Professional Documents
Culture Documents
PENGERTIAN
Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran.
KROMATOGRAFI KOLOM
Merupakan kelanjutan dari KLT Prinsip sama dengan kromatografi lapis tipis Digunakan untuk memurnikan senyawa atau memisahkan campuran Dilaksanakan dalam suatu kolom yang diisi dengan fase diam Fase diam : Padat, cair Fase gerak : Cair, gas
Cair
Kromatografi Filtrasi Gel, fase diam berupa gel permeabel, pemisahan berlangsung spt proses pengayakan yg didasarkan pd ukuran molekul dr komponen yg dipisahkan.
KROMATOGRAFI ADSORBSI
Zat padat sebagai adsorben / fase stasioner Alumina & silika gel paling populer Urutan dari kemampuan adsorbsi besar ke kecil : Alumina Charcoal Silika gel Magnesium Kalium karbonat Sukrosa Starch Selulosa
POLAR
Perfluorokarbon Hidrokarbon jenuh Hidrokarbon tak jenuh Halida & eter Aldehid & keton Alkohol & thiol Asam & basa
POLAR
5. Dengan penambahan pelarut secara terus menerus, masing-masing komponen akan bergerak turun melalui kolom dan akan terbentuk pita yang setiap zona berisi satu macam komponen.
6. Setiap zona yang keluar kolom dapat ditampung dengan sempurna sebelum zona yang lain keluar kolom.
1. Eluen, berfungsi sebagai fase gerak yang akan membawa sampel masuk ke dalam kolom pemisah. 2. Pompa, berfungsi untuk mendorong eluen dan sampel masuk ke dalam kolom. Kecepatan alir dapat dikontrol dan perbedaan kecepatan bisa mengakibatkan perbedaan hasil. 3. Injektor, tempat memasukkan sampel dan selanjutnya sampel dapat didistribusikan masuk ke dalam kolom.
KOLOM
Dari bahan stainless steel. Panjang 10-25 cm dan diameter 4,5-5,0 mm yg diisi dg fase stationer berukuran rata-rata 5-10mm.
DETEKTOR
Mempunyai sensitivitas yang tinggi
Bersifat linear untuk jangka konsentrasi tertentu Dapat mendeteksi eluen tanpa mempengaruhi resolusi kromatogam
Tidak terlalu peka terhadap perubahan berbagai parameter terutama suhu & tekanan
MACAM DETEKTOR
Detektor UV
Untuk senyawa yang mempunyai serapan khusus di daerah UV & sinar tampak.
Pengukuran secara kuantitatif berdasar Hk Lambert-Beer yang menghubungkan besaran absorbansi dengan konsentrasi solut.
Terdapat daerah deteksi UV (200-400nm) dan sinar tampak (400-700 nm) sehingga dapat mendeteksi hampir semua senyawa organik.
Detektor Fluoresensi
Untuk senyawa yang dapat berfluoresensi seperti aflatoksin, seny aromatik berinti banyak, vitamin tertentu & derivat asam amino.
Sangat peka & dapat mendeteksi kadar senyawa yang sangat kecil
Kepekaan terhadap senyawa asing sebagai kontaminan dalam eluen dapat mengganggu kuantifikasi senyawa yg diukur.
Detektor Konduktivitas
Untuk mengukur senyawa yang bersifat ionik Perlu dihindari penggunaan buffer ion karena mempunyai konduktivitas yang tinggi
Prinsip kerja perubahan nilai indeks refraksi dari suatu cairan yang mengalir
b. Tipe normal (linier), ikatan yang terjadi pada setiap saat panggah atau tetap. Sehingga berupa garis lurus dan K = 1. c. Tipe konvek, adsorpsi mula-mula terikat dengan kuat oleh fese diam, tetapi makin lama makin lemah sehingga bentuk kurvanya menjadi konvek atau harga K>1
23
Retensi (Tambat)
Sifat retensi suatu linarut menggambarkan jenis distribusi linarut diantara fase gerak dan fase diam Retensi diukur berdasarkan waktu dimana sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak yang maksimum dari senyawa itu. Retensi ini dinyatakan sebagai VR (volume tambat) atau tR (waktu tambat)
Volume fase gerak yang diperlukan untuk membawa linarut dari kolom sampai ke detektor dinamakan volume retensi (VR)
Waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju detektor disebut waktu retensi (tR)
Untuk beberapa senyawa, waktu retensi akan sangat bervariasi dan bergantung pada: Tekanan yang digunakan (karena itu akan berpengaruh pada laju alir dari pelarut) Kondisi dari fase diam (tidak hanya terbuat dari material apa, tetapi juga pada ukuran partikel) Komposisi yang tepat dari pelarut Temperatur pada kolom
Tambat Relatif Tambat relatif () merupakan rasio tambat antara dua linarut yang berbeda setelah dielusi Makin besar harga akan makin besar selisih waktu tambat linarut 2 - waktu tambat linarut 1. Berarti kedua puncak linarut tersebut dapat terpisah dengan baik. Keadaan tersebut menggambarkan kemampuan fase membedakan linarut 1 dan linarut 2.
27
Keterangan
Puncak pada KCKT p-dihidroksi benzen paling lama tertahan dalam kolom dengan fase diam silika gel. Karena iktannya paling kuat. Bercak pada KLT p-dihidroksi benzin paling pendek migrasinya, karena ikatan dengan fase diam silika paling kuat. Makin dekat gugus hidroksil, ialah meta dihidroksi dan o dihidroksi benzen paling mudah terelusi oleh pelarut karena ikatan adsorbsinya dengan silika makin lemah.
29
KROMATOGRAFI GAS
Adalah teknik untuk memisahkan senyawa atsiri dalam fase gas melalui fase diam
http://www.catatankimia.com
4. Kolom
5. Sistem deteksi 6. Sistem pengolah data
Syarat Sampel
Harus memiliki keatsirian yang cukup (Volatil) Stabil terhadap panas
Linarut-linarut yang berfase uap ini akan digerakkan ke kolom oleh gas pembawa.
Kolom berada dalam oven yang terkontrol suhunya. Laju migrasi komponen sampel dalam kolom ditentukan oleh : sifat-sifat fisikokimianya, suhu dan komposisi kolom.
Komponen yang bergerak tercepat akan keluar dari kolom paling awal dan diikuti dengan sisanya.
Komponen yang terpisah menuju detektor akan menghasilkan sinyal listrik yang besarnya proporsional. Sinyal listrik tersebut akan diperkuat oleh amplifier.
Gas Pembakar
__
Gas Pendukung
_____
1. TCD
2. FID
3. FTD 4. FPD 5. ECD
He/N2
He/N2 He/N2 N2
H2
H2 H2 __
Udara
Udara Udara _____
1. Gas Pembawa
2. Gas Pembakar
Jumlah minimum
10 ppm (10 ng)
FID ECD
FTD
KROMATOGRAM
Kromatogram ideal mempunyai deretan puncak yang rapat namun tidak bertumpukkan.
Contoh Kromatogram
Contoh Kromatogram
TERIMAKASIH