You are on page 1of 44

MODUL DIKLAT RUMPUN BIDANG PENDIDIKAN DAN AKADEMIK

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

DEPARTEMEN AGAMA RI
BADAN LITBANG DAN DIKLAT
PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS KEAGAMAAN JAKARTA, 2006

SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANG DAN DIKLAT DEPARTEMEN AGAMA

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kami menyambut baik terbitnya buku Kumpulan Modul Diklat Tenaga Teknis Keagamaan sebagai bahan ajar standar, yang pada tahun anggaran 2005 dan 2006 ini telah cukup banyak disusun, meliputi Modul Diklat Rumpun Pendidikan dan Akademis, Modul Diklat Rumpun Urusan Agama, Zakat dan Wakaf, dan Modul Diklat Rumpun Penunjang. ketersediaan modul sebagaimana dimaksud diharapkan menjadi salah satu daya dukung bagi kelancaran proses pembelajaran pada kegiatan Diklat Tenaga Teknis Keagamaan Departemen Agama. Sesuai Kebijakan Kepala Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama yang ditetapkan dalam Rapat Kerja Nasional Departemen Agama tanggal 6 s.d. 8 Maret 2006 bahwa Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan mempunyai tugas antara lain menyiapkan konsep kebijakan teknis kediklatan yang meliputi berbagai jenis program, pedoman kediklatan, termasuk kurikulum, silabus dan bahan ajar yang diperlukan oleh unit-unit pelaksana teknis sehingga tersedia standar minimal penyelenggaraan diklat tenaga teknis keagamaan secara nasional. Berdasarkan telaahan terhadap kurikulum dan silabus diklat tenaga teknis keagamaan di lingkungan Departemen Agama, telah diidentifikasi terdapat 294 jenis diklat tenaga teknis keagamaan dan membutuhkan kurang lebih 2.352 jenis modul, suatu jumlah yang fantastis, tetapi pelan-pelan harus diselesaikan. Oleh karena itu, kebutuhan modul diklat tenaga teknis keagamaan sebagaimana dimaksud perlu disiapkan Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan sebagai penangung jawab teknis penyelenggaraan diklat tenaga teknis keagamaan di lingkungan Departemen Agama dengan berkoordinasi dan sinergi dengan pihak terkait, serta para tenaga ahli sesuai dengan kompetensinya. Selanjutnya sebagai tindak lanjut dari hasil penyusunan modul diklat tenaga teknis keagamaan ini, perlu kiranya dilakukan sosialisasi dan bimbingan teknis pelaksanaannya kepada para penyelenggara diklat tenaga teknis keagamaan baik di pusat maupun di daerah terutama kepada para Widyaiswara yang akan mengampu mata diklat yang akan menggunakan modul dimaksud. Untuk itu diharapkan Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan bekerjasama dengan para penyusun modul dapat memberikan tutorial kepada para Widyaiswara baik meialui kegiatan diklat TOT maupun meialui pembinaan, koordinasi, dan monitoring dalam pelaksanaannya. Mudah-mudahan dengan ketersediaan modul yang tepat substansinya serta disajikan secara sistematis sesuai dengan tujuan dan sasaran pencapaian kompetensi setiap mata diklat, maka diharapkan kualitas penyelenggaraan diklat tenaga teknis keagamaan di lingkungan

Departemen Agama dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh unit teknis terkait sebagai user maupun stakeholders diklat. Jakarta, Kepala Badan Litbang & Diklat Departemen Agama R.I.

Prof. Dr. H.M. Atho Mudzhar NIP. 150 077 526

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANG DAN DIKLAT................................................. DAFTAR ISI...................................................................................................................... BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................

i iii v 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1 B. Deskripsi Singkat............................................................................................. 3 C. Relevansi/Manfaat........................................................................................... 4 D. Tujuan Pembelajaran...................................................................................... 4 E. Petunjuk Pembelajaran Modul......................................................................... 5 BAB II MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG Kompetensi........................................................................................................ A. Pengertian/Konsep Dasar.............................................................................. B. Langkah-langkah Pelaksanaan..................................................................... C. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. D. Rangkuman.................................................................................................. E. Latihan........................................................................................................... F. Tes Formatif.................................................................................................. BAB III MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF Kompetensi........................................................................................................... 17 A. Pengertian/Konsep Dasar................................................................................ 17 B. Langkah-langkah Pelaksanaan........................................................................ 20 C. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 28 D. Rangkuman...................................................................................................... 31 E. Latihan............................................................................................................. 32 F. Tes Formatif..................................................................................................... 33 BAB IV MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH Kompetensi............................................................................................................ 35 A. Pengertian/Konsep Dasar................................................................................ 35 B. Langkah-langkah Pelaksanaan....................................................................... 37 C. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 47 D. Rangkuman..................................................................................................... 50 7 7 9 12 14 15 16

E. Latihan............................................................................................................. 51 BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA... 53 55

KUNCIJAWABAN............................................................................................................... 57

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi, metode, atas prinsip pembelajaran, Istilah model pembeiajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu : 1. Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya, 2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai, 3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasii dan 4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Contohnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis. Model pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis. Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model pembeiajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana keias yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyeiidikan oieh siswa. Model-model pembelajarannya, pembelajaran sintaks dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai

contoh pengkiasifikasian berdasarkan tujuan adaiah pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti label perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi. Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran

tertentu menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks (pola urutan) dari bermacam-macam model pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Contoh, setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, didalamnya rneliputi kegiatan merangkum pokok-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. mMisalnya, model pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan beiajar yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada model pembelajaran diskusi para siswa duduk dibangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan model pembelajaran langsung siswa duduk berhadap-hadapan dengan guru. Pada model pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pembelajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan guru. Pendidikan adaiah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adaiah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adaiah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang. Pemikiran ini mengandung konsekuensi bahwa upaya penyempurnaan atau perbaikan pendidikan pada semua tingkatan untuk mengantisipasi kebutuhan dan tantangan masa depan periu terus-menerus dilakukan, diselaraskan dengan perkembangan kebutuhan, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Oleh karena itu dengan adanya modul Model Interaksi Pembelajaran akan sangat membantu dalam mewujudkan itu semua.

B. Deskripsi Singkat Modul Model Pembelajaran ini merupakan panduan bagi guru/peserta diklat untuk membantu meningkatkan pengetahuan atau menyegarkan profesinya di bidang proses belajar mengajar. Materi modul ini terlebih dahulu membahas tentang pengertian interaksi belajar mengajar pendekatan interaksi belajar mengaiar dan penerapan beberapa model pembelajaran yang disarankan oleh Kurikulum 2004 yang kini berkembang menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. C. Relevansi/Manfaat Modul ini disusun untuk memberikan bekal minimal dan potensi yang dapat dikembangkan oleh para guru/peserta diklat, disamping itu dijelaskan juga tentang modelmodel pembelajaran yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para guru. Selanjutnya dibahas tentang kegiatan belajar beberapa mata pelajaran sebagai contoh yang mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual dengan pengintegrasian kecakapan hidup (life skill) di dalam proses kegiatan belajarnya. Modul ini diharapkan bermanfaat dalam hal: 1. Penambahan informasiA/vawasan tentang pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan model PAKEM, yaitu pembelajaran menyenangkan. 2. Pelaksanaan pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek pengalaman langsung siswa dalam berinteraksi dengan bahan ajar, sehingga belajar akan semakin bermakna bagi siswa. 3. Peningkatan wawasan, kemampuan, dan kreatifitas guru-guru dalam pengembangan modul bahan ajar, pengembangan model-model pembelajaran, metode pembelajaran dan pemanfaatan media/alat/sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. yang aktif, kreatif, efektif, dan

D. Tujuan Pembelajaran Tujuan yang hendak dicapai meialui modul ini adaiah: 1. mampu menjelaskan pengertian interaksi belajar mengaiar yang mengacu pada model pembelajaran aktif,kreatif, efektif, efisien, dan menyenangkan. 2. mampu membedakan karakteristik pendekatan interaksi belajar mengajar antara pendekatan yang berorientasi pada guru dengan pendekatan yang berorientasi pada siswa. 3. mampu mengembangkan model pembelajaran sesuai dengan tatanan Kurikulum yang berlaku.

E. Petunjuk Belajar Untuk memudahkan peserta memahami isi modul ini, pelajari petunjuk berikut: 1. Modul ini terdiri dari tiga bab, tiap bab diakhiri dengan tugas. 2. Setiap bab memuat judul, kompetensi dasar, pokok-pokok materi, uraian materi, rangkuman, latihan dan tes formatif, tindak lanjut diberikan dalam bentuk tugas-tugas. 3. Rencanakan waktu anda dengan baik untuk mempelajarinya secara bertahap. 4. Bila anda mengaiami kesulitan diskusikan dengan rekan sejawat. 5. Selamat belajar dan sukses.

BAB II MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION)

Kompetensi: Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan mampu membedakan karakteristik MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG dengan model pembelajaran yang lain. Hasil belajar yang harus dicapai: 1. Mengklasifikasikan konsep dasar Pembelajaran Langsung. 2. Mengidentifikasi langkah-langkah Pembelajaran Langsung. 3. Menyiapkan Rencana Pembelajaran Langsung. 4. Mampu menerapkan dalam proses pembelajaran. A. Pengertian Tujuan pembelajaran dapat dicapai meialui berbagai model pengajaran, yang salah satunya adaiah model pengajaran langsung (direct instruction model). Model ini memfokuskan pada suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang diajarkan selangkah demi selangkah. Agar efektif, pengajaran langsung mensyaratkan tiap detail keterampilan atau sisi informasi didefinisikan secara seksama. Demonstrasi dan jadwal pelatihan direncanakan dilaksanakan procedural, secara yaitu pengetahuan tentang dan seksama. Keterampilan dasar itu khususnya adalah pengetahuan bagaimana melaksanakan sesuatu.

Pengetahuan lain yang termasuk dalam keterampilan dasar adaiah pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu. Jadi model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan seiajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan Pengetahuan deklaratif terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Penekanan pada penguasaan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif siswa daripada penguasaan inquiry skills dan thingking skills. Model pembelajaran iangsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Model pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan tanyajawab) berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung, kemudian mengingat dan meniru tingkah laku orang lain. Teori belajar yang paling banyak sumbangannya pada model pengajaran langsung itu adaiah teori belajar sosial Bandura. Menurut Bandura, sebagian besar manusia belajar

meialui pengamatan selektif, kemudian mengingat dan meniru tingkah laku orang lain itu. Artinya manusia dapat belajar meialui modeling, yaitu dari contoh atau model. Tingkah laku manusia dapat dipelajari meialui pengamatan suatu model. Dari pengamatan terhadap perilaku model itu, seseorang dapat membentuk pengertian bagaimana melakukan tingkah laku baru itu. Pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rind terutama pada analisis tugas. Pembelajaran langsung berpusat pada guru, tetapi harus tetap menjamin keterlibatan siswa. Jadi lingkungan belajar harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa. Ciri-ciri pembelajaran langsung : 1. Adanya tujuan pembeiajaran dan prosedur penilaian hasil belajar. 2. Sintaks atau pola keselumhan dan alur kegiatan pembelajaran. 3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya pembelajaran Pada model pembelajaran langsung terdapat langkah-langkah yang penting. Pada awal pembelajaran guru menjelaskan tujuan, latar belakang pembelajaran, dan juga menyiapkan siswa untuk memasuki materi baru dengan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimiliki siswa yang relevan dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi). Langkah ini dilakukan untuk memberi motivasi pada siswa untuk berperan penuh pada proses pembelajaran. Setelah itu dilanjutkan dengan presentasi materi ajar atau demonstrasi mengenai keterampilan tertentu. Pada langkah mendemonstrasikan pengetahuan, hendaknya guru memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa, sehingga akan memberi dampak yang positif terhadap proses belajar siswa. Kemudian guru member! kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan dan memberi umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada langkah ini siswa diberi kesempatan untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajarinya dalam kehidupan nyata.

B. Langkah-langkah Pelaksanaan Langkah-langkah tersebut dapat disajikan dalam label berikut ini:

LANGKAH
Menyampaikan tujuan mempersiapkan siswa. dan

PERAN GURU
Menjelaskan tujuan pembelajaran, materi prasyarat, memotivasi siswa dan mempersiapkan siswa (apersepsi). Mendemonstrasikan ketrampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap Guru memberi latihan terbimbing

Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan Membimbing pelatihan

Mengecek pemahaman memberikan umpan balik. Memberikan latihan penerapan konsep

dan dan

Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik Menyiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari

Seperti telah dijelaskan bahwa pembelajaran langsung akan terlaksana dengan baik jika dirancang dengan baik. pengajaran langsung, yaitu Terdapat dua kegiatan penting dalam melaksanakan tugas perencanaan dan tugas-tugas interaktif. Pada tugas

perencanaan ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh guru berkaitan dengan tugas perencanaan yaitu memilih isi, melakukan analisis tugas, merumuskan tujuan, dan merencanakan waktu dan ruang. Sedangkan tugas-tugas interaktif berkaitan dengan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas yaitu memberitahukan tujuan dan menyiapkan siswa, presentasi dan demonstrasi, serta menyediakan latihan terbimbing. 1) Tugas Perencanaan a. Merumuskan tujuan pembelajaran b. Memilih isi/materi, guru harus mempertimbangkan berapa banyak informasi yang akan diberikan kepada siswa dalam kurun waktu tertentu. Guru harus selektif dalam memilih konsep yang akan diajarkan dengan model pembelajaran langsung c. Melaksanakan analisa tugas, dengan menganalisa tugas, akan membantu guru menentukan dengan tepat apa yang akan dilakukan siswa untuk melaksanakan keterampilan yang akan dipelajari. Namun demikian tidak berarti bahwa guru harus selalu melakukan analisa tugas, karena waktu yang tersedia terbatas. d. Merencanakan waktu dan ruang. Guru harus memperhatikan bahwa waktu yang tersedia sepadan dengan kemampuan, bakat siswa, dan motivasi siswa agar mereka melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal. Mengenal secara baik siswa-siswa yang akan diajar akan bermanfaat sekali dalam memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan dalam pembelajaran. Merencanakan dan mengelola ruang untuk pengajaran langsung umumnya menggunakan formasi baris dan kolom dalam menyusun meja/bangku.

2) Tugas-tugas Interaktif Pengajaran langsung memerlukan pelaksanaan yang sangat cermat di pihak guru. Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa, terutama meialui memperhatikan, mendengarkan, dan resitasi atau tanya jawab. Tugas penting bagi guru dalam menggunakan model ini

adaiah memberi siswa umpan balik bermakna dan pengetahuan tentang hasil latihannya. Fase ini ditandai dengan resitasi, yaitu pertanyaan-pertanyaan pendek membimbing yang dilontarkan guru kepada siswa. Terdapat beberapa pedoman dalam memberikan umpan balik kepada siswa yaitu: memberikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan mengupayakan agar umpan balik jelas dan spesifik, menjaga umpan balik sesuai dengan tingkat perKembangan siswa, memberikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar, apabila memberikan tunjukkan bagaimana melakukan dengan benar. Beberapa kiat pengajaran langsung untuk siswa-siswa di kelas: Memberikan dukungan struktur belajar, tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban dengan jelas. Sering memberikan latihan keterampilan Menggunakan permainan dan latihan untuk membantu mempertahankan minat Menyediakan waktu ekstra untuk menyelesaikan tes dan tugas Menyediakan kerangka materi ajar Memasangkan siswa-siswa dengan tutor sejawat dan menyediakan waktu di kelas untuk interaksi berpasangan. 3) Penilaian pada Model Pembelajaran Langsuna Sistem penilaian menurut Gronlund (1982) meliputi 5 prinsip dasar yang dapat dipergunakan guru dalam merancang pembelajaran langsung dan sistem penilaiannya, yaitu : a. sesuai dengan tujuan pembelajaran b. mencakup semua tugas pembelajaran c. menggunakan soal tes yang sesuai d. buatlah soal yang valid dan reiiabel e. manfaatkan hasil tes untuk perbaikan proses pembelajaran berikutnya. C. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Jenjang satuan pendidikan Kelas/Semester Pertemuan ke Alokasi Waktu Standar Kompetensi : Sekolah Dasar : 1 (satu)/ 1 (satu) : 1 (satu) : 2 X 35 menit (1 x Pertemuan) : Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan umpan balik negatif,

Kompetensi Dasar

Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa

Indikator

Tujuan Pembelajaran

Materi Pokok Metode Pembelajaran

Mampu menyebutkan perbedaan Mampu menjelaskan ciri-ciri faki-laki dan perempuan Mampu menghormati perbedaan laki-laki dan perempuan Mampu menyebutkan perbedaan agama vang dianut siswa Siswa dapat menyebutkan perbedaan jenis kelamin Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri laki-laki dan perempuan Siswa dapat membiasakan menghormati perbedaan laki-laki dan perempuan Siswa dapat menyebutkan perbedaan agama yang dianut siswa Perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa Diskusi Informasi Penugasan Pengamatan Demonstrasi/peragaan Guru memberikan apresepsi dengan cara bertanya kepada siswa, dan menunjuk salah satu siswa untuk menjawab, apa jenis kelamin, agama, dan suku bangsa Guru menunjukkan gambar rumah adat, masjid, gereja, kuii, dan vihara. dst Siswa memperkenalkan diri di depan kelas dengan menyebutkan jenis kelamin Menjelaskan tentang perbedaan jenis kelamin Siswa menyebutkan agama yang dianut Siswa menyebutkan asal suku bangsa Siswa melakukan diskusi kelompok tentang perbedaan jenis kelamin yang ada di dalam kelas Siswa ditugaskan mengambil gambar sesuai dengan jenis kelamin Menjelaskan tentang perbedaan agama Siswa melakukan diskusi tentang perbedaan suku bangsa yang ada di dalam kelas. Menempelkan hasil pekerjaan siswa untuk dijadikan pajangan di kelas Siswa mengerjakan soal-soal latihan Membuat kesimpulan atau penguatan tentang jenis kelamin, agama, dan suku bangsa yang ada di kelas bahwa bangsa Indonesia adaiah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku bangsa, bahwa agama yang dianutnya dilindungi oleh negara.

Langkah Kegiatan Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

Kegiatan Akhir

D. Rangkuman

Pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama pada analisis tugas. Pembelajaran langsung berpusat pada guru, tetapi harus tetap menjamin keterlibatan siswa. Jadi lingkungan belajar hams diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa. Ciri-ciri pembelajaran langsung : Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya pembelajaran. Langkah-langkah dalam Pembelajaran langsung terdiri atas: 1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. 2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan 3. Membimbing pelatihan. 4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. 5. Memberikan latihan dan penerapan konsep. Ciri utama yang dapat terlihat pada saat melaksanakan pembelajaran langsung adaiah sebagai berikut: 1. Tugas perencanaan yang terdiri atas: Merumuskan tujuan pembelajaran, Memilih isi/materi, Merencanakan waktu, Melaksanakan analisa tugas. 2. Tugas-tugas interaktif Tugas-tugas interaktif berkaitan dengan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas yaitu memberitahukan tujuan dan menyiapkan siswa, presentasi dan demonstrasi, serta menyediakan latihan terbimbing. 3. Penilaian: a. sesuai dengan tujuan pembelajaran; b. mencakup semua tugas pembelajaran; c. menggunakan soal tes yang sesuai; d. buatlah soal yang valid danreliabel; e. manfaatkan hasil tes untuk perbaikan proses pembelajaran.

E. Latihan 1. Jelaskan tujuan pembelajaran langsung! 2. Jelaskan langkah-langkah pembelajaran langsung! 3. Buatlah satu contoh rencana peiaksanaan pembelajaran untuk satu kompetensi dasar dengan menggunakan model pembelajaran langsung, buatlah persiapan dan Pelaksanaannya!

F. Tes Formatif Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X). 1. Berikut merupakan salah satu peran guru dalam pembelajaran langsung kecuali.... a. Guru memberikan latihan terbimbing pada siswa b. Guru menyajikan informasi tahap demi tahap c. Guru menyiapkan latihan bagi siswa dari penerapan mkonsep sehari-hari d. Guru memberikan ceramah terus menerus

2. Yang termasuk ciri-ciri pembelajaran langsung adaiah.... a. Berpusat pada siswa b. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar c. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar tidak mendukung terhadap pembelajaran d. Tidak ada pola dalam pembelajaran 3. Berikut merupakan ciri utama dalam perencanaan pembelajaran langsung, kecuali.... a. Merumuskan permasalahan pembelajaran b. Memilih isi/materi c. Merencanakan waktu d. Melaksanakan analisa tugas

4. Pernyataan yang benar tentang pembelajaran langsung adalah.... a. Berpusat pada siswa, guru hanya membimbing b. Penilaian tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran c. Berpusat pada guru dengan tetap melibatkan siswa d. Guru tidak memberikan umpan balik pada siswa

5. Ciri utama penilaian dalam pembelajaran langsung adalah.... a. mencakup sebagian tugas pembelajaran b. menggunakan soal tes yang tidak sesuai c. soal yang dibuat tidak valid dan reliabel d. memanfaatkan hasil tes untuk perbaikan proses pembelajaran

BAB III MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Kompetensi : Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan rnembedakan karakteristik MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF dengan model pembelajaran yang lain. Hasil belajar yang harus dicapai: 1. Mengklasifikasikan konsep dasar Pembelajaran Kooperatif. 2. Mengidentifikasi langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif. 3. Menyiapkan Rencana Pembelajaran Kooperatif. 4. Mampu menerapkan dalam proses pembelajaran. A. Pengertian Semua model mengajar ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan penghargaan (reward). Struktur tugas mengacu kepada dua hal, yaitu organisasi cara pembelajaran dan jenis kegiatan yang dilakukan siswa di kelas. Struktur tujuan suatu pelajaran adaiah jumlah saling ketergantungan yang dibutuhkan siswa pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama juga mencapai tujuan tersebut. Tiap-tiap individu ikut andil menyumbang pencapaian tujuan itu. Siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Pola pencapaian tujuan dalam pembelajaran kooperatif ini dapat dipikul bersama-sama jika kedua orang tersebut berhasil memikulnya. Kegagalan salah satu saja dari kedua orang itu berarti kegagalan keduanya. Demikian. Pula halnya dengan tujuan yang dicapai oleh suatu kelompok siswa tertentu. Tujuan kelompok akan tercapai semua anggota kelompok mencapai tujuannya bersama-sama. Struktur penghargaan kooperatif mengacu pada situasi dimana upaya individu membantu individu lain mendapat penghargaan menggunakan struktur penghargaan kooperatif. Salah satu contoh struktur penghargaan kooperatif ialah pemenang suatu pertandingan olah raga beregu seperti bola poli. Meskipun regu tersebut harus bersaing dengan regu lain, namun keberhasilan regu tidaklah akibat keberhasilan satu atau dua orang, melainkan karena keberhasilan bersama anggota regu tersebut. bila

Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas tujuan, dan penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam sistuasi pembelajaran kooperatif didorong dan atau dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran kooperatif adaiah untuk membangkitkan interaksi yang efektif diantara anggota kelompok meialui diskusi. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran, berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Dengan interaksi yang efektif dimungkinkan semua kelompok dapat menguasai materi pada tingkat yang relatif sejajar. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adaiah sebagai berikut: 1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka "sehidup

sepenanggungan bersama 2. Siswa bertanggung jawab atas segala'sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri 3. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiiiki tujuan yang sama 4. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang diantara anggota kelompoknya 5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok 6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya 7. Siswa akan diminta pertanggungjawaban secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif. Menurut Stahl (1994) dalam bukunya Ismail (2003), ciri-ciri pembelajaran kooperatif adaiah: 1. belajar dengan teman 2. tatap muka antar teman 3. mendengarkan antar anggota 4. belajar dari teman sendiri dalam kelompok 5. belajar dalam kelompok kecil 6. produktif berbicara atau mengemukakan pendapat/gagasan 7. siswa membuat keputusan, dan

8. siswa aktif Sedangkan menurut Johnson (1984) belajar kooperatif mempunyai ciri-ciri: 1. saling ketergantungan yang positif 2. dapat dipertanggungjawabkan secara individu 3. heterogin 4. berbagi kepemimpinan 5. berbagi tanggungjawab 6. ditekankan pada tugas dan kebersamaan 7. mempunyai keterampilan dalam berhubungan sosial 8. guru mengamati, dan 9. efektivitas tergantung pada kelompok

Dengan demikian dapat diringkas bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. siswa belajar dalam kelompok, produktif mendengar mengemukakan pendapat, dan membuat keputusan secara bersama. 2. kelompok siswa terdiri dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. 3. jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari berbagai ras, suku, agama, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar daiam setiap kelompok pun terdapat terdapat ras, suku, agama, dan jenis kelamin yang berbeda pula. 4. penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada kerja perorangan.

B. Langkah-langkah Pelaksanaan Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dimuiai dengan membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (3-5 siswa per kelompok). Setiap siswa ditempatkan di dalam kelas sedemikian rupa sehingga antara anggota kelompok dapat belajar dan berdiskusi dengan baik tanpa mengganggu kelompok yang lain. Guru membagi materi pelajaran, baik berupa lembar kerja siswa, buku, atau penugasan. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memberikan pengarahan tentang materi yang harus dipelajari dan permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan. Siswa secara sindiri-sendiri mempeiajari materi pelajaran, dan jika ada kesulitan mereka saling berdiskusi dengan teman-temannya dalam kelompok. Untuk menguasai materi pelajaran atau menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, setiap siswa daiam kelompok ikut bertanggungjawab secara bersama, yakni dengan cara berdiskusi, saling tukar

ide/gagasan,

pengetahuan dan

pengalaman, demi tercapainya tujuan pembelajaran

secara bersama-bersama. Evaluasi dilakukan berdasarkan pencapaian hasil belajar komulatif dalam kelompok. Kemampuan atau prestasi setiap anggota kelompok sangat menentukan hasil pencapaian belajar kelompok. Untuk itu penguasaan materi pelajaran setiap siswa sangat ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Guru melakukan pemantauan terhadap kegiatan belajar siswa, mengarahkan keterampilan kerjasama, dan memberikan bantuan pada saat diperlukan. Aktifitas belajar berpusat pada siswa, guru hanya berfungsi sebagai fasilitator dan dinamisator. Dengan model pembelajaran dalam proses pembelajaran. 1. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk tidaknya tiga terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Meskipun demikian pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan pembahan norma yang berhubungan dengan hasii belajar. Pengelolaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, paling mencapai setidakkooperatif diharapkan siswa dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal dengan cara berpikir aktif dan kreatif

tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan

tidak ada tiga tujuan yang ingin dicapai, yaitu : 1. Hasil belajar akademik Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa model Pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu siswa yang sulit. 2. Pengakuan adanya keragaman Model pembeiajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima temantemannya yang mempunyai berbagai dan tingkat social. 3. Pengembangan keterampilan sosial macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan ras suku agama, kemampuan akademik,

Model keterampilan

Pembelajaran sosial

kooperatif

bertujuan sosial

untuk yang

mengembangkan dimaksud dalam

siswa Keterampilan

pembelajaran kooperatif antara lain adalah : berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, bekerja dalam kelompok, dan sebagainya. Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama, yang dimulai dengan langkah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar, hingga diakhiri dengan langkah memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Selanjutnya langkah-langkah pembelajaran kooperatif dari awal hingga akhir dapat diiihat pada tabel berikut :

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif No 1 Indikator Menyampaikan tujuan memotivasi siswa 2 Menyajikan informasi dan Kegiatan Guru Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan cara demonstrasikan atau lewat bahan 3 Mengorganisasikan siswa bacaan. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan 4 5 Membimbing bekerja dan belajar Evaluasi kelompok transisi secara efisien. Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas-tugas. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari dan juga terhadap presentasi 6 Memberi penghargaan hasil kerja masing-masing kelompok. Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok. Apabila diperhatikan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif pada tabel diatas maka tampak bahwa proses demokrasi dan peran aktif siswa di kelas sangat menonjol dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain. 3. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif di Kelas Seperti halnya pada model pembelajaran langsung, dalam model pembelajaran kooperatif juga diperlukan tugas perencanaan, misalnya menentukan pendekatan yang tepat, memilih topik yang sesuai, pembentukan kelompok siswa, menyiapkan LKS atau

dalam kelompok-kelompok

panduan belajar siswa, mengenalkan siswa kepada tugas dan perannya dalam kelompok, merencanakan waktu dan tempat yang akan dipergunakan. Seperti telah dikemukakan di atas, salah satu tugas guru dalam model pembelajaran kooperatif ini adalah memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan akan dicapai. Ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam model pembelajaran kooperatif ini, yaitu : a. tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) b. tipe JIGSAW, c. tipe Investigasi Kelompok atau Kelompok Penyelidikan, dan d. tipe Pendekatan Struktural Berikut ini ditunjukkan perbandingan diantara keempat Perbandingan pendekatan pendekatan tersebut. Perbandingan pendekatan STAD dan JIGSAW dalam pembelajaran kooperatif Kelompok Penyelidikan dan Pendekatan Stmktural. Perbandingan antara STAD dan JIGSAW sebagai berikut:

Pendekatan Unsur Tujuan Kognitif Tujuan Sosial Struktur Kelompok

STAD Informasi akademik sederhana Kerjasama dalam kelompok Kelompok heterogen dengan 4 5 anggota

Pemilihan Topik Tugas Utama

Biasanya guru Siswa dapat menggunakan LKS dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya Tes Mingguan Lembar pengakuan dan publikasi lain

Penilaian Pengakuan

JIGSAW Informasi akademik sederhana Kerjasama dalam kelompok Kelompok haterogen dengan 4 5 anggota dan menggunakan kelompok asal dan ahli Biasanya guru Siswa mempelajari materi dalam kelompok ahli kemudian membantu anggota kelompok asal mempelajari materi tersebut Bervariasi, misalnya tes mingguan Publikasi lain

Perbandingan antara Kelompok Penyelidikan dengan Pendekatan Struktural dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Pendekatan Unsur Tujuan Kognitif Tujuan Sosial Struktur Kelompok Kelompok Penyelidikan Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri Kerjasama dalam kelompok kompleks Kelompok homogen dengan 4 5 anggota Pendekatan Struktural Informasi akademik sederhana Kerjasama dalam kelompok dan sosial Bervariasi berdua, bertiga, kelompok dengan 4 5 anggota

Pemilihan Topik Tugas Utama

Biasanya siswa Siswa menyelesaikan inkuiri kelompok Menyelesaikan proyek dan membuat laporan, dapat mengunakan tes essay Lembar pengakuan dan publikasi lain

Penilaian

Biasanya guru Siswa mengerjakan tugastugas yang diberikan baik sosial maupun kognitif Bervariasi

Pengakuan

Bervariasi

Namun perlu diketahui juga bahwa sebelum pembelajaran kooperatif dimulai, sebaiknya kepada siswa diperkenalkan terlebih dahulu apa itu pembelajaran kooperatif dan bagaimana aturan-aturan yang hams diperhatikan. Agar pembelajaran dapat berjalan lancar, sebaiknya kepada siswa diberitahukan petunjuk-petunjuk tentang apa yang akan dilakukan. Petunjuk-petunjuk tersebut antara lain adalah : a. Tujuan pembelajaran b. Apa saja yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok c. Batas waktu untuk menyetesaikan tugas d. Jadwal pelaksanaan kuis untuk STAD dan JIGSAW e. Jadwal presentasi kelas untuk Kelompok Penyelidikan f. Prosedur pemberian nilai perbandingan individu dan kelompok g. Format presentasi laporan Selain hal di atas, perlu juga diketahui bagaimana cara membentuk kelompok, pedoman penilaian, dan sistem penghargaan. Pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan akademik Kemampuan Tinggi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Nama Rangking 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Kelompok A B C D D C B A A B C D D C B A

Sedang

Rendah

Prosedur Penentuan Nilai Perkembangan Siswa Tahap 1 Indikator Menetapkan skor dasar Operasional Setiap siswa diberi skor berdasarkan skor kuis yang lalu Siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan dengan pelajaran terkini Siswa mendapatkan poin perkembangan yang besarnya ditentukan apakah skor kuis terkini mereka menyamai atau melebihi skor dasar mereka, dengan menggunakan aturan seperti dibawah ini : Nilai perkembangan 0 10 20 30 30

Menghitung skor kuis terkini

Menghitung skor perkembangan

Kriteria Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 10 poin dibawah sampia 1 poin dibawah skor dasar Skor dasar sampai 10 mpoin di atas skor dasar Lebih dari 10 poin di atas skor dasar Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar) C. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan ke Alokasi Waktu Standar Kompetensi : Matematika : VII/1 : : : 3. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu peubah dan perbandingan dalam pemecahan masalah Kompetensi dasar : 3.1. Membuat model matematika dari maslah yang berkaitan dengan persamaan linier satu peubah Indikator : Membuat diagram Menentukan relasi Menentukan peubah Menentukan bilangan konstanta Membuat model matematika dari masalah yang berhubungan dengan persamaan dan pertidaksamaan linier

I.

Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat membuat diagram dari masalah yang dihadapi b. Siswa dapat menentukan relasi yang ada dalam masalah c. Siswa dapat menentukan peubah yang ada dalam masalah d. Siswa dapat menentukan konstanta yang ada dalam masalah e. Siswa dapat membuat model matematika dari masalah yang berhubungan dengan persamaan dan pertidaksamaan linier f. Siswa dapat mencari masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pertidaksamaan dan persamaan sekaligus menyusun model matematikanya. Materi Ajar

II.

Model matematika III. Metode pembelajaran 1. Ceramah 2. Tugas 3. Diskusi IV. Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal 1. Guru mengulang kembali konsep persamaan dan pertidaksamaan linier B. Kegiatan Inti 1. Guru memberi contoh masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan dan siswa mencermatinya. 2. Guru mendorong siswa menentukan relasi yang ada dalam masalah apakah relasi kesamaan atau ketidaksamaan. 3. Guru membimbing siswa dalam membuat skema atau diagram yang menggambarkan masalah yang dihadapi. 4. Guru mengelompokkan siswa atas tempat duduk untuk mendiskusikan variabel dan konstanta yang ada dalam masalah. 5. Siswa menyusun hubungan antara vaiabel dan konstanta-konstanta. 6. Siswa mengerjakan tugas. 7. Siswa mencari masalah dalam kehidupan sehari-hari yang baerhubungan dengan persamaan dan pertidaksamaan linier serta menyusun model matematikanya. 8. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 9. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik. C. Kegiatan Penutup 1. Guru bersama siswa membuat rangkuman langkah-langkah pembuatan model matematika

V.

Alat dan Sumber Belajar A. Sumber : Buku Matematika Kelas VII : Kerjasama Tertib Kerja Prestasi

B. Alat VI. Penilaian

Nama Kelompok

NILAI Kriteria : A = Baik Sekali B = Baik C = Cukup D = Kurang D. Rangkuman Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. siswa belajar dalam kelompok, produktif mendengar mengemukakan pendapat, dan membuat keputusan secara bersama. 2. kelompok siswa terdiri dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. 3. jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari berbagai ras, suku, agama, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar daiam setiap kelompok pun terdapat terdapat ras, suku, agama, dan jenis kelamin yang berbeda pula. 4. penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada kerja perorangan. Pengelolaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, paling tidak ada tiga tujuan yang ingin dicapai, yaitu : 1. Hasil belajar akademik 2. Pengakuan adanya keragaman 3. Pengembangan keterampilan social

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif, yaitu : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, Menyajikan informasi, Mengorganisasikan siswa dalam kelompokkelompok, Membimbing kelompok bekerja dan belajar, Evaluasi, Memberi penghargaan. Ada beberapa pendekatan yang bias digunakan dalam model pembelajaran kooperatif ini, yaitu : a. tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) b. tipe JIGSAW, c. tipe Investigasi Kelompok atau Kelompok Penyelidikan, dan d. tipe Pendekatan Struktural Agar pembelajaran dapat berjalan lancer, sebaiknya kepada siswa diberitahukan petunjuk-petunjuk tentang apa yang akan dilakukan. Petunjuk-petunjuk tersebut antara lain adalah: a. Tujuan pembelajaran b. Apa saja yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok c. Batas waktu untuk menyetesaikan tugas d. Jadwal pelaksanaan kuis untuk STAD dan JIGSAW e. Jadwal presentasi kelas untuk Kelompok Penyelidikan f. Prosedur pemberian nilai perbandingan individu dan kelompok g. Format presentasi laporan

E. Latihan 1. Jelaskan tujuan pembelajaran kooperatif. 2. Buatlah satu contoh rencana pelaksanaan pembelajaran untuk satu kompetensi

dasar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, nbuatlah persiapan dan pelaksanaannya. F. Tes Formatif Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memilih satu jawaban yang paling benar dengan member tanda silang (X). 1. Pernyataan yang bukan termauk ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah. a. Siswa belajar dalam kelompok, produktif mendengar, mengemukakan pendapat, dan membuat keputusan secara bersama b. Kelompok siswa terdiri dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah c. jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari berbagai ras, suku, agama, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar daiam setiap

kelompok pun terdapat terdapat ras, suku, agama, dan jenis kelamin yang berbeda pula. d. penghargaan lebih diutamakan pada kerja perorangan daripada kerja kelompok 2. Agar pembelajaran koopertaif dapat berjalan lancar, sebaiknya kepada siswa diberitahukan petunjuk-petunjuk sebagai berikut, kecuali. a. Tujuan pembelajaran b. Apa saja yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok c. Sanksi kepada siswa/kelompok d. Batas waktu untuk menyelesaikan tugas 3. Berikut ini adalah beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam model pembelajaran kooperatif, kecuali.. a. Tipe kelompok b. Tipe STAD c. Tipe JIGSAW d. Tipe pendekatan Struktural 4. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif antara lain adalah sebagai berikut, kecuali.. a. Berbagi tugas b. Aktif bertanya c. Menghargai pendapat orang lain d. Bekerja secara individu 5. Pernyataan yang bukan merupakan tugas perencanaan dalam pembelajaran kooperatif adalah. a. Menentukan pendekatan yang tepat b. Menentukan tugas individu yang berbeda-beda c. Memilih topik yang sesuai d. Merencanakan waktu dan tempat yang akan dipergunakan

BAB IV MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

Kompetensi : Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan rnembedakan karakteristik MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH dengan model pembelajaran yang lain. Hasil belajar yang harus dicapai: 1. Mengklasifikasikan konsep dasar Pembelajaran Berdasarkan Masalah. 2. Mengidentifikasi langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah. 3. Menyiapkan Rencana Pembelajaran Berdasarkan Masalah. 4. Mampu menerapkan dalam proses pembelajaran. A. Pengertian Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah adalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan atar disiplin. Penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya dan peragaan. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. 1. Mengorientasikan Siswa Kepada Masalah Autentik Pada tahap ini guru menyusun scenario yang dapat menarik perhatian siswa, sekaligus memunculkan pertanyaan yang benar-benar nyata di lingkungan siswa serta dapat diselidiki oleh siswa untuk menemukan jawabannya. Mengorientasikan siswa kepada masalah yang autentik ini dapat berupa cerita, penyajian fenomena tertentu, atau mendemonstrasikan suatu kejadian yang mengundang munculnya permasalahan atau pertanyaan. Mendemonstrasikan kejadian-kejadian yang memunculkan konfliks kognitif diyakini sangat baik untuk mengorientasikan siswa kepada masalah ini. 2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun PBI berpusat pada pelajaran tertentu misalnya biologi, masalah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa dapat meninjau dari berbagai mata pelajaran yang lain. 3. Penyelidikan autentik PBI mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi/data, melakukan percobaan, membuat binferensi, dan memmuskan

simpulan. Metode yang digunakan sangat bergantung kepada masalah yang sedang dipelajari. 4. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya. PBI menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam video, dan program komputer. bentuk karya nyata atau artifak dan memamerkannya. Karya tersebut dapat bempa rekaman debat, laporan, model fisik,

Pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan : 1) Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah 2) Belajar peranan orang dewasa yang autentik 3) Menjadi pembelajar yang mandiri Pada model pembelajaran berdasarkan masalah terdapat lima tahap utama yang dimulai dengan tahap memperkenalkan siswa dengan suatu masalah dan diakhiri dengan tahap penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah dari model pembelajaran berdasarkan masalah dapat dilihat pada uraian berikut ini : B. Langkah-langkah Pelaksanaan Langkah-langkah Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Langkah 1 Indikator Orientasi siswa kepada masalah Kegiatan Guru Pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat aktif dan kreatif dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipiiihnya Mengorganisasikan siswa untuk Guru membantu siswa mendefinisikan belajar dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut Membimbing penyelidikan individual Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai Maupun kelompok dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjeiasan dan pemecahan masalah Mengembangkan dan menyajikan Guru membantu siswa dalam hasil karya merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya Guru membantu siswa untuk Menganalisis dan mengevaluasi melakukan refleksi atau evaluasi Proses pemecahan masalah terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

1) Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah a. Tugas -Tugas Perencanaan Karena hakekat interaktifnya, model pembeiajaran berdasarkan masalah membutuhkan banyak perencanaan, seperti halnya model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa lainnya. Penetapan tujuan Model pembelajaran berdasarkan masalah dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan seperti keterampifan menyelidiki, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri. Dalam pelaksanaanya pembelajaran berdasarkan masalah bisa saja diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Merancang situasi masalah Beberapa guru dalam pembelajaran berdasarkan masalah lebih suka memberi kesempatan dan keleluasaan kepada siswa untuk mennilih masalah yang akan diselidiki, karena cara ini dapat meningkatkan motivasi siswa. Situasi masalah yang baik seharusnya autentik, mengandung teka-teki, dan tidak didefinisikan secara ketat, memungkinkan kerjasama, bermakna bagi siswa, dan konsisten dengan tujuan kurikulum. Organisasi sumber daya dan rencana logistik Dalam pembelajaran berdasarkan masalah siswa dimungkinkan bekerja dengan beragam materialdan peralatan, dan dalam pelaksanaanya bisa dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan, atau di laboratorium, bahkan dapat pula dilakukan di luar sekolah. sumber daya Oleh karena itu tugas mengorganisasikan dan merencanakan kebutuhan untuk penyelidikan siswa,

harusiah menjadi tugas perencanaan yang utama bagi gum yang menerapkan pembeiajaran berdasarkan pemecahan masalah. b. Tugas Interaktif Orientasi Siswa pada Masalah Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berdasarkan masalah adalah tidak untuk memperoleh informasi barn dalam jumlah besar, tetapi untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan untuk menjadi pembelajar yang mandiri. Cara yang baik dalam menyajikan masalah untuk suatu materi pelajaran dalam pembelajaran berdasarkan masalah adaiah dengan menggunakan kejadian yang mencengangkan dan menimbulkan misteri

sehingga membangkitkan minat dan keinginan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Mengorganisasikan Siswa Untuk Belajar. Pada model pembelajaran berdasarkan masalah dibutuhkan masalah secara bersama. Berkenaan dengan hal pengembangan tersebut siswa keterampilan kerjasama diantara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki memerlukan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan. Bagaimana mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif berlaku juga dalam mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok pembelajaran berdasarkan masalah.

Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok. Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka berpikir tentang suatu masalah dan jenis informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa diajarkan untuk menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya, siswa juga perlu diajarkan apa dan bagaimana etika penyelidikan yang benar. Guru mendorong pertukaran ide gagasan secara bebas dan penerimaan sepenuhnya gagasan-gagasan tersebut merupakan hal yang penting dalam sangat tahap penyelidikan dalam rangka pembelajaran

berdasarkan masalah. Selama dalam tahap penyelidikan gum memberikan bantuan yang dibutuhkan siswa tanpa mengganggu aktifitas siswa. Puncak proyek-proyek pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah adalah penciptaan dan peragaan artifak seperti laporan, poster, model-model fisik, dan video tape. Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah Tugas guru pada tahap akhir pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri, dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan. c. Lingkungan Beiajar dan Tugas-tugas Manajemen Hal penting yang harus diketahui adalah bahwa guru perlu memiiiki seperangkat aturan yang jelas agar supaya pembelajaran dapat berlangsung tertib tanpa gangguan, dapat menangani perilaku siswa yang menyimpang secara cepat dan tepat, juga perlu memiiiki panduan mengenai bagaimana mengelola kerja kelompok.

Salah satu masalah yang cukup rumit bagi guru dalam pengelolaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah adalah bagaimana menangani siswa baik individual maupun kelompok, yang dapat menyelesaikan tugas lebih awal maupun yang terlambat. Dengan kata lain kecepatan penyelesaian tugas tiap individu maupun kelompok berbeda-beda. Pada model pembelajaran berdasarkan masalah siswa dimungkinkan untuk mengerjakan tugas multi (rangkap), dan waktu penyelesaian tugas-tugas tersebut berbeda-beda. Hal pemantauan kerja siswa yang rumit. Dalam model pembelajaran berdasarkan masalah, guru sering menggunakan sejumlah bahan dan peralatan, dan hal ini biasanya dapat merepotkan gum dalam pengelolaannya. Oleh karena itu, untuk efektifitas kerja gum hams memiliki aturan dan prosedur yang jelas dalam pengelolaan, penyimpanan, dan pendistribusian bahan. Selain itu yang tidak kalah pentingnya, guru harus menyampaikan aturan, tata krama, dan sopan santun yang jelas untuk mengendalikan tingkah laku siswa ketika mereka melakukan penyelidikan di luar kelas termasuk di dalamnya ketika melakukan penyelidikan di masyarakat. dapat tersebut mengakibatkan diperlukannya pengelolaan dan

d. Asesmen dan Evaluasi Seperti halnya dalam model pembelajaran kooperatif, dalam model pembelajaran berdasarkan masalah fokus perhatian pembelajaran tidak pada perolehan pengetahuan deklaratif, oleh karena itu tugas penilaian tidak cukup bila penilaiannya hanya dengan tes tertulis atau tes kertas dan pensil (paper and pencil test). Teknik penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berdasarkan masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan siswa yang merupakan hasil penyelidikan mereka. Tugas asesmen dan evaluasi yang sesuai untuk model pembelajaran berdasarkan masalah terutama terdiri dari menemukan prosedur penilaian alternatif yang akan digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa, misalnya dengan asesmen kinerja dan peragaan hasil. Dalam implementasinya di lapangan, model-model pembelajaran di atas bisa diterapkan secara sendiri-sendiri, dan bisa juga merupakan gabungan dari ke tiga model tersebut sesuai dengan sifat dan karakteristik dari materi yang akan dipelajari. Untuk melaksanakan pembelajaran di kelas, dibawah ini diuraikan langkahlangkah operasional penerapan beberapa model pembelajaran yang mungkin lebih cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran ilmu sosial dan bahasa yaitu sebagai berikut:

1. Reading Guide (penuntun bacaan) Langkah-langkah pelaksanaan model ini, dapat dirinci sebagai berikut: a. Tentukan bacaan yang akan dipelajari. b. Buat pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab atau kisi-kisi untuk mengerjakan permasalahan berdasarkan bacaan yang telah ditentukan. c. Bagikan bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisi yang telah disiapkan kepada para siswa. d. Tugas para siswa, mempelajari bacaan dengan menjawab pertanyaanpertanyaan atau kelompok. e. Batasi aktivitas para siswa sehingga tidak memakan waktu yang berlebihan. f. Bahas bersama jawaban dan pekerjaan siswa, beri ulasan dan simpulkan. memecahkan permasalahan berdasarkan kisi-kisi yang ada. Kegiatan menjawab pertanyaan atau kisi-kisi ini bias secara individual atau

2. Question Students Have (Pertanyaan Siswa). Langkah-langkahnya dapat dirinci sebagai berikut: a. Bagikan potongan-potongan kertas atau semacam kartu (cukup untuk menyusun pertanyaan). b. Mintalah setiap siswa menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan topik atau materi pelajaran. c. Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing sampai semua menerima pertanyaan. d. Masing-masing siswa yang telah menerima pertanyaan, mereka diminta membaca pertanyaan. Jika pertanyaan itu ingin diketahui jawabannya, maka ia hams memberi tanda (V) centang. Pertanyaan- pertanyaan tadi baik yang diberi centang maupun tidak dikembalikan kepada teman pemberi pertanyaan. e. Para siswa yang pertanyaannya mendapat tanda centang, diminta untuk membaca agar siswa yang lain dapat mendengarkan (caranya dapat berdiri di depan atau terserah teknisnya). Berikan respon atau jawaban dari masingmasing pertanyaan atau beri kesempatan kepada siswa yang membuat pertanyaan itu untuk menjawab, begitu seterusnya sesuai dengan waktu jam pelajaran yang tersedia. f. Kumpulkan sernua pertanyaan yang dibuat siswa tadi, mungkin bisa dibahas pada pertemuan berikutnya, atau dapat digunakan guru saat melakukan evaluasi atau uji kompetensi. siswa diminta untuk memberikan kepada teman di samping kirinya, terus memutar/menggeser

3. Grup resume (Resume Kelompok) Langkah-langkah pelaksanaanya dapat dirinci sebagai berikut : a. Bagilah para siswa menjadi kelompok kecil (3 s/d 5 anggota). b. Berikan permasalahan atau bahan bacaan pada setiap kelompok. Bagiakn pula kertas (kalau bisa seukuran koran), transparasi dan alat tulisnya. c. Setiap kelompok membahas dan memecahkan permasalahan yang diterima, dan kemudian membuat resume di atas kertas/transparasi yang telah dibagikan. d. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan dan kelompok lain dapat menanggapi. Berikan respon dan kesimpulan dari materi yangh dikaji.

4. Students Teams Achievement Division (STAD). Langkah-langkah pelaksanaannya dapat dirinci sebagai berikut: a. Bagikan kelas dalam tim atau kelompok-kelompok terdiri atas 4 sampai 5 anggota tiap tim/kelompok anggotanya, usahakan heterogen, baik dilihat dari jenis kelamin, agama, kemampuannya dsb. b. Tim-tim/kelompok belajar menggunakan lembar kerja siswa (LKS) atau alat

dan bahan ajar yang lain seperti buku siswa, peta, globe, gambar-gambar, foto, atau media lain sesuai dengan materi yang dipelajari. Untuk menguasai materi ajar itu, masing-masing kelompok membahas mendiskusikan atau saling tanya jawab sesama anggota tim. c. Secara individual atau tim, tiap minggu atau dua minggu sekali diadakan evaluasi terkait dengan penguasaan bahan ajar yang telah dikaji. d. Kepada siswa secara individual atau tim yang meraih prestasi tinggi (nilai) atau memperoleh skor sempurna (mencapai standar), diberi penghargaan (reward).

5. Jigsaw Langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut: a. Bagilah kelas dalam kelompok-kelompok kecil 5-6 anggota. Anggota kelompok bersifat heterogen, terutama dilihat dari segi kemampuannya. Kelompok ini dinamakan HOME TEAMS. b. Siapkan bahan ajar dalam bentuk teks, gambar-gambar beberapa set, sesuai dengan jumlah kelompok dalam kelas.

c. Tiap siswa bertanggungjawab mempelajari satu bagian dari bahan ajar. d. Setiap siswa yang mendapat bagian yang sama dari masing-masing kelompok yang berbeda berkumpul untuk saling membantu mengkaji menjadi tanggungjawabnya. Pakar atau EXPERT GROUP. e. Kelompok HOME TEAMS mendiskusikan hasil kajian yang diperoleh dari kelompok pakar. Untuk memperluas wawasan kalau waktu cukup beberapa kelompok bias presentasi untuk mendapatkan masukan dari kelompok lain. f. Setelah itu guru melakukan evaluais secar individual mengenai bahan yang telah dipelajari. g. Siswa yang berprestasi dan mencapai skor sempurna perlu diberi penghargaan. bahan yang Kumpulan siswa ini disebut dengan Kelompok

6. Group Investigation Langkah-langkah pelaksanaannya dapat dirinci sebagai berikut: a. Guru menjelaskan secara garis besar permasalahan atau kasus. b. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil 5-6 anggota. c. Masing-masing kelompok merencanakan kegiatan belajar dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah yang dikaji sesuai subtopik yang dipilih. d. Kelompok melaksanakan rencana belajar yang telah disepakati dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar dan mengumpulkan informasi dan fakta yang relevan. e. Para siswa melakukan pembahasan, analisis dan sintesis berbagai informasi dan fakta dan membuat sajian yang menarik, ringkas dan komunikatif. f. Kelompok menyajikan hasil, agar semua siswa dalam kelas dapat memahami semua materi yang dikaji dan sekaligus menambah luas wawasan siswa. g. Guru melaksanakan evaluasi, bisa secara individual bisa juga secara kelompok.

C. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan ke Waktu Standar Kompetensi : : : : : Ilmu Pengetahuan Sosial IV/2 2 6 x pertemuan Mengenal sumberdaya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan

Kompetensi Dasar

Indikator

provinsi Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya : membandingkan alat-alat teknologi komunikasi yang digunakan masyarakat setempat pada masa lalu dan masa kini. menunjukkan cara penggunaan alat teknologi komunikasi pada masa lalu dan masa sekarang. membandingkan jenis teknologi transportasi pada masa lalu danmasa sekarang. menceritakan pengalaman menggunakan teknologi transportasi :

I. II.

TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat mendeskripsikan perkembangan teknologi komunikasi MATERI POKOK Perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi

III. METODE PEMBELAJARAN Metode Ceramah Metode Penugasan Metode Observasi/pengamatan Metode Diskusi Metode Demonstrasi

IV. LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal : mengulang produksi tanya jawab tentang teknologi komunikasi yang ada di rumah tanya jawab tentang alat komunikasi yang bisa dimanfaatkan tanya jawab dan memberikan contoh alat transportasi sepintas materi yang lalu yang berhubungan dengan teknologi

Kegiatan Inti: mengamati gambar jenis teknologi komunikasi menempelkan gambar-gambar teknologi komunikasi masa lalu dan masa sekarang yang digunakan oleh masyarakat

menjelaskan ciri teknologi komunikasi masa lalu dan masa sekarang membandingkan keunggulan teknologi komunikasi masa sekarang dan masa lalu mengunjungi tempat teknologi transportasi masa msekarang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekarang ini mengamati teknologi transportasi masa sekarang dan pengalaman tentang transportasi modern saat ini membuat laporan hasil kunjungan dan penjelasan dari pakar transportasi.

Kegiatan Akhir: V. mengerjakan LKS membuat salah satu alat komunikasi yang disukai, misalnya: kentongan atau alat komunikasi yang lain sesuai selera mengunjungi dan menggunakan transportasi baru membuat laporan hasil kunjungan.

ALAT DAN SUMBER BELAJAR Gambar alat produksi, komunikasi, dan transportasi Buku IPS kelas IV semester 2 Lingkungan sekitar Majalah/koran/media elektronik

VI. PENILAIAN Tugas I Tuliskan 10 macam jenis teknologi yang kamu ketahui: No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 D. Rangkuman Nama Alat/ Gambar Teknologi Baru Teknologi Lama Manfaatnya Keunggulannya

Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah adalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan antar disiplin. Penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya dan peragaan. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah : 1. Guru menjeiaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat aktif dan kreatif dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya 2. Guru mengorganisasikan siswa untuk belajar 3. Guru membimbing siswa dalam penyelidikan individual maupun kelompok 4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai 5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi Peksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah terdiri atas: Tugas -Tugas Perencanaan: a) Penetapan tujuan; b) Merancang situasi masalah; c) Organisasi sumber daya dan Tugas Jnteraktif: a) Orientasi Siswa pada Masalah; b) Mengorganisasikan Siswa Untuk Belajar; c) Membantu Penyelidikan Mandiri; d). Analisis dan Evaluasi Proses bPemecahan Masalah Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Manajemen Asesmen dan Evaluasi/ Ada berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses

pembelajaran atau interaksi belajar mengajar; model pembelajaran individual, pembelajaran kelompok, mode! pembelajaran berbasis masalah dan lain-lain. Dalam penerapan pada proses pembelajaran ada beberapa untuk pengembangannya yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Ketiga tahap itu mempunyai fungsi berbeda, tetapi berkaitan satu dengan lainnya serta bertujuan mengoptimalkan pengalaman belajar siswa. Dalam tahap pelaksanaan masing-masing model memiliki iangkah-langkah yang relative memiliki perbedaan. Langkah-Sangkah itulah yang menjadi bagian yang hams diketahui guru agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat beriangsung dengan aneka variasi agar dapat menciptakan suasana yang menyenangkan. E. Latihan Buatlah langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dan berikan evaluasi untuk perencanaan pendekatan di bawah ini: a. Siswa menemukan masalah kependudukan di dalam surat kabar yaitu kependudukan di kota besar.

b. Secara

berpasangan

siswa

diminta

mengembangkan

masalah/topik

urbanisasi

"mengapa orang desa mengalir pergi ke kota". c. Siswa diminta menemukan berbagai jawaban dari berbagai aspek. d. Siswa secara kelompok (6 orang) mengumpulkan berbagai informasi untuk memperoleh jawaban sebab-sebab dan solusinya. e. Siswa diminta mempresentasikan hasil diskusi. f. Secara klasikal siswa diminta pendapatnya untuk mengatasi arus urbanisasi yang tinggi dan kemudian memamerkan hasil karyanya di majalah dinding. F. Tes Formatif Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) 1. Guru menyusun tahapan langkah-langkah pendekatan, interaksi belajar mengajar: a. perencanaan b. pelaksanaan c. evaluasi d. ketiganya benar

2. Pengembangan tahapan pelaksanaan interaksi belajar mengajar oleh siswa a. masalah b. membuktikan c. menganalisis d. ketiganya benar

3. Di bawah ini mana yang bukan contoh pendekatan interaksi belajar mengajar: a. memfasilitasi alat dan bahan praktikum b. mengelompokkan siswa dalam diskusi c. membuat laporan kerja kepada kepala sekolah d. mengarahkan siswa dalam penulisan hasil observasi 4. Siswa dinilai dengan penampilannya merupakan tahapan: a. pelaksanaan b. rencana c. evaluasi d. tindak lanjut

5. Penilaian hanya dikembangkan meialui indikator a. Kerapihan b. Keserasian c. kebenaran d. ketiganya benar

BAB V PENUTUP

Tiga bab modul yang dipaparkan terdahulu telah selesai Anda pelajari sampai dengan komponen terakhir. Untuk melihat keberhasilan anda dalam mempelajarinya, isi modul telah anda kuasai dengan baik. Sebagai tindak lanjut, disajikan latihan-latihan. Tugas tersebut menguatkan pemahaman anda terhadap isi modul. Disarankan untuk mengerjakan setiap tugas bersama dengan rekan sejawat, baik dalam diskusi ataupun meialui curah gagasan (brainstorming). Sedangkan untuk pengembangan di lapangan cobalah dan usahakan yang terbaik bagi siswa Anda. Tak ada kata terlambat membangun calon-calon pemimpin bangsa. Mari kita satukan langkah dalam mencerdaskan anak didik kita, baik ahlak, emosi maupun intelektual mereka. cocokkanlah jawaban anda pada kunci jawaban terlampir. Apabila jawaban Anda benar, berarti pemahaman

DAFTAR PUSTAKA

1. Brooks, Mart'n G and Jacqueline Grennon Brooks. 2001. Becoming a Constmctiwist Teaches-. A Summary by Mohamad Nur. Arefence used in the overseas Felloswhip Program Contextual Learning Material Development. Projek Peningkatan Mutu SLTP Jakarta, Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional in collaboration with University of Washington College of Education, State University of Surabaya, State University of Malang, and LAPI-ITB 2. Ibrahim, M., Nur, M., Rachmadiarti F., Ismono, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. 3. Ibrahim, Muslimin, Mohamad Nur. 2000. PembeSajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Universitu Press. 4. Nur, M. Dan Wikandari, P.R. 2000. Teori Pembelajaran Kognitif. Surabaya: University Press. 5. Nur, Mohamad, Prima Retno Wikandari. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada dan Konstruktivisme da/am Pengajaran. Surabaya: Pusat Studi Matematika dan Sains Sekolah UNESA.

KUNCI JAWABAN

Kunci Jawaban Latihan Bab II 1. Tujuan pembelajaran langsung untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan procedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. 2. Langkah-langkah pembelajaran langsung: a. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. b. Menjelaskan tujuan pembelajaran, materi prasyarat, memotivasi siswa dan mempersiapkan siswa (apersepsi). c. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan d. Mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap. e. Membimbing pelatihan. f. Guru memberi latihan terbimbing. g. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. h. Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik. i. Memberikan latihan dan penerapan konsep. j. Menyiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari. 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disesuaikan dengan kompetensi dasar yang diambil sebagai contoh

Kunci Jawaban Tes Formatif Bab II 1. D 2. B 3. A 4. C 5. D Kunci Jawaban Latihan Bab III 1. Tiga tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran kooperatif, yaitu : a. Hasil belajar akademik b. Pengakuan adanya keragaman c. Pengembangan keterampilan sosial 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disesuaikan dengan kompetensi dasar yang diambil sebagai contoh. Kunci Jawaban Tes Formatif Bab III 1. D 2. C 3. A 4. B 5. D

Kunci Jawaban Tes Formatif Bab IV 1. D 2. D 3. C 4. C 5. D

You might also like