You are on page 1of 8

STATEMENT ON AUDITING STANDARDS

Ke-10 standar auditing yang berlaku umum (GAAS) masih terlalu umum untuk memberikan pedoman yang berarti, sehingga auditor beralih ke SAS, yang diterbitkan ASB sebagai pedoman yang lebih khusus. SAS menginterpretasikan ke-10 standar auditing yang berlaku umum dan merupakan referensi yang paling otoritatif yang tersedia bagi auditor. Pernyataan tersebut memiliki status GAAS dan sering kali disebut sebagai standar auditing atau GAAS, meskipun bukan bagian dari ke- 10 standar auditing yang berlaku umum. Standar auditing yang berlaku umum dan SAS dianggap sebagai literatur otoritatif, dan setiap anggota yang melakukan audit atas laporan keuangan historis diharuskan mengikuti standarstandar ini menurut Code of Professional Conduct AICPA. ASB mengeluarkan pernyataan baru bila timbul permasalahan auditing yang cukup penting hingga layak mendapat interpretasi resmi.

Klasifikasi Statement on Auditing Standards


Semua SAS diberi dua nomor klasifikasi: satu nomor SAS dan satu nomor AU yang menunjukkan lokasi dalam Codification of Auditing Standards. Kedua system klasifikasi ini digunakan dalam praktik. Sebagai contoh, Statement on Auditing Standards, The Relationship of Generally Accepted Auditing Standards to Quality Control Standards, adalah SAS 25 dan AU 161. Nomor SAS menunjukkan urutan pernyataan itu dikeluarkan jika dihubungkan dengan SAS yang lain; sementara nomor AU menunjukkan lokasinya dalam kodifikasi seluruh SAS, yang dikeluarkan AICPA. Nomor-nomor AU yang dimulai dengan angka 2 selalu merupakan interpretasi atas standar umum, yang dimulai dengan angka 3 berkaitan dengan standar pekerjaan lapangan, dan yang dimulai dengan angka 4,5, atau 6 berkenaan dengan standar pelaporan.

GAAS dan Standar Kineria


Walaupun GAAS dan SAS merupakan pedoman auditing yang otoritatif bagi anggota profesi, keduanya memberikan lebih sedikit arahan kepada auditor ketimbang yang dapat diasumsikan. Hampir tidak ada prosedur audit spesifik yang disyaratkan oleh standar-standar itu, dan tidak ada persyaratan khusus bagi keputusan auditor, seperti menentukan ukuran sampel, memilih item sampel dari populasi untuk diuji, atau mengevaluasi hasil. Banyak

praktisi yang percaya bahwa standar-standar tersebut harus memberikan pedoman yang didefinisikan secara lebih jelas untuk menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan. Spesifisitas semacam itu akan menghilangkan beberapa keputusan audit yang sulit dan menyediakan garis pertahanan bagi KAP yang dituduh melakukan audit yang tidak memadai. Akan tetapi, persyaratan yang sangat spesifik dapat mengubah auditing menjadi pengumpulan bukti yang mekanistis, tanpa pertimbangan profesional. Dari sudut pandang profesi dan pemakai jasa auditing, bahayanya mungkin jauh lebih besar jika pedoman otoritatif didefinisikan terlalu spesifik ketimbang terlalu luas. GAAS dan SAS dipandang oleh para praktisi sebagai standar minimum kinerja, dan bukan sebagai standar maksimum atau yang ideal. Pada saat yang sama, keberadaan standar auditing tidak berarti bahwa auditor harus selalu mengikutinya membabi-buta. Jika auditor percaya bahwa persyaratan standar tidak praktis atau tidak mungkin dilakukan, auditor dibenarkan untuk mengikuti standar alternatif. Demikian pula, jika masalahnya tidak bernilai material, juga tidak perlu mengikuti standar. Akan tetapi, beban untuk menunjukkan alasan yang membenarkan penyimpangan dari standar itu berada di pundak auditor. Apabila menginginkan pedoman yang lebih spesifik, auditor harus melihat sumbersumber yang kurang otoritatif, termasuk buku teks, jurnal, dan publikasi teknis. Bahan-bahan yang dipublikasikan oleh AICPA, seperti Journal of Accountancy dan pedoman audit industri, menyediakan bantuan untuk menyelesaikan masalah tertentu.

STANDAR AUDITING INTERNASIONAL


Globalisasi dunia usaha dan pasar modal telah menumbuhkan minat yang kuat dan tren untuk mengembangkan standar akuntansi dan auditing yang seragam di seluruh dunia. Saat ini, para wakil dari berbagai negara bekerja bersama dalam proyek penetapan standar untuk mengoordinasikan standar auditing internasional yang baru. International Standards on Auditing (ISA) dikeluarkan oleh Internasional Auditing Practices Committee (IAPC) dari International Federation of Accountants (IFAC). IFAC adalah organisasi profesi akuntansi sedunia, dengan 163 organisasi anggota di 120 negara, yang mewakili lebih dari 2,5 juta akuntan di seluruh dunia. IAPC berupaya meningkatkan keseragaman praktik auditing dan jasa-jasa terkait di seluruh dunia dengan mengeluarkan persyaratan mengenai berbagai fungsi audit dan atestasi serta dengan mendorong penerimaannya di seluruh dunia.

ISA secara umum serupa dengan GAAS di A.S., meskipun ada beberapa perbedaan. Jika auditor di Amerika Serikat mengaudit laporan keuangan historis sesuai dengan ISA, auditor itu harus memenuhi semua persyaratan ISA yang jauh di luar cakupan GAAS. ISA tidak mengesampingkan peraturan-peraturan yang berlaku di suatu negara yang mengatur audit atas informasi keuangan atau informasi lainnya, karena peraturan setiap negara itu sendiri biasanya mengatur praktik-praktik audit. Peraturan ini mungkin berupa ketetapan atau pernyataan yang dikeluarkan oleh badan pengatur atau badan profesional, seperti Australian Auditing & Assurance Standards Board atau Instituto de Contabilidad y Auditoria de Cuentas di Spanyol.

PENGENDALIAN MUTU
Bagi sebuah KAP, pengendalian mutu terdiri atas metode-metode yang digunakan untuk memastikan bahwa kantor itu memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien dan pihak-pihak lain. Metode-metode ini meliputi struktur organisasi KAP itu serta prosedur yang ditetapkannya. Sebagai contoh, suatu KAP mungkin memiliki struktur organisasi yang menjamin dilakukannya review teknis atas setiap penugasan oleh partner yang ahli dalam industri klien. Pengendalian mutu berkaitan erat tetapi berbeda dengan GAAS. Untuk memastikan bahwa standar auditing yang berlaku umum diikuti dalam setiap audit, KAP mengikuti prosedur pengendalian mutu khusus yang membantu memenuhi standar-standar itu secara konsisten pada setiap penugasan. Karena itu, pengendalian mutu ditetapkan untuk KAP secara keseluruhan, sedangkan GAAS dapat diterapkan pada setiap penugasan. Pada tahun 1978, AICPA membentuk Quality Control Standards Committee dan memberinya tanggung jawab untuk membantu KAP mengembangkan serta

mengimplementasikan standar-standar pengendalian mutu. SAS 25 (AU 161) mengharuskan KAP menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu. Standar ini mengakui bahwa sistem pengendalian mutu hanya dapat memberikan kepastian yang wajar ( reasonable assurance), bukan jaminan, bahwa standar auditing telah diikuti.

Unsur-unsur Pengendalian Mutu


AICPA belum menetapkan prosedur pengendalian mutu yang khusus bagi KAP. Prosedur itu akan tergantung pada hal-hal seperti ukuran kantor, jumlah cabang yang

berpraktik, serta sifat praktik. Prosedur pengendalian mutu dari sebuah kantor internasional dengan 150 cabang dan banyak klien multinasional yang kompleks akan sangat berbeda dengan prosedur untuk kantor yang beranggotakan lima orang, yang mengkhususkan diri dalam audit-audit kecil dalam satu atau dua industri. Quality Control Standards Committee telah mengidentifikasi lima unsur pengendalian mutu yang harus dipertimbangkan KAP dalam menetapkan kebijakan dan prosedurnya. Kelimanya tercantum dalam Tabel di bawah dengan uraian singkat dan contoh prosedur yang dapat dipakai KAP untuk memenuhi persyaratan itu. Lima Unsur Pengendalian Mutu Unsur Independensi, integritas, objektivitas Ikhtisar Persyaratan Contoh Prosedur

Seluruh personel yang bertugas harus Setahun sekali setiap partner dan independensi, pegawai harus menjawab melaksanakan semua tanggung jawab kuesioner independensi yang profesional dengan integritas, serta menanyakan mempertahankan objektivitas dalam kepemilikan melaksanakan tanggung hal-hal saham seperti dan

dan mempertahankan

jawab keanggotaan dewan direksi.

profesional mereka. Manajemen kepegawaian Kebijakan ditetapkan dan untuk prosedur memberi harus Setiap profesional harus

KAP dievaluasi atas setiap penugasan dengan memakai penugasan laporan individu

kepastian yang wajar bahwa: - Semua personel baru

memiliki penilaian

kualifikasi

untuk

melakukan dari KAP yang bersangkutan.

pekerjaan secara kompeten - Pekerjaan diserahkan kepada

personel yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis memadai - Semua personel ikut dalam

pendidikan profesi berkelanjutan. - Personel yang terpilih untuk promosi kenaikan jabatan memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan.

Penerimaan dan Kebijakan

dan

prosedur

harus Sebuah formulir penilaian klien,

kelanjutan klien ditetapkan untuk memutuskan apakah yang berkaitan dengan hal-hal serta penugasan akan menerima atau melanjutkan seperti komentar audit terdahulu

hubungan dengan klien. Kebijakan dan dan evaluasi atas manajemen. prosedur ini harus meminimalkan harus disiapkan untuk setiap

risiko yang berkaitan dengan kilen klien baru sebelum penerirnaan. yang manajemennya tidak memiliki integritas. KAP juga harus hanya menerima penugasan yang dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional. Kinerja penugasan konsultasi Kebijakan dan prosedur harus Direktur akuntansi dan auditing siap memberikan serta semua harus penugasan

memastikan bahwa pekerjaan yang KAP dilaksanakan oleh personel penugasan konsultasi memenuhi standar profesi

yang menyetujui

berlaku, persyaratan peraturan, dan sebelum penugasan itu diakhiri. standar mutu itu KAP sendiri. Pemantauan prosedur Harus ada kebijakan dan prosedur Partner bagian pengendalian

untuk memastikan bahwa keempat mutu harus menguji prosedur unsur pengendalian mutu lainnya pengendalian mutu setidaknya setahun sekali untuk memastikan kepatuhan KAP.

diterapkan secara efektif.

AICPA Practice Section


AICPA telah membentuk dua seksi praktik (practice sections): Center for Public Company Audit Firms (CPCAF) dan Private Companies Practice Section (PCPS). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas praktik oleh KAP sesuai dengan standar pengendalian mutu AICPA. Setiap seksi praktik memiliki persyaratan keanggotaan dan kewenangan untuk memberi sanksi atas ketidakpatuhan anggota.

Peer Review

KAP harus mendaftarkan diri dalam program pemantauan praktik yang disetujui AICPA agar para anggota KAP memenuhi syarat keanggotaan AICPA. Pemantauan praktik, yang juga dikenal sebagai peer review, adalah review oleh akuntan publik atas ketaatan KAP pada sistem pengendalian mutu kantor itu sendiri. Tujuan peer review adalah untuk menentukan dan melaporkan apakah KAP yang direview itu telah mengembangkan kebijakan dan prosedur yang memadai bagi kelima unsur pengendalian mutu, dan mengikuti kebijkan serta prosedur itu dalam praktik

AICPA Peer Review program diselenggarakan oleh perkumpulan akuntan publik negara bagian dibawah arahan dewam peer review AICPA. Review diadakan setiap tiga tahun, dan biasanya dilakukan oleh KAP yang dipilih oleh yang direview, meskipun kantor akuntan dapat meminta agar ditunjuk seorang peninjau melalui perkumpulan penyelenggara review negara bagian. Setelah review selesai, para peninjau mengeluarkan laporan yang menyebutkan kesimpulan dan saran mereka. Hasil dari peer review ini oleh AICPA dimasukkan dalam arsip publik.

Peer review menguntungkan bagi KAP karena membantu memenuhi standar pengendalian mutu, yang selanjutnya, menguntungkan profesi melalui peningkatan kinerja para praktisi dan peningkatan mutu audit sehingga memperbaiki reputasi dan efektivitas KAP, sehingga memperkecil kemungkinan timbulnya tuntutan hukum.

Gambar di bawah ini mengikhtisarkan hubungan antara GAAS, pengendalian mutu, AICPA practice review, dan review sejawat dalam menjamin mutu audit. Standar pengendalian mutu Standar yang diberlakukan pada suatu KAP untuk membantu memenuhi standar auditing yang berlaku umum Standar auditing yang berlaku umum Standar yang diberlakukan pada setiap audit

AICPA Practice Sections Center for public company audit firms Private companies practice section

Peer Review Metode untuk menentukan apakah suatu KAP memenuhi standar pengendalian mutu

Organisasi yang dimaksudkan untuk membantu KAP memenuhi standar pengendalian mutu dan GAAS

Cara-cara profesi dan masyarakat mendorong akuntan publik untuk berprilaku pada tingkat yang tinggi GAAS dan interpretasinya Ujian akuntan publik

Persyaratan pendidikan yang berkelanjutan

Pengendalian mutu

Perilaku personil kantor akuntan

Kewajiban hukum

Peer Review Seksi praktik AICPA PCAOB dan SEC Kode perilaku pfofesional

You might also like