Professional Documents
Culture Documents
DEFENISI
Tukak adalah suatu borok/defek menganga pada mukosa saluran cerna dimana sel epitel kontak dgn bahan iritan / agresif (asam & pepsin), bisa meluas sampai muscularis mukosa atau lebih, bersifat akut yang dapat sembuh tanpa kambuh kemudian dapat kambuh / relaps. Erosi = superficial ulcer.
PATOGENESE
Schwarst 1910 : No Acid No Ulcer Sel parietal (oxyntic) mengeluarkan asam lambung HCl. Sel peptik (zymogen) mengeluarkan pepsinogen oleh HCl diubah menjadi pepsin keduanya faktor agresif. pH < 4 / pepsin Konjetzny 1924 : Ulcus does not develop in healthy mucosa. Tukak akibat gangguan keseimbangan faktor agresif (asam lambung dan pepsin) dengan faktor defensif / mukosa barier (mukus, bicarbonat) gangguan integritas mukosa lambung. Shay and Sun Balance theory 1974 :agresif (asam dan pepsin) dengan defensif ( bikarbonat, mucus, aliran darah, PG ) Warren & Marshall 1983 ( Perth ,Australia ) : No HP No Ulcer
Lambung, duodenum atau bagian lain yang berhubungan dengan asam pepsin ( GERD / esofagus, mecke divertikel / jejenum distal)
Fungsi lambung : (mixing, grinding, emptying), duodeni, mixing jejenum / ileum (absorpsi)
INSIDENSI :
COSMOPOLITAN semua strata > (expose, makanan, hormonal, iritasi makanan/obat) USA 10% pernah tukak peptik selama hidupnya Inggris 6-12% usia 55 thn pernah tukak peptik Jepang TL > TD, Endoskopi TD = TL, otopsi TL = TD India TD ? TL
Ulcer
4. Ulcerogenic (obat 5 FU, obat osteoporosis, sigaret, emosional, gempa bumi/perang COPD, sirosis, GGK)
Defensif
Inflammation
Tukak Lambung : 70-80% H.Pylori,20-25% NSAIDs, 5% SZE Tukak Duodeni : 90 % H. Pylori, 5% NSAIDs, 5% SZE Crohns Duodenal Crohns + lain-lain (alkohol ?)
a b
No ulcer
ulcer
Mucosal defensive factors Mucosal resistance Mucus Local mucosal blood flow Duodenal Brake
Aggressive factors HCL and pepsin secretion vagal phase ( cephalic nervous ) antral phase ( hormonal ) cephalic humoral phase ( adrenal ) Parietal cell mass mucosal trauma
Epitel
Epithelial
1. Pre epithelial mechanism - mukus / glicoprotein, bicarbonat,PG, sirkulasi 2. Epithelial mechanism ( apical cell tight junctional complexes / barrier, limit difusion of acid to mucosa )
Gagal ! migrasi sel normal dari bagian leher untuk menutup kebocoran mukosal EGF + FGF ( epidermal, fibroblas growth factor)
3. Post epithelial mechanism mucus + bicarbonat + alkaline tide menuju permukaan epitel regenerasi dari sel
2. Helicobacter pylori
Mechanism of Gastric Mucosal Injuries by H. Pylori Infection
Mucus
NH3 Cytotoxin
IL-8
NAP
O2 O2
urease
urea
MPO
Mononuclear cell
H2O2 HOCl NH3 NH2Cl
DNA damage
Neutrophil Microcirculation
HP
- Pan gastritis / hipoklorhidri T. lambung (Atrophy+ Intestinal Metaplasia) - Antral gastritis / hiperklorhidri T. Duodeni
a. penyerapan oleh sel pH netral ionisasi dd sel permeabel difusi balik H+ rusak sel mukosa lambung b. inhibisi Cox PG mukosa lambung sintesa / skresi mukus bikarbonat , mikrosirkulasi ,proliferasi sel epitel rusak 3.2. Sistemik : NSAIDs mikrovaskuler PG , leukotrin , sel mast, makrofag sitokin TNF
(-)
Asam arachidonic
Cox 1 (-)
Glucocorticoids (-) Endotoksin (-) Sitotoksin (-) Mitogenese Cox 2 (-) Selektif Cox 2 Inhibitor Celecoxib, Rofecoxib, Melloxicam, Nimesolida
NSAIDs
GAMBARAN KLINIS
25 % ringan, 50% sedang dengan terapi bisa kerja, 25 % berat dengan komplikasi DISPEPSIA Sakit Ulu Hati, mual, kembung, muntah, anoreksia, rasa tidak enak ulu hati, sendawa terapi empiris / predominant simtom. Dispepsia (dismotilitas, refluks, ulcer, unspesifik)
Diagnostik HP :
Invasive / Endoskopi :
Rapid Urease test (RUT), CLO test Histopatologi ( gastritis, HP, atrophy/IM) Kultur, Gold Standard
TERAPI / PENATALAKSANAAN
Tujuan Pengobatan : Mengurangi/menghilangkan keluhan Mencegah kekambuhan/relaps Sembuhkan tukak Mencegah komplikasi TL > TD Lama terapi - TL 6 MG,TD 4
MG,80-90 % Sembuh!
A. Non medikamen gaya hidup (tenang, bergairah, punya hobby / kerja, tidak kaku dalam pergaulan, stress dengan wajar), diet seimbang, cabe merangsang ?, intoleransi makanan, rokok (pjk, ppom, skresi bikarbonat, asam bulbus duadeni, refluks duedeno gaster, kesembuhan terlambat. Alkohol, asam, cocacola, bir, kopi, ulserogenik) Medikamenrawat jalan kalau perlu rawat inap (kesembuhan , jam istirahat , refluks , stress , asam lambung , anagetika )
B.
C.
K/P Operasi ()
MEDIKAMEN
ANTASID (Al(OH)3 & Mg(OH)2 netralisasi asam,dosis cair 3 - 5 kali CI-II, tab 3-5 ) netralizing asam ES : diare , interaksi obat (digoksin, salisilat, INH) Sitoprotektif : Kolloidal Bismuth lapisan dengan protein dasar tukak ES : Tinja hitam, mual, dosis 2 x 2 tab Sukralfat anion sukralfat berikatan dengan kutub positif molekul protein lapisan penyangga dosis 4 x 1 tab / 3 x C, tidak mempengaruhi asam lambung ES konstipasi & mual Prostaglandin kurangi skresi asam ?: gastrin ,mukus , bikarbonat , aliran darah, mukosa , regenerasi epitel dosis 4 x200 / 2x400 ug ES : diare , kontraksi uterus
Penekan Asam /Acid suppresion ARH2 (Antagonis reseptor H2 ) Mekanisme kerja : memblokir histamin (H2 ) sel parital HCL / Canaliculi N. vagus
Dosis:
-
Simetidin : 2x 400 / 1 X 800 malam Ranitidin : 2X150 / 1X300 malam Famotidin : 2X 20 / 1X40 malam Maintenance : S 400 , R 150 , F 20
H+
Histamin / H2 Gastrin
PPI (Protein pump inhibitor ) : memblokir KH ATP ASE, menghasilkan energi untuk mengeluarkan HCL dari canaliculi masuk lumen lambung - Omeprazole, Lansoprazole, Pantoprazole, Rabeprazole, Esomesoprazole
REGIME
Empiris
PPI + Clarytromycin 500 mg + amoxi 1000 mg 2 x sehari dalam 1 minggu (clarythromycin = metronidazole healing ulcer + eradikasi HP> 90 % (ITT dan PP) Triple terapi dalam 5 hari
ESSAI
Indikasi : Operasi
operasi
3. Tukak dengan keganasan 4. Tukak stomal tidak respon dengan ARH2 / PPI
KOMPLIKASI TUKAK
1. Perdarahan : kejadian 15-20% spontan berhenti 80% masa kini psca (obat ) LIG.Treitz- A. Gastrika , pancreatoduodenal fresh blood baru, coffe ground lama Kematian resiko - umur lanjut, atheroma, peny. Kronik, tukak kronik, pembuluh darah kaku atau fixed Ggn hemodinamik : tensi <100, nadi >100, Hb<10, Ht < 30 transfusi Ht > 30
Endos : visible vessel endos. terapi/adrenalin 1:1000, polidokanol, elektrokoagulasi, clips, heater probe.
Bila gagal operasi
2. Perforasi ( bocor lambung & usus 12 jari) ini suatu bencana besar ancaman kematian usia lanjut, + 50 % NSAIDs, perokok berat. TD akut, ANT>post TL cav abd peritonitis (nyeri tekan, defans muskulaire) (kecuali manula, steroid, lemah) SI : sakit , syok, SII : merasa enakan (netralising asam oleh cairan perut ), SIII : peritonitis Liver demping (-), foto abd polos / plain abd foto udara dibawah diafragma TERAPI : Dekompresi ( Puasa & Aspirasi Cairan Lambung, Parenteral Feeding IVFD, AB), Kp : operasi 3. Stenosis pilorik / GOO : muntah berat, makanan sebelumnya > 5 jam, maag steifung, succusio splashing, retensi cairan > 250 cc, bb , dehidrasi, gangguan elektrolit / alkalosis, uremia prerenal Terapi : konservatif, dekompresi, ppi dosis tinggi 3 hari operasi by pass Etiologi : TD, Ca antrum, hypertropi pyloric stenosis
Berdasarkan Konsensus Maastricht 2-2000 & International eradikasi dan kesembuhan > 80% hasilnya baik Tukak - NSAID 1. bila mungkin stop NSAID 2. bila tdk mungkin gunakan COX2, refocoxib, celecoxib 3. beri PPI
Maastricht 2 2000 treatment of H. pylori infection First line therapy PPI (RBC) bid +clarithro 500 mg (C) bid + amoxi 1000 mg bid (A) Or metronidazole 500 mg bid (M) for a minimum of 1 week In case of failure
GERD NERD
Defenisi : adanya refluks/refluksan,GD/GDE yang menimbulkan keluhan : heart burn regurgitasasi / terbakar ulu hati / chest pain, parau (laring/faring), perubahan histopalogis esofagus (esofagitis disertai penurunan kualitas hidup, SF 36, PGWB psychological general well being dgn direct & indirect costyang tinggi
Prevalensi : barat > timur tergantung pd defenisi keluhan 2 / hari / minggu atau bulan. Gaya hidup, overweight, kegemukan
Patofisiologi refluks : 2 1 . 3 1. Faktor GE junction transient LES relaksasi ringan hipotensif LES 1 cm, > 1 cm berat hiatus hernia /HHO 2. Faktor esofagus: peristaltik, saliva / netralisasi, luminal clearence epithelial:defence & repair 3. Faktor gastroduodenal: acid pepsin production, refluks duodeno gaster, tripsin, HP dan empedu delayed gastric emptyng
PATOFISIOLOGI :
-
Multifaktorial
patologik refluks terjadi bila refluks duodeno gaster yang sampai ke esofagus merusak mukosa esofagus (asam, pepsin, asam empedu) karena transient LES relaksasi, hipotensif atau kelainan anatomi ( HHO ) ini dibantu oleh terganggunya faktor esofagus luminal Clearence (peristaltik, netralisir saliva ) Normalisasi epitel dengan epitel semua atau diganti dengan metaplasia tissue (Barrets Esofagus)
Atypical symptom
Complication
Extra esophageal : refluks esofagus regurgitated into hypopharyng (atypical) EE GERD (globus, chronic cough, sleep abnormalities / apnea) Treatment of GERD : beneficial approach for difficult asthma Medical/ARS pulmonary fulminant (-), symptom improve (+).
Nathoo, Int J Clin Pract 2001;55:465-9
Satu atau lebih mukosal break panjang kurang dari 5 mm tanpa berhubungan puncaknya
Satu atau lebih mukosal break panjang lebih 5 mm tanpa berhubungan puncaknya Satu atau lebih mukosal break dengan puncaknya berhubungan tapi tidak mengelilingi lumen lebih dari 75 % (circumferential) Mukosal break meliputi lebih 75 % keliling lumen esofagus (circumferential)
B C
DIAGNOSA GERD
Anamnese
-
- tipikal & atipikal (ekstra esofagus) Endoskopi : NERD dan GERD ( LA dan Salvary Miller) Ba Swallow striktura dan HHO pH 34 jam / monitoring Tes Bernstein HCL 0.1 m Manometri esofagus Spintigrafi, Gastroesofageal Tes PPI : -
Pada sentra dengan fasilitas yang kurang penderita disangka GERD tanpa alarm simtom (BB, anemia, hematemesis & melena, disfagia, adinofagia, keluarga dgn Ca esofagus/lambung, umur>40 thn) diberi PPI dosis ganda 1-2 minggu, bila respon 60-75% gejala yang terjadi dianggap tes positif Diagnosa GERD
AR treatme
PPI 2x30 lanzo 8 weeks p<0.006/placebo Ca.bloker / nitrats anti depresant tricyclic, trazodone pain modulation
PPIs
Procinetics motility agents Management of GERD : Esofageal manometry : Life style :
night time reflux
LES,
Pendekatan
H2RAs
Surgery
Endoluminal - careful medical history, empirical trial, anti reflux - detecting major motor disorder - evaluating peristaltic, prepare anti reflux surgery - elevation head of the bed, tidak makan sebelum tidur (3 jam) - avoidance of tight fitting garment tekanan intra abdomen - weight loss, dietary modification - alcohol restriction - elimination of smoking - lemak makan banyak dilatasi lambung - coklat,the,peppermint,kopi,minum bersoda sekresi asam - oral lozenges chewing gums ( salivation)
TERAPI GERD
1. Modifikasi gaya hidup
2. Medikamentosa 3. Terapi Bedah
4. Terapi Endoskopi
Tujuan / Goal :
1. Pengobatan lain
2. Menghilangkan gejala / keluhan 3. Memperbaiki kualitas hidup 4. Mencegah komplikasi
PENATALAKSANAAN GERD
= Gaya hidup Tinggikan posisi kepala saat tidur, hindarkan makan sebelum tidur hentikan merokok / alkohol karena menurunkan tonus LES
Medikamentosa Ada beberapa patogenesa kejadian GERD terpenting adalah pengurangan sekresi asam lambung artinya pemberian PPI
Prokinetik
Antasida - Sukralfat
Konsensus Genval Asia Pacific Strategi Step Down dgn PPI Keuntungan : lebih ekonomis (biaya rendah) Kesembuhan diatas 80% (6 - 8 minggu) dilanjutkan dengan terapi pemeliharaan atau on demand therapy beberapa hari sampai kekambuhan hilang dan diberikan kembali bila kambuh.
Respon :
-
Antasida kurang berkhasiat jangka panjang Prokinetik kurang berkhasiat Sukralfat / Buffer HCL dan mengikat pepsin PPI dosis ganda 2 x dosis standar
KOMPLIKASI : - Barret esofagus / Pre Malignant - Ca Esofagus - Striktura TERAPI BEDAH : 1. Gagal dengan medikamentosa 2. Keganasan 3. Striktura Tehnik Fundiplikasi TERAPI ENDOSKOPI : 1. Energi Radio Frekwensi 2. Pliliasis Gastric Endoluminal 3. Implantasi endoskopik