You are on page 1of 134

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kecakapan membaca merupakan landasan dan wahana pokok yang menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai siswa untuk menggali dan menimba ilmu pengetahuan lebih lanjut. Tanpa penguasaan yang mantap terhadap kemampuan tersebut tentu ilmu-ilmu yang lain tidak dapat dikuasai. Peranan membaca dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Ada beberapa peranan yang dapat dikembangkan dalam kegiatan membaca seperti membantu memecahkan masalah, memperkuat keyakinan pembaca, memberi pengalaman estetis, meningkatkan prestasi dan memperluas pengetahuan. Aktivitas-aktivitas membaca melibatkan aktivitas visual, berfikir,

psikolinguistik dan metakognitif, Farida (2005:2). Melalui aktivitas tersebut terlihat betapa kompleksnya kegiatan yang dilakukan oleh seorang pembaca, tidak hanya mengupayakan kemampuan melafalkan simbol-simbol huruf tetapi pisik dan psikis juga berperan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dawud (2008:1), Hasil studi yang dilakukan oleh book and reading development, yang dilaporkan oleh Bank Dunia menunjukan bahwa kebiasaan membaca belum terjadi pada siswa Sekolah Dasar (SD). Hasil studi tersebut juga menunjukan adanya korelasi antara mutu pendidikan secara keseluruhan dengan waktu yang tersedia untuk membaca dan ketersediaan bahan bacaan. Hasil studi di atas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan

2 membaca belum dimiliki oleh siswa SD sehingga cendrung memberikan dampak negatif terhadap mutu pendidikan SD secara nasional. Pada tahun yang sama, Internasional Association For Evaluation Education Achievement (IAEA) dalam Dawud (2008:2), mengungkapakan bahwa kebiasaan membaca siswa Indonesia berada pada peringkat ke-26 dari 27 negara yang diteliti. Rendahnya kemampuan tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal sekolah. Rendahnya kemahiran membaca akan sangat berpengaruh pada kemahiran berbahasa yang lain yaitu kemahiran berbahasa menyimak, menulis dan mendengarkan. Penggunaan pendekatan, metode dan teknik membaca yang tidak tepat merupakan salah satu faktor penentu kurang maksimalnya pencapaian tujuan membaca di sekolah. Seiring dengan informasi di atas Budi (2008:1) mengatakan rendahnya minat baca siswa boleh jadi disebabkan kurang menariknya cara pengajaran membaca. Tanggal 8 maret 2008 penulis melakukan observasi awal dan sekaligus mewawancarai guru kelas V Sekolah Dasar Negeri 22 Andalas Padang timur. Dari wawancara tersebut didapatkan informasi yang tidak jauh berbeda dengan masalah di atas, bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan memahami isi bacaan. Kesulitan itu pada dasarnya bersumber dari ketidakmampuan siswa menggunakan model membaca yang mangkus. Selain itu, guru juga mengalami kesulitan membimbing siswa dalam membaca. Kesulitan dalam membaca dapat diungkapkan: 1) siswa sulit menemukan gagasan utama, 2) siswa sulit menjawab

3 pertanyaan, 3) siswa sulit membuat ringkasan wacana, 4) guru sulit menggunakan model yang tepat untuk membimbing siswa dalam membaca pemahaman. Berdasarkan pendapat di atas penulis mencoba untuk menggunakan pendekatan Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam pembelajaran membaca pemahaman. Menurut Mohamad (2005:1) pendekatan kooperatif tipe STAD ini dapat digunakan guru untuk memotivasi seluruh siswa agar mereka belajar dan membantu satu sama lain, sehingga guru dapat memanfaatkan energi sosial seluruh rentang usia siswa yang begitu besar dalam kelas untuk kegiatan-kegiatan produktif, di mana siswa saling mengambil tanggung jawab dan belajar untuk menghargai. Stahl (dalam Solihatin 2007:13) dalam penelitiannya di sekolah dasar di Amerika menemukan bahwa penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD sangat mendorong peningkatan prestasi belajar siswa, peningkatannya mencapai 25% dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan sistem kompetisi. Pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD, diawali guru dengan mempersentasekan pembelajaran, kemudian siswa bekerja dalam timnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menuntaskan pelajaran itu. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis individual tentang pelajaran tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu, Mohamad (2005:5). Pembelajaran membaca pemahaman dengan pola seperti di atas, dimulai dengan pembelajaran langsung secara klasikal, kemudian kerja kelompok 4-5 orang, dan ada kuis individual, dimaksudkan agar pembelajaran ini secara

4 bertahap dari bimbingan oleh guru secara totalitas, bimbingan oleh teman dalam kelompok, dan akhirnya adalah kemandirian. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Pendekatan Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Bagi Siswa Kelas V SDN 22 Andalas Padang.

B. Perumusan Masalah Bedasarkan fenomena yang ada pada latar belakang, maka masalah umum penelitian ini adalah bagaimana peningkatkan membaca pemahaman dengan pendekatan kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas V SDN 22 Andalas Padang? Secara khusus rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran membaca

pemahaman dengan pendekatan kooperatif tipe STAD di kelas V SDN 22 Andalas Padang? 2. Bagaimana bentuk pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan kooperatif tipe STAD di kelas V SDN 22 Andalas Padang? 3. Bagaimana bentuk penilaian membaca pemahaman dengan pendekatan kooperatif tipe STAD di kelas V SDN 22 Andalas Padang? 4. Bagaimana hasil membaca pemahaman siswa dengan pendekatan kooperatif tipe STAD di kelas V SDN 22 Andalas Padang?

C. Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengembangkan pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan kooperatif tipe STAD. Secara khusus penelitian tindakan kelas ini bertujuan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan rencana pelaksanaan pembelajaran membaca

pemahaman dengan pendekatan kooperatif tipe STAD di kelas V SDN 22 Andalas Padang 2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan kooperatif tipe STAD di kelas V SDN 22 Andalas Padang 3. Mendeskripsikan bentuk penilaian membaca pemahaman dengan pendekatan kooperatif tipe STAD di kelas V SDN 22 Andalas Padang 4. Mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman dengan pendekatan kooperatif tipe STAD di kelas V SDN 22 Andalas Padang.

D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Guru Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan masukan dalam menjalankaan tugas mengajar yang menyangkut membimbing siswa dalam

6 membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas V SDN 22 Andalas Padang. 2. Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman baru tentang pembelajaran membaca pemahaman dan kemungkinan penerapannya di Sekolah Dasar (SD). Selain itu penelitian ini juga merupakan syarat untuk mengambil gelar Strata Satu (S1)

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teori 1. a. Membaca Pengertian Membaca Membaca pada hakekatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktifitas sosial, berfikir psikolinguistik dan

metakognitif, Farida, (2006:2). Sedangkan Klein (dalam Farida, 2006:3) mengemukakan bahwa defenisi membaca mencakup: 1) membaca merupakan suatu proses, 2) membaca adalah strategi, 3) membaca merupakan interaktif. Nurhadi (2005:13) mengatakan membaca adalah sesuatu proses yang komplek dan rumit. Kompleks artinya terlibat berbagai faktor internal seperti intelegensi, minat, sikap, dan bakat. Motivasi tujuan membaca dan yang lainnya merupakan faktor eksternal seperti membaca teks bacaan, sarana membaca, faktor lingkungan atau faktor latar belakang sosial ekonomi dan kebiasaan tradisi membaca. Sedangkan Tarigan (1994:118) menyatakan membaca adalah proses melisankan lambang tertulis. Dari sudut linguistik membaca

8 adalah proses pengandaian dan pembacaan sandi. Membaca adalah proses perbuatan yang dilakukan dengan sadar untuk mengenal lambang yang disampaikan penulis untuk menyampaikan makna. Menurut Dawud (2008:5) membaca merupakan proses memahami dan bernalar, karena membaca merupakan kegiatan menghubungkan gagasan dalam bacaan dan pengetahuan tentang dunia. Seiring dengan itu Soedarso (2005:19) mengatakan kegiatan membaca dilakukan bersama-sama oleh mata dan otak, mata bekerja seperti kamera yaitu memotret, hasilnya film negatif. Selanjutnya proses dilakukan di otak hasilnya yaitu gambar positif, artinya mata melihat kemudian otak menginterpretasikan dan menyerap apa yang dilihat oleh mata, oleh karena itu melihat adalah mengerti. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan membaca adalah suatu proses melisankan lambang tertulis yang melibatkan mata dan otak. Pembaca sebagai komunikan dan penulis sebagai komunikator. Hubungan antara pembaca dan penulis tidak terjadi secara langsung. Pembaca tidak langsung berhadapan dengan penulis, tetapi berhadapan dengan pikiran-pikiran penulis yang diawali dengan tulisannya. b. Tujuan membaca Tujuan utama dalam membaca menurut Tarigan (1994:9) adalah untuk mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi dan memahami makna bacaan. Makna (meaning) erat sekali hubungannya dengan tujuan kita membaca. Membaca hendaknya mempunyai tujuan

9 karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang yang tidak mempunyai tujuan. Menurut Blanton (dalam Farida, 2005:12) tujuan membaca mencakup: 1) kesenangan, 2) menyempurnakan membaca nyaring, 3) menggunakan strategi tertentu, 4) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, 5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, 6) memperoleh informasi untuk laporan lisan dan tertulis, 7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, 8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain yang mempelajari tentang struktur teks, 9) menjawab pertanyaanpertanyaan yang spesifik. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah untuk memperoleh dan memperbaharui pengetahuan sekaligus mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah dimiliki. c. Manfaat membaca Kegiatan membaca dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Setiap aspek kehidupan melibatkan membaca, untuk

mengetahui daerah baru kita harus membaca denah terlebih dahulu. Tanda-tanda jalan mengarahkan orang yang bepergian sampai

ketujuannya, mengkomfirmasikan pengemudi mengenai bahaya di jalan dan mengingatkan aturan-aturan lalu lintas. Seiring dengan itu Farida (2006:2) mengatakan kegiatan membaca memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

10 sehari-hari karena tidak semua informasi bisa didapatkan dari media televisi dan radio. Kegiatan membaca sudah menjadi tuntutan realitas dalam kehidupan sehari-hari manusia karena dengan banyak membaca semakin banyak pula pengetahuan dan wawasan baru yang diperoleh. d. Jenis-jenis membaca Menurut Saleh (2006:107) jenis-jenis membaca adalah: 1) membaca teknik/membaca bersuara/membaca lancar, 2) membaca dalam hati/membaca intensif/membaca memindai, 3) membaca bahasa, 4) membaca cepat, 5) membaca pustaka. 1). bersuara/membaca lancar Tujuan membaca teknik ini adalah untuk melatih siswa mampu bersuara dengan ucapan/lafal, nada, dan irama. 2). intensif/membaca memindai Membaca memindai adalah membaca wacana eksposisi dengan cara melihat dengan cermat dan lama. Sedangkan membaca intensif adalah membaca secara sungguh-sungguh dan terus menerus hingga diperoleh hasil yang optimal. Tujuan membaca dalam hati, membaca intensif dan membaca memindai adalah agar siswa dapat memahami isi wacana. 3). Membaca bahasa Membaca dalam hati/membaca Membaca teknik/membaca

11 Tujuan membaca bahasa adalah agar pengetahuan siswa semakin bertambah tentang unsur-unsur kebahasaan atau seluk beluk bahasa indonesia yang dapat diterapkan dalam berbagai bentuk bahasa dan situasi. 4). Membaca cepat Membaca cepat adalah membaca sekejap mata atau selayang pandang, tujuannya adalah dalam waktu yang singkat pembaca memperoleh informasi secara tepat dan tepat. 5). Membaca pustaka Tujuan membaca pustaka adalah untuk menumbuhkan kegemaran membaca. Kegiatan membaca pustaka ini dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan dapat dimanfaatkan untuk mengefektifkan waktu-waktu tertentu. Purwanto (2004:29) membagi kegiatan membaca menjadi dua bahagian yaitu kegiatan membaca permulaan dan membaca lanjutan. Membaca permulaan diberikan pada kelas rendah yaitu kelas satu dan dua, sedangkan membaca lanjutan diberikan pada kelas tinggi yakni kelas tiga sampai kelas enam. Menurut Depdikbud (1995:6) membaca lanjutan disebut juga dengan membaca pemahaman. Pada membaca permulaan hal yang diutamakan adalah memberikan kecakapan pada siswa untuk mengubah rangkaian-rangkaian bunyi bermakna (melancarkan teknik membaca pada anak-anak), sedangkan pada membaca

12 lanjutan hal yang diutamakan adalah melatih siswa menangkap pikiran dan perasaan orang lain yang dilahirkan dengan bahasa tulisan dengan tepat dan teratur. Purwanto (2004:31) mengatakan membaca pemahaman bertujuan agar anak mengambil manfaat dari pesan yang disampaikan penulis kapada pembaca, dengan kata lain siswa diharapkan mampu mengambil makna yang disampaikan orang lain melalui tulisan. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat diambil

kesimpulan, bahwa tingkatan membaca di sekolah dasar terbagi menjadi dua bagian yaitu membaca permulaan untuk kelas rendah, dan membaca lanjutan untuk kelas tinggi, membaca lanjutan inilah yang disebut dengan membaca pemahaman. 2. Membaca Pemahaman Kata pemahaman dalam kamus besar bahasa indonesia berawal dari kata paham yang memiliki arti: 1) pengertian, 2) pendapat pikiran, 3) mengerti benar akan sesuatu. Sedangkan menurut Haris (dalam Farida, 2005:85) kata memahami diartikan sebagai suatu hal yang mengerti benar, mengetahui benar dan memaklumi. Jadi memahami bacaan dapat dikatakan sebagai suatu sikap mengerti benar dengan bahan yang dibaca. Membaca pemahaman berarti membaca untuk memahami isi bacaan yang merupakan representasi dari pikiran, ide, gagasan dan pendapat penulis. Penulis berhadapan dengan lambang-lambang bahasa,

13 lambang itu terwujud dalam bentuk huruf, kata, kalimat, dan paragraf, dibalik lambang tersebut terdapat makna dan maksud. Pada saat lambang itu dipahami oleh pembaca, pembaca akan mengambil makna yang ada dibaliknya. Akan tetapi, pada saat pembaca tidak memahami lambang yang dibacanya, maka makna yang ada dibalik lambang itu tidak akan dapat dipahaminya.. Bahan bacaan untuk membaca pemahaman hendaknya baru bagi siswa, tidak mempunyai tanda baca yang banyak variasinya atau yang dapat menyulitkan siswa dalam memahami isi bacaan. Di samping itu bahan bacaannya agak panjang bila dibandingkan dengan bahan bacaan untuk membaca teknik, Saleh (2006:107). Menurut Farida (2005:103) memasukan surat kabar sebagai bahan bacaan merupakan kegiatan yang efektif dalam pembelajaran membaca. Alasannya adalah surat kabar memiliki gaya bahasa dan organisasi tulisan yang berbeda dengan buku atau majalah. Di samping itu surat kabar merupakan bahan bacaan yang hidup untuk bidang studi pengetahuan sosial. Kegiatan membaca pemahaman tiap-tiap anak tidak sama, sebab kemampuan berfikir manusia juga tidak sama, ada anak yang mampu memahami suatu bacaan dengan sangat mudah bahkan mampu mengembangkan informasi baru dengan bantuan pengetahuan anak, akan tetapi ada juga anak yang bisa membaca atau melafalkan apa-apa yang tertulis tanpa memahami maksud dan tujuan tulisan tersebut.

14 Jadi hakekat membaca pemahaman adalah membaca untuk memahami dan merekam isi bacaan dengan tepat. Hal ini diindikasi oleh pemahaman pembaca terhadap pokok-pokok pikiran, gagasan-gagasan dan argument-argumen yang ada pada bacaan. Selain itu pembaca dapat membuat catatan tentang hasil pemahamannya. Pemahaman yang diperoleh dan catatan yang dibuat dari bacaan yang dibaca memiliki ketepatan yang akurat seperti yang dimaksud oleh penulis.

3.

Proses Pembelajaran Membaca Saleh (2006:111) membagi proses membaca menjadi tiga tahap yaitu 1) prabaca, 2) saatbaca, 3) pascabaca. Tahap prabaca dimasudkan untuk mempersiapkan mental pembaca pada situasi membaca yang akan dilaksanakan, kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara memperhatikan judul, dan gambar-gambar yang menyertai wacana yang akan dibaca. Tahap saatbaca dilakukan untuk mengulang membaca jika ada bagian tertentu dari bacaan yang belum dipahami, kemudian mengajukan pertanyaan yang menuntun pada saat siswa membaca untuk memudahkan pemahamannya. Pada tahap pascabaca yang dilakukan adalah menjawab pertanyaan setelah membaca, tujuannya adalah untuk mengetahui apa yang telah diperoleh setelah membaca. Seiring dengan pendapat di atas Farida (2006:9) mengatakan Untuk mendorong siswa dapat memahami berbagai bahan bacaan hendaknya guru menggabungkan kegiatan prabaca, saatbaca dan

15 pascabaca dalam pembelajaran membaca. Berdasarkan Pandangan teori skema, membaca adalah proses pembentukan makna terhadap teks, Burhanuddin (2007:119). Sehubungan dengan teori membaca ini guru hendaknya mampu mengembangkan pengetahuan tentang topik untuk memproses pesan suatu teks. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat dibandingkan bahwa tahap-tahap membaca ada bermacam-macam, sehingga siswa dapat mengembangkan pembelajaran membaca dengan menggunakan tahaptahap membaca tersebut, sehingga bisa membantu siswa dalam mengembangkan ide-idenya sesuai dengan tahap-tahap membaca yang telah mereka ketahui dan berdasarkan latihan yang telah mereka lakukan.

4. a.

Pembelajaran Kooperatif Pengertian Pembelajaran Kooperatif Menurut Anita (2002:27) Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong royong dalam pendidikan adalah falsafah homo homini socius. Falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, atau sekolah. tanpa kerja sama kehidupan ini sudah punah. Kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama-sama dalam mencapai tujuan bersama, Hamid (dalam Solihatin, 2007:4). Sedangkan menurut Solihatin (2007:4) pembelajaran kooperatif adalah suatu sikap

16 atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan setiap anggota kelompok itu sendiri. Pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja karena belajar dalam tipe kooperatif harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependesi yang efektif di antara anggota kelompok, Slavin (dalam Solihatin, 2007:4) Seiring dengan itu Mohamad (2005:2) mengatakan pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah revolusi pembelajaran di dalam kelas, tidak ada lagi kelas yang sunyi selama proses pembelajaran, artinya pembelajaran yang terbaik akan tercapai di tengah-tengah percakapan di antara siswa, dengan menciptakan suatu lingkungan kelas yang baru tempat siswa secara rutin dapat saling membantu satu sama lain guna menuntaskan bahan ajar akademiknya. Jadi pembelajaran kooperatif bukan hanya sekedar belajar kelompok, tetapi pembelajaran yang membentuk prilaku siswa dalam pembelajaran, dan menciptakan hubungan dan kerjasama antara siswa di dalam kelas sehingga siswa bisa saling membantu dalam menuntaskan pembelajaran di kelas.

17

b.

Tujuan Pembelajaran Kooperatif Menurut Nurasma (2006:12) pembelajaran koopertif bertujuan

untuk: 1) pencapaian hasil belajar, 2) penerimaan terhadap keragaman, 3) pengembangan keterampilan sosial. 1) Pencapaian hasi belajar Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Memusatkan perhatian pada pembelajaran kooperatif dapat mengubah norma budaya anak muda dan membuat budaya lebih dapat menerima prestasi menonjol dalam berbagai tugas pembelajaran akademik. Di samping dapat mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan pada siswa yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik, baik kelompok bawah maupun kelompok atas. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah. 2) Penerimaan terhadap keragaman Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas tugas bersama dan melalui penggunaan struktur pengharagaan kooperatif, serta belajar untuk menghargai satu sama lain. 3) Pengembangan keterampilan sosial

18 Keterampilan sosial merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki di masyarakat, banyak kerja orang dewasa dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dalam masyarakat meskipun beragam budayanya. Jadi tujuan pembelajaran kooperatif bukan hanya sekedar untuk belajar kelompok tapi tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik, siswa dapat belajar untuk saling menghargai satu sama lain, meskipun budayanya berbeda. c. Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif Menurut Stahl (dalam Solihatin 2007: 7) prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif ada 8 yaitu: 1) perumusan hasil belajar siswa harus jelas, 2) penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar, 3) ketergantungan yang bersifat positif, 4) interaksi yang bersifat terbuka, 5) kelompok bersifat heterogen, 6) interaksi sikap dan prilaku sosial dan positif, 7) tindak lanjut atau follow up, 8) kepuasan dalam belajar. 1) Perumusan hasil belajar siswa harus jelas Sebelum menggunakan strategi pembelajaran, guru hendaknya memulai dengan merumuskan tujuan pembelajaran dengan jelas dan spesifik. Tujuan tersebut menyangkut apa yang diinginkan guru untuk dilakukan siswa dalam kegiatan belajarnya. Perumusan tujuan harus disesuaikan dengan tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran. Penyampaian tujuan pembelajaran ini disampaikan guru sebelum kelompok belajar terbentuk. 2) Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar

19 Guru hendaknya mampu mengkondisikan kelas agar siswa mampu menerima tujuan pembelajaran dari sudut kepentingan diri dan kepentingan kelas. 3) Ketergantungan yang bersifat positif Untuk mengkondisikan terjadinya interdepedensi antara siswa dalam kelompok belajar, maka guru harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas pelajaran sehingga siswa siswa memahami dan mungkin untuk melakukan hal itu dalam kelompoknya Johnson (dalam Solihatin 2007: 7). Guru harus merancang struktur kelompok dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk merancang dan mengevaluasi diri dan teman sekelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan untuk memahami materi pelajaran, sehingga siswa merasa tergantung secara positif pada anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru. 4) Interaksi yang bersifat terbuka Di dalam kelompok interaksi yang terjadi bersifat langsung dan terbuka dalam mendiskusikan materi. Mereka akan saling memberi dan menerima masukan, ide, saran, dan kritik dari temannya secara positif dan terbuka. 5) Kelompok bersifat heterogen Pembentukan kelompok belajar koopetratif, keanggotaan kelompoknya harus bersifat heterogen sehingga dalam suasana belajar

20 akan tumbuh dan berkembang nilai sikap dan moral dan perilaku siswa.

6) Interaksi sikap dan prilaku sosial dan positif Siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas kelompok, yang mana interaksi yang dilkukan siswa tidak bisa memaksakan kehendaknya pada anggota kelompok lain. Siswa harus belajar bagaimana meningkatkan keterampilan dalam memimpin, berdiskusi, berorganisasi dan mengklarifikasikan berbagai masalah. 7) Tindak lanjut atau follow up Setelah masing-masing kelompok belajar menyelesaikan tugas dan bekerjasama, selanjutnya perlu dianalisis bagaimana penampilan dan hasil kerja yang dihasilkan. 8) Kepuasan dalam belajar Pengembangan suasana yang kondusif bagi kelompok belajar dan hubungan yang bersifat interpersonal diantara sesama anggota harus ditumbuhkan oleh guru sehingga kelompok belajar dapat bekerja dan belajar secara produktif. d. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatf Menurut Mohamad (2005:5) jenis-jenis kooperatif diantaranya

adalah: 1) Student Team Ahievement Divisions (STAD, 2) Teams Games Tournament (TGT), 3) Team Accelerated Instruction (TAI), 4) Coperative Integrated Reding and Composition (CIRC).

21 1) Student Team Ahievement Divisions (STAD) STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Tipe ini menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang beranggotakan empat atau lima orang siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda sehingga dalam setiap kelompok terdapat yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis atau kelompok sosial lainnya. 2) Teams Games Tournament (TGT) Tipe TGT merupakan model pembelajaran yang didahului dengan penyajian materi pembelajaran oleh guru dan diakhiri dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa. Kemudian siswa melakukan diskusi pada kelompok masing-masing. 3) Team Accelerated Instruction (TAI) Tipe TAI menggunakan kombinasi pembelajaran kooperatif dan pengajaran individual. Tipe pembelajaran kooperatif dengan Tipe TAI mengharapkan setiap siswa bekerja sesuai dengan unit-unit yang diprogramkan secara individu yang dipilih sesuai dengan level kemampuannya. 4) Coperative Integrated Reding and Composition (CIRC) Tipe CIRC adalah tipe pembelajaran kooperatif yang

beranggotakan empat orang siswa yang terlibat dalam sebuah rangkaian kegiatan bersama, termasuk saling membacakan satu dengan yang lainnya, membuat prediksi tentang bagaimana cerita naratif yang akan muncul,

22 saling membuatkan iktisar satu dengan yang lainnya, menulis tanggapan terhadap cerita, berlatih pengejaan serta perbendaharaan kata. Berdasarkan jenis-jenis dan teknik-teknik pembelajaran

kooperatif learning tersebut, maka peneliti memilih pembalajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran membaca pemahaman.

5. (STAD)

Tipe Student Teams Achievement Divisions

Pembelajaran membaca pemahaman di sekolah dasar dapat disajikan dengan bermacam-macam cara. Salah satunya yaitu dengan tipe STAD. STAD merupakan sebuah kelompok terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili heterogenitas kelas ditinjau dari kinerja, suku dan jenis kelamin, Mohamad (2005:23). Pembelajaran membaca dengan menggunakan tipe STAD dapat memotivasi siswa saling memberi semangat dan membantu dalam menuntaskan keterampilan yang dipersentasekan guru. Apabila siswa menginginkan tim mereka mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu tim dalam mempelajari bahan ajar tersebut dan mereka harus memberi semangat teman satu timnya. Tipe STAD adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut, Johson (dalam Solihatin, 2007:4)

23 Sehubungan dengan pengertian tersebut Mohamad (2005:5)

mengatakan bahwa STAD adalah suatu tipe pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Keberhasilan belajar dari kelompok tergantung kepada

kemampuan dan aktifitas anggota kelompok baik individu maupun kelompok. Tipe pembelajaran STAD berangkat dari asumsi mendasar dalam kehidupan masyarakat yaitu raihlah yang lebih baik secara bersama-sama. Aplikasi dalam pembelajaran tipe STAD ini mengetengahkan realita kehidupan masyarakat yang dirasakan dan dialami oleh siswa dalam kesehariannya, dalam bentuk yang disederhanakan dalam kehidupan kelas. Tipe ini memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru tapi juga bisa dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran yaitu teman sebaya. Keberhasilan belajar menurut tipe ini bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Melalui belajar dari teman sebaya dan di bawah bimbingan guru maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari. 6. Langkah-Langkah STAD

24 Menurut Mohamad (2005:29) STAD terdiri dari 4 langkah kegiatan belajar, kegiatannya sebagai berikut: 1) persentasi kelas (penyajian materi), 2) kegiatan belajar kelompok, 3) kuis, 4) penghargaan Tim.

1)

Persentasi kelas Sebelum menyajikan materi, guru memulai kegiatan dengan

menjelaskan tujuan pembelajaran, membangkitkan skemata, dan memberikan motivasi untuk belajar kelompok, serta menggali pengetahuan. Selanjutnya guru menyampaikan materi baru secara verbal. 2) Belajar tim Setelah siswa mendengarkan penjelasan dari guru, siswa bekerja dalam timnya, kemudian kepada siswa diberikan LKS, yang dapat digunakan untuk latihan keterampilan yang sedang dipelajarinya, dan mengakses dirinya sendiri dan teman sesama tim. Berikan tugas dan tanggung jawab kepada kelompok dengan memberikan peran-peran kepada anggota tim. Mintalah siswa saling menjelaskan jawaban satu sama lain supaya semua anggota kelompok memahaminya. 3) Kuis Setelah siswa bekerja di dalam timnya maka siswa dikenai kuis individual, pada saat ini mereka tidak boleh bekerjasama. Di dalam kerja tim inilah dilihat kemampuan siswa dalam mengerjakan kuis. 4) Penghargaan Tim

25 Sesegera mungkin setelah kuis terlaksana, guru mengumumkan skor tim dan menghadiahkan sertifikat/penghargaan lain kepada tim yang memperoleh skor tertinggi. Skor peningkatan individu dihitung berdasarkan selisih perolehan skor dasar dengan skor test terakhir. Berdasarkan skor peningkatan individual dihitung poin perkembangan dengan menggunakan pedoman yang disusun oleh Slavin (dalam Nurasma, 2006:53) sebagai berikut: Tabel 2.l Kriteria Poin Perkembangan
Apabila skor kuisnya adalah. Memperoleh nilai sempurna tidak memandang berapa pun skor dasar Lebih dari sepuluh poin di atas skor dasar Skor dasar sampai sepuluh poin di atas skor dasar Sepuluh poin di bawah sampai satu poin dibawah skor dasar Lebih dari perbaikan sepuluh poin dibawah skor Seorang siswa mendapat 30 poin 30 poin 20 poin 10 poin 5 poin

Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin perkembangan kelompok tertinggi ditentukan dengan rumus sebaga berikut N= Jumlah total perkembangan anggota Jumlah kelompok yang ada Berdasarkan poin perkembangan yang diperoleh, menurut Mohamad (2005:36) terdapat tiga tingkatan penghargaan yang diberikan berdasarkan skor tes, tingkat penghargaan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Kriteria (rata-rata tim) 15 Penghargaan Tim baik

26 20 25 Tim hebat Tim super

Kelompok yang memperoleh poin rata-rata 15 sebagai kelompok baik, sedangkan kelompok yang memperoleh rata-rata 20 sebagai kelompok hebat, dan kelompok yang memperoleh poin rata-rata 25 sebagai kelompok super. 7. Penerapan Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Kenyataan yang harus diterima bahwa anak-anak harus belajar membaca, mengubah kata-kata tertulis menjadi suara ungkapan Felicity (dalam Colin, 2002:311). Pernyataan tersebut cukup tegas bahwasanya mulai dari usia belajar terendah penerapan pembelajaran membaca perlu diterapkan supaya mampu menggali dan menerapakan informasi untuk kehidupan. Dari kenyataan di atas Budi (2008:1) mengatakan penerapan pembelajaran membaca pemahaman dengan tipe STAD dapat meningkatkan mutu pembelajaran membaca pemahaman di sekolah. Pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan kooperatif tipe STAD dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu 1) prabaca, 2) saatbaca, 3) pascabaca. Budi (2008:3). Pada tahap prabaca guru menyiapkan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran kemudian membangkitkan skemata siswa. Siswa mengamati gambar yang dipajang di depan kelas dan menginterpretasikannya. Pada tahap saatbaca guru menugasi siswa membaca dalam hati dan mencocokkan interpretasi dengan bacaan, guru menyajikan materi pelajaran, kemudian membentuk kelompok, dalam pembentukan kelompok ini siswa dibagi menurut tingkat prestasi dan jenis

27 kelamin, setelah kelompok terbentuk siswa bekerja dalam kelompoknya dan mengisi LKS. Sedangkan pada tahap pascabaca perwakilan kelompok melaporkan hasil kerjanya ke depan, terakhir meminta siswa duduk sendirisendiri untuk mengerjakan kuis individual, setelah selesai guru menghitung skor tim guru memberikan penghargaan kepada tim yang bekerja baik. Pada tahap persiapan pembelajaran guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran dan membangkitkan skemata siswa. Pada saat persentasi kelas guru menyajikan materi pembelajaran yaitu tentang konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan. Setelah siswa mendengarkan penjelasan guru siswa bekerja di dalam timnya, tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa dalam timnya adalah siswa mengatur meja dan kursi untuk duduk berkelompok. Siswa mengerjakan latihan yang ada pada LKS kemudian guru memotivasi siswa untuk saling menjelaskan jawaban mereka dengan anggota kelompoknya. Apabila siswa memiliki pertanyaan mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu kepada teman satu timnya sebelum mereka menanyakan kepada guru. Guru berkeliling ke seluruh kelompok sambil memberikan pujian kepada tim yang bekerja baik. Setelah selesai belajar kelompok siswa dikenai kuis individual tentang materi yang telah dipelajari, pada saat inilah siswa tidak boleh saling membantu, pada langkah terakhir guru memberikan penghargaan kepada tim yang mencetak skor tinggi.

B. Kerangka Teori

28 Pembelajaran membaca untuk siswa kelas V SD termasuk jenis pembelajaran membaca lanjutan atau membaca pemahaman. Tujuannya supaya siswa dapat menemukan isi dari bacaan, dengan membaca pemahaman siswa dapat memperoleh informasi dari bacaan. Dalam kegiatan membaca pemahaman dengan pendekatan kooperatif tipe STAD ada tiga langkah yang dapat dilakukan yaitu: 1) tahap prabaca, 2) saatbaca, 3) pascabaca Tahap prabaca guru menyiapkan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, kemudian membangkitkan skemata siswa dengan memajangkan gambar, siswa mengamati gambar, dan menginterpretasi gambar, guru meminta siswa menuliskan hasil

interpretasinya pada LKS yang telah dibagikan. Setelah siswa selesai mengisi LKS, guru membagikan teks wacana kepada siswa. Tahap saatbaca guru meminta siswa membaca dalam hati dan mencocokkan hasil interpretasi gambar dengan bacaan yang baru diperoleh dan mengumpulkan hasil interpretasi tersebut. Guru menyajikan konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan, kemudian guru membentuk kelompok siswa. Siswa diminta mengisi LKS yang sudah dibagikan guru. Siswa saling menjelaskan sesama temannya tentang materi yang kurang dipahaminya. Tahap pascabaca siswa diminta untuk menyajikan hasil kelompoknya ke depan kelas, kelompok lain menanggapi. Kemudian siswa duduk sendirisendiri (tidak berkelompok lagi) pada tahap ini siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru, pada saat ini siswa tidak boleh saling membantu. Setelah

29 selesai kuis guru menghitung skor tim dengan cara menjumlahkan nilai yang didapatkan masing-masing siswa dan membaginya sebanyak anggota kelompok. Setelah selesai barulah guru memberikan penghargaan tim.

BAB III METODE PENELITIAN

A. 1.

Lokasi Penelitian Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 22 Andalas Padang. Sekolah ini letaknya cukup strategis, sehingga mudah dijangkau dengan kendaraan. Pemilihan SDN 22 Andalas Padang sebagai tempat penelitian didasarkan pertimbangan sebagai berikut, 1) Guru di sekolah ini memiliki wawasan dan mau menerima pembaharuan dan pendekatan-pendekatan baru, 2) permasalahan membaca pemahaman merupakan salah satu kendala yang dihadapi guru di sekolah ini, dan 3) penelitian tentang pembelajaran membaca pemahaman belum pernah dilaksanakan di sekolah ini. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N 22 Andalas Padang yang berjumlah 20 yang terdiri dari laki-laki 8 orang dan perempuan 12 orang, kemudian guru, hasil belajar dan proses pembelajaran. Siswa sebagai subjek penelitian terkait dengan kemampuannya berlatih memahami isi bacaan dengan pendekatan kooperatif tipe STAD. Guru sebagai subjek penelitian

28

30 terkait dengan pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD. Proses sebagai subjek penelitian berhubungan dengan efektifitas dan efisiensi siswa terlatih dan praktisi melatih menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami isi bacaan. 3. Waktu/Lama Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu bulan yakni pada semester kedua tahun pelajaran 2007-2008. Terhitung dari waktu perencanaan sampai laporan hasil penelitian. Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Mei 2008, mulai dari siklus I sampai siklus II. B. 1. Rancangan Penelitian Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Oleh sebab itu sesuai dengan penelitian tindakan kelas maka masalah penelitian yang akan dipecahkan berasal dari praktek pembelajaran di kelas. Sejalan dengan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa kelas V SDN 22 Andalas Padang. Menurut Kemmis (dalam Ritawati 2007:9) proses penelitian tindakan merupakan proses daur ulang atau siklus yang dimulai dari aspek mengembangkan perencanaan, melakukan tindakan sesuai rencana,

melakukan observasi terhadap tindakan dan melakukan refleksi yaitu

31 perenungan terhadap perencanaan,kegiatan tindakan dan kesuksesan hasil yang diperoleh. Partisipasi dan kolaborasi dapat dilakukan berupa hal-hal sebagai berikut: bekerja sama mulai dari tahap orientasi dilanjutkan dengan penyusunan berikut persiapan yang diperlukan, pelaksanaan perencanaan dalam siklus I, diskusi-diskusi yang bersifat analitik setelah pelaksanaan tindakan, kemudian melakukan refleksi atas semua kegiatan yang telah berlangsung dalam siklus pertama, kemudian merencanakan tahap modifikasi, koreksi atau pembetulan ataupun penyempurnaan pembelajaran dalam siklus kedua, dan seterusnya Rochiati (2007:100) Berikut ini adalah siklus tindakan pembelajaran untuk peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan pendekatan kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas V SDN 22 Andalas Padang.

32

2.

Alur Penelitian

RANCANGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Studi pendahuluan Observasi Latar SD, guru, dan KBM membaca pemahaman untuk mengidentifikasi masalah

Rencana I

Rancangan pembelajaran I Prabaca 1. Persentasi kelas 1.1 Menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran). 1.2 Memperagakankan gambar 1.3 Memfokuskan perhatian siswa pada gambar 1.4 Mengarahkan siswa untuk menginterpretasi gambar 1.5 Menginterpretasi gambar Saat baca 1.6 Menugasi siswa membaca dalam hati 1.7 Mencocokkan interpretasi dengan bacaan. Pertemuan kedua 1.8 Penyajian konsep gagasan utama paragraf 2. Kegiatan belajar kelompok 2.1 Membentuk kelompok siswa 2.2 Mengisi LKS Pasca baca 2.3 Menyajikan hasil kelompok ke depan kelas 2.4 Kelompok lain menanggapi 2.5 Meluruskan jawaban siswa, dan menyimpulkan pelajaran 3. Kuis 3.1 Meminta siswa duduk sendiri-sendiri 3.2 Memberikan kuis 4. Penghargaan tim 4.1 Menghitung skor tim 4.2 Memberikan penghargaan tim

Siklus I

Tindakan dan pengamatan

Refleksi I

Observasi dan diskusi

Belum berhasil

Rencana II

Rancangan pembelajaran II Prabaca 1. Persentasi kelas 1.1 Menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran). 1.2 Memperagakankan gambar 1.3 Memfokuskan perhatian siswa pada gambar 1.4 Mengarahkan siswa untuk menginterpretasi gambar 1.5 Menginterpretasi gambar Saat baca 1.6 Menugasi siswa membaca dalam hati 1.7 Mencocokkan interpretasi dengan bacaan. 1.8 Penyajian konsep gagasan utama paragraf 2. Kegiatan belajar kelompok 2.1 Membentuk kelompok siswa 2.2 Mengisi LKS Pasca baca 2.3 Menyajikan hasil kelompok ke depan kelas 2.4 Kelompok lain menanggapi 2.5 Meluruskan jawaban siswa, dan menyimpulkan pelajaran 3. Kuis 3.1 Meminta siswa duduk sendiri-sendiri 3.2 Memberikan kuis 4. Penghargaan tim 4.1 Menghitung skor tim 4.2 Memberikan penghargaan tim

Siklus II

Tindakan dan pengamatan

33

3.

Prosedur Penelitian
Refleksi II 1. Tahap Perencanaan Observasi dan diskusi Berhasil Laporan

Peneliti melakukan studi pendahuluan berupa observasi awal terhadap pembelajaran membaca pemahaman di kelas V SDN 22 Andalas Padang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dan siswa berkaitan dengan model pembelajaran membaca pemahaman di kelas V SDN 22 Andalas Padang. Studi pendahuluan dilakukan dengan mengamati proses

pembelajaran membaca pemahaman di kelas, mewawancarai guru dan siswa tentang praktik pembelajaran membaca pemahaman yang sudah

dilaksanakan selama ini. Dapat diketahui permasalahan sebagai berikut: siswa mengalami kesulitan memahami isi bacaan, kesulitan itu pada dasarnya bersumber dari ketidakmampuan siswa menggunakan model membaca yang mangkus. Selain itu siswa sulit menemukan gagasan utama tiap paragraf, siswa sulit menjawab pertanyaan dan menulis ringkasan setelah membaca. Setelah diidentifikasi, dilakukan diskusi antara peneliti dan guru kelas V juga kepala sekolah berkaitan dengan kemungkinan

dilaksanakannya penelitian tindakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pemahaman bagi siswa kelas V SDN 22 Andalas Padang. Sesuai dengan rumusan masalah pada studi pendahuluan peneliti

34 bersama guru menyusun rencana tindakan, untuk memecahkan masalah yang ditemui dalam pembelajaran membaca pemahaman. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu, langkah pertama melakukan diskusi untuk menyamakan persepsi tentang model membaca yang akan diterapkan dalam membaca pemahaman. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari jumat, tanggal 2 Mei 2008. Langkah kedua menyusun rancangan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan, rancangan tindakan itu berupa pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD berupa model rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 5 Mei 2008. Kegiatan yang direncanakan sebagai berikut: 1) menyusun rencana tindakan berupa model Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), penyusunan RPP meliputi hal-hal sebagai berikut: a) menetapkan standar kompetensi, b) memilih kompetensi dasar, c) menetapkan indikator, d) memilih materi, e) menetapkan kegiatan belajar mengajar, f) menetapkan media/alat dan sumber belajar, dan g) merencanakan penilaian pembelajaran membaca pemahaman. Rencana pelaksanaan pembelajaran dirancang untuk siklus I terdiri dari satu RPP dua kali pertemuan dengan waktu 4x35 menit. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, maka RPP pada siklus kedua dirancang dengan memperhatikan hasil refleksi dari tindakan siklus I. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sama dengan siklus I, perbedaannya pada siklus satu RPP untuk dua kali pertemuan

35 sedangkan pada siklus II RPP untuk satu kali pertemuan. Perevisian terjadi pada teks wacana dan media yang digunakan. Pada siklus I wacana tentang 800 Rumah Warga Kota Padang Terkena Banjir, sedangkan pada siklus II wacana tentang Telaga Bidadari. Media yang digunakan pada siklus I sama banyaknya dengan siklus II yaitu masing-masingnya empat buah gambar (dapat dilihat pada lampiran). Langkah ketiga mempersiapkan instrument penilaian berupa catatan lapangan, rambu-rambu analisis proses kegiatan guru dan siswa, ramburambu analisis hasil pembelajaran. Instrument penelitian dapat dilihat pada lampiran. Kegiatan terakhir adalah menyusun jadwal pelaksanaan tindakan. Jadwal disesuaikan dengan jam yang disusun di sekolah. Pertemuan pertama untuk siklus I dilaksanakan pada hari Senin 12 Mei 2008 dengan fokus pembelajaran membaca pemahaman pada tahap prabaca, dan saatbaca. Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 14 Mei 2008 dengan fokus Pembelajaran melanjutkan membaca pemahaman tahap saat baca dan pascabaca. Pelaksanaan siklus berikutnya dilaksanakan setelah melihat hasil refleksi siklus I. Setelah siklus I dilaksanakan maka dibuat perencanaan untuk siklus II dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. Siklus kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 21 Mei 2008, dengan jumlah pertemuan satu kali yaitu 3x35 menit. Alasan menjadikan waktu satu kali pertemuan supaya skemata siswa tidak terputus.

36

2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini, peneliti sebagai praktisi melaksanakan penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam membaca pemahaman di kelas V sesuai dengan rencana yang telah disusun. Sesuai dengan rencana, penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan dua kali pertemuan (4x35 menit), sedangkan siklus kedua dilaksanakan satu kali pertemuan (3x35 menit) sesuai dengan rencana pembelajaran yang terdiri atas tahap prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai praktisi dan guru kelas V sebagai observer. Observer mengumpulkan dan mengamati proses pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa, aktivitas guru, interaksi antara siswa dengan bahan pembelajaran, dengan menggunakan instrument pengumpulan data yang telah dibuat oleh praktisi dan pengamat. Pertemuan pertama merupakan tahap prabaca dan saatbaca, fokus tindakan yang akan dilaksanakan adalah Pertemuan I (2x35 menit) Pada tahap prabaca hal-hal yang dilakukan adalah: 1) Persentasi kelas a. Peneliti (praktisi) memulai pembelajaran dengan persentasi kelas berupa penyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran membaca pemahaman dengan pendekatan kooperatif tipe STAD. b. Peneliti memajangkan gambar untuk membangkitkan skemata siswa c. Peneliti memfokuskan perhatian siswa pada gambar

37 d. Peneliti mengarahkan siswa untuk menginterpretasi gambar yang ada e. Peneliti meminta siswa menuliskan interpretasinya Pada tahap saatbaca hal-hal yang dilakukan adalah: f. Peneliti meminta siswa membaca dalam hati g. Peneliti meminta siswa mencocokkan hasil interpretasinya dengan bacaan yang baru diperolehnya. Pertemuan kedua (2x35 menit) untuk melanjutkan kegiatan pada pertemuan pertama. h. i. j. Membangkitkan skemata siswa dengan memajangkan gambar Meminta siswa mengulangi membaca dalam hati Peneliti menyajikan konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan (persentasi kelas) 2) kegiatan belajar kelompok a. b. (kegiatan belajar kelompok) c. meminta siswa saling menjelaskan materi kepada teman kelompoknya Pada tahap pascabaca, hal-hal yang dilakukan guru adalah: d. e. f. g. 3) a. b 4) a. b. Meminta perwakilan kelompok menyajikan hasil kerjanya ke depan kelas Meminta kelompok lain menanggapi yang dibacakan oleh kelompok yang tampil Meluruskan jawaban siswa Menyimpulkan pelajaran Pemberian kuis individual Meminta siswa duduk sendiri-sendiri Memberikan kuis individual (kuis) Pemberian penghargaan tim Menghitung skor tim Memberikan penghargaan tim (penghargaan tim) Peneliti membentuk kelompok siswa Peneliti menugasi siswa mengisi LKS

38

Pelaksanaan tindakan dapat digambarkan sebagai berikut Tabel 3.1 Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I
Tahap
Prabaca

Fokus Tindakan

Tindakan/kegiatan guru

Kegiatan Siswa

Saatbaca

Mengaitkan a. Persentasi kelas a. Persentasi kelas topik dengan 1) Menyampai 1) Mendengarkan penjelasan guru pengetahuan kan tujuan dan langkahtentang tujuan dan langkah-langkah siswa langkah pembelajaran pembelajaran 2) Memperhatikan gambar yang 2) Memperaga diperagakan guru kan gambar 3) Memperhatikan gambar sesuai dengan skematanya 3) Meminta siswa mengamati gambar yang 4) Mendengarkan penjelasan guru dipajangkan sesuai dengan skematanya 4) Meminta 5) Menginterpretasi gambar siswa menulis interpretasinya sesuai dengan gambar yang diamati 5) Meminta siswa mengumpulkan hasil interpretasi yang ditulisnya. Meningkatkan 1) Meminta siswa membaca 1) Membaca dalam hati bacaan yang kemampuan dalam hati berhubungan dengan topik membaca 2) Meminta siswa mencocokan 2) Mencocokkan interpretasi dengan hasil interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh bacaan yang baru dibaca Pertemuan kedua Pertemuan kedua 3) Meminta siswa mendengarkan 3) Mendengarkan penjelasan guru penjelasn guru tentang konsep tentang gagasan utama dan cara gagasan utama menulis ringkasan b. Kegiatan belajar kelompok b. Kegiatan belajar kelompok 4) Meminta siswa duduk 4) Duduk berkelompok berkelompok 5) Meminta siswa mengisi LKS 5) Mengisi LKS yang telah disediakan Memantapkan 1) Meminta perwakilan kelompok pemahaman menyajikan hasil kerjanya terhadap isi 2) Meminta kelompok lain bacaan menanggapi yang dibacakan kelompok yang tampil 3) Meluruskan jawaban siswa dan menyimpulkan pelajaran c. Kuis individual 4) Meminta siswa duduk sendirisendiri dan mengerjakan kuis 1) 2) 3) Menyajikan hasil kelompok ke depan kelas Tanggapan dari kelompok yang belum tampil

Pascabaca

Mendengarkan penjelasan guru tentang simpulan pembelajaran c. Kuis individual 4) Siswa duduk sendiri-sendiri untuk mengerjakan kuis.

39
d. Penghargaan tim 5) Menghitung skor tim dan memberikan penghargaan tim d. Penghargaan tim 5) Menerima penghargaan tim

Penelitian ini dilaksanakan dua kali pertemuan (4x35 menit). Pelaksanaan dapat dilanjutkan ke siklus kedua karena pemahaman siswa belum menunjukan hasil yang memuaskan. Berdasarkan refleksi pada siklus I maka, siklus kedua dilaksanakan satu kali pertemuan (3x35 menit), pelaksanaan tindakan pada siklus kedua dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.1 Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Pada Siklus II
Tahap
Prabaca

Fokus Tindakan

Tindakan/kegiatan guru
1

Kegiatan Siswa
a. Persentasi kelas Mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan dan langkah-langkah pembelajaran 2 Memperhatikan gambar yang diperagakan guru 3 Memperhatikan gambar sesuai dengan skematanya 4 5 1 2 3 Mendengarkan penjelasan guru Menginterpretasi gambar Membaca dalam hati bacaan yang berhubungan dengan topik Mencocokkan interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh

Saatbaca

Mengaitkan a. Persentasi kelas topik dengan 1 Menyampaikan tujuan dan pengetahuan langkah-langkah pembelajaran siswa 2. Memperagakan gambar 3. Meminta siswa mengamati gambar yang dipajangkan sesuai dengan skematanya 4. Meminta siswa menulis interpretasinya sesuai dengan gambar yang diamati 5. Meminta siswa mengumpulkan hasil interpretasi yang ditulisnya. Meningkatkan 1 Meminta siswa membaca kemampuan dalam hati membaca 2 Meminta siswa mencocokan hasil interpretasi dengan bacaan yang baru dibaca 3 Meminta siswa mendengarkan penjelasn guru tentang konsep gagasan utama b. Kegiatan belajar kelompok 4 Meminta siswa duduk berkelompok 5 Meminta siswa mengisi LKS Memantapkan 1) Meminta perwakilan kelompok pemahaman menyajikan hasil kerjanya terhadap isi 2) Meminta kelompok lain bacaan menanggapi yang dibacakan kelompok yang tampil 3) Meluruskan jawaban siswa dan menyimpulkan pelajaran c. Kuis individual 4) Meminta siswa duduk sendirisendiri dan mengerjakan kuis

Mendengarkan penjelasan guru tentang gagasan utama dan cara menulis ringkasan b. Kegiatan belajar kelompok 4 Duduk berkelompok 5 6) 7) 8) Mengisi LKS yang telah disediakan Menyajikan hasil kelompok ke depan kelas Tanggapan dari kelompok yang belum tampil

Pascabaca

Mendengarkan penjelasan guru tentang simpulan pembelajaran c. Kuis individual 9) Siswa duduk sendiri-sendiri untuk mengerjakan kuis.

40
d. Penghargaan tim 5) Menghitung skor tim dan memberikan penghargaan tim d. Penghargaan tim 10) Menerima penghargaan tim

3. Pengamatan Kegiatan ini dilakukan oleh guru dan teman sejawat untuk mengamati aktifitas siswa dan praktisi selama pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD berlangsung. Pelaksanaan kegiatan ini bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh observer pada waktu peneliti melaksankan tindakan pembelajaran. Fungsi pokok pengamatan adalah pengumpulan data tentang pelaksanaan tindakan. Dalam pengumpulan data digunakan (1) lembar observasi, dan catatan lapangan, (2) teknik wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara, dan (3) rancangan pembelajaran dan hasil tes siswa (4) Foto-foto pelaksanaan tindakan. Observasi dilaksanakan terhadap prilaku peneliti dan siswa dengan menggunakan pedoman observasi tersebut di depan, baik dari aspek guru maupun dari aspek siswa. Keberhasilan tindakan dapat dilihat dari hasil observasi setiap siklus. Jika hasilnya baik, maka penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD dapat dikatakan baik dalam pembelajaran membaca pemahaman. Jika hasilnya tidak baik, maka penggunaan pendekatan

41 kooperatif tipe STAD dapat dikatakan tidak relevan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Evaluasi digunakan untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai setelah satu tahapan tindakan. Dalam hal ini diupayakan penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran membaca

pemahaman pada tahap prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Kriteria keberhasilan tindakan adalah baiknya nilai membaca siswa dilihat dari siswa menemukan gagasan utama, menjawab pertanyaan dan menulis ringkasan bagi siswa terteliti setelah tindakan dilaksanakan. Apabila keadaannya lebih baik setelah tindakan dilaksanakan, maka dapat dikatakan tindakan telah berhasil, jika tindakan tindakan yang dilakukan tidak ada bedanya atau bahkan lebih jelek hasilnya, maka tindakan dianggap belum berhasil. Dalam kegiatan ini observer akan berusaha mengenal, merekam atau mendokumentasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang terjadi. Keseluruhan hasil pengamatan ini dilakukan terus menerus dari siklus I sampai siklus II Kendala atau kelemahan yang ditemui pada siklus I diperbaiki pada siklus II, sedangkan kekuatan yang ada pada siklus I direkomendasikan pada siklus II. Kelemahan yang ditemui pada siklus I disusun dan diperbaiki kembali untuk perencanaan siklus II. 4. Refleksi Refleksi diadakan setiap tindakan berakhir pada tahap ini peneliti mengadakan diskusi dengan observer tentang tindakan yang baru dilakukan yakni berupa:1) menganalisis tindakan yang baru dilakukan, 2) mengulas

42 dan menjelaskan perbedaan rencana yang telah ada dengan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, 3) melakukan intervensi, permaknaan dan penyimpulan data yang diperoleh. Hasil refleksi digunakan untuk mengetahui apakah model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa dan kemampuan ini akan terlihat pada kemampuan siswa dalam membaca pemahaman pada setiap siklus. Berdasarkan mengadakan hasil refleksi dan tersebut, peneliti dan pengamat pelaksanaan

perbaikan

penyempurnaan

rencana

pembelajaran pada siklus berikutnya, kemudian praktisi dan pengamat membuat rencana tindakan siklus berikutnya.

C. 1.

Data dan Sumber Data Data Penelitian Data penelitian ini berupa hasil pengamatan, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi pada setiap tindakan perbaikan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas V SD 22 Andalas Padang. Data tersebut tentang halhal sebagai berikut: 1) pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan prilaku peneliti dan siswa, yang meliputi interaksi belajar mengajar antara peneliti-siswa, siswa-siswa, siswa-peneliti dalam pelajaran membaca

pemahaman, 2) evaluasi pembelajaran membaca pemahaman baik berupa

43 proses maupun hasil, 3) hasil tes siswa baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan tindakan. 2. Sumber Data Sumber data ialah proses kegiatan belajar mengajar membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran. Data yang diperoleh dari subjek terlatih yakni siswa kelas V SDN 22 Andalas Padang. D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrument Penelitian Data penelitian yang dikumpulkan menggunakan pencatatan lapangan, observasi, wawancara, foto-foto penelitian dan hasil tes untuk masingmasingnya diuraikan sebagai berikut Catatan lapangan berisi deskripsi tentang pengamatan terhadap tindakan peneliti sewaktu pembelajaran unsur-unsur yang diamati tertera pada lembaran observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati latar kelas tempat berlangsungnya pembelajaran, dengan berpedoman pada lembar observasi.. Dokumentasi berupa foto-foto pada saat penelitian sebagai data visual dan bukti proses belajar mengajar (PBM) berlangsung. Wawancara digunakan untuk memperkuat data obsevasi yang terjadi dalam kelas terutama butir penguasaan materi pembelajaran dari unsur-unsur siswa. Hasil diskusi digunakan sebagai bahan perencanaan dan pelaksanaan pada siklus selanjutnya. Tes digunakan untuk memperkuat data observasi yang berupa tes butiran materi pelajaran untuk membuktikan keakuratan data atas

44 kemampuan siswa. Instrumen penelitian ini adalah guru kelas dan teman sejawat sebagai observer dan peneliti sendiri sebagai perencana dan pelaksana. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan membaca pemahaman siswa pada setiap akhir pembelajaran atau akhir siklus. Tes dalam bentuk essay yang terdiri dari 5 soal menjawab pertanyaan, dan satu soal meringkas isi wacana. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat atas kemampuan siswa memahami bacaan yang dibacanya dengan penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD. Skala yang digunakan untuk mengetahui tingkat

penguasaan/keberhasilan kemampuan siswa terhadap test tersebut adalah tersebut adalah 85-100 dikategorikan sangat baik, 70-84 dikategorikan baik, 55-69 dikategorikan cukup, 40-44 dikategorikan kurang, 0-49 dikategorikan sangat kurang. E. Analisis Data Menganalisis data bentuknya beragam, analisis data merupakan tugas yang besar bagi penelitian kualitatif. Menurut Rochiati (2007:135) analisis yang dilakukan peneliti berupa membuat keputusan mengenai bagaimana menampilkan data dalam tabel, matrik, atau bentuk cerita. Dalam analisis data penelitian tindakan kelas yang penulis langsungkan ini menampilkan data dalam bentuk cerita. Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan model analisis data kualitatif yakni analisis data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul. Tahap analisis tersebut dimulai dengan menelaah data yang terkumpul, reduksi data

45 meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian, menyajikan data dilakukan dengan cara mengorganisasikan informasi yang sudah direduksi dan mengumpulkan data hasil penelitian. Tahap analisis yang demikian dilakukan berulang-ulang begitu data selesai dikumpulkan pada setiap tahap pengumpulan data dalam setiap tindakan. Tahap analisis data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: menelaah data yang terkumpul dengan melakukan transkripsi hasil pengamatan, penyeleksian dan pemilihan data. Kemudian data tersebut direduksi melalui pengkategorian dan pengklasifikasian sesuai dengan fokus masing-masing, dengan menyeleksi mana yang relevan dan mana yang tidak relevan. Kemudian data tersebut disajikan dengan cara mengorganisasikan terpadu, barulah berakhir dengan menyimpulkan hasil penelitian. Analisis dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data perencanaan, pelaksanaan, maupun data evaluasi. Analisis data dilakukan dengan cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai informasi yang spesifik dan terfokus berbagai informasi yang mendukung pembelajaran dan yang menghambat pembelajaran.

Pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan. Adapun kriteria keberhasilan setiap tindakan: 1. Hasil observasi guru dan siswa telah menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau mencapai persentase skor rata-rata 75%.

46 2. 3. Hasil tes akhir dari semua subjek memperoleh skor lebih dari atau sama dengan 75% Hasil wawancara telah memberikan informasi bahwa siswa senang dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan kriteria keberhasilan tersebut maka penelitian ini terdiri dari dua siklus. Apabila sudah berhasil pada siklus II peneliti mencukupkan sampai siklus II, dan tidak melanjutkan pada siklus III, karena sudah mencapai persentase skor rata-rata yang diinginkan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan yakni selama Mei 2008, penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 22 Andalas Padang mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pelaksanaan tindakan dibagi atas dua siklus dengan rentang waktu dua minggu. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V. Hasil penelitian tiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian Siklus I Pada bagian ini akan dipaparkan penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran membaca pemahaman. Penggunaan pendekatan koopertif tipe STAD ini akan terlihat dalam kegiatan prabaca, saatbaca, dan pascabaca, serta refleksi hasil tindakan. 1. Perencanaan Pembelajaran Siklus I

47 Penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam perencanaan pembelajaran membaca pemahaman disusun dan diwujudkan dalam bentuk rancangan pembelajaran dengan model Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perencanaan ini disusun dan dikembangkan berdasarkan program semester II. Perencanaan pembelajaran disajikan dalam waktu 2 kali pertemuan atau 4 X 35 menit. Tema yang diambil untuk materi Pembelajaran adalah Peristiwa. Materi pembelajaran berupa teks wacana yang berjudul 800 Rumah Warga Kota Padang Terkena Banjir. Wacana ini diambil dari surat kabar Padang Ekspres. wacana tersebut dipandang cocok berdasarkan 46 pertimbangan berikut: tema materi pembelajaran sesuai dengan tema yang ada pada semester II, kedua materi pembelajaran tersebut sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, ketiga materi pembelajaran tersebut belum pernah diajarkan kepada siswa, keempat pada umumnya siswa tinggal di daerah yang terkena banjir. Indikator dikembangkan dari Kompetensi Dasar (KD) membaca kelas V yaitu Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan membaca pemahaman Berdasarkan Kompetensi Dasar tersebut ditentukan indikator yang hendak dicapai pada pembelajaran membaca tersebut. Indikator yang ingin dicapai pada siklus I yaitu: 1) siswa dapat menemukan gagasan utama/ide pokok paragraf, 2) siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan wacana, 3) siswa dapat menulis ringkasan wacana. Untuk mencapai Indikator tersebut, perencanaan pembelajaran ini dibagi dalam tiga tahap yaitu: tahap prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Ketiga

48 kegiatan ini tidak berdiri sendiri, melainkan saling terkait antara kegiatan satu dengan kegiatan lainnya. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Mei 2008 dengan kegiatan sebagai berikut, pada tahap parabaca direncanakan untuk menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan tugastugas belajar, melakukan pembangkitan skemata siswa dengan memajangkan gambar, meminta siswa menginterpretasi gambar. Tahap saatbaca

direncanakan: meminta siswa membaca dalam hati, mencocokkan hasil interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh. Pertemuan pertama ditutup oleh peneliti setelah siswa mencocokkan hasil interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh. Pertemuan kedua dimulai oleh peneliti dengan mengulang

membangkitkan skemata siswa dengan memajangkan kembali gambar banjir, meminta siswa membaca dalam hati, setelah siswa membaca peneliti menyajikan konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan, membentuk kelompok siswa, menugasi siswa membaca dalam hati, membagikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan meminta siswa saling menjelaskan materi kepada teman kelompoknnya. Tahap pascabaca direncanakan meminta siswa melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas, meluruskan jawaban siswa, meminta siswa duduk sendiri- sendiri untuk mengerjakan kuis, dan terakhir peneliti memberikan penghargaan tim kepada tim yang bekerja baik. Rencana kegiatan belajar-mengajar dalam pembelajaran ini terdiri dari rencana kegiatan peneliti dan siswa. Kegiatan peneliti yang direncanakan pada tahap prabaca adalah 1) menyampaikan tujuan dan langkah-langkah

49 pembelajaran, 2) melakukan pembangkitan skemata siswa dengan

memajangkan gambar, 3) memfokuskan perhatian siswa kepada gambar, 4) mengarahkan siswa untuk menginterpretasi gambar yang ada sesuai dengan skematanya, 5) meminta siswa menginterpretasi gambar. Sebaliknya kegiatan siswa pada tahap prabaca adalah 1) mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, 2) memperhatikan gambar yang dipajangkan guru, 3) memperhatikan gambar sesuai dengan skematanya, 4) mendengarkan penjelasan guru, 5) siswa menginterpretasi gambar. Kegiatan peneliti yang direncanakan pada tahap saatbaca adalah 1) menugasi siswa membaca dalam hati, 2) menugasi siswa mencocokkan interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh, 3) menyajikan konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan, 4) membentuk kelompok siswa, 5) menugasi siswa mengisi LKS, 6) meminta siswa saling menjelaskan materi kepada teman kelompoknya. Sebaliknya kegiatan siswa yang direncanakan pada tahap saatbaca adalah 1) siswa membaca dalam hati 2) siswa mencocokan interpretasi gambar dengan bacaan yang baru diperoleh, 3) mendengarkan penjelasan guru tentang kalimat utama dan cara menulis ringkasan, 4) siswa duduk berkelompok, 5) siswa mengisis LKS, 6) siswa saling menjelaskan materi kepada teman kelompoknya. Kegiatan peneliti yang direncanakan pada tahap pascabaca adalah 1) meminta perwakilan kelompok menyajikan hasil kelompoknya ke depan kelas, 2) meminta kelompok lain menanggapi yang dibacakan oleh kelompok yang tampil, 3) meluruskan jawaban siswa, 4) memberikan kesempatan

50 bertanya dan mengambil kesimpulan bersama, 5) meminta siswa untuk duduk sendiri-sendiri, 6) memberikan kuis individual 7) menghitung skor tim dan 8) memberikan penghargaan tim. Kegiatan yang dilakukan siswa pada tahap pascabaca adalah 1) perwakilan kelompok menyajikan hasil kerjanya ke depan kelas, 2) kelompok lain menanggapi yang dibacakan oleh kelompok yang tampil, 3) mendengarkan penjelasan guru, 4) siswa ikut mengambil kesimpulan, 5) siswa duduk sendiri-sendiri 6) mengerjakan kuis individual, 7) menerima penghargaan tim. Komponen akhir perencanaan pembelajaran adalah evaluasi

pembelajaran meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses yang direncanakan adalah mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan tahap prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Adapun evaluasi hasil berupa hasil menjawaban pertanyaan secara individual. Bentuk tes yang digunakan dalam melihat hasil perolehan siswa berupa tes essay. Tes essay diberikan dalam bentuk pertanyaan, menemukan gagasan utama dan meringkas isi bacaan. Setelah siklus I selesai dilaksanakan peneliti mengadakan diskusi dengan guru (observer). Diskusi bertujuan untuk merefleksikan tindakan yang telah dilaksanakan, termasuk refleksi prosedur dan teknik evaluasi. Hasil refleksi siklus I khususnya mengenai prosedur dan teknik evaluasi, akan membawa perubahan pada (1) rancangan pembelajaran yang telah dibuat, (2) prosedur pelaksanaan pembelajaran oleh praktisi (peneliti). Secara khusus perubahan itu terjadi pada (a) cara melaksanakan tugas belajar, (b) cara menginterpretasi gambar, (c) cara berkolabora/berdiskusi, dan (d) cara

51 memantapkan informasi yang diperoleh siswa dari bacaan, (3) alat/teknik evaluasi yang digunakan. Hasil refleksi ini nantinya akan diimplementasikan pada siklus kedua. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Pemahaman siklus I Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam membaca pemahaman di kelas V SD Negeri 22 Andalas Padang dilaksanakan dua kali pertemuan, untuk pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Mei 2008 dan pertemuan kedua pada hari Rabu tanggal 14 mei 2008. Berdasarkan perencanaan yang terurai di depan, penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran membaca pemahaman dilaksanakan dengan langkah-langkah pembelajaran membaca yang terbagi dalam tiga tahap yaitu tahap prabaca, tahap saatbaca, dan tahap pascabaca. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan pembelajaran ini diuraikan berdasarkan langkah-langkah berikut.

Pertemuan I a Pelaksanaan kegiatan tahap prabaca Tahap prabaca ini berlangsung selama 15 menit, diawali dengan kegiatan membuka pelajaran berupa penyampaian tujuan pelajaran dan tugas-tugas belajar yang harus dikerjakan siswa. Selanjutnya peneliti melakukan pembangkitan skemata siswa dengan memperagakan gambar tentang hujan, air sungai meluap dan banjir. Fokusnya adalah untuk pembangkitan skemata siswa dan untuk

52 menginterpretasi gambar yang diamati. Aktivitas pembangkitan skemata dan menginterpretasi yang dilakukan peneliti terungkap dalam dialog berikut ini. Dialog 1 peneliti : Anak-anak seperti biasanya pada hari ini kita akan belajar Bahasa Indonesia, yaitu membaca. Membaca itu penting kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Nah, siapa yang tahu, untuk apa kita membaca? (tanya guru secara klasikal) Siswa : Untuk menambah pengetahuan bu! Untuk mencari berita bu! (jawaban siswa bervariasi) Peneliti : Ya, bagus! Sekarang kita akan membaca. Tetapi sebelum membaca kamu akan melihat gambar yang akan ibu pajang di papan tulis. Gambar ini akan berhubungan dengan bacaan itu nantinya, guru memajangkan gambar. Coba kamu perhatikan gambar yang ibu pajang ini, kamu terka gambar apa menurut pendapatmu, kemudian kamu tulis dikertas ini, (guru membagikan kertasnya) ada jelas anak-anak? Siswa : Jelas bu! (siswa mulai mengerjakan) Berdasarkan tuturan di atas tampak bahwa peneliti memberikan penjelasan tentang tugas yang akan dilaksanakan siswa. Siswa ditugasi mengamati gambar, dan menuliskan hasil interpretasi dalam lembaran yang telah disediakan. Kemudian siswa ditugasi menceritakan secara keseluruhan gambar yang telah diamati itu dengan memberi alasan pada lembar kerja siswa yang telah disediakan sesuai dengan skematanya. Setelah lebih kurang 5 menit siswa mengamati gambar, peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa tentang gambar yang telah dipajangkan. Siswa mengangkat tangan karena ada yang mau menceritakan gambar tersebut, peneliti mempersilahkan kepada siswa yang mengangkat tangan untuk menceritakan gambar. Cuplikan proses tanya jawab terjadi seperti dialog berikut ini. Dialog 2

53 Peneliti : Anak-anak! Coba kamu lihat, gambar apa yang ibu pajang ini? siapa yang bisa? (tanya guru secara klasikal) Siswa : Saya bu! (Kata seorang siswa sambil mengangkat tanganya) Peneliti : Ya, coba Iqbal, ceritakan gambai ini. Sswa :Pertama hari hujan lebat bu, karena hujan lebat arus sungai deras akhirnya meluap dan tarjadi banjir bu. Peneliti : Ya, bagus Iqbal. Dari kutipan di atas tampak bahwa skemata siswa sudah bangkit dan siswa sudah termotivasi untuk membaca. Guru membagikan teks bacaan kepada siswa. Guru meminta siswa membaca wacana dalam hati.

Kegiatan Tahap Saatbaca Tahap ini dimulai oleh peneliti dengan meminta siswa mencocokan hasil

interpretasinya dengan wacana yang baru diperoleh. Peneliti menyajikan konsep gagasan utama dan cara meringkas bacaan. Dialog 3 Peneliti : Sekarang kamu ibu tugaskan untuk membaca wacana yang sudah ibu bagikan, setelah membaca kamu cocokan interpretsi kamu tadi dengan bacaan yang baru kamu peroleh. Apakah sama? Siswa : sama buk! Peneliti : Siapa yang bisa menjelaskan? Siswa : Pertama hujan lebat, kemudian air sungai meluap, dan terjadilah banjir bu! Peneliti : Siapa lagi? Yang lain bisa menjelaskan? kata guru sambil menunjuk gambar Siswa : Hari hujan, arus sungai deras dan banjir! : ya! Jadi sama bacaannya tentang banjir! kalau sudah selesai kumpulkan ya! Siswa : Siswa mengumpulkan tugasnya. Pertemuan pertama siklus I ditutup Peneliti sampai dialog 3 ini. Pertemuan 2

54 Pertemuan kedua diawali peneliti dengan membangkitkan skemata siswa. Pembangkitan skemata dilakukan dengan menanyakan pelajaran kemaren. Kemudian peneliti memajangkan kembali gambar banjir dan peneliti menugasi siswa membaca dalam kelompoknya. Sebelum memulai membaca peneliti menyajikan konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan. Peneliti : Kemarin kamu sudah ibu tugaskan kerja individu sekarang kamu ibu tugaskan membaca secara kelompok lagi, setelah membaca, kamu akan ibu minta mencari gagasan utama yang ada tiap tiap paragraph, apa itu gagasan utama/ide pokok paragraf? ada yang tau? Siswa : isi dari paragraf bu! Peneliti : Ya bagus, coba anak ibu yang lain! Siswa : Inti dari paragraf itu buk! Peneliti : Ya benar, gagasan utama/ide pokok adalah inti atau pokok-pokok yang dibicarakan pada paragraf itu, gagasan utama ada yang terletak diawal, di tengah, dan ada yang diakhir paragraf. Setelah menemukan gagasan utama kamu ibu tugaskan meringkas wacana, siapa yang tau bagaimana cara meringkas? Apakah semuanya disalin? Siswa : Tidak bu, diambil pokok-pokoknya saja bu! Peneliti :Ya pintar, kalu kita meringkas tidak semuanya disalin tapi kita ambil pokok-pokoknya saja. Ada yang kurang mengerti? boleh bertanya ya! Siswa : Sudah mengerti bu! Peneliti : Sekarang, kamu duduk berkelompok, ibu akan membagi kamu menjadi 5 kelompok (praktisi membagi kelompok) Peneliti membentuk kelompok siswa, masing masing kelompok terdiri dari empat orang siswa, yang tingkat kemampuannya berbeda dimana pengorganisasian siswa dilihat dari skor dasar yang diperoleh. Skor dasar diambil dari nilai membaca siswa pada semester I yang telah diperolehnya. Berdasarkan skor tersebut siswa dibagi ke dalam 5 kelompok secara heterogen. kriteria pengelompokkan sebagai berikut: kelompok tinggi dengan nilai 90, 80, 70, 70, 70, sedangkan kelompok sedang sebagai berikut: 65, 65, 65, 65, 65, 65, 65, 65, dan kelompok rendah dengan nilai 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60. Pembagian kelompok dapat dilihat dalam tabel berikut Tabel 4.1 Pembagian Kelompok STAD Siklus I Kelompok I Anggota I.R.A V.F O.A.P Skor Dasar 90 65 60

55 J.A.M G.A.N A.C.N S.S.K F.S.Y R.M A.N R.R R.S.H V.Z K.P R.A.F Z.O M.K.P S.M.F Z.D.P K.M 60 80 65 60 60 70 65 65 60 70 65 65 60 70 65 65 60

II

III

IV

Berdarkan tabel di atas kelompok satu terdiri dari empat orang siswa yang masing-masing terdiri dari satu berkemampuan tinggi dengan nilai 90, satu orang berkemampuan sedang dengan nilai 65, dan dua orang berkemampuan rendah dengan nilai 60. kelompok dua terdiri dari empat orang siswa satu orang berkemampuan tinggi dengan nilai 80, satu orang berkemampuan sedang dengan nilai 65, dan dua orang berkemampuan rendah dengan nilai 60. Kelompok tiga juga terdiri dari empat orang, satu orang berkemampuan tinggi dengan nilai 70, dua orang berkemampuan sedang dengan nilai 65, dan satu orang berkemampuan rendah dengan nilai 60. Kelompok empat terdiri dari empat orang, satu orang berkemampuan tinggi dengan niali 70, dua orang berkemampuan sedang dengan nilai 65 dan satu orang berkemampuan rendah dengan nilai 60. Kelompok lima juga terdiri dari empat orang siswa, satu orang berkemampuan tinggi dengan nilai 70, dua orang berkemampuan sedang dengan nilai 65, dan satu orang berkemampuan rendah dengan nilai 60.

56 Peneliti : Sekarang kamu sudah duduk berkelompok, kamu baca wacana dalam hati Siswa : Duduk berkelompok dan membaca dalam hati Peneliti : Sudah selesai membaca? Siswa : Sudah buk! Peneliti : Sekarang kamu isi LKS ini, tapi bekerja sama dengan teman kelompokmu, tidak ada yang bermain, ada jelas? Siswa : Jelas bu! (siswa mengisi LKS dengan mendiskusikan dengan teman kelompoknya). Dari dialog di atas dapat dikemukakan bahwa dalam menemukan gagasan utama, guru melakukannya dengan memberikan penjelasan tentang gagasan utama paragraf sebelum mengerjakan tugas. Berdasarkan penjelasan tersebut siswa ditugaskan berdiskusi dan menuliskan kalimat utama pada lembar kerja yang disediakan. c Kegiatan Tahap Pascabaca Setelah selesai kerja kelompok, masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas, kelompok yang lain menanggapi apakah yang disampaikan benar atau salah. Peneliti berusaha menyamakan jawaban dengan cara menugasi kelompok secara bergiliran membaca paragraf yang sedang dibahas dan membicarakan isinya untuk memantapkan jawaban, dengan demikian siswa mampu menemukan sendiri jawaban yang telah ditulisnya dan menentukan apakah jawaban kelompoknya benar atau salah. Pelaksanaannya dilakukan peneliti secara klasikal dan siswa menjawabnya bersamaan, sehingga kurang jelas jawaban yang benar. Selesai tanya jawab tentang gagasan utama memberikan peneliti kuis individual atau evaluasi. Selesai mendiskusikan gagasan utama, peneliti memberikan evaluasi/kuis kepada siswa. Evaluai berupa menjawab pertanyaan, menemukan gagasan utama

57 dan meringkas bacaan yang telah dibaca. Evaluasi/kuis ini bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap bacaan yang telah dibaca dan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa setelah pembelajaran diberikan. Setelah siswa mengerjakan kuis, peneliti mengoreksi hasil kuis yang telah dikerjakan oleh siswa. Dalam kuis tersebut rata-rata siswa bisa mengerjakan dengan baik, hanya tiga orang siswa yang memperoleh nilai cukup. Hasil tes yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Hasil membaca siswa pada siklus I


Hasil Belajar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nama siswa I.R.A V.I O.A.P J.A.P G.A.N A.C.N S.S.K F.S.Y RM A.N R.R R.S.H V.Z K.P R.A.F Z.O M.K.P S.MF Z.D.P K.M Jumlah Rata-rata Menjawab Pertanyaan 90 70 70 75 80 70 70 65 80 65 65 65 70 65 65 70 70 65 60 75 1405 70.25 Meringkas 85 75 70 65 75 75 70 65 75 70 75 65 75 75 75 70 75 70 85 70 1465 73.25 Jumlah 176 145 140 140 155 145 140 130 155 135 140 130 145 140 140 140 145 135 145 145 2870 143.5 Rata-rata 88 72 70 70 80 72 70 65 78 70 70 65 73 70 68 70 70 70 73 72 1436 71.8

58 Dari data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata hasil membaca pemahaman siswa sudah baik, dalam menjawab pertanyaan rata-rata nilai siswa 70.25, dan meringkas wacana rata rata 73.25. sehingga rata-rata nilai siswa pada siklus I adalah 71.8. Berdasarkan skor tertulis skor terendah adalah 65.0, skor tertinggi adalah 88. Adapun kriteria penilaian meringkas bacaan yaitu nilai 85-100 apabila isi sesuai dengan judul, pilihan kata tepat, gagasan utama sesuai dengan kalimat penjelas, penggunaan EYD tepat, tulisan rapi. Nilai 70-84 apabila isi kurang sesuai dengan judul, pilihan kata kurang tepat, gagasan utama kurang sesuai dengan kalimat penjelas, penggunaan EYD kurang tepat, tulisan kurang rapi. Nilai 55-69 apabila apabila isi tidak sesuai dengan judul, pilihan kata tidak tepat, gagasan utama tidak sesuai dengan kalimat penjelas, penggunaan EYD tidak tepat, tulisan tidak rapi.
Setelah diperoleh hasil tes, tindakan peneliti selanjutnya menentukan skor perkembangan yang diperoleh oleh siswa berdasarkan selisih antara skor dasar dengan skor tes akhir, skor peningkatan tersebut dapat digunakan untuk menghitung poin perkembangan yang diperoleh oleh masing-masing siswa. Poin perkembangan yang diperoleh oleh masing-masing siswa dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 4.3 Poin Perkembangan Siswa Siklus I


Kelompok I Nama Siswa I.R.A V.I O.A.P J.A.M G.A.N A.C.N S.S.K F.S.Y R.M Skor dasar 90 65 60 60 80 65 60 60 70 Hasil tes akhir 88 72 70 70 80 71 70 65 68 Poin Perkembangan 10 30 30 30 100 20 20 20 20 80 10

Jumlah II

Jumlah

59
III A.N R.R R.S.H V.Z K.P R.A.F Z.O M.K.P S.M.F K.M Z.D.F 65 65 60 70 65 65 60 70 65 65 60 70 70 64 70 68 70 73 73 70 73 71 20 20 10 60 20 20 20 30 90 20 20 20 30 90

Jumlah IV

Jumlah V

Jumlah

Berdasarkan tabel di atas masing-masing kelompok mendapatkan poin perkembangan yaitu kelompok I poin perkembangannya 100, kelompok II poin perkembangannya 80, kelompok III mendapat poin perkembangan 60, kelompok IV mendapat poin perkembangan 90, dan kelompok V mendapat poin perkembangan 90. Setelah diperoleh poin perkembangan pada masing-masing kelompok maka dimasukkan ke dalam skor kelompok. Kelompok yang mendapatkan poin perkembangan berdasarkan Kriteria yang telah ditentukan akan mendapatkan sertifikat/penghargaan berupa lambang bintang, dengan kriteria yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.4 Penghargaan Kelompok Siklus I
Kelompok I Nama Siswa I.R.A V.I O.A.P J.A.M Poin Perkembangan 10 30 30 30 100 25 20 20 20 20 80 20 10 Penghargaan kelompok

Skor Total Rata--rata II G.A.N A.C.N S.S.K F.S.Y

Super

Skor Total Rata--rata R.M

Hebat

60
III A.N R.R R.S.H 20 20 10 60 15 20 20 20 30 90 22 20 20 20 30 90 22

Skor Total Rata--rata IV V.Z K.P R.A.F Z.O

Baik

Skor Total Rata--rata V M.K.P S.M.F K.M Z.D.F

Hebat

Skor Total Rata--rata

Hebat

Dari tabel di atas kelompok I mendapat penghargaan super,dengan bintang lima buah yang ditempelkan pada sertifikat. Kelompok II mendapat penghargaan hebat, dengan bintang tiga, juga ditempelkan pada sertifikat. Kelompok III mendapat penghargaan baik, dengan bintang satu ditempelkan pada sertifikat. kelompok IV penghargaan hebat dan kelompok V mendapat penghargaan hebat.

3.

Pengamatan Pengamatan terhadap tindakan membaca pemahaman dengan pendekatan

kooperatif tipe STAD dilaksanakan untuk mendapatkan informasi bagaimana respon siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran siklus I. Pengamatan dilakukan dengan objektif dan sistematis. Pengamatan dilakukan pada waktu pelaksanaan tindakan pembelajaran membaca pemahaman di kelas lima. Dalam kegiatan ini peneliti berusaha mengenal dan mengkombinasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang terjadi, keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam bentuk lembar pengamatan.

61 Pengamatan dilakukan oleh guru kelas V SDN 22 Andalas Padang dan teman sejawat dari PGSD, pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari tindakan pertama sampai tindakan berakhir. Pengamatan yang dilakukan pada satu tindakan dapat dapat mempengaruhi penyusunan tindakan selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian direfleksikan untuk perencanaan tindakan selanjutnya. Keberhasilan tindakan diamati selama dan sesudah tindakan dilaksanakan. Observer mengamati prilaku peneliti dan prilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Aspek yang diamati keterlibatan siswa dan peneliti pada tahap prabaca, saatbaca dan pascabaca. Selama tindakan berlangsung aspek yang diamati adalah: 1) analisis kegiatan guru, 2) analisis kegiatan siswa, 3) hasil membaca pemahaman yang diperoleh siswa pada siklus I. 1. Analisis Kegiatan Guru Fokus kegiatan guru dalam pembelajaran adalah: 1) menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, 2) membangkitkan skemata siswa dengan memajangkan gambar, 3) memfokuskan perhatian siswa kepada gambar, 4) mengarahkan sisw untuk menginterpretasi gambar, 5) meminta siswa untuk menginterpretasi gambar, 6) menugasi siswa membaca dalam hati, 7) menugasi siswa mencocokkan hasil interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh, 8) menyajikan konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan, 9) membentuk kelompok siswa, 10) menugasi siswa mengisi LKS, 11) meminta perwakilan kelompok menyajikan hasilnya ke depan kelas, 12) meminta kelompok lain

62 menanggapi yang dibacakan oleh kelompok yang tampil, 13) meluruskan jawaban siswa, dan menyimpulkan pelajaran, 14) meminta siswa duduk sendiri-sendiri dan memberikan kuis individual, 15) memberikan penghargaan tim.

Tabel 4.5 Rambu-Rambu Analisis Keberhasilan Tindakan Guru Rambu-Rambu Analisis Dari Aspek Guru Penggunaan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Dalam Membaca Pemahaman di Kelas V
Tahap Pembelajaran Prabaca Deskriptor 1. Menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran 2. Memperagakan gambar 3. Memfokuskan perhatian siswa pada gambar 4. Mengarahkan siswa untuk menginterpretasi gambar 5 Meminta siswa menginterpretasi gambar 1. Menugasi siswa membaca dalam hati 2. Mencocokkan interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh 3. Penyajian konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan 4. Membentuk kelompok siswa 5. Meminta siswa mengisi LKS yang telah disediakan
SB

Kualifikasi B C K SK

Keterangan SB= Apabila 5 deskriptor terlaksana B= Apabila 4 deskriptor terlaksana C= Apabila 3 deskriptor terlaksana K= Apabila 2 deskriptor terlaksana SK= Apabila 1 deskriptor terlaksana SB= Apabila 5 deskriptor terlaksana B= Apabila 4 deskriptor terlaksana C= Apabila 3 deskriptor terlaksana K= Apabila 2 deskriptor terlaksana SK= Apabila 1 deskriptor terlaksana

Saatbaca

63

Pascabaca

1. Menyajikan hasil kelompok ke depan kelas 2. Meminta kelompok lain menanggapi 3. Meluruskan jawaban siswa dan mengambil kesimpulan 4. Meminta siswa duduk sendirisendiri untuk mengerjakan kuis 5. Memberikan penghargaan

SB= Apabila 5 deskriptor terlaksana B= Apabila 4 deskriptor terlaksana C= Apabila 3 deskriptor terlaksana K= Apabila 2 deskriptor terlaksana SK= Apabila 1 deskriptor terlaksana

Berdasarkan tabel di atas tergambar, bahwa pada tahap prabaca lima deskriptor dapat terlaksana dengan baik sehingga pada tahap prabaca kegiatan peneliti berkualifikasi sangat baik. Praktisi telah menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran. Pembangkitan skemata siswa dilaksanakan dengan baik. Gambar/media yang digunakan berupa gambar terjadi banjir yang terdiri dari 4 bagian, dapat dilihat pada lampiran. Hal ini mendukung kearah pemahaman bacaan, sehingga semua siswa dapat mengungkapkan gambar yang diamati dalam lembar kerja yang disediakan, walaupun belum semuanya benar. Dalam menginterpretasi gambar, peneliti telah memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Praktisi juga membimbing dan mendorong siswa untuk mengemukakan interpretasinya dengan bebas sesuai dengan skemata yang dimiliki masing-masing individu. Waktu yang digunakan lebih kurang 15 menit untuk pembangkitan skemata dan menginterpretasi. Pada tahap saatbaca, kegiatan peneliti berkualifikasi cukup ini disebabkan dari lima deskriptor hanya tiga yang terlaksana dengan baik, kegiatan yang tidak terlaksana dengan baik yaitu dalam membagi kelompok siswa dan penyajian konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan. Peneliti memulai kegiatan

64 dengan membagikan teks wacana kemudian meminta siswa membaca dalam hati dan meminta siswa mencocokkan hasil interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh. Kemudian peneliti menyajikan konsep gagasan utama dan cara meringkas bacaan namun siswa masih banyak yang ragu (kurang mengerti). Peneliti membentuk kelompok siswa, dalam membentuk kelompok siswa, peneliti mengalami kesulitan karena siswa ribut mencari tempat duduk masing-masing sehingga waktu yang di butuhkan cukup lama. Setelah kelompok terbentuk, peneliti membagikan LKS dan meminta semua kelompok untuk mengisinya. Pada tahap pascabaca kegiatan peneliti berkualifikasi cukup karena dari lima deskriptor hanya tiga yang terlaksana dengan baik, kegiatan yang belum terlaksana yaitu meminta kelompok lain menanggapi hasil diskusi dan pemberian penghargaan tim. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah meminta masingmasing kelompok melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas, meminta tanggapan dari kelompok yang belum tampil tidak terlaksana karena banyak yang malu-malu mengeluarkan pendapatnya. Peneliti berusaha menyamakan jawaban dengan cara membacakan jawaban yang benarnya. menugasi kelompok secara bergiliran membaca paragraf yang sedang dibahas. Peneliti meminta siswa duduk sendiri-sendiri untuk mengerjakan kuis, kemudian guru menghitung skor tim dan memberi penghargaan tim, pemberian penghargaan tim tidak terlaksana. Keberhasilan tindakan peneliti pada siklus I adalah 73, 3% berada dalam keberhasilan baik, dari 15 deskriptor yang diamati, ternyata baru 11 deskriptor yang dilaksanakan peneliti selama penelitian siklus I. Hal ini diperoleh dari pengamatan dengan menggunakan lembar observasi dari aspek guru.

65 2. Analisis Kegiatan Siswa Keterlibatan siswa juga diamati oleh observer pada tahap prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Fokus kegiatan siswa dalam pembelajaran adalah: 1) mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, 2) memperhatikan gambar yang dipajangkan guru, 3) menginterpretsi gambar, 4) membaca dalam hati, 5) mencocokkan hasil interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh, 6) mendengarkan penjelasan guru tentang konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan, 7) duduk berkelompok, 8) mengisi LKS, 9) saling menjelaskan materi kepada teman kelompoknya, 10) perwakilan kelompok menyajikan hail kerjanya ke depan kelas, 11) tanggapan dari kelompok yang belum tampil, 12) duduk sendiri-sendiri, 13) mengerjakan kuis 14) menerima penghargaan tim. Tabel 4.6 Rambu-Rambu Analisis Keberhasilan Siswa Rambu-Rambu Analisis Dari Aspek Siswa Penggunaan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Dalam Membaca Pemahaman di Kelas V
Tahap Pembelajaran Prabaca 1. Deskriptor M endengarkan penjelasan guru tentang tujuan dan langkahlangkah pembelajaran M emperhatikan gambar yang diperagakan guru M emperhatikan gambar sesuai dengan skematanya M endengarkan penjelasan guru M enginterpretasi gambar Membaca dalam hati bacaan yang berhubungan dengan topik S B v Kualifikasi B C K K SB= Apabila 5 deskriptor terlaksana B= Apabila 4 deskriptor terlaksana C= Apabila 3 deskriptor terlaksana K= Apabila 2 deskriptor terlaksana SK= Apabila 1 deskriptor terlaksana
S

Keterangan

2. 3. 4. 5. Saatbaca 1.

SB= Apabila 5 deskriptor terlaksana B= Apabila 4

66
2. Mencocokkan interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh 3. Mendengarkan penjelasan guru tentang gagasan utama dan cara menulis ringkasan 4. Duduk berkelompok 5. Mengisi LKS yang telah disediakan 1. Menyajikan hasil kelompok ke depan kelas 2. Tanggapan dari kelompok yang belum tampil 3. Mendengarkan penjelasan guru tentang simpulan pembelajaran 4. Siswa duduk sendiri-sendiri untuk mengerjakan kuis 5. Menerima penghargaan tim deskriptor terlaksana C= Apabila 3 deskriptor terlaksana K= Apabila 2 deskriptor terlaksana SK= Apabila 1 deskriptor terlaksana v SB= Apabila 5 deskriptor terlaksana B= Apabila 4 deskriptor terlaksana C= Apabila 3 deskriptor terlaksana K= Apabila 2 deskriptor terlaksana SK= Apabila 1 deskriptor terlaksana

Pascabaca

Berdasarkan tabel di atas tergambar, bahwa pada tahap prabaca lima deskriptor dapat terlaksana dengan baik sehingga pada tahap prabaca kegiatan siswa berkualifikasi sangat baik. Siswa mendengarkan guru menympaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, siswa memperhatikan gambar yng dipajang oleh guru, gambar berupa gambar terjadi banjir yang terdiri dari 4 bagian, dapat dilihat pada lampiran. Hal ini mendukung kearah pemahaman bacaan, sehingga semua siswa dapat mengungkapkan gambar yang diamati dalam lembar kerja yang disediakan, walaupun belum semuanya benar. Tahap saatbaca, kegiatan siswa berkualifikasi cukup ini disebabkan dari lima deskriptor hanya tiga yang terlaksana dengan baik, kegiatan yang tidak terlaksana dengan baik yaitu dalam membagi kelompok siswa dan pemahaman siswa terhadap konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan. Siswa memulai kegiatan membaca dalam hati kemudian mencocokkan hasil interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang konsep

67 gagasan utama dan cara meringkas bacaan namun siswa kelihatan bingung dan masih banyak yang ragu (kurang mengerti). Siswa diminta untuk duduk berkelompo, dalam membentuk kelompok, siswa ribut mencari tempat duduk masing-masing sehingga waktu yang di butuhkan cukup lama. Setelah kelompok terbentuk, siswa mengisi LKS. Tahap pascabaca kegiatan siswa juga berkualifikasi cukup karena dari lima deskriptor hanya tiga yang terlaksana dengan baik, kegiatan yang belum terlaksana yaitu menanggapi hasil diskusi dan penghargaan tim. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas, tanggapan dari kelompok yang belum tampil tidak terlaksana karena banyak yang malu-malu mengeluarkan pendapatnya. Siswa mendengarkan peneliti membacakan jawaban yang benarnya. Kelompok secara bergiliran membaca paragraf yang sedang dibahas. Siswa duduk sendiri-sendiri untuk mengerjakan kuis, setelah kuis selesai, waktu habis sehingga siswa tidak bisa menerima penghargaan tim. Keberhasilan tindakan siswa pada siklus I adalah 73, 3% berada dalam keberhasilan baik, dari 15 deskriptor yang diamati, ternyata baru 11 deskriptor yang dilaksanakan siswa selama penelitian siklus I. Hal ini diperoleh dari pengamatan dengan menggunakan lembar observasi dari aspek siswa. Informasi juga didapatkan melalui wawancara dengan guru (observer) dan siswa pada saat jam istirahat setelah pembelajaran. Cuplikan wawancara dengan guru dan siswa seperti berikut ini. Dialog 4

68 Peneliti Iqbal Peneliti Iqbal Peneliti Iqbal Peneliti Observer : Iqbal! Bagaimana menurutmu pembelajaran yang telah kita lakukan? : Senang bu : Mengapa Senang? : Karena dengan belajar kelompok kami bisa saling membantu bu, dengan adanya gambar-gambar kami juga tertarik bu! : Apakah belajar seperti ini perlu dilanjutkan? : Perlu bu! : Bagaimana menurut pendapat ibu pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan ini? : Bagus! Cuma waktu membagi kelompok anak agak ribut, itu karena tempat duduknya diacak, besok diatur menurut kelompok lagi supaya pas membagi kelompok anak tidak ribut, dan masih ada anak yang kurang aktif, karena anak belum terbiasa belajar seperti ini. :Apakah kira-kira ada hal yang menarik dari pelaksanaan pembelajaran ini? : Ada, kelihatannya siswa lebih gembira! : Kira-kira apa penyebabnya bu? : Biasanya siswa hanya belajar sendiri-sendiri, dengan dikelompokan seperti ini siswa bisa saling membantu, apalagi setelah proses pembelajaran diberikan penghargaan kepada kelompok yang bekerja dengan baik, ini sangat memotivasi siswa supaya kelompoknya menjadi pemenang, maka siswa yang pandai berusaha semaksimal mungkin, supaya semua anggota kelompok memahami materi pelajaran. :Apakah ibu merasa senang dengan menggunakan pendekatan ini? : Ya senang! biasanya saya harus mengajar sendiri, sekarang saya lihat, siswa yang pandai sangat membantu. wawancara tersebut, siswa merasa senang dengan

Peneliti Observer Peneliti Observer

Peneliti Observer

Berdasarkan

penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam membaca pemahaman. Mereka diberi kebebasan dalam mengungkapkan pikiran tentang gambar yang diamati. Pada siklus pertama ini, dalam menginterpretasi gambar sebagian siswa masih ada yang ragu-ragu dalam mengeluarkan pendapat, Mungkin ini disebabkan siswa belum terbiasa belajar seperti ini. tetapi semua siswa tetap mengungkapkan interpretasinya tentang gambar walaupun ungkapannya berbeda-beda.

69 Dalam menemukan gagasan utama, semua siswa ikut aktif mencarinya, walaupun tidak semua kelompok benar dalam menentukan gagasan utama tersebut. Tidak satupun kelompok yang tidak menuliskan gagasan utama yang ditugaskan, demikian pula halnya dengan menjawab pertanyaan yang disediakan. Dari wawancara tersebut, juga terungkap bahwa observer senang melihat peneliti menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam membaca pemahaman karena siswa gembira, aktif, dan saling membantu dalam belajar. Peneliti tidak perlu lagi mengeluarkan suara yang banyak.

4.

Refleksi Tindakan Siklus I Kegiatan refleksi dilakukan secara kolaboratif antara praktisi dan guru

(observer) setiap pembelajaran berakhir. Di sini dibahas hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer. Refleksi tindakan siklus pertama ini mencakup refleksi terhadap (1) perencanaan, (2) pelaksanaan dan (3) hasil membaca pemahaman siswa. Dari hasil siklus I diketahui bahwa perencanaan pembelajaran membaca yang ditulis dan dilakukan 2x pertemuan dapat terlaksana dengan baik. Langkahlangkah KBMnya dapat dilaksanakan. Saran guru (observer) lebih baik jika pertemuannya dijadikan satu kali dengan jam belajar hampir sama. Pertemuan dijadikan satu kali dengan alasan pembangkitan skemata siswa tidak terputus, dan guru tidak perlu mengulang memberikan penjelasan, pembangkitan skemata dan

70 contoh-contoh belajar. Bila waktu dua kali, maka pada pertemuan kedua siswa diyakini sudah lupa dengan pelajaran yang diberikan, karena pembatasan waktu dan terputusnya skemata siswa. Sesuai hasil kolaborasi peneliti dan guru (observer) maka perencanaan pembelajaran untuk siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan dengan langkahlangkah yang sama dengan dengan perencanaan pembelajaran pada siklus I. Jumlah waktu yang digunakan 3 jam pelajaran, dan pemakaian waktu diatur dengan efisien. Dengan demikian, diharapkan pelaksanaan pembelajaran berlangsung lebih efektif dan efisien. Tempat duduk sebaiknya diatur menurut kelompok sehingga dalam membagi kelompok praktisi tidak mengalami

kesulitan. Dalam menjelaskan gagasan utama sebaiknya peneliti menjelaskan dengan mengambil contoh pada salah satu paragraph dan menemukan gagasan utamanya. Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan kooperati tipe STAD dapat dilakukan dengan baik, sesuai dengan langkah-langkah yang tertulis dalam perencanaan. Dalam tahap prabaca, penyampaian tujuan dan langkah-langkah pembelajaran belum terlaksana dengan terperinci. Waktu pembangkitan skemata siswa cukup aktif. Tugas mengamati gambar secara terperinci dapat dikerjakan siswa dalam lembar kerja yang disediakan, walaupun pengungkapannya beragam sesuai dengan persfektif masing-masing individu. Terlaksananya kegiatan ini didukung oleh alat peraga yang cukup, sehingga mendukung pembangkitan skemata siswa. Gambar yang

71 ditampilkan terdiri dari (1) gambar hari hujan, (2) gambar air sungai meluap, (3) gambar banjir , (4) Gambar orang mengungsi, (dapat dilihat pada lampiran). Pada tahap prabaca, membuat interpretasi umumnya bisa dilakukan siswa berdasarkan gambar yang diamati. Menurut observer (guru) belajar seperti ini baru kali ini dilakukan dan contoh juga tidak diberikan. Akibatnya siswa belum bisa menginterpretasi gambar dengan sempurna dan belum memenuhi sasaran yang diharapkan. Namun, pelaksanaannya sudah benar karena sesuai dengan prinsip dan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD, tapi hasilnya belum memuaskan. Pada tahap saatbaca pelaksanaan pembelajaran sudah dilakukan dengan baik siswa diberi kebebasan membaca dalam kelompoknya. Pada saat membaca terlihat ada yang membaca dengan suara berbisik, dan ada juga yang membaca dalam hati. Selesai membaca siswa diberi kesempatan untuk mencocokan interpretasi yang telah ditulis dengan bacaan yang baru diperoleh. Rumitnya membagi kelompok siswa memakan waktu yang lama. Sehingga pembelajaran kurang maksimal. Pertemuan pertama pada siklus I sampai mengerjakan LKS untuk menemukan gagasan utama, dan menjawab pertanyaan. Hal ini sudah sesuai dengan rencana yang sudah ditulis. Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan hari Rabu tanggal 14 Mei 2008. Tugasnya adalah berkolaborasi mencari ide pokok/gagasan utama paragraph. Siswa mulai lupa dengan hasil membacanya. Oleh karena itu guru mengulang kembali menugasi siswa mengamati gambar, membangkitkan skemata siswa, dilanjutkan membaca teks bacaan dan memberikan penjelasan. Jadi pembangkitan

72 skemata siswa dua kali dilaksanakan. Menemukan gagasan uatama/ide pokok paragraf masih ada yang belum bisa. Dalam menjelaskan gagasan utama peneliti perlu mengambil contoh dari teks bacaan. Pada tahap pascabaca dalam melaporkan hasil kerja kelompok terlaksana dengan baik, siswa merasa gembira. Dalam memberikan kuis individual juga terlaksana dengan baik, tetapi dalam menghitung skor tim belum maksimal karena waktu sudah habis, sehingga pemberian penghargaan tim tidak bisa dilakukan.

B. Hasil Penelitian Siklus II Penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran membaca pemahaman pada siklus II dilaksanakan berpedoman pada hasil refleksi siklus I. Dari hasil refleksi siklus I disusun perencanaan dan tindakan siklus II. Data perencanaan dan tindakan dapat dipaparkan sebagai berikut.

1. Perencanaan Pembelajaran Siklus II Perencanaan pembelajaran sebagaimana siklus I, dibuat secara kolaboratif antara guru dengan peneliti (praktisi). Perencanaan yang dibuat pada siklus II pada garis besarnya sama dengan perencanaan pembelajaran siklus I. Perbedaan yang menonjol berupa perubahan waktu yang digunakan untuk pelaksanaan tindakan dan cara menemukan gagasan utama. Hal ini dilakukan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Pada siklus I guru mengulang kembali pembangkitan skemata pada pertemuan kedua akibat terputusnya waktu pertemuan, antara pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Oleh sebab itu pada siklus II waktu pertemuan

73 dijadikan satu kali. Pada siklus I pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan waktu 2 kali pertemuan, yakni 4X35 menit, maka pada siklus II waktu yang digunakan adalah satu kali pertemuan dengan lama jam pelajaran 3X35 menit. Perbedaan lainnya terdapat pada bahan bacaan yang digunakan sebagai materi pembelajaran. Perbedaan bahan tersebut dimaksudkan agar siswa tidak bosan. Data yang diperoleh dari perencanaan tersebut adalah (1) judul yang dipilih adalah Telaga Bidadari. Bahan bacaan diambil dari buku paket bahasa Indonesia kelas V. Indikator yang ingin dicapai pada siklus II yaitu siswa dapat 1) siswa dapat menemukan gagasan utama/ide pokok paragraf, 2) siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan wacana, 3) siswa dapat menulis ringkasan wacana. Untuk mencapai Indikator tersebut, perencanaan pembelajaran ini dibagi dalam tiga tahap yaitu: tahap prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Ketiga kegiatan ini tidak berdiri sendiri, melainkan saling terkait antara kegiatan satu dengan kegiatan lainnya. Pada tahap prabaca direncanakan untuk menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan tugas-tugas belajar, melakukan pembangkitan skemata siswa dengan memajangkan gambar, meminta siswa menginterpretasi gambar, serta menginventarisasi interpretasi siswa. Pada tahap saatbaca direncanakan: meminta siswa membaca sekilas dan mencocokkan hasil interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh, kemudian peneliti menyajikan konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan, guru membentuk kelompok siswa, siswa ditugasi membaca dalam hati dan mengisi Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Peneliti meminta siswa saling menjelaskan materi kepada teman kelompoknnya. Tahap

74 pascabaca direncanakan meminta siswa melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas, kelompok lain menanggapi, guru meluruskan jawaban siswa, kemudian peneliti meminta siswa duduk sendiri-sendiri untuk mengerjakan kuis, kemudian menghitung skor tim dan akhirnya kelompok yang mencetak skor tinggi mendapatkan penghargaan tim. Rencana kegiatan belajar-mengajar dalam pembelajaran ini terdiri atas rencana kegiatan guru dan siswa. Kegiatan peneliti yang direncanakan pada tahap prabaca adalah 1) menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, 2) melakukan pembangkitan skemata siswa dengan memperagakan gambar, 3) memfokuskan perhatian siswa pada gambar, 4) mengarahkan siswa untuk menginterpretasi gambar, 5) meminta siswa untuk menginterpretasi gambar. Sebaliknya kegiatan siswa pada tahap prabaca adalah 1) merespon penjelasan guru, 2) memperhatikan gambar yang dipajangkan guru, 3) menginterpretasi gambar, 4) mencatat interpretasi tentang gambar yang diamati. Kegiatan yang direncanakan pada tahap saatbaca adalah 1) menugasi siswa untuk membaca dalam hati, 2) menugasi siswa mencocokkan interpretasi gambar dengan bacaan yang baru diperoleh, 3) menyajikan konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan, 4) membentuk kelompok siswa, 5) menugasi siswa mengisi LKS, 8) meminta siswa saling menjelaskan materi kepada teman kelompoknya. Sebaliknya, kegiatan siswa yang direncanakan pada tahap saatbaca adalah 1) membaca dalam hati bacaan yang berhubungan dengan topik, 2) mencocokkan hasil interpretasi gambar dengan bacaan yang baru diperoleh, 3) mendengarkan penjelasan guru tentang konsep gagasan utama dan cara menulis

75 ringkasan, 4) siswa duduk berkelompok, 5) siswa mengisi LKS, 6) siswa saling menjelaskan materi kepada teman kelompoknya. Kegiatan peneliti yang direncanakan pada tahap pascabaca adalah 1) menugasi perwakilan kelompok untuk melaporkan hasil diskusinya ke depan, 2) meminta kelompok lain menanggapi yang dibacakan oleh kelompok yang tampil, 3) meluruskan jawaban siswa, 4) memberikan kesempatan bertanya dan mengambil kesimpulan bersama, 5) meminta siswa untuk duduk sendiri-sendiri, 6) memberikan kuis individual, 7) menghitung skor tim dan 8) memberikan penghargaan tim. Sebaliknya kegiatan yang dilakukan siswa pada tahap pascabaca adalah 1) perwakilan kelompok menyajikan hasilnya ke depan kelas, 2) kelompok yang belum tampil menanggapi, 3) mendengarkan penjelasan guru tentang jawaban yang benar, 4) menyimpulkan pelajaran bersama guru, 5) duduk sendirisendiri, 6) siswa mengerjakan kuis individual dan, 7) menerima penghargaan tim. Evaluasi pembelajaran meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses yang direncanakan adalah mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan tahap prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Adapun evaluasi hasil berupa hasil menjawab pertanyaan, menemukan gagasan utama dan membuat membuat ringkasan secara individual. Setelah siklus II selesai dilaksanakan peneliti mengadakan diskusi dengan guru (observer). Diskusi bertujuan untuk merefleksikan tindakan yang telah dilaksanakan, termasuk refleksi prosedur dan teknik evaluasi. Hasil refleksi siklus II khususnya mengenai prosedur dan teknik evaluasi.

76 2. Pelaksanaan pembelajaran siklus II Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan, yakni pada hari rabu tanggal 21 Mei 2008, jam pertama sampai jam ketiga. Penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam membaca pemahaman siklus II pada garis besarnya hampir sama dengan yang dilaksanakan pada siklus I, perbedaannya terletak pada tindakan yang dilakukan oleh peneliti. untuk lebih jelasnya langkah-langkah tersebut seperti berikut ini. a. Pelaksanaan Kegiatan Tahap Prabaca Siklus II

Kegiatan ini diawali dengan kegiatan membuka pelajaran. Dengan menggunakan waktu yang efisien dalam pembelajaran, peneliti menyampaikan tujuan pelajaran dan tugas-tugas belajar yang harus dikerjakan siswa dalam waktu yang terbatas. Selanjutnya peneliti melakukan pembangkitan skemata siswa dengan memperagakan gambar Telaga Bidadari. Gambar berupa gambar seri yaitu, mulai dari raja berjalan di hutan, raja melihat 7 orang bidadari di telaga, raja dan putri menikah kemudian punya anak, terakhir putri kembali ke kahyangan (gambar terlampir). Fokusnya adalah untuk pembangkitan skemata siswa dan

untuk menginterpretasi gambar yang diamati. Aktivitas pembangkitan skemata dan menginterpretasi yang dilakukan peneliti terungkap dalam dialog berikut ini. Dialog 1 Peneliti : Anak-anak seperti biasanya pada hari ini kita akan belajar Bahasa Indonesia, yaitu membaca. Karena waktunya terbatas maka pelajaran ini dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Artinya penggunaan waktu seefisien mungkin, jadi tidak ada yang main-main ya! Selesai tidak selesai kalau waktunya habis, ibu akan langsung kumpulkan jelas anak-anak? Siswa : Jelas bu! Peneliti : Pelajarannya seperti kemaren ada yang kamu kerjakan pribadi ada yang kelompok, walaupun kamu kerja kelompok nilainya nantik ada

77 juga nilai pribadi, tugasnya seperti kemaren, kamu diminta memprediksi gambar atau inerpretasi gambar, dan kamu diminta mencari ide pokok dan terakhir kamu meringkas bacaan, jelas? Siswa : Ya bu! Dari tuturan di atas jelas bahwa dalam melaksanakan pelajaran peneliti berusaha menggunakan waktu seefisien mungkin. Siswa diharapkan mengerjakan tugas dengan cepat, dan tidak boleh bermain. Kalau waktu sudah habis maka peneliti akan mengumpulkan tugas baik pribadi maupun kelompok. Selanjutnya guru memperagakan gambar Telaga Bidadari lebih kurang 5 menit siswa mengamati gambar, peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa tentang gambar yang telah dipajangkan. Tanpa ditugasi, siswa langsung mengamati gambar dan mengisi LKS yang dibagikan peneliti. Cuplikan proses tanya jawab terjadi seperti dialog berikut ini. Dialog 2 Peneliti Siswa Peneliti Siswa Peneliti : Anak-anak! Coba kamu lihat, gambar apa yang ibu pajang ini? kamu prediksi kemudian kamu tulis hasilnya pada LKS yang ibu berikan. Jangan lupa tulis namanya ya! : Ya bu! (Jawab siswa secara bersama) : (Terdengar suara ramai) sudah selesai? : Sudah bu! : Kalau sudah selesai kumpulkan lagi ya! Tapi sebelum dikumpul baca dulu ya!. Dari kutipan di atas tampak bahwa siswa bekerja sesuai dengan tugas yang dijelaskan peneliti sebelumnya. Siswa bekerja dalam waktu yang singkat sebagaimana yang sudah disarankan oleh gurunya. Siswa menginterpretasi gambar dan mengisikan ke dalam LKS. Guru membagikan teks cerita telaga bidadari. b. Kegiatan Tahap Saatbaca siklus II

78 Pada tahap ini kegiatan dimulai oleh peneliti dengan meminta siswa membaca dalam hati kemudian mencocokkan hasil interpretsinya dengan wacana yang baru diperoleh. Pertama peneliti meminta siswa memberi nomor paragraf dengan menghitung jumlah paragraf yang ada pada telaga bidadari. Setelah siswa mencocokkan interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh, peneliti menyajikan konsep gagasan utama dan cara meringkas bacaan dengan cara mengambil satu paragraph yang ada pada bacaan dan mencari gagasan utamanya. Peneliti membentuk kelompok siswa, masing masing kelompok terdiri dari empat orang siswa, yang tingkat kemampuannya berbeda dimana pengorganisasian siswa dilihat dari skor yang diperoleh pada siklus I. Pembagian kelompok masih sama dengan kelompok pada siklus I. bedanya skor dasar diambil dari hasil kuis pada siklus I. Pembagian kelompok pada siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.5 Pembagian Kelompok STAD
Kelompok I Anggota I.R.A V.F O.A.P J.A.M G.A.N A.C.N S.S.K F.S.Y R.M A.N R.R R.S.H V.Z K.P R.A.F Z.O M.K.P S.M.F Z.D.P K.M Skor Dasar 88 72 70 70 80 72 70 65 78 70 70 65 73 70 68 70 73 70 73 72

II

III

IV

79

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat skor dasar pada siklus II diambil dari hasil tes pada siklus I. anggota kelompok masih sama dengan kelompok pada ssiklus I, perbedaannya hanya pada skor dasar. Peneliti : Sekarang kamu sudah duduk berkelompok, kamu baca wacana dalam hati Siswa : Duduk berkelompok dan membaca dalam hati Peneliti : Sudah selesai membaca? Siswa : Sudah buk! Peneliti : Sekarang kamu isi LKS ini, tapi bekerja sama dengan teman kelompokmu, tidak ada yang bermain, ada jelas? Siswa : Jelas bu! (siswa mengisi LKS dengan mendiskusikan dengan teman kelompoknya). Dari dialog di atas dapat dikemukakan bahwa dalam menemukan gagasan utama, peneliti melakukannya dengan memberikan penjelasan tentang gagasan utama paragraf sebelum mengerjakan tugas. Berdasarkan penjelasan tersebut siswa ditugaskan berdiskusi dan menuliskan gagasan utama pada lembar kerja yang disediakan. d. Kegiatan Tahap Pascabaca Setelah selesai kerja kelompok, masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas, kelompok yang lain menanggapi apakah yang disampaikan benar atau salah. Peneliti berusaha menyamakan jawaban dengan cara menugasi kelompok secara bergiliran membaca paragraf yang sedang dibahas dan membicarakan isinya untuk memantapkan jawaban. Dengan demikian siswa mampu menemukan sendiri jawaban yang telah ditulisnya dan menentukan apakah jawaban kelompoknya benar atau salah. Selesai tanya jawab tentang gagasan utama peneliti memberikan kuis individual atau evaluasi.

80 Selesai mendiskusikan gagasan utama, peneliti memberikan evaluasi kepada siswa. Evaluai berupa menjawab pertanyaan, menemukan gagasan utama dan meringkas bacaan yang telah dibaca. Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap bacaan yang telah dibaca dan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa setelah pembelajaran diberikan. Setelah siswa mengerjakan kuis, peneliti mengoreksi hasil kuis yang telah dikerjakan oleh siswa. Dalam kuis tersebut pada rata-rata siswa bisa mengerjakan dengan baik. Hasil tes yang diperoleh siswa dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 4.8 Hasil Tes Membaca Siswa Pada Siklus II


Hasil Belajar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Nama Siswa I.R.A V.I O.A.P J.A.P G.A.N A.C.N S.S.K F.S.Y RM A.N R.R R.S.H V.Z K.P R.A.F Z.O M.K.P S.MF Menjawab Pertanyaan 90 80 80 80 90 80 80 80 90 80 80 80 90 75 80 85 85 80 Meringkas bacaan 90 75 75 75 80 75 75 75 85 75 75 75 80 80 75 70 80 75 Jumlah 180 155 155 155 170 155 155 155 175 155 155 155 170 155 155 155 165 155 Rata-rata 90 78.3 78.3 78.3 86.7 78.3 78.3 76.7 86.7 78.3 76.7 78.3 85 86,7 78.3 80 85 78.3

81

19 20

Z.D.P K.M Jumlah Rata-rata

80 75 1640 86

85 70 1545 86

165 145 3185

81.7 75 1605 86,0

Dari data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata hasil membaca pehaman siswa sudah baik, dalam menjawab pertanyaan rata-rata nilai siswa 86, dan meringkas wacana rata rata 86, sehingga rata-rata nilai siswa pada siklus I adalah 86.0. Berdasarkan skor tertulis skor terendah adalah 75.0, skor tertinggi adalah 90.0. Adapun kriteria penilaian meringkas bacaan yaitu nilai 85-100 apabila isi sesuai dengan judul, pilihan kata tepat, gagasan utama sesuai dengan kalimat penjelas, penggunaan EYD tepat, tulisan rapi. Nilai 70-84 apabila isi kurang sesuai dengan judul, pilihan kata kurang tepat, gagasan utama kurang sesuai dengan kalimat penjelas, penggunaan EYD kurang tepat, tulisan kurang rapi. Nilai 55-69 apabila apabila isi tidak sesuai dengan judul, pilihan kata tidak tepat, gagasan utama tidak sesuai dengan kalimat penjelas, penggunaan EYD tidak tepat, tulisan tidak rapi. Setelah diperoleh hasil tes, tindakan peneliti selanjutnya menentukan skor perkembangan yang diperoleh oleh siswa berdasarkan selisih antara skor dasar dengan skor tes akhir, skor peningkatan tersebut dapat digunakan untuk menghitung poin perkembangan yang diperoleh oleh masing-masing siswa. Poin perkembangan yang diperoleh oleh masing-masing siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.9 Poin Perkembangan Siswa
Kelompok I Nama Siswa I.R.A V.I Skor dasar 88 72 Hasil tes akhir 90 78 Poin Perkembangan 20 20

82
O.A.P J.A.M Jumlah II G.A.N A.C.N S.S.K F.S.Y R.M A.N R.R R.S.H V.Z K.P R.A.F Z.O M.K.P S.M.F K.M Z.D.F 80 72 70 65 78 70 70 65 73 70 68 70 73 70 73 72 87 78 78 77 87 78 77 78 85 77 78 80 85 78 82 75 70 70 78 78 20 20 80 20 20 20 30 90 30 20 20 30 100 30 20 30 20 100 30 20 20 20 90

Jumlah III

Jumlah IV

Jumlah V

Jumlah

Berdasarkan tabel di atas masing-masing kelompok mendapatkan poin perkembangan yaitu kelompok I poin perkembangannya 80, kelompok II poin perkembangannya 90, kelompok III mendapat poin perkembangan 100, kelompok IV mendapat poin perkembangan 100, dan kelompok V mendapat poin perkembangan 90. Setelah diperoleh poin perkembangan pada masing-masing kelompok maka dimasukkan ke dalam skor kelompok,. Kelompok yang mendapatkan poin perkembangan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan akan mendapatkan sertifikat/penghargaan, dengan kriteria yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.10 Penghargaan Kelompok Kelompok I Nama Siswa I.R.A V.I O.A.P J.A.M Poin Perkembangan 20 20 20 20 Penghargaan kelompok

83
Skor Total Rata--rata II G.A.N A.C.N S.S.K F.S.Y R.M A.N R.R R.S.H V.Z K.P R.A.F Z.O M.K.P S.M.F K.M Z.D.F 80 20 20 20 20 30 90 22 30 20 20 30 100 25 30 20 30 20 100 25 30 20 20 20 90 22

Hebat

Skor Total Rata--rata III

Hebat

Skor Total Rata--rata IV

Super

Skor Total Rata--rata V

Super

Skor Total Rata--rata

Hebat

Dari tabel di atas kelompok I mendapat penghargaan hebat, kelompok II mendapat penghargaan hebat, kelompok III mendapat penghargaan super, kelompok IV penghargaan super dan kelompok V mendapat penghargaan hebat. Masing-masing kelompok yang mencapai kriteria super, hebat dan baik diberikan penghargaan berupa sertifikat yang berisi bintang. Sertifikat dengan bintang lima diberikan kepada kelompok super, sedangkan sertifikat bintang tiga diberikan kepada kelompok baik, dan sertifikat bintang satu diberikan kepada kelompok baik. 3. Pengamatan Pengamatan dilaksanakan untuk mendapatkan informasi bagaimana respon siswa dan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran siklus II.

84 Pengamatan terhadap tindakan membaca pemahaman dengan pendekatan kooperatif tipe STAD dilaksanakan untuk mendapatkan informasi bagaimana respon siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran siklus II. Pengamatan dilakukan dengan objektif dan sistematis. Pengamatan dilakukan pada waktu pelaksanaan tindakan pembelajaran membaca pemahaman di kelas lima. Dalam kegiatan ini peneliti berusaha mengenal dan mengkombinasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang terjadi, keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam bentuk lembar pengamatan. Pengamatan dilakukan oleh guru kelas V SDN 22 Andalas Padang dan teman sejawat dari PGSD, pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari tindakan pertama sampai tindakan berakhir. Pengamatan yang dilakukan pada satu tindakan dapat dapat mempengaruhi penyusunan tindakan selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian direfleksikan untuk perencanaan tindakan selanjutnya. Keberhasilan tindakan diamati selama dan sesudah tindakan dilaksanakan. Observer mengamati prilaku peneliti dan prilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Aspek yang diamati keterlibatan siswa dan peneliti pada tahap prabaca, saatbaca dan pascabaca. Selama tindakan berlangsung aspek yang diamati adalah: 1) analisis kegiatan guru, 2) analisis kegiatan siswa, 3) hasil membaca pemahaman yang diperoleh siswa pada siklus I. 1. Analisis Kegiatan Guru

85 Fokus kegiatan guru dalam pembelajaran adalah: 1) menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, 2) membangkitkan skemata siswa dengan memajangkan gambar, 3) memfokuskan perhatian siswa kepada gambar, 4) mengarahkan sisw untuk menginterpretasi gambar, 5) meminta siswa untuk menginterpretasi gambar, 6) menugasi siswa membaca dalam hati, 7) menugasi siswa mencocokkan hasil interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh, 8) menyajikan konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan, 9) membentuk kelompok siswa, 10) menugasi siswa mengisi LKS, 11) meminta perwakilan kelompok menyajikan hasilnya ke depan kelas, 12) meminta kelompok lain menanggapi yang dibacakan oleh kelompok yang tampil, 13) meluruskan jawaban siswa, dan menyimpulkan pelajaran, 14) meminta siswa duduk sendiri-sendiri dan memberikan kuis individual, 15) memberikan penghargaan tim. Tabel 4.11 Rambu-Rambu Analisis Keberhasilan Tindakan Guru Siklus II Rambu-Rambu Analisis Dari Aspek Guru Penggunaan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Dalam Membaca Pemahaman di Kelas V
Tahap Pembelajaran Prabaca Deskriptor 1. Menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran 2. Memperagakan gambar 3. Memfokuskan perhatian siswa pada gambar 4. Mengarahkan siswa untuk menginterpretasi gambar 6 Meminta siswa menginterpretasi gambar 6. Menugasi siswa membaca dalam hati 7. Mencocokkan interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh 8. Penyajian konsep gagasan utama dan cara menulis
SB

Kualifikasi B C K SK

Keterangan SB= Apabila 5 deskriptor terlaksana B= Apabila 4 deskriptor terlaksana C= Apabila 3 deskriptor terlaksana K= Apabila 2 deskriptor terlaksana SK= Apabila 1 deskriptor terlaksana SB= Apabila 5 deskriptor terlaksana B= Apabila 4 deskriptor terlaksana C= Apabila 3 deskriptor terlaksana K= Apabila 2 deskriptor

Saatbaca

86
ringkasan 9. Membentuk kelompok siswa 10. Meminta siswa mengisi LKS yang telah disediakan Pascabaca 6. Menyajikan hasil kelompok ke depan kelas 7. Meminta kelompok lain menanggapi 8. Meluruskan jawaban siswa dan mengambil kesimpulan 9. Meminta siswa duduk sendirisendiri untuk mengerjakan kuis 10. Memberikan penghargaan v terlaksana SK= Apabila deskriptor terlaksana

SB= Apabila 5 deskriptor terlaksana B= Apabila 4 deskriptor terlaksana C= Apabila 3 deskriptor terlaksana K= Apabila 2 deskriptor terlaksana SK= Apabila 1 deskriptor terlaksana

Berdasarkan tabel di atas tergambar, bahwa pada tahap prabaca lima deskriptor dapat terlaksana dengan baik sehingga pada tahap prabaca kegiatan peneliti berkualifikasi sangat baik. Praktisi telah menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran. Pembangkitan skemata siswa dilaksanakan dengan baik. Gambar/media yang digunakan berupa gambar terjadi banjir yang terdiri dari 4 bagian, dapat dilihat pada lampiran. Hal ini mendukung kearah pemahaman bacaan, sehingga semua siswa dapat mengungkapkan gambar yang diamati dalam lembar kerja yang disediakan, walaupun belum semuanya benar. Dalam menginterpretasi gambar, peneliti telah memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Praktisi juga membimbing dan mendorong siswa untuk mengemukakan interpretasinya dengan bebas sesuai dengan skemata yang dimiliki masing-masing individu. Waktu yang digunakan lebih kurang 15 menit untuk pembangkitan skemata dan menginterpretasi. Pada tahap saatbaca, kegiatan peneliti berkualifikasi sangat baik, ini disebabkan lima deskriptor dapat dilaksanakan peneliti dengan baik. Peneliti

87 memulai kegiatan dengan membagikan teks wacana kemudian meminta siswa membaca dalam hati dan meminta siswa mencocokkan hasil interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh. Kemudian peneliti menyajikan konsep gagasan utama dan cara meringkas bacaan. Peneliti membentuk kelompok siswa, dalam membentuk kelompok siswa, peneliti tidak mengalami kesulitan lagi karena tempat duduk sudah diatur menurut kelompoknya masing-masing. Setelah kelompok terbentuk, peneliti membagikan LKS dan meminta semua kelompok untuk mengisinya. Pada tahap pascabaca kegiatan peneliti berkualifikasi cukup karena dari lima deskriptor hanya tiga yang terlaksana dengan baik, kegiatan yang belum terlaksana yaitu melaporkan hasil diskusi tidak semua kelompok mendapatkan kesempatan karena waktunya terbatas, meminta kelompok lain menanggapi hasil diskusi juga belum terlaksana sepenuhnya, karena hanya satu kelompok yang mendapat kesempatan untuk menanggapi. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah meminta masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas belum semua kelompok mendapat kesempatan, meminta tanggapan dari kelompok yang belum tampil tidak semua kelompok menanggapi karena waktu sudah habis . Peneliti berusaha menyamakan jawaban dengan cara membacakan jawaban yang benarnya. menugasi kelompok secara bergiliran membaca paragraf yang sedang dibahas. Peneliti meminta siswa duduk sendiri-sendiri untuk mengerjakan kuis, kemudian guru menghitung skor tim dan memberi penghargaan tim, pemberian penghargaan tim dapat terlaksana dengan baik.

88 Keberhasilan tindakan peneliti pada siklus II adalah 86,6% berada dalam keberhasilan baik, dari 15 deskriptor yang diamati, ternyata baru 13 deskriptor sudah dilaksanakan peneliti selama penelitian siklus II. Hal ini diperoleh dari pengamatan dengan menggunakan lembar observasi dari aspek guru. 2. Analisis Kegiatan Siswa Keterlibatan siswa juga diamati oleh observer pada tahap prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Fokus kegiatan siswa dalam pembelajaran adalah: 1) mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, 2) memperhatikan gambar yang dipajangkan guru, 3) menginterpretsi gambar, 4) membaca dalam hati, 5) mencocokkan hasil interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh, 6) mendengarkan penjelasan guru tentang konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan, 7) duduk berkelompok, 8) mengisi LKS, 9) saling menjelaskan materi kepada teman kelompoknya, 10) perwakilan kelompok menyajikan hail kerjanya ke depan kelas, 11) tanggapan dari kelompok yang belim tampil, 12) duduk sendiri-sendiri, 13) mengerjakan kuis 14) menerima penghargaan tim

Tabel 4.12 Rambu-Rambu Analisis Keberhasilan Siswa padasiklus II Rambu-Rambu Analisis Dari Aspek Siswa Penggunaan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Dalam Membaca Pemahaman di Kelas V
Tahap Pembelajaran Prabaca Deskriptor 1. M endengarkan penjelasan guru tentang tujuan dan langkahlangkah pembelajaran 2. M emperhatikan gambar yang diperagakan guru SB v Kualifikasi B C K Keterangan
SK

SB= Apabila 5 deskriptor terlaksana B= Apabila 4 deskriptor terlaksana C= Apabila 3 deskriptor terlaksana K= Apabila 2

89
3. 4. 5. Saatbaca 1. 2. 3. 4. 5. Pascabaca 6. 7. 8. 9. 10. M emperhatikan gambar sesuai dengan skematanya M endengarkan penjelasan guru M enginterpretasi gambar Membaca dalam hati bacaan yang berhubungan dengan topik Mencocokkan interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh Mendengarkan penjelasan guru tentang gagasan utama dan cara menulis ringkasan Duduk berkelompok Mengisi LKS yang telah disediakan Menyajikan hasil kelompok ke depan kelas Tanggapan dari kelompok yang belum tampil Mendengarkan penjelasan guru tentang simpulan pembelajaran Siswa duduk sendiri-sendiri untuk mengerjakan kuis Menerima penghargaan tim deskriptor terlaksana SK= Apabila 1 deskriptor terlaksana

SB= Apabila 5 deskriptor terlaksana B= Apabila 4 deskriptor terlaksana C= Apabila 3 deskriptor terlaksana K= Apabila 2 deskriptor terlaksana SK= Apabila 1 deskriptor terlaksana v SB= Apabila 5 deskriptor terlaksana B= Apabila 4 deskriptor terlaksana C= Apabila 3 deskriptor terlaksana K= Apabila 2 deskriptor terlaksana SK= Apabila 1 deskriptor terlaksana

Berdasarkan tabel di atas tergambar, bahwa pada tahap prabaca lima deskriptor dapat terlaksana dengan baik sehingga pada tahap prabaca kegiatan siswa berkualifikasi sangat baik. Siswa mendengarkan guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, siswa memperhatikan gambar yng dipajang oleh guru, gambar berupa gambar terjadi banjir yang terdiri dari 4 bagian, dapat dilihat pada lampiran. Hal ini mendukung kearah pemahaman bacaan, sehingga semua siswa dapat mengungkapkan gambar yang diamati dalam lembar kerja yang disediakan, walaupun belum semuanya benar.

90 Tahap saatbaca, kegiatan siswa berkualifikasi sangat baik lima deskriptor dapat terlaksana dengan baik, kegiatan yang dilaksanakan yaitu dalam membagi kelompok siswa dan pemahaman siswa terhadap konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan. Siswa memulai kegiatan membaca dalam hati kemudian mencocokkan hasil interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang konsep gagasan utama dan cara meringkas, siswa sudah mulai paham karena peneliti menjelaskan dengan mengambil satu paragraf yang ada pada bacaan dan menemukan gagasan utamanya. Siswa diminta untuk duduk berkelompok, dalam membentuk kelompok, siswa tidak rebut lagi karena tempat duduk sudah diatur menurut kelompok. Setelah kelompok terbentuk, siswa mengisi LKS. Tahap pascabaca kegiatan siswa juga berkualifikasi cukup karena dari lima deskriptor hanya tiga yang terlaksana dengan baik, kegiatan yang belum terlaksana yaitu melaporkan hasil diskusi, tidak semua kelompok mendapatkan kesempatan karena waktu habis. menanggapi hasil diskusi juga tidak semua kelompok mendapatkan kesempatan. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas tapi tidak semua kelompok mendapat kesempatan, tanggapan dari kelompok yang belum tampil juga tidak terlaksana karena mengingat waktu sudah habis. Siswa mendengarkan peneliti membacakan jawaban yang benarnya. Kelompok secara bergiliran membaca paragraf yang sedang dibahas. Siswa duduk sendiri-sendiri untuk mengerjakan kuis, setelah kuis selesai, waktu habis sehingga siswa tidak bisa menerima penghargaan tim.

91 Keberhasilan tindakan siswa pada siklus II adalah 86,6% berada dalam keberhasilan baik, dari 15 deskriptor yang diamati, ternyata13 deskriptor sudah dilaksanakan siswa selama penelitian siklus I. Hal ini diperoleh dari pengamatan dengan menggunakan lembar observasi dari aspek siswa. Informasi juga didapat melalui wawancara dengan guru (observer) dan siswa pada saat jam istirahat setelah pembelajaran selesai. Cuplikan wawancara dengan guru dan siswa seperti berikut ini. Dialog 4 Peneliti Annisa Peneliti Annisa Peneliti Annisa Peneliti Observer : Annisa! Bagaimana menurutmu pembelajaran yang telah kita lakukan? : Senang bu : Mengapa Senang? : Karena dengan belajar kelompok kami bisa saling membantu bu, dengan adanya gambar-gambar kami juga tertarik bu! : Apakah belajar seperti ini perlu dilanjutkan? : Perlu bu! : Bagaimana menurut pendapat ibu pelaksanaan pembelajaran yang baru dilakukan ini? : Lebih baik dari yang dilakukan kemaren! siswa sudah kelihatan aktif, mereka sudah bekerja dengan serius baik itu dalam kerja kelompok maupun pribadi, waktu membagi kelompok siswa tidak ribut lagi karena tempat duduk sudah diatur menurut kelompok masing-masing. : Apakah kira-kira ada hal yang menarik dari pelaksanaan pembelajaran ini? : Ada, kelihatannya siswa lebih gembira! : Kira-kira apa penyebabnya bu? : Biasanya siswa hanya belajar sendiri-sendiri, dengan dikelompokan seperti ini siswa bisa saling membantu, apalagi setelah proses pembelajaran diberikan penghargaan kepada kelompok yang bekerja dengan baik, ini sangat memotivasi siswa supaya kelompoknya menjadi pemenang, maka siswa yang pandai berusaha semaksimal mungkin, supaya semua anggota kelompok memahami materi pelajaran. : Apakah ibu merasa senang dengan menggunakan pendekatan ini? : Ya senang! biasanya saya harus mengajar sendiri, sekarang saya lihat siswa yang pandai sangat membantu.

Peneliti Observer Peneliti Observer

Peneliti Observer

92

Berdasarkan

wawancara

tersebut,

siswa

merasa

senang

dengan

penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam membaca pemahaman. Mereka diberi kebebasan dalam mengungkapkan pikiran tentang gambar yang diamati. Siklus kedua ini siswa sudah berani mengeluarkan pendapat, siswa tidak ragu-ragu lagi, karena siswa sudah dua kali melaksanakan pembelajaran seperti ini. Dalam menemukan gagasan utama, semua siswa ikut aktif mencarinya, walaupun tidak semua kelompok benar dalam menentukan gagasan utama tersebut, tetapi sudah ada peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Tidak satupun kelompok yang tidak menuliskan gagasan utama yang ditugaskan, demikian pula halnya dengan menjawab pertanyaan yang disediakan. Dari wawancara tersebut, juga terungkap bahwa guru (observer) senang menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam membaca pemahaman karena siswa gembira, aktif, dan saling membantu dalam belajar. peneliti tidak lagi perlu mengeluarkan suara yang banyak. 4. Refleksi Tindakan Siklus II Kegiatan refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru (observer) setiap pembelajaran berakhir. Di sini dibahas hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer. Refleksi tindakan siklus pertama ini mencakup refleksi terhadap (1) perencanaan, (2) pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran, (3) hasil membaca pemahaman siswa. Peningkatan pelaksanaan pembelajaran siklus II ini tampak pada bagian berikut ini.

93 Dari hasil siklus II diketahui bahwa perencanaan pembelajaran membaca yang ditulis dan dilakukan 1x pertemuan dapat terlaksana dengan baik. Langkahlangkah KBMnya dapat dilaksanakan. Saran guru (observer) lebih dalam meringkas lebih dijelaskan lagi oleh guru karena siswa agak mengalami kesulitan dalam meringkas. Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan kooperati tipe STAD dapat dilakukan dengan baik, sesuai dengan langkah-langkah yang tertulis dalam perencanaan. Dalam tahap prabaca, penyampaian tujuan dan langkah-langkah pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Waktu pembangkitan skemata siswa cukup aktif. Tugas mengamati gambar secara terperinci dapat dikerjakan siswa dalam lembar kerja yang disediakan, walaupun pengungkapannya beragam sesuai dengan persfektif masing-masing individu. Terlaksananya kegiatan ini didukung oleh alat peraga yang cukup, sehingga mendukung pembangkitan skemata siswa. Gambar yang ditampilkan terdiri dari (1) gambar Raja berjalan di hutan, (2) gambar Raja 7 orang bidadari di telaga, (3) gambar raja dengan putri, (4) gambar putri kembali ke kahyangan. Pada tahap prabaca, membuat interpretasi umumnya bisa dilakukan siswa berdasarkan gambar yang diamati. Karena sudah dicobakan pada siklus I. hasil interpretasi siswa sudah baik. Pelaksanaannya sudah benar karena sesuai dengan prinsip dan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD, hasilnya sudah memuaskan. Pada tahap saatbaca pelaksanaan pembelajaran sudah dilakukan dengan baik siswa diberi kesempatan membaca dalam hati dan mencocokkan hasil

94 interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh, pada saat membaca pada umumnya siswa sudah membaca dalam hati. Selesai membaca dalam kelompok siswa mengerjakan LKS yang sudah dibagikan praktisi. Hal ini sudah sesuai dengan rencana yang sudah ditulis. Pada tahap pascabaca, dalam melaporkan hasil diskusi terlaksana dengan baik, hanya saja tidak semua kelompok mendapat giliran karena waktu terbatas, siswa merasa gembira, termotivasi dan juga menimbulkan kepuasan dalam belajar. Selesai diskusi praktisi mengadakan evaluasi untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa dalam membaca.

Perbandingan keberhasilan belajar siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.13 Perbandingan Keberhasilan Membaca Siswa Siklus I Menjawab Pertanyaan 70.25 Membuat Ringkasan 73.25 Siklus II Menjawab Pertanyaan 86.0 Membuat Ringkasan 86.0

Berdasarkan tabel di atas terungkap bahwa keberhasilan membaca pemahaman mengalami peningkatan. Silklus I dalam menjawab pertanyaan ratarata nilai siswa 70.25 pada siklus II meningkat menjadi 86.0. membuat ringkasan pada siklus I rata-rata nilai siswa 73.25, pada siklus II meningkat menjadi 86.0.

95

B. Pembahasan Pada bab ini dilakukan pembahasan hasil-hasil penelitian. Fokus pembahasannya adalah peningkatan kemampuan membaca pemahaman teks dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas V SDN 22 Andalas kecamatan Padang Timur. Pembahasan didasarkan pada teori yang berkaitan dengan pendekatan kooperatif tipe STAD, dan penerapannya dalam pembelajaran membaca pemahaman dikelas V.

I.

Pembahasan Siklus I Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD

dalam pembelajaran membaca pemahaman terungkap bahwa peneliti membuat rancangan pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajaran dikelas. Hal ini sesuai dengan Abdul (2006:21) bahwa guru harus mempersiapkan perangkat yang harus dilaksanakan dalam merencanakan program. Dalam menyusun rancangan pembelajaran tersebut ada beberapa komponen yang menjadi dasar penyusunannya, komponen itu mencakup 1) standar kompetensi, 2) kompetensi dasar, 3) indikator, 4) materi pembelajaran, 5) kegiatan belajar mengajar, 6) media pembelajaran, 7) evaluasi pembelajaran. Perencanaan ini dibuat secara kolaboratif oleh peneliti dan guru kelas V SDN 22

96 Andalas Padang. Semua butir di atas terdapat dalam rencana pembelajaran pada siklus I dan II, tetapi antara siklus I dan siklus II juga ada perbedaannya yaitu didasarkan pada hasil refleksi pelaksanaan tindakan dan dilengkapi pada pertemuan berikutnya. Perbedaan perencanaan yang ditulis peneliti antara siklus I dan siklus II terletak pada penentuan waktu pembelajaran. Waktu yang digunakan pada siklus I adalah 4x35 menit, dengan pertamuannya dua kali, sedangkan pada siklus II pertemuan dijadikan satu kali dengan waktu 3x35 menit, perubahan ini terjadi karena pada siklus I pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan rencana yang ditulis, tetapi pelaksanaannya kurang efektif. Pertemuan pertama skemata siswa terputus maka tindakan diperbaiki pada siklus II dengan menjadikan waktu satu kali pertemuan. Menemukan gagasan utama pada siklus satu hanya dijelaskan oleh peneliti, sedangkan pada siklus II dijelaskan dengan cara membaca satu paragraf dan menemukan gagasan utamanya. Hasil penelitian pada siklus I, kegiatan kurang berjalan dengan baik, sebab peneliti kurang membangkitkan skemata siswa dengan mengamati gambar. Menginterpretasi gambar dapat dilakukan siswa dengan baik, pada siklus I gambar tentang banjir, gambar ditampilkan dengan jelas dan rinci. Dengan mengamati gambar secara bebas, pengetahuan dan pengalaman siswa yang berkaitan denga isi bacaan yang akan dibacanya menjadi aktif dan siap digunakan untuk memaknai isi bacaan. Selain untuk pembangkitan skemata, gambar juga digunakan untuk menginterpretasi bacaan.

97 Sebagaimana tahap prabaca, tahap saatbaca juga terungkap dalam panelitian. Aktivitas penting yang dilakukan pada tahap saatbaca adalah 1) membaca dalam hati bacaan yang diperoleh, 2) mencocokan interpretasi dengan dengan bacaan yang diperoleh 3) penyajian konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan 4) belajar kelompok untuk menemukan gagasan utama. Aktivitas pada tahap saatbaca sudah dilakukan dengan baik, mencocokkan interpretasi sudah dilakukan dengan baik, aktivitas tersebut dimaksudkan untuk melihat kembali kebenaran isi yang ditulis dalam tahap prabaca. Kegiatan membaca dalam hati belum terlaksana dengan baik karena masih ada siswa yang membaca dengan berbisik. Untuk penggalian informasi pada tahap saatbaca dilakukan dengan belajar kelompok, pada saat pembentukan kelompok, siswa dibagi secara heterogen, senada dengan itu menurut Mohamad (2005:23) Tim dalam STAD merupakan sebuah klompok yang terdiri dari empat orang siswa yang mewakili heterogeninis kelas ditinjau dari kinerja dan jenis kelamin. Kegiatan kelompok dimaksudkan untuk melatih siswa berbagi pengalaman dengan teman, dan bersedia mendengarkan pendapat orang lain, dan mau menerima perbedaan pendapat. Kegiatan belajar kelompok kurang dapat dilakukan sesuai dengan semestinya, karena dalam pembagian kelompok siswa ribut mencari tempat duduknya masing-masing sehingga waktu lebih banyak habis untuk mebagi kelompok. Kegiatan mengisi LKS dapat berjalan dengan baik siswa bisa bekerja sama dengan baik, dan siswa saling membantu dalam kelompoknya.

98 Tahap pascabaca juga terungkap dalam pembelajaran, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah 1) melaporkan hasil diskusi ke depan kelas, 2) kelompok yang belum tampil menanggapi, 3) meluruskan jawaban siswa yang dilakukan oleh peneliti sehingga siswa mengetahui jawaban yang benarnya supaya siswa lebih paham, 4) memberikan kuis individual sebagai evaluasi, 5) memberikan penghargaan kepada tim yang mencetak skor tinggi. Kegiatan pada tahap pascabaca juga belum semuanya terlaksana, melaporkan hasil diskusi ke depan kelas terlaksana dengan baik, tanggapan dari kelompok yang belum tampil belum terlaksana karena siswa masih malu-malu mengeluarkan pendapatnya. Pemberian kuis terlaksana dengan baik tetapi pemberian penghargaan kepada tim yang mencetak skor tinggi tidak bisa dilaksanakan pada siklus I, karena waktu sudah habis. Hasil tes membaca pemahaman siswa menggambarkan prestasi belajar siswa. Keberhasilan tes dapat diketahui dari rata-rata hasil belajar siswa siklus I yaitu 72,0, berada pada kulifikasi baik. II. Pembahasan siklus II Pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD pada siklus II sudah berjalan dengan baik. karena waktu pertemuan sudah dijadikan satu kali pertemuan, dan pada siklus II ini guru sudah menyampaikan tujuan dan tugas-tugas belajar secara rinci, akibatnya siswa aktif merespon pembelajaran sehingga proses pembelajaran terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.

99 Pembangkitan skemata sudah dilakukan peneliti dalam pembelajaran membaca pada siklus II yang dipaparkan pada bab IV, telah memenuhi standar yang dituntut. Pada waktu pembangkitan skemata, siswa diberi kebebasan untuk mengamati gambar yang berkaitan dengan bacaan yang sudah disiapkan peneliti. Pada siklus II gambar berkaitan dengan cerita Telaga Bidadari. Gambar ditampilkan dengan jelas dan rinci. Dengan mengamati gambar secara bebas, pengetahuan dan pengalaman siswa yang berkaitan dengan isi bacaan yang akan dibacanya menjadi aktif dan siap digunakan untuk memaknai isi bacaan. Selain pembangkitan skemata gambar juga digunakan untuk memprediksi bacaan. Sebagaimana tahap prabaca, tahap saatbaca juga terungkap dalam panelitian. Aktivitas penting yang dilakukan pada tahap saatbaca adalah 1) membaca dalam hati bacaan yang diperoleh, 2) mencocokan interpretasi dengan dengan bacaan yang diperoleh 3) penyajian konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan 4) belajar kelompok untuk menemukan gagasan utama. Aktivitas pada tahap saatbaca sudah dilakukan dengan baik, mencocokkan interpretasi sudah dilakukan dengan baik, aktivitas tersebut dimaksudkan untuk melihat kembali kebenaran isi yang ditulis dalam tahap prabaca. Kegiatan membaca dalam hati terlaksana dengan baik. Untuk penggalian informasi pada tahap saatbaca dilakukan dengan belajar kelompok, pada saat pembentukan kelompok, siswa dibagi secara heterogen. Kegiatan kelompok dimaksudkan untuk melatih siswa berbagi pengalaman dengan teman, dan bersedia mendengarkan pendapat orang lain, dan mau menerima perbedaan pendapat.

100 Kegiatan belajar kelompok berjalan dengan baik, dan dapat dilakukan sesuai dengan semestinya, karena dalam pembagian kelompok tempat duduk siswa sudah diatur menurut kelompok, siswa tidak ribut lagi mencari tempat duduknya masing-masing sehingga waktu bia digunakan seefisien mungkin. Kegiatan mengisi LKS dapat berjalan dengan baik siswa bisa bekerja sama dengan baik, dan siswa saling membantu dalam kelompoknya. Tahap pascabaca juga teungkap dalam pembelajaran, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah 1) melaporkan hasil diskusi ke depan kelas, 2) kelompok yang belum tampil menanggapi, 3) meluruskan jawaban siswa yang dilakukan oleh guru sehingga siswa mengetahui jawaban yang benarnya supaya siswa lebih paham, 4) memberikan kuis individual sebagai evaluasi, 5) memberikan penghargaan kepada tim yang mencetak skor tinggi. Kegiatan pada tahap pascabaca juga terlaksana dengan baik, melaporkan hasil diskusi ke depan kelas terlaksana dengan baik, tanggapan dari kelompok yang belum tampil sudah terlaksana karena siswa sudah berani mengeluarkan pendapatnya. Pemberian kuis terlaksana dengan baik dan pemberian penghargaan kepada tim yang mencetak skor tinggi juga bisa dilaksanakan dengan baik. Hasil tes membaca pemahaman siswa menggambarkan prestasi belajar siswa. Dari analisis penelitian pada siklus II nilai rata-rata kelas adalah 86,0. Berdasarkan hasil pengamatan siklus II yang diperoleh maka pelaksanaan siklus II sudah sangat baik dan guru sudah berhasil dalam usaha peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan pendekatan kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas V SDN 22 Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang.

101

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini diuraikan tentang simpulan dan saran. Simpulan hasil penelitian berkaitan dengan penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam peningkatan kemampuan membaca pemahaman bagi siswa kelas V SDN 22 Andalas Padang. A. Simpulan

102 Penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran membaca pemahaman terbukti efektif karena pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi. Rencana pelaksanaa pembelajaran sudah disusun secara kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas V SDN 22 Andalas Padang. Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan program semester II, yang terdiri dari 1) standar kompeensi, 2) kompetensi dasar, 3) indicator, 4) materi pembelajaran, 4) kegiatan belajar mengajar, 5) media dan 6) evaluasi. Rencana disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), disamping itu juga memperhatikan minat dan kebutuhan siswa . Kemudian rencana disusun dengan memperhatikan proses pembelajaran. Dalam pembelajaran membaca pemahaman menggunakan tahapan sebagai berikut : 1) tahap prabaca, 2) tahap saatbaca, 3) tahap pascabaca. Setelah dilakukan penelitian maka terjadi peningkatan kemampuan siswa memahami isi bacaan, dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata membaca siswa pada siklus I yaitu 71.8, dan pada siklus kedua terjadi peningkatan menjadi 86.0. Jadi pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pendektan kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan siswa memahami isi 101 bacaan.

B. Saran Dari hasil dan simpulan penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran membaca di SD yaitu:

103 1. Disarankan kepada guru kelas V SD atau guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang juga melakukan pembelajaran membaca pemahaman, agar dapat menggunakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran membaca pemahaman, salah satunya pendekatan kooperatif tipe STAD, karena dengan model ini pembelajaran yang dilakukan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. 2. Disarankan kepada guru sekolah dasar agar lebih meningkatkan cara membimbing siswa pada saat pembelajaran, khususnya pembelajaran membaca pemahaman untuk menemukan gagasan utama. 3. Disarankan kepada guru sekolah dasar agar lebih mengoptimalkan penggunaan media, agar pembelajaran membaca pemahaman yang dilaksanakan lebih bermakna.

DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosda Budi Prasetiyo. 2008. Peningkatan Pembelajaran Membaca pemahaman dengan metode STAD.(Online) http://groups.yahoo.com/group/jurnal/budi dowload tanggal 4/2/2008 Burhanuddin, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Malang: Ar-Ruz Media Colin Rose. 2002. Accelerated Learning for the 21st Century. Cara Belajar Cepat Abad XXI. Bandung: Nuansa

104 Dawud. 2008. Peningkatan Kecepatan Efektif Membaca Dengan Teknik Trifokus Snyde. (Online) Http://www.ksdpum.web.id/jurnal/dawud.pdf dowload tangga l4/02/2008 Etin Solihatin, Raharjo. 2007. Cooperative Learning. Aksara Jakarta: PT Bumi

Farida Rahim. 2006. Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hendry Guntur Tarigan. 1994 Membaca Pemahaman. Bandung: Angkasa Raya. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Ngalim Purwanto dkk. 2004. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Bandung: Rosda Nurasma. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas. Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK . Malang: IKIP MALANG Nurhadi 2005. Membaca Cepat dan Eefektif. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Mohamad Nur. (Pen) 2005. Pembelajaran Kooperatif Surabaya: LPMP Jawa Timur. Poerwadaminta.1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Ritawati Mahyuddin, Yetty Ariani. 2007. Tindakan Kelas. Padang: UNP Hand Out Metodologi Penelitian

Rochiati Wiriaatmadja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya 102 Saleh Abas. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif Di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Soedarso. 2005. Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

105

Lampiran siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas Alokasi Waktu A. Standar kompetensi Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca pemahaman dan membaca puisi. : : : Bahasa Indonesia V/II 2 X Pertemuan

106 B. Kompetensi dasar Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan membaca pemahaman C. Indikator 1) 2) 3) Membaca wacana Menemukan gagasan utama tiap paragraf Menjawab pertanyaan sesuai dengan wacana

3) Menulis ringkasan wacana D. Materi Pokok Teks wacana 800 Rumah Warga Kota Padang Terendam Banjir

E. Kegiatan Belajar Mengajar Waktu 25 Menit Kegiatan Guru A. Tahap prabaca Persentasi kelas 1) Menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran. 2) Melakukan pembangkitan skemata siswa dengan Kegiatan Siswa Persentsi kelas 1) Mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan dan lngkah-langkah pembelajaran. 2) Memperhatikan gambar hujan, air sugai meluap, dan gambar

107 memperagakan gambar hujan, air sungai meluap dan banjir 3) Memfokuskan perhatian siswa kepada gambar 4) Mengarahkan siswa untuk menginterpretasikan gambar yang ada sesuai dengan skematanya. 5) Meminta siswa menginterpretasi gambar yang ada 45 Menit B. Tahap Saatbaca 6) Menugasi siswa membaca dalam hati 7) Menugasi siswa mencocokkan interpretasi tentang gambar dengan hasil bacaan yang sudah dibaca. 25 menit Pertemuan kedua 8) Menyajikan konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan Kegiatan belajar kelompok 9) Membentuk kelompok siswa 10) Menugasi siswa mengisi lembar kerja siswa (LKS) 45 menit C. Tahap Pascabaca 7) Siswa mencocokan interpretasi tentang gambar yang diamati dengan bacaan yang baru diperoleh. Pertemuan kedua. 8) Mendengarkan penjelasan guru tentang gagasan utama dan cara menulis ringkasan Kegiatan belajar kelompok 9) Siswa duduk berkelompok 10) Siswa mengisi LKS 6) Siswa membaca dalam hati 5) Siswa menginterpretasi gambar 3) Memperhatikan gambar sesuai dengan skematanya 4) Menginterpretasi gambar yang diamati banjir yang di peragakan guru

108 11) Meminta perwakilan kelompok menyajikan hasilnya kerjanya ke depan kelas 12) Meminta kelompok lain menanggapi yang dibacakan oleh kelompok yang tampil. 13) Meluruskan jawaban siswa 14) Memberikan kesempatan bertanya dan mengambil kesimpulan bersama. Pemberian kuis individual 15) Meminta siswa untuk duduk sendiri-sendiri 16) Memberikan kuis individual Penghargaan tim 17) Menghitung skor tim 18) Memberikan penghargaan tim F. Sumber Dan Media. Sumber : 1) http://www.padang ekspres.co.id/arc/2007/12/14/800-rumah-wargakota-padang-terendam-banjir 2) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia kelas IV SD. Media : 1) Gambar banjir 2) Teks bacaan 800 Rumah Warga Kota Padang Terendam Banjir Pemberian kuis individual 15) Siswa duduk sendiri-sendiri 16) Siswa mengerjakan kuis individual Penghargaan tim 17) Siswa menerima penghargaan tim 13) Mendengarkan penjelasan guru. 14) Menyimpulkan pelajaran 12) Kelompok yang belum tampil menanggapi. 11) Masing-masing perwakilan kelompok menyajikan hasil kerjanya ke depan kelas.

109

G. Evaluasi Penilaian hasil Penilaian hasil yaitu dengan melihat hasil tes kemampuan membaca pemahaman siswa, dilihat dari hail kuis individual yang sudah dikerjakan siswa berdasarkan pendekatan kooperatif tipe STAD.

Lampiran Siklus I Lembar Kerja SiswaSiklus I Mata Pelajaran Kelas/Semester Petunjuk 1. Perhatikanlah petunjuk yang ada pada setiap bagian tugas yang harus dikerjakan! : Bahasa Indonesia : V/II Nama:.

110 2. Kerjakan seluruh tugas pada tempat yang disediakan! 3. Tulislah nama pada tempat yang disediakan! Interpretasi pada prabaca 1. kamu lihat itu adalah Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 2. Setelah kamu membaca teks cerita, apakah ada persamaan gambar yang kamu lihat dengan bacaan yang baru kamu baca?........................................................ Menurut pendapatmu interpretasi gambar yang

800 Rumah Warga Kota Padang Terendam Banjir


Sekitar 800 rumah warga Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), terendam banjir dengan ketinggian sekitar 50cm, akibat meluapnya sejumlah anak sungai. Hujan lebat yang mengguyur Kota Padang dari Kamis sore hingga Jumat siang menyebabkan anak sungai Batang Kuranji meluap hingga membanjiri rumah warga di sekitarnya. Banjir pada kali ini tidak ada korban jiwa tetapi warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Warga mencari tempat yang agak tinggi untuk mengungsi, Saat ini air yang menggenangi rumah penduduk juga mulai surut," kata Ardi Syaf, Kepala Seksi Penanggulangan Bencana Dinas Kesejahteraan

111 Sosial Penanggulangan Banjir dan Bencana, di Padang. Daerah yang terendam banjir di antaranya adalah, Simpang Kalumpang, Lubuk Jaring, termasuk rumah potong hewan di Kecamatan Koto Tangah ikut terendam pula, sejumlah perumahan di Siteba, Kecamatan Naggalo, dan permukiman warga di Muaro Penjalinan, Kec. Padang Selatan. Kota Padang dan sekitarnya sejak Kamis sore hingga Jumat siang terus diguyur hujan, dengan intensitas sedang hingga lebat, Karena itu, warga dihimbau selalu waspada, khususnya mereka yang bermukim di kawasan rawan bencana, diantaranya penduduk di sejumlah lokasi, seperti kawasan permukiman Lubuk Buaya, Kec. Koto Tengah, Kec. Nanggalo, dan Kec. Padang Selatan, Kota Padang Setelah dilakukan peninjauan ke lokasi titik-titik rawan bencana banjir, ternyata ratusan rumah penduduk banyak terendam air akibat hujan lebat yang mengguyur Kota Padang dua hari ini. Menurut warga di sana, mereka sering mengalami banjir akibat meluapnya sejumlah anak sungai itu, bahkan hampir tiap akhir tahun rutin kebanjiran. Namun kalau kondisi air tidak melebihi 100 cm, warga masih tidak khawatir karena memastikan air akan cepat surut. Namun Pemda setempat telah menghimbau agar warga yang bermukim pada wilayah rawan bencana banjir untuk selalu waspada.Diharapkan, warga yang telah diberitahu itu dapat bersiaga sebelum bencana datang, dan bisa mengambil tindakan cepat untuk menyelamatkan diri dan keluarganya kalau sewaktu-waktu terjadi bencana yang tidak diinginkan.

Lampiran siklus I LEMBAR KERJA SISWA

Mata pelajaran Kelas/semester Nama Kelompok

: Bahasa Indonesia : V/II :

112 Anggota 1.. 2.. 3. 4. Sebelum menjawab pertanyaan di bawah ini baca teks wacana terlebih dahulu! Soal 1. Apa judul wacana di atas?............................................................................. 2. Berapa jumlah paragraf wacana di atas?........................................................ ... 3. Tulislah gagasan utama/ide pokok pada paragraf pertama?.......................... 4. Tulislah gagasan utama/ide pokok paragraph kedua!................................... .. 5. Apa penyebab terjadinya banjir di kota Padang?.......................................... .. ..

Lampiran Siklus I Kuis Individual Nama:.. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat

113 No 1 Bobot 10 Soal Di kota mana terjadinya banjir?

25

Tulislah gagasan utama pada paragraph ketiga!

10

Apakah ada korban jiwa pada wacana bencana banjir yang kamu baca?

25

Mengapa Pemda menghimbau masyarakat yang berada dititik rawan untuk selalu waspada?

30

Apa yang akan kamu lakukan jika di daerah tempat tinggalmu terjadi banjir? Tuliskan alasan jawabanmu!

Meringkas bacaan 1. Tulislah ringkasan wacana 800 Rumah warga kota Padang Terendam banjir!

Lampiran siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas Alokasi Waktu :Bahasa Indonesia :V/II :1 X Pertemuan

114 A. Standar kompetensi Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca pemahaman dan membaca puisi. B. Kompetensi dasar Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan membaca pemahaman C. Indikator 1) 2) 3) 4) Membaca wacana Menemukan gagasan utama tiap paragraf Menjawab pertanyaan sesuai dengan wacana Menulis ringkasan wacana

D. Maeri Pokok Teks cerita Telaga Bidadari

E. Kegiatan Pembelajaran Waktu 15 menit Kegiatan Guru A. Tahap Prabaca Persentasi kelas 1. Menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran. Kegiatan Siswa A. Tahap Prabaca Persentasi kelas 1. Mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan dan lngkah-langkah pembelajaran.

115 2. Melakukan pembangkitan skemata siswa dengan memperagakan gambar Telaga Bidadari 3. Memfokuskan perhatian siswa kepada gambar 4. Mengarahkan siswa untuk menginterpretasikan gambar yang ada sesuai dengan skematanya. 5. Meminta siswa menginterpretasi gambar yang ada 40 menit B. Tahap Saatbaca 6. Menugasi siswa membaca dalam hati . 7. Menugasi siswa mencocokkan interpretasi tentang gambar dengan hasil bacaan yang sudah dibaca. 8. Menyajikan konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan Kegiatan belajar kelompok 9. Membentuk kelompok siswa 10. Menugasi siswa mengisi lembar kerja siswa (LKS) 11. Meminta siswa saling menjelaskan materi kepada teman kelompoknya 15 menit C. Tahap Pascabaca 9. duduk berkelompok 10. Siswa mengisi LKS 8. 7. Siswa mencocokan interpretasi tentang gambar yang diamati dengan bacaan yang baru diperoleh. Menden garkan penjelasan guru tentang gagasan utama dan cara menulis ringkasan Kegiatan belajar kelompok Siswa B. Tahap Saatbaca 6. membaca dalam hati Siswa 5. menginterpretasi gambar Siswa 4. 3. skematanya Mengint erpretasi gambar yang diamati Memper hatikan gambar sesuai dengan 2. Memperhatikan gambar Telaga Bidadari yang di peragakan guru

116 12. Meminta perwakilan kelompok menyajikan hasilnya kerjanya ke depan kelas 13. Meminta kelompok lain menanggapi yang dibacakan oleh kelompok yang tampil. 14. Meluruskan jawaban siswa 15. Memberikan kesempatan bertanya dan mengambil kesimpulan bersama. Pemberian kuis individual 16. Meminta siswa untuk duduk sendiri-sendiri 17. Memberikan kuis individual Penghargaan tim 18. Menghitung skor tim 19. Memberikan penghargaan tim 17. Siswa mengerjakan kuis individual Penghargaan tim 18. Siswa menerima penghargaan tim Pemberian kuis individual 16. Siswa duduk sendiri-sendiri 15. Menyimpulkan pelajaran 14. Mendengarkan penjelasan guru. 12. Masing-masing perwakilan kelompok menyajikan hasil kerjanya ke depan kelas. 13. Kelompok yang belum tampil menanggapi. 11. Siswa saling menjelaskan materi kepada teman kelompoknya.

F. Sumber Dan Media. Sumber : 5) Buku paket bahasa Indonesia kelas V 6) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia kelas IV SD.

117 Media : 3) Gambar Telaga Bidadari 4) Teks cerita Telaga Bidadari G. Evaluasi Penilaian hasil Penilaian hasil yaitu dengan melihat hasil tes kemampuan membaca pemahaman siswa, dilihat dari hasil kuis individual yang sudah dikerjakan siswa berdasarkan pendekatan kooperatif tipe STAD.

Lampiran siklus II Lembar Kerja Siswa Mata Pelajaran Kelas/Semester : Bahasa Indonesia : V/II

118 Nama: Petunjuk 1. Perhatikanlah petunjuk yang ada pada setiap bagian tugas yang harus dikerjakan! 2. Kerjakan seluruh tugas pada tempat yang disediakan! 3. Tulislah nama pada tempat yang disediakan! Interpretasi pada prabaca 1. Menurut pendapatmu interpretasi gambar yang kamu lihat itu adalah Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 2. Setelah kamu membaca teks cerita, apakah ada persamaan gambar yang kamu lihat dengan bacaan yang baru kamu baca?......................................................... .. ..

Telaga Bidadari

119

Dahulu kala, ada seorang pemuda yang tampan dan gagah. Ia bernama Awang Sukma. Awang Sukma mengembara sampai ke tengah hutan belantara. Ia tertegun melihat aneka macam kehidupan di dalam hutan. Ia membangun sebuah rumah pohon di sebuah dahan pohon yang sangat besar. Kehidupan di hutan rukun dan damai. Setelah lama tinggal di hutan, Awang Sukma diangkat menjadi penguasa daerah itu dan bergelar Datu. Sebulan sekali, Awang Sukma berkeliling daerah kekuasaannya dan sampailah ia di sebuah telaga yang jernih dan bening. Telaga tersebut terletak di bawah pohon yg rindang dengan buah-buahan yang banyak. Berbagai jenis burung dan serangga hidup dengan riangnya. "Hmm, alangkah indahnya telaga ini. Ternyata hutan ini menyimpan keindahan yang luar biasa," gumam Datu Awang Sukma.
Keesokan harinya, ketika Datu Awang Sukma sedang meniup serulingnya, ia mendengar suara riuh rendah di telaga. Di sela-sela tumpukan batu yang bercelah, Datu Awang Sukma mengintip ke arah telaga. Betapa terkejutnya Awang Sukma ketika melihat ada 7 orang gadis cantik sedang bermain air. "Mungkinkah mereka itu para bidadari?" pikir Awang Sukma. Tujuh gadis cantik itu tidak sadar jika mereka sedang diperhatikan dan tidak menghiraukan selendang mereka yang digunakan untuk terbang, bertebaran di sekitar telaga. Salah satu selendang tersebut terletak di dekat Awang Sukma. "Wah, ini kesempatan yang baik untuk mendapatkan selendang di pohon itu," gumam Datu Awang Sukma. Mendengar suara dedaunan, para putri terkejut dan segera mengambil selendang masing-masing. Ketika ketujuh putri tersebut ingin terbang, ternyata ada salah seorang putri yang tidak menemukan pakaiannya. Ia telah ditinggal oleh keenam kakaknya. Saat itu, Datu Awang Sukma segera keluar dari persembunyiannya. "Jangan takut tuan putri, hamba akan menolong asalkan tuan putri sudi tinggal bersama hamba," bujuk Datu Awang Sukma. Putri Bungsu masih ragu menerima uluran tangan Datu Awang Sukma. Namun karena tidak ada orang lain maka tidak ada jalan lain untuk Putri Bungsu kecuali menerima pertolongan Awang Sukma. Datu Awang Sukma sangat mengagumi kecantikan Putri Bungsu. Demikian juga dengan Putri Bungsu. Ia merasa bahagia berada di dekat seorang yang tampan dan gagah perkasa. Akhirnya mereka memutuskan untuk menjadi suami istri. Setahun kemudian lahirlah seorang bayi perempuan yang cantik dan diberi nama Kumalasari. Kehidupan keluargaDatu Awang Sukma sangat bahagia. Namun, pada suatu hari seekor ayam hitam naik ke atas lumbung dan mengais padi di atas permukaan lumbung. Putri Bungsu berusaha mengusir ayam tersebut. Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah bumbung bambu yang tergeletak di bekas kaisan ayam. "Apa kira-kira isinya ya?" pikir Putri Bungsu. Ketika bumbung dibuka, Putri Bungsu terkejut dan berteriak gembira. "Ini selendangku!, seru Putri Bungsu. Selendang itu pun didekapnya erat-erat. Perasaan kesal dan jengkel tertuju pada suaminya. Tetapi ia pun sangat sayang pada suaminya. Akhirnya Putri Bungsu membulatkan tekadnya untuk kembali ke kahyangan. "Kini saatnya aku harus kembali!," katanya dalam hati. Putri Bungsu segera mengenakan selendangnya sambil menggendong bayinya. Datu Awang Sukma terpana melihat kejadian itu. Ia langsung mendekat dan minta maaf atas tindakan yang tidak terpuji yaitu menyembunyikan selendang Putri Bungsu. Datu Awang Sukma menyadari bahwa perpisahan tidak bisa dielakkan. "Kanda, dinda mohon peliharalah Kumalasari dengan baik," kata

120

Putri Bungsu kepada Datu Awang Sukma." Pandangan Datu Awang Sukma menerawang kosong ke angkasa. "Jika anak kita merindukan dinda, ambillah tujuh biji kemiri, dan masukkan ke dalam bakul yang digoncang-goncangkan dan iringilah dengan lantunan seruling. Pasti dinda akan segera datang menemuinya," ujar Putri Bungsu. Putri Bungsu segera mengenakan selendangnya dan seketika terbang ke kahyangan. Datu Awang Sukma menatap sedih dan bersumpah untuk melarang anak keturunannya memelihara ayam hitam yang dia anggap membawa malapetaka.

121 Lampiran Siklus II Lembar Kerja Siswa Mata pelajaran Kelas/semester Nama Kelompok Anggota : Bahasa Indonesia : V/II : 1. 2. 3. 4.

Petunjuk! 1. Diskusikanlah jawaban pertanyaan berikut dengan teman kelompokmu! 2. Tulislah nama anggota kelompokmu pada tempat yang telah disediakan! 3. Sebelum menjawab pertanyaan dibawah ini bacalah teks cerit terlebih dahulu! Soal 1. Apa judul tek cerita di atas? Isinya menceritakan tentang apa?................... .. .. .. 2. Tulislah gagasan utama/ide pokok paragraph 1 .. .. 3. Tulislah gagasan utama/ide pokok pada paragraph 2 4. Tulislah gagasan utama/ide pokok pada paragraph 3

122 .. 5. Tulislah gagasan utama/ide pokok pada paragraph . .. . 6. Tulislah gagasan utama/ide pokok pada paragraph 5 .............................................................................................................. ..

123 Lampiran Siklus II Kuis Individual Nama Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat! No Bobot 1 10 Soal Siapa nama pemuda yang hidup di tengah hutan?................................................................................................. . Mengapa Putri Bungsu tidak bisa terbang bersama kakak-kakaknya? ..... ........................................................................................... ................................................................................................. Tulislah tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh Datu Awang Sukma!................................................................................................. ............................................................................................................. . . Mengapa putri Bungsu bisa kembali ke kahyangan?........................................................................................ Bagaimana menurut pendapatmu kalau menyembunyikan barang milik orang lain? tulis alasan jawaban kamu!

20

20

20

30

Meringkas 1. Tulislah ringkasan cerita Telaga Bidadari dengan kalimat kamu sendiri! Format Pencatatan Lapangan Siklus I (Untuk Guru)

124

Kegiatan Guru 1. Tahap Prabaca a. Apakah guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran? b. Apakah guru memperagakan gambar? c. Apakah guru memfokuskan perhatian siswa pada gambar? d. Apakah guru mengarahkan siswa untuk menginterpretasi gambar? e. Apakah guru meminta siswa menginterpretasi gambar? 2. Tahap Saatbaca a. Apakah guru menugasi siswa membaca dalam hati teks cerita? b. Apakah guru menugasi siswa mencocokkan interpretasi dengan bacan yang baru diperoleh? c. Apakah guru menyajikan konsep gagasan utama? d. Apakah guru membentuk kelompok siswa? e. Apakah guru menugasi siswa belajar kelompok? 3. Tahap Pascabaca a. Apakah guru menugasi siswa membacakan hasil diskusinya ke depan kelas? b. Apakah guru meminta kelompok lain menanggapi? c. Apakah guru meluruskan jawaban siswa? d. Apakah guru memberikan kuis? e. Apakah guru memberikan penghargaan tim?

Ada

Tidak

Padang, 12 Mai 2008 Obsever Marta Era Yanti

Format Pencatatan Lapangan. (Untuk Siswa)

125 Kegiatan Siswa 1. Tahap Prabaca a. Mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan dan langkah-langkah pembelajaran b. Memperhatikan gambar yang diperagakan guru c. Memperhatikan gambar sesuai dengan skematanya d. Mendengarkan penjelasan guru
e. Menginterpretasi gambar

Ada

Tidak

2. Tahap Saatbaca 6. Membaca dalam hati bacaan yang berhubungan dengan topik 7. Mencocokkan interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh 8. Mendengarkan penjelasan guru tentang gagasan utama dan cara menulis ringkasan 9. Duduk berkelompok 10. Mengisi LKS yang telah disediakan 3. Tahap Pascabaca 11. Menyajikan hasil kelompok ke depan kelas 12. Tanggapan dari kelompok yang belum tampil 13. Mendengarkan penjelasan guru tentang simpulan pembelajaran 14. Siswa duduk sendiri-sendiri untuk mengerjakan kuis 15. Menerima penghargaan tim Padang, 12 Mai 2008 Obsever Marta Era Yanti

Rambu-Rambu Analisis Dari Aspek Guru Penggunaan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Dalam Membaca Pemahaman di Kelas V

126

Tahap Pembelajaran Prabaca 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1. 2. 3. 4. 5.

Kualifikasi Deskriptor Menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran Memperagakan gambar Memfokuskan perhatian siswa pada gambar Mengarahkan siswa untuk menginterpretasi gambar Meminta siswa menginterpretasi gambar Menugasi siswa membaca dalam hati Mencocokkan interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh Penyajian konsep gagasan utama dan cara menulis ringkasan Membentuk kelompok siswa Meminta siswa mengisi LKS yang telah disediakan Menyajikan hasil kelompok ke depan kelas Meminta kelompok lain menanggapi Meluruskan jawaban siswa dan mengambil kesimpulan Meminta siswa duduk sendiri-sendiri untuk mengerjakan kuis Memberikan penghargaan
SB B C K SK

Saatbaca

Pascabaca

Keterangan SB = sangat baik, skor 5, B = baik, skor 4, C = cukup, skor 3, K = kurang, skor 2, SK = sangat kurang, skor 1
Penentuan skor = jumlah skor yang diperoleh x100% = jumlah skor maksimal

Setiap tahapan pembelajaran terdiri dari lima descriptor. Descriptor yang ada pada masing-masing unsur tahapan pembelajaran memiliki bobot yang sama. Dikatakan sangat baik apabila lima descriptor muncul. Kualifikasi baik apabila empat descriptor muncul. Kualifikasi cukup apabila tiga descriptor muncul. Kualifikasi kurang apabila dua descriptor muncul. Kualifikasi sangat kurang apabila satu descriptor muncul.

Tabel 3.3 Penilaian Keberhasilan Tindakan Rambu-Rambu Analisis Dari Aspek Siswa Penggunaan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Dalam Membaca Pemahaman di Kelas V

127

Tahap Pembelajaran Prabaca 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Deskriptor
SB

Kualifikasi
B C K SK

Saatbaca

Pascabaca

Mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan dan langkah-langkah pembelajaran Memperhatikan gambar yang diperagakan guru Memperhatikan gambar sesuai dengan skematanya Mendengarkan penjelasan guru Menginterpretasi gambar Membaca dalam hati bacaan yang berhubungan dengan topik Mencocokkan interpretasi dengan bacaan yang baru diperoleh Mendengarkan penjelasan guru tentang gagasan utama dan cara menulis ringkasan Duduk berkelompok Mengisi LKS yang telah disediakan Menyajikan hasil kelompok ke depan kelas Tanggapan dari kelompok yang belum tampil Mendengarkan penjelasan guru tentang simpulan pembelajaran Siswa duduk sendiri-sendiri untuk mengerjakan kuis Menerima penghargaan tim

Keterangan SB = sangat baik, skor 5, B = baik, skor 4, C = cukup, skor 3, K = kurang, skor 2, SK = sangat kurang, skor 1
Penentuan skor = jumlah skor yang diperoleh x100% = jumlah skor maksimal

Setiap tahapan pembelajaran terdiri dari lima descriptor. Descriptor yang ada pada masing-masing unsur tahapan pembelajaran memiliki bobot yang sama. Dikatakan sangat baik (SB) apabila lima descriptor muncul. Kualifikasi baik (B) apabila empat descriptor muncul. Kualifikasi cukup (C) apabila tiga descriptor muncul. Kualifikasi (K) kurang apabila dua descriptor muncul. Kualifikasi sangat kurang (SK) apabila satu descriptor muncul. Instrumen Wawancara Dengan Siswa

128 Nama Siswa Kelas/Semester : :

Pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa adalah sebagai berikut: 1. Apakah siswa senang belajar dengan cara seperti ini? Jawaban siswa: 2. Apakah kamu pernah belajar membaca dengan mengamati gambar terlebih dahulu? 3. Apakah kamu pernah sebelum membaca menginterprestasi gambar? Jawaban siswa: 4. Langkah mana yang menurut kamu sulit dalam menyelesaikan LKS? Jawaban siswa: 5. Apakah Kamu senang belajar membaca dengan berkelompok? Jawaban siswa: 6. Menurutmu, mana yang lebih mudah memahami bacaan dengan langkahlangkah yang telah kita lakukan dari pada belajar seperti biasa? Jawaban siswa:

129 7. Bagaimana kesanmu selama belajar dengan langkah-langkah yang telah kita lakukan? Jawaban siswa: 8. Apa manfaat yang dapat kamu peroleh dari belajar membaca? Jawaban siswa: 9. Kesulitan apa saja yang kamu rasakan selama belajar membaca dengan langkah-langkah yang telah kita lakukan? Jawaban siswa: 10. Apakah menurut kamu pembelajaran tadi menyenangkan? Jawaban siswa:

FOTO-FOTO PENELITIAN Praktisi Persentasi Kelas

130

SiswaBekerja Kelompok

Praktisi melihat siswa kerja kelompok

131

Perwakilan Kelompok Menyajikan hasil kelompok ke depan Kelas

Siswa Mengerjakan Kuis Individual

132

Perwakilan Kelompok Menerima Penghargaan Tim

133 Media Pada Siklus I

Media Pada Siklus II

134

You might also like