You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG Sejarah perkembangan tektonik indonesia yang merupakan bagian dari lempeng mikro sunda diawali dengan pemisahan benua raksasa Gondwana yang berada di belahan bumi selatan yang dilanjutkan dengan pergeseran-pergeseran pada akhir jura 126 juta tahun lalu. Selanjutnya pada akhir kapur 65 juta lalu mulai terlihat bentuk lepeng mikro sunda yang merupakan gabungan dari sumatra, semenanjung malaka, sebagian besar kalimantan dan sebagian jawa. Lempeng mikro sunda ini sejak awal merupakan bagian dari benua asia. Indonesia dikenal sebagai wilayah yang mempunyai tatanan geologi yang unik dan rumit. Keunikan dan kerumitan kondisi geologi ini sudah banyak diuraikan oleh para peneliti terdahulu dengan berbagai pendekatan konsep tektonik klasik. Konsep tektonik klasik adalah konsep yang berpandangan bahwa terbentuknya geosinklin sampai pegunungan terjadi pada tempat yang tetap (Sudrajat, 1997 ). Namun pada dasarnya konfigurasi tektonik indonesia saat ini merupakan reperenstasi dari hasil pertemuan konvergen tiga lempeng sejak zaman Neogen. Pulau-pulau di Nusatenggara sering disebut sebagai kepuluan sunda kecil. Evolusi setiap pulau di Nusatenggara cukup komplek dan sering menjadi perdebatan para ahli geologi, ada yang berpendapat bahwa sumba berasal dari sundaland dan yang lain berpendapat sumba berasal dari Australia. Pulau-pulau di Nusatenggara harus dibedakanantara pulau-pulau oseanik dan pulau-pulau kontinental. Pulau-pulau oseanik merupakan pulau-pulau yang mucul dari kerak samudra yang terisolasi dari kerak kontinen sebagai hasilsubduksi oseani ke oseanik.

RUMUSAN MASALAH 1. Kondisi Geologi dan Morfologi Nusatenggara Timur 2. Proses pembentukan Tektonik Nusatenggara Timur 3. Patahan dan Sesar Nusatenggara Timur 4. Gunung-gunung yang berada pada Nusatenggara Timur TUJUAN Tujuan penulisan ini dilakukan untuk mengetahui proses pembentukan tektonik Nusatenggara Timur dan juga untuk mengetahui sesar sesar yang berada pada kepulauntersebut. Juga untuk mengetahui seluruh kondisi tektonik Nusatenggara Timur BAB II

PEMBAHASAN KONDISI GEOLOGI Nusa tenggara berada diantara bagian timur pulau Jawa dan kepulauan Banda tediridari pulau-pulalu kecil dan lembah sungai. Secara fisik, dibagian utara berbatasan dengan pulau Jawa, bagian timur dibatasi oleh kepulauan Banda, bagian utara dibatasi oleh laut Flores dan bagian selatan dibatasi oleh Samudra Hindia. Secara geologi nusa tenggara berada pada busur Banda. Rangkaian pulau ini dibentuk oleh pegunungan vulkanik muda. Pada teori lempeng tektonik, deretan pegunungan di nusa tenggara dibangun tepat di zona subduksi indo-australia pada kerak samudra dan dapat di interpretasikan kedalaman magmanya kira-kira mencapai 165-200 km sesuai dengan peta tektonik Hamilton (1979). Lempeng tektonik kepulauan Indonesia terletak di penggabungan tiga lempeng utama diantaranya lempeng indo-australia, Eurasia dan pasifik. Interaksi dari ke tiga lempeng tersebut menimbulkan kompleks tektonik khususnya di perbatasan lempeng yang terletak ditimur Indonesia. Sebagian besar busur dari kepulauan Nusa Tenggara dibentuk oleh zona subduksi dari lempeng Indo-australia yang berada tepat dibawah busur Sunda-Banda selama diatas kurun waktu tertier yang mana subduksi ini dibentuk didalam busur volkanik kepulauan Nusa Tenggara. Bagaimanapun juga ada perbedaan-perbedaan hubungan dari anlisis kimia diantara batuan volkanik pada kepulauan Nusa Tenggara. Busur volkanik pada bagian timur wilayah sunda secara langsung dibatasi oleh kerak samudra yang keduanya memilikikara kteristik kimia yang membedakanya dari lava pada bagian barat busur Nusa Tenggara. Menurut Hamilton dibagian barat barisan pegunungan Nusa Tenggara dibentuk pada massaSenozoic. Batuaan Volkanik didalam busur Banda dari kepulauan Nusa Tenggara yangdiketahui lebih tua dari batuan pada awal miocene, ditemukan pada kedalaman 150 km dibawah zona gempa. Wilayah seismic di Jawa terbentang pada kedalaman maksimal 600 km ini merupakan indikasi dari subduksi dari sub-ocean lithosfer milik lempeng Australia yang terletak dibawah busur Banda. Pada awal pleistosen di seberang Timor menunjukkan adanya tabrakan dari Timor dengan Alor dan Wetar, setelah semua lautan dimusnahkan oleh zona subduksi. Ukuran dari deretan kepulauan volkanik perlahan-lahan akan semakin kecil dari timur pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa , Flores, Wetar sampai ke Banda. Penurunan ini sangat terlihat nyata pada bagian timur Wetar, kemungkinan ini karena pantulan jumlah subduksi dari kerak samudra, Yang secara tidak langsung gerakannya berupa dip-slip dibagian barat Wetar dan gerakan strike-slip dibagian timurnya. Kemungkinan busur vulkanik dibagian timur wetar lebih muda dan kemungkinan busur volkanik yang asli di bagian timur Wetar

telah disingkirkan oleh pinggiran batas benua Australia. Sesuai dengan teori tektonik lempeng, Nusa Tenggara dapat dibagi menjadi menjadi 4 struktur tektonik yaitu busur belakang yang terletak di laut Flores, busur dalam yang dibentuk oleh kepulauan vulkanik diantaranya Bali, Lombok, Sumbawa, Cmodo, Rinca, Flores, Andora, Solor, Lomblen, Pantar, Alor, Kambing dan Wetar. Busur volkanik luar yang dibentuk oleh kepulauan nonvolkanik diantaranya Dana, Raijua, Sawu, Roti, Semau dan Timor, dan dibagian depan busur dibagi kedalam dua bagian yaitu inner arc (busur dalam) dan outer arc (busur luar) dan bagian dalam ialah lembah yang dalam diantaranya lembah (basin) Lombok dan Sawu. Nusa Tenggara Bagian Timur Bagian timur Nusa Tenggara mulai dari Alor-Kambing-Wetar-Romang, disebut orogene timor dengan pusat undasi di L. Flores. Evolusi orogenik daerah Nusa Tenggara bagian timur ini agak kompleks karena pada masa Mesozoikum muda terjadi penggelombangan yang termasuk sirkum Australia menghasilkan busur dalam dari P. Sumbakearah timur laut dan busur luar melalui P. Sawu ke timur laut, Namun memasuki periodetertier daerah ini mengalami penggelombangan dengan pusat undasi di Laut Flores sebagai bagian dari sitem Pegunungan Sunda. Keganjilan-keganjilan yang nampak seperti posisi pulau sumba di interdeep, garis arah busur luar Rote-Timor ke arah timur laut dan sebagiannya, menurut Van Bemmelen adalah warisan dari evolusi Geologis terdahulu yang tidak dapat dikaitkan dengan sistem penggelombangan masa tersier dari pegunungan Sunda. KONDISI GEOMORFOLOGI Pulau-pulau di Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal, yang merupakan perluasan busur Banda di sebelah barat. Geantiklinal yang membujur dari timursampai pulau-pulau Romang, Wetar, Kambing, Alor, Pantar, Lomblen, Solor, Adonara,Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok dan Bali. Sedangkan dibagian selatan dibentuk oleh pulau-pulau Timor, Roti, Sawu, Raijua dan Dana. Punggungan geantiklinal tersebut bercabang di daerah Sawu. Salah satu cabangnya membentuk sebuah ambang yang turun kelaut melewati Raijua dan Dana, berakhir ke arah punggungan bawah laut di selatan Jawa.Cabang lain merupakan rantai penghubung dengan busur dalam yang melintasi daerah dekat Sunda. Palung Depan Antar pulau Chrismast dan punggungan bawah laut di selatan Jawa terdapat cekungan dalam utama yang membujur arah timur-barat, kedalamannya 7450 m. Palung depan Jawa dari sistem pegunungan Sunda itu membentang ke arah timur. Sampai di Sumba kedalamannya berkurang dan di sebelah selatan Sawu melengkung ke timur laut sejajardengan Timor. Sampai di pulau Roti dipisahkan oleh punggungan (1940 m) terhadap palung Timor. Palung

di selatan Jawa itu di bagian selatan dibatasi oleh pengangkatan dasar laut yang tidak jelas batasnya melalui Pulau Chrismast menuju dasar laut yang dalamnya 3000-4000 m. bagian timur palung Timor ini dibatasi oleh dangkalan Australia atau dangkalan Sahul. PROSES PEMBENTUKAN TEKTONIK NUSA TENGGARA TIMUR Proses pembentukan Nusa Tenggara Timur tidak terlepas dari proses pembentukan tektonik indonesia secara keseluruhan. Pada 40 juta tahun yang lalu, Sulawesi, Halmahera,dan pulau pulau lainya di indonesia bagian timur belum terlihat bentuknya, juga bagian utaradari Kalimantan belum muncul.Pada 30 juta tahun yang lalu, lengan utara sulawesi ulai terbentuk bersamaan dengan jalur oviolit jamboles. Sedangkan jalur ofiolit sulawesi timur masih berada dibelahan bumiselatan.Pada 20 juta tahun yang lalu kontinen-kontien mikro bertumbukan dengan jalurofiolit sulawesi timur, dan laut maluku membentuk sebagai bagian dari laut filipina. Laut cina selatan mulai membuka dan jalur tunjaman di utara serawak-sabah mulai aktif. Selnjutnya Australia dan papua bergerak mendorong ke arah utara sehingga kalimantan dan pulau-pulau di indonesia timur berotasi berlawanan arah dengan gerak jarum jam. Pada 10 juta tahun yang lalu, benua mikro ukang besi Buton bertumbukan dengan jalur ofiolit sulawesi tenggara, tunjaman ganda terjadi dikawasan laut maluku, dan laut serawak terbentuk di utara kalimantan. Sulawesi terbentuk yang merupakan gabungan darisetidaknya tiga unsur dari lokasi berbeda. Kemudian di ikuti dengan terbentuknya pulau-pulau di daerah laut banda dan halmahera. Kalimantan menjadi utuh dengan menyatunya bagian utara yang berasal dari unsur di utaranya. Demikian juga papua posisinya sudah lebihdekat ke indonesia.Pada 5 juta tahun yang lalu, benua mikro banggai-sula bertumbukan dengan jaalurofiolit sulawesi timur, dan mulai aktif tunjangan miring di antara papua nugini. Sulawesiyang merupakan pulau besar termuda di indonesia, ternentuk menjadi sempurna sepertisekarang sejak lima juta tahun yang lalu. Kepulauan Nusatenggara terletak pada dua jalur geantiklin yang merupakan sambungan dari bagian barat Busur Sunda-Banda. Busur terdiri dari pulau-pulau : Romang,Wetar, Kambing, Alor, Pantar, Lomblen, Solor,Adonara, Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa,Lombok dan Bali. Sedangkan Busur geantiklin dimulai dari timur ke barat sebelah selatanterdiri dari :Timor, Semau Roti, Sawu, Raijua dan Dana.Pematang Geantiklin tersebut bercabang dua di daerah Sawu, satu cabang masuk kearah barat menyeberangi P.Raijua danP. Dana terus ke Pematang submarin pada palung Jawa Selatan, cabang lainnya bersambung dengan busur Sunda-Banda melalui P. Sumba. Pada umumnya struktur didaerah penyelidikan sesar mendatar yang berarah barat timur, meskipun ada yang berarah timurlaut-baratdaya.

Gambar.2. peta Nusa Tenggara Timur Proses geodinamika global (More et al, 1980), selanjutnya berperan dalam membentuk tatanan tepian pulau-pulau Nusantara tipe konvergen aktif (Indonesia maritimecontinental active margin), di mana bagian luar Nusantara merupakan perwujudan dari zonapenunjaman (subduksi) dan atau tumbukan (kolisi) terhadap bagian dalam Nusantara, yangakhirnya membentuk fisiografi perairan Indonesia.

PATAHAN DAN SESAR NUSA TENGGARA TIMUR Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara timur dan sekitarnya merupakan bagian darikerangka sistem tektonik Indonesia. Daerah ini termasuk dalam jalur pegunungan Mediteranian dan berada pada zona pertemuan lempeng. Pertemuan kedua lempeng inibersifat konvergen, di mana keduanya bertumbukan dan salah satunya, yaitu lempeng Indo-Australia, menyusup ke bawah lempeng Eurasia. Batas pertemuan lempeng ini ditandai dengan adanya palung lautan (oceanic trough), terbukti dengan ditemukannya palung disebelah selatan Pulau Timor yang dikenal sebagai Timor through. Pergerakan lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia mengakibatkan daerah Kepulauan Alor sebagai salah satu daerah yang memiliki tingkat kegempaan yang cukup tinggi di Indonesia berkaitan dengan aktivitas benturan lempeng (plate collision). Pergerakan lempeng ini menimbulkan struktur-struktur tektonik yang merupakan ciricirisistem subduksi, yaitu Benioff Zone, palung laut, punggung busur luar (outer arc ridge), cekungan busur luar (outer arc basin), dan busur pegunungan (volcanic arc). Selain kerawanan seismik akibat aktivitas benturan lempeng, kawasan Alor juga sangat rawan karena adanya sebuah struktur tektonik sesar naik belakang busur kepulauanyang populer dikenal sebagai back arc thrust. Struktur ini terbentuk akibat tunjaman balik lempeng Eurasia terhadap lempeng Samudra Indo-Australia. Fenomena tumbukan busurbenua (arccontinent collision) diduga sebagai pengendali mekanisme deformasi sesar naik ini.Back arc thrust membujur di Laut Flores sejajar dengan busur Kepulauan Bali danNusa Tenggara dalam bentuk segmen-segmen, terdapat segmen utama maupun segmenminor. Fenomena sesar naik belakang busur kepulauan ini sangat menarik untuk diteliti dandikaji mengingat sangat aktifnya dalam membangkitkan gempa- gempa tektonik di kawasantersebut.Sesar ini sudah terbukti nyata beberapa kali menjadi penyebab gempa mematikankarena ciri gempanya yang dangkal dengan magnitude besar. Berdasarkan data, sebagianbesar gempa terasa hingga gempa merusak yang mengguncang Bali, Nusa Tenggara Barat,dan NTT disebabkan oleh aktivitas back arc thrust ini, dan hanya sebagian kecil sajadisebabkan oleh aktivitas penyusupan lempeng.Sesar segmen barat dikenal sebagai Sesar Naik Flores (Flores Thrust) yangmembujur dari timur laut Bali sampai dengan utara Flores. Flores Thrust dikenal sebagaigenerator gempa- gempa merusak yang akan terus-menerus mengancam untuk mengguncangbusur kepulauan.Sesar ini menjadi sangat populer ketika pada tanggal 12 Desember 1992menyebabkan gempa Flores yang diikuti gelombang pasang tsunami yang menewaskan 2.100orang. Sesar ini juga diduga sebagai biang terjadinya gempa besar di Bali yang menewaskan1.500 orang pada tanggal 21 Januari 1917.Sesar segmentasi timur dikenal

sebagai Sesar Naik Wetar (Wetar Thrust) yangmembujur dari utara Pulau Alor hingga Pulau Romang (Gambar 2). Struktur ini pun tak kalahberbahaya dari Flores Thrust dalam "memproduksi" gempa- gempa besar dan merusak dikawasan NTT, khususnya Alor. Sebagai contoh bencana gempa bumi produk Wetar Thrustadalah gempa Alor yang terjadi 18 April 1898 dan gempa Alor, 4 Juli 1991, yangmenewaskan ratusan orang. Berdasarkan tinjauan aspek seismisitas dan tektonik tersebut, dapat disimpulkanbahwa tingginya aktivitas seismik daerah Kepulauan Alor disebabkan kawasan kepulauan inidiapit oleh dua generator sumber gempa, yaitu dari arah selatan Alor, berupa desakanlempeng IndoAustralia, dan di sebelah gempa utara Alor Alor, yang terdapat terjadi sesar 12 aktif busur belakang besar

(WetarThrust).Adapun

November

2004

kemungkinandisebabkan oleh aktivitas Wetar Thrust. Di samping karena episenternya yang memangberdekatan dengan Wetar Thrust, gempa tersebut juga memiliki kedalaman normal (dangkal).Gempa dangkal adalah salah satu ciri utama gempa akibat aktivitas sesar aktif.Faktor pendukung lain adalah hasil analisis solusi bidang sesar yang menunjukkan sesar naik (thrust fault), yang juga merupakan ciri mekanisme gempa back arc thrust.Gambaran seismisitas dan kerangka tektonik di atas kiranya cukup memberikan gambaranyang menyeluruh bahwa Kepulauan Alor dan sekitarnya sangat rawan terhadap bencanakebumian, seperti gempa bumi dan tsunami.Bagi masyarakat Alor, kondisi alam yang kurang "bersahabat" ini adalah sesuatuyang harus diterima sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, semua itu adalah risiko yangharus dihadapi sebagai penduduk yang tinggal dan menumpang di batas pertemuan lempengtektonik. GUNUNG-GUNUNG YANG BERADA PADA NUSATENGGARA TIMUR Salah satu sifat gunung yang paling signifikan adalah kemunculannya pada titik pertemuan lempengan-lempengan bumi, yang saling menekan saat saling mendekat, dangunung ini "mengikat" lempengan-lempengan tersebut.Dengan sifat tersebut,pegunungandapat

disamakan seperti paku yang menyatukan kayu.Selain itu, tekanan pegunungan padakerak bumi ternyata mencegah pengaruh aktivitas magma di pusat bumi agar tidak mencapaipermukaan bumi, sehingga mencegah magma menghancurkan kerak bumi.NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri atas tiga pulau besar yakniFlores, Sumba dan sebagian Pulau Timor serta pulau-pulau lain yang lebih kecil sepertiKomodo, Kepulauan Alor dan Solor, Roti, Sabu, dll. Wilayah ini merupakan wilayahvulkanis memiliki alam yang berbukit- bukit dengan iklimnya yang kering. Di Provinsi NTTterdapat 20 gunung api aktif yang tersebar di pulau Flores,Lomblen, adonara, komba, pantar yaitu: a. GUNUNG WAI SANO

b. GUNUNG RANAKAH c. GUNUNG INIERIE d. GUNUNG INIELIKA e. GUNUNG IYA f. SUKARIA CALDERA g. GUNUNG KELIMUTU h. GUNUNG EGON i. GUNUNG ILIMUDA j. GUNUNG LEWOTOBI k. GUNUNG LEROBOLENG l. GUNUNG RIANG KOTANG m. GUNUNG PALUWEH n. GUNUNG ILIBOLENG o. GUNUNG ILILABALEKAN p. GUNUNG LEWOTOLO q. GUNUNG ILIWERUNG r. GUNUNG BATU TARAGUNUNG SIRUNG s. GUNUNG POCO LEOK SUBREGION

BAB III KESIMPULAN

Nusa tenggara berada diantara bagian timur pulau Jawa dan kepulauan Banda tediridari pulau-pulalu kecil dan lembah sungai. Secara fisik, dibagian utara berbatasan denganpulau Jawa, bagian timur dibatasi oleh kepulauan Banda, bagian utara dibatasi oleh lautFlores dan bagian selatan dibatasi oleh Samudra Hindia. Secara geologi nusa tenggara beradapada busur BandaNusa Tenggara dapat dibagi menjadi menjadi 4 struktur tektonik yaitu busurbelakang yang terletak di laut Flores, busur dalam yang dibentuk oleh kepulauan vulkanik diantaranya Bali, Lombok, Sumbawa, Cmodo, Rinca, Flores, Andora, Solor, Lomblen,Pantar, Alor, Kambing dan Wetar. Busur volkanik luar yang dibentuk oleh kepulauan non-volkanik diantaranya Dana, Raijua, Sawu, Roti, Semau dan Timor, dan dibagian depan busurdibagi kedalam dua bagian yaitu inner arc (busur dalam) dan outer arc (busur luar) danbagian dalam ialah lembah yang dalam diantaranya lembah (basin) Lombok dan Sawu.Kepulauan Nusatenggara terletak pada dua jalur geantiklin yang merupakansambungan dari bagian barat Busur Sunda-Banda. Busur terdiridari pulau-pulau : Romang,Wetar, Kambing, Alor, Pantar, Lomblen, Solor,Adonara, Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa,Lombok dan Bali. Sedangkan Busur geantiklin dimulai dari timur ke barat sebelah selatanterdiri dari :Timor, Semau Roti, Sawu, Raijua dan Dana.Pematang Geantiklin tersebutbercabang dua di daerah Sawu, satu cabang masuk kearah barat menyeberangi P.Raijua danP. Dana terus ke Pematang submarin pada palung Jawa Selatan, cabang lainnya bersambungdengan busur Sunda-Banda melalui P. Sumba. Pada umumnya struktur didaerah penyelidikansesar mendatar yang berarah barat timur, meskipun ada yang berarah timurlaut-baratdaya.Daerah Nusa Tenggara termasuk dalam jalur pegunungan Mediteranian dan beradapada zona pertemuan lempeng. Pertemuan kedua lempeng ini bersifat konvergen, di manakeduanya bertumbukan dan salah satunya, yaitu lempeng Indo-Australia, menyusup ke bawahlempeng Eurasia. Batas pertemuan lempeng ini ditandai dengan adanya palung lautan(oceanic trough).

You might also like