You are on page 1of 5

PRAKTIKUM PROYEK ANATOMI FISIOLOGI HEWAN MODUL 6 SISTEM PENCERNAAN Rabu, 25 September 2013

I.

Pendahuluan Hewan merupakan organisme heterotrof, yakni organisme yang mendapatkan energi

dan sumber karbon dari molekul organik (Molles, 2008). Molekul-molekul organik didapat dengan cara memakan organisme lain. Hewan-hewan yang hanya memakan tumbuhan dan alga disebut herbivora. Hewan-hewan yang hanya memakan hewan lain disebut karnivora. Sedangkan hewan-hewan yang memakan hewan dan tumbuhan disebut omnivora. Molekul-molekul yang didapat dari hasil memakan organisme lain masih berukuran sangat besar (berupa polymer) sehingga tidak dapat langsung dimanfaatkan sebagai sumber energi ataupun materi penyusun tubuh. Molekul-molekul tersebut harus dipecah terlebih dahulu. Setelah dipecah-pecah menjadi molekul yang berukuran lebih kecil, barulah molekul-molekul tersebut dapat diserap dan dimanfaatkan. Campbell et al.(2008) membagi pemrosesan makanan ke dalam empat tahapan utama yakni ingestion, digestion, absorption, dan elimination. Setelah mendapatkan energi dan materi penyusun tubuh, barulah hewan dapat melakukan berbagai aktivitas kehidupannya. Salah satu aktivitas kehidupan adalah tumbuh. Akan tetapi, tidak semua energi dan materi yang didapat digunakan untuk tumbuh. Ada yang terbuang melalui feses dan urin, digunakan untuk melakukan kerja, dan hilang sebagai panas. Hal-hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, di antaranya adalah kualitas sistem pencernaan. Pada praktikum kali ini, Anda akan menentukan berbagai parameter terkait efisiensi konsumsi energi dan materi dalam proses pertumbuhan.

II.

Tujuan Praktikum 1. Menentukan pengaruh pemberian zat terhadap laju konsumsi, laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, efisiensi pakan, efisiensi pencernaan, dan efisiensi absorbsi mencit (Mus musculus).

III.

Alat dan Bahan Alat Kandang metabolisme Sarung tangan Timbangan digital Syringe Jarum gavage Oven Wadah penampung feses Gelas penampung urin Gelas kimia *diberitahu pada saat praktikum dilaksanakan Bahan Mencit (Mus musculus) Pakan mencit Akuades Detergen Alumunium foil Zat yang didedahkan*

IV. 4.1

Teknis Kerja Inisiasi Mencit ditimbang menggunakan timbangan analitik dan dicatat berat badannya. Mencit yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam kandang metabolisme (gambar 3.1) yang telah disiapkan. Pakan, sebanyak 10% dari berat badan mencit, dimasukkan ke dalam tempat pakan (jumlah pakan yang diberikan dicatat) sedangkan minum diberikan secara ad libitum. Wadah penampung feses dan gelas penampung urin ditimbang kemudian masing-masing ditempatkan di bawah saluran feses dan saluran urin.

(a)

(b)

Gambar 3.1 (a) kandang metabolisme yang tampak dari luar. (b) kandang metabolisme yang telah diisi dengan seekor tikus. (sumber: Khairudin, 2010)

4.2

Pemeliharaan dan Pemberian Perlakuan Berikut hal-hal yang perlu dilakukan selama pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit: 1. Penimbangan Berat Badan Mencit Penimbangan dilakukan setiap hari. Mencit dikeluarkan dari kandang dan ditimbang menggunakan timbangan analitik. Berat badan mencit dicatat.

2. Pendedahan Zat Menggunakan Metode Oral Gavage Pendedahan zat dilakukan setiap hari. Jarum gavage dipasang pada syringe. Zat dimasukkan ke dalam alat gavage. Setelah alat gavage siap digunakan, mencit ditangkap dan diposisikan secara vertikal (lihat gambar 4.1). Alat gavage dimasukkan ke dalam kerongkongan mencit kemudian zat diinjeksi. Alat gavage dikeluarkan lalu dicuci dengan menggunakan air keran, air sabun, dan akuades secara berturut-turut. Mencit dikembalikan ke dalam kandang metabolisme.

Gambar 4.1 posisi mencit saat melakukan oral gavage.

3. Penimbangan dan Pemberian Pakan Penimbangan dan pemberian pakan dilakukan setiap hari. Tempat pakan dilepas dari kandang metabolisme. Pakan yang tersisa (apabila ada) ditimbang beratnya menggunakan timbangan analitik, dicatat, kemudian dibuang. Pakan kembali diberikan sesuai dengan berat mencit (10% berat mencit pada hari tersebut). Tempat pakan diletakkan kembali pada kandang metabolisme.

4. Pemberian Minum Pemberian minum dilakukan setiap hari. Tempat minum dilepas dari kandang metabolisme dan diisi air secara ad libitum. Tempat minum yang telah terisi air diletakkan kembali pada kandang metabolisme.

5. Penimbangan dan Pengovenan Feses Penimbangan feses dilakukan setiap hari. Wadah penampung feses, yang telah diketahui beratnya, diambil dari kandang. Wadah berisi feses ditimbang menggunakan timbangan analitik. Berat feses basah dicatat. Feses yang telah ditimbang dibungkus dalam alumunium foil (yang telah diketahui beratnya) kemudian disimpan. Wadah penampung feses diletakkan kembali pada kandang metabolisme.

Pengovenan feses dilakukan setiap dua hari. Feses yang telah terkumpul selama dua hari dioven selama 24 jam. Feses yang telah kering ditimbang kembali menggunakan timbangan analitik. Berat feses kering dicatat.

6. Penimbangan/Pengukuran Volume Urin Penimbangan urin dilakukan setiap dua hari. Gelas penampung urin, yang telah diketahui beratnya, diambil dari kandang. Gelas berisi urin ditimbang menggunakan timbangan analitik. Berat urin dicatat. Gelas penampung urin diletakkan kembali pada kandang metabolisme.

4.3

Perhitungan Nilai Parameter Perhitungan nilai parameter dilakukan dengan rumus-rumus dibawah ini : Dimisalkan : Berat pakan yang diberikan (gram) Berat pakan yang tersisa (gram) Berat feses kering (gram) = F Berat urin (gram) Berat awal tikus (gram) Waktu (hari) =U = Wo =a =b

Berat pakan yang dikonsumsi (gram) = a b = C

Berat akhir tikus (gram) = Wt =t

Perhitungan: Laju konsumsi (CR) = (gram/hari) Laju pertumbuhan (GR) = Laju pertumbuhan relatif (RGR) = Efisiensi pakan (FE) = Efisiensi pencernaan (ED) = Efisiensi absorpsi (AE) =

(gram/hari) x 100%

You might also like