You are on page 1of 7

Riwayat Riwayat pasien harus mencakup informasi yang relevan untuk alas an pengobatan, bersamaan dengan informasi pribadi

yang termasuk riwayat medis dan gigi. Keluhan pasien harus dicatat sebaiknya dalam kata - kata pasien, diperlukan juga kuesioner skrining untuk pencatatan riwayat. Jika pasien mengalami gangguan mental atau masih anak anak, maka harus ada wali / orang tua yang bertanggung jawab.

Gambar Kuesioner Skrining

Keluhan Pasien Alasan pasien untuk mendapatkan perawatan harus di analisa terlebih dahulu. Ini diperlukan agar keluhan pasien dapat ditangani dengan baik. Agar hasil perawatan sesuai dengan apa yang pasien dan dokter gigi inginkan. Keluhan Pasien terbagi menjadi 4 kategori: 1. Kenyamanan (adanya nyeri, sensitifitas, pembengkakan) Jika terdeteksi nyeri, lokasi, karakter, keparahan, dan frekwensi harus dicatat. Begitu juga faktor yang bisa menimbulkan nyeri tersebut (panas, dingin, rasa manis). Sifatnya lokal atau difusi. Jika ada bengkak, lokasi, ukuran, konsistensi, lama munculnya bengkak tersebut juga harus dicatat. 2. Fungsi (kesulitan mengunyah atau berbicara) Kesulitan mengunyah bisa merupakan hasil dari fraktur cuspid atau kehilangan gigi, merupakan indikasi maloklusi atau disfungsi. 3. Sosial (adanya bau mulut) Menandakan adanya kebersihan mulut yang buruk atau ada kelainan / penyakit periodontal 4. Penampilan (fraktur gigi, restorasi yang buruk, diskolorasi) Penampilan menjadi penting untuk pasien, oleh karena itu ini menjadi motivasi untuk mereka untuk melakukan perawatan agar penampilan mereka bisa terlihat lebih baik. Gigi mereka bisa karena mengalami bentuk yang aneh, malposisi, diskolorasi, atau defek pertumbuhan.

Gambar Penampilan Buruk yang Menjadi Alasan Perawatan Gigi

Detail Pribadi

Nama, alamat, nomor telepon, jenis kelamin, pekerjaaan, jadwal kerja, status finansial dan pernikahan harus dicatat. Ini diperlukan untuk menjadi pertimbangan penting dalam penegakan diagnosis, prognosis, dan rencana perawatan. Riwayat Medis Riwayat medis yang akurat dan terkini harus termasuk . Jika diperlukan dokter umum yang merawat pasien boleh dihubungi untuk klarifikasi. 1. Kondisi yang mempengaruhi metodologi perawatan (kelainan yang membutuhkan antibiotic premedikasi, penggunaan steroid atau antikoagulan, adanya alergi terhadap medikasi atau peralatan dental) jika ini teridentifikasi, perawatan biasanya dimodifikasi agar didapatkan rencana perawatan yang komperhensif. 2. Kondisi yang mempengaruhi rencana perawatan (terapi radiasai sebelumnya, kelainan darah, umur yang ekstrim, adanya penyakit terminal / ganas). Kondisi ini mempengaruhi prognosis, contohnya pasien yang pernah melakukan terapi radiasi membutuhkan kondisi khusus (hyperbaric oxygen) sebelum dilakukan ekstraksi gigi. 3. Kondisi sistemik, pada manifestasi oral. Contohnya periodontitis bisa dimodifikasi oleh diabetes, menopause, kehamilan, dan penggunaan obat antikonvulsan, pada kasus pasien dengan hiatal hernia, anorexia nervosa, bulimia, gigi mengalami erosi akibat asam lambung. Beberapa obat juga menimbulkan efek samping ang mirip dengan TMD atau menurunkan laju saliva.

Gambar Gingiva Hiperplasia Akibat Penggunaan Obat Antikonvulsan

Gambar Kerusakan yang Luas Akibat Asam Lambung

4. Faktor resiko yang mungkin terjasi kepada dokter gigi (pasien yang menjadi suspek hepatitis B, AIDS, sifilis) Riwayat Dental Klinisi harus hati - hati dalam menentukan rencana perawatan sebelum pemeriksaan selesai dilakukan. Karen terkadang ditemukan kasus yang sulit sehingga pasien harus dirujuk ke spesialis yang kompeten untuk kasus tersebut. Riwayat Periodontal. Kebersihan mulut pasien dinilai, kontrol plak didiskusikan jika sebelumnya telah diberikan instruksi untuk menjaga kebersihan mulut. Frekwensi debridemen haris terekam, waktu dan keadaan bedah periodontal sebelumnya juga harus dicatat. Riwayat Restorasi. Termasuk restorasi resin komposit yang simpel atau restorasi amalgam yang mungkin melibatkan mahkota dan GTS fix. Umur dari restorasi yang ada juga membantu penegakan prognosis dan kemungkinan ketahanan protesa fix selanjutnya. Riwayat Endodontik. Pasien kadang lupa gigi mana yang telah dirawat endodontik, ini bisa dilihat melalui radigraf. Ini diperlukan untuk melihat kemungkinan terjadi kemunculan lesi pada saluran yang telah dirawat endodontik.

Gambar Defek Endodontik yang Menimbulkan Rekurensi Lesi Periapikal

Riwayat Ortodontik. Analisa oklusi merupakan bagian dari penilaian postorthodontik, Jika restorasi dibutuhkan, maka dokter gigi konservasi harus mengambil alih pasien. Penyesuaian oklusi mungkin diperlukan untuk mendapatkan stabilitas posisi yang tahan lama, dan mengeliminasi aktifitas parafungsi. Resorpsi akar juga mungkin terjadi pada perawatan ortodontik sebelumnya. Karena rasi mahkota dan akar berubah, maka perawatan protodontik selanjutnya juga berubah.

Gambar Resorpsi Apikal Akar pada Perawatan Ortodontik

Riwaat Prostodontik Lepasan. Pengalaman pasien terhadap protesa lepasan sebelumnya harus dievaluasi secara seksama. Dengarkan komentar pasien tentang protesa sebelumnya yang gagal, karena hal tersebut membantu penilaian perawatan selanjutnya agar lebih sukses. Riwayat Bedah Mulut. Informasi tentang hilangnya gigi dan komplikasi ang mungkin terjadi bisa didapat. Data yang didapat bisa menentukan apakah pasien membutuhkan bedah ortoganati atau tidak. Sebelum perawatan dilakukan, komponen prostodontik yang diusulkan harus berkoordinasi penuh dengan komponen bedah. Riwayat Radiografik. Radiograf sebelumnya mungkin membantu dalam menentukan proogres penyakit gigi. Harus didapatkan jika mungkin. Karena lebih baik menghindari pasien dari radiasi ion yang tidak dibutuhkan. Riwayat Disfungsi TMJ. Riwayat adanya nyeri aau kliking pada TMJ atau gejala neuromuscular, seperti leas saat palpasi, mungkin karena disfungsi TMJ, yang secara normal bisa diobati sebelum perawatan prostodontik dilakukan. Pemeriksaan Pemeriksaan terdiri dari penggunaan penglihatan, perabaan, dan pendengaran klinisi untuk mendeteksi kondisi diluar range normal. Untuk menghindari kesalahan lebih baik menulis gejala dibandingkan langsung membuat diagnosis. Melalui pemeriksaana dan koleksi data yang dibutuhkan untuk prospek pasien prostodontik fix maka protokol dari hasil tersebut bisa didapat dari berbagai buku diagnosis oral. Pemeriksaan Umum Penampilan umum pasien, tinggi dan berat badan diukur. Warna kulit juga dicatat sebagai tanda adanya anemia atau jaundice. Tanda vital seperti nafas, detak, suhutubuh, tekanan darah diukur dan direkam. Perawatan prostodontik fix biasanya didedikasikan untuk pasien berumur tengah sampai tua, dan beresiko tinggi untuk pasien penyakit jantung. Pasien dengan tanda vital diluar normal harus dirujuk ke dokter atau klinisi yang kompeten. Pemeriksaan Ekstra Oral Atensi yang kusus diberikan pada pasien dengan asimetri karena asimetri yang kecil bisa berujung pada kondisi yang serius. Lymph node leher di palpasi, deperti pada TMJ dan otot mastikasi. Pemeriksaan Intra Oral Pemeriksaan intraoral bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan tentang jaringan lunak, gigi dana jaringan pendukungnya. Lidah, dasar mulut, vestibula, pipi dan palatum lunak dank eras diperiksa, abnormalitas yang ada dicatat. Informasi ini bisa dievaluasi selama rencana perawatan

Pemeriksaan Oklusal Pemeriksaan awal dimulai dengan klinisi memberi instruksi pada pasien untuk melakukan derakan membuka menutup mulut. Tujuannya untuk ddeterminasi apakah oklusi pasien berbeda dari yang ideal. Dan seberapa baik adaptasi pasien terhadap perbedaan ini. Atensi khusu diberikan pada initial kontak, posisi gigi, kontak eksentrik dan manuver rahang untuk bergerak.

You might also like