You are on page 1of 4

NAMA ANGGOTA Muhammad Rizki Ardiansyah Tri Adi Saputro Nurrokhman Muhammad Maadani 1208010008 1208010030 1208010044 12080100embuh

Mengutip skripsi dari Dewi Puspitasari (0308010097) dengan judul ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF ZAT WARNA RODAMIN B PADA PERMEN BERWARNA MERAH DENGAN SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL.

Prosuder Kerja 1. Analisis Kualitatif a. Pembuatan larutan HCl 5% Dari larutan stock HCl 37% diambil 13,51 ml kemudian dimasukkan kedalam labu takar 100 ml dan diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas. b. Pembuatan larutan ammonia 12% Dari larutan stock ammonia 25% diambil sebanyak 48 ml kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan dengan akuades sampai tanda batas. c. Pembuatan NaOH 10 % Ditimbang sebanyak 10 gram NaOH kemudian dimasukkan kedalam labu takar 100 ml kemudian dilarutkan ke akuades sampai tanda batas. d. Isolasi zat warna Sampel permen diserbuk haluskan didalam mortar kemudian ditimbang sebanyak 75 gram setelah itu dilarutkan dalam akuades 10 ml dan ditambahkan asam klorida 5 % sebanyak 2,5 ml kemudian diekstraksi 3 kali, tiap ekstraksi ditambahkan isoamil alcohol sebanyak 5 ml. Lapisan isoamil alcohol dikumpulkan dan dipisahkan untuk penelitian selanjutnya. e. Identifikasi dengan reaksi warna Larutan hasil isolasi zat warna diambil masing-masing sebanyak 1 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian masing0masing ditambahkan pereaksi asam sulfat pekat, asam klorida pekat, natrium hidroksida 10% dan ammonia 12 %, perubahan warna yang terjadi diamati dan dibandingkan dengan zat warna pembanding.

2. Analisis Kuantitatif a. Pembuatan larutan baku rodamin B

Baku rodamin B ditimbang 100 mg kemudian dilarutkan dalam akuades sampai 100 ml sehingga diperoleh konsentrasi 1000 ppm. b. Pembuatan seri kadar Dari pembuatan larutan baku rodamin B diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 ppm kemudian diambil sebanyak 1 ml dimasukkan dalam labu ukur 100 ml sehingga diperoleh konsentrasi 10 ppm. Dari konsentrasi 10 ppm diambil 0,5;1,0;1,5;2,0;dan 2,5 ml menggunakan pipet volume kemudian diencerkan dalam labu ukur 10 ml sehingga diperoleh konsentrasi 0,5 ppm:1,0 ppm:1,5 ppm:2.0 ppm:2,5 ppm. c. Penentuan panjang gelombang maksimum Larutan rodamin B dengan konsentrasi 2,0 ppm dibaca absorbansinya pada 400-700 nm, dari percobaan ini akan diperoleh kurva hasil scanning yang menunjukkan maksimum yaitu panjang gelombang dimana rodamin B memberikan absorbansi maksimum. d. Operating Time Larutan baku rodamin B dengan konsentrasi 2,0 ppm dimasukkan kedalam 6 tabung reaksi kemudian dibaca absorbansi pada panjang gelombang maksimal setiap 3, 6, 9, 12, 15, dan 18 menit untuk menentukan operating time. e. Kurva baku Larutan baku rodamin B konsentrasi 1000 ppm diambil sebanyak 1 ml dimasukkan dalam labu ukur 100 ml diadkan sampai tanda dengan akuades sampai tanda tera, sehingga diperoleh konsentrasi 10 ppm. Dari konsentrasi 10 ppm diambil 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5 ml menggunakan pipet volume kemudian diencerkan dalam labu ukur 10 ml sehingga diperoleh konsentrasi 0,5 ppm; 1,0 ppm; 1,5 ppm; 2,0 ppm; 2,5 ppm. Dibaca absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang maksimum. Dari data hasil absorbansi, selanjutnya dibuat kurva standar sehingga diperoleh persamaan garis y=a+bx. Persamaan ini akan menentukan kadar rodamin B dalam permen. f. Penetapan rodamin B dalam sampel

Larutan zat warna hasil isolasi dimasukkan dalam labu takar 10 ml, kemudian dilarutkan dalam isoamil alcohol sampai tanda batas, serapannya ditentukan pada panjang gelombang maksimum rodamin B. g. Recovery Peremen yang sudah dibuat digunakan untuk recovery, permen tanpa zat warna diserbuk haluskan kemudian ditimbang 500 mg sebanyak 3 kali masing-masing ditambahkan dengan standar Rhodamin B dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 5 ppm, 15 ppm, dan 25 ppm sebanyak 5 ml, dimasukkan dalam kemudian ditambahkan HCl 5 % sebanyak 2,5 ml dan diekstraksi 3 kali, tiap ekstraksi ditambahkan isoamil alcohol sebnayak 5 ml. Lapisan isoamil alcohol dimasukkan dalam labu ukur 10 ml dan diencerkan dengan akuades sampai tanda tera kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum Rhodamin B h. LOD dan LOQ Batas deteksi dan batas kuantitasi dihitung secara statistic melalui persamaan regresi linier dari kurva baku. Perhitungan tersebut dilakukan dengan cara mesukkan absorbansi larutan baku. Hasil pengukuran ke dalam persamaan regrsi linier yang diperoleh (Harmita, 2004:130). i. Presisi Larutan baku dengan konsentrasi 2,0 ppm diukur pada panjang gelombang maksimum kemudian diulang sebanyak 5 kali hasil serapan yang diperoleh digunakan untuk menghitung serapan rata-rata, harga standar deviasi (SD) dan ketelitian alat.

You might also like