You are on page 1of 89

LAPORAN PENELITIAN

KELOMPOK 2 Hadimerto Undang

Ribka Theodora
Titis Kusuma Anindya

ABSTRAK
Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan tahun 2010,

prevalensi hipertensi pada remaja di Indonesia mencapai 6% sampai 15%. Hipertensi pada remaja merupakan masalah kesehatan yang bermakna, bukan saja karena prevalensinya yang meningkat namun morbiditas dan mortalitas yang diakibatkannya, dijumpai terutama pada remaja laki-laki, serta diduga adanya keterlibatan faktor keluarga dengan riwayat hipertensi atau penyakit kardiovaskular. Serta faktor lingkungan adalah asupan makanan dengan densitas energi tinggi, aktivitas fisik yang kurang, dan IMT yang lebih atau obesitas. Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian deskriptif dengan metode cross sectional. Data primer diambil dengan cara pengukuran tekanan darah, tinggi badan dan berat badan, serta menggunakan kuesioner. Data tersier didapatkan dari jurnal jurnal ilmiah dan buku ajar kedokteran. Didapatkan populasi penderita hipertensi pada siswa SMA/sederajat di Kelurahan Tanjung Duren Selatan periode 8 Juli 25 Juli 2013 dengan jumlah 53 orang, didapat dari perhitungan berdasarkan menggunakan rumus minimal sample size.

Hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa siswa dengan hipertensi sebanyak 30,2% dan menunjukkan adanya hubungan antara hereditas dengan peningkatan hipertensi? ? Tidak ada hubungan antara densitas makanan tinggi, aktivitas fisik, sedangkan terdapat hubungan antara hereditas dan IMT lebih atau obesitas terhadap siswa SMA/sederajat penderita hipertensi di Kelurahan Tanjung Duren Selatan, sehingga perlu adanya penjelasan dan penyuluhan tentang hipertensi di kalangan remaja terutama yang beresiko tinggi untuk mencegah mortalitas dan morbiditas serta komplikasi yang berkelanjutan hingga dewasa agar dapat berperilaku hidup sehat. Kata kunci: hipertensi, remaja, obesitas, aktivitas fisik, hereditas, makanan densitas tinggi, penelitian,

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang
Prevalensi hipertensi di Indonesia terus

meningkat dengan cepat khususnya diantara remaja. Menurut hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2007 prevalensi hipertensi pada remaja sebesar 8,4%. Dari data Depatemen Kesehatan tahun 2010, prevalensi hipertensi pada remaja di Indonesia mencapai 6% sampai 15%.(1) Pravelensi hipertensi pada remaja ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain peningkatan insiden obesitas dan perubahan gaya hidup seperti kurang beraktivitas, asupan makanan yang tinggi kalori, tinggi natrium, minuman yang mengandung alkohol dan kafein, kebiasaan merokok, stress mental, dan kurang tidur.

Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dari penelitian ini adalah
- Prevalensi penyakit hipertensi remaja di Indonesia meningkat cepat - Prevalensi hipertensi dan obesitas terus meningkat dengan cepat khususnya diantara remaja - Prevalensi hipertensi dan kecenderungan remaja makan makanan beresiko di Indonesia cukup tinggi. - Penelitian mengenai hipertensi remaja dengan ada atau tidaknya hubungan dengan aktivitas fisik di Indonesia masih jarang. - Penelitian mengenai hubungan antara hereditas, frekuensi makanan densitas tinggi, aktivitas fisik dan Indeks massa tubuh (IMT) terhadap gambaran tekanan darah siswa SMA/sederajat di Kelurahan Tanjung Duren Selatan belum pernah dilakukan.

Hipotesis
Tidak terdapat hubungan antara tekanan darah

siswa SMA/sederajat terhadap hereditas, frekuensi makanan densitas tinggi, aktivitas fisik dan Indeks massa tubuh (IMT)

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :

Untuk mengetahui gambaran tekanan darah siswa SMA/sederajat di Kelurahan Tanjung Duren Selatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada tanggal 8 Juli 2013 hingga 25 Juli 2013.

Tujuan Khusus :

1.
2.

3.

4.

5.

Diketahuinya prevalensi hipertensi di SMA/sederajat di Kelurahan Tanjung Duren Selatan. Diketahuinya ada atau tidaknya hubungan antara remaja penderita hipertensi dengan hereditas di Kelurahan Tanjung Duren Selatan Diketahuinya ada atau tidaknya hubungan antara remaja penderita hipertensi dengan frekuensi makanan densitas tinggi di Kelurahan Tanjung Duren Selatan Diketahuinya ada atau tidaknya hubungan antara remaja penderita hipertensi dengan aktivitas fisik di Kelurahan Tanjung Duren Selatan Diketahuinya ada atau tidaknya hubungan antara remaja penderita hipertensi dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) di Kelurahan Tanjung Duren Selatan

Manfaat Penelitian
Bagi peneliti :

Melalui penelitian ini, peneliti dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan peneliti tentang gambaran tekanan darah siswa SMA dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta menambah pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah.

Bagi pembaca:

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukkan dan pengetahuan tentang hipertensi pada remaja serta faktor faktor yang menpengaruhinya. Dan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mensosialisasikan pentingnya hidup sehat dalam pencegahan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh perubahan tekanan darah di masa mendatang.

Bagi subyek penelitian:

Hasil penelitian ini diharapkan jadi acuan untuk perubahan perilaku pada subyek penelitian mengenai faktor faktor resiko hipertensi dengan komplikasinya terutama untuk kelompok yang resiko tinggi.

KERANGKA KONSEP

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan

pada dinding arteri Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg.

Masalah Tekanan Darah


Tekanan darah di bedakan menjadi tiga yaitu

tekanan darah tinggi (hipertensi), normal (normotensi) dan tekanan darah rendah (hipotensi)

Hipertensi
Pengertian hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik lebih dari 140/90 mmHg, dimana sudah dilakukan pengukuran tekanan darah minimal dua kali untuk memastikan keadaan tersebut dan hipertensi dapat menimbulkan resiko terhadap penyakit stroke, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal.

Penyebab hipertensi

Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi atas hipertensi esensial dan hipertensi sekunder. 1. Hipertensi esensial, juga disebut hipertensi primer atau idiopatik, adalah hipertensi yang tidak jelas etiologinya. Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk dalam kelompok ini. Kelainan hemodinamik utama pada hipertensi esensial adalah peningkatan resistensi perifer. Penyebab hipertensi esensial adalah multifaktor, terdiri dari fakotr genetik dan lingkungan.

1.

Hipertensi sekunder
Prevalensinya hanya sekitar 5-8% dari seluruh penderita hipertensi. Hipertensi ini dapat disebabkan oleh penyakit ginjal (hipertensi renal), penyakit endokrin (hipertensi endokrin), obat, dan lain-lain. Hipertensi Renovaskular, adalah hipertensi akibat lesi pada arteri ginjal sehingga menyebabkan hipoperfusi ginjal. Hipertensi akibat lesi pada perenkim ginjal menimbulkan gangguan fungsi ginjal.

i.

ii.

Hipertensi endokrin terjadi misalnya akibat kelainan korteks adrenal, tumor di medulla adrenal, akromegali, hipotiroidsme, hipertiroidisme, hiperparatiroidisme, dan lain-lain. Penyakit lain yang dapat menimbulkan hipertensi adalah koarktasio aorta, kelainan neurogenik, stres akut, polisitemia, dan lain-lain.

Klasifikasi

Faktor-faktor resiko hipertensi a. Faktor genetik Hipertensi esensial biasanya terkait dengan gen dan faktor genetik, dimana banyak gen turut berperan pada perkembangan gangguan hipertensi. Seseorang yang mempunyai riwayat keluarga sebagai pembawa hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk terkena hipertensi.

b.Umur Sebagian besar hipertensi primer terjadi pada usia 25-45 tahun dan hanya pada 20% terjadi dibawah usia 20 tahun dan diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan karena orang pada usia produktif jarang memperhatikan kesehatan, seperti pola makan dan pola hidup yang kurang sehat seperti merokok. Sehingga Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur.

c.Etnis Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang kulit hitam dari pada yang berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya.

d. Jenis kelamin Prevalensi terjaidnya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskular sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kada High Density Lipoprotein (HDL).

e. Obesitas Menurut National Institutes for Health USA (NIH, 1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) > 30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT < 25 (status gizi normal menurut standar internasional)

f. Pola asupan garam dalam diet The International Study of Salt and Blood Pressure (Intersalt) juga menyatakan ada korelasi yang signifikan antara intake natrium dengan peningkatan tekanan darah. Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO) merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat direkomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi resiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 garam sodium atau 6 gram garam) perhari.

g. Merokok Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung.

h. Kurangnya aktivitas fisik (olahraga) Ketidak aktifan fisik meningkatkan resiko penyakit jantung koroner (CHD) yang setara dengan hiperlipidemia atau merokok, dan seseorang yang tidak aktif secara fisik memiliki resiko 30-50% lebih besar untuk mengalami hipertensi.

i. Penyakit lain penyebab hipertensi adalah : 1) Kolesterol tinggi 2) Diabetes 3) Gagal jantung 4) Hiperlipidemia

Komplikasi Hipertensi
Komplikasi hipertensi terdiri dari stroke, infark

miokardium, gagal ginjal, dan ensefalopati (kerusakan otak).

HIPOTENSI
Definisi hipotensi Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotensi) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60 mmHg. nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg.

Klasifikasi
A.

Hipotensi ortostatik Definisi hipotensi ortostatik adalah apabila terjadi penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg atau tekanan darah diastolik 10 mmHg pada posisi berdiri selama 3 menit. Hipotensi ortostatik ini dapat asimptomatik tetapi dapat pula menimbulkan gejala-gejala seperti kepala terasa ringan, pusing, gangguan penglihatan, lemah, berdebar, gemetar, dan sinkop.

Prevalensi hipotensi ortostatik pada usia muda

belum banyak diteliti. Dari hasil penelitian prevalensi hipotensi ortostatik 4,76%. Hipotensi ortostatik pada wanita 3,17% lebih besar daripada laki-laki 1,59%.

Penyebab lain terjadinya hipotensi ortostatik adalah obat-obatan terutama yang mengakibatkan terjadinya deplesi volume atau vasodilatasi, kurangnya cairan tubuh. . Diantara obat-obat yang sering menyebabkan hipotensi ortostatik adalah :

Diuretik Penghambat adrenergik alfa misalnya : tetrazosin Penghambat saraf adrenergik misalnya : guanetidin Penghambat ACE Antidepresan : MAO inhibitor Alkohol Penghambat ganglion misalnya : heksametonium, mekamilamin Tranquilizer misalnya : fenotiazin, barbiturat Vasodilator : prazosin, hidralazin, penghambat saluran kalsium Obat hipotensif yang bekerja sentral misalnya : metildopa,

clonidin.

Hipotensi ortostatik juga dapat disebabkan oleh

penyebab neurogenik yang digolongkan dalam gangguan primer dan sekunder.

B. Hipotensi postural
Hipotensi postural adalah penurunan tekanan darah sebanyak 20 mmHg dari posisi baring ke duduk dengan salah satu gejala klinik yang sering timbul adalah iskemia serebral, khususnya sinkop. Peningkatan denyut jantung lebih dari 10 kali/menit menunjukan adanya hipotensi postural tipe simpatis sedangkan denyut jantung kurang dari 10 kali/menit adalah tipe asimpatis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah metode

survei yang bersifat studi deskriptif cross sectional mengenai Gambaran Tekanan Darah pada Siswa SMA/Sederajat terhadap Faktorfaktor yang Mempengaruhi di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Duren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMK AA,

Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Pada tanggal 8 July 2013 sampai tanggal 25 July 2013.

Populasi
Seluruh siswa pada periode penelitian di SMK

AA Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat sebanyak 236 orang.

Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi adalah seluruh siswa yang bersekolah di SMK AA. Kriteria Eksklusi Kriteria Eksklusi adalah siswa yang memenuhi kriteria inklusi tetapi saat dilakukan penelitian sedang menggunakan obat penurun tekanan darah, dan tidak masuk sekolah

Sampel
A. Besar sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin kita teliti. Penelitian dilakukan terhadap Gambaran Tekanan Darah pada Anak SMK AA terhadap Berbagai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi periode 8 25 July 2013 dengan jumlah sampel 53 orang. Sampel yang akan diambil berasal dari populasi penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Perhitungan sample adalah sebagai berikut :

n = (Z2) x p x q L2
Diketahui : N = jumlah sampel minimum Z2 = nilai Z pada tabel sesuai nilai = 1,96 L = presisi (bergantung pelepasan absolut yang dikehendaki) = 10% p = proporsi dari variabel yang diteliti dari penelitian sebelumnya, yaitu menurut RISKESDAS hipertensi pada remaja q = 1-p jadi : n = (1,96)2 x 0,15 x 0,85 = 48 0,12 Setara dengan 30 orang N1 = n + 10% = 48 + 4,8 = 52,8 = dibulatkan menjadi 53 orang

B. Teknik pengambilan sampel Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan stratifed random sampling sesuai dengan banyaknya sampel yang butuhkan.

Sumber Data
Sumber data ini terdiri dari data primer, yang

diambil dari sampel dengan menggunakan kuisioner yang sudah diuji coba, terhadap siswasiswa SMK AA Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel

dependen (terikat) dan variabel independen (tidak terikat). Variabel dependen berupa gambaran Tekanan Darah pada siswa SMA. Variabel independen berupa genetik, densitas makanan, status gizi, aktivitas sehari-hari.

Cara Kerja
1.

2.

3. 4. 5.

Menghubungi Kepala Sekolah SMK AA yang menjadi sekolah penelitian untuk melaporkan tujuan diadakannya penelitian di sekolah tersebut. Melakukan pengumpulan data-data dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuisioner dan tensimeter. Melakukan pengolahan, analisis, dan interpretasi data. Penulisan laporan penelitian. Pelaporan penelitian.

Pengolahan data
Terhadap data-data yang telah dikumpulkan akan

dilakukan pengolahan berupa proses editing, verifikasi, dan koding.

Penyajian data
Data yang didapat disajikan dengan tekstular.

Analisis data
Terhadap data yang telah diolah akan dilakukan

analisis data dengan menggunakan cara uji statistik non-parametrik, yaitu penelitian deskriptif dengan menggunakan Chi-Square.

Interpretasi data
Data diinterpretasikan secara deskriptif korelatif

antar variabel-variabel yang telah ditentukan.

Pelaporan data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian

yang selanjutnya akan dipresentasikan di hadapan Staf Pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) pada hari Kamis, tanggal 1 Agustus 2013, dalam forum pendidikan Ilmu Kesehatan Komunitas FK UKRIDA.

Definisi Operasional
1.

Hipertensi Responden yang tekanan darah sistoliknya lebih atau sama dengan 135 mmHg yang diukur dengan sphygmomanometer pada keadaan tenang atau setelah istirahat selama 5 menit. Kode : 1 : hipertensi 2 : normotensi 3 : hipotensi

2. Pola makan berlemak/fast food Kebiasaan makan-makanan yang berlemak dan fast food sehari-hari yang dapat dinilai dari kuisioner yang diisi oleh sampel, seperti mie, roti manis, fastfood (fried chiken), soft drink, sirup. Kode : 1 : sering 2 : jarang

3. Aktivitas sehari-hari Jenis kegiatan fisik yang dilakukan sampel yang diukur 7 hari belakangan, seperti kegiatan yang menuntut duduk ditempat sepanjang jam; waktu senggang menonton tv dan membaca, jarang bekerja sampai berkeringat; berkebun, melakukan pekerjaan rumah tangga, berjalan kaki atau bersepeda beberapa jam perhari; melakukan olahraga berta seperti berlari cepat, sepak bola, tenis minimal 1 jam perhari, 4 kali seminggu. Kode : 1 : ringan 2 : sedang 3 : berat

4. Keturunan hipertensi keluarga sedarah Riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga sedarah sampel yang diketahui dari pengisian kuisioner. Kode : 1 : ada 2 : tidak ada

5. Status gizi Kondisi gizi sampel yang penilaiannya diperoleh dari menimbang berat badan dibagi dengan tinggi badan yang diukur (dalam sentimeter kuadrat), sehingga apabila didapatkan indeks massa tubuh lebih dari >30 dikatakan obesitas dan bila 25-29,9 dikatakan sebagai preobes. Kode : 1 : kurus 2 : normal 3 : gemuk

Etika Penelitian
Pada penelitian ini sample diberikan jaminan

bahwa data-data yang mereka berikan dijamin kerahasiaannya dan berhak menolak untuk menjadi sampel.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Kelurahan Tanjung Duren Selatan adalah

kelurahan yang terletak di daerah Jakarta Barat yang memiliki 1 Sekolah Menengah Atas/sederajat yang memiliki jumlah murid kurang lebih 236 murid. Sampel penelitian yang diambil sebanyak 53 siswa.

Analisis Univariat
Gambaran Karakteristik Sampel

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah dibagikan, diperoleh hasil mengenai gambaran karakteristik responden, yang terdapat pada tabel di bawah ini:

Analisis Bivariat
Hubungan Antara Herediter dengan Tekanan

Darah di SMK AA.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara keturunan dengan tekanan darah pada siswa di SMK AA. Untuk mengetahui hubungan tersebut telah dilakukan yang disajikan pada tabel berikut:

Hubungan Antara Frekuensi

Makanan Densitas Tinggi dengan Tekanan Darah di SMK AA. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara pola makan dengan tekanan darah siswa di SMK AA. Untuk mengetahui hubungan tersebut telah dilakukan yang disajikan pada tabel berikut :

Hubungan Antara Aktivitas Fisik

dengan Tekanan Darah di SMK AA. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara aktivitas sehari-hari dengan tekanan darah siswa di SMK AA. Untuk mengetahui hubungan tersebut telah dilakukan yang disajikan pada tabel berikut :

Hubungan Antara Indeks Massa

Tubuh (IMT) dengan Tekanan Darah di SMK AA. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara status gizi dengan tekanan darah siswa di SMK AA. Untuk mengetahui hubungan tersebut telah dilakukan yang disajikan pada tabel berikut :

Bab V PEMBAHASAN

Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian


Berdasarkan tabel 4.2.1 yang di atas, didapatkan adanya faktor genetik untuk hipertensi adalah 18 siswa (34%), dan untuk yang tidak memiliki faktor genetik adalah 35 responden (66%). Hal ini seseuai dengan penelitian Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada tekanan darah responden antara responden yang memiliki riwayat keluarga hipertensi dan tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi (p>0,05). Hal ini disebabkan karena penyebab hipertensi tidak hanya dipengaruhi oleh genetik saja namun dapat dipengaruhi dari faktor-faktor lain.

Bedasarkan tabel 4.2.2 yang di atas, gambaran

tekanan darah pada usia muda, yakni remaja adalah didapatkan yang mengalami hipertensi adalah 16 siswa (30,2 %), normotensi 19 siswa (35,8%), dan hipotensi 18 siswa (34%). Hal ini sesuai dengan data dari Departemen Kesehatan tahun 2010 bahwa, prevalensi hipertensi pada remaja di Indonesia mencapai hingga 6%-15%.

Berdasarkan tabel 4.2.3 yang di atas, gambaran

makanan yang berkaitan dengan densitas makanan adalah 27 siswa (50,9%) sering mengkonsumsi makanan dengan densitas tinggi (fastfood, makanan dan minuman manis, roti manis, dan sebagainya) dan 26 siswa (49,1%) jarang mengkonsumsi makanan dengan densitas tinggi. Hal ini sesuai dengan RISKESDAS tahun 2007 di Indonesia, bahwa prevalensi makanan beresiko yang paling banyak dikonsumsi oleh anak usia 12-15 tahun adalah penyedap 75,7%, manis 63,1% dan berlemak 13,5%.

Berdasarkan tabel 4.2.4 yang di atas, gambaran

aktivitas sehari-hari pada usia muda adalah yang melakukan aktivitas ringan sebanyak 18 siswa (34%), aktivitas sedang 17 siswa (32,1%), dan aktivitas berat 18 siswa (34%). Hal ini tidak sesuai dengan Penelitian di Jakarta (1997) pada anak-anak usia 6-12 tahun menunjukkan bahwa 41,5% anak memiliki tingkat kesegaran jasmani sedang, sedangkan 41,1% memiliki tingkat kesegaran jasmani kurang dan kurang sekali.

Berdasarkan tabel 4.2.5 yang di atas, gambaran

status gizi yang dapat dilihat dari IMT kelompok sampel adalah yang bertubuh kurus 18 siswa (34%), normal 20 siswa (37,7%), dan gemuk 15 siswa (28,3%). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian pada Jurnal Ilmiah Kesehatan dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat tahun 2012 bahwa ada 76,9% responden hipertensi yang memiliki IMT yang menunjukan gizi lebih (obesitas) dan 6,1% yang memiliki IMT yang menunjukan gizi tidak lebih atau normal.

Analisis Bivariat
Hubungan antara Keturunan dengan

Tekanan Darah Siswa di SMK AA Berdasarkan analisis univariat, didapatkan siswa yang memiliki keturunan hipertensi sebanyak 34%, selanjutnya hasil ini dianalisis dengan juga dengan uji Chi Square didapatkan p = ,001, maka diperoleh gambaran bahwa terdapat perbedaan bermakna antara keturunan dengan tekanan darah siswa SMK AA (ada hubungan).

Hubungan antara Pola Makan dengan

Tekanan Darah Siswa di SMK AA


Berdasarkan analisis univariat, didapatkan pola makan siswa SMK AA sering mengkonsumsi makanan-makanan fastfood, makanan dan minuman manis, dan berlemak. Hal ini dianalisis dengan uji Chi Square didapatkan p = ,170 , maka diperoleh gambaran bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara pola makan dengan tekanan darah pada siswa SMK AA (tidak ada hubungan).

Hubungan antara Aktivitas dengan

Tekanan Darah Siswa di SMK AA Berdasarkan analisis univariat, didapatkan aktivitas pada siswa SMK AA adalah mereka rendah. Hal ini dianalisis dengan uji Chi Square didapatkan p=,016, maka diperoleh gambaran bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara aktivitas dengan tekanan darah pada siswa SMK AA (tidak terdapat hubungan).

Hubungan antara Status Gizi dengan

Tekanan Darah di SMK AA Berdasarkan analisis univariat, didapatkan status gizi pada siswa SMK AA adalah obesitas. Hal ini dianalisis dengan Chi Square didapatkan p = ,246, maka diperoleh gambaran bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara status gizi dengan tekanan darah pada siswa SMK AA (tidak ada hubungan).

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. 2.

3.
4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. 11.

Mayoritas siswa dengan normotensi (35,8%) Mayoritas siswa dengan hipertensi (30,2%) Mayoritas siswa dengan hipotensi (34%) Mayoritas siswa tidak memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga (35%) Mayoritas siswa sering mengkonsumsi makanan dengan densitas tinggi (50,9%) Mayoritas siswa melakukan aktivitas ringan (18%) dan berat (18%) Mayoritas siswa berstatus gizi normal (37,7%) Terdapat perbedaan bermakna antara heredititas dengan tekanan darah siswa (p=,001) Tidak ada perbedaan bermakna antara frekuensi makanan densitas tinggi dengan tekanan darah pada siswa (tidak ada hubungan) (p = ,170) Tidak terdapat perbedaan bermakna antara aktivitas fisik dengan tekanan darah pada siswa (tidak terdapat hubungan) (p = ,160) Tidak terdapat perbedaan bermakna antara indeks massa tubuh (IMT) dengan tekanan darah pada siswa (tidak terdapat hubungan) (p = ,246)

Saran
Siswa yang menderita hipertensi

Perlunya pemeriksaan rutin dan melakukan perilaku hidup sehat (atur pola makan, dan melakukan aktivitas).

You might also like