan keberdayaan di tengah kompetisi. Ketimpangan itu menyebabkan mereka sibuk bekerja menyesuaikan diri dengan trend zaman, tetapi sesungguhnya mereka sedang melayani kemauan orang lain (sosial) .Mereka sibuk melayani kemauan orang lain sampai lupa kemauan sendiri. Akibatnya dalam pergaulan mereka selalu memakai topeng sosial, ketika tertawa, ketika tersenyum dan bahkan ketika berbuat kebaikan. Saking seringnya memakai topeng sosial sampai ia lupa wajah sendiri. Ciri2 gangguan kejiwaan manusia modern adalah dimulai dengan mengidap kecemasan, disusul merasa kesepian, kemudian mengidap kebosanan dan ujungnya adalah perilaku menyimpang, yah anarki dalam semua bidang, di rumah, di jalanan, di tempat kerja, di universitas bahkan di parlemen. Di Indonesia ada lima lapisan strata sosial; (1) sedikit kelompok ultra modern di kota-kota besar, (2) kelompok modern, (3) masyarakat urban, (4) masyarakat tradisionil, (5) suku terasing dan bahkan masih ada yang berada di zaman koteka. Kelompok pertama dan kedua relatip siap menghadapi setiap perubahan, nah kelompok ke 3 dan ke empatlah yang paling banyak menjadi korban. Jika laju kerusakan sosial ini tak terbendung, maka kemajuan pembangunan ekonomi Indonesia menjadi tak bermakna. Healing dan Konseling; Pendekatan Psikologi Islam Di kalangan masyarakat terpelajar sudah dikenal adanya layanan konseling, karena pasarnya ada.
Orang terpelajar secara sadar mencari solusi problemnya dengan mencari konselor, sementara orang awam tidak tahu persis apa problemnya, dan tak tahu juga harus kemana. Namun demikian bukan berarti masyarakat awam tidak mengenal terapi yang bernuansa psikologi. Di kalangan masyarakat santri, orang yang mengalami problem kejiwaan biasanya pergi kepada kyai, dan kyai memberikan layanan yang bernuansa psikologis, tetapi bukan berbasis psikologi, yakni berbasis akhlak dan tasauf. Sebagaimana diketahui dalam sejarah keilmuan Islam tidak muncul ilmu semacam psikologi yang berbicara tentang tingkah laku. Jiwa dalam sejarah keilmua Islam dibahas dalam ilmu akhlak dan ilmu tasauf. Apa yang dilakukan oleh para kyai barangkali memang tidak ilmiah, tetapi tak terbantah justeru banyak yang bernilai tepat guna, karena sesuai dengan kejiwaan klien yang santri. Hingga hari ini masih banyak orang mencari pendekaan alternatip setelah gagal menjalani terapi modern melalui konselor psikologi. Karakteristik Psikologi Islam Jika psikologi merupakan hasil pemikiran dan laboratorium yang menghasilkan hukum-hukum kejiwaan manusia, Psikologi Islam merumuskan hukum2 kejiwaan pertama melalui teks wahyu, yakni apa kata al Quran (dan hadis) tentang jiwa . Selanjutnya ulama Psikologi Islam ini berijtihad dengan penghayatan atas jiwa sendiri dan orang lain (menjadikan diri sendiri menjadi obyek penghayatan), sementara teori2 psikologi modern dijadikan alat bantu dalam memahami sumber wahyu. Jika tugas psikologi itu hanya mengungkap makna tingkah laku, meramalkan dan mengendalikan tingkah laku, maka tugas Psikologi Islam menambahnya dengan berusaha membentuk tingkah laku yang baik (akhlak) hingga jiwa seseorang dapat merasa dekat dengan Tuhan (tasauf). Jika psikologi Barat hanya berdimensi horizontal, psikologi Islam melengkapinya dengan dimensi vertikal. Konseling Islami Ciri healing dan konseling Islam adalah pada menggunakan getar iman (daya rohaniah) dalam mengatasi problem kejiwaan. Oleh karena itu maka terapi sabar, tawakkal, ikhlas, itsar, sadaqah, ridla, cinta, ibadah, suluk, zikir, jihad dan lain-lainnya pasti digunakan sesuai dengan problemnya. Problem Pemahaman Yang menjadi problem dari term tersebut diatas ialah bahwa psikolog muslim masih memahaminya sebagai term akhlak dan tasauf, bukan sebagai term psikologi. Tawakkal menurut term tasauf lebih menekankan kepasrahannya, sementara menurut psikologi justeru lebih menekankan kesiapan komprehensip menghadapi tugas. Sabar menurut nuansa tasauf lebih menekankan pada menerima dengan pasif, sementara menurut psikologi sabar justeru merupakan dinamika kerja di medan sulit. Demikian juga term-term lain, menjadi sangat berbeda ketika dilihat dari sudut yang berbeda. Disinilah tantangan ilmu Psikologi Islam. Diperlukan dialog dan interaksi antara konsep perilaku horizontal dengan konsep orientasi vertikal. Insya Allah 20-30 tahun mendatang, interaksi dua kutub ini akan menghasilkan psikologi mazhab kelima yang sudah bisa diterima oleh semua kalangan ilmiah. Insya Allah, Wallohu a`lamu bissawab. posted by : Mubarok institute
GENERASI PENIKMAT
Kejayaan suatu bangsa dibangun oleh generasi demi generasi, diperuntukkan bagi generasi mendatang. Kita mengenal adanya generasi 1912, generasi 1928, angkatan 45, angkatan 66 dan seterusnya. Masing-masing bekerja demi generasi mendatang. Menurut bapak sosiologi Ibn Khaldun, jatuh bangunnya suatu bangsa ditandai oleh lahirnya tiga generasi. Pertama generasi pendobrak. Kedua generasi pembangun dan yang ketiga generasi penikmat. Jika pada bangsa itu sudah banyak kelompok generasi penikmat, yakni generasi yang hanya asyik menikmati hasil pembangunan tanpa berfikir harus membangun, maka itu satu tanda bangsa itu akan mengalami kemunduran. Proses datang perginya tiga generasi itu menurut Ibn Khaldun berlangsung dalam kurun satu abad. Yang menyedihkan pada bangsa kita dewasa ini ialah bahwa baru setengah abad lebih, ketika generasi pendobrak masih ada satu dua yang hidup, ketika generasi pembangun masih belum selesai bongkar pasang dalam membangun sudah muncul sangat banyak generasi penikmat dan mereka bukan hanya kelompok kurang terpelajar tapi justru muncul dari kelompok yang terpelajar. Subhanallah. posted by : Mubarok institute
zaman sesuai dengan perkembangan zaman (sholihun fi kulli zaman wa makan) 7. Karena manusia memiliki karakteristik psikologis yang berbeda-beda, maka dakwah Islam harus disampaikan secara persuasip, mengikuti cara berfikir manusia yang dihadapi seperti yang dipesankan Nabi, Khatib annas `ala qadri `uqulihim. 8. Karena pekerjaan dakwah (menyampaiakan pesan, mengajak, mendorong , mempengaruhi, menanam dan membangun) itu bukan pekerjaan sederhana, maka diperlukan orang-orang yang mau mengkhususkan diri bekerja untuk itu, dengan terlebih dahulu mendalami masalah yang akan didakwahkan, da`i profesional (falaula nafara min kulli firqatin minhum thoifatun liyatafaqqahu fiddin ....dst) 9. Karena sifat masyarakat yang dinamis dengan problem yang selalu berkembang, maka dibutuhkan institusi khusus yang mendidik SDM bidang dakwah, misalnya Fakultas Dakwah. 10. Keberhasilan dakwah ditopang oleh ; konsep dakwah, da`i (pelaksana), metode dan media. 11. Karena agama Islam bersifat rahmatan lil`alamin, maka konsep dakwah sesunggguhnya (seharusnya) adalah visi masa depan. Kepemimpinan Rasulullah Nabi Muhammad hidup dalam setting zaman tertentu dan corak masyarakat tertentu. Pada masa kehadiran Muhammad sebagai Rasul, adalah suatu masa dimana selama enam abad bumi kosong dari kehadiran seorang Nabi. Sejarah ketika itu diisi oleh dua imperium, Rumawi (Barat) yang resminya beragama Kristen tetapi pada hakikatnya berbudaya paganisme dan Persia (Timur) yang menyembah api (Majusi) kedua-duanya merendahkan martabat manusia . Masyarakat Arab dimana Nabi Muhammad lahir juga masyarakat yang berbudaya rendah (jahiliyyah) yakni, menyembah benda yang tak mampu apa-apa dan merendahkan martabat manusia khususnya wanita dalam bentuk perbudakan dan membunuh bayi wanita dan fanatisme kesukuan yang sangat sempit. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Rasulullah Sebagai utusan Tuhan sudah barang tentu beliau dibekali apa yang dibutuhkan untuk tugas kerasulan.Karena seorang Nabi dan Rasul juga harus memimpin ummat manusia, maka beliau juga memiliki kapasitas sebagai pemimpin. Ada prinsip kepemimpinan seperti yang bisa ditangkap dari kata-kata mutiara; (a) Berilah kepada siapa yang ingin kau beri, niscaya engkau akan menjadi pemimpin dari mereka (b) Mintalah kepada siapa yang ingin kau mintai, niscaya engkau akan menjadi tawanan dari mereka (c) Merasa cukuplah dari apa yang dimiliki orang lain, niscaya engkau akan bisa menjadi mitra sejajar dengan mereka Jadi seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dibanding orang kebanyakan, dan kelebihan itulah yang diberikan kepada orang lain. Apa yang bisa diberikan? bisa kesejahteraan, rasa aman, petunjuk, pengetahuan dan yang terpenting keteladanan. Nah Nabi memiliki kesemuanya, tetapi yang terpenting adalah keteladanan. Sebelum menjadi nabi, Muhammad sudah populer dengan sebutan al amin, artinya orang yang dapat dipercaya. Kepercayaan adalah modal utama kepemimpinan. Muhammad lebih mempengaruhi hati masyarakat dibanding mempengaruhi fikiran mereka. Oleh karena itu dalam memimpin pengiikutnya beliau menggunakan tahapantahapan psikologis, seperti yang tercermin dalam periode Makkah dan periode Madinah. 1. Dalam periode Makkah, Muhammad lebih menanamkan semangat internalisasi nilai, dan pengendalian diri yang sangat kuat dalam menghadapi kesulitan seraya tetap menjanjikan masa
depan yang sukses. 2. Pada periode Madinah, Muhammad sudah menata secara teknis tata kehidupan bermasyarakat lengkap dengan struktur kepemimpinan dan forum penampung peran serta masyarakat. Ada pusat Pemerintahan, ada forum syuro, ada konseling, ada kunjungan lapangan, ada reward dan ada juga punishment. Sistem Leadership Rasulullah Bagaimana sistem kepemimpinan Rasulullah berlangsung dapat ditangkap dari tradisi salat Jamaah. 1. Ada media komunikasi antara pemimpin dengan rakyatnya yang dilakukan secara reguler dan bersistem, yaitu salat jamaah lima waktu sehari pada setiap lingkungan, forum satu mingguan pada salat Jumat untuk lingkungan yang lebih besar, dan dua kali forum tahunan pada Idul Fitri dan Idul Adha untuk lingkungan nasional dan international. 2. Ada komando untuk memobilisasi rakyat, berupa azan dan iqamat 3. Imam direkrut dengan mengikuti persyaratan (a) yang paling fasih bacaannnya, yakni yang paling pintar mengkomunikasikan gagasan, (8) yang paling dalam ilmunya (persyaratan pendidikan), dan (c) yang paling tua umurnya (senioritas) 4. Siapapun yang terpilih menjadi imam, makmum harus patuh sampai kepada detail-detail gerak dan bacaan (tertib hubungan rakyat dan pemimpin) 5. Jika Imam keliru, makmum boleh mengkoreksi dengan membaca subhanalloh 6. Jika imam batal (buang angin misalnya) ia harus langsung mengundurkan diri, tidak menunggu di demo dulu. 7. Seusai salat (masa jabatan) salam-salaman antara imam dan makmum, happy ending 8. Imam tidak boleh terlalu panjang bacaannya karena tidak semua makmum tahan lama (melihat aspirasi masyarakat), jika dalam keadaan darurat (kebakaran misalnya) imam harus mempercepat salat 9. Jangan memaksa menjadikan orang jahat atau pendosa atau orang yang tidak fasih menjadi imam salat karena makmum pasti tidak khusyuk. posted by : Mubarok institute
membelanya mesti salah. Quran menyebutkan term ini agar janganlah cinta ra'fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah SWT, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2) keenam. Cinta Shobwah yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku menyimpang tanpa sanggup mengelak. Quran menyebut term ini ketika mengisahkan nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaikha namun nNabi Yusuf tergelincir dalam perbuatan bodoh (wa illa tashrif'anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min aljahilin (Q/12:33) ketujuh. Cinta Syauq (rindu) term ini bukan dari Quran tapi hadist yang menafsirkan Quran. Dalam surat al-ankabut ayat 5 dikatakan barangsiapa rindu berjumpa Allah SWT waktunya pasti akan tiba. kalimat kerinduan ini diungkapkan dalam doa ma'tsur dari hadist ahmad: wa as'aluka ladzzata an andzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa'ika. "Aku mohon dapat merasakan nikmatnya mamandang wajah-Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa denganMu" posted by : Mubarok institute
PENGERTIAN SAKINAH
Penggunaan nama sakinah pasti diambil dari al-Quran surat 30:21 litaskunu ilaihi yang artinya bahwa allah SWT menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu merasa tentram terhadap yang lain. Dalam bahasa arab, kata sakinah didalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. pengertian ini pula dipakai dalam ayat-ayat Quran dan Hadist dalam konteks kehidupan manusia. Jadi keluarga sakinah adalah kondisi ideal biasanya jarang terjadi, oleh karena itu ia tidak mendadak tetapi ditopang oleh pilar-pilar yang kokoh, yang memerlukan perjuangan serta butuh waktu serta pengorbanan terlebih dahulu. Keluarga sakinah merupakan subsistem dari sistem sosial menurut Quran bukan bangunan diatas lahan kosong. (diambil dari buku Prof. Achmad Mubarok yang berjudul "Psikologi Keluarga: Dari Keluarga Sakinah Hingga Keluarga Bangsa hal:148) posted by : Mubarok institute
mungkin jika bangsa ini melakukan taubat nasional yakni menata kehidupan dengan prinsip keadilan dan bermartabat posted by : Mubarok institute
PERUBAHAN CARA PANDANG MASYARAKAT INDONESIA TENTANG KELUARGA: PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAM
Secara fitri manusia membutuhkan adanya kehidupan keluarga yang terdiri dari suami isteri dimana dari sana lahir anak cucu sebagai generasi penerus. Dari masyarakat yang paling primitip hingga masyarakat ultra modern, lembaga keluarga tetap dipandang sebagai kebutuhan fitri . Yang berubah (berkurang atau bertambah) adalah fungsinya sejalan dengan perubahan budaya masyarakat. Kebudayaan adalah konsep, gagasan, ide, norma dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat dalam waktu yang lama dan kemudian mewujud dalam bentuk karya budaya. Perubahan konsep tentang sesuatu akan mengubah cara pandang seseorang/masyarakat tentang berbagai hal yang terkait, selanjutnya mengubah perilaku, dan berakhir dengan perubahan struktur dari masyarakat itu. Selanjutnya antara individu, keluarga dan masyarakat akan saling berinteraksi membentuk sebuah bangunan yang baru dari masyarakat itu, baru secara substansial atau baru dalam bentuk lahirnya saja. A. Konsep Keluarga Islami Semua agama dan hampir semua budaya menganut nilai kesucian dalam keluarga, kecuali pada sekelompok kecil masyarakat ultra modern. Yang berbeda adalah konsep kesucian/kesakralan yang dianut; kesucian mistis, kesucian tradisi, kesucian etos dan kesucian religious. Dalam pandangan Islam, adanya laki-perempuan dimana yang satu tertarik kepada yang lain adalah sudah menjadi sunnatullah, tak bisa diubah atau diganti. Nilai kesucian keluarga dalam Islam adalah bahwa penghalalan hubungan antar laki-perempuan dan kemudian menjadi suami isteri tidak saja harus menempuh jalur horizontal, tetapi juga jalur vertikal, yakni dengan nama Allah Yang Maha Suci, dan selanjutnya hubungan seksual antara suami dan isteri itu kemudian bermakna ibadah. Secara tekstual hal itu dingkapkan oleh hadis Rasul yang berbunyi; akhadztumuhunna bi amanati Allah wa istahlaltum furujahunna bi ismi Allah. Laki-laki mengambil wanita sebagai isterinya dengan kontrak amanat dari Allah, dan dihalalkan farjinya untuk disetubuhi dengan atas nama Allah. Kesucian keluarga dalam Islam berpangkal dari konsep kesucian pergaulan dan kesucian nasab, kemudian mengembang dalam sistem; seperti adanya (a) konsep aurat, (b) konsep muhrim, (c) konsep kesetiaan, (d) konsep birr al walidain, yang juga diatur dalam sistem hukum. A.1.Konsep aurat Secara fitri manusia mengenal aurat, yakni sesuatu yang dirasa tidak layak (memalukan) dilihat oleh orang lain. Konsep aurat merupakan perwujudan dari konsep kesucian pergaulan. Aurat fisik lelaki adalah batas antara pusat dan lutut, aurat fisik wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Aurat keluarga meliputi (1) hal-hal yang merupakan kekurangan dari masing-masing suami atau isteri (2) kehidupan seksual, (termasuk kamar tidur). Aurat batin mencakup fikiran buruk, niat buruk dan persangkaan yang buruk.. Aurat fisik ditutup dengan pakaian, aurat seksual ditutup dengan dinding/pintu dan mulut. Kamar tidur suami isteripun sebenarnya merupakan semi aurat, oleh karena itu tingkat privilege nya sangat tinggi. Jangan setiap orang boleh keluar masuk kamar tidur suami isteri, kalau bisa (meski boleh, la junaha) bahkan jangan menyerahkan kepada pembantu untuk membereskan kamar tidur. Uruslah oleh isteri atau suami atau bersama-sama, karena hal itu merupakan tempat yang sangat privilege.
Menurut al Quran, anakpun tidak dibolehkan bebas keluar masuk kamar tidur orang tua, sekurang-kurangnya pada tiga waktu, yaitu sebelum subuh, saat-saat ganti pakaian lepas lohor dan sebelum Isya, itulah tiga waktu `aurat tsalatsu `auratin lakum , kata al Quran (Q/24:58). Menurut hadis Nabi, tempat tidur suami tidak boleh dipinjamkan untuk tidur orang lain, an la yuthina furusyakum man takrahun (H.R. Ibn. Majah dan Turmuzi). Nabi juga sangat keras mengingatkan bahayanya aurat saudara ipar (al hamw al maut). A.2. Konsep muhrim Dari akad nikah maka muncul daftar baru orang yang tidak boleh dinikahi (muhrim), yaitu mertua/mantu, disamping yang berhubungan darah (bapak/ibu ke atas, anak ke bawah, saudara dan keponakan ke samping. Konsep muhrim merupakan perwujudan dari konsep kesucian pergaulan dan konsep kesucian nasab. Menurut etika Islam, seorang wanita tidak boleh bepergian tanpa didampingi muhrim. Menurut hadis Nabi, wanita yang bepergian sendirian dalam keadaan gelisah adalah umpan syaitan. Muhrim adalah orang yang memiliki kelonggaran untuk bergaul yang oleh karena itu leluasa untuk melindungi, fisikal atau psychological, dari gangguan fisik atau gangguan psikologis. A.3. Konsep Kesetiaan Kesetiaan keluarga dalam Islam berhubungan dengan hak dan kewajiban (syariat/horizontal), norma sosial (ma`ruf), akidah dan akhlak (vertikal-horizontal) dan cinta (internal). Secara syariy suami mempunyai kewajiban yang melahirkan hak, demikian pula isteri mempunyai kewajiban yang melahirkan hak. Secara umum, suami wajib memberi nafkah dan perlindungan, kemudian memiliki hak memimpin rumah tangga. Isteri wajib berbakti, yang dengan itu memiliki hak nafkah dan perlindungan. Tidak terpenuhinya kewajiban secara alami akan mengurangi pula haknya. Suami harus memperlakukan isteri secara ma`ruf, waasyiruhunna bi al ma`ruf (Q/4:19), yakni memperhatikan nilai-nilai kepatutan sosial, tetapi keduanya harus luwes, fleksibel dan harmoni , masing-masing bagaikan pakaian dan pemakainya (hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna (Q/2:187). Kesetiaan isteri kepada suami mengandung nuansa teologis, sehingga kesetiaannya kepada suami bagaikan karcis ke surga (dakhalat min ayyi abwab al jannah syaat (hadis), sementara martabat laki-laki justeru diukur dengan kebaikannya kepada isteri (ma akrama an nisa a illa karim, wama ahanahuna illa mahin(hadis). Cinta juga menjadi pondasi kesetiaan, tetapi ada beberapa typologi cinta; cinta diri, cinta transaksional, cinta sosial dan cinta kebajikan. Al Quran menyebut beberapa typologi cinta, seperti mawaddah, rahmah, mail, syaghaf, ra`fah, shobwah, kulfah dan dari hadis, syauq. A.4. Konsep birr al walidain Dalam Islam, berbakti kepada orang tua bukan saja berdasar logika, tetapi mengandung nuansa teologis. Dalam al Quran, birr al walidain selalu disebut berdampingan dengan kewajiban menyembah Allah, la ta`buduna illa Allah wa bi al walidain ihsana (Q/2:83), terima kasih kepada orang tua juga disejajarkan dengan syukur kepada Tuhan, an isykur li wa liwa lidaik (Q/31:14). Kata Nabi, ridla Allah berada dalam ridla orang tua, dan murka Allah juga berada dalam murka orang tua, ridlallah fi ridla al walidain, wa sukhthullah fi sukhth al walidain. Secara umum, semua budaya bangsa Indonesia memiliki ukuran-ukuran tersebut diatas dengan berbagai variasinya (distorsi atau ekses), hanya saja hanya dalam ajaran Islam norma-norma itu tersusun rapih dalam sebuah ajaran yang sistemik. B. Pengaruh Golbalisasi/Reformasi dalam Membentuk Cara Pandang Masyarakat
Globalisasi ditandai dengan tiga hal : (1) penggunaan teknologi tinggi dalam berbagai hal, (2) berkembangnya ilmu pengetahuan sebagai wujud dari kemajuan intelektual manusia, (3) perilaku manusia dikendalikan oleh informasi. Dengan teknologi, terutama teknologi informasi dan ilmu pengetahuan, dunia berubah menjadi kampung kecil dimana penduduk dunia berkumpul hampir tanpa jarak, padahal tiap bangsa bukan hanya berbeda-beda kebudayaanya, tetapi juga berbeda kapasitasnya dalam menyerap informasi.. Dalam kasus Indonesia, dampak globalisasi menjadi lebih menarik, karena lapisan sosial masyarakat Indonesia sangat heterogen. Jika bangsa Mesir hanya terdiri dari tiga lapisan sosial; masyarakat elit (afandy) masyarakat urban (balady) dan dan orang desa (sha`idy), masyarakat Indonesia terbagi menjadi lima lapisan, dari (1) masyarakat ultra modern, (2) masyarakat modern, (3) masyarakat urban (4) masyarakat tradisionil dan (5) masyarakat terbelakang, yang bahkan masih hidup di zaman batu. Masyarakat dengan karakteristik yang sangat heterogen ini dipaksa mengkonsumsi satu jenis informasi global melalui media komunikasi. Hasilnya dapat dibayangkan bagaimana dampak psikologis terhadap masyarakat majemuk ini dalam mempersepsi dan merespond informasi tersebut. B.1. Faktor mispersepsi Dalam mempersepsi stimulus, manusia dipengaruhi oleh dua faktor besar : situasional dan faktor personal. Faktor situasional yang mempengaruhi persepsi antara lain ; (a) uslub atau redaksi informasi, (b) jarak; fisik, psikis dan sosial (c) gerakan atau manufer stimulan (d) akting atau rekayasa dan (e) penampilan stimulan. Sedangkan faktor personal yang mempengaruhi persepsi adalah (a) pengalaman, (b) konsep diri. Bagi masyarakat ultra modern dan masyarakat modern, mereka mampu mempersepsi stimulus informasi global secara proporsional , oleh karena itu merekapun bisa merespond secara proporsional. Bagi masyarakat urban, ketika melihat informasi global, mereka seperti orang kampung yang menonton film fiksi ilmiah di gedung bioskop. Mereka terkesima oleh kekaguman, ingin meniru, tetapi mereka sama sekali belum siap, bahkan mereka tidak tahu bahwa film itu hanya fiksi belaka. Sedangkan dua kelompok terakhir, informasi global itu masih merupakan sesuatu yang sangat asing, sehingga dipersepsi sebagai sesuatu yang gaib. Bagi kebanyakan masyarakat Indonesia (yang urban dan pra urban), pengaruh informasi global melalui media komunikasi tidak berlaku fair. Iklan produc gaya hidup modern, banyak pengaruh afektip dan psikomotoriknya, sedikit pengaruh kognitipnya, sementara siaran ilmiah dan pesan moral melalui media hanya banyak pengaruh kognitipnya, sedikit afektipnya dan lebih sedikit pengaruh psikomotoriknya. Benda-benda dan limbah modernisasi banyak dibeli tanpa mengetahui substansi/anatominya, sementara etos kerja modern hanya menjadi pengetahuan. Manusia modern dalam era global idealnya adalah manusia yang berfikir logis dan mampu menggunakan berbagai teknologi untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dengan kecerdasan dan bantuan teknologi, manusia modern mestinya lebih bijak dan arif, tetapi dalam kenyataannya banyak manusia yang kualitas kemanusiaannya lebih rendah dibanding kemajuan berfikir dan teknologi yang dicapainya. Akibat dari ketidak seimbangan itu kemudian menimbulkan gangguan kejiwaan. Celakanya lagi, penggunaan alat transportasi dan alat komunikasi modern menyebabkan manusia hidup dalam pengaruh global dan dikendalikan oleh arus informasi global, padahal kesiapan mental manusia secara indifidu bahkan secara etnis tidaklah sama. Akibat dari demokratisasi, masyarakatpun disuguhi pilihan yang terlalu banyak, dan mereka semakin bingung karena setiap pilihan mengandung hal-hal yang paradoksal. Akibat dari ketidak seimbangan itu dapat dijumpai dalam realita kehidupan dimana banyak
manusia yang sudah hidup dalam lingkup peradaban modern dengan mengunakan berbagai teknologi-bahkan tehnologi tinggi sebagai fasilitas hidupnya, tetapi dalam menempuh kehidupan , terjadi distorsi-distorsi nilai kemanusiaan, terjadi dehumanisasi yang disebabkan oleh kapasitas intelektual , mental dan jiwa yang tidak siap untuk mengarungi samudera atau hutan peradaban modern. Kesenjangan itu menyebabkan masyarakat mengidap problem dislokasi, disorientasi dan disharmoni dengan lingkungan hidupnya. Mobilnya sudah memakai Mercy, tetapi mentalnya masih becak, alat komunikasinya sudah menggunakan telpon genggam, tetapi komunikasinnya masih memakai bahasa isyarat tangan, menu makan yang dipilih pizza dan ayam Kentucky, tetapi wawasaan gizinya masih kelas oncom. Kekayaan, jabatan dan senjata yang dimilikinnya melambangkan kemajuan, tetapi jiwanya kosong dan rapuh. Semua simbol manusia modern dipakai, tetapi substansinya. yakni berfikir logis dan penguasaan teknologi maju masih jauh panggang dari api. B.2. Dampak pada lembaga Keluarga Serbuan informasi global sangat efektip mempengaruhi masyarakat, terutama dalam dua hal, yaitu (1) keinginan terbebas dari semua belenggu yang menghambat, dan (2) ingin meraih kebebasan dalam semua bidang. Dampaknya pada lembaga keluarga nampak pada hal-hal sebagai berikut: 1. Tradisi orang tua menjodohkan anaknya atas dasar pertimbangan sosial ekonomi (dan agama) telah berhasil dihilangkan. Sebagai gantinya anak-anak diberi kebebasaan untuk menentukan sendiri jodohnya atas dasar pertimbangan dan keinginan anak itu sendiri. 2. Kaum wanita berhasil mendobrak kungkungan trradisionil sebagai ibu rumah tangga sematamata, dan sebagai gantinya wanita boleh mengembangkan karir profesionil sama dengan lakilaki, sehingga wanitapun memiliki kebebasan yang dilindungi hukum untuk keluar rumah, sama dengan suaminya. 3. Tradisi kesetiaan kepada keluarga dalam hal hubungan seks berhasil diganti dengan kebebasan seks sepanjang tidak mengganggu orang lain, sehingga fungsi hubungan seks sebagai ungkapan cinta kasih, berganti fungsi menjadi tuntutan memperoleh puncak kenikmatan. 4. Tradisi hubungan sakral anak dengan orang tua diganti dengan pola pendidikan menanamkan kemandirian kepada anak, dan di negara maju kepada anak diatas usia 18 tahun diberikan perlindungan secara hukum untuk terbebas dari kekuasaan tradisionil keluarga. Hal ini memberikan ruang kepada orang muda untuk masuk kedalam lingkungan nilai serba bolehan (permissiveness). 5. Aturan-aturan seni tradisionil yang memiliki simbol-simbol keluhuran nilai digantikan oleh seni modern yang justeru sulit difahami.(seperti musik rock, rapp, ajojing). 6. Norma-norma agama sudah diganti dengan norma-norma rationil dan effisien sehingga agama sudah kehilangan fungsinya sebagai pedoman hidup dan sumber ketenangan. Fenomena mutakhir di Indonesia, mengambarkan betapa telah terjadi perubahan sosial yang meruntuhkan benteng tradisionil keluarga, antara lain: 1. Besarnya jumlah wanita yang mencari pekerjaan jauh di luar rumah tinggalnya, menjadi PRT di kota besar atau bahkan di luar negeri, meningalkan bukan saja orang tua, tetapi juga suami dan anak-anak. 2. Banyaknya mahasiswi yang hidup dalam komunitas kos-kosan dengan segala kebebasannya. Dua kali penelitian kehidupan mahasiswi kos-kosan di Yogyakarta, menggambarkan betapa nilai kesucian secara significant telah berubah . B.3. Pergeseran Makna Keluarga
Teori lama menyebutkan adanya tiga lingkaran pendidikan, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat, dimana keluarga ditempatkan sebagai lembaga yang sangat efektip membangun karakter manusia. Secara teori keluarga yang baik (keluarga sakinah) yang fungsional sebagai bait ar rahmah,dan bait at tarbiyyah memang sangat efektip dalam membentuk karakter anggauta keluarganya. Akan tetapi dewasa ini jumlah keluarga yang memenuhi syarat untuk berfungsinya bait ar rahmah dan bait at tarbiyah juga bait al `ilmi justeru sangat sedikit. Rumah yang sempit dengan banyak penghuni, banyaknya anak dengan sedikit penghasilan, lingkungan kumuh dengan tanpa fasilitas membuat ungkapan my house is my castel atau baiti jannaty tidak relefan. Lembaga sekolahpun kurang efektip menjalankan fungsinya disebabkan karena ketidak seimbangan antara yang seharusnya dengan kenyataannya. Jadilah masyarakat menjadi faktor paling berpengaruh dalam membentuk karakter . Masyarakat kemudian bagaikan bola liar yang bisa dipermainkan sekehendak profokator. Anarki mudah terjadi hanya dengan sedikit picu. Memang, seperti yang disebutkan oleh DR. Zakiah Daradjat, perilaku manusia 83 % dipengaruhi oleh apa yang dilihat, 11 % oleh apa yang didengar dan 6 % sisanya oleh berbagai stimulus. Pergeseran makna keluarga terutama dalam hal-hal sebagai berikut : a. Kesucian dan kesetiaan. Sebenarnya keterikatan naluriah manusia terhadap keluarga tidak pernah hilang. Hanya saja peluang untuk aktualisasi diri membangun keluarga terdesak oleh hiruk pikuk kehidupan modern (dan era reformasi) yang perubahannya sangat cepat. Norma tabu yang dulu terpelihara dan efektip membangun suasana sakral, kini justeru disuguhkan secara terbuka melalui tontonan sinetron, telenovela dan tabloid. Mobilitas hidup memberi peluang untuk tidur di hotel ketika seminar, meeting atau sekedar dinner, meski rumahnya dekat, satu hal yang membuat rumah berubah fungsi sama dengan penginapan. Inilah yang menyebabkan banyak orang memiliki rumah yang besar dengan lampu terang benderang tetapi justru lebih betah berada di ruang yang sempit dan remang-remang. b. Hak dan Kewajiban Secara universal, masyarakat mengenal pembagian hak dan kewajiban bagi suami dan isteri. Meski ada konsep patriarchat dan matriarchat tetapi masyarakat mana saja, masyarakat tradisionil maupun masyarakat modern, pola pembagian hak dan kewajiban antara suami dan isteri relatip sama, yaitu suami memimpin rumah tangga, memberi nafkah, dan mengurus urusan umum yang berhubungan dengan pihak lain, sementara isteri mengurus urusan dalam rumah tangga, makanan, pakaian dan anak-anak. Pada masyarakat tradisionil, pola pembagian itu sangat tegas, tetapi pada masyarakat urban dan modern, pola pembagian itu bergeser sesuai dengan peningkatan atau pengurangan peran nyata (kontribusi) dari suami atau isteri terutama dalam nafkah keluarga. Dalam al Quran jelas sekali hubungan antara kepemimpinan suami dalam rumah tangga dengan kontribusi nafkah (Q/4:34). Suami berhak menjadi pemimpin rumah tangga karena ia yang harus memikul nafkah keluarga. Dalam kehidupan modern, dengan kompetisi yang fair tak jarang seorang isteri justeru lebih sukses dibanding suami dalam kehidupan sosial ekonominya. Fenomena inilah yang secara alami menggeser pola tradisionil pembagian hak dan kewajiban suami isteri, satu hal yang dalam prosesnya sering memakan korban, yakni ketidak harmonisan bahkan konflik dari keluarga itu sendiri. Problem kenakalan remaja, problem PIL dan WIL seringkali berangkat dari keadaan keluarga dengan pola pembagian yang kabur dari hak dan kewajiban sami isteri. C. Hidup Dalam Era Global dengan Keluarga Tetap Fungsional Secara konsepsional, lembaga keluarga yang tetap fungsional dalam segala zaman, menurut
ajaran Islam adalah apa yang disebut keluarga sakinah. Keluarga sakinah sebenarnya istilah yang khas Indonesia yang menggambarkan suatu keluarga yang bahagia dalam perspektip ajaran Islam. Keluarga sakinah adalah satu ungkapan untuk menyebut sebuah keluarga yang fungsional dalam mengantar orang pada cita-cita dan tujuan membangun keluarga. C.1. Pengertian sakinah Penggunaan nama sakinah pasti diambil dari al Quran surat 30:21, litaskunu ilaiha, yang artinya bahwa Tuhan menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu merasa tenteram terhadap yang lain. Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Pengertian ini pula yang dipakai dalam ayat-ayat al Quran dan hadis dalam kontek kehidupan manusia. Jadi keluarga sakinah adalah kondisi yang sangat ideal, dan yang ideal biasanya jarang terjadi, oleh karena itu ia tidak terjadi mendadak, tetapi ditopang oleh pilar-pilar yang kokoh, yang memerlukan perjuangan serta butuh waktu serta pengorbanan terlebih dahulu. Keluarga sakinah merupakan subsistem dari sistem sosial menurut al Quran, bukan bangunan yang berdiri di atas lahan kosong. Ada 21 item sub tema al Quran merupakan landasan dari terbangunnya keluarga sakinah. Uraian tentang konsep keluarga sakinah menurut al Quran pastilah kurang memadai jika hanya ditulis dalam makalah singkat seperti ini. Oleh karena itu, saya ingin membatasi pada simpul-simpul yang bisa mengantar atau menjadi prasyarat tegaknya keluarga sakinah. Diantara simpul-simpul tersebut adalah : 1. Dalam keluarga itu ada mawaddah dan rahmah (Q/30:21). Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu dan nggemesi, sedangkan rahmah adalah jenis cinta yang lembut, siap berkorban dan siap melindungi kepada yang dicintai. Mawaddah saja kurang menjamin kelangsungan rumah tangga, sebaliknya, rahmah, lama kelamaan menumbuhkan mawaddah. 2. Hubungan antara suami isteri harus atas dasar saling membutuhkan, seperti pakaian dan yang memakainya (hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna, Q/2:187). Fungsi pakaian ada tiga, yaitu (a) menutup aurat, (b) melindungi diri dari panas dingin, dan (c) perhiasan. Suami terhadap isteri dan sebaliknya harus menfungsikan diri dalam tiga hal tersebut. 3. Suami isteri dalam bergaul memperhatikan hal-hal yang secara sosial dianggap patut, tidak asal benar dan hak, Wa`a syiruhunna bil ma`ruf (Q/4:19). Besarnya mahar, nafkah, cara bergaul dan sebagainya harus memperhatikan nilai-nilai ma`ruf. 4. Menurut hadis Nabi, pilar keluarga sakinah itu ada empat ; (a) memiliki kecenderungan kepada agama, (b) yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda, (c) sederhana dalam belanja, (d) santun dalam bergaul dan (e) selalu introspeksi. 5. Menurut hadis Nabi juga, empat hal akan menjadi faktor yang mendatangkan kebahagiaan keluarga, yakni (a) suami / isteri yang setia (saleh/salehah), (b) anak-anak yang berbakti, (c) lingkungan sosial yang sehat , dan (d) dekat rizkinya. 6. Menurut hadis Nabi juga, ciri-ciri cinta sejati ada tiga; (a) lebih suka bersama dengan orang yang dicintai dibanding dengan yang lain, (b) lebih suka berbicara dengan orang yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan (c) lebih suka mengikuti kemauan orang yang dicintai dibanding kemauan sendiri/orang lain. C.2. Penyakit yang menghambat sakinah dalam keluarga 1. Akidah yang keliru atau sesat, misalnya mempercayai kekuatan dukun, majic dan sebangsanya. 2. Makanan yang tidak halalan thayyiba. Menurut hadis Nabi, sepotong daging dalam tubuh
manusia yang berasal dari makanan haram, cenderung mendorong pada perbuatan yang haram juga. Semakna dengan makanan, juga rumah, mobil, pakaian dan lain-lainnya. Dalam hal ini KKN adalah kontraproduktip bagi pembangunan keluarga. 3. Kemewahan 4. Pergaulan yang tidak terjaga kesopanannya (dapat mendatangkan WIL dan PIL) 5. Kebodohan 6. Akhlak yang rendah 7. Jauh dari agama Wa Allahu a`lamu bi as sawab Jakarta, 15 Oktober 2002 Achmad Mubarok, Jiwa Dalam Al Quran, Solusi Krisis Kerohanian Manusia Modern, Paramadina, Jakarta, 2000, h. 4-5. .. Tema keluarga disebut al Quran dalam rangkaian sub tema pokok sistem sosial (nizam ijtima`iy ) menurut al Quran. Dalam hal sistem sosial, al Quran berbicara (1)tentang:manusia lelaki dengan segala tanggung jawabnya.(2)Tentang keharusan menjaga kehormatan (3)Tentang wanita (kesetaraan jender) (4)Tentang pernikahan atau perkawinan. (5)Tentang talak (6)Tentang nusyuz (purik atau perselisihan suami isteri) (7)Tentang zina, (8)Tentang keharusan melindungi kehormatan wanita muhsanat (isteri orang)(9)Tentang hidup melajang (10)Tentan hak anak-anak (11)Tentang menyusui anak (12) Tentang anak angkat (13) tentang nama nasab(14) tentang hak-hak anak yatim (15) tentang wasiat(16) tentang perlindungan harta anak-anak yang belum mampu mengurus diri (17) tentang kerabat (18)tentang perlakuan kepada budak wanita yang berasal dari pihak kalah perang (19) perlindungan kepada hak-hak anak gadis (20) tentang hak-hak waris (faraid) (21) Tuntunan hidup dalam intern keluarga (al usrah) dan hal-hal lain yang berhubungan dengan urusan bermasyarakat dan bernegara. Disampaikan dalam Seminar Nasional Solusi terhadap Patologi dalam Konteks Keindonesiaan: Perspektif Psikologi Islam, diselenggarakan oleh The International Institute of Islamic Thought-IIIT Indonesia - bekerjasama dengan Ikatan Mahasiswa Muslim Psikologi Indonesia (IMAMUPSI) Jakarta, 22 Oktober 2002 posted by : Mubarok institute
Kaum muda, terutama di Indonesia, memiliki catatan yang membanggakan dalam merobohkan kemapanan kekuasaan yang menghisap darah segar anak-anak kandung ibu pertiwi. Sebut saja peristiwa Sumpah Pemuda 1928, misalnya, ia merupakan hasil gemilang kaum muda dalam membangkitkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air, yang berlanjut pada proses lahirnya proklamasi 17 Agustus 1945. Begitu pula dengan gerakan tasawuf (biasanya sering diidentikan dengan gerakan tarekat), ia senantiasa hadir membawa bendera perubahan dan pencerahan ketika kekuasaan, baik lokal maupun mondial, telah dijadikan alat pembodohan masal yang anti kemanusiaan dan anti ketuhanan. Sebut saja, misalnya, sikap non kooperatif yang ditunjukkan kelompok tarekat rifa'iyyah sebagai wujud penentangan penjajahan Belanda, yang berujung dibuangnya KH Ahmad Rifa'i (selaku pimpinan tarekat) ke Ambon, Mei 1859, oleh pemerintah kolonialis. Hal yang sama juga berlaku pada Perisitwa "Pemberontakan petani Banten 1888 ", yang merupakan gerakan "massa petani" Banten yang dilandasi kesadaran tarekat dalam menghadapi kekuasaan kolonialisme Belanda yang menindas. Dan kini, ketika kegagalan melanda manusia moderen yang tidak dapat diatasi oleh keunggulan IPTEK dan kebesaran ideologi semacam sosialisme - komunisme atau kapitalisme - liberalisme, tasawuf (atau malah gerakan tarekat) yang bersumber dari agama mulai dilirik kembali. Mereka menaruh harapan akan ditemukannya pemecahan dari problema yang muncul akibat kemajuan dunia global. Berikut wawancara Cahaya Sufi bersama Prof. DR. Achmad Mubarok, MA seputar Tasawuf dan Kaum Muda disertai analisa kritis atas munculnya fenomena Amrozi, AA Gym - Arifin Ilham dan Ulil Abshar Abdalah dengan JIL nya. Apa komentar anda tentang maraknya fenomena tasawuf di Indonesia, khususnya Jakarta, akhir belakangan ini ? Tasawuf selalu relevan di setiap zaman. Terlebih dalam dunia moderen yang yang sarat tipu daya, cinta dunia, menggunting pita dalam lipatan, musang berbulu domba, tasawuf menjadi sangat relevan. Tapi. Tapi, apa ? Anda harus melihat fenomena tersebut secara proporsional dan jangan diputus dari sejarah masuk dan sepak terjang gerakan tasawuf atau gerakan tarekat di Indonesia. Jelasnya ? Islam yang masuk ke Indonesia ada dalam dua format; format pertama, fiqh dan format kedua tasawuf. Tasawuf masuk ke Indonesia dalam suasana kita melawan penjajah. Sehingga sejarah tarekat di Indonesia mencatat bahwa gerakan ini juga melakukan perlawanan kepada penjajah seperti pemberontakan Garut dan Banten. Meski demikian, harus dicatat, bahwa fungsi tarekat ketika itu cuma dijadikan benteng pertahanan saja. Gerakan tarekat hanya memberikan ketahanan untuk bertahan hidup dari penderitaan akibat penjajahan, tidak sampai berhasil membangun sebuah bangsa. Nah ini fenomena tarekat di Indonesia. Berbeda dengan gerakan tarekat di Afrika, disamping efektif untuk melawan penjajah, gerakan tarekat disana mampu melahirkan Negara Libia. Libia moderen itu dilahirkan oleh kelompok tarekat loch !? Sesudah itu ? 10-20 tahun pasca 17 Agustus 1945, tarekat banyak dianut oleh orang-orang awam dan pedesaan. Tarekat waktu itu masih dijadikan untuk lari dari kenyataan dunia. Karenanya, meski
NU (Nahdhatul Ulama) memiliki lembaga tarekat, sumbangsihnya kepada pembentukan Negara yang lebih moderen sangat minim dirasakan. Waktu itu, masih banyak orang yang berpikiran bahwa urusan Negara itu urusan orang-orang kafir. Ulama-ulama kita saat itu banyak yang terjebak pada perdebatan fiqhiyyah seperti bagaimana hukumnya memakai celana panjang, dasi dan sebagainya. Belakangan ini, ditengah kehidupan kaum muda muslim Indonesia muncul tiga kutub anak muda yang nampaknya tidak bertemu dalam masing-masing aksi ketiganya. Pertama, kutub Amrozi dkk dengan JI nya. Kedua, Kutub pemikiran yang diwakili Ulil Abshar dengan JIL nya. Ketiga kutub ruhani, yang diwakili AA Gym dan Arifin Ilham,. Fenomena apa ini ? Kategorisasi yang anda berikan itu cuma perbedaan cara berpikir saja. Amrozi c.s dengan JI nya itu fundamentalisme aksi. Ulil dan JIL nya itu fundamentalisme pemikiran sedangkan AA. Gym dan Arifin Ilham fundamentalisme ruhani. Meski demikian kesemua mereka itu masih "mentah" dalam kutubnya masing-masing. Jelasnya ? Saya cuma ingin katakan bahwa dalam diri Amrozi ada dua kutub, yaitu kelemahlembutan dan kekerasan. Ia seperti lebah yang sepertinya tidak berbahaya, tetapi jika diganggu ia dengan sangat cepat bisa menyengat musuh. Ia sudah terlanjur terlibat dalam konflik global, tetapi secara akademik ia yang hanya droup out madrasah aliyah tak pernah bersentuhan dengan filsafat, oleh karena itu ia tidak bisa berfikir secara mendasar. Ia selalu memusatkan diri pada panggilan jiwanya, tetapi kurang memahami peta perjuangan. Ia siap mati demi keyakinan agamanya, tetapi ia miskin pengetahuan tentang taktik dan strategi perjuangan global. Ia siap menyerang kepentingan Amerika dimanapun berada, tetapi ia tidak bisa membedakan antara Amerika dan Australia. Ia siap membuat kalut Amerika, tetapi tidak bisa melihat bahwa dampak negatif dari aksinya justru lebih banyak menimpa negerinya sendiri (Indonesia) dan lebih banyak menimbulkan kesulitan bagi kaum muslimin yang dibelanya. Nah, Kondisi obyektif Amrozi ini hampir serupa dimiliki oleh teman-teman Amrozi. Bagaimana dengan Ulil dan JIL nya ? Menurut saya mereka tidak sabar melihat perjalanan NU (Nahdlatul Ulama). Mereka sudah kebelet lari, tapi NU (menurut anak-anak mudanya) tak beranjak setapak pun. Mereka "kesel" dan jumping. Mereka loncat kalau tidak ke Marxisme ya ke Liberalisme. Dalam dunia intelektual mereka membentuk JIL dan dalam format politik praktis mereka membangun FORKOT. Saya pernah mendamaikan Ulil dengan Kiyai Athian (Ketua Forum Ulama Umat Islam Bandung; red) yang pernah menghalalkan darah Ulil. Apa kata Kiyai Athian ?, Ulil Abshar harus dihukum mati karena menghina Tuhan. Apa jawab Ulil? Saya tidak menghina Tuhan, saya mu'min, saya mencintai Islam, memeluk Islam lahir dan batin, tapi saya menghina pandangan kiyai yang memandang kiyai sendiri sebagai pandangan Tuhan. Itu yang saya hina. Pernyataan Ulil sangat substansial sekali. Saya banyak kenal temen-temen JIL. Bersama Musdah (Siti Musdah Mulia; red) saya terlibat dalam penggodogkan Counter Legal Drafting Kompilasi Hukum Islam. Ketika banyak orang mengkritik kedekatan saya dengan teman JIL, saya cuma menjawab; ana fiihim bal lastu minhum (ya, saya ada bersama mereka tapi saya bukan bagian dari mereka; red) Tapi yang ingin saya sampaikan disini bahwa apa yang diucapkan Ulil dan JIL nya bukan hal yang baru, dulu Cak Nur (Nur Kholis Madjid; red) pernah melontarkan pikiran-pikiran kontroversialnya lebih tajam dan substansiil. Bahkan sebenarnya yang disampaikan Ulil itu
masih mentah, lebih matang yang pernah dilontarkan Cak Nur di era 70-an. Lihat aja, ujungujungnya Cak Nur sekarang lebih arif dan bisa diterima banyak orang dan sangat sufistik. Satu saat mereka (Ulil c.s; red) bakal menemukan format jiwanya sendiri. Dengan kutub AA Gym dan Arifin Ilham bagaimana ? Segala sesuatu ada sejarahnya. Tasawuf sebenarnya muncul sebagai solusi krisis. Pertamakali tasawuf muncul di dunia islam, ketika dunia Islam dilanda oleh materialisme, pada generasi tabi'in diperiode Umayyah. Ketika materialisme melanda sahabat dan tabi'in, maka munculah Hasan al Basri yang menawarkan paradigma lain, lahir berikutnya al Gazali dan lain sebagainya. Jadi setiap kali ada krisis, akan muncul sufisme. Di Indonesia juga begitu, ketika krisis melanda Indonesia 1997, maka fenomena tasawuf menjadi luar biasa, buku tasawuf dan majalah semacam Cahaya Sufi ini laku keras yang dibarengi dengan kemunculan Arifin Ilham, AA Gym dan Ary Ginanjar. Semua itu berangkat dari kebutuhan psikologis secara massal. Saya cuma ingin menegaskan bahwa anak-anak muda yang meminati tasawuf sekarang ini masih baru dalam kerangka defensif saja. Mereka galau menjalani realitas kehidupan, kemudian mereka menemukan tasawuf dan merasa cocok dengan tasawuf karena tasawuf dirasa memberi solusi yang mereka cari selama ini. Jangankan anak-anak muda kita, psikolog-psikolog Barat sekarang ini banyak yang masuk ke wilayah kecerdasan spiritual, yang sebenarnya merupakan wilayah tasawuf. Tapi karena pengaruh budaya sekuler, kecerdasan spiritual yang mereka miliki hanya melayang-layang saja dan tidak akan pernah menukik menyelesaikan masalah. Apa ada yang salah cara beragama anak muda sekarang ? Yang salah itu keadaan. Mereka lahir kedunia bukan atas kemauan sendiri, situasi yang dijumpai sekarang juga bukan situasi yang mereka inginkan. Mereka menghadapi realita seperti ini maka begitulah respon mereka. Bagaimana solusinya untuk yang akan datang ? Bangsa ini butuh pemimpin besar. Orang besar adalah orang yang mampu berfikir, merasa, dan cita rasanya itu melampaui sekat-sekat ruang dimana ia berada, waktu dimana ia hidup. Itu orang besar. Karenanya si orang besar harus berfikir 50 tahun kedepan atau 100 tahun kedepan. Kalau dia berbuat dia menyadari bahwa yang diperbuat itu juga akan ditonton dan direspon oleh 200.000.000 orang. Kalau pemimpin besar ini punya ghiroh (semangat) tasawuf itu yang akan secara alami merontokkan penyakit nasional seperti korupsi, maksiat dan lain sebagainya. Korupsi di Indonesia sudah menjadi konsep, budaya. Semua orang korupsi dan tidak merasa bersalah; ah yang lain juga begitu !. Nah ini harus diatasi dengan contoh pemimpin yang diikuti dengan peraturan, tetapi untuk masyarakat kita keteledanan yang tinggi itu lebih efektif ketimbang demokratisasi. Demokratisasi ?, lihat saja pilkada, tidak melahirkan banyak manfaat apa-apa, karena orang masih bisa dibayar, tetapi kalau keteladanan pemimpin itu efektif. Dan keteladanan itu yang dicari anak-anak muda sekarang. Nah, kiranya untuk konteks kekinian, hanya pemimpin yang bertasawuf saja yang dapat memberikan keteladanan pada generasi mendatang. Sehingga pendekatan sufistik di era sekarang ini tidak lagi pada mencari jalan keselmatan, lebih dari itu sebuah pendekatan sufistik yang dapat membangun masa depan. posted by : Mubarok institute
dengan kekerasan maka pandangan itu makin keras dan makin tidak mengenal kompromi," ujar Achmad Mubarok. Dia juga menyatakan, isu perang melawan terorisme dalam era global harus disikapi dengan hatihati karena opini publik tentang terorisme internasional tidak terlepas dari upaya negara kuat untuk mempertahankan hegemoni politik dan ekonomi dunia. "Terorisme sesungguhnya yang bersumber dari ketidakadilan justru tidak pernah dibicarakan akar masalahnya. Perang yang dikumandangkan oleh Amerika seperti yang terjadi di Afghanistan dan Irak akhirnya justru merupakan bentuk terorisme yang lebih dasyat, yaitu terorisme yang dijalankan oleh negara," kata Mubarok. Terorisme di Indonesia Bagi bangsa Indonesia, Mubarok menyatakan perkara terorisme yang dihadapi berbeda anatominya dengan problem terorisme yang dihadapi negara maju. "Kita harus bisa membedakan antara teroris kriminal dengan teroris ideologi, antara teroris profesional dengan pelaku teror dari korban ketidakadilan yaitu aspiran perjuangan yang dipojokkan oleh sistem global yang tidak adil," katanya dihadapan sekitar 500 undangan. Menurut Mubarok, biaya memahami prilaku orang-orang yang dianggap berbahaya itu lebih murah dibandingkan biaya menumpas mereka dengan keras apalagi jika berbasis teori psikologi yang tidak tepat. "Psikologi yang tepat untuk memahami fenomena terorisme di Indonesia adalah Islamic indigeneous psikologi yang Insya Allah akan menjadi mazhab ke lima dalam sejarah ilmu psikologi." demikian Mubarok. posted by : Mubarok institute