You are on page 1of 3

Jurnal 3 Dietary Therapy in Hypertension

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah lebih dari normal yaitu (>120 /80mmHg). Pada pasien lanjut usia dengan hipertensi, tekanan darah sistolik dan diastoliknya >140/90 mmHg. Namun, sudah terjadi peningkatan morbiditas atau angka kesakitan pada orang- orang dengan tekanan darahnya >115/75 mmHg. Hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan resiko stroke, myocardinal infraction, heart failure, renal failure, dan cognitive impairment. Resiko kematian sekitar 7,6 juta di dunia dengan kasus kardiovaskuler dapat dilihat apabila tekanan darahnya >115/75 mmHg. Di Amerika Serikat pada tahun 1960-1991 kejadian hipertensi maupun hipertensi dengan kardiovaskuler menurun dikarenakan adanya kepatuhan dalam pemeriksaan tekanan darah yang rutin serta dilakukannya pengobatan hipertensi dengan baik. Salah satunya dengan pola diet sehat yang dijalani rutin oleh pasien dengan hipertensi. Akan tetapi pada tahun 1990-2002, tekanan darah meningkat dikarenakan kepatuhan akan pola hidup sehat menuru seperti diet dengan asupan sayur-sayuran dan buah- buahan kurang teratur dilaksanakan, sehingga dapat menyebabkan peningkatan pasien dengan abdominal obesity yang akan memberikan kontribusi yang kurang baik pada pasien dengan hipertensi. Beberapa populasi yang ada di negara maju maupun industri, prevalensi hipertensi meningkat cepat karena dipengaruhi oleh faktor usia. Di Amerika Serikat prevalensi meningkat dengan sekitar 10% pada orang yang berusia 30 tahun , 50 % pada orang yang berusia 60 tahun. Namun, beberapa orang yang melaksanakan vegetarian yang ketat dimana populasinya melakukan diet yang berasal dari produk nabati dan asupan natrium yang rendah, hampir tidak memiliki riwayat adanya peningkatan tekanan darah atau hipertensi yang dipengaruhi oleh faktor usia. Adapun 3 cara dalam pengobatan hipertensi yaitu: 1) pola diet yang sehat, 2) mengurangi asupan sodium, 3) mengurangi lemak tubuh atau berat badan. Asupan sodium yang tinggi sangat mempengaruhi perkembangan dari kejadian hipertensi. Sodium ini dapat menyebabkan peningkatan volume cairan intravascular, cardiac output, peripheral resistance, tekanan darah. Terjadinya elevasi pada tekanan darah menimbulkan tekanan natriuresis, dimana adanya peningkatan tekanan perfusi pada ginjal sehingga terjadi peningkatan ekskresi cairan dan

sodium. Banyaknya faktor yang mempengaruhi patofisiologi hipertensi, terutama pada orang tua atau lansia yaitu, pada arteri besar seperti aorta dan arteri carotid yang alirannya kurang sesuai ini dapat meningkatkan tekanan darah sistolik.Terjadinya proliferasi pada otot polos dan disfungsi endotel di arteri kecil dan arteriola, menyebabkan pembuluh darah di perifer vasokontriksi dan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer. Kadar renin- angiotensin aldosteron dapat menyebabkan elevasi pada tekanan darah, aktivitas angiotensin II akan meningkat pada beberapa jaringan termasuk ginjal, endothelial vaskuler, dan kelenjar adrenal. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik mungkin juga dipengaruhi beberpa faktor seperti penuaan dan obesitas berkontribusi pada patogeneis dari hipertensi melalui beberapa mekanisme. Adapun beberapa intervensi untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi yaitu menurunkan asupan sodium dan mengurangi berat badan. Volume darah normal sanagt dipenagruhi oleh asupan sodium di dalam makanan dan ekskresi sodium di dalam ginjal. Asupan sodium juga sangat penting untuk mempertahankan vasodilatasi pada arteri. Beratnya aktivitas renin-angiotensin dan sistem saraf simpatik dan juga reabsorbsi sodium. Penurunan kadar lemak di dalam organ visceral abdomen juga dapat mempertahankan fungsi dan resistensi dari pembuluh darah. Pola diet sehat yang sudah diterapkan di Amerika Serikat untuk menurunkan tekanan darah dengan mengkonsumsi buah-buahan, sayur- sayuran, dan makanan rendah lemak seperti kacang-kacangan, ayam, ikan, dan sedikit daging merah. Berdasarkan peneltian oleh Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) diet, variants of that diet dan variations of the Mediterranean diet pada 459 orang dewasa dengan tekanan darah sistolik <160 mmHg dan tekanan diastolik 80-95 mmHg, 133 orang diantaranya memiliki riwayat hipertensi diberikan makanan yang mengandung buah-buahan dan sayur-sayuran serta makanan rendah lemak, dan asupan sodium dan berat badan di pertahankan secara konstan. Setelah pemberian selama 8 minggu diteruskan dengan memberikan asupan sayuran dan buah saja , hasilnya menunjukkan terjadi penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik 7,2 dan 2,8 mmHg. Sedangakn diet kombinasi (sayur-sayuran,buah-buahan dan makanan rendah lemak didapatkan penurunan dimana tekanan darah sistolik dan diastolik (11,4 dan 5,5 mmHg) ini menunjukkan bahwa semua peserta yang diteliti tidak menderita hipertensi. Penelitian lainnya oleh Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) diet, dengan pemberian sodium pada 412 peserta yang sama pada penelitian DASH sebelumnya, diberikan

diet kombinasi dan diberikan juga diet sodium dengan dosis tinggi, menengah, rendah (3.5, 2.3 dan 1.2 gram per hari) selama 30 hari dengan mempertahankan berat badan secara konstan menyesuaikan dengan asupan kalori total, hasilnya terjadi peningkatan tekanan sistolik dan diastolik secara signifikan pada kelompok peserta yang diberikan kadar sodium tinggi 3,5 gram dan menengah 2,3 gram per hari. Pemberian karbohidrat dan protein dengan kadar yang tinggi tidak menyebabkan hipertensi Penanganan hipertensi sangat bervariasi, pemberian makanan yang sehat mempengaruhi penurunan hipertensi baik yang dianjurkan adalah makanan sehat berdasarkan DASH (Dietary Approachti Stop Hypertension) dengan pengurangan konsumsi karbohidra atau makanan sehat berdasarkan Mediterania dengan mengurangi asupan sodium. Penurunan asupan kalori dari 200 sampai 300 kkal per hari dengan meningkatkan aktifitas fisik serta setiap hari pengukuran tekanan darah sampai mencapai target yaitu tekanan sistolik <140 mm Hg dan tekanan diastolik 90 mm Hg.

You might also like