Professional Documents
Culture Documents
Ke-10 standar auditing yang berlaku umum (GAAS) masih terlalu umum untuk memberikan pedoman yang berarti, sehingga auditor beralih ke SAS, yang diterbitkan ASB sebagai pedoman yang lebih khusus. SAS menginterpretasikan ke-10 standar auditing yang berlaku umum dan merupakan referensi yang paling otoritatif yang tersedia bagi auditor. Pernyataan tersebut memiliki status GAAS dan sering kali disebut sebagai standar auditing atau GAAS, meskipun bukan bagian dari ke- 10 standar auditing yang berlaku umum. Standar auditing yang berlaku umum dan SAS dianggap sebagai literatur otoritatif, dan setiap anggota yang melakukan audit atas laporan keuangan historis diharuskan mengikuti standarstandar ini menurut Code of Professional Conduct AICPA. ASB mengeluarkan pernyataan baru bila timbul permasalahan auditing yang cukup penting hingga layak mendapat interpretasi resmi.
praktisi yang percaya bahwa standar-standar tersebut harus memberikan pedoman yang didefinisikan secara lebih jelas untuk menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan. Spesifisitas semacam itu akan menghilangkan beberapa keputusan audit yang sulit dan menyediakan garis pertahanan bagi KAP yang dituduh melakukan audit yang tidak memadai. Akan tetapi, persyaratan yang sangat spesifik dapat mengubah auditing menjadi pengumpulan bukti yang mekanistis, tanpa pertimbangan profesional. Dari sudut pandang profesi dan pemakai jasa auditing, bahayanya mungkin jauh lebih besar jika pedoman otoritatif didefinisikan terlalu spesifik ketimbang terlalu luas. GAAS dan SAS dipandang oleh para praktisi sebagai standar minimum kinerja, dan bukan sebagai standar maksimum atau yang ideal. Pada saat yang sama, keberadaan standar auditing tidak berarti bahwa auditor harus selalu mengikutinya membabi-buta. Jika auditor percaya bahwa persyaratan standar tidak praktis atau tidak mungkin dilakukan, auditor dibenarkan untuk mengikuti standar alternatif. Demikian pula, jika masalahnya tidak bernilai material, juga tidak perlu mengikuti standar. Akan tetapi, beban untuk menunjukkan alasan yang membenarkan penyimpangan dari standar itu berada di pundak auditor. Apabila menginginkan pedoman yang lebih spesifik, auditor harus melihat sumbersumber yang kurang otoritatif, termasuk buku teks, jurnal, dan publikasi teknis. Bahan-bahan yang dipublikasikan oleh AICPA, seperti Journal of Accountancy dan pedoman audit industri, menyediakan bantuan untuk menyelesaikan masalah tertentu.
ISA secara umum serupa dengan GAAS di A.S., meskipun ada beberapa perbedaan. Jika auditor di Amerika Serikat mengaudit laporan keuangan historis sesuai dengan ISA, auditor itu harus memenuhi semua persyaratan ISA yang jauh di luar cakupan GAAS. ISA tidak mengesampingkan peraturan-peraturan yang berlaku di suatu negara yang mengatur audit atas informasi keuangan atau informasi lainnya, karena peraturan setiap negara itu sendiri biasanya mengatur praktik-praktik audit. Peraturan ini mungkin berupa ketetapan atau pernyataan yang dikeluarkan oleh badan pengatur atau badan profesional, seperti Australian Auditing & Assurance Standards Board atau Instituto de Contabilidad y Auditoria de Cuentas di Spanyol.
PENGENDALIAN MUTU
Bagi sebuah KAP, pengendalian mutu terdiri atas metode-metode yang digunakan untuk memastikan bahwa kantor itu memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien dan pihak-pihak lain. Metode-metode ini meliputi struktur organisasi KAP itu serta prosedur yang ditetapkannya. Sebagai contoh, suatu KAP mungkin memiliki struktur organisasi yang menjamin dilakukannya review teknis atas setiap penugasan oleh partner yang ahli dalam industri klien. Pengendalian mutu berkaitan erat tetapi berbeda dengan GAAS. Untuk memastikan bahwa standar auditing yang berlaku umum diikuti dalam setiap audit, KAP mengikuti prosedur pengendalian mutu khusus yang membantu memenuhi standar-standar itu secara konsisten pada setiap penugasan. Karena itu, pengendalian mutu ditetapkan untuk KAP secara keseluruhan, sedangkan GAAS dapat diterapkan pada setiap penugasan. Pada tahun 1978, AICPA membentuk Quality Control Standards Committee dan memberinya tanggung jawab untuk membantu KAP mengembangkan serta
mengimplementasikan standar-standar pengendalian mutu. SAS 25 (AU 161) mengharuskan KAP menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu. Standar ini mengakui bahwa sistem pengendalian mutu hanya dapat memberikan kepastian yang wajar ( reasonable assurance), bukan jaminan, bahwa standar auditing telah diikuti.
berpraktik, serta sifat praktik. Prosedur pengendalian mutu dari sebuah kantor internasional dengan 150 cabang dan banyak klien multinasional yang kompleks akan sangat berbeda dengan prosedur untuk kantor yang beranggotakan lima orang, yang mengkhususkan diri dalam audit-audit kecil dalam satu atau dua industri. Quality Control Standards Committee telah mengidentifikasi lima unsur pengendalian mutu yang harus dipertimbangkan KAP dalam menetapkan kebijakan dan prosedurnya. Kelimanya tercantum dalam Tabel di bawah dengan uraian singkat dan contoh prosedur yang dapat dipakai KAP untuk memenuhi persyaratan itu. Lima Unsur Pengendalian Mutu Unsur Independensi, integritas, objektivitas Ikhtisar Persyaratan Contoh Prosedur
Seluruh personel yang bertugas harus Setahun sekali setiap partner dan independensi, pegawai harus menjawab melaksanakan semua tanggung jawab kuesioner independensi yang profesional dengan integritas, serta menanyakan mempertahankan objektivitas dalam kepemilikan melaksanakan tanggung hal-hal saham seperti dan
dan mempertahankan
profesional mereka. Manajemen kepegawaian Kebijakan ditetapkan dan untuk prosedur memberi harus Setiap profesional harus
KAP dievaluasi atas setiap penugasan dengan memakai penugasan laporan individu
memiliki penilaian
kualifikasi
untuk
personel yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis memadai - Semua personel ikut dalam
pendidikan profesi berkelanjutan. - Personel yang terpilih untuk promosi kenaikan jabatan memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan.
dan
prosedur
kelanjutan klien ditetapkan untuk memutuskan apakah yang berkaitan dengan hal-hal serta penugasan akan menerima atau melanjutkan seperti komentar audit terdahulu
hubungan dengan klien. Kebijakan dan dan evaluasi atas manajemen. prosedur ini harus meminimalkan harus disiapkan untuk setiap
risiko yang berkaitan dengan kilen klien baru sebelum penerirnaan. yang manajemennya tidak memiliki integritas. KAP juga harus hanya menerima penugasan yang dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional. Kinerja penugasan konsultasi Kebijakan dan prosedur harus Direktur akuntansi dan auditing siap memberikan serta semua harus penugasan
memastikan bahwa pekerjaan yang KAP dilaksanakan oleh personel penugasan konsultasi memenuhi standar profesi
yang menyetujui
berlaku, persyaratan peraturan, dan sebelum penugasan itu diakhiri. standar mutu itu KAP sendiri. Pemantauan prosedur Harus ada kebijakan dan prosedur Partner bagian pengendalian
untuk memastikan bahwa keempat mutu harus menguji prosedur unsur pengendalian mutu lainnya pengendalian mutu setidaknya setahun sekali untuk memastikan kepatuhan KAP.
Peer Review
KAP harus mendaftarkan diri dalam program pemantauan praktik yang disetujui AICPA agar para anggota KAP memenuhi syarat keanggotaan AICPA. Pemantauan praktik, yang juga dikenal sebagai peer review, adalah review oleh akuntan publik atas ketaatan KAP pada sistem pengendalian mutu kantor itu sendiri. Tujuan peer review adalah untuk menentukan dan melaporkan apakah KAP yang direview itu telah mengembangkan kebijakan dan prosedur yang memadai bagi kelima unsur pengendalian mutu, dan mengikuti kebijkan serta prosedur itu dalam praktik
AICPA Peer Review program diselenggarakan oleh perkumpulan akuntan publik negara bagian dibawah arahan dewam peer review AICPA. Review diadakan setiap tiga tahun, dan biasanya dilakukan oleh KAP yang dipilih oleh yang direview, meskipun kantor akuntan dapat meminta agar ditunjuk seorang peninjau melalui perkumpulan penyelenggara review negara bagian. Setelah review selesai, para peninjau mengeluarkan laporan yang menyebutkan kesimpulan dan saran mereka. Hasil dari peer review ini oleh AICPA dimasukkan dalam arsip publik.
Peer review menguntungkan bagi KAP karena membantu memenuhi standar pengendalian mutu, yang selanjutnya, menguntungkan profesi melalui peningkatan kinerja para praktisi dan peningkatan mutu audit sehingga memperbaiki reputasi dan efektivitas KAP, sehingga memperkecil kemungkinan timbulnya tuntutan hukum.
Gambar di bawah ini mengikhtisarkan hubungan antara GAAS, pengendalian mutu, AICPA practice review, dan review sejawat dalam menjamin mutu audit. Standar pengendalian mutu Standar yang diberlakukan pada suatu KAP untuk membantu memenuhi standar auditing yang berlaku umum Standar auditing yang berlaku umum Standar yang diberlakukan pada setiap audit
AICPA Practice Sections Center for public company audit firms Private companies practice section
Peer Review Metode untuk menentukan apakah suatu KAP memenuhi standar pengendalian mutu
Organisasi yang dimaksudkan untuk membantu KAP memenuhi standar pengendalian mutu dan GAAS
Cara-cara profesi dan masyarakat mendorong akuntan publik untuk berprilaku pada tingkat yang tinggi GAAS dan interpretasinya Ujian akuntan publik
Pengendalian mutu
Kewajiban hukum
Peer Review Seksi praktik AICPA PCAOB dan SEC Kode perilaku pfofesional