Professional Documents
Culture Documents
istilah ini hanya ada dalam Islam, dan itu merupakan suatu ilmu yang terlahir dari tradisi keilmuan islam yang tidak terpengaruh sedikitpun oleh yunani dengan filsafat yang dibuatnya. Hal itu dikarenakan berbedanya asas dasar pemikiran dan keyakinan orang orang yunani dengan orang orang islam dimana para ilmuan islam melahirkan filsafat islam dalam kronologi dan konsep ilmu yang berbeda dengan ilmuan yunani. Sebab, keilmuan yunani terlahir tanpa konsep ilmu. Melainkan berdasarkan fikiran yang dilatarbelakangi oleh budaya yang sangat didominasi oleh gereja dan juga berdasarkan faktor skeptis, materialistis, empiris, pragmatis serta rasionalis. hal ini ditandakan dengan munculnya berbagai konsep teologi Barat yang salah satu diantaranya dikatakan oleh Stephen B. Bevans dimana pendapatnya ini sangat pupuler, yaitu teologi barulah menjadi teologi apabila bersifat kontekstual 1. Pendapat ini sangat jelas menunjukkan keraguannya terhadap ajaran gereja yang seharusnya menjadi sebuah ajaran yang menjaga keontetikan wahyu yg terkandung dalam kitab suci mereka, dengan melihat kepada kitab suci mereka pun yang selalu berubah sesuai dengan keinginan mereka, maka para ilmuan yunani mulai kehilangan akal dalam berfikir tentang konsep konsep keilmuan mereka yang tidak berlandaskan pada Kitab suci dan konsep wahyu dalam ajaran agama mereka. namun, berlandaskan kepada budaya yang melatar belakangi pemikiran mereka. Istilah akidah filsafat hanya ada dalam islam, hal ini dikarenakan akidah yang merupakan konsep keyakinan atau iman dan filsafat sebagai proses berfikir. Konsep keyakinan dalam islam banyak menghasilkan pemikiran pemikiran yang berlandaskan kepada Al Quran dan tradisi keilmuan islam. Dengan akidah lalu para ilmuan islam mampu memahami ilmu dan konsepnya dalam tradisi keilmuan islam. Jika para ilmuan yunani mereka meyakini akan apa yang mereka pahami, maka para ilmuan islam sebaliknya. Yaitu, para ilmuan islam memahami sesuatu dengan akidah dan keyaikan keimanan mereka yang digunakan sebagai cara pandang dalam melihat segala seuatu. Sebagai contoh, diantara para tokoh ilmuan islam yang berpendapat tentang keyakinannya terhadap ke-esa-an Allah yaitu Ibnu Sina dengan pernyataan teologinya yaitu, Wajib al Wujud is logical necessity based on an analysis of the concept of Gods nature in so far as the essence of God in that concept
Lihat tsaqafah vol 7, no.2 oktober 2011, Happy Susanto kritisisme sejarah teologi Barat, hal. 301
contains sufficient reason of his existence2. Ibnu Sina menjelaskan tentang konsep ilmu dengan keyakinan dan keimanannya terhadap Islam yang digunakannya sebagai pandangan hidupnya.
memberikan solusi terhadap masalah-masalah tersebut, lalu para ilmuan Islam pun mulai mencari Ilmu yang mampu untuk meyelesaikan permasalahan itu semua. Lalu disebut juga masa ini dengan masa mencari ilmu bagi para sahabat yang merupakan ilmuan Islam. 2) Diciplinary stage, yang mana masa ini disebut juga sebagai zaman penaklukan. Yaitu, dimana ilmu islam yang berawal dari ilmu fiqih yang dalam artian Tafaqqahuu fi Al-diin di satu sisi harus membicarakan persoalan tentang hukum dan di lain sisi juga harus menyelesaikan persoalan penciptaan alam semesta, akhlak, manusia dan lain sebgainya. Lalu terbentuklah
2
Lihat tsaqafah vol 7 no.2 oktober 2011, Hamid Fahmy Zarkasyi Ibn Sinas concept of wajib al Wujud, hal 377
komunitas keilmuan sesuai dengan bidang kajian dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan. 3) Naming stage, yaitu dimana para sahabat dan ilmuan islam lainnya memberikan nama atas ilmu yang mereka gunakan pada satu bidang dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul sebagai awal mula lahirnya ilmu dalam islam. Proses ini dibentuk setelah terbentuknya konsep-konsep ilmu dalam Islam dan disiplin ilmu dalam Islam, yang mana itu telah terbentuk pada masa diciplinary stage. Dalam kronologi lahirnya ilmu dalam Islam ini, para sahabat dan ilmuan Islam banyak berbicara tentang Tuhan, manusia, akhlak, hukum, dan berbagai hal lainnya yang bersifat universal. Dimana persoalan tersebut merupakan objek kajian dalam filsafat yang tak pernah bisa menghilangkan Konsep Tuhan didalamnya. Berbeda dengan para ilmuan Yunani dalam filsafat. karena mereka tak pernah memasukkan konsep Tuhan dalam filsafat serta ilmu pengetahuan lainnya, dan faktor lain juga dikarenakan para filosuf yunani masih berputar-putar dalam membicarakan konsep Tuhan yang mereka coba temukan dan mereka fahami keberadaan-Nya lewat ciptaan Tuhan. Padahal dalam Islam Allah telah memperkenalkan diri dan keberadaan-Nya dalam Al Quran. Dan Konsep Tuhan dan Konsep wahyu dalam Al Quran itulah merupakan sebuah bentuk dari tak bisa terpisahnya akidah dengan filsafat bahkan dengan ilmu ilmu yang lainnya dalam Islam. Dengan itu maka lahirlah filsafat Islam yang merupakan cakupan dari Ilmu Fiqih karena adanya filsafat hukum dan logika hukum ( ilmu Mantiq ), ilmu kalam karena objek yang dibahasnya adalah objek kajian filsafat itu sendiri, dan ilmu tasawwuf yang membicarakan tentang Tuhan, Alam dan Manusia. Dalam memahami keterkaitan antara akidah dan filsafat serta ilmu-ilmu lainnya dalam islam, maka dapat digambarkan sebagai berikut : Allah & Al Quran Tauhid Filsafat Islam Hukum Islam Ilmu Kalam Tasawwuf Tradisi Keimluan Islam
Akidah
posisinya sebagai hamba di hadapan Allah dan sebagai Khalifah di muka bumi, karena ia telah mempunyai pegangan hidup sebagai petunjuk arah dalam kehidupan, yaitu Al Quran dan Hadits. Maka akidah filsafat merupakan prinsip hidup yang selalu memberikan solusi dalam segala aspek kehidupan, namun banyak orang yang tidak menyadarinya. Wallahu aalam Bi Al-Shawaab.