You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas dan diuraikan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah,

ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Lapisan ozon merupakan lapisan penting yang dibutuhkan oleh bumi. Lapisan ini ditemukan pertama kalinya pada tahun 1839 oleh ilmuwan Jerman Cristian Friedrich Schonein. Ozon merupakan gas yang diduga terbentuk sejak 3000 juta tahun lalu di lapisan stratosfer. Lapisan stratosfer di atmosfer berada pada ketinggian 18-60 km, diyakini merupakan lapisan yang banyak mengandung gas ozon yang mudah menyerap radiasi ultraviolet (UV) dari matahari. Konsentrasi ozon di lapisan ini mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet matahari terhadap molekul-molekul oksigen. Peristiwa ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran molekulmolekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon relatif stabil. Kegunaan lapisan ozon adalah mampu menyerap radiasi ultraviolet yang dipancarkan matahari sehingga menyebabkan pemanasan lapisan atmosfer secara keseluruhan. Akibatnya pemanasan ini menyebabkan suhu atmosfer menjadi naik kembali dan menyebabkan inversi suhu antara lapisan troposfer dan lapisan stratosfer. Selain itu, dengan kemampuan menyerap radiasi ultraviolet yang besar tersebut, juga akan banyak mengurangi radiasi ultraviolet (UV) yang sampai ke permukaan bumi (Tsai, 2005). Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia, merusak tanaman pangan tertentu, mempengaruhi plankton yang akan berakibat

pada rantai makanan di laut dan meningkatnya karbondioksida akibat berkurangnya tanaman dan plankton. Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer membantu terjadinya kabut campur asap yang berkaitan dengan iritasi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi mereka yang menderita masalah kardiopulmoner. Para ilmuan sangat khawatir ketika mereka menemukan bahwa bahan kimia Chloro Fluoro Carbon (CFC) yang biasa digunakan sebagai media pendingin dan gas pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadap lapisan ini. Bila dilepas ke atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar Matahari yang menyebabkan klorin dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul ozon. Setiap satu molekul CFC mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon (Corberan et.al, 2007). Gambar 1.1 menunjukkan lubang ozon yang diakibatkan dari penipisan lapisan ozon.

Gambar 1.1 Lubang Ozon (Sumber : Borneo, 2010)

Di era globalisasi ini perkembangan teknologi semakin cepat. Hal ini ditunjukkan dari semakin banyaknya alat-alat elektronik dan peralatan yang canggih yang mampu bekerja cepat dan mempermudah aktivitas manusia. Alat-alat

elektronik tersebut seperti lemari es dan Air Conditioner (AC). Disadari atau tidak peralatan dan elektronik tersebut mempengaruhi lapisan ozon karena elektronik tersebut memiliki komponen refrigerant sintetis seperti CFC pada freon, yang mana selama ini banyak dikonsumsi oleh pengguna mesin pendingin pada produk elektronik (Calm, 2001). Menurut Mariadi (2010), berdasarkan Indonesia Country Programme tahun 2007, di Indonesia penggunaan refrigerant dan AC menempati urutan kedua setelah penggunaan foam yaitu sebesar 2818 Militon per tahun (MT/Tahun). Gambar 1.2 menunjukkan jenis bahan perusak ozon (BPO) yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Gambar 1.2 Jenis Bahan Perusak Ozon (Sumber : Mariadi, 2010)

Pemakaian jenis refrigerant sintetis seperti freon ini sudah dilarang oleh masyarakat dunia melalui suatu keputusan yang tertuang dalam Konvensi Wina dan Protokol Montreal tahun 1987 (Tsai, 2005). Protocol Montreal merupakan bentuk regulasi dunia yang melakukan pelarangan keras penggunakan freon. Namun banyak faktor baik secara teknis maupun non teknis yang menyebabkan sulitnya regulasi ini dilaksanakan. Menggunakan produk non CFC merupakan cara yang efisien dan efektif untuk mencegah terjadinya penipisan lapisan ozon.

Indonesia ikut mendukung regulasi melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 46 tahun 2005 tentang amandemen montreal atas peraturan montreal tentang bahanbahan perusak ozon. Dan Program Penghematan Energi yang dicanangkan Pemerintah melalui Instruksi Presiden Nomor 02 Tahun 2008, Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 33/M-IND/PER/4/2007 Tentang Larangan Memproduksi Bahan Perusak Lapisan Ozon serta Memproduksi Barang yang menggunakan Bahan Perusak Lapisan Ozon. Pertamina sebagai perusahaan yang peduli terhadap lingkungan telah menghasilkan produk MUSICOOL sebagai pengganti refrigerant sintetis yaitu freon. Disamping ramah lingkungan, produk ini tidak beracun dan yang lebih penting lagi bahwa produk ini dapat menghemat energi hingga 40% (Kholilurrahman, 2006). Tabel 1.1 menunjukkan MUSICOOL refrigerant range produk.
Tabel 1.1 MUSICOOL Refrigerant Range

PRODUCT MC-12 MC-22 MC-134

TYPE Blend R290 Blend

BOILING POINT (oC) -31 -42 -32

TEMPERATURE APPLICATION RANGE High, Medium High, Medium, Low High, Medium

REPLACES R112 R22* R-134a Need special compressor design for R-600a

MC-600

R600a

-21

High, Medium

(Sumber : Hilman, 2003)

Dengan menggunakan hidrokarbon seperti MUSICOOL juga mampu meningkatkan kemampuan ekspansi dari mesin penggerak (Richardson and Butterworth,

1994). MUSICOOL memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan menggunakan freon. Keunggulan MUSICOOL dapat dilihat dari aspek energi, polusi, panas yang dihasilkan serta kelebihan lainnya. Keunggulan tersebut dapat di analisa dalam life cycle analysis. Meskipun produk ini sudah diluncurkan sekitar tahun 2005 namun target permintaan yang diramalkan oleh perusahaan sampai sekarang belum tercapai. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan langsung oleh peneliti ke PT.PERTAMINA RU III selaku produser produk ini, faktor yang menyebabkan belum tercapainya target dikarenakan sulitnya pendistribusian dan pemasaran ke beberapa kota yang jauh dari jangkauan. Menurut Philip Kotler (2002), produsen yang akan meluncurkan produk barunya harus mampu mengetahui segmentasi pasar dan pola perilaku calon konsumennya. Namun karena produk ini merupakan green product maka pemasaran yang dilakukan tidaklah sama dengan saat meluncurkan produk pada umumnya. Untuk green product, pemasar harus mampu menyeimbangkan gap antara pengetahuan dan perilaku dari konsumen sehingga bisa meningkatkan willingness to pay (kemampuan membeli produk) dari konsumen (Gupta dan Ogden, 2006). Maka dari itu perlu dilakukan riset pasar terhadap perilaku konsumen di masing-masing region pemasaran. Selain itu menurut manajer penjualan GASDOM dari PT.PERTAMINA UPMS V Surabaya, bahwa banyak bengkel yang masih belum menguasai pemasangan MUSICOOL. Oleh karena itu dibutuhkan riset pasar juga terhadap perilaku dari distributor. Dalam hal ini distributor yaitu agen, bengkel, dan teknisi. Seperti terlihat pada Gambar 1.3, rantai distribusi antara produsen, distributor dan konsumen seharusnya berjalan sinergis dengan demikian strategi bauran pemasaran dapat bekerja secara optimal (Kotler dan Koller, 2007).

Gambar 1.3 Strategi Bauran Pemasaran (Sumber : Kotler dan Koller, 2007)

1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian tugas akhir ini adalah Bagaimana merumuskan strategi pemasaran yang efektif bagi produk MUSICOOL berdasarkan analisa perilaku konsumen dan distributor. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu : o Merumuskan strategi pemasaran yang tepat untuk mendorong pemasaran MUSICOOL dan mengukur seberapa besar strategi yang dikembangkan mempengaruhi perilaku konsumen dan distributor dengan menganalisa situasi dan kondisi yang telah dilakukan saat ini dari sisi produsen, distributor dan konsumen dalam upaya pemasaran MUSICOOL dan menganalisa faktorfaktor pendukung dan penghambat pemakaian MUSICOOL oleh distributor dan konsumen

1.4 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup yang dimaksud adalah batasan dan asumsi digunakan selama penelitian. Hal-hal yang akan menjadi batasan dalam penelitian ini antara lain : Konsumen yang di survey dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat pengetahuan konsumen yaitu tahu pakai (TP), tahu tidak pakai (TTP), tidak tahu tidak pakai (TT) Pengamatan pada produsen dilakukan di PT. PERTAMINA RU III Plaju-Palembang, sedangkan pengamatan pada konsumen dan distributor dilakukan hanya di Surabaya Pesaing produk MUSICOOL ini produk Freon Sedangkan asumsi yang digunakan yaitu : o Tidak ada perubahan kebijakan selama masa studi 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang didapatkan pada penelitian ini bagi peneliti antara lain : 1. Mampu mengetahui karakteristik konsumen Surabaya tentang produk ramah lingkungan, khususnya MUSICOOL 2. Mampu mengetahui probabilititas perubahan pola perilaku konsumen setelah mendapatkan informasi mengenai produk 3. Mampu membuat strategi pemasaran sesuai dengan permasalahan yang ada berdasarkan keinginan produsen, distributor dan konsumen 4. Ikut mendukung proses mengurangi efek rumah kaca/ Global warming 5. Secara tidak langsung ikut mensosialisasikan sustainaibility kepada masyarakat 6. Mengaplikasikan ilmu dalam permasalahan seharihari

Sedangkan manfaat yang diperoleh oleh perusahaan yaitu: 1. Mendapatkan tambahan referensi mengenai perilaku konsumen dan distributor di Surabaya 2. Mendapatkan referensi strategi atau kebijakan yang sebaiknya dilakukan untuk mengenalkan produk MUSICOOL kepada masyarakat dari sisi akademis

You might also like