You are on page 1of 22

MAKALAH SISTEM INFORMASI

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sistem Informasi

Disusun oleh: Kelas B 2011 Taofik Nursalim Mario Tanoto W Hana Azhar Uus Susanto Tedi Rosdinar Yan Budi K Fajar Zulfikar (117006074) (117006075) (117006077) (117006078) (117006079) (117006080) (117006099)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SILIWANGI


Jalan Siliwangi 24 Tasikmalaya, Jawa Barat 2013

KATA PENGANTAR
Penyusun panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjunan alam yakni Rasulullah SAW, kepada para sahabatnya, keluarganya dan kita selaku umatnya sampai akhir zaman. Amiin.. Makalah yang berjudul Sistem Informasi tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa adanya bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah membantu penyusun dalam pembuatan makalah ini. Penyusun sadari betul bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan karya tulis ini. Harapan penyusun mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

Tasikmalaya, Juli 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................ ii BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2 C. Tujuan ................................................................................................ 2 BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................ 3 A. Pengertian Sistem Informasi ............................................................. 3 B. Konsep Dasar Sistem Informasi ........................................................ 4 C. Pendekatan Berorientasi Proses atau Terstruktur .............................. 5 D. Pendekatan Berorientasi Objek ......................................................... 7 E. Pengembangan Sistem Informasi....................................................... 9 F. Sistem Informasi berbasis Komputer ................................................. 12 G. Tatakelola TI dan Arsitektur Enterprise ............................................ 14 BAB III. PENUTUP .................................................................................... 19 A. Kesimpulan ........................................................................................ 19 B. Saran .................................................................................................. 19

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis Internet (komputer), memainkan peranan penting dan makin luas dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis meningkatakan efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka, pengambilan keputusan manajerial, dan kerja sama kelompok kerja, hingga dapat memperkuat posisi kompetitif mereka dalam pasar yang cepat sekali berubah. Hal ini berlaku ketika teknologi informasi digunakan untuk mendukung tim pengembangan produk, proses dukungan untuk pelanggan, transaksie-commerce, atau dalam aktivitas bisnis lainnya.teknologi dan sistem informasi berbasis Internet dalam waktu singkat menjadi bahan yang dibutuhkan untuk keberhasilan bisnis di lingkungan global yang dinamis saat ini. Sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. Sistem Informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan. Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Suatu sistem informasi (SI) atau information system (IS) merupakan aransemen dari orang, data, proses-proses dan antar muka yang berinteraksi mendukung dan memperbaiki beberapa operasi sehari-hari dalam suatu bisnis termasuk mendukung memecahkan soal dan kebutuhan pembuat keputusan manajemen dan para pengguna. Di dalam suatu organisasi, informasi merupakan

sesuatu yang penting didalam mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.

B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi? 2. Apa saja konsep dasar Sistem Informasi? 3. Bagaimana pendekatan berorientasi objek? 4. Bagaimana pendekatan berorientasi terstruktur? 5. Bagaimana pengembangan Sistem Informasi? 6. Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi berbasis komputer? 7. Bagaimana Tatakelola TI?

C. Tujuan 1. Memahami tentang Sistem Informasi secara umum 2. Memahami Konsep dasar Sistem Komputer sampai bagaimana Tatakelola TI itu sendiri.

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Informasi Sistem berasal dari bahasa Latin dan bahasa Yunani adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Informasi adalah hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadiankejadian yang nyata, yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata. Informasi akan berguna jika memiliki 3 pilar, yaitu: 1. Tepat kepada orangnya atau relevan 2. Tepat waktu 3. Tepat nilainya atau akurat Sistem informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi. Sistem informasi (Information System) adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi serta membantu manajer dalam mengambil keputusan (Kenneth,2008). Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar dengan laporan yang diperlukan.

B. Konsep Dasar Sistem Informasi Komponen Sistem Informasi John Burch dan Gary Grudnitski (Jogiyanto,2005) mengemukakan bahwa Sistem Informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (Building Block). Sebagai suatu sistem, blok bangunan tersebut masing-masing berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya. Blok bangunan tersebut terdiri dari: 1. Blok Masukan (Input Block) input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. 2. Blok Model (Model Block) blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpandi basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 3. Blok Keluaran (Output Block) produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. 4. Blok Teknologi (Technology Block) teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras. 5. Blok Basis Data (Database Block)

basis data (Database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Systems) 6. Blok Kendali (Controls Block) beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi. Ke-6 komponen tersebut harus ada bersama-sama dalam membentuk satu kesatuan. Jika satu atau lebih komponen tersebut tidak ada, maka sistem informasi tidak akan dapat melakukan fungsinya yaitu melakukan pengolahan data dan tidak dapat mencapai tujuannya yaitu menghasilkan informasi yang relevan, tepat waktu dan akurat. C. Pendekatan Berorientasi Proses atau Terstruktur Teknik terstruktur merupakan pendekatan formal untuk memecahkan masalah-masalah dalam aktivitas bisnis menjadi bagian-bagian kiecil yang dapat diatur dan berhubungan untuk kemudian dapat disatukan kembali menjadi satu kesatuan yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah. Dalam hubungannya dengan pengembangan sistem informasi dan software aplikasi sistem informasi, pemrogaraman terstruktur adalah proses yang berorientasi kepada teknik yang digunakan untuk merancang dan menulis program secara jelas dan konsisten. Desain terstruktur merupakan salah satu proses yang berorientasi teknik yang digunakan untuk memilah-milah program besar ke dalam hirarki modul-modul yang menghasilkan program komputer yang lebih kecil agar mudah untuk diimplementasikan teknik yang dipelihara (diubah). Analisis Terstruktur Modern merupakan teknik yang berorientasi kepada proses yang paling populer dan banyak digunakan dewasa ini. Pemodelan data merupakan suatu teknik yang berorientasi kepada data dengan menunjukkan sistem hanya datanya saja terlepas

dari bagaimana data tersebut akan diproses atau digunakan untuk menghasilkan informasi. Ciri-ciri utama teknik terstruktur adalah sebagai berikut : 1. Merancang berdasar modul Modularisasi adalah proses yang membagi suatu sistem menjadi beberapa modul yang dapat beroperasi secara independen. 2. Bekerja dengan pendekatan top-down Dimulai dari level atas (secara global) kemudian diuraikan sampai tingkat modul (rinci). 3. Dilakukan secara iterasi. Dengan iterasi akan didapat hasil yang lebih baik, terlalu banyak iterasi juga akan menurunkan hasilnya dan menunjukkan bahwa tahap sebelumnya tidak dilakukan dengan baik. 4. Kegiatan dilakukan secara pararel Pengembangan subsistem-subsistem dapat dilakukan secara pararel, sehingga akan memperpendek waktu pengembangan sistem. Metodologi yang umumnya digunakan dalam pembangunan sistem berbasis komputer dalam dunia bisnis dan industri saat ini adalah metode analisis dan design terstruktur (Structured Analisys and Design / SSAD). Metode ini diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari pemrograman terstruktur. Metode pengembangan dengan metode terstruktur ini terus diperbaiki sampai akhirnya dapat digunakan dalam dunia nyata. Beberapa Kelebihan SSAD: 1. Milestone diperlihatkan dengan jelas yang memudahkan dalam

manajemen proyek 2. SSAD merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini mudah dimengerti oleh pengguna atau programmer. 3. Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan SSAD menjadikan bagus untuk digunakan. 4. SSAD merupakan metode yang diketahui secara umum pada berbagai industry.

5. SSAD sudah diterapkan begitu lama sehingga metode ini sudah matang dan layak untuk digunakan. 6. SSAD memungkinkan untuk melakukan validasi antara berbagai kebutuhan 7. SSAD relatif simpel dan mudah dimengerti. Beberapa Kekurangan SSAD: 1. SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional. 2. Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD 3. Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses. 4. Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru). 5. Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sliit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi. D. Pendekatan Berorientasi Objek Pendekatan berorientasi objek merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Bandingkan dengan logika pemrograman terstruktur. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya. Seiring dengan trend sebuah metodologi dibangun untuk membantu programmer dalam mengunakan bahasa pemrograman berorientasi obyek. Metodologi ini dikenal denganobject-oriented analysis and design (OOAD). Metode OOAD melakukan pendekatan terhadap masalah dari perspektif obyek, tidak pada perspektif fungsional seperti pada pemrograman tersrtuktur. Akhirakhir ini penggunakan OOAD meningkat dibandingkan dengan pengunaan

metode pengembangan software dengan metode tradisional. Sebagai metode baru dan sophisticated bahasa pemrograman berorientasi obyek diciptakan, hal tersebut untuk memenuhi peningkatan kebutuhan akan pendekatan berorientasi obyek pada aplikasi bisnis. Beberapa Kelebihan OOAD: 1. Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan system 2. Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000). 3. Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem. 4. Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi. Beberapa Kekurangan OOAD: 1. Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple. 2. Pada OOAD lebih fokus pada coding dibandingkan dengan SSAD. 3. Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD. 4. Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem. Perbedaan Pendekatan Terstruktur dan Pendekatan Objek, yaitu: Pendekatan Terstruktur Dikenal dengan (Structured Analisys and Design/SSAD) Pendekatan Fungsional Pendekatan Objek Pendekatan Objek Dikenal dengan (Object-oriented Analisys and Design/OOAD)

Dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau proses secara hirarki, mulai dan konteks sampai proses-proses yang paling kecil. SSAD lebih sulit digunakan dalam pembangunan sistem. Pada SSAD tidak fokus pada coding Pada SSAD menekankan pada kinerja team. Pada OOAD lebih fokus pada coding Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team. OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan sistem Dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada dalam sistem.

E. Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan sistem informasi sering disebut sebagai proses

pengembangan sistem (System Development) Pengembangan sistem didefinisikan sebagai aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan (problem) organisasi atau memanfaatkan kesempatan (opportunities) yang timbul.

Sebenarnya untuk menghasilkan sistem informasi tersebut terdiri dari: 1. System Analysis : upaya mendapatkan gambaran bagaimana sistem bekerja dan masalah-masalah apa saja yang ada pada sistem. 2. System Development : langkah-langkah mengembangkan sistem informasi yang baru berdasarkan gambaran cara kerja sistem dan permasalahan yang ada. Metode Pengembangan Sistem 1. Banyak metode pengembangan sistem yang tersedia

2. Metode yang paling dikenal disebut juga sebagai System Development Life Cycle (SDLC) atau sering juga disebut sebagai Water Fall Method 3. Metode-metode lain yang dikenal antara lain: Prototyping, Application Software, End-User Development, Outsourcing, dan lain-lain. 4. Pada bagian berikut akan dijelaskan metode-metode tersebut secara ringkas. SDLC SDLC merupakan metode pengembangan sistem paling tua, yang sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar. Tidak sesuai atau tidak terlalu disarankan untuk small scale project karena: 1. Resource intensive 2. Tidak fleksibel 3. Sulit untuk aplikasi dengan perubahan cara pengambilan keputusan yang cepat. Kelebihan: 1. Komunikasi user dan pengembang intensif 2. User terlibat aktif dalam menentukan requirement 3. Waktu pengembangan relatif singkat 4. Implementasi mudah karena pemakai mengetahui dari awal apa yang akan diperolehnya. Kekurangan: 1. Kemungkinan terjadi shortcut dalam pendefinisian masalah 2. Pemakai bisa terlalu berlebih menentukan requirement sehingga sulit dipenuhi 3. Kemungkinan tidak dihasilkan rancangan yang baik Metode Application Software 1. Alternatif lain adalah dengan membeli software aplikasi yaitu paket software yang sudah jadi. 2. Misalkan membeli SAP, MSProject, dll.

3. Digunakan untuk aplikasi yang bersifat umum, misalkan payroll, akunting, dll. Namun pada saat ini software yang berbasis enterprise secara keseluruhan banyak tersedia (enterprise software): Oracle, Baan, SAP, dll. 4. Sangat sesuai jika perusahaan yang mengembangkan sistem kekurangan tenaga IT. Metode End-user Development 1. Pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. 2. Menjadi semakin layak dengan tersedianya bahasa pemrograman yang mudah seperti MS Access, Delphi, dll. 3. Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. 4. Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya private sistem informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit. Metode Outsourcing 1. Dilakukan kontrak dengan pihak luar untuk menangani baik

pengembangan maupun operasi & maintenance sistem. 2. Menguntungkan dari sisi kecepatan memperoleh hasil dan biaya. 3. Ada resiko tidak dapat mengendalikan sistem secara langsung dan masalah security. Prinsip Dasar Pengembangan Sistem, yaitu: 1. Prinsip 1: Pemilik dan Pengguna Sistem Harus terlibat dalam pengembangan. 2. Prinsip 2: Gunakan Pendekatan Pemecahan Masalah 3. Prinsip 3: Tentukan tahapan pengembangan 4. Prinsip 4: Tetapkan standard untuk pengembangan dan dokumentasi yang konsisten 5. Prinsip 5: Justifikasi sistem sebagai investasi 6. Prinsip 6: Jangan takut membatalkan atau merubah lingkup pekerjaan. 7. Prinsip 7: Bagi dan tundukkan

8. Prinsip 8: Rancang sistem untuk pertumbuhan dan perubahan F. Sistem Informasi berbasis Komputer Sistem informasi berbasis komputer mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi. Secara teori, penerapan sebuah sistem informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem informasi yang akurat dan efektif dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah computer-based atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer. Skema Sistem Informasi berbasis Komputer dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: 1. Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Systems)

merupakan sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi rutin seperti penggajian, keuangan, inventarisasi dan sebagainya. Sistem ini berfungsi pada level organisasi yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal. 2. Sistem Otomastisasi Kantor (Office Automation Systems) dan Sistem Kerja Pengetahuan (Knowledge Work Systems) kedua sistem ini bekerja pada level knowledge. Sistem Otomastisasi Kantor mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk transformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan kadang-kadang diluar organisasi. Aspek-aspek Sistem Otomastisasi Kantor seperti word processing, spreadsheets dan presentasi. 3. Sistem Informasi Manajemen (Management Information Systems) tidak menggantikan Sistem Pemrosesan Transaksi, tetapi mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari Sistem Pemrosesan Transaksi termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. Sistem

Informasi Manajemen menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan dan juga dapat membantu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data). 4. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems). Sistem ini hampir sama dengan Sistem Informasi Manajemen karena menggunakan basis data sebagai sumber data. Sistem ini bermula dari Sistem Informasi Manajemen karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan. 5. Sistem Ahli (Expert System) dan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelegent). Kecerdasan buatan dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk melakukan riset kecerdasan buatan adalah memahami bahasa alamiahnya dan menganalisis kemampuannya untuk berfikir melalui problem sampai kesimpulan logiknya. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran kecerdasan buatan untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli yang disebut juga dengan sistem berbasis pengetahuan (knowledge based systems) secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Berbeda dengan sistem pendukung keputusan, sistem ini meninggalkan keputusan terakhir bagi pembuat keputusan sedangkan sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah khusus. 6. Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (Group Decision Support Systems) dan Sistem Kerja Kolaborasi dukungan Komputer (ComputerSupport Collaboration Work Systems). Bila kelompok perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan tak terstruktur maka group Decision Support Systems (DSS) menjadi suatu solusinya. 7. Sistem Pendukung Eksekutif (Executive Support Systems). Sistem tergantung pada informasi yang dihasilkan oleh Sistem Pengolahan

transaksi. Sistem ini membantu para eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor. G. Tatakelola TI dan Arsitektur Enterprise Arsitektur enterprise (Enterprise Architecture EA) adalah proses menerjemahkan visi bisnis dan strategi ke dalam perubahan perusahaan yang efektif dengan menciptakan, mengkomunikasikan dan meningkatkan persyaratan utama, prinsip-prinsip dan model yang menggambarkan keadaan masa depan perusahaan dan memungkinkan evolusinya. Ruang Lingkup Arsitektur Enterprise adalah: 1. Sektor organisasi publik atau swasta. 2. Seluruh bisnis atau korporasi. 3. Sebuah bagian dari perusahaan yang lebih besar (seperti unit bisnis). 4. Konglomerat dari beberapa organisasi, seperti joint venture atau kemitraan. 5. Bisnis yang beroperasi berdasarkan outsourcing. 6. Organisasi publik atau swasta yang berkolaborasi di beberapa negara Istilah perusahaan bersifat kompleks, meliputi sistem sosio-teknis, yaitu: 1. Manusia 2. Informasi 3. Teknologi 4. Operasi bisnis Mendefinisikan batas atau lingkup perusahaan merupakan langkah penting pertama dalam menciptakan arsitektur enterprise. Sistem arsitektur enterprise yang pragmatis menyediakan konteks dan ruang lingkup memadai tentang peranan informasi untuk meningkatkan kinerja bisnis. Konteksnya meliputi manusia, organisasi, sistem dan teknologi, termasuk organisasi, sistem dan teknologi yang dimanfaatkan dalam perusahaan. Dalam prakteknya, arsitek bertanggung jawab atas artikulasi dan ruang lingkup konteks, insinyur bertanggung jawab atas rincian ruang lingkup (seperti

dalam ilmu bangunan). Arsitek perusahaan bertanggung jawab atas pekerjaan insinyur, dan kontraktor pelaksana setelahnya. Mengembangkan Deskripsi Arsitektur Enterprise 1. Tugas utama arsitektur enterprise adalah mengidentifikasi sponsor, misi, visi dan strategi dan kerangka tata kelola untuk mendefinisikan semua peran, tanggung jawab dan hubungan yang terlibat dalam transisi diantisipasi. 2. Tujuan arsitektur enterprise adalah: Kebijakan dan keputusan strategis untuk semua pemegang kepentingan. Arsitek perusahaan bekerja sangat erat dengan sponsor perusahaan dan pemangku kepentingan utama, internal dan eksternal bagi perusahaan. Arsitek perusahaan memahami misi, visi dan strategi dan ide-ide sponsor mengenai pendekatan bisnis. Arsitek perusahaan mengartikulasikan infrastruktur perusahaan yang ada dalam jaringan nilai: pasar, bisnis, sistem dan teknologi. Arsitek mempresentasikan dan mendiskusikan teknologi, sistem, bisnis dan pilihan pasar untuk memenuhi misi perusahaan. 3. Insight ditingkatkan dengan menggunakan arsitektur solusi yang, relatif terhadap keputusan ke depan, campuran tertentu teknologi, sistem, bisnis dan pilihan pasar. Bersama dengan sponsor dan para pemangku kepentingan utama, mereka membuat pilihan informasi tentang pilihan. Untuk transisi besar, keputusan arsitektur yang didukung oleh buktikonsep-dan / atau pilot bisnis. 4. Arsitek perusahaan menggunakan berbagai metode dan alat untuk menangkap struktur dan dinamika dari suatu perusahaan. Dengan demikian, mereka menghasilkan taksonomi, diagram, dokumen dan model, bersama-sama disebut artefak. Artefak menggambarkan organisasi logis dari fungsi bisnis, kemampuan bisnis, proses bisnis, orang, sumber daya informasi, sistem bisnis, aplikasi perangkat lunak, kemampuan

komputasi, pertukaran informasi dan infrastruktur komunikasi dalam perusahaan.

5. Sebuah koleksi artefak, cukup lengkap untuk menggambarkan perusahaan dengan cara yang bermanfaat, dianggap oleh praktisi EA tingkat deskripsi arsitektur sebuah perusahaan, atau arsitektur enterprise, untuk pendek. The National Computing Centre Inggris EA bimbingan praktek terbaik menyatakan. 6. Biasanya EA mengambil bentuk seperangkat model kohesif yang menggambarkan struktur dan fungsi dari suatu perusahaan. 7. Model individu dalam EA disusun secara logis yang memberikan tingkat terus meningkat detail tentang perusahaan: tujuan dan sasaran, prosesproses dan organisasi, sistem dan data, teknologi yang digunakan dan setiap bidang lain yang terkait kepentingan. Ini adalah definisi arsitektur enterprise tersirat dalam kerangka EA antara lain kerangka TOGAF populer arsitektur. Suatu perusahaan bundel kerangka arsitektur alat, teknik, artefak deskripsi, model proses, model referensi dan panduan yang digunakan oleh arsitek dalam produksi perusahaan-spesifik deskripsi arsitektur. Kerangka enterprise beberapa arsitektur memecah praktek arsitektur enterprise menjadi beberapa bidang praktek atau domain. Pada tahun 1992, Steven Spewak menggambarkan suatu proses untuk menciptakan sebuah arsitektur enterprise yang banyak digunakan dalam program pendidikan. Menggunakan Arsitektur Enterprise Arsitektur enterprise terutama bertujuan untuk meningkatkan efektivitas atau efisiensi operasi bisnis yang termasuk melakukan inovasi dalam struktur organisasi, menciptakan sentralisasi atau federasi proses bisnis, meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu dari informasi bisnis, atau memastikan bahwa uang yang dibelanjakan untuk teknologi informasi (TI) dapat dibenarkan. Salah satu metode untuk menggunakan informasi ini untuk meningkatkan fungsi bisnis, seperti yang dijelaskan dalam kerangka arsitektur TOGAF, melibatkan mengembangkan visi arsitektur: deskripsi dari bisnis yang merupakan target atau tujuan masa depan. Setelah visi ini dipahami dengan baik, langkah-langkah perantara diciptakan yang menggambarkan proses

perubahan dari situasi sekarang ke situasi yang diharapkan. Langkah-langkah perantara ini disebut arsitektur transisi. Sebagai teknologi baru yang muncul dan diimplementasikan, manfaat dari arsitektur enterprise terus tumbuh. Arsitektur Enterprise mendefinisikan apa yang merupakan bagian dari organisasi, bagaimana individu dapat berfungsi dalam organisasi, bagaimana fungsi organisasi tersebut dijalankan, dan bagaimana data digunakan dan disimpan. Teknologi Informasi dimanfaatkan secara menyeluruh untuk mengurangi biaya operasional. Namun, untuk menjadi sukses, peningkatan berkelanjutan dan pemeliharaan arsitektur enterprise secara periodik sangat penting. Membangun arsitektur enterprise dapat memakan banyak waktu dan perencanaan yang tepat sangat penting, termasuk melaksanakan tahapan persiapan pelaksanaan proyek sebelum proyek yang sebenarnya dilaksanakan. Jika arsitektur enterprise tidak terus up to date, maka akan terjadi banyak pemborosan yang sia-sia. Pertumbuhan penggunaan Arsitektur Enterprise Mendokumentasikan arsitektur perusahaan dilakukan dalam Pemerintah Federal AS [10] dalam konteks Perencanaan Modal dan Pengendalian Investasi (CPIC) proses. The Enterprise Architecture Federal (FEA) model referensi memandu agen-agen federal dalam pengembangan arsitektur mereka. Perusahaan seperti Independence Blue Cross, Intel, Volkswagen AG dan InterContinental Hotels Group juga menggunakan arsitektur enterprise untuk meningkatkan mereka bisnis arsitektur serta untuk meningkatkan kinerja bisnis dan produktivitas. Hubungan Arsitektur Enterprise dengan Disiplin lain Arsitektur Enterprise adalah komponen kunci dari proses teknologi informasi pemerintahan di banyak organisasi, yang telah menerapkan proses perusahaan arsitektur formal sebagai bagian dari strategi manajemen TI mereka. Meskipun hal ini mungkin menyiratkan bahwa arsitektur enterprise terkait erat dengan IT, harus dilihat dalam konteks yang lebih luas dari optimasi bisnis yang membahas arsitektur bisnis, manajemen kinerja dan arsitektur proses serta mata pelajaran yang lebih teknis. Tergantung pada organisasi, tim arsitektur enterprise

mungkin juga bertanggung jawab untuk beberapa aspek rekayasa kinerja, manajemen portofolio TI dan manajemen metadata. Baru-baru ini, protagonis seperti Gartner dan Forrester telah menekankan hubungan penting Enterprise.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen seperti orang, aktivitas, data, perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan yang terintegrasi yang berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari-hari sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh manajer. B. Saran Harapan penulis semoga makalah penulis dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pengguna makalah penulis. Kurang lebihnya dalam pembahasan makalah penulis mohon maaf. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih

You might also like