Professional Documents
Culture Documents
A. JUDUL : TEKNIK EKSTRAKSI, PEMISAHAN, DAN PEMURNIAN SENYAWA B. HARI/ TANGGAL PERCOBAAN : Rabu, 6 Maret 2013 C. SELESAI PERCOBAAN : Rabu, 6 Maret 2013 D. TUJUAN : Setelah melakukan praktikum ini diharapkan: 1. Memilih peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan jenis setiap percobaan yang akan dilakukan 2. Memilih bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan jenis percobaan yang dilakukan 3. Melakukan teknik isolasi dengan baik dan benar 4. Memilih pelarut yang tepat untuk melakukan pemisahan 5. Malakukan tehnik pemisahan dengan baik dan benar 6. Melakukan pemurnian senyawa dan melakukan tehnik rekristalisasi 7. Mengoprasikan alat IR dengan baik dan benar 8. Melakukan identifikasi senyawa melalui interpretasi gugus fungsi menggunakan spectrum IR E. DASAR TEORI 1. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi berkerja berdasarkan prinsip ini. Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponenkomponen yang terdapat dalam campuran. Komponen- komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda. Fase diam adalah zat penyerap berupa serbuk halus yang dilapisi secara merata pada lempeng kromatografi yang berupa plat gelas, logam, atatu lapisan yang cocok. Fasa diam yang biasa digunakan adalah silica gel. Umumnya silica gel ditambah dengan bahan pengikat yang memberikan kekuatan pelekatan opada pendukungnya. Bahan pengikat yang sering digunakan adalah gypsum sehingga dikenal dengan silikia G. kadang-kadang untuk memudahkan
Sebuah garis menggunakan pensil digambar dekat bagian bawah lempengan dan setetes pelarut dari campuran pewarna ditempatkan pada garis itu. Diberikan penandaan pada garis di lempengan untuk menunjukkan posisi awal dari tetesan. Jika ini dilakukan menggunakan tinta, pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram dibentuk. Ketika bercak dari campuran itu mengering, lempengan ditempatkan dalam sebuah gelas kimia bertutup berisi pelarut dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada di bawah garis dimana posisi bercak berada. Alasan untuk menutup gelas kimia adalah untuk meyakinkan bawah kondisi dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut.Untuk mendapatkan kondisi ini, dalam gelas kimia biasanya ditempatkan beberapa kertas saring yang terbasahi oleh pelarut. Kondisi jenuh dalam gelas kimia dengan uap mencegah penguapan pelarut. Karena pelarut bergerak lambat pada lempengan, komponen - komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan bergerak
Gambar menunjukkan pelat setelah pelarut bergerak setengah dari pelat. Pelarut dapat sampai pada bagian atas dari lempengan. Ini akan memberikan pemisahan maksimal dari komponen - komponen yang berwarna untuk kombinasi tertentu dari pelarut dan fase diam. PerhitungannilaiRf Pengukuran nilai Rf berdasarkan pada jarak yang ditempuh oleh pelarut dan jarak yang tempuh oleh bercak warna masing-masing. Ketika pelarut mendekati bagian atas pelat, pelat dipindahkan dari gelas dan posis pelarut ditandai dengan sebuah garis, sebelum mengalami proses penguapan. Pengukuran berlangsung sebagai berikut:
2. Spektroskopi Infra Red (IR) Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi
elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75 1.000 m atau pada Bilangan Gelombang 13.000 10 cm-1. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan vektor magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan. Saat ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik dengan rentang panjang gelombang tertentu. Spektrum elektromagnetik merupakan kumpulan spektrum dari berbagai panjang gelombang. Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang, sinar infra merah dibagi atas tiga daerah, yaitu daerah infra merah dekat, daerah infra merah pertengahan, dan daerah infra merah jauh. Atom-atom di dalam molekul tidak dalam keadaan diam, tetapi biasanya terjadi peristiwa vibrasi. Hal ini bergantung pada atom-atom dan kekuatan ikatan yang menghubungkannya. Vibrasi molekul sangat khas untuk suatu molekul tertentu dan biasanya disebut vibrasi finger print. Vibrasi molekul dapat digolongkan atas dua golongan besar, yaitu vibrasi regangan (stretching) dan vibrasi bengkokan (bending). Dalam vibrasi regangan, atom bergerak terus sepanjang ikatan yangmenghubungkannya sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun sudut ikatan tidak berubah. Vibrasi regangan ada dua macam, yaitu Regangan Simetri (unit struktur
dan masih dalam bidang datar), Vibrasi Kibasan (Wagging - unit struktur bergerak mengibas keluar dari bidang datar), dan Vibrasi Pelintiran (Twisting - unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam bidang datar). Berikut adalah tabel nilai serapan masing-masing gugus fungsi:
F. ALAT DAN BAHAN Alat 1. Pipa kapiler 2. Kertas saring 3. Vial 5 mL 4. Pipet tetes 5. Chamber 10 cmx20cmx20cm 6. Spatula 7. Gelas ukur 10 mL 8. Gwlas kimia 50 mL 9. Gelas kimia 100 mL 10. Batang pengaduk 11. Lampu UV 12. Instrument IR 13. Pensil 2B 14. Corong gelas kecil (3-5 cm)
Plat KLT Digarisi atas dan bawah dengan ukuran tepi masingmasing 0,3 cm dan 1,0 cm, serta Dibubuhkan titik garis bawah dengan jarak 0,5 cm Sampel A ditotolkan hingga habis diatas plat KLT 4cmx 20 cm Dimasukkan dalam chamber yang telah berisi eluen Dibiarkan elusi berjalan hingga eluen mencapai batas garis atas, plat diangkat Plat KLT dibiarkan mongering Diletakkan dibawah sinar UV
Pita noda yang jelas dan terpisah Dikeruk dengan menggunakan spatula diatas kertas saring yang terpasang dengan corong dan gelas kimia hingga habis
Hasil Kristal Diambil sedikit Diuji dengan spektroskopi IR dan senyawa dalam sampel A Spektrum IR
KESIMPULAN
Percobaan yang berjudul Teknik Ekastraksi, Pemisahan dan Pemurnian Senyawa kali ini menggunakan teknik pemisahan yaitu kromatografi lapis tipis (KLT). Kromatografi lapis tipis adalah metode analisis kualitatif dan kuantitatif yang digunakan untuk memisahkan senyawa senyawa yang sifatnya hidrofobik yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan eluent yang terdiri dari fasa gerak yang berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fasa diam (adsorbent). Interaksi antara adsorbent dengan eluent sangat menentukan terjadinya pemisahan komponen. KLT menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Gel silika atau alumina merupakan fase diam, sedangkan eluent adalah fasa gerak yang berperan penting pada proses elusi.
Persiapan Sampel Langkah pertama yang dilakukan ialah Sampel A yang berbentuk padatan berwarna putih dilarutkan dengan 2 mL methanol hingga terlarut sempurna. Kemudian plat KLT berukuran 4 cm x 20 cm yang akan ditotoli dengan larutan sampel disiapkan yaitu dengan digarisi atas dan bawah dengan ukuran tepi masing-masing 0,3cm dan 1,0cm. Garis tepi harus dibuat menggunakan pensil, jika dilakukan menggunakan polpen tinta, pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram dibentuk. Sehingga akan terjadi penumpukan noda, yang menyebabkan noda sampel tidak terdeteksi. Pemberian garis tepi atas dan tepi bawah pada plat KLT bertujuan untuk menunjukkan posisi awal dari naiknya eluen dan posisi akhir bergeraknya eluen. Pada garis tepi bawah dibuat titik-titik menggunakan pensil dengan jarak yang sama, yaitu 0,5 cm. Kemudian larutan sampel yang telah
menggunakan pinset. Kondisi jenuh dalam chamber dengan penutupan chamber dapat mencegah penguapan oleh pelarut. Karena pelarut bergerak lambat pada plat KLT, komponen-komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak warna. Elusi dibiarkan berjalan hingga eluen mencapai garis batas dan plat KLT segera diangkat. Pada plat KLT yang telah ditotoli dengan larutan sampel ternyata memberikan warna noda yang hampir mirip dengan warna plat KLT, sehingga untuk melihat noda dari larutan sampel harus dilakukan dibawah sinar UV. Setelah diletakkan di bawah sinar UV laju pergerakan noda terlihat jelas, noda yang terlihat kemudian diberi tanda dengan pensil. Daerah yang telah ditandai kemudian dikerok menggunakan spatula besi. Menampung kerukan pita noda pada plat KLT pada kertas saring yang diletakkan diatas corong kecil, kemudian dilarutkan menggunakan 1 mL methanol dan dibiarkan terjadi proses filtrasi. Filtrate yang diperoleh berupa larutan tidak berwarna ditampung pada botol vial kaca.
Proses Rekristalisasi Kemudian dilakuan rekristalisasi bertujuan untuk memisahkan zat padat dari larutannya dengan proses menguapkan pelarutnya agar diperoleh larutan yang lebih murni.
Identifikasi Gugus Fungsi dengan Spektrofotometer Infra Red (IR) Metode spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang meliputi teknik serapan (absorption), teknik emisi (emission), teknik fluoresensi (fluorescence). Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0.751.000m atau pada bilangan gelombang 13.00010cm-1. Komponen medan listrik yang banyak berperan dalam
spektroskopi umumnya hanya komponen medan listrik seperti dalam fenomena transmisi, pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. Pada daerah dibawah 1000 cm-1 hasil serapan gugus-gugus fungsi tersebut dapat dibaca, namun karena terletak pada daerah sidik jari spectrum inframerah pita dalam daerah ini tak dapat digunakan untuk memeriksa adanya suatu gugus fungsi dalam suatu senyawa organik tanpa adanya informasi tambahan, ada atau tidaknya sesuatu pita dalam daerah tersebut. Pengidentifikasian gugus dari spektrum warna yang dihasilkan yaitu dengan pengidentifikasian spektra IR yang terpenting yaitu menelusuri adanya gugus karbonil, Terdapat satu pita lemah pada daerah frekuensi 1697 cm-1, daerah ini menunjukkan pita ikatan C=O alkena dan aromatik. Kemudian didapatkan absorbsi lebar pada 1996,9-2371,7 cm-1, namun
I. KESIMPULAN 1. Pada percobaan Teknik Ekastraksi, Pemisahan dan Pemurnian Senyawa kali ini teknik pemisahan yang digunakan adalah menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT). 2. Eluen yang digunakan sebagai pelarut dibuat dari n-heksan, kloroform dan methanol dengan perbandingan n-heksan; kloroform; methanol sebesar 6; 3; 1, dengan perbandingan pada mL nya adalah 12 mL; 6 mL; 2 mL. 3. Pemisahan zat dilakukan dengan kristalisasi (pemanasan menggunakan hot plate) yang bertujuan untukmemisahkan suatu campuran zat padat dari zat cairnya. Kemudian untuk memurnikannya dapat dilakukan dengan cara rekristalisasi yang bertujuan untuk memisahkan zat padat dari larutannya dengan jalan menguapkan pelarutnya agar diperoleh larutan yang lebih murni. Dari hasil spectrum IR yang didapatkan dilakukan pembacaan dan diperoleh hasil gugus-gugus fungsi yang terkandung dalam sampel A adalah C=O dari gugus ester, -OH berasal dari gugus alkohol, C-H alifatik. Hasil serapan ikatan gugus fungsi yang diperoleh dapat dibaca dengan melihat table serapan khas beberapa gugus fungsi.
memisahkan campuran yang pada umumnya terpaku pada bentuk fisik zat campuran tersebut. c. Teknik pemurnian : suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh suatu zat tunggal tanpa ada pengotor yang terdapat dalam zat tersebut. 2. Teknik kromatografi digunakan untuk a. memisahkan substansi campuran menjadi komponenkomponennya. Seluruh bentuk kromatografi berkerja berdasarkan prinsip ini. Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, komponen komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat b. Digunakan KLT preparative agar diperoleh kualitas pemisahan yang stabil dari senyawa organic dalam sampel. Hal ini sesuai bahwa pada KLT-P digunakan penyerap (fase diam) dengan ketebalan 0,5 2 mm dari Silica gel atau aluminium oksida dan lempeng yang besar (ukuran 20x20 cm dan 20x40 cm ). 3. eluen adalah fasa gerak yang berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fasa diam (adsorbent). Jenis pelarut yang digunakan adalah pelarut polar. Pelarut yang digunakan adalah 3
J. DAFTAR PUSTAKA Fessenden & Fessenden. 1982. Kimia Organik edisi ketiga jilid 1. Jakarta: Gelora AksaraPratama Hidajati, Nurul dkk. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik 2. Surabaya : UNESAPRESS Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S., 1991. Pengantar Kromatografi. Penerbit ITB. Bandung. Skoog DA, West DM, Holler FJ. 1996. Fundamentals of Analytical Chemistry. 7th edition. New York : Saunders College Publishing. Hal. 17-25.